• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN DAN PRAKTIKUM DAN ELEKTRONIKA.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN DAN PRAKTIKUM DAN ELEKTRONIKA.docx"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM I

PENGENALAN KOMPONEN DAN ALAT UKUR Disusun untuk Memenuhi Matakuliah Elektronika Dibimbing oleh Bapak I Made Wirawan, S.T., S.S.T, M.T.

Asisten Praktikum: Muhammad Arif Syarifudin

Muhammad Bagus Arifin

Oleh :

Eva Yulia Safitri 160533611462 S1 PTI OFF B

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

(2)

1.1 Tujuan Praktikum:

1. Mahasiswa dapat membaca nilai komponen resistor, kapasitor, dan induktor 2. Mahasiswa dapat mengukur / menguji komponen apakah dalam kondisi baik

atau rusak.

3. Mahasiswa dapat menyusun rangkaian (serial-paralel) pada project board. 4. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran menggunakan alat ukur multimeter,

function generator, osiloskop. 1.2 Pendahuluan

Komponen dasar yang digunakan dalam rangkaian elektronik adalah resistor, kapasitor, dan induktor. Oleh karena itu, mahasiswa perlu memahami cara membaca nilai

komponen yang tertera pada label komponen, menguji apakah komponen dalam kondisi baik atau rusak, menyusun rangkaian dalam project board, dan memahami cara

melakukan pengukuran rangkaian elektronika. 1.3 Dasar Teori

A. Komponen Pasif

Komponen pasif merupakan komponen-komponen yang tidak dapat dengan sendirinya membangkitkan tegangan atau arus. Dengan kata lain, komponen pasif adalah komponen yang dapat bekerja tanpa catu daya. Adapun yang tergolong dalam komponen pasif yaitu resistor, kapasitor, inductor dan transformator.

1. Resistor

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus

yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resis tif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Dari hukum Ohmsdiketahui, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut ohm atau dilambangkan dengan satuan omega (Ω).

Jenis-jenis Resistor diantaranya adalah :

1. Resistor yang Nilainya Tetap

2. Resistor yang Nilainya dapat diatur, Resistor Jenis ini sering disebut juga dengan Variable Resistor ataupun Potensiometer.

3. Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan intensitas cahaya, Resistor jenis ini disebut dengan LDR atau Light Dependent Resistor

(3)

Cara baca resistor :  Resistor 4 warna

Resistor yang paling sering digunakan adalah resistor empat warna.

Contoh cara baca :

Untuk mempersingkat cara membaca resistor secara umum dapat digambarkan sebagai berikut :

Cara baca :

 Kedua pita warna pertama pada resitor 4 warna menunujukkan nilai dari resistansinya

 pita ketiga menunjukkan faktor pengali atau jumlah nol yang digabungkan dengan pita pertama dan pita kedua

(4)

Menyusun Rangkaian 1. Rangkaian Seri

2. Rangkaiam Paralel

3. Rangkaian Seri-Paralel

(5)

Besarnya daya pada resistor

2. Kapasitor (Capacitor)

Kapasitor atau disebut juga dengan Kondensator adalah Komponen Elektronika Pasif yang dapat menyimpan energi atau muatan listrik dalam sementara waktu. Fungsi-fungsi Kapasitor (Kondensator) diantaranya adalah dapat memilih gelombang radio pada rangkaian Tuner, sebagai perata arus pada rectifier dan juga sebagai Filter di dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya). Satuan nilai untuk Kapasitor (Kondensator) adalah Farad (F)

Jenis-jenis Kapasitor diantaranya adalah :

1. Kapasitor yang nilainya Tetap dan tidak ber-polaritas. Jika didasarkan pada bahan pembuatannya maka Kapasitor yang nilainya tetap terdiri dari Kapasitor Kertas, Kapasitor Mika, Kapasitor Polyster dan Kapasitor Keramik.

2. Kapasitor yang nilainya Tetap tetapi memiliki Polaritas Positif dan Negatif, Kapasitor tersebut adalah Kapasitor Elektrolit atau Electrolyte Condensator (ELCO) dan Kapasitor Tantalum

3. Kapasitor yang nilainya dapat diatur, Kapasitor jenis ini sering disebut dengan Variable Capasitor.

. Membaca Kapasitansi kapasitor

(6)

Ditulis dengan tiga digit: angka ketiga menyatakan banyak nol, dalam satuan pf Ditulis dengan dua digit, menyatakan langsung kapasitansinya dalam satuan pF Ditulis dengan tanda titik di depannya, menyatakan langsung kapasitansinya

dalam satuan F.

47000 pf = 47 nF 47 pf 0,47 F = 470 nF

3. Induktor (Inductor)

Induktor atau disebut juga dengan Coil (Kumparan) adalah Komponen Elektronika Pasif yang berfungsi sebagai Pengatur Frekuensi, Filter dan juga sebagai alat kopel (Penyambung). Induktor atau Coil banyak ditemukan pada Peralatan atau Rangkaian Elektronika yang berkaitan dengan Frekuensi seperti Tuner untuk pesawat Radio. Satuan Induktansi untuk Induktor adalah Henry (H).

Jenis-jenis Induktor diantaranya adalah :

1. Induktor yang nilainya tetap

2. Induktor yang nilainya dapat diatur atau sering disebut dengan Coil Variable.

4. CARA MEMBACA MULTIMETER

4

7

47

(7)

I. CARA MENGUKUR ARUS LISTRIK (I) 1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara fisik.

2. Pastikan jarum berada di garis ujung sebelah kiri pada skala jika tidak putar skrup pengatur jarum dengan sebuah obeng.

3. Kemudian hubungkan kabel pengetesan/terminal. Warna merah ke terminal positif dan warna hitam ke terminal negatif.

4. Jika digunakan untuk mengukur arus DC maka putar selector ke ampermeter DC pada batas ukur yang kira- kira lebih tinggi dari yang akan diukur.

5. Jika digunakan untuk mengukur arus AC maka putar selector ke ampermeter AC pada batas ukur yang kira-kira lebih tinggi dari arus listrik yang akan diukur.

6. Menghubungkan secara seri antara sember, multimeter, dan beban yang akan diukur.

Sumber Arus AC Sumber Arus DC

7. Melakukan pembacaan nilai arus listrik pada alat ukur.

Untuk membaca nilai arus listrik DC pada multi meter sekala yang dibaca pada alat ukur adalah sekala yang berada di posisi tengah ( DCV.A), selain digunakan untuk mengukur arus sekala tersebut juga digunakan untuk membaca tegangan DC.

(8)

Selektor menunjukkan pada DC 10A, maka skala yang dibaca adalah 0 - 10A, sehingga arus yang terbaca adalah 2A

I = 2A

II. CARA MENGUKUR TEGANGAN LISTRIK (V) 1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara fisik.

2. Periksa jarum penunjuk pada titik 0. Jika tidak tepat maka putar skrup pengatur jarum dengan sebuah obeng.

3. Pasang kabel pemeriksa (probe) merah dan hitam pada multimeter. 4. Jika akan digunakan untuk mengukur tegangan DC, putar selektor ke

voltmeter DC pada batas ukur yang kira-kira lebih tinggi dari tegangan listrik yang akan diukur.

5. Dan jika akan digunakan untuk mengatur tegangan AC, putar selektor ke voltmeter AC pada batas ukur yang kira-kira lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur.

6. Hubungkan secara paralel dengan beban dengan sumber tegangan

Rangkaian pengukuran tegangan suatu lampu Rangkaian pengukuran tegangan suatu lampu

dengan sumber tegangan DC dengan sumber tegangan AC

Cara membaca multimeter ketika digunakan untuk nilai tegangan listrik yang terukur :

V = Nilai tegangan yang terbaca pada multimeter

(9)

Selektor menunjukkan pada AC 250V, maka skala yang dibaca adalah 0-250V sehingga nilai tegangan yang terukur pada multimeter adalah 210V.

III. CARA MENGUKUR HAMBATAN LISTRIK ATAU RESISTANSI (R) 1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara fisik.

2. Periksa jarum penunjuk pada titik 0. Jika tidak tepat maka putar skrup pengatur jarum dengan sebuah obeng.

3. Pasang kabel pemeriksa (probe) merah dan hitam pada multimeter. 4. Atur selektor untuk mengukur hambatan maka putar selektor ke ohm

meter kemudian pilih batas ukur yang kira-kira lebih dari nilai hambatan yang akan diukur.

5. Lakukan pengkalibrasian alat ukur ohm meter dengan cara

menghubungkan ujung kabel pemeriksa(probe) merah dan hitam, jarum penunjuk akan mengarah ke titik 0, jika belum menunjuk ke titik 0 maka putar knop pengatur hingga jarum penunjuk menunjuk pada angka 0.

6. Hubungkan beban yang akan diukur dengan ohmmeter pastikan telah melepas sumber tegangan atau pun arus sebelum mengukur hambatan.

(10)

7. Lakukan pembacaan nilai hambatan (resitansi) pada alat ukur.

Cara membaca multimeter ketika digunakan untuk mengukur hambatan : R (nilai hambatan) = nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur × nilai yang pada selector

Sekala yang dibaca jika mengukur hambatan adalah sekala yang berada di bagian paling atas (Ω), nilai terkecil dimulai dari kanan.

Selektor menunjukkan X 10 Ω, maka R= 70 Ω × 10 Ω = 700 Ω

1.4 Data dan Analisa

1. Pembacaan dan Pengukuran Resisitor

No Re s

Kode Warna Gelang Resistor Pembacaan Manual

Pengukuran denga Multimeter

Analog Digital 1 R1 Coklat,Hitam,Merah,Emas 1kΩ ± 5% 1000 Ω

2 R2 Coklat,Hitam,Orange, emas 10kΩ ± 5% 10.000 Ω 3 R3 Kuning,Ungu,Coklat,emas 470 Ω ± 5% 480 Ω

Perhitungan :

R1 R2 R3

Pita 1 : Coklat = 1 Pita 2: Hitam =0 Pita 3: Merah =102

Pita 4: Emas = Toleransi 5%

Sehingga nilai resistor tersebut adalah 1kΩ dengan toleransi ±5%

Sehingga nilai reistor

tersebut adalah 10kΩ dengan toleransi ±5%

(11)

2. Menyusun Komponen Resistor dengan susunan Seri, Paralel, serta kombinasinya No Kombinasi

resistor

Serial Paralel Serial-Paralel

Teori Pengukuran Teori Pengukura n

Teori Pengukuran

1 R1,R2,R3 11470 Ω 12000Ω 309,8Ω 300Ω 1379Ω 1400Ω

Perhitungan

R Paralel = 309,8Ω  Seri – Paralel

1

RParalel=R11+R12

(12)

R Paralel=10×10

7

11×103

R Paralel = 909,1Ω Rseri = R Paralel+R3 = 909,09Ω +470Ω = 1379 Ω

Hasil Pengukuran menggunakan multimeter  Seri

R1

Lakukan kalibrasi, kemudian pasang probe merah ke positif dan hitam ke negatif.Kemudian atur skala pada posisi pengali x100. Sementara jarum menunjukkan angka 10. Sehingga pembacaannya adalah 10 x 100 = 1000Ω

R2

(13)

R3

Skala pada multimeter diatur pada posisi pengali x10. Dan jarum menunjukkan angka 50 kurang. Cara membacanya dengan melihat garis panjang yang ada di sisi kanan angka 50, yaitu angka 40. Dan ditambahkan dengan banyaknya garis kecil yang ada di sebelah kiri penanda angka 40. Sehingga diperoleh hasil 48 x 10 = 480Ω

Rtotal :

(14)

Mengukur Tegangan , Arus, dan Daya N

o

Rangkaian Hambata n

Tegangan Pada Arus Pada Daya pada Teori Praktik Teori Praktik V.I I2R 1 Seri R1 0,87 V 0,8 V 0,87 A 0,85mA 7,6×10

-2 Paralel R1 10V 10V 10mA 10mA 0,1 watt 0,1 watt

R2 10V 10V 1mA 1mA 0,01 watt 0,01 watt

(15)

R2 = 10000 Ω R3 = 470 Ω V total = 10 V Rtotal = 11470 Ω

Ditanya = a. Tegangan ? b. Arus ? Jawab =

3. Itotal=1147010VV

¿0,00087184

V1 = I ×R1

V1 = 0,00087184 × 1000Ω V1 = 0,87 V

(16)

a. Tegangan ? Ditanya :a. Tegangan ?

b.Arus?

Jawab=

(17)

I1=VR11

¿10007,2A

= 7,2×10-3A = 7,2 mA

I1=VR22

¿100007,2A = 7,2×10-4A = 0,72 mA

I1=VR33

¿4703,4A

= 7,2×10-3A = 7,2 mA

dalam rangkaian seri

Itotal = I3=7,2A

Hasil Pengukuran menggunakan multimeter 1. Pada rangkaian resistor serial

V1 : Cara mengukur tegangan posisi multimeter harus disusun paralel dengan objek yang akan diukur besar tegangannya. Selektor pada multimeter diatur pada posisi range 10 DCV. Maka pembacaan dilihat dengan membaca garis ke berapa jarum penunjuk berada di skala 10. Jarum menunjukkan garis ke-4. Di mana pada skala 10, setiap garis bernilai 0,2. Sehingga pembacaannya adalah 4 x 0,2 = 0,8V

(18)

V3 : Skala yang digunakan adalah skala 2,5. Maka yang dibaca adalah garis pada skala 250, nilai 250 dianggap menjadi bernilai 2,5. Untuk skala 2,5 setiap garis bernilai 0,05 sementara jarum menunjukkan garis ke-8. Sehingga dapat dihitung nilai V3 adalah 8 x 0,05 = 0,4V

I1 = I2 = I3 : Untuk mengukur arus skala diposisikan pada skala DCA 2,5 mA. Maka skala yang dibaca adalah skala 250 dianggap bernilai 2,5. Jarum menunjukkan posisi nilai 5 lebih 7 garis. Setiap garis bernilai 0,5. Sehingga 0,5 + (7 x 0,05) = 0,5 + ,355 = 0,85 A

2. Pada rangkaian resistor paralel

(19)

Pada multimeter tegangan terbaca sebesar 10V

3. Pada rangkaian resistor seri –paralel

V1= 6,9 V

(20)

V3=3,7V

Analisa: Hasil perhitungan dengan pengukuran bisa terjadi perbedaan, hal ini

disebabkan karena adanya kesalahan pada faktor kualitas resistor, faktor penghitungan, faktor alat, faktor penghitung, faktor toleransi resistor tersebut. Asalkan perbedaannya tidak terlalu jauh dan masih dalam range toleransi.

DAYA  Seri

R1 R2 R3 Rtotal

P=V.I

R1 R2 R3 Rtotal

(21)

 Paralel

R1 R2 R3 Rtotal

P=V.I

R1 R2 R3 Rtotal

P=I2R

R1 R2 R3 Rtotal

P=V.I

R1 R2 R3 Rtotal

(22)

Membaca Kapasitansi Kapasitor

1.5 KESIMPULAN

1.Komponenpasif a d a l a h k o m p o n e n y a n g p a d a p e n g o p e r a s i a n n y a t i d a k m e m b u t u h k a n s u m b e r t e n a g a ? d a y a . Komponen pasif dalam percobaan ini adalah kapasitor dan resistor.

2. Pada pengujian komponen elektronika, seperti resitor nilai yang tertera pada resistor itu bisatidak sesuai dengan perhitungan teori, hal ini dikarenakan faktor kualitas resistor, faktor penghitungan, faktor alat, faktor penghitung, faktor tolransi resistor tersebut.

(23)

1.6 Daftar Pustaka

http://www.academia.edu/11797055/

PENGUKURAN_KOMPONEN_PASIF

https://www.youtube.com/watch?v=GuvcEY7daq0 / Sekolah Online Teknik Otomotif

http://id.wikihow.com/Menggunakan-Sebuah-Multimeter

http://ahmadfahrudintkr3.blogspot.co.id/2013/04/cara-membaca-multimeter-avometer-analog.html

Referensi

Dokumen terkait

Tang Ampere atau dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan Clamp Meter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur arus listrik pada sebuah kabel

Selain itu alat ini juga atau biasa disebut AVO (ampere, volt, dan ohm) meter yang artinya suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kuat arus listrik (I)

Elektroda yang menerima elektron dari sumber arus listrik luar disebut Katoda, sedangkan elektroda yang mengalirkan elektron kembali ke sumber arus listrik luar disebut Anoda.Katoda

Spesifikasi yang harus diperhatikan terutama adalah batas ukur dan skala pada setiap besaran yang diukur arus, tegangan searah atau tegangan bolak-balik dan resistansi.. Serta

Geolistrik merupakan salah satu metoda geofisika untuk mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan tanah dengan cara mengalirkan arus listrik DC

Pada rangkaian penguat ini, arus keluaran lebih kecil dibanding arus masukan, sehingga nilai penguatan arusnya lebih kecil dari 1, sementara nilai penguatan tegangan

Untuk mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi elektrolisis larutan NaCl dan larutan tembaga (II) sulfat

Pengukuran dilakukan pada rangkaian AC atau DC, maksudnya mengukur tegangan dan arus pada rangkaian tertentu harus jelas dulu apakah AC atau DC agar tidak