• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Karakteristik Penderita Mioma Uteri di Rumah Sakit Immanuel Bandung Tahun 2013-2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Karakteristik Penderita Mioma Uteri di Rumah Sakit Immanuel Bandung Tahun 2013-2014."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

iii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA MIOMA UTERI DI

RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2013 - 2014

Deryant Imagodei Noron, 2016.

Pembimbing I : Rimonta F. Gunanegara,dr.,Sp.OG Pembimbing II : Dani, dr., M.Kes

Latar Belakang. Mioma uteri merupakan tumor jinak otot polos yang terdiri dari sel-sel jaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagen. Tumor ini merupakan tumor pelvis yang terbanyak pada organ reproduksi wanita. Di Indonesia ditemukan 2,39-11,7% dari semua penderita ginekolog yang dirawat. Gejala mioma uteri secara medis dan sosial cukup meningkatkan morbiditas, disini termasuk menoragia, ketidaknyamanan daerah pelvis, dan disfungsi reproduksi.

Maksud Penelitian. Untuk mengetahui gambaran penderita mioma uteri di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 2013-2014.

Metode Penelitian. Penelitian metode deskriptif, sumber data yang diambil adalah data rekam medis pasien mioma uteri selama tahun 2013-2014 di RS Immanuel Bandung. Data dianalisa secara manual dan kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Hasil Penelitian. Data menunjukan hasil tertinggi berdasarkan karakteristik: usia 41-50 tahun 61 kasus (59,80%), perdarahan abnormal 43 kasus (42,16%), paritas 2 kali 42 kasus (41,18%), Indeks Massa Tubuh 18,5-25 54 kasus (52,94%), siklus haid teratur 59 kasus (57,84%), nyeri haid 66 kasus (64,71%), menopause 7 kasus (1,96%),histerektomi total (51,95%), lama rawat inap 5-6 hari (50%), kadar hemoglobin 7,1-11,9 (60,78%).

Simpulan. Gambaran penderita mioma uteri di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 2013-2014 terbanyak terjadi pada usia 41-50 tahun, perdarahan abnormal, paritas 2 kali, Indeks Massa Tubuh 18,5-25, siklus haid teratur, nyeri haid, menopause, histerektomi total, lama rawat inap 5-6 hari, kadar hemoglobin 7,1-11,9.

Kata Kunci : mioma uteri, karakteristik, Rumah Sakit Immanuel Bandung

(2)

iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

DESCRIPTION UTERINE MYOMA PATIENTS IN IMMANUEL HOSPITAL BANDUNG IN PERIOD 2012 - 2014

Deryant Imagodei Noron, 2016.

Pembimbing I : Rimonta F. Gunanegara,dr.,Sp.OG Pembimbing II : Dani, dr., M.Kes

Background. Myoma Uteric is a non oncogenic smooth muscle tumor, that consist of smooth muscle cells, fibroid, and collagen. This pelvis tumor is the second most common in women. In Indonesia fibroids was found 2,39%-11,70% in all of the gynecologies cases. The simptoms of fibroids causes high morbidity to the patients including menoragia, pelvic discomfort and reproductive dysfunction. Aim. To review the description of uterine myoma patient in Immanuel Hospital Bandung in period 2013-2014.

Method. The research is descriptive. The material of this research was taken from the patient’s medical records with myoma at Immanuel Hospital Bandung in period 2013-2014. The data was analyzed manually and presented in a distribution frequency tables.

Result.The data showed the highest result of following characteristic: age 41-50 years old 61 cases (59,80%), abnormal bleeding 43 cases (42,16%), 2 parity 42 cases (41,18%), Body Mass Index 18,5-25 54 cases (52,94%), regular menstrual cycle 59 cases (57,84%), menstrual pain 66 cases (64,71%), menopause 7 cases (1,96%), total hysterectomy 52 cases (51,95%), inpatient 5-6 days 51 cases (50%), Haemoglobin 7,1-11,9 62 cases (60,78%).

Conclusion. The description of myoma uterine patient in Immanuel Hospital Bandung In period 2013-2014 is most frequent incident was 41-50 years old abnormal bleeding, 2nd parity, Body Mass Index 18,5-25,regular menstrual cycle, menstrual pain, menopause, total hysterectomy, inpatient 5-6 days, Hb 7,1-11.

(3)

vii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN... i

SURAT PERNYATAAN... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 4

1.4.1 Manfaat Akademis ... 4

1.4.2 Manfaat Praktis ... 4

1.5 Landasan Teori ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Anatomi Uterus ... 6

2.1.1 Pembagian Dinding Uterus ... 7

2.1.2 Pembuluh Darah Uterus ... 10

2.1.3 Persarafan Uterus ... 10

2.1.4 Histologi Uterus ... 11

2.2 Fisiologi Hormon terhadap Uterus ... 12

2.2.1 Estrogen ... 12

2.2.2 Progesteron ... 13

2.2.3 Hormon Pertumbuhan ... 13

(4)

viii Universitas Kristen Maranatha

2.4 Epidemiologi... 14

2.5 Etiologi dan Patogenesis ... 15

2.6 Faktor Resiko ... 17

2.7 Klasifikasi ... 20

2.7.1 Mioma Submukosum ... 20

2.7.2 Mioma Intramural ... 21

2.7.3 Mioma Subserosum ... 21

2.8 Patologi Anatomi ... 22

2.9 Perubahan Sekunder ... 24

2.9.1 Atrofi ... 24

2.9.2 Degenerasi Hialin ... 24

2.9.3 Degenerasi Kistik ... 24

2.9.4 Degenerasi Membatu (Calcireous degeneration) ... 24

2.9.5 Degenerasi Merah (Carneous degeneration) ... 25

2.9.6 Degenerasi Lemak ... 25

2.10 Manifestasi Klinis dan Keluhan ... 25

2.11 Diagnosis ... 28

2.12 Pemeriksaan Penunjang ... 28

2.13 Diagnosis Banding ... 29

2.14 Penatalaksanaan ... 29

2.14.1 Terapi Medisional (hormonal) ... 29

2.14.2 Terapi Operatif (non-farmakologi) ... 30

2.14.3 Rehabilitasi ... 34

2.15 Pencegahan ... 35

2.16 Komplikasi ... 35

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 37

3.1 Bahan Penelitian ... 37

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

3.3 Populasi dan Sampel ... 37

(5)

ix Universitas Kristen Maranatha

3.5 Rancangan Penelitian ... 38

3.6 Prosedur Penelitian ... 38

3.7 Definisi Operasional ... 38

3.8 Profil Rumah Sakit Immanuel Bandung ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1 Hasil Pengumpulan Data ... 43

4.2 Gambaran Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Usia ... 43

4.3 Gambaran Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Keluhan Utama ... 44

4.4 Gambaran Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Paritas ... 45

4.5 Gambaran Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Indeks Massa Tubuh ... 46

4.6 Gambaran Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Siklus Haid, Nyeri Haid, Menopause ... 48

4.7 Gambaran Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Penatalaksanaan ... 49

4.8 Gambaran Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Lama Rawat inap ... 50

4.9 Gambaran Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Hb ... 51

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 53

5.1 Simpulan ... 53

5.2 Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

LAMPIRAN ... 58

(6)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

2.1 Mekanisme Perdarahan Abnormal pada Mioma Uteri... 26 2.2 Mekanisme Gangguan Fungsi Reproduksi dengan Mioma Uteri ... 27 4.2 Gambaran penderita mioma uteri di Rumah Sakit Immanuel Bandung

periode 2013-2014 berdasarkan Usia ... 43 4.3 Gambaran penderita mioma uteri di Rumah Sakit Immanuel Bandung

periode 2013-2014 berdasarkan Keluhan Utama ... 44 4.4 Gambaran penderita mioma uteri di Rumah Sakit Immanuel Bandung

periode 2013-2014 berdasarkan Paritas ... 45 4.5 Gambaran penderita mioma uteri di Rumah Sakit Immanuel Bandung

periode 2013-2014 berdasarkan Indeks Massa Tubuh ... 46 4.6 Gambaran penderita mioma uteri di Rumah Sakit Immanuel Bandung

periode 2013-2014 berdasarkan Siklus Haid, Nyeri Haid, Menopause ... 45 4.7 Gambaran penderita mioma uteri di Rumah Sakit Immanuel Bandung

periode 2013-2014 berdasarkan Penatalaksanaan ... 49 4.8 Gambaran penderita mioma uteri di Rumah Sakit Immanuel Bandung

periode 2013-2014 berdasarkan Lama Rawat inap ... 50 4.9 Gambaran penderita mioma uteri di Rumah Sakit Immanuel Bandung

(7)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

2.1 Sisi Anterior Uterus... 8

2.2 Lapisan Dinding Uterus ... 12

2.3 Jenis Mioma Uteri dan Lokasinya... 22

2.4 Gambar Histopatologi ... 24

(8)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Mioma uteri adalah tumor jinak daerah rahim atau lebih tepatnya otot rahim dan jaringan ikat di sekitarnya. Tumor ini pertama kali ditemukan oleh Virchow pada tahun 1854. Mioma belum pernah ditemukan pada wanita yang belum mengalami menstruasi (menarche), sedangkan setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma yang masih tumbuh. Neoplasma jinak ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal juga istilah fibromioma, leiomioma, atapun fibroid (Bozini, 2007; Prawirohardjo, 2008).

Angka kejadian mioma uteri tinggi pada pasien yang mempunyai anak di usia yang sudah terlalu tua atau pada wanita yang mempunyai sedikit anak atau menikah di usia yang muda. Tumor tumbuh dengan lambat rentang usia 25-40 tahun. Mioma uteri ditemukan pada wanita nulipara muda pada rentang usia 25-35 tahun. Kondisi serupa mengenai lapisan uterus pada orang yang lebih tua atau wanita multipara. Data statistik menunjukkan 60% mioma uteri terjadi pada wanita yang tidak pernah hamil atau pada wanita yang hamil hanya satu kali (Brunne & Suddart, 2000; Sini, 2008).

Berdasarkan penelitian World Health Organization (WHO) penyebab angka kematian ibu karena mioma uteri pada tahun 2010 sebanyak 22 (1,95%) kasus dan tahun 2011 sebanyak 21 (2,04%) kasus (Handayani N, 2011).

(9)

2 Universitas Kristen Maranatha Mioma uteri sering ditemukan pada wanita usia reproduksi (20-25%), dengan prevalensi lebih dari 70% pada pemeriksaan patologi anatomi uterus. Di Indonesia mioma uteri ditemukan 2,39%-11,70% pada semua penderita ginekologi yang dirawat dan paling sering ditemukan pada wanita umur 35- 45 tahun (kurang lebih 25%) serta jarang terjadi pada wanita 20 tahun dan paska menopause (Schorge et al., 2008; Winkjosastro, 2009).

Berdasarkan Lokakarya Nasional Perencanaan Kebijakan Kesehatan, 12-13 September 2012 di Bandung, distribusi penyakit mioma uteri pada pasien yang dirawat inap di rumah sakit di Indonesia pada tahun 2004 sebanyak 3.239 kasus dan 92 diantaranya meninggal atau sekitar 2,84%.

Sebagian besar kasus mioma uteri ditemukan tanpa gejala, sehingga kebanyakan penderita tidak menyadari adanya kelainan pada rahimnya. Hanya 20% - 50% dari tumor ini yang menimbulkan gejala klinik, terutama perdarahan menstruasi yang berlebihan, infertilitas, abortus berulang, dan nyeri akibat penekanan massa tumor (Djuwantono, 2004).

Mioma uteri ini menimbulkan keluhan dan terapi yang efektif sejauh ini belum didapatkan, karena sedikit sekali informasi mengenai etiologi mioma uteri itu sendiri. Meskipun jarang menyebabkan mortalitas, namun morbiditas yang ditimbulkan oleh mioma uteri ini cukup tinggi karena dapat menyebabkan nyeri perut dan perdarahan abnormal, serta diduga dapat menyebabkan kesuburan rendah. Beberapa teori menunjukkan bahwa mioma bertanggungjawab terhadap rendahnya kesuburan. Adanya hubungan antara mioma dan rendahnya kesuburan ini telah dilaporkan oleh dua survei observasional. Dilaporkan sebesar 27 – 40 % wanita dengan mioma uteri mengalami infertilitas (Bailliere, 2006; Marshall et al., 1998).

(10)

3 Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana gambaran umum dan karakteristik kejadian mioma uteri RS Immanuel pada tahun 2013-2014.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka rumusan identifikasi masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah gambaran karakteristik pasien mioma uteri berdasarkan usia. 2. Bagaimanakah gambaran karakteristik pasien mioma uteri berdasarkan

keluhan utama.

3. Bagaimanakah gambaran karakteristik pasien mioma uteri berdasarkan paritas.

4. Bagaimanakah gambaran karakteristik pasien mioma uteri berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT).

5. Bagaimanakah gambaran karakteristik pasien mioma uteri berdasarkan siklus haid., nyeri haid, dan menopause

6. Bagaimanakah gambaran karakteristik pasien mioma uteri berdasarkan jenis penatalaksanaan.

7. Bagaimanakah gambaran karakteristik pasien mioma uteri berdasarkan lama rawat inap.

8. Bagaimanakah gambaran karakteristik pasien mioma uteri berdasarkan hasil laboratorium hemoglobin (Hb).

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

(11)

4 Universitas Kristen Maranatha

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi penulis dan mahasiswa lainnya tentang gambaran karakteristik mioma uteri di RS Immanuel Bandung. Dan memberikan informasi mengenai penyakit mioma uteri mengenai diagnosis, hingga penatalaksanaan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Menambah wawasan mengenai mioma uteri dengan faktor resikonya sehingga dapat dilakukan pencegahan untuk menurunkan angka kejadian di masa depan serta dapat melakukan penatalaksanaan yang tepat.

1.5Landasan Teori

Mioma uteri adalah jenis tumor uterus yang sering ditemukan pada bidang obstetri-ginekologi. Diperkirakan bahwa 20% dari wanita berumur 35 tahun menderita myoma uteri walaupun tidak disertai gejala-gejala atau sekitar 20-25% terdapat pada wanita usia reproduktif. Di Amerika Serikat terdapat sekitar 650.000 tindakan histerektomi yang dilakukan per tahun, sebanyak 27% (175.000) disebabkan karena mioma uterus (Jacob T, 2010).

(12)

5 Universitas Kristen Maranatha tindakan penatalaksanaan terbanyak pada kasus-kasus mioma uteri (91,5%) (Ran Ok et-al, 2007).

(13)

53 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian retrospektif terhadap data rekam medik penderita mioma uteri di Rumah Sakit Immanuel periode 1 Januari 2013 - 31 Desember 2014 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

 Penderita mioma uteri terbanyak berdasarkan usia terdapat pada kelompok rentang usia 41 – 50 tahun .

 Penderita mioma uteri terbanyak berdasarkan keluhan utama terbanyak adalah perdarahan abnormal.

 Penderita mioma uteri berdasarkan paritas terbanyak adalah dengan paritas 2 (multipara).

 Penderita mioma uteri berdasarkan indeks massa tubuh terbanyak terdapat pada kelompok dengan indeks massa tubuh 18,5 – 25.

 Penderita mioma uteri menunjukkan siklus haid teratur, haid yang tidak nyeri, dan belum menopause.

 Penderita mioma uteri berdasarkan penatalaksaan terbanyak adalah histerektomi total.

 Penderita mioma uteri berdasarkan lama rawat inap terbanyak adalah kelompok pasien yang dirawat selama 5-6 .

(14)

54 Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran

 Diperlukan data pasien dicatat dalam rekam medik secara lebih lengkap dan tepat seperti letak mioma, ukuran mioma, alat kontrasepsi yang digunakan, jenis mioma uteri sehingga data tersebut dapat mudah dipergunakan sebagai sumber bahan penelitian dan pengetahuan bagi tenaga medis dan paramedik.

 Diperlukan usaha untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai mioma uteri melalui penyuluhan sehingga gejala atau pemeriksaan awal mengenai organ reproduksi wanita dan dapat mencegah komplikasi atau munculnya gejala dan keluhan yang lebih buruk.

(15)

55 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

American College of Obsterticians and Gynecologist. (2001) ACOG practice bulletin. Surgical alternatives to hysterectomy in the management of leiomyomas. Number 16, May 2000. Int J Gynecol Obstet. 73:285-93. Andersen J. (1996). Growth factors and cytokines in uterine leiomyomas. Semin

Reprod Endocrinol, 14(3):269-82.

Bailliere. (2006). The epidemiology of uterine leiomyomas. 12: 169-176.

Baird DD, Dunson DB. (2003). High cumulative incidence of uterine leiomyoma in black and white women: ultrasound evidence. Am J Obstet Gynecol; 188:100-7

Baziad A. (2003). Endokrinologi Ginekologi. Edisi kedua. Jakarta: Media Aesculapius, h. 151- 157.

Beck WW. (1996) . Myoma Uteri. In: Beck W.W (ed). Obstetrics and Gynecology. h. 255-260.

Benda JA. (2001). Pathology of smooth muscle tumor of uterine corpus. Clin Obstet and Gynecol : 44:385-400.

Bozini. (2007). History of myomectomy.

http://www.scielo.br/scielo.php?pid=S180759322007000300002&script= Cardozo ER, et al. (2012). The estimated annual cost of uterine leiomyomata in

the United States. Am J Obstet Gynecol ; 206(3):211.e1-211.e9

Daniel S. Wibowo, Widjaya Paryana. (2009). Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Elsevier. h. 445-451.

Djuwantono T. (2005). Terapi GnRH agonis sebelum histerektomi. Mioma: Farmacia 3:38-41.

Gartner P.L, Hiatt L.J. (2007). Color textbook of histology. 3rd edition. p.475-477. Goldfarb HA, et al. (2000). Myoma coagulation (myolysis). Obstet Gynecol Clin

North Am ; 27:421-30.

Guaraccia MM. (2001). Traditional surgical approachesto uterine fibroids: abdominal myomectomy and hysterectomy. Clin Obstet and Gynecol ; 33:385-400.

Guyton AC., Hall JE. (2008). Textbook of medical physiology. Edisi 11. Terjemahan Irawati. Jakarta : EGC.

Hurst BS. Matthews ML. Marshburn PB. (2005). Laparoscopic myomectomy for symptomatic uterine myomas. Fertil Steril; 83(1):1-22.

Imir AG, et al. (2007). Aromatase expression in uterine leiomyomata is regulated primarily by proximal promoter. J Clin Endocrinol Metab; 92: 1979-82 Ishikawa II, et al. (2010). Progesterone is essential for maintanance dan growth

of Uterine leiomyoma; 151:2433-42

Jacob T. (2010). Refarat mioma uteri. http://www.documents.tips/mioma-uteri-5585e01d20853.html. Diakses 30 Agustus 2015

Joedosapoetro MS. (2005). Ilmu Kandungan Edisi Kedua. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. h. 38-41.

(16)

56 Universitas Kristen Maranatha Kumar V, Abbas KA, Fausto N, Aster C J. (2010). Robbins and Cotran Pathology

Basis of Disease. 8th ed.

Laughlin SK, et al. (2010). Pregnancy-related fibroid reduction. Fertil Steril ; 94:2421-3.

Manuaba BG. (2003). Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetric dan Ginekologi. Ed 2. Jakarta: EGC. h. 309-312.

Marshburn PB, et al. (2006) Uterine artery embolization as a treatment option if uterine myomas. Obstet Gynecol Clin North Am ;33:125-44.

Marshall LM, Spiegelman D. (1997). Variation in the incidence of uterine leiomyoma among postmenopausal women by age and race. Obstet Gynecol ; 90:967-73.

Marshall LM, Spiegelman D, Goldman MB. (1998). Sebuah studi prospektif factor reproduksi dan penggunaan kontrasepsi oral dalam kaitannya dengan risiko leiomyoma rahim. 70: 432 - 439.

Memarzadeh S, et al. (2003). Leiomyoma of the uterus. In: Current obstetric & Gynecologic diagnostic & treatment, Decherney AH, Nathan L editors. Ninth edition. Lange Medical Books. New York; p:693-701.

Merrill, J.A., Gusberg, S.B., Deppe, G. (1982). Lession of The Corpus Uteri, Obstetrik and Gynecologic, 4th ed. Harper & Row Publisher, Philadelphia, p : 1081-91.

Merrill RM. (2008). Hysterectomy surveillance in the United States, 1997 through 2005. Med Sci Monit; 14(1);CR24-CR31.

Meyer, et al. (2002). Management of leiomyomata: what do we really know. Obstet Gynecol; 100:8-17.

Namnoum AB, Murphy AA. Diagnostic and operative laparoscopy. In: Te Linde’s Operative Gynecology. Rock JA, Thompson JD editors. Lippincott-Raven Publishers, Philadelphia; p: 389-413.

Parazzini, et al. (1996). Reproductive factors and risk of uterine fibroids. Epidemiology, 7(4):440-42.

Parker WH. (2007). Etiology, syptomatology and diagnosis of uterine myomas.Uterine Myomas. 87 (4). p. 726-36.

Peddada SD, et al. (2008). Growth of uterine leiomyomata among premonopausal black and white women. 105:19887-92.

Prawirohardjo S. (2008).Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Bina pustaka. h. 558-562.

Rachman, Arif. (2012). Gambaran Mioma Uteri Di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2010-Desember 2010. Bandung. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.

Ran Ok L, Gyung Il P, Jong Chul K. (2007). Clinic statistical observation of uterine. Korean Medical Database.

Rein MS, Barbieri RL, Friedman AJ. (1995). Progesterone: a critical role in the pathogenesis of uterine myomas. Am J Obstet Gynecol 1995, 172(1 pt1):14-18.

(17)

57 Universitas Kristen Maranatha Schorge JO, et al. (2008). Williams Gynecology. New York, N.Y. McGraw-Hill Medical http://www.accessmedicine.com/content.aspx?aid=3157679. September 2015

Sherwood L. (2010). Human Physiology. 7th edition. Canada: Nelson education, Ltd.

Shikora SA, et al. (1991). Relationship between obesity and uterine leiomyomata. Nutrition, 7(4):251-55.

Stewart AA, Faur AV, Wise LA. 2001. Predictors of subsequent surgery for uterin leiomiomata after abdominal myomectomi. 99: 426-432

Stoval DW. (2001). Clinical symptomatology of uterine leiomyoma. Clin Obstes Gynecol ; 44:364-71.

Stovall et al., (1992). Benign Diseases of the Uterus – Leiomyoma Uteri and the Hysterectomy. Clinical Manual Gynecology, Second Edition, Mc. Graw-Hill International,Singapore.

Swine, Smith. 2009. Uterine fibroids.

http://www.emedicinehealth.com/uterine_fibroids/article_em.htmFibroids% 20overview. [Diakses tanggal 11 Desember 2015].

Thomas EJ. (1992). The etiology and pathogenesis of fibroid. In: Shaw RW.eds. Advances in reproductive endocrinology uterine fibroids. England-New Jersey: The Phartenon Publishing Group. p 1-8.

Thomason, Philip. (2008). Leiomyoma uterus (fibroid). http://emedicine.medscape.com/article/405676-overview. Diakses 13 April 2015

Thompson JD, Rock JA. (1997). Leiomyomata uteri and myomectomy. In: Te Linde’s Operative Gynecology. Rock JA, Thompson JD editors. Lippincott-Raven Publishers, Philadelphia; p: 731-70: 771-854

Tulandi T. (1996). Modern surgical approaches to female reproductive tract. Hum Reprod Update; 2(5):419-427.

Walker CL. (2005). Uterine fibroids: the elephant in the room. Science ; 308:1589-92

Wattiez A. Cohen SB, Selvaggi L. (2002). Laparoscopy hysterectomy. Curr Obstet gynecol; 14:417-22.

Referensi

Dokumen terkait

Teknik Listrik (lenianc D3) - Kelas xeriasama PLN. POLITEKNIK NE6tRI

was not used due to the assumption of Hapke model (particles are larger than wavelengths of light). The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing

POLITEKNIK NEGERI KUPANG.

Pengembangan karir menjadi tidak terbatas sebab pengembangan karir beralih pada inisiatif individu dalam melaksanakan pekerjaan dan aktivitas- aktivitas pengembangan

kami mengundang Bapak/Sdr untuk melakukan pembuktiaan kualifikasi dengan membawa seluruh dokumen kualifikasi dan salinannya 1 (satu) rangkap untuk panitia, yang

Pengembangan Bidang Kajian Pusat Studi Olahraga untuk Penelitian dan Pengabdian M asa

Pokja ULP/Panitia Pengadaan Sarana Pendukung Pelayanan Kontrasepsi pada Satuan Kerja Perwakilan BkkbN Provinsi Jawa Barat akan melaksanakan Pelelangan Sederhana (Lelang

[r]