• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Jumlah Kloroform Air Instalasi Hasil Produksi dan Air Kran PDAM Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Jumlah Kloroform Air Instalasi Hasil Produksi dan Air Kran PDAM Kota Bandung."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERBANDINGAN JUMLAH KLOROFORM AIR INSTALASI HASIL PRODUKSI DAN AIR KRAN PDAM KOTA BANDUNG

Air adalah sumber dasar kelangsungan hidup di atas bumi. Permasalahan air semakin berkembang akibat kerusakan lingkungan dan pencemaran air. Desinfeksi merupakan salah satu tahapan pengolahan air dan umumnya menggunakan klorin sebagai desinfektan. Kloroform merupakan salah satu senyawa trihalometan yang timbul dari reaksi yang terjadi antara klorin dengan kandungan organik di dalam air. National Cancer Institute pada tahun 1976 mengumumkan bahwa senyawa kloroform dengan dosis yang cukup tinggi dapat bersifat karsinogenik.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan jumlah kandungan kloroform pada air instalasi hasil produksi dan air kran yang bersumber dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) Badaksinga, PDAM Kota Bandung.

Metode penelitian ini adalah observasional analitik dengan studi komparatif. Subjek penelitian menggunakan 20 sampel air bersih yang dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok sampel air instalasi hasil produksi, kelompok sampel air kran jarak dekat, jarak tengah, dan jarak jauh.

Hasil data dianalisis menggunakan uji ANOVA satu arah dengan nilai p<α (0,05) dan dilanjutkan dengan uji t-tidak berpasangan. Perbandingan jumlah kandungan kloroform antara air instalasi hasil produksi dengan air kran memiliki hasil yang sangat signifikan dengan nilai p-value = 0,0000109 (1.09E-05).

Simpulan, bahwa terdapat perbedaan jumlah kloroform yang sangat signifikan pada air instalasi hasil produksi dan air kran yang bersumber dari Instalasi Pengolahan Air Badaksinga PDAM Kota Bandung.

(2)

vi

ABSTRACT

COMPARATION THE AMOUNT OF CHLOROFORM IN RESERVOIR WATER AND TAP WATER PDAM KOTA BANDUNG

Water is the source of life sustainability on earth. Water issues is growing because of environmental damage and water pollution. Disinfection is one of the stages of water treatment, and generally chlorine is used as disinfectant. Chloroform is one of trihalomethanes compound arising after reaction between chlorine and organic compounds in water. National Cancer Institute on 1976 announced that high dose chloroform is carcinogenic.

The aim of the study was to determine the difference of the amount of chloroform in reservoir water and tap water from IPA Badaksinga PDAM Kota Bandung.

The method of this research is analytic observational with comparative study. The subjects used in this study were 20 water samples divided into four groups, reservoir water groups, tap water at close range, middle range, and long range.

The data were statistically analyzed using one-way ANOVA test with p<α (0,05) and continued with independent groups t-tests. The comparison between the amount of chloroform in reservoir water and tap water have a very significant result with p-value = 0,0000109 (1.09E-05).

Conclusion, there is very significant difference the amount of chloroform in reservoir water and tap water from IPA Badaksinga PDAM Kota Bandung.

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN (REVISI) ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR DIAGRAM ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 4

1.4.2 Manfaat Praktis ... 4

(4)

viii

1.6 Hipotesis ... 9

1.7 Metodologi Penelitian ... 9

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Air ... 10

2.1.1 Klasifikasi Air ... 11

2.1.2 Kandungan Air ... 12

2.2 Pengolahan Air ... 13

2.2.1 Pengolahan Secara Fisika ... 15

2.2.2 Pengolahan Secara Biologi ... 18

2.2.3 Pengolahan Secara Kimia ... 19

2.3 PDAM ... 24

2.4 Air Instalasi & Air Kran ... 26

2.5 Efek Negatif ... 27

2.5.1 Efek Negatif Pada Kesehatan ... 28

2.5.2 Efek Negatif Pada Gigi ... 29

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 31

3.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 31

3.1.1 Alat Penelitian ... 31

(5)

3.2 Metode Penelitian... 31

3.2.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2.2 Sampel Penelitian ... 32

3.2.3 Definisi Operasional... 33

3.2.4 Variabel Penelitian ... 34

3.3 Prosedur Kerja ... 35

3.4 Analisis Data ... 36

3.4.1 Hipotesis Statistik ... 37

3.4.2 Kriteria Uji ... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 38

4.1 Hasil ... 38

4.1.1 Analisis Deskriptif ... 38

4.1.2 Analisis Statistik ... 40

4.2 Pembahasan ... 42

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 47

5.1 Simpulan ... 47

5.2 Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48

LAMPIRAN ... 52

(6)

x

DAFTAR TABEL

(7)

DAFTAR GAMBAR

(8)

xii

DAFTAR DIAGRAM

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Alat dan Bahan Penelitian ... 52

Lampiran 2 Dokumentasi Penelitian ... 53

Lampiran 3 Hasil Data Penelitian ... 55

Lampiran 4 Hasil Analisis Statistik... 56

Lampiran 5 Surat Izin Penelitian... 58

Lampiran 6 Surat Pemberian Izin Penelitian ... 60

(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Air sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan, baik itu kehidupan manusia maupun kehidupan binatang dan tumbuh-tumbuhan. Air adalah sumber dasar untuk kelangsungan kehidupan di atas bumi dan merupakan bagian dari lingkungan fisik yang sangat esensial, seperti untuk industri, pertanian, pemadam kebakaran dan lain-lain.Penentuan kualitas air menjadi hal yang sangat penting untuk menentukan peruntukkan air.1,2

Air bersih digunakan untuk keperluan sektor rumah tangga. Pengertian ini harus dibedakan dengan pengertian air minum. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No : 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air, air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak, sedangkan air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Air untuk kepentingan umum wajib diuji kualitas airnya dan memenuhi syarat kesehatan yang meliputi mikrobiologi, fisikia, kimia, dan radioaktif.3,4,5

(11)

2

permukaan yang digunakan sebagai air baku. Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan yang terkandung di dalam air seperti lumpur dan bahan hasil buangan industri. Oleh karena itu pengolahan air limbah domestik seharusnya dilakukan secara serius demi kesehatan manusia. Pengolahan air adalah cara untuk memisahkan zat-zat pengotor dari air mentah. Dalam proses pengolahan air, klorin berfungsi sebagai oksidator dan disinfektan. Sebagai oksidator, klorin digunakan untuk menghilangkan bau dan rasa pada pengolahan air bersih.4,6

Klorin merupakan desinfektan yang paling sering digunakan di seluruh dunia, dan trihalometan biasanya yang paling umum timbul akibat klorinasi. Diantara senyawa trihalometan, senyawa kloroform adalah senyawa yang paling banyak ditemukan dan biasanya dalam konsentrasi yang paling tinggi.7,8

(12)

3

Di Bidang Kedokteran Gigi, selain memiliki risiko menyebabkan kanker, air terklorinasi juga memiliki efek lainnya. Centerwal et all (1986) dan Geurtsen (2000) menyatakan jika perenang yang renang di dalam air terklorinasi dilaporkan mengalami erosi/pengikisan pada lapisan enamel gigi.11

Sungai Cikapundung merupakan sumber air permukaan kedua terbesar yang digunakan oleh PDAM Kota Bandung. Kondisi air Sungai Citarum-Cikapundung sudah tercemar, banyak limbah industri dan sampah dibuang ke sungai. Secara kasat mata sudah terjadi perubahan warna pada air Sungai Citarum dan Cikapundung. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) adalah salah satu penyedia air minum dan air bersih di Indonesia. Di Bandung, PDAM Tirtawening Kota Bandung memiliki wilayah distribusi yang meliputi wilayah Bandung Utara, Bandung Tengah Selatan, Bandung Barat, dan Bandung Timur. Instalasi Pengolahan Air (IPA) Badaksinga merupakan salah satu instalasi pengolahan air milik PDAM Kota Bandung yang memproduksi air paling banyak untuk masyarakat.12,13

Berdasarkan uraian di atas, peneliti berkeinginan untuk meneliti kandungan kloroform yang terdapat di air instalasi hasil produksi dan air kran yang bersumber dari PDAM di Kota Bandung.

1.2Identifikasi Masalah

(13)

4

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah kloroform yang terkandung di dalam air instalasi hasil produksi dan air kran yang bersumber dari IPA Badaksinga PDAM Kota Bandung, sehingga diketahui apakah air tersebut aman untuk digunakan dalam aktivitas sehari-hari dalam jangka panjang oleh masyarakat luas.

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kandungan kloroform yang terdapat di dalam air kran dan air instalasi hasil produksi, serta dapat menjadi informasi yang berguna untuk PDAM dalam penyediaan air bersih dengan kualitas yang lebih baik disertai proses distribusi yang baik sehingga tidak mengubah kualitas air yang akan diterima dan digunakan oleh masyarakat.

1.4.2 Manfaat Praktis

(14)

5

1.5Kerangka Pemikiran

Secara umum proses pengolahan air bersih meliputi klorinasi, koagulasi dan flokulasi, filtrasi, dan desinfeksi. Desinfeksi merupakan bagian yang penting dari pengolahan air dan penting untuk mencegah penyebaran penyakit infeksius yang ditularkan melalui air. Klorin merupakan agen oksidasi yang sangat kuat dan menghancurkan molekul organik kompleks yang memberikan agen warna pada air. Klorin banyak digunakan dalam pengolahan air bersih dan air limbah sebagai oksidator dan disinfektan.4,7,14

Dalam desinfeksi, ditambahkan gas klorin (Cl2) atau cairan sodium hipoklorit (NaOCl) dan bereaksi dengan air untuk membentuk hypochlorous acid dan hypobromous acid yang bereaksi dengan kandungan organik (material yang

secara alamiah terdapat pada air yang memberikan berbagai dampak seperti warna, beban organik, dan dekomposisi biokimia) untuk membentuk disinfection by-products (DBPs) dalam jumlah yang banyak. Kelemahan desinfeksi dengan

menggunakan klor adalah terbentuknya senyawa trihalometan yang berbahaya.6,15,16

Trihalometan adalah senyawa organik derivat metan (CH4) yang mana tiga buah atom hidrogennya (H) diganti oleh atom halogen, yakni klor, brom, dan iodium. Senyawa trihalometan yang umum dijumpai antara lain kloroform (CHCl3), dibromokhloromethan (CHBr2Cl), dan bromoform (CHBr3). Jumlah total ke empat senyawa tersebut sering disebut total trihalometan (TTHM).9

(15)

6

dalam pipa distribusi. Bahan kontaminan ini dapat berupa mineral tanah, bahan kimia, maupun jasad renik yang dapat mengganggu kesehatan pelanggan PDAM maupun bertambahnya bakteri, sehingga perlu untuk dilakukannya penambahan klor untuk tetap menjaga kualitas air bersih. Selain kebocoran pipa, panjang pipa, korosi yang terjadi di dalam pipa, serta buruknya material dinding pipa juga berkontribusi dalam memperburuk kualitas air dan hilangnya sisa klor yang terkandung di dalam air, sehingga jika terdapat pengaruh langsung dari pipa distribusi, maka semakin panjang pipa akan semakin menurun juga kualitas air didalamnya. Hal tersebut dapat dicegah dengan penambahan klor saat proses pengolahan air, namun jika klor yang digunakan bertambah banyak maka kemungkinan terbentuknya senyawa trihalometan akan bertambah besar, dan diantara senyawa trihalometan, senyawa kloroform adalah yang paling banyak ditemukan dan bersifat karsinogenik.7,17,18

The WHO International Agency for Research on Cancer (IARC) mengklasifikasikan kloroform dan Bromodiklorometan sebagai possible human carcinogens (kelompok 2B). Dibromoklorometan dan bromoform tidak termasuk

dalam klasifikasi, mengindikasikan jika tidak terdapat bukti yang membuktikan kedua kandungan ini sebagai karsinogenik, tetapi belum ada penelitian yang cukup membuktikan jika mereka terklasifikasi sebagai non-karsinogenik.15

(16)

70-7

240 kali lebih tinggi jika berada di udara. Mandi menggunakan air hangat atau berendam di dalam air hangat terklorinasi dapat menyebabkan terhirupnya kloroform. Air hangat menyebabkan kulit menjadi seperti sponge; yang dapat menyerap dan menghirup lebih banyak klorin dalam mandi selama sepuluh menit dibandingkan dengan mengkonsumsi delapan gelas air yang sama. Salah satu efeknya yaitu iritasi mata, sinus, tenggorokan, kulit dan paru-paru, membuat rambut dan kulit kepala kering, dan juga dapat melemahkan sistem imun.10

Selain berpengaruh pada kesehatan tubuh, terdapat juga pengaruh terhadap kesehatan gigi-geligi. Centerwal et all (1986) dan Geurtsen (2000) menyatakan jika perenang beresiko mengalami pengikisan pada lapisan enamel gigi.11

(17)

8

Diagram 1.1 Proses Terbentuknya Kloroform

Proses pengolahan air bersih

Klorin

Desinfection by

products (DBPs) Kandungan organik

di dalam air Air baku

Trihalometan (THMs) Kloroform

The WHO International Agency for Research on Cancer (IARC)

mengklasifikasikan kloroform sebagai possible human carcinogens (2B) Pre klorinasi, pre sedimentasi, koagulasi &

flokulasi, sedimentasi, filtrasi

Desinfeksi

Bromoform, BDCM, DBCM Kebocoran pipa, korosi di dalam pipa, buruknya material dinding pipa  kontaminan & sisa klor dalam air hilang  kualitas air menurun  perlu penambahan jumlah klorin saat proses pengolahan air  resiko terbentuk THMs semakin tinggi

- Meningkatkan pertumbuhan kanker & resiko mutasi genetik - Menghancurkan anti oksidan vit.E

- 70-240 kali lebih berbahaya jika terdapat di udara

- Mandi dengan air hangat terklorinasi lebih berbahaya daripada mengkonsumsi air minum terklorinasi

(18)

9

1.6Hipotesis

Terdapat perbedaan kandungan kloroform yang terdapat di dalam air instalasi hasil produksi dan air kran yang bersumber dari PDAM di Kota Bandung.

1.7 Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan multistage purposive sampling dan metode analisis data menggunakan analisis varian / ANOVA.

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

(19)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Terdapat perbedaan jumlah kloroform yang sangat signifikan pada air instalasi hasil produksi dan seluruh sampel air kran yang bersumber dari Instalasi Pengolahan Air Badaksinga, PDAM Kota Bandung.

5.2Saran

Penelitian ini merupakan tahap awal sehingga perlu dilanjutkan dengan berbagai penelitian lain. Saran untuk penelitian lanjutan adalah:

1. Perlu dilakukan penelitian dengan sampel air bersih yang bersumber dari instalasi pengolahan air atau PDAM lainnya.

2. Perlu dilakukan penelitian mengenai kandungan HAA (Haloacetic Acids) yang terdapat di dalam air bersih sepanjang jalur distribusi.

3. Perlu dilakukan penelitian mengenai efek negatif kandungan kloroform pada air bersih terhadap gigi dan jaringan mukosa rongga mulut.

(20)

48

DAFTAR PUSTAKA

1. Samin. AMDAL Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Malang: Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang: 2006: 233.

2. Ulfa Nurullita, Rahayu Astuti, Mohammad Zaenal Arifin. Pengaruh Lama Kontak Karbon Aktif sebagai Media Filter terhadap Persentase Penurunan Kesadahan CaCO3 Air Sumur Artetis. Jurnal Kesehatan

Masyarakat Indonesia; 2010: 1 (6): 48-56.

3. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan No.416 Tahun 1990 Tentang : Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air. [cited 05 Desember 2014].

Available from URL:

http://pppl.depkes.go.id/_asset/_regulasi/55_permenkes%20416.pdf

4. Hafni. Proses Pengolahan Air Bersih pada PDAM Padang, Jurnal Momentum; 2012: 2 (13): 12-26.

5. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. [cited 30 Desember 2014].

Available from URL:

http://pppl.depkes.go.id/_asset/_regulasi/53_Permenkes%20492.pdf

6. Rhenny Ratnawati, Sugito. Proses Desinfeksi Pada Pengolahan Air Limbah Domestik Menjadi Air Bersih Sebagai Air Baku Air Minum. Jurnal Teknik WAKTU; 2013: 2 (11): 1-7.

7. Mulyono. Penggunaan Kaporit pada Pengolahan Air Bersih Dapat Menyebabkan Penyakit Kanker, Forum IPTEK, Lembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas; 3 (13): 49-53.

8. Carrasco-Turigas G, Villanueva CM, Goñi F, Rantakokko P, Nieuwenhuijsen MJ. The Effect of Different Boiling and Devices on the Concentration of Disinfection By-Products in Tap Water, Journal of Environmental and Public Health; 2013: 1-8.

9. Nusa Idaman Said. Aplikasi Proses Biofiltrasi Dan Ultra Filtrasi Untuk Pengolahan Air Minum. JAI; 2006: 1 (2): 30-42.

10. Hattersley JG. The Negative Health Effects of Chlorine. Journal of Orthomolecular Medicine; 2000: 2 (15): 89-95.

11. Rushall BS, Weisenthal L. “Swimmer’s Asthma”: The Serious Health Problem With Chlorinated Pools. [serial online] 2003 [cited 23 Maret 2015].

Available from URL: http://coachsci.sdsu.edu/swim/chlorine/asthma.htm 12. Sistem Distribusi Air PDAM [online]. [cited 29 Agustus 2015];

Available from URL:

(21)

49

13. Bethy C Matahelumual. Kajian Kualitas Air Sungai Sebagai Sumber Air Baku PDAM (Sungai Citarum dan Sungai Cikapundung). Buletin Geologi Tata Lingkungan; 2010: 1 (20): 1-12.

14. Joint Position Statement. Trihalomethans in Drinking Water. Environmental Protection Agency; 2011: 1-11. [cited 30 Desember 2014].

Available from URL:

http://www.hse.ie/eng/services/Publications/Environmentalhealth/Joint%2 0Position%20Statement%20Trihalomethanes%20in%20Drinking%20Wat er.pdf

15. Disinfection By-Products and The Safe Water System [online]. [cited 4 Jan 2015];

Available from URL:

http://www.cdc.gov/safewater/publications_pages/thm.pdf

16. Dewi Fitria, Lidya Handayani. Studi Two Staged Coagulation untuk Menurunkan Kandungan Organik pada Air Baku Air Minum Kota Padang. TeknikA; 2010: 33 (1): 94-106.

17. Yudi W, Ririh Y, Soedjajadi K. Pengaruh Pengolahan dan Pendistribusian Terhadap Kualitas Air Pelanggan PDAM Mojokerto. Jurnal Kesehatan Lingungan; 2007: 2 (3): 171-182.

18. Clark RM, Yang YJ, Impellitteri CA, Haught RC, Schupp DA, Panguluri S, et al. Chlorine Fate and Transport in Distribution Systems : Experimental and Modeling Studies. Jurnal AWWA, 2010: 144-155. 19. Budijono, M Hasbi. Penghilangan Polutan Organik dalam Air Baku Air

Minum (Sungai Siak) dengan Proses Biofilter Struktur Sarang Tawon. Jurnal Perikanan dan Kelautan; 2007: 12 (1): 36-41.

20. Kodoatie RJ. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Jakarta; 2008: 1-2, 7-8.

21. Onny Untung. Menjernihkan Air Kotor. Jakarta: Puspa Swara; 2008: 4-7.

22. Linsley RK, Franzini JB. Teknik Sumber Daya Air Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga; 1995: 120, 130, 132.

23. Nusa Idaman Said. Teknologi Pengolahan Air Limbah dengan Proses Biofilm Tercelup. Jurnal Teknologi Lingkungan; 2000: 2 (1): 101-113. 24. Hammer MJ. Water and Waste-Water Technology SI Version. Kanada:

John Wiley & Sons: 237-238

25. Johnson M, Ratnayaka DD, Brandt MJ. Twort’s Water Supply 6th Edition. United Kingdom: Elsevier; 2009: 426, 432.

26. Saucerman L. Understanding the Elements of the Periodic Table Chlorine. New York: The Rosen Publishing group; 2008: 8.

27. Watt S. The Elements Chlorine. New York: Marshall Cavendish Corporation; 2002: 7-9.

28. Casey TJ. Unit Treatment Processes In Water And Wastewater Engineering. England: JohnWilley & Sons; 1993: 249.

(22)

50

30. Kang YJ, Ahn J, Hwang YI. Acute Liver Injury in Two Workers Exposed To Chloroform in Cleanrooms: A Case Report. Annals of Occupational and Environmental Medicine; 2014: 1-6.

31. Hard GC, Boorman GA, Wolf DC. Re-evaluation of the 2-Year Chloroform Drinking Water Carcinogenicity Bioassay in Osborne-Mendel Rats Supports Chronic Renal Tubule Injury as the Mode of Action Underlying the Renal Tumor Response. Toxicological Sciences; 2000: 237-244.

32. Sejarah PDAM [online]. [cited 29 Agustus 2015]; Available from URL: http://www.pambdg.co.id/new/index.php?option=com_content&view=arti cle&id=48&Itemid=34

33. Visi dan Misi PDAM [online]. [cited 29 Agustus 2015]; Available from URL:

http://www.pambdg.co.id/new/index.php?option=com_content&view=arti cle&id=49&Itemid=61

34. Sumber Air Baku PDAM [online]. [cited 29 Agustus 2015]; Available from URL:

http://www.pambdg.co.id/new/index.php?option=com_content&view=arti cle&id=55&Itemid=67

35. Cakupan Layanan PDAM [online]. [cited 29 Agustus 2015]; Available from URL:

http://www.pambdg.co.id/new/index.php?option=com_content&view=arti cle&id=56&Itemid=69

36. Brainer Sibula, Tiny Mananoma, Lambertus Tanudjaja, Alex Binilang. Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih Di Desa Rinondoran Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Sipil Statistik; 2013: 11 (1): 745-757.

37. Fandy Rayyan Dasir, Fuad Halim, Lingkan Kawet, M. I. Jasin. Alternatif Pengembangan Sistem Penyediaaan Air Bersih untuk Zona Pelayanan IPA Sea Kota Manado. Jurnal Sipil Statistik; 2014: 2 (2): 107-114.

38. Rule KL, Ebbett VR, Vikesland PJ. Formation of Chloroforom and Chlorinated Organic by Free-Chlorine-Mediated Oxidation of Triclosan. Environmental Science & Technology; 2005: 9 (39): 3176-3185.

39. Gede H Cahyana. Studi Isu Lingkungan di Kecamatan Coblong, Kota Bandung. Jurnal Sosioteknologi Terapan; 2008: (9): 112-125.

40. Bond T, Goslan EH, Parsons SA, Jefferson B. A Critical Review of Trihalomethanes and Haloacetic Acids Formation from Natural Organic Matter Surrogates. Environmental Technology Reviews; 2012: 1(1): 93-113.

41. Chen CY, Chang SN, Wang GS. Determination of Ten Haloacetic Acids in Drinking Water Using High-Performance and Ultra-Performance Liquid Chromatography-Tandem Mass Spectrometry. Journal of Chromatographic Science; 2009: (47): 67-74.

(23)

51

Referensi

Dokumen terkait

- Pada UU PPN lama PKP wajib membuat faktur pajak untuk setiap penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean dan ekspor BKP, maka pada UU baru ini ditambahkan lagi kondisinya

Selain itu, mungkin pula tanah mengalami keracunan aluminium (Al) dan Mangan (Mn) yang dapat menurunkan efisiensi penggunaan pupuk... Metode yang cocok untuk

Setelah tindakan demi tindakan dilakukan sesuai dengan prosedur penelitian yang ada dapat dikemukakan hasilnya bahwa dengan diterapkannya metode kolaborasi kemampuan menulis

demikian dapat disimpulkan bahwa jika masing-masing kelompok mempunyai gaya kognitif FI maka nilai rata-rata kemampuan penalaran matematis peserta didik yang

delesi genetik.23 Kerusakan DNA tersebut akan direparasi dengan perbaikan eksisi nukleotida atau nucleotide excision repair (NER) pada sel punca yang terletak

Penelitian ini berjudul Peran Identitas Etnis dalam Komunikasi Antarbudaya pada Komunitas India Tamil di Kampung Madras Kota Medan.. Penelitian ini bertujuan untuk

[r]

Dalam hal ini stakeholder yang terlibat pengelolan hutan di Desa Tugusari Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember adalah KPH Jember, UPT PWH VII Bondowoso Wilayah Kerja Jember