• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Uang Dalam Perspektif Abu Hamid Al Ghazali dan Jhon Maynard Keynes Serta Relevansinya terhadap Sistem Keuangan di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Teori Uang Dalam Perspektif Abu Hamid Al Ghazali dan Jhon Maynard Keynes Serta Relevansinya terhadap Sistem Keuangan di Indonesia"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)

i

DAN JHON MAYNARD KEYNES SERTA RELEVANSINYA TERHADAP SISTEM KEUANGAN DI INDONESIA

TESIS

Diajukan Kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Magister Ekonomi Syari’ah

Oleh

Adib Fachri

NPM : 1423030002

Pembimbing I : Prof. Dr. H. Suharto, S.H., M.A. Pembimbing II : Erna Listiyaningsih, Ph.D., M.Si

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH PROGRAM PASCASARJANA (PPS) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(2)

ii

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Adib Fachri

Npm : 1423030002

Program Studi : Ekonomi Syariah

menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang berjudul “TEORI UANG DALAM PERSPEKTIF ABU HAMID AL-GHAZALI DAN JHON MAYNARD KEYNES SERTA RELEVANSINYA TERHADAP SISTEM KEUANGAN DI INDONESIA”, adalah benar-benar karya asli saya, kecuali yang disebutkan sumbernya. Apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan didalamnya, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Bandar Lampung, 22 Agustus 2016 Yang menyatakan,

(3)

iii

Uang adalah salah satu instrumen perekonomian Indonesia yang sangat penting. Namun, uang yang mula-mula hanya digunakan sebagai alat tukar,di Indonesia penggunaannya saat ini sudah berubah menjadi multi motif dan fungsi. Penerapan fungsi dan motif menggunakan uang tidak terlepas dari pengaruh pemikiran para ilmuan terdahulu, baik dari kalangan ilmuan muslim maupun barat. Al-Ghazali dari pakar ilmuan muslim dalam bukunya Ihya Ulumuddin mengemukakan pendapatnya bahwa uang berfungsi sebatas media pertukaran dan satuan hitung. Jauh setelahnya, kalangan ilmuan barat dengan bukunya The General Theory of Employment, Interest, and Money mengemukakan pemikirannya yang sering dikenal dengan teori liquidity preference, Keynes menjelaskan ada tiga motif yang mendasari permintaan uang tunai, yaitu: transaksi, berjaga-jaga, dan spekulasi. Motif spekulasi dan bunga saat ini berpengaruh terhadap fungsi uang dengan menjadikan uang sebagai komoditas, sehingga keberadaan uang saat ini lebih banyak diperdagangkan dari pada digunakan sebagai alat pertukaran dalam perdagangan. Ketika uang banyak digunakan tidak semestinya maka akan banyak permasalahan perekonomian yang timbul.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana teori Abu Hamid Al-Ghazali dan Jhon Maynard Keynes tentang teori uang dan apa persamaan, perbedaan serta faktor penyebab perbedaan perspektif antara keduanya serta bagaimana relevansinya terhadap sistem keuangan di Indonesia. Adapun penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana teori kedua tokoh tersebut tentang teori uang, untuk mengetahui persamaan, perbedaan, serta faktor yang menyebabkan perbedaan perspektif diantara keduanya tentang teori uang serta mengetahui relevansinya terhadap sistem keuangan di Indonesia.

Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan (Library research), dimana peneliti menggali data-data yang bersumber dari buku-buku, jurnal, majalah, dan lain-lain. Penelitian ini merupakan penelitian pemikiran tokoh ekonomi yang bersifat deskriftif komparatif analitis yaitu suatu penelitian yang bertujuan membuat deskripsi mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, ciri-ciri serta hubungan antara unsur-unsur yang ada serta mengorganisasikannya ke dalam suatu pola dan kategori yang kemudian membuat suatu perbandingan.

(4)

iv

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG PROGRAM PASCASARJANA (PPS)

Jl. Yulius Usman Labuhanratu Kedaton Bandar Lampung 35142. Telp. (0721)787392

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tim Pembimbing, setelah memperbaiki dan memberi masukan dan arahan secukupnya, maka tesis saudara :

Nama : Adib Fachri NPM : 1423030002 Program Studi : Ekonomi Syari’ah

Judul Tesis : TEORI UANG DALAM PERSPEKTIF ABU HAMID AL-GHAZALI DAN JHON MAYNARD KEYNES SERTA RELEVANSINYA TERHADAP SISITEM KEUANGAN DI INDONESIA

DISETUJUI

untuk dimunaqasyahkan dan dipertahankan dalam ujian terbuka di Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr. H. Suharto, S.H., M.A. Erna Listiyaningsih, Ph.D., M.Si

Mengetahui Ketua Prodi,

(5)

v

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG PROGRAM PASCASARJANA (PPS)

Jl. Yulius Usman Labuhanratu Kedaton Bandar Lampung 35142. Telp. (0721)787392

PERSETUJUAN TIM PENGUJI

Tesis dengan Judul: TEORI UANG DALAM PERSPEKTIF ABU HAMID AL-GHAZALI DAN JHON MAYNARD KEYNES SERTA RELEVANSINYA TERHADAP SISTEM KEUANGAN DI INDONESIA disusun oleh Adib Fachri NPM 1423030002 Prodi Ekonomi Syari’ah, telah diujikan dalam sidang terbuka di Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung pada hari/ tanggal : Jum’at, 05 Agustus 2016.

Ketua : Prof. Dr. Idham Kholid, M.Ag. (...)

Sekretaris : Dr. Drs. H. M. Wagianto, S.H., M.H. (...)

Penguji I : Dr. Bunyana Sholihin, M.Ag. (...)

Penguji II : Prof. Dr. H. Suharto, S.H., M.A. (...)

Mengetahui

Direktur,

(6)

vi



















































(

فهكلا

:

٤٦

)

“Harta dan anak

-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi

amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi

Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan”.

1

1

(7)

vii

Tesis sederhana ini kupersembahkan sebagai tanda cinta, sayang, dan hormat tak

terhingga kepada :

1. Ayahanda Prof. Dr. M.A. Achlami H.S., M.A. dan ibunda Asmanah, atas doa,

kasih sayang, dan motivasi selama ini.

2. Kedua kakakku Afif Fiqhi, S.S, M.I.Kom dan Arif Fikri, S.H.I, M.Ag. dan kedua

adikku Ais Istiana, M.Pd.I dan Atiq Istiqama, atas kasih sayang dan pengertian.

3. Seluruh rekan seperjuangan Program Studi Ekonomi Syari’ah angkatan 2014.

4. Almamaterku tercinta IAIN Raden Intan Bandar Lampung, yang telah

memberikan pengalaman yang sangat berharga untuk membuka pintu dunia

(8)

viii

Huruf Arab Huruf Latin

ط

th

ظ

zh

ع

´

غ

g

ف

f

ق

q

ك

k

ل

l

م

m

ن

n

و

w

ه

h

ء

´

ي

y

Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harokat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu :

Harokat dan Huruf Huruf dan Tanda

־

ا

־

ى

Â

־

ي

Î

־

و

Û

Pedoman transliterasi ini dimodifikasi dari: Tim Puslitbang Lektur Keagamaan, Pedoman Arab-Latin, Proyek Pengkajian dan Pengembangan Lektur Pendidikan Agama, Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Departemen Agama RI, Jakarta, 2003.

Huruf Arab Huruf Latin

ا

Tidak dilambangkan

ب

B

ت

T

ث

Ts

ج

J

ح

H

خ

Kh

د

D

ذ

Dz

ر

R

ز

Z

س

S

ش

Sy

ص

Sh
(9)

ix

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

karunia-Nya berupa ilmu pengetahuan, kesehatan dan petunjuk, sehingga tesis dengan

judul ”Teori Uang Dalam Perspektif Abu Hamid Al-Ghazali dan Jhon Maynard

Keynes serta Relevansinya Terhadap Sistem Keuangan di Indonesia ” dapat

diselesaikan. Shalawat serta salam disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, para

sahabat, dan pengikut-pengikutnya yang setia.

Tesis ini ditulis sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikana studi pada

program Strata Dua (S2) Program Studi Ekonomi Syari’ah, Konsentrasi

Pengembangan Lembaga Keuangan Syari’ah di Program Pascasarjana IAIN Raden

Intan Lampung guna memperoleh gelar Magister Ekonomi Syari’ah (M.E.Sy)

Atas bantuan semua pihak dalam proses penyelesaian tesis ini, tak lupa

dihaturkan terima kasih sedalam-dalamnya. Secara rinci ungkapan terima kasih itu

disampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Idham Kholid, M.Ag dan Prof. Dr. H. Sulthan Syahril, M.A.

selaku Direktur dan wakil direktur Program Pascasarjana IAIN Raden Intan

Lampung yang telah memberikan motivasi kehidupan dan motivasi belajar .

2. Bapak Prof. Dr. H. Suharto, S.H., M.A dan Ibu Erna Listiyaningsih, Ph.D., M.Si

selaku Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah menyediakan waktu dan

memberikan masukan, saran, serta arahan kepada penulis dalam menyelesaikan

(10)

x

Syari’ah dan Bapak Dr. Drs H. M. Wagianto, S.H.,M.H selaku sekertaris prodi

pada Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung yang telah memberikan

arahan, motivasi, serta semangat kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen Program Pascasarjana IAIN raden Intan Lampung yang

telah memberikan motivasi serta memberikan ilmu yang bermanfaat kepada

penulis hingga dapat menyelesaikan studi.

5. Pimpinan dan karyawan Akademik dan Perpustakaan Program Pascasarjana dan

Institut yang telah memberikan informasi, data, referensi, dan lain-lain.

6. Rekan-rekan mahasiswa seperjuangan yang telah ikut membantu proses

penyelesaian tesis ini

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga usaha dan jasa baik dari Bapak, Ibu, dan saudara/i sekalian menjadi amal

ibadah dan diridhoi Allah SWT, dan mudah-mudahan Allah SWT akan

membalasnya, Amin Ya Robbal ‘Alamiin.

Akhirnya, diharapkan betapapun kecilnya karya tulis (tesis) ini dapat menjadi

sumbangan yang cukup berarti dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya

ilmu-ilmu ekonomi syari’ah.

Bandar Lampung, 22 Agustus 2016

Penulis,

(11)

xi

HALAMAN JUDUL ... ... i

PERNYATAAN ORISINALITAS ... ... ii

ABSTRAK ... . iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... .. iv

PENGESAHAN ... .. v

MOTTO ... . vi

PERSEMBAHAN ... ... vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ... ... viii

KATA PENGANTAR ... .... ix

DAFTAR ISI ... ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

E. Tinjauan Pustaka ... 7

F. Kerangka Pikir ... 10

G. Metode Penelitian ... 15

H. Sistematika Penulisan ... 20

BAB II TINJAUAN TENTANG UANG A. Uang Dalam Ekonomi Islam ... 21

1. Pengertian Uang ... 21

2. Sumber Hukum Uang ... 22

3. Sejarah dan Perkembangan Uang ... 24

4. Jenis-jenis Uang ... 27

5. Fungsi Uang ... 30

6. Pemberdayaan Uang ... 30

7. Uang Dalam Perspektif Tokoh Ekonomi Islam ... 42

(12)

xii

2. Sumber Hukum Uang ... 48

3. Sejarah dan Perkembangan Uang ... 49

4. Jenis-jenis Uang ... 52

5. Fungsi Uang ... 53

6. Uang Dalam Perspektif Tokoh Ekonomi Konvensional ... 55

BAB III PROFIL ABU HAMID AL-GHAZALI DAN JHON MAYNARD KEYNES SERTA GAMBARAN UMUM SISTEM KEUANGAN DI INDONESIA A. Biografi Al-Ghazali ... 60

1. Latar Belakang Keluarga Al-Ghazali ... 60

2. Pendidikan Al-Ghazali ... 61

3. Karya-karya Al-Ghazali ... 63

B. Teori Al-Ghazali Tentang Uang ... 65

C. Biografi Jhon Maynard Kynes ... 76

1. Latar Belakang Keluarga J.M Keynes ... 76

2. Pendidikan J.M Keynes ... 77

3. Karya-karya J.M Keynes ... 78

D. Teori Jhon Maynard Keynes Tentang uang ... 79

E. Gambaran Umum Sistem Keuangan di Indonesia ... 86

BAB IV ANALISIS TEORI UANG ABU HAMID AL-GHAZALI DAN JHON MAYNARD KEYNES SERTA RELEVANSINYA TERHADAP SISTEM KEUANGAN DI INDONESIA A. Teori Uang Dalam Perspektif Abu Hamid Al-Ghazali dan Jhon Maynard Keynes ... 99

B. Persamaan dan Perbedaan Serta Faktor Penyebab Perbedaan Perspektif antara Al-Ghazali dan Keynes Tentang Teori Uang ... 104

(13)

xiii

A. Kesimpulan ... 124 B. Rekomendasi ... 126

(14)

Penerapan fungsi dan motif menggunakan uang tidak terlepas dari pengaruh pemikiran para ilmuan terdahulu, baik dari kalangan ilmuan muslim maupun barat. Al-Ghazali dari pakar ilmuan muslim dalam bukunya Ihya Ulumuddin mengemukakan pendapatnya bahwa uang berfungsi sebatas media pertukaran dan satuan hitung. Jauh setelahnya, kalangan ilmuan barat dengan bukunya The General Theory of Employment, Interest, and Money mengemukakan pemikirannya yang sering dikenal dengan teori liquidity preference, Keynes menjelaskan ada tiga motif yang mendasari permintaan uang tunai, yaitu: transaksi, berjaga-jaga, dan spekulasi. Motif spekulasi dan bunga saat ini berpengaruh terhadap fungsi uang dengan menjadikan uang sebagai komoditas, sehingga keberadaan uang saat ini lebih banyak diperdagangkan dari pada digunakan sebagai alat pertukaran dalam perdagangan. Ketika uang banyak digunakan tidak semestinya maka akan banyak permasalahan perekonomian yang timbul.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana teori Abu Hamid Al-Ghazali dan Jhon Maynard Keynes tentang teori uang dan apa persamaan, perbedaan serta faktor penyebab perbedaan perspektif antara keduanya serta bagaimana relevansinya terhadap sistem keuangan di Indonesia. Adapun penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana teori kedua tokoh tersebut tentang teori uang, untuk mengetahui persamaan, perbedaan, serta faktor yang menyebabkan perbedaan perspektif diantara keduanya tentang teori uang serta mengetahui relevansinya terhadap sistem keuangan di Indonesia.

Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan (Library research), dimana peneliti menggali data-data yang bersumber dari buku-buku, jurnal, majalah, dan lain-lain. Penelitian ini merupakan penelitian pemikiran tokoh ekonomi yang bersifat deskriftif komparatif analitis yaitu suatu penelitian yang bertujuan membuat deskripsi mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, ciri-ciri serta hubungan antara unsur-unsur yang ada serta mengorganisasikannya ke dalam suatu pola dan kategori yang kemudian membuat suatu perbandingan.

(15)
(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Uang adalah inovasi modern yang menggantikan posisi barter, atau tukar menukar satu barang dengan barang lainnya. Terhapusnya sistem pertukaran barter ini dalam sejarah ekonomi adalah akibat dari banyaknya kendala dalam setiap kali melakukan pertukaran.1

Uang saat ini menjadi instrumen perekonomian yang vital. Hampir semua kegiatan ekonomi sangat bergantung pada instrumen ini baik konsumsi, produksi, atau refleksi atas kekayaan dan penghasilan. Oleh karena itu, kehadiran uang dalam kehidupan sehari-hari sangat penting , terutama untuk memperoleh barang, jasa, serta kebutuhan hidup lainnya baik secara mikro maupun makro.

Pandangan Islam terhadap uang amatlah positif. Hal ini tercermin dalam perniagaan yang dilakukan di zaman Rasulullah SAW, dimana para pedagang kalau pulang dari Syam, mereka membawa dinar emas Romawi dan dari Irak mereka membawa dirham perak Persia.2 Dan Allah SWT memerintahkan kepada umat Islam untuk mencari karunia; yang termasuk di dalamnya adalah mencari uang untuk pemenuhan kehidupan, Allah SWT berfirman:

ِ

َ





(

ةعمجا

:

١٠

)

1 Menurut Kasmir, ada beberapa kendala yang sering dialami sistem barter dalam

melakukan pertukaran . Pertama, Sulit menemukan orang yang menukarkan barangnya yang

sesuai dengan kebutuhan. Kedua, sulit menentukan nilai barang yang akan ditukarkan. Ketiga,

sulit menemukan orang yang mau menukarkan barangnya dengan jasa yang dimilikinya. Keempat,

sulit untuk menemukan kebutuhan yang mau ditukarkan pada saat yang cepat. Lihat Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Rajawali pers, 2011), h. 12

2 Mustafa Edwin Nasution dkk.,

Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana,

(17)

Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.3

Ayat di atas menjelaskan bahwa Islam memerintahkan untuk mencari karunia (rezeki) untuk kehidupan dunianya, dan salah satu di antara mencari rezeki itu adalah dengan bekerja untuk mendapatkan uang. Islam tidak melarang seseorang hidup kaya dan banyak uang selama orang itu mau memanfaatkan uangnya untuk hal-hal yang dianjurkan menurut syari’at.

Di era modern dan global uang berlaku tidak hanya dikawasan tertentu. Setiap negara memiliki mata uang sendiri dan Setiap negara ingin menggunakan mata uangnya dalam melakukan transaksi perdagangan internasional (international trade), hal inilah yang melatarbelakangi adanya nilai tukar (kurs) di pasar valuta asing (foreign exchange market).4

Indonesia merupakan salah satu negara yang melakukan transaksi perdangan internasional yang aktif, sehingga nilai kurs sangat mempengaruhi stabilitas perekonomian negara ini. Melemahnya mata uang suatu negara (depresiasi) terhadap mata uang asing seperti rupiah terhadap dolar yang sangat besar yang prosesnya mendadak dan berlangsung terus menerus menimbulkan krisis keuangan bagi negara ini5

Indonesia pernah mengalami pengalaman buruk dalam sistem keuangannya. Prosesnya mulai terjadi pada pertengahan kedua tahun 1997 dan terus berlangsung higga mencapai di atas Rp. 10.000 per satu dolar AS dalam periode 6 bulan pertama tahun 1998. Pemerintah waktu itu berupaya menghentikan jatuhnya nilai tukar rupiah dan sekaligus membalikan arus modal yang lari kembali ke dalam negeri dengan menaikkan tingkat suku bunga tabungan dalam suatu persentase yang paling tinggi yang pernah dilakukan oleh otoritas moneter Indonesia. Namun, upaya itu gagal menghentikan laju penurunan nilai rupiah dan tidak mampu menarik modal dari luar Indonesia. Akhirnya pemerintah Indonesia terpaksa melepas sistem penentuan kurs rupiah manage floating (bebas terkendali

3Departemen Agama,

Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, 2005), h. 442

4 Ai Siti farida,

Sistem Ekonomi Indonesia, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 208

5 Tulus T.H. Tambunan,

Perekonomian Indonesia Era Orde Lama hingga Jokowi, (Bogor:

(18)

kurs rupiah bebas bergerak ke atas dan kebawah namun ada batas minimum dan maksimum) pada tahun 1998, karena Indonesia mulai kehabisan stok dolar AS untuk intervensi pasar; Artinya, sejak itu pergerakan kurs rupiah sepenuhnya ditentukan oleh kekuatan pasar (permintaan dan penawaran) dan ini yang membuat nilai rupiah terus meluncur ke bawah.6

Penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga pernah dirasakan bangsa Indonesia di awal pemerintahan presiden Joko Widodo. Dimana naik turunnya nilai tukar (kurs) banyak dimanfaatkan oleh para spekulan untuk meraut keuntungan dari selisih nilai tukar. Berdasarkan pengalaman, jika terjadi depresiasi rupiah, masyarakat cenderung akan memborong dollar AS.7 Tindakan spekulan ini justru semakin memperburuk rupiah sebagaimana yang terjadi di tahun 2015 penguatan dolar tidak terbendung, sampai pada posisi tertingginya Rp 14.458.8

Seorang pakar ekonomi barat yang terkenal dengan bukunya The General Theory of Employment, Interest, and Money mengemukakan teorinya tentang hal ini, yang dikenal dengan teori liquidity preference. Di dalam buku tersebut Keynes menyatakan:

“The three divisions of liquidity-preference which we have distinguished above may be defined as depending on (i) the transactions-motive, i.e. the need of cash for the current transaction of personal and business exchanges; (ii) the precautionary-motive, i.e. the desire for security as to the future cash equivalent of a certain proportion of total resources; and (iii) the speculative-motive, i.e. the object of securing profit from knowing better than the market what the future will bring forth..”9

Tiga pembagian preferensi likuiditas yang telah kita bedakan sebelumnya, bahwa (liquidity preference) tergantung pada (tiga motif) (i) motif transaksi, yaitu kebutuhan akan uang tunai untuk transaksi pertukaran baik personal maupun bisnis;(ii) motif berjaga-jaga, yaitu keinginan untuk mengamankan setara dengan uang kas di masa depan berupa sebagian dari total sumberdaya; dan (iii) motif

6

Ibid., h. 85-86

7http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/03/12/103900626/Rupiah.Anjlok.Aksi.Spek

ulasi.Marak

8

http://finance.detik.com/read/2015/09/16/164427/3020660/6/dolar-as-tertinggi-di-rp-14458-ini-penampakannya

9 Jhon Maynard keynes,

The General Theory of Employment, Interest, and Money,(India:

(19)

spekulasi, yaitu objek mengamankan keuntungan dengan pengetahuan lebih mengenai apa yang akan terjadi di pasar.

Paparan keynes ini menjelaskan tentang motif permintaan masyarakat akan uang. Keynes berpendapat ada tiga motif yang mendasarinya, yaitu: Transaksi, berjaga-jaga, dan spekulasi.

Motif spekulasi tersebut berpengaruh besar terhadap fungsi uang dengan menjadikan uang sebagai komoditas, sehingga keberadaan uang saat ini lebih banyak diperdagangkan daripada digunakan sebagai alat tukar dalam perdagangan.10 Lembaga perbankan konvensional juga menjadikan uang sebagai komoditas dalam proses pemberian kredit dengan bunga (interest) sebagai instrumen harga yang digunakan.

Jauh sebelumnya, dalam maha karya al-Ghazali yang berjudul Ihyâ ‘Ulûmuddin, yang oleh masyarakat awam dianggap kumpulan kitab tasawuf (mistisme) dalam Islam, sehingga para pengkaji dan sarjana baik muslim maupun non muslim (sarjana barat) menjadikan kitab yang satu ini sebagai rujukan dalam bidang tasawuf, pendidikan, psikologi, akhlak, dan sejenisnya dalam ilmu-ilmu keagamaan, ternyata menyuguhkan pula persoalan-persoalan yang menyangkut keduniaan yaitu ilmu ekonomi. 11

Al-Ghazali menyadari bahwa salah satu penemuan terpenting dalam perekonomian adalah uang. Hal ini setidaknya terlihat dari beberapa pembahasannya mengenai uang. Al-Ghazali menekankan bahwa uang fungsinya bukan sebagai komoditas perdagangan, namun sebatas media pertukaran (medium of exchange) dan alat kesatuan hitung (Unit of account). Uang baru akan memiliki nilai jika digunakan dalam suatu pertukaran. Dalam hal ini, ia menyatakan :

لاومأا رئاس نب نطسوتمو نمكاح مهاردلاو رناندلا ىاعت ها قلخف

امه لاومأا ردقت ىح

،

دقنلا كلذكف نول لك يكحو ،اه نول ا ةآرماك

ضرغ لك ىإ ةليسو وهو هيف ضرغ ا

.

10 Mustafa Edwin,

Op.cit., h. 249

11 Abdul Aziz,

(20)

Allah telah menciptakan dinar dan dirham sebagai hakim dan penengah diantara berbagai harta benda yang mana dengan keduanya semua dapat diukur..(Uang) ibarat cermin tidak memiliki warna pada dirinya tetapi dapat memantulkkan tiap warna, begitu juga uang tidak memiliki manfaat pada dirinya tetapi dapat bermanfaat sebagai media (pertukaran).12

Uang memiliki peran dan pengaruh di dalam berbagai bidang kehidupan, sehingga Islam sangat memperhatikan akan kehadirannya. Perhatian Islam terhadap uang nampak di dalam penetapan kaidah-kaidah yang menjamin keselamatan interaksi keuangan; seperti Islam melarang cara apapun yang berdampak buruk terhadap uang. Sedangkan masalah-masalah ijtihâdiyah yang berubah disebabkan perubahan waktu dan tempat, maka Islam meninggalkan rincian-rinciannya kepada pihak yang berkompeten (ulul amri) untuk berijtihad di dalamnya dengan apa yang dilihatnya dapat merealisasikan kemaslahatan kaum muslimin.13

Oleh karena itu, Pada penelitian ini penulis mencoba menganalisis lebih dalam pemikiran tokoh ekonom Muslim, Abu Hamid Al-Ghazali lebih spesifik tentang permasalahan uang. Kemudian membandingkan antara teori uang seorang Pemikir muslim ini dengan teori modern J.M Keynes yang merupakan ahli ekonomi Barat tentang hal serupa.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:

a. Al-Ghazali diidentikan hanya sebagai tokoh sufi b. Uang banyak digunakan untuk tujuan duniawi saja c. Kurs dijadikan ajang untuk spekulasi

d. Motif spekulasi menjadikan uang lebih banyak diperdagangkan

e. Melemahnya rupiah yang terlalu dalam dan terus menerus merupakan salah satu penyebab krisis

12 Abu Hamid Al-Ghazali, Ihyâ ‘Ulûmuddî

n, Jilid IV, (Beirut: Dar al-Nadwah, t.t), h.96

13 Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi,

Fiqih Ekonomi Umar bin Al-Khatab. Penerjemah Asmuni

(21)

f. Lembaga keuangan konvensional menjadikan uang sebagai komoditas dalam memberikan kredit dan menjadikan bunga sebagai instrumen harga

2. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah agar pembahasan dapat mencapai sasaran yang diinginkan, yaitu:

a. Teori Abu Hamid al-Ghazali dan Jhon Maynard Keynes tentang uang b. Persamaan, Perbedaan, dan Faktor penyebab perbedaan teori keduanya. c. Relevansi Teori Abu Hamid al-Ghazali dan Jhon Maynard Keynes terhadap

sistem keuangan di Indonesia.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut di atas dapat dikemukakan beberapa rumusan masalah yaitu:

1. Bagaimana teori uang dalam perspektif Abu Hamid Al-Ghazali dan Jhon Maynard Keynes?

2. Apa persamaan dan perbedaan serta faktor penyebab perbedaan perspektif antara Abu Hamid Al-Ghazali dan Jhon Maynard Keynes tentang teori uang? 3. Bagaimana relevansi teori keduanya terhadap sistem keuangan di Indonesia?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian pada hakikatnya merupakan harapan atau sesuatu yang hendak dicapai yang dapat dijadikan arahan atas apa yang harus dilakukan dalam penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Mengetahui analisis teori Abu Hamid Al-Ghazali dan Jhon Maynard Keynes tentang uang.

b. Mengetahui analisis persamaan dan perbedaan serta faktor penyebab perbedaan perspektif antara Abu Hamid Al-Ghazali dan Jhon Maynard Keynes tentang teori uang.

(22)

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi akademisi dan masyarakat, sebagai tambahan informasi untuk memberikan wawasan pemikiran khususnya bagi pengembangan ilmu ekonomi islam tentang teori uang menurut pendapat Al-Ghazali yang dibandingkan dengan teori J.M. Keynes

b. Bagi penulis, sangat bermanfaat untuk menambah khazanah pengetahuan bagi penulis sendiri dan bagi siapa saja yang nantinya membaca tesis ini. Selain itu, diharapkan dengan adanya penelitian ini akan mempermudah bagi siapa saja nantinya yang ingin mengkaji atau meneliti tentang pemikiran Al Ghazali dan Jhon Maynard Keynes, khususnya yang berkaitan dengan teori uang. Serta Sebagai pelaksanaan tugas akademik, yaitu untuk melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelar Magister Ekonomi Syari’ah.

E. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pusataka berisi tentang uraian secara sistematis tentang hasil penelitian terdahulu tentang persoalan yang akan dikaji dalam tesis. Ada beberapa tinjauan yang penulis gunakan pada penelitian ini, yaitu:

1. Tesis yang saat ini sudah dibukukan dengan judul Ekonomi Sufistik Model Al-Ghazali Telaah Analitik Terhadap Pemikiran Al-Al-Ghazali Tentang Moneter

dan Bisnis. Fokus kajian buku ini hanya menela’ah terhadap pemikiran Al -Ghazali tentang moneter dan bisnis . Dalam buku ini disimpulkan yang paling penting dalam teori keuangan Al-Ghazali adalah beliau mampu memperkenalkan dan meletakkan dasar-dasar pada teori modern tentang peredaran uang dan membuktikan keunggulannya dibandingkan dengan sistem barter. Sementara model kegiatan ekonomi yang ditawarkan Al-Ghazali jelas-jelas didasarkan pada pola sistem yang telah digagas para pendahulunya yaitu dengan pendekatan fiqih.14 Perbedaan penelitian tesis ini dengan penelitian terdahulu adalah penelitian tesis ini bersifat komparatif

14 Abdul Aziz,

(23)

yang tidak hanya menganalisis satu objek (tokoh) kajian saja melainkan dua tokoh yang berkaitan.

2. Buletin ilmiah yang ditulis oleh Ascarya, Heni Hasanah, Noer Azam Achsani dengan judul Perilaku Permintaan Uang Dalam Sistem Moneter Ganda Di Indonesia. Fokus penelitian ini hanya pada tataran perilaku permintaan masyarakat Indonesia akan uang tunai. Pada penelitian ini disimpulkan bahwa hasil pengujian menunjukkan bahwa return bagi hasil (Mudhârabah) berpengaruh negatif terhadap permintaan semua komponen uang Islam (uang kartal, giro Wadîah, tabungan Mudhârabah, dan deposito Mudhârabah). Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa permintaan uang Islam lebih cepat stabil dari pada permintaan uang konvensional dalam merespon guncangan dari variabel-variabel lain. Dalam permintaan uang konvensional, suku bunga mempunyai pengaruh yang besar pada perilaku permintaan uang kartal (20%-29%), sedangkan dalam permintaan uang Islam, return Mudharabah hampir tidak mempunyai pengaruh pada perilaku permintaan uang Islam. Permintaan uang konvensional yang digagas oleh Jhon Maynard Keynes secara umum menunjukkan perilaku motif untuk transaksi dan berjaga-jaga (uang kartal, giro, dan tabungan), serta perilaku motif untuk spekulasi. Sedangkan, permintaan uang Islam secara umum hanya menunjukkan perilaku motif untuk transaksi dan berjaga-jaga saja.15 Perbedaan penelitian tesis ini dengan penelitian terdahulu adalah penelitian tesis ini bersifat kualitatif dan tidak hanya membahas mengenai teori permintaan uang saja melainkan berbagai teori yang dikemukakan oleh dua tokoh yang menjadi objek kajian.

3. Jurnal yang ditulis oleh Andi Mardiana yang berjudul Uang dalam Ekonomi Islam menjelaskan gambaran tentang uang dalam ekonomi Islam yang secara umum, semua mata uang akan berfungsi sama. Sebagai alat tukar, satuan hitung, penyimpan nilai, dan sebagai alat penundaan pembayaran. Namun ada satu hal yang sangat berbeda dalam memandang uang antara sistem kapitalis dengan sistem Islam. Dalam sistem kapitalis, uang tidak hanya sebagai alat

15 Ascarya dkk, "

Perilaku Permintaan Uang dalam Sistem Moneter Ganda di Indonesia."

(24)

tukar yang sah, melainkan juga sebagai komoditas. Menurut sistem kapitalis, uang juga dapat diperjualbelikan dengan kelebihan baik on the spot maupun secara tangguh. Dalam Islam, uang hanyalah sebagai medium of exchange. Ia bukan suatu komoditas yang bisa diperjualbelikan. Suatu yang dinilai penting dari karakteristik uang adalah uang tidak diperlukan untuk dikonsumsi, maksudnya ia tidak diperlukan untuk dirinya sendiri secara langsung. Melainkan diperlukan untuk membeli barang yang lain sehingga kebutuhan manusia dapat terpenuhi. Uang adalah standar kegunaan yang terdapat pada barang dan tenaga. Karena itu, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang digunakan untuk mengukur setiap barang dan tenaga.16 Perbedaan penelitian tesis ini dengan penelitian terdahulu adalah penelitian tesis ini lebih khusus membahas dua tokoh dari kalangan ekonom muslim dan kalangan ekonom barat.

4. Buku yang ditulis oleh Hoppe dan Hans Herman mengungkapkan bahwa uang disimpan orang sebagai akibat dari adanya ketidakpastian sistemik dalam tindakan manusia. Tingkat bunga, di lain pihak, berasal dari preferensi waktu; dan preferensi waktu adalah sesuatu yang sama pentingnya bagi tindakan sebagaimana halnya ketidakpastian itu sendiri. Hal ini menunjukan bahwa bunga merupakan harga yang harus dibayar bagi debitur yang ingin menggunakan uang orang lain.17 Yang membedakan penelitian ini dengan sebelumnya penelitian ini tidak hanya membahas teori uang Jhon maynard Keynes saja, melainkan mengkomparasikan teori yang dikemukakan oleh dua tokoh yaitu Abu Hamid al-Ghazali dan jhon maynard Keynes yang membahas hal serupa, meski nantinya akan dibahas pula tokoh-tokoh lain yang mendukung teori keduanya.

16Andi Mardiana, “Uang dalam Ekonomi Islam”, dalam Jurnal

Al-Buhuts, (Vol. 10, No.

01, Juni 2014), h. 94

17 Hoppe dan Hans-Hermann,

Teori Umum Keynes Dalam Pandangan Misesian, (Jakarta:

(25)

F. Kerangka Pikir

Pratama Rahadja dan Mandala Manurung mendefinisikan bahwa uang adalah sesuatu yang diterima atau dipercaya masyarakat sebagai alat pembayaran atau transaksi. 18 Definisi ini juga banyak diterapkan oleh para ekonom yang lainnya hanya redaksi yang sedikit berbeda.

Literatur ekonomi Islam banyak menyatakan bahwa uang bukanlah modal (capital). Sedangkan dalam ekonomi konvensional adalah sebaliknya uang adalah barang khalayak masyarakat luas (public good). Uang bukan barang monopoli seseorang. Jadi semua orang berhak memiliki uang yang berlaku di suatu negara. Sementara modal adalah barang pribadi atau orang per orang. Jika uang sebagai flow concept sementara modal adalah stock concept.19

Flow concept mengibaratkan uang seperti air yang selalu mengalir .Jika air di sungai itu mengalir, maka air tersebut akan bersih dan sehat. Sedangkan Stock Concept diibaratkan air berhenti (tidak mengalir secara wajar) maka air tersebut menjadi busuk dan bau, demikian juga dengan uang. Uang berputar untuk produksi akan dapat menimbulkan kemakmuran dan kesehatan ekonomi masyarakat. Sementara, jika uang ditahan maka dapat menyebabkan macetnya roda perekonomian.

Pakar Ekonomi Islam berpandangan bahwa uang adalah alat untuk masyarakat banyak. Bukan monopoli perorangan. Sebagai alat umum, maka masyarakat dapat menggunakannya tanpa ada hambatan dari orang lain. Oleh karena itu, dalam tradisi Islam menumpuk uang sangat dilarang, sebab kegiatan menumpuk uang akan mengganggu orang lain menggunakannya.20 Hal ini tercermin dalam firman Allah SWT sebagai berikut:



...









ِ







)

ةبوتلا

:

٣٤

)

18 Pratama Rahardja dan Mandala Manurung,

Pengantar Ilmu Ekonomi; Mikro Ekonomi dan Makro Ekonomi, (Jakarta: LPFEUI, 2008), h. 317

19 Adiwarman A. Karim,

Ekonomi Makro Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 34-35

20

(26)

“...dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.”

Jumlah uang tunai yang diperlukan dalam ekonomi islam hanya berdasarkan hanya motivasi untuk transaksi dan berjaga-jaga, merupakan fungsi dari tingkat pendapatan, pada tingkatan tertentu telah ditentukan zakat atas aset yang kurang produktif.21

Melalui kebijakan infak dan zakat, maka terdapat beberapa kegunaan yang sekaligus dapat dicapai, yaitu:

1. Mendorong investasi dan produksi 2. Mendorong lapangan kerja baru

3. Meningkatkan daya beli mayoritas banyak

4. Infak dan zakat bisa dipakai sebagai alat untuk mengendalikan inflasi, mengendalikan uang yang beredar dalam masyarakat.22

Syari'ah Islam di dalam masalah muamalah termasuk penggunaan uang tidak kurang dalam memberikan prinsip-prinsip dan etika yang seharusnya bisa dijadikan acuan dan referensi, serta merupakan kerangka bekerja dalam ekonomi Islam. Al-qur’an dan Al-Hadits sebagai sumber acuan Ekonomi Islam telah mengatur, bahwa:23

1. Manusia merupakan khalifah Allah











(

ماعنأا

:

١٦٥

)

dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu.

21 Nurul Huda dkk.,

Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoritis, (Jakarta: Kencana, 2008),

h. 96

22 Abdul Aziz,

Ekonomi Islam: Analisis Mikro dan makro, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008),

h. 174

23 Yuliadi Imamudin,

(27)

Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.24

2. Manusia adalah pemakmur di bumi

...











(

دو

:

61

)

“... Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)."25

3. Manusia diberi kebebasan untuk bermuamalah selama tidak melanggar ketentuan syari'ah;

ع ها يضر ءادردلا يبأ نع

ملسو يلع ها ىلص ها لوسر لاق

:

«

ام

وهف ع تكس امو ، مارح وهف مرح امو ، لاح وهف باتك يف ها لحأ

ايسن نكي مل ها نإف ، ةيفاعلا ها نم اولبقاف ، ةيفاع

»

ةيآا ذ ات مث

(

ايسن كبر ناك امو

)

(

مكاحلا اور

)

Dari Abi Darda R.Abahwa Rasulullah SAW bersabda: Apa yang dihalalkan Allah dalam Kitab-Nya itu halal. Apa yang diharamkan Allah itu haram. Apa yang Dia diamkan itu kelonggaran. Maka, terimalah kelonggaran dari Allah karena Allah tidak pernah melupakan sesuatu.” Kemudian beliau membaca ayat:” dan tidaklah tuhanmu lupa” (HR. Hakim)

4. Kekayaan (uang) merupakan nikmat dan amanah dari Allah serta tidak dapat dimiliki secara mutlak;









(

ةرقبلا

:

٢٩

)

Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.27

24 Departemen Agama,

Op.Cit.., h. 119.

25

Ibid., h. 182

26 Maktabah Syamilah,

al-Mustadrak ‘ala Shahîhaini li-l-Hâkim, Juz 8, h. 65. Hadis nomor

3376, bab tafsir surat maryam

27 Departemen Agama,

(28)

5. Di dalam harta (uang) seseorang terdapat bagian bagi agama dan sosial.







.





(

جراعما

:

٢٤

-٢٥

)

dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta).28

6. Dilarang memperoleh dan menggunakan harta sesama secara batil





























(

لا

ءاسن

:

٣۰

-٢٩

)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.dan Barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, Maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.29

Tafsir al-Maraghi menjelaskan bahwa kata albâtil berasal dari al-batlu dan al-butlân berarti kesia-siaan dan kerugian. Menurut syara adalah mengambil harta tanpa pengganti hakiki yang biasa, dan tanpa keridaan dari pemilik harta yang diambil itu; atau menafkahkan harta bukan pada jalan hakiki yang bermanfaat, maka termasuk ke dalam hal ini adalah lotre, penipuan di dalam jual beli, dan menafkahkan harta pada jalan-jalan yang diharamkan, serta pemborosan dengan mengeluarkan harta untuk hal-hal yang tidak dibenarkan oleh akal. Kata bainakum menunjukkan bahwa harta yang haram biasanya menjadi pangkal persengketaan di dalam transaksi antara orang yang memakan dengan orang yang hartanya dimakan. Masing-masing ingin menarik harta itu menjadi miliknya.30

28

Ibid., h. 65

29

Ibid., h. 454

30 Ahmad Mustafa Al-Marâgi,

Tafsîr al-Marâgi, (Mesir: Mustafa Al-Babi al-Halabi, 1394

(29)

7. Penghapusan Praktik Riba





































(

ةرقبلا

:

٢٧٥

)

Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. 31

Prinsip inilah yang pada ujung-ujungnya menjadi dasar pembentukan lembaga keuangan bebas bunga dengan dua produk unggulan, yakni mudhârabah dan bai' al-murâbahah.

Berdasarkan dukungan dari landasan teoritik dan hubungan antar variabel yang telah dikemukakan sebelumnya di atas, yang diperoleh dari eksplorasi teori yang dijadikan rujukan konsepsional dari variabel penelitian, maka dapat disusun kerangka pemikiran sebagai berikut:

31 Departemen Agama,

(30)
[image:30.595.121.488.119.554.2]

Gambar 1. 1 Kerangka Pikir

Pada penelitian kali ini penulis akan menjelaskan terlebih dahulu mengenai konsep dan prinsip uang secara umum. Kemudian dibahas pendapat dari beberapa tokoh baik muslim maupun barat yang berkaitan dengan hal ini, yang nantinya akan menjadi teori pendukung baik Al-Ghazali maupun Keynes; untuk dianalisis persamaan dan perbedaan kedua tokoh tersebut tentang konsep uang serta relevansinya terhadap sistem keuangan di Indonesia.

G. Metode Penelitian

Metode Penelitian adalah cara evaluasi, analisis, dan seleksi berbagai alternatif, cara atau teknik. Metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan, dan penjelasan. Metode penelitian merupakan sub

Tokoh-tokoh Islam Tokoh-tokoh Barat

Al-Ghazali Keynes

Ekonomi Islam Ekonomi Konvensional

Persamaan dan perbedaan

Faktor penyebab perbedaan Teori Uang

Relevansinya terhadap sistem Keuangan di Indonesia Al-Qur’an dan Al -Hadist

(31)

bagian perencanaan usulan penelitian. Rencana penelitian harus logis, diikuti unsur-unsur yang urut, konsisten, dan operasional, menyangkut bagaimana penelitian tersebut akan dijalankan.32

Metode penelitian merupakan bagian yang tak kalah penting dalam suatu penelitian. Berikut ini peneliti akan menerangkan beberapa hal yang berkaitan dengan metode dalam penelitian ini.

1. Jenis dan Sifat Penelitian

a. Jenis Penelitian

Dilihat dari tempat pelaksanaannya penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan (Library research), yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat diruang perpustakaan.33 Mengingat jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan, maka dalam pengumpulan data peneliti menggali data-data yang bersumber dari buku-buku, jurnal, majalah, dan lain-lain.

Adapun data-data tersebut tidak terbatas hanya pada tulisan dua tokoh yang menjadi objek kajian dalam penelitian ini (Abu Hamid Al-Ghazali dan Jhon Maynard Keynes), tetapi juga melibatkan tulisan-tulisan orang lain yang mempunyai kaitan dengan apa yang sedang diteliti

b. Sifat Penelitian

Dilihat dari sifatnya, penelitian ini bersifat deskriptif komparatif

analitis. Yang dimaksud dengan metode deskriptif adalah “suatu metode dalam meneliti suatu objek yang bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis dan objektif mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, ciri-ciri serta hubungan antara unsur-unsur yang ada atau fenomena

32 Suharto dkk,

Perekayasaan Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Andi, 2004), h. 99

33 Kartini Kartono,

Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung: Mandar Maju, 1990), h.

(32)

tertentu” .34 Dalam Penelitian ini akan digambarkan bagaimana pendapat Al-Ghazali dan J.M. Keynes tentang teori uang.

Sedangkan metode komparatif Menurut penjelasan Dra. Aswarni Sujud, bahwa penelitian komparatif akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur kerja. Dapat juga membandingkan kesamaan pandang dan perubahan pandangan orang, peristiwa atau terhadap ide-ide.35 Metode ini akan penulis gunakan untuk membandingkan pendapat Abu Hamid Al-Ghazali dan Jhon Maynard Keynes tentang teori uang dan hal-hal yang berkaitan dengannya.

Sedangkan yang dimaksud dengan analitis sendiri sebagaimana yang

dikutip oleh kaelan M.S. dari Patton yaitu:“suatu proses mengatur urutan

data, mengorganisasikannya kesuatu pola, kategori dan satuan uraian dasar yang kemudian melakukan pemahaman, penafsiran dan

interprestasi data”.36

2. Data dan Sumber Data

Peneliti dalam tesis ini telah mengumpulkan data atau informasi dengan cara membaca, mengutip, dan menyusunnya berdasarkan data-data yang telah diperoleh. Sehingga, dalam penulisan tesis ini data yang peneliti peroleh berasal dari sumber data primer dan sekunder

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dan segera diperoleh dari sumber data oleh penyelidik untuk tujuan yang khusus.37Karena penelitian ini adalah kajian kepustakaan maka sumber data primernya adalah karya yang dihasilkan oleh kedua tokoh tersebut. Adapun bahan utama (data primer) dari Al-Ghazali adalah Ihyâ ‘Ulûmuddîn. Sedangkan

34 Kaelan, M.S.,

Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat, (Yogyakarta: Paradigma,

2005), h. 58

35 Suharsini Arikunto,

Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta), h. 246

36

Ibid., h. 68

37 Winarno Surakhman

, Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar Metode tehnik,(Bandung:

(33)

dari J.M Keynes adalah The General Theory of Employment, Interest, and Money.

b. Data sekunder yaitu data yang telah terlebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang diluar diri penyelidik sendiri, walaupun yang dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data yang asli.38 Data sekunder dalam penelitian ini adalah kajian kajian yang membahas tentang kedua tokoh tersebut, atau bahan-bahan yang membahas tentang uang, yang nantinya diperlukan untuk mendukung dalam melakukan pembahasan.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tela’ah kepustakaan yang dilaksanakan dengan cara membaca, menelaah, dan mencatat berbagai literatur atau bahan bacaan yang sesuai dengan pokok bahasan, kemudian disaring dan dituangkan dalam kerangka

pemikiran secara teoritis”.39

Penelitian kepustakaan maksudnya penelitian yang dilakukan dengan cara membaca dan menelaah dan mencatat bahan dari berbagai literatur yang berhubungan dengan pembahasan dalam tesis ini yaitu tentang teori uang menurut Abu Hamid Al-Ghazali dan Jhon Maynard Keynes.

4. Pengolahan data

Data yang telah terkumpul diolah dengan benar-benar memilih secara hati-hati data yang relevan, tepat, dan berkaitan dengan teori uang. Kemudian data digolongkan dan disusun menurut aturan tertentu secara teratur, berurutan, logis sehingga mudah difahami dan dipresentasikan.

Pada penelitian ini penulis akan menggunakan metode komparasi dengan cara membandingkan teori yang disampaikan oleh kedua tokoh Abu Hamid Al-Ghazali dan Jhon Maynard Keynes.

5. Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema

38

Ibid

39 Kartini kartono,

(34)

dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting dan menetukan.40

Pada tahapan analisis data diolah sedemikian rupa sehingga berhasil disimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian. Analisis data dibedakan menjadi dua macam yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Perbedaan ini tergantung pada sifat data yang dikumpulkan peneliti.41

Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan penelitian ini adalah analisis kualitatif. Analisis kualitatif merupakan penelitian yang datanya dinyatakan dalam bentuk verbal dan dianalisis tanpa menggunakan teknik statistik, dalam penelitian kualitatif, langkah penelitian baru diketahui dengan jelas setelah penelitian selesai. Sehingga, dalam menganalisis data penulis melakukan secara bersamaan dengan proses pengumpulan data.

Adapun metode berfikir yang dilakukan penulis adalah deduktif. Metode deduktif yaitu menarik kesimpulan berangkat dari pengetahuan yang sifatnya umum, dan bertitik tolak pada pengetahuan yang umum itu kita hendak menilai suatu kejadian yang khusus.42 Metode ini digunakan untuk mengetengahkan data-data mengenai teori uang yang sifatnya masih umum, kemudian diolah untuk mengambil data-data yang sifatnya khusus mengenai teori uang menurut pemikiran Abu Hamid Al-Ghazali dan Jhon Maynard Keynes.

40 Lexy J. Moleong,

Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001),

h. 103

41 Arsyad Soeratno,

Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: UPP

STIM YKPN, 2008), h. 117

42 Sutrisno hadi,

Metodologi Research, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi

(35)

H. Sistematika Penulisan

Untuk menyusun secara sistematis maka penelitian akan dikembangkan dalam beberapa bab sebagai berikut:

Bab I, Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka pikir, metode penelitian, dan sistematika penulisan

Bab II, Landasan teori terdiri dari tinjauan tentang uang baik dari perspektif ekonomi islam maupun konvensional.

Bab III, Berisi penyajian data biografi dan teori yang dikemukakan oleh Abu Hamid Al-Ghazali dan Jhon Maynard Keynes serta gambaran umum sistem keuangan di Indonesia.

Bab IV, Analisis teori yang dikemukakan oleh Abu Hamid Al-Ghazali dan Jhon Maynard Keynes, analisis persamaan dan perbedaan serta faktor penyebab perbedaan diantara keduanya, serta relevansi teori keduanya terhadap sistem keuangan di Indonesia.

(36)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Uang dalam Ekonomi Islam 1. Pengertian Uang

Uang dalam ekonomi Islam secara etimologi berasal dari kata an-naqdu dan jamaknya adalah nuqûd. Pengertiannya ada beberapa makna, yaitu an-naqdu berarti yang baik dari dirham, menggenggam dirham, membedakan dirham, dan an-naqdu juga berarti tunai. Kata nuqûd dalam tidak terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadis karena bangsa Arab umumnya tidak menggunakan nuqûd untuk menunjukan harga. Mereka menggunakan kata dînâr dan untuk menunjukan mata uang yang terbuat dari emas dan kata dirham untuk menunjukan alat tukar yang terbuat dari perak. Mereka juga menggunakan kata warîq untuk menunjukan dirham perak, kata „ain untuk menunjukan dinar emas. Sementara fulûs (uang tembaga) adalah alat tukar tambahan yang digunakan untuk membeli barang-barang murah.1

Uang menurut fuqaha tidak terbatas pada emas dan perak yang dicetak, tetapi mencakup seluruh dînâr, dirham, dan fulûs. Untuk menunjukan dirham dan dinar mereka menggunakan istilah naqdain. Namun, mereka berbeda pendapat apakah fulûs termasuk kedalam istilah nuqûd atau tidak. Menurut pendapat yang mu’tamad dari golongan Syafi’iyah, fulûs tidak termasuk nuqûd, sedangkan madzhab Hanafi berpendapat bahwa nuqûd mencakup fulûs.2

Definisi nuqûd menurut Abu Ubaid (wafat 224 H), dirham dan dinar adalah nilai sesuatu. Ini berarti dînâr dan dirham adalah setandar ukur yang dibayarkan dalam transaksi barang dan jasa. Ibnu Qayyim berpendapat, dinar

1 Rozalinda,

Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi, (Jakarta:

Rajawali Pers: 2014), h. 279

2

(37)

dan dirham adalah nilai harga barang komoditas. Ini mengisyaratkan bahwa uang adalah standar unit ukuran untuk nilai harga komoditas.3

Beberapa istilah penyebutan uang dari beberapa tokoh ekonomi Islam tersebut mempunyai titik temu, bahwa uang merupakan benda-benda yang disetujui oleh masyarakat umum sebagai alat perantara untuk mengadakan tukar-menukar atau perdagangan dan sebagai standar nilai barang maupun jasa. Baik uang itu berasal dari emas, perak, tembaga kertas; selama itu diterima masyarakat dan di ditetapkan oleh penguasa (pemerintah), maka dianggap sebagai uang.

2. Sumber Hukum Uang

Uang di dalam ekonomi Islam merupakan sesuatu yang diadopsi dari peradaban Romawi dan Persia. Ini dimungkinkan karena penggunaan konsep uang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Dinar adalah mata uang emas yang diambil dari romawi dan dirham adalah mata uang perak warisan peradaban Persia. Perihal dalam Al-Qur’an dan hadis kedua logam mulia ini,

emas dan perak, telah disebutkan baik dalam fungsinya sebagai mata uang.4 Misalnya dalam surat At-Taubah ayat 34 disebutkan:





























Gambar

Gambar 1. 1 Kerangka Pikir
Tabel 1. Jumlah Utang Negara Indonesia dan Rasio Terhadap Produk
Tabel 4. Surat Utang Negara (SUN) dan Sukuk Negara
Tabel 5. Pembiayaan berdasarkan jenis akad
+2

Referensi

Dokumen terkait