• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA Tindak Tutur Ekspresif Dalam Slogan Di Wilayah Kota Surakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA Tindak Tutur Ekspresif Dalam Slogan Di Wilayah Kota Surakarta."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN

DI WILAYAH KOTA SURAKARTA

Naskah Publikasi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

EKO CAHYONO A 310090261

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

1

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA

Eko Cahyono, A 310090261, Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Surakarta, 2013, 123 Halaman. email: ekocahyono44@ymail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini ada dua yaitu (1) mendeskripsikan bentuk-bentuk tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam slogan di wilayah kota Surakarta. (2) mendeskripsikan strategi tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam slogan di wilayah kota Surakarta. Penelitian ini mengdentifikasi mengenai masalah bentuk-bentuk dan strategi tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam slogan di wilayah kota Surakarta. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah memfokuskan pada tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta. Data dalam penelitian ini adalah penggunaan tuturan wacana slogan yang mengandung tindak tutur ekspresif di wilayah kota Surakarta. Sumber dalam penelitian ini adalah sumber tertulis yang berupa wacana slogan di wilayah kota Surakarta. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik simak dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan padan ekstralingual. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa bentuk-bentuk tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta ada sembilan ketegori. Tindak tutur ekspresif tersebut meliputi, (1) mengucapkan terima kasih, (2) mengucapkan (3) selamat, mengkritik, (4) rasa senang, (5) menolak, (6) rasa jengkel, dan (7) minta maaf. Ada dua strategi bertindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta, yaitu strategi tindak tutur ekspresif langsung dan strategi tindak tutur ekspresif tidak langsung. Adapun temuan dalam penelitian ini, pertama penggunaan tindak tutur ekspresif yang paling dominan adalah mengucapkan selamat yang persentasenya 43,66%. Kedua penggunaan strategi yang dominan yaitu strategi langsung dengan persentase 100%.

Kata kunci: tindak tutur ekspresif dan slogan

1. Pendahuluan

Bahasa berkembang sesuai dengan perkembangan penuturnya. Karena

bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi manusia. Manusia selalu

menggunakan bahasa untuk mengungkapkan apa yang ada di dalam

(5)

2

Melalui bahasa manusia selalu berinteraksi untuk memberikan informasi,

gagasan, ide, pesan, maupun berita.

Dalam penggunaan bahasa dalam komunikasi itu dapat

diidentifikasikan fungsi-fungsinya. Fungsi bahasa dalam komunikasi jika

dilihat berdasarkan tanggapan atau respon mitra tutur, ada dua macam.

Pertama fungsi, transaksional apabila dalam berkomunikasi itu yang

dipentingkan isi komunikasi. Dengan fungsi bahasa tersebut, bahasa dapat

digunakan sebagai penyalur informasi. Kedua, fungsi interaksional apabila

yang dipentingkan dalam penggunaan bahasa adalah hubungan timbal balik

(interaksi) antara penyapa dan pesapa. Dalam peristiwa komunikasi, bahasa

dapat menampilkan fungsi yang bervariasi, salah satunya adalah fungsi

ekspresif. Fungsi ekspresif bahasa mengarah pada penyampaian pesan.

Artinya bahasa didayagunakan untuk menyampaikan ekspresi penyampai

pesan (komunikator). Fungsi bahasa tersebut bisa digunakan untuk

mengekspresikan emosi, keinginan, atau perasaan penyampai pesan (Rani,

2006: 19-20).

Tindak tutur suatu tuturan akan menentukan suatu maksud dari

penutur. Penutur akan menuturkan kalimat yang dianggap mudah dan

dipahami oleh orang lain. Sehingga tiap tuturan penutur akan menyesuaian

dengan konteks tuturan itu. Penutur yang ingin mengungkapkan maksud dari

pemikirannya akan menuangkannya dalam bentuk tindak tutur. Sehingga

orang lain akan mengetahui apa yang dimaksud. Untuk mengungkapkan

maksud itu penutur juga harus mengungkapkan dengan keadaan situasi tutur

yang jelas.

Tindak tutur adalah ‘speech act’. Bahwa pada dasarnya pada saat

seseorang mengatakan sesuatu, dia juga melakukan sesuatu (Nadar, 2009: 11).

Jadi setiap ungkapan suatu bahasa akan dapat dipahami dengan baik apabila

dikaitkan dengan situasi konteks terjadinya ungkapan tersebut. Karena

seorang penutur akan melakukan suatu tuturan untuk menginformasikan.

Terlebih lagi terkadang apa yang dituturkan seorang belum tentu sesuai

(6)

3

media untuk menyampaikan maksud tuturan adalah dengan menggunakan

tulisan. Dalam tulisan itu penutur akan mengekspresikan tuturannya. Slogan

adalah salah satu media yang digunakan untuk mengekspresikan tuturan.

Dengan orang menuliskan slogan pasti penutur mempunyai maksud tersendiri.

Sehingga dengan adanya slogan-slogan yang dipasang diberbagai tempat nanti

akan lebih membantu penutur untuk penyampaian informasi, ide, dan gagasan.

Bentuk-bentuk tuturan yang diutarakan oleh penutur dilatar belakangi

oleh maksud dan tujuan. Dalam hubungan ini bentuk-bentuk tuturan yang

bermacam-macam dapat digunakan untuk menyatakan maksud yang sama.

Atau sebaliknya, berbagai macam maksud dapat diutarakan dengan tuturan

yang sama. Di dalam pragmatik, berbicara merupakan aktivitas yang

berorientasi pada tujuan (goal oriented activities) (Wijana dan Rohmadi,

2009: 14).

Slogan merupakan tulisan yang digunakan untuk menyampaikan ide

atau gagasan penulis. Slogan banyak sekali digunakan dalam kehidupan.

Begitu juga di wilayah kota Surakarta, banyak sekali slogan yang tersebar.

Selain itu, slogan yang ada di wilayah Surakarta tersebar di berbagai tempat.

Banyak slogan terdapat di lingkungan sekolahan, lingkungan pemerintahan

dan lingkungan umum (jalan-jalan, pusat perbelanjaan, perumahan, dan rumah

sakit) dan sebagainya. Sehingga banyak sekali ragam ekspresi dari

masing-masing slogan tersebut. Dalam penulisan slogan tersebut setiap penulis atau

penutur memiliki cara untuk memaparkan ekspresi tujuannya. Penutur akan

menggunakan bahasa singkat dan jelas dalam penulisan. Penggunaan bahasa

yang ada dalam slogan biasanya sangat bervariasi tergantung konteks dan

tujuan penutur.

Persoalannya kemudian adalah bagaimana bentuk-bentuk tindak tutur

ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta dan bagaimana strategi

tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta. Oleh karena itu,

tujuan yang ingin di capai adalah mengidentifikasi bentuk-bentuk dan strategi

(7)

4 2. Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif dengan penekanan pada fakta

atau fenomena yang ada dan secara empiris hidup pada penuturnya

(Sudaryanto, 1993: 5).

Objek penelitian ini adalah tindak tutur ekspresif dalam slogan di

wilayah kota Surakarta. Subjek penelitian ini adalah wacana slogan yang ada

di wilayah kota Surakarta.

Data dalam penelitian ini adalah keseluruhan tuturan yang

mengandung tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta.

Sedangkan sumber data adalah asal dari mana data itu diperoleh. Ada pun

sumber data dalam penelitian ini adalah wacana slogan yang ada di wilayah

Kota Surakarta.

Penelitian ini akan menggunakan teknik pengumpulan data dengan

teknik simak dan teknik dokumentasi. Teknik simak adalah cara yang

digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan

bahasa. Istilah menyimak disini tidak hanya berkaitan dengan penggunaan

bahasa secara lisan, tetapi juga penggunaan bahasa secara tertulis. Metode ini

memiliki teknik dasar yang berwujud teknik sadap. Dalam praktik selanjutnya,

teknik sadap ini diikuti dengan teknik lanjutan yang berupa teknik simak libat

cakap, simak bebas libat cakap, catat, dan teknik rekam. (Makhsun, 2011:

92-93).

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

metode padan ekstralingual. Metode padan ekstralingual ini digunakan untuk

menganalisis unsur yang bersifat ekstralingual, seperti menghubungkan

masalah bahasa dengan hal yang berada diluar bahasa. Sebagai metode yang

secara konseptual bersifat abstrak, maka agar dapat teroperasional diperlukan

langkah-langkah konkret yang disebut teknik (Makhsun, 2011: 120). Setelah

data terkumpul, peneliti akan melakukan analisis dengan teknik padan

ekstralingual. Peneliti akan menganalisis tindak tutur ekspresif dalam slogan

(8)

5

Teknik validitas data dalam penelitian ini akan menggunakan

trianggulasi data, yaitu teknik yang dilakukan peneliti agar di dalam

mengumpulkan data, peneliti wajib menggunakan sumber data yang

berbeda-beda yang tersedia. Dengan demikian, apa yang diperoleh dari sumber yang

satu, bisa lebih teruji kebenarannya bilamana dibandingkan dengan data

sejenis yang diperoleh dari sumber lain yang berbeda, baik kelompok sumber

sejenis atau sumber yang berbeda jenisnya, yakni dari sumber yang berupa

catatan atau arsip dan dokumen yang memuat catatan yang berkaitan dengan

data yang dimaksudkan peneliti (Sutopo, 2006: 93-94).

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Sejalan dengan kerangka berfikir dan pendekatan yang sudah

dikembangkan dalam penelitian ini maka diperoleh bentuk-bentuk dan strategi

tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta. Bentuk-bentuk

tindak tutur ekspresif itu diantaranya terbagi menjadi 7 kategori; (a)

mengucapkan terima kasih, (b) mengucapkan selamat, (c) mengkritik, (d) rasa

senang, (e) menolak, (f) rasa jengkel, dan (g) minta maaf. Adapun realisasi

bentuk-bentuk tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta

sebagai berikut;

a. Mengucapkan Terima Kasih

Tindak tutur ekspresif mengucapkan terima kasih adalah tindak

tutur yang dilakukan untuk mengekspresikan rasa syukur penutur kepada

mitra tutur sesuai dengan konteks tuturan. Realisasi tindak tutur ekspresif

terima kasih dalam slogan di wilayah Kota Surakarta tampak pada data

berikut.

(1) Eksplikatur : Terima kasih anda telah menikmati makanan dan minuman di luar ruangan (SLGN/34).

Konteks : a). Tuturan ini terdapat di RRI Surakarta.

b). Penutur mengucapkan terima kasih kepada mitra tutur karena sudah menikmati makanan dan minuman di luar ruangan.

c). Penutur adalah pihak RRI Surakarta.

d). Mitra tutur adalah pengunjung di RRI Surakarta. Tuturan (1) merupakan tuturan penutur yang menggunakan tuturan

(9)

6

terima kasih, yaitu tindak tutur yang dimaksudkan untuk mengucapkan

terima kasih kepada mitra tutur. Tuturan tersebut terdapat di RRI

Surakarta. Dimana tuturan itu dimaksudkan kepada pengunjung RRI

Surakarta yang telah menaati peraturan untuk tidak makan dan minum di

ruangan. Tuturan (1) adalah ungkapan ekspresif dari pihak RRI Surakarta

kepada mitra tutur yang tidak makan dan minum di ruangan. Ungkapan itu

ditandai dengan penanda lingual “Terima kasih”.

b. Mengucapkan Selamat

Tindak tutur ekspresif selamat adalah tindak tutur yang dilakukan

penutur yang mengandung harapan atas apa yang telah diperoleh mitra

tutur. Berdasarkan data penelitian ditemukan 31 data tuturan yang

mengandung ekspresif ucapan selamat. Realisasi tindak tutur ekspresif

ucapan selamat dalam slogan di wilayah Kota Surakarta tampak pada data

berikut.

(2) Eksplikatur : Keluarga besar Progdi Matematika FKIP UMS mengucapkan selamat dan sukses kepada Dr. Sumardi, M. Si. atas diraihnya gelar Doktor dalam bidang Evaluasi Pendidikan (SLGN/1). Konteks : a). Tuturan ini berlangsung di kampus FKIP

UMS.

b). Penutur mengucapkan selamat kepada mitra tutur atas diraihnya gelar Doktor.

c). Penutur adalah keluarga besar Program studi Matematika FKIP UMS.

d). Mitra tutur adalah Dr. Sumardi, M. Si.

Tuturan (2) merupakan tuturan penutur yang menggunakan tuturan

ekspresif. Tuturan (2) adalah tindak tutur yang berkategori ekspresif

selamat, yaitu tindak tutur yang dimaksudkan untuk mengucapkan selamat

kepada mitra tutur. Tuturan tersebut terdapat di lingkungan FKIP UMS.

Ungkapan itu ditandai dengan penanda lingual “selamat dan sukses”.

c. Mengkritik

Tindak tutur ekspresif mengkritik adalah tindak tutur yang

dilakukan penutur untuk menyampaikan masukan kepada mitra tutur.

(10)

7

ekspresif mengkritik. Realisasi tindak tutur ekspresif mengkritik dalam

slogan di wilayah Kota Surakarta tampak pada data berikut.

(3) Eksplikatur : Kampus kayak penjara pintu ditutup semua bagi yang jalan kaki harus muter-muter kebijakan tolol! (SLGN/70).

Konteks : a). Tuturan ini terdapat di Kamar mandi kampus Fakultas Hukum UMS.

b). Penutur mengkritik pihak kampus UMS tentang kebijakan yang telah di keluarkan kampus.

c). Penutur adalah pihak mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta.

d). Mitra tutur adalah pimpinan kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Tuturan (3) merupakan ungkapan penutur yang menggunakan

tuturan ekspresif. Tuturan (3) adalah tindak tutur yang berkategori

ekspresif mengkritik, yaitu tindak tutur yang dimaksudkan untuk

mengkritik pada mitra tutur. Tuturan tersebut terdapat di kamar mandi

fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta. Ungkapan itu

ditandai dengan penanda lingual “implikatur”.

d. Rasa Senang

Tindak tutur ekspresif rasa senang adalah tindak tutur yang

dilakukan penutur untuk menyampaikan perasaan puas dan lega terhadap

mitra tutur. Berdasarkan data penelitian ditemukan 13 data tuturan yang

mengandung ekspresif rasa senang. Realisasi tindak tutur ekspresif rasa

senang dalam slogan di wilayah Kota Surakarta tampak pada data berikut.

(4) Eksplikatur : Ini sekolah baruku teman (SLGN/11).

Konteks : a). Tuturan ini terdapat di SD Kalam Kudus Surakarta.

b). Penutur mengungkapkan rasa senang dengan keadaan sekolah barunya.

c). Penutur adalah pihak sekolah SD Kalam Kudus.

(11)

8

Tuturan (4) merupakan ungkapan penutur yang menggunakan

tuturan ekspresif. Tuturan (4) adalah tindak tutur yang berkategori

ekspresif rasa senang, yaitu tindak tutur yang dimaksudkan untuk

mengungkapkan rasa puas dan lega pada mitra tutur. Tuturan tersebut

terdapat di SD Kalam Kudus Surakarta. Ungkapan itu ditandai dengan

penanda lingual “implikatur”.

e. Menolak

Tindak tutur ekspresif menolak adalah tindak tutur yang dilakukan

penutur karena tidak menerima ungkapan mitra tutur . Berdasarkan data

penelitian ditemukan 1 data tuturan yang mengandung ekspresif menolak.

Realisasi tindak tutur ekspresif menolak dalam slogan di wilayah Kota

Surakarta tampak pada data berikut.

(5) Eksplikatur : PDI Perjuangan menolak kenaikan dasar listrik (SLGN/72).

Konteks : a). Tuturan ini terdapat di Solo Baru.

b). Penutur menolak kepada mitra tutur untuk kenaikan tarif dasar listrik.

c). Penutur adalah ketua fraksi PDIP Puan Maharani.

d). Mitra tutur adalah semua masyarakat Surakarta.

Tuturan (5) merupakan ungkapan penutur yang menggunakan

tuturan ekspresif. Tuturan (5) adalah tindak tutur yang berkategori

ekspresif menolak, yaitu tindak tutur yang dimaksudkan untuk menolak

adanya kenaikan tarif dasar listrik. Ungkapan itu ditandai dengan penanda

lingual “implikatur”.

f. Rasa Jengkel

Tindak tutur ekspresif rasa jengkel adalah tindak tutur yang

dilakukan penutur untuk menyampaikan kekesalan hatinya kepada mitra

tutur. Berdasarkan data penelitian ditemukan 2 data tuturan yang

mengandung ekspresif menolak. Realisasi tindak tutur ekspresif rasa

(12)

9

(6) Eksplikatur : Bukan tempat sampah dilarang buang sampah di sini! (SLGN/67).

Konteks : a). Tuturan ini terdapat di jalan Abdul Rahman Shaleh Surakarta.

b). Penutur merasa jengkel kepada mitra tutur karena membuang sampah sembarangan di sekitar perumahan.

c). Penutur adalah pihak perumahan di jalan Abdul Rahman Shaleh Surakarta.

d). Mitra tutur adalah semua masyarakat.

Tuturan (6) merupakan ungkapan penutur yang menggunakan

tuturan ekspresif. Tuturan (6) adalah tindak tutur yang berkategori

ekspresif rasa jengkel, yaitu tidak tutur yang dimaksudkan untuk melarang

mitra tutur agar tindak membuang sampah sembarangan di sekitar

perumahan. Ungkapan itu ditandai dengan penanda lingual “implikatur”.

g. Minta Maaf

Tindak tutur ekspresif minta maaf adalah tindak tutur yang

dilakukan penutur untuk menyampaikan prmintaan ampun atau penyesalan

kepada mitra tutur. Berdasarkan data penelitian ditemukan 7 data tuturan

yang mengandung ekspresif minta maaf. Realisasi tindak tutur ekspresif

minta maaf dalam slogan di wilayah Kota Surakarta tampak pada data

berikut.

(7) Eksplikatur : Maaf jalan ditutup. (SLGN/62).

Konteks : a). Tuturan ini terdapat di jalan Slamet Riyadi Surakarta Surakarta.

b). Penutur meminta maaf kepada mitra tutur karena jalan sedang ditutup karena ada car free day setiap minggu pagi.

c). Penutur adalah pihak Kapolres Surakarta. d). Mitra tutur adalah semua masyarakat

Surakarta.

Tuturan (7) merupakan ungkapan penutur yang menggunakan

tuturan ekspresif. Tuturan (7) adalah tindak tutur yang berkategori

ekspresif minta maaf, yaitu tindak tutur yang dimaksudkan untuk meminta

maaf kepada mitra tutur. Tuturan tersebut terdapat di jalan Slamet Riyadi

(13)

10

Strategi tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota

Surakarta yang digunakan penutur ada 2 yaitu, strategi langsung dan

strategi tidak langsung.

a. Strategi Tindak Tutur Ekspresif Langsung

Tindak tutur langsung merupakan tindak tutur yang dilakukan

penutur kepada lawan tutur secara langsung tentang apa yang

diinginkan penutur. Berdasarkan analisis data yang sudah dilakukan

ditemukan penggunaan strategi tindak tutur ekspresif langsung sebagai

berikut.

(1) Eksplikatur : Keluarga besar Progdi Matematika FKIP UMS mengucapkan selamat dan sukses kepada Dr. Sumardi, M. Si. atas diraihnya gelar Doktor dalam bidang Evaluasi Pendidikan (SLGN/1). Konteks : a). Tuturan ini berlangsung di kampus FKIP

UMS.

b). Penutur mengucapkan selamat kepada mitra tutur atas diraihnya gelar Doktor.

c). Penutur adalah keluarga besar Program studi Matematika FKIP UMS.

d). Mitra tutur adalah Dr. Sumardi, M. Si. Tuturan slogan pada data (1) menggunakan strategi tindak tutur

ekspresif langsung. Tuturan itu secara langsung bermaksud untuk

mengucapkan selamat dan sukses atas gelar doktor yang diperoleh Dr.

Sumardi, M. Si.

b. Strategi Tindak Tutur Ekspresif Tidak Langsung

Tindak tutur tidak langsung merupakan tindak tutur yang

dilakukan penutur kepada lawan tutur secara tidak langsung tentang

apa yang diinginkan penutur, tetapi menggunakan bentuk lain.

Berdasarkan analisis data yang sudah dilakukan tidak ditemukan

(14)

11 4. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis tindak tutur ekspresif

dalam slogan di wilayah kota Surakarta dapat disimpulkan sebagai berikut. (1)

Ada Sembilan macam bentuk-bentuk tindak tutur ekspresif dalam slogan di

wilayah kota Surakarta. Tindak tutur ekspresif tersebut meliputi,

mengucapkan terima kasih (16,90%), mengucapkan selamat (43,66%),

mengkritik (1,41%), rasa senang (19,72%), menolak (5,63%), rasa jengkel

(2,82%) dan, minta maaf (9,86%). (2) Ada dua strategi bertindak tutur

ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta, yaitu strategi tindak tutur

langsung dan strategi tindak tutur tidak langsung. Dengan persentase

masing-masing strategi tindak tutur ekspresif langsung (100%), sedangkan strategi

tindak tutur ekspresif tidak langsung (0%).

Akhirnya disarankan agar (1) Perlu dilakukan pengkajian mendalam

tentang slogan, baik dari segi bentuk maupun analisis, agar analisis tentang

slogan lebih luas lagi. (2) Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang analisis

slogan dari berbagai jenis tindak tutur, agar kita bisa memperkaya ilmu

pengetahuan tentang tindak tutur.

Daftar Pustaka

Rani, Abdul dkk. 2006. Analisis Wacana Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Malang: Bayumedia Publishing.

Makhsun, 2011. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode dan Tekniknya. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Nadar, FX. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Sutopo, H.B. 2006. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Aplikasinya dalam Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Tingkat kesenjangan digital yang terjadi masyarakat di kota pekalongan dilihat dari aspek perilaku penggunaan internet berada dalam kategori rendah dengan persentase 60,2 %..

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, adalah tidak hanya melihat efektivitas terapi r-HuEPO saja tetapi peneliti juga

Aplikasi BAP 50 ppm pada umbi bawang merah yang telah divernalisasi meningkatkan produksi TSS melalui peningkatan persentase tanaman berbunga, jumlah bunga per

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui pengaruh minat belajar terhadap kesejahteraan warga belajar kejar paket C di Kecamatan

dibahas tentang temuan atau hasil yang didapatkan dalam analisis STLF pada hari libur secara keseluruhan, hari libur dengan kondisi beban normal, dan hari libur

Masalah keperawatan yang ditemukan, pada kasus kien halusinasi pendengaran ada empat diagnosa keperawatan yaitu : Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan