163
Bab IV
Penutup
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, berikut ini dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran yang barangkali diperlukan oleh DPR untuk melakukan revisi terhadap ketentuan peralihan dan beberapa pasal dalam UUY.
A.
Kesimpulan
164
Dengan fungsi yang demikian, apa yang diatur dalam ketentuan peralihan perlu dirumuskan seca-ra jelas dan tegas agar apa yang dikehendaki oleh pembuat UU dipahami sama oleh penegak hukum dan adresat hukum. Tanpa rumusan yang demikian kecenderungan yang terjadi ialah proses peralihan berlakunya ketentuan baru terganggu. Boleh jadi penegak hukum dan adresat hukum terjerumus dalam penafsiran-penafsiran yang menyimpang dari apa semestinya dilakukan berdasarkan aturan peralihan. Jika hal ini terjadi, maka ketentuan per-alihan akan kehilangan fungsi dan eksekusi pelang-garan terhadapnya tidak memiliki urgensi.
Dari hasil penelitian penulis terhadap ketentuan peralihan UUY ada beberapa kesimpulan yang dapat ditarik, yaitu:
165
166
3. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka eksekusi ketentuan peralihan dalam arti pemberi-an spemberi-anksi bagi yayaspemberi-an ypemberi-ang tidak melakukpemberi-an penyesian AD terhadap UUY sebagaimana diatur pada Pasal 71 UU. No 16 Tahun 2001 jo UU No. 28 Tahun 2004, tidak memiliki urgensi secara hukum dalam upaya mewujudkan tujuan hukum (keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum), yaitu yang dapat mendatangkan keadaan damai sejahtera bagi adresat hukum (yayasan). Pemak-saan eksekusi ketentuan peralihan terhadap semua yayasan yang secara nyata berbeda dalam banyak aspeknya merupakan tindakan yang hanya mengedepankan kepastian hukum dan mengabaikan aspek keadilan dan kemanfaatan.
4. Masa berlakunnya ketentuan peralihan dalam UUY berakhir bersamaan dengan berakhirnya masa penyesuaian AD terhadap ketentuan UUY. Dengan demikian, apa yang diatur dalam keten-tuan peralihan UUY tidak dapat mengatur proses peralihan UUY bagi yayasan yang belum mela-kukan penyesuaian AD setelah tanggal 6 Oktober 2008. Itu artinya ketentuan peralihan tersebut tidak memiliki urgensi hukum bagi yayasan yang belum melakukan penyesuaian AD setelah tangal 6 Oktober 2008.
167
diatur dalam Pasal 71 ayat (4) ialah yayasan yang bersangkutan tidak memiliki status hukum. Akibatnya seluruh kegiatan dan hasil kegiatan yayasan ilegal. Bagi lembaga pendidikan dalam yayasan seperti itu, akibat hukumnya ialah ijazah yang diterbitkan oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan tidak memiliki efek sipil.
B.
Saran-Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dikemukakan di atas, menurut penulis ada beberapa saran yang perlu dipertimbangkan guna menyempurnakan UUY, dan secara khusus keten-tuan peralihan.
1. Rumusan ketentuan peralihan dalam UUY perlu ditinjau kembali oleh pembuat UU guna memer-jelas dan memertegas pengaturan dalam keten-tuan peralihan UUY sebagai ketenketen-tuan pokok proses peralihan dan ketentuan yang diatur da-lam PP sebagai ketentuan pelaksanaan dari ke-tentuan pokok. Hal ini diperlukan agar pengatur-an di kedua ketentupengatur-an tersebut tidak menim-bulkan ambiguitas.
168
pada pasal-pasal UUY yang mampu meng-akomodasi keberagaman yayasan berdasarkan latar belakang pendirian, jenis dan bentuk kegiat-an, serta sumber-sumber kekayaan yayasan. Antara lain yang perlu direvisi adalah ketentuan Pasal 1 dan jabarannya pada Pasal 5 tentang sumber dan kekayaan yayasan. Bagi yayasan yang telah berdiri sebelum UUY pengaturan kekayaan yayasan perlu diatur secara tersendiri sehingga kekayaan pribadi yang telah dipakai untuk mendirikan dan melaksanakan kegiatan yayasan tidak dialihkan begitu saja menjadi kekayaan yayasan. Demikian juga ketentuan Pasal 9 ayat (1) perlu dibedakan. Pendiri yayasan perseorangan yang berlatar belakang individu perlu dibedakan dengan perseorangan berlatar belakang badan hukum.
3. Tata cara tindakan hukum oleh kejaksaan atas pelanggaran yang dilakukan yayasan, baik terhadap ketentuan peralihan mapun ketentuan lain, perlu diatur secara khusus dalam Peraturan Pemerintah sebagai peraturan pelaksanaan UUY.