• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN, POLA PERTUMBUHAN DAN KETIMPANGAN SPASIAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2007 - 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS SEKTOR UNGGULAN, POLA PERTUMBUHAN DAN KETIMPANGAN SPASIAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2007 - 2011"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN, POLA PERTUMBUHAN

DAN KETIMPANGAN SPASIAL DI PROVINSI NUSA

TENGGARA BARAT TAHUN 2007 - 2011

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh : Wahidil Kahar

09630012

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-MU peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : Analisa Pertumbuhan Ekonomi Spasial di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2007 – 2011.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Penulis menyadari bahwa bimbingan, bantuan dan dorongan tersebut sangat berarti dalam penulisan skripsi ini. Sehubungan dengan hal tersebut di atas penulis menyampaikan hormat dan terima kasih kepada :

1. Allah SWT. Atas kasih dan Anugrah-NYA kepada penulis

2. Bapak Dr. Aris Soelistyo.M.Si. dan Ibu Dra. Sudarti.M.si. selaku Pembimbing Skripsi

3. Bapak Dr. Aris Soelistyo.M.Si. selaku wali dosen IESP A yang banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi kepada penulis.

4. Bapak Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang

5. Ibu Ketua Jurusan IESP

6. Seluruh Dosen dan Staf pengajar di Jurusan IESP Fakultas Ekonomi yang telah memberi ilmu dan pengalaman yang bermanfaat bagi penulis.

7. Kedua Orang Tua atas segala dukungannya.

(8)

9. Teman – teman IESP’ A

Disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki peneliti, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Malang,...

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN ... .viii

I. PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...6

C. Batasan Masalah...6

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...6

a. Tujuan Penelitian ...6

b. Kegunaan Penelitian ...7

II. TINJAUAN PUSTAKA ...8

A. Penelitian Terdahulu ...8

B. Landasan Teori ...10

1. Pertumbuhan Ekonomi ...10

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Wilayah ...12

3. Ketimpngan Ekonomi Antar Daerah ...15

4. Teori Basis Ekonomi ...16

5. Produk Domestik Regional bruto (PDRB) ...18

III. METODOLOGI PENELITIAN ...21

(10)

B. Jenis Penelitian ...21

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...21

D. Jenis dan Sumber Data ...22

E.Teknik Pengumpulan ...23

F.Metode Analisis Data ...23

1. Analisis Location Quotient (LQ) ...23

2. Analisis Tipologi Klassen ...24

3. Analisis Indeks Williamson ...27

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...29

A. Gambaran Umum ...29

1. Letak Geografis ...29

B.Hasil Penelitian dan Pembahasan ...31

1. Perhitungan Analisis Location Quotient ...31

2. Perhitungan Analisis Tipologi Klassen ...65

3. Perhitungan Analisis Indeks Williamson ...70

V. KESIMPULAN DAN SARAN ...76

A.Kesimpulan...76

B.Saran ...77 DAFTAR PUSTAKA

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Banyaknya kecamatan dan desa/kelurahan menurut

Kabupaten/kota ...30

Tabel 4.2 Hasil Location Quotient Tahun 2007 – 2011 di Kabupaten Sumbawa .32 Tabel 4.3 Hasil Location Quotient Tahun 2007 – 2011 di Kabupaten Sumbawa Barat...36

Tabel 4.4 Hasil Location Quotient Tahun 2007 – 2011 di Kabupaten Dompu...39

Tabel 4.5 Hasil Location Quotient Tahun 2007 – 2011 di Kabupaten Bima ...43

Tabel 4.6 Hasil Location Quotient Tahun 2007 – 2011 di Kota Bima ...47

Tabel 4.7 Hasil Location Quotient Tahun 2007 – 2011 di Kabupaten Lombok Barat...50

Tabel 4.8 Hasil Location Quotient Tahun 2007 – 2011 di Kabupaten Lombok Tengah ...54

Tabel 4.9 Hasil Location Quotient Tahun 2007 – 2011 di Kabupaten Lombok Timur ...58

Tabel 4.10 Hasil Location Quotient Tahun 2007 – 2011 di Kota Mataram ...62

Tabel 4.11 Pertumbuhan PDRB per kapita Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2007-2011 ...66

Tabel 4.12 Pola/Klasifikasi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi NusaTenggara Barat Tahun 2007-2011 ...66

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Pendapatan Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan

2000 Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2007 – 2011 (juta) ...78 Lampiran 2. Pendapatan Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan

2000 Kabupaten Sumbawa Tahun 2007-2011 (Juta) ...80 Lampiran 3. Pendapatan Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan

2000 Kota Bima Tahun 2007-2011 (Juta) ...82 Lampiran 4. Pendapatan Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan

2000 Kabupaten Bima Tahun 2007-2011 (Juta) ...84 Lampiran 5. Pendapatan Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan

2000 Kabupaten Dompu Tahun 2007-2011 (Juta) ...86 Lampiran 6. Pendapatan Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan

2000 Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2007-2011 (Juta) ...88 Lampiran 7. Pendapatan Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan

2000 Kabupaten Lombok Barat Tahun 2007-2011 (Juta) ...90 Lampiran 8. Pendapatan Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan

2000 Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2007-2011 (Juta) ...92 Lampiran 9. Pendapatan Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan

2000 Kabupaten Lombok Timur Tahun 2007-2011 (Juta) ...94 Lampiran 10. Pendapatan Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan

(13)

Konstan 2000 Kabupaten/Kota di Provinsi NTB Tahun 2007-2011

(Juta) ...98

Lampiran 12. Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota Di Provinsi NTB Tahun 2007 2011 (jiwa) ...98

Lampiran 13. Pendapatan Domestik Regional Bruto Per kapita Kabupaten/Kota di Provinsi NTB Tahun 2007-2011 ...99

Lampiran 14. Hasil Perhitungan Indeks Williamson (YI-Y)^2 ...99

Lampiran 15. Hasil Perhitungan Indeks Williamson fi/n ... 100

Lampiran 16. Hasil Analisis LQ (Nilai LQ) di Kabupaten Sumbawa ... 101

Lampiran 17. Hasil Analisis LQ (Nilai LQ) di Kota Bima ... 103

Lampiran 18. Hasil Analisis LQ (Nilai LQ) di Kabupaten Bima ... 105

Lampiran 19. Hasil Analisis LQ (Nilai LQ) di Kabupaten Lombok Timur ... 107

Lampiran 20. Hasil Analisis LQ (Nilai LQ) di Kabupaten Lombok Barat ... 109

Lampiran 21. Hasil Analisis LQ (Nilai LQ) di Kabupaten Lombok Tengah ... 111

Lampiran 22. Hasil Analisis LQ (Nilai LQ) di Kota Mataram ... 113

Lampiran 23. Hasil Analisis LQ (Nilai LQ) di Kabupaten Dompu ... 115

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, Edith. 2004. Skripsi Analisa Potensi Wilayah Satuan Wilayah

Pembangunan Kabupaten Malang Bagian Utara. Malang. Universitas Muhammdiyah Malang.

Arsyad, Lincoln. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah, Edisi Pertama. Penerbit PBFE-Universitas Gadja Mada. Yogyakarta.

Arsyad, Lincoln. 1999. Ekonomi Pembangunan Edisi Keempat, Cetakan ke-1. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Badan Pusat Statistik. 2012. Mataram Dalam Angka 2010 - 2012 Badan Pusat Statistik. 2012. Mataram Dalam Angka 2010 - 2012 Badan Pusat Statistik. 2012. Lombok Barat Dalam Angka 2010 - 2012 Badan Pusat Statistik. 2012. Lombok Timur Dalam Angka 2010 - 2012 Badan Pusat Statistik. 2012. Lombok Tengah Dalam Angka 2010 - 2012 Badan Pusat Statistik. 2012. Sumbawa Dalam Angka 2010 - 2012 Badan Pusat Statistik. 2012. Kota Bima Dalam Angka 2010 - 2012 Badan Pusat Statistik. 2012. Bima Dalam Angka 2010 - 2012 Badan Pusat Statistik. 2012. Dompu Dalam Angka 2010 - 2012

Badan Pusat Statistik. 2012. Sumbawa Barat Dalam Angka 2010 - 2012 Boediono. 1985. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta : BPFE

Fajar Utama, Putra.2010. Skripsi Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Ketimpangan di Kabupaten/Kota yang Tergabung Dalam Kawasan Kedungsepur Tahun 2004-2008. Semarang. Universitas Diponegoro. Fujiati, Amin. Jurnal Ekonomi pembangunan “Analisis pertumbuhan ekonomi

Dikarisidenan semarang Era Desentralisasi Fiskal. Universitas Negeri Semarang.

Imelia, Emilia. 2006. Modul Ekonomi Regional. Fakultas Ekonomi Universitas Jambi.

(15)

http://www.ntbprov.go.id/file.php?cat=renstra&subcat=file_rpjm&d=RPJMD+N B+2009-2013. Diakses pada Maret, 12, 2013.

http://www.scribd.com/doc/76120129/33/Ketimpangan-Wilayah diakses tanggal 22 maret2013.

Kartika Hendra Titisari. 2009. Identifikasi Potensi Ekonomi Daerah Boyolali, Karanganyar, dan Sragen.Fakultas Ekonomi Universitas Batik Surakarta. JEJAK, Volume 2, Nomor 2, September 2009

Kuncoro, Mudrajad,Ph.D. 2009. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi “Bagaimana Meneliti & Menulis Tesis?” Edisi 3. Jakarta: Erlangga. Kuncoro, Mudrajad. 2002. Analisis Spasial dan Regional: studi Aglomerasi dan

Kluster Industri Indonesia.UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

Kuncoro, M. 2004. Ekonomi Pembangunan II. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka,Jakarta.

Lathifah, Iffah. 2008. Pertumbuhan ekonomi, Sektor Unggulan, Ketimpangan dan kovergensi antar kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Tengah. Fakultas Ekonomi, Jurusan Ilmu ekonomi dan Studi Pembangunan, Universitas Muhammdiyah Malang.

Majidi, N. 1997. Anggaran Pembangunan dan Ketimpangan Ekonomi antar Daerah. Prisma, LP3S

Restiatun.2009. Identifikasi Sektor Unggulan dan Ketimpangan Antar

Kabupaten/Kota Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 10, Nomor 1, April 2009: 77

‐ 98.

Sukirno, Sadono. 1986. Ekonomi Pembangunan (proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan) Edisi Keenam. Jakarta : PT Bina Aksara.

Sukirno, Sadono, 1985, Ekonomi Pembangunan, LPFE UI, Jakarta.

Subkhan, Ahmad. 2003. Skripsi Analisa Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Di Jawa Timur Tahun 1994 – 2001. Malang. Universitas Muhammdiyah Malang. Sjafrizal, 1997, “Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Regional Wilayah

Indonesia Bagian Barat”, Prisma, LP3ES, Nomor 3, 27-38.

(16)

Tarigan, M.R.P, Drs. Robinson. 2005. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi Edisi Revisi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Todaro, Michael, P., (2000). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Alih

Bahasa Indonesia: Burhanudin Abdullah dan Harris Munandar. Jakarta: Erlangga.

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Adanya realitas kesenjangan pembangunan ekonomi di setiap kabupaten/kota

di Indonesia atas sumber daya merupakan dampak dari proses pembangunan

yang tidak merata. Biasanya pembangunan suatu sarana dan pra-sarana pada

umumnya lebih diutamakan pada pusat-pusat kota atau ibukota kabupaten/kota.

Sehingga ketimpangan antar daerah terlihat jelas dengan tingkat pembangunan

yang dilakukan selalu terfokuskan pada pusat-pusat perkotaan. Dengan sarana

dan pra-sarana yang memadai di pusat-pusat perkotaan akan menjadi pusat

kegiatan ekonomi, akibatnya penyebaran kegiatan ekonomi tidak merata dan

berdampak pada kesenjangan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan antar

daerah.

Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses

yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk sesuatu masyarakat

meningkat dalam jangka panjang (Sadono Sukirno, 1985). Tujuan pembangunan

ekonomi suatu negara adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Negara Dunia Ketiga atau yang lebih sering disebut dengan Negara Sedang

Berkembang (NSB) merupakan negara-negara yang memerlukan perhatian lebih

dalam aspek pembangunan ekonomi. Penyebab semakin meluasnya perhatian

terhadap pembangunan ekonomi di negara sedang berkembang ialah keinginan

dari NSB untuk dapat mengejar ketinggalan dan meningkatkan kesejahteraan

(18)

2

Pertumbuhan ekonomi yang ditandai dengan peningkatan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) diperlukan guna mempercepat struktur perekonomian

yang berimbang dan dinamis bercirikan industri yang kuat dan maju, pertanian

yang tangguh serta memiliki basis pertumbuhan sektoral yang seimbang.

Pertumbuhan ekonomi juga diperlukan untuk menggerakkan dan memacu

pembangunan dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat dan mengatasi

kesenjangan sosial ekonomi.

Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah

daerah dan masyarakat mengelolah sumber daya yang ada membentuk kerjasama

antar sektor swasta. Dalam upaya pembangunan daerah akan dimanfaatkan aspek

– aspek secara ekonomi yang berpotensi untuk dikembangkan. Pelaksanaan

pembangunan harus seimbang jangan sampai ada gerakan protes dari tiap daerah

dan memunculkan potensi disintegrasi bangsa dari wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Isu dan kekhawatiran akan adanya gerakan disintegrasi

tersebut akhirnya memunculkan undang-undang yang memberikan keleluasaan

kepada daerah dalam wujud otonomi daerah yang luas dan bertanggung jawab

yang sesuai kondisi dan potensi wilayahnya. Otonomi daerah itu sendiri resmi

dicanangkan oleh pemerintah pada tanggal 1 januari 2001. Tujuan diadakannya

otonomi daerah adalah terciptanya pertumbuhan ekonomi, stabilisasi nasional dan

pemerataan pendapatan. Adanya kondisi tiap-tiap daerah yang berbeda

menyebabkan strategi kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah daerah juga

berbeda-beda. Perbedaan tersebut diakibatkan antara lain adanya perbedaan

(19)

3

dimiliki oleh masing-masing wilayah. Selain itu, tidak dapat dipungkiri bahwa

pembangunan ini hanya terkonsentrasi di daerah pusat saja dan kurang

memperhatikan daerah pendukung. Agar pembangunan dapat berjalan dengan

seimbang dan lancar maka pemerintah harus memperhatikan semua daerah tanpa

ada perlakuan khusus bagi masing-masing daerah.

Ketimpangan memiliki dampak positif maupun dampak negatif. Dampak

positif dari adanya ketimpangan adalah dapat mendorong wilayah lain yang

kurang maju untuk dapat bersaing dan meningkatkan pertumbuhannya guna

meningkatkan kesejahteraannya. Sedangkan dampak negatif dari ketimpangan

yang ekstrim antara lain inefisiensi ekonomi, melemahkan stabilitas sosial dan

solidaritas, serta ketimpangan yang tinggi pada umumnya dipandang tidak adil

(Todaro,2004). Ketimpangan menyebabkan inefisiensi ekonomi, sebab

ketimpangan yang tinggi, tingkat tabungan sevara keseluruhan di dalam

perekonomian cenderung rendah, karena tingkat tabungan yang tinggi biasanya

ditemukan pada kelas menengah. Meskipun orang kaya dapat menabung dalam

jumlah yang lebih besar, mereka biasanya menabung dalam bagian yang lebih

kesil dari pendapatan mereka, dan tentunya menabung dengan bagian yang lebih

kecil lagi dari pendapatan marjinal mereka (Todaro, 2006). Dampak negatif inilah

yang menyebabkan ketimpangan yang tinggi menjadi salah satu masalah dalam

pembangunan dalam menciptakan kesejahteraan di suatu wilayah.

Akan tetapi, usaha untuk menciptakan pemerataan atau mengurangi

ketimpangan pendapatan dalam suatu proses pembangunan ekonomi sangatlah

(20)

4

pendapatan dengan laju pertumbuhan ekonomi, sebagaimana yang disebut dalam

Kuznets Hypothesis (Todaro, 2003).

Selain itu masalah ketimpangan ekonomi antardaerah tidak hanya tampak

pada wilayah kecamatan, kabupaten, provinsi melainkan juga pada antar Pulau

Jawa dan luar Pulau Jawa, Kawasan Barat Indonesia (Kabarin) dan Kawasan

Timur Indonesia (Katimin). Berbagai program yang dikembangkan untuk

mengurangi maupun menghilangkan ketimpangan antardaerah selama ini ternyata

belum mencapai hasil yang memadai. Alokasi anggaran pembangunan sebagai

instrumen untuk mengurangi ketimpangan ekonomi tampaknya lebih perlu

diperhatikan. Strategi alokasi anggaran tersebut harus mendorong dan

mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus menjadi alat untuk

mengurangi kesenjangan/ketimpangan regional (Majidi, 1997).

Provinsi Nusa Tenggara Barat yang terdiri dari dua pulau besar, yaitu

Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa dan 137 pulau-pulau kecil yang

mengelilinginya, dihuni oleh beraneka ragam suku bangsa dengan adat istiadatnya

yang juga berbeda, namun mempunyai cita-cita dan tujuan yang sama,

sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah. Untuk melaksanakan dan mencapai tujuan dan cita-cita

tersebut diperlukan suatu rencana yang dapat merumuskan secara lebih konkrit

pencapain tujuannya.

Percepatan pembangunan bisa terealisasi salah satunya jika didukung oleh

infrastruktur wilayah yang memadai. Sementara itu kondisi infrastruktur strategis

(21)

5

pembangunan infrastruktur antarwilayah dan antarsektoral. Kondisi ini menjadi

salah satu pemicu ekonomi biaya tinggi yang menghambat pertumbuhan ekonomi

rakyat dan masuknya investasi.

Adanya kesenjangan pembangunan antar-wilayah di Provinsi Nusa

Tenggara Barat yang masih lebar seperti antara kota dan desa yang dimana

pertumbuhan ekonomi suatu daerah masih terfokus pada kota atau ibukota

kabupaten atau ibukota Provinsi. Dan juga masih tingginya tingkat kemiskinan di

Provinsi Nusa Tenggara Barat yang dimana menandai suatu daerah bahwa

pertumbuhan ekonomi di Provinsi Nusa Tenggara Barat masih belum baik.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan guna meningkatkan perekonomian

di suatu daerah adalah dengan menganalisis atau menggali sektor-sektor yang

memang memiliki keunggulan komparatif maupun memiliki keunggulan

kompetitif. Keunggulan komparatif merupakan keunggulan yang dimiliki suatu

sektor ekonomi di suatu daerah dimana sektor tersebut mampu memenuhi

kebutuhan domestik dan selebihnya mampu diekspor ke daerah lain. Sedangkan

keunggulan kompetitif merupakan keunggulan yang di miliki suatu sektor

ekonomi di suatu daerah dimana sektor tersebut mampu untuk bersaing atau

memiliki daya saing di pasar.

Kemampuan suatu daerah khususnya kabupaten/kota yang berada di

provinsi Nusa Tenggara Barat untuk mengetahui sektor unggulan di daerahnya

penting untuk dilakukan mengingat kontribusi sektor unggulan ini terhadap

perkembangan perekonomian suatu daerah yang cukup memberikan andil besar.

(22)

6

daerah/kawasan strategis yang diharapkan dapat membantu dalam masalah

ketimpangan wilayah ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan rumusan masalah

sebagai berikut :

a. Sektor apa saja yang memiliki potensi/unggulan Kabupaten/Kota

di Provinsi Nusa Tenggara Barat?

b. Bagimanakah pola/klasifikasi pertumbuhan ekonomi

Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat?

c. Seberapa besarkah tingkat ketimpangan pembangunan antar

Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat ?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini membatasi dari 8

Kabupaten dan 2 Kota yang diteliti hanya pada 7 Kabupaten dan 2 Kota yaitu

Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa, Dompu,

Bima dan Kota Mataram dan Kota Bima. Dikarenakan satu kabupaten yaitu

Lombok Utara baru terbentuk pada tahun 2008 sehingga data yang diperoleh tidak

lengkap.

D.Tujuan dan Kegunaan Penelitian

a. Tujuan Penelitian :

1. Menganalisis sektor potensi/unggulan Kabupaten/Kota di Provinsi

(23)

7

2. Menganalisis pola/klasifikasi pertumbuhan ekonomi

kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

3. Menganalisis besarnya tingkat ketimpangan pembangunan antar

kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

b. Kegunaan Penelitian :

1. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah atau pihak-pihak terkait untuk

dipertimbangkan dalam pengambil keputusan dan perencanaan

pembangunan daerah.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang

bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya bagi para pembaca yang

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan : IR dan TENS dapat mengurangi nyeri akibat tendinitis patellaris sehingga dapat meningkatkan Lingkup Gerak Sendi (LGS) knee sinistra dan

These two detecting surface need to be placed in range of less than 1-2 cm from each of it at the biceps muscle as in Fig 6(b). The gelled electrode for the blue lead and red

Hal ini diduga disebabkan oleh sem akin t inggi konsent r asi yang diper gunakan m aka j um lah polong akan sem akin sedikit... poliploid m enam pakkan ber bagai

stand-alone systems or part of an enterprise-wide stand alone systems or part of an enterprise wide total quality management (TQM)

34 m enem ukan bahw a m ayor it as pender it a dengan ceder a kepala r ingan sebagaim ana halnya dengan pender it a ceder a kepala yang lebih ber at , pada pem er iksaan MRS dit

Fidusia adalah pengalihan hak kepem ilikan suat u benda at as dasar keper cayaan dengan ket ent uan bahw a benda yang hak kepem ilikannya dialihkan t ersebut t et ap dalam

Eventhrough most of the user have their own Touch n Go card to do the transaction, it still jammed because of the user must stop at the toll booth to do the transaction..

Penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan yaitu yuridis normative yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau sekunder yang akan dikumpulkan