ANALISIS KESERASIAN DAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PERIODE TAHUN 2007-2011
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai
Derajad Sarjana Ekonomi
Oleh :
Muhammad Aditya Pratama 09630001
JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr, Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ANALISIS EFEKTIFITAS DAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH KOTA DAN KABUPATEN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERIODE TAHUN 2007-2011 .
Sehubungan dengan terselesainya skripsi ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah bersedia memberikan bantuan baik moril maupun materiil serta do a kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik baiknya.
Penulis menyampaikan segenap ucapan terima kasih yang sebesar besarnya kepada :
5. Ibu Dra. Sudarti, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan banyak waktu serta saran, motivasi dan bimbingan dalam menyusun skripsi ini.
6. Bapak Dr. Aries Soelistyo, M.Si, selaku dosen wali kelas A angkatan 2009 Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Malang.
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan yang telah memberikan pengetahuan selama masa perkuliahan, sehingga dapat menyelesaikan skrispi ini.
8. Kedua orang tua (Drs. Harnan Humaidi dan Rusmini) yang selalu sabar dalam membesarkan, mendidik serta mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini baik secara moral dan materiil .
9. Muhammad Nugraha Eka Wardana selaku adik yang selalu memberikan dukungan dan doanya untuk mengerjakan skripsi ini.
10. Adinda Dina Yulisa yang selalu memberikan motivasi serta doanya untukku dan kesabaranmu menungguku untuk menjemputmu dan menemani kehidupanku setelah perkuliahan ini.
11. Keluarga besar Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, terutama IESP A angkatan 2009 yang telah membantu memberi saran, masukan serta dukungan untuk mengerjakan Skripsi ini.
Disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki peneliti, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Wassalamu alaikum Wr. Wb
Malang, 19 Maret 2013
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR LAMPIRAN... ix
ABSTRAKSI... BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Batasan Masalah... 6
D. Tujuan Penelitian ...6
E. Kegunaan Penelitian ... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu ... 8
B. Keuangan Daerah...10
D. Stuktur APBD ...12
E. Kinerja Keuangan Daerah ...13
F. Analisis Rasio Keuangan Daerah ...17
G. Definisi Operasional Variabel ...18
BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ...19
B. Jenis Penelitian ...19
C. Jenis dan Sumber Data ...19
D. Teknik Pengumpulan Data...19
E. Teknik Analisis Data ...20
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Selatan ...24
1. Kondisi Umum Provinsi Kalimantan Selatan ...24
2. Penggunaan Lahan ...25
3. Kondisi Penduduk...25
4. Sektor Sumber Daya...26
5. Pendapatan Regional ...27
6. Kota dan Kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan ...28
1. Tingkat Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Pada Kota dan
Kabupaten di Kalimantan Selatan ...30
2. Rasio Kemandirian Keungan Daerah...32
3. Rasio Keserasian Keuangan Daerah ...38
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan...45
B. Saran...46
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Pola Hubungan, Tingkat Kemandirian dan Kemampuan Keuangan
Daerah ...22
Tabel 4.1 Pendapatan Asli Daerah Pada Kota dan Kabupaten di Kalimantan
Selatan Tahun 2007 Sampai 2011 ...29
Tabel 4.2 Rasio Pertumbuhan Kota dan Kabupaten di Kalimantan Selatan Tahun
2007-2011 (Dalam %) ...30
Tabel 4.3 Data PAD dan Bantuan Pemerintah Kota dan Kabupaten di Kalimantan
Selatan Tahun 2007-2008 ...32
Tabel 4.4 Data PAD dan Bantuan Pemerintah Kota dan Kabupaten di Kalimantan
Selatan Tahun 2009-2010 ...33
Tabel 4.5 Data PAD dan Bantuan Pemerintah Kota dan Kabupaten di Kalimantan
Selatan Tahun 2011...34
Tabel 4.6 Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Kota dan Kabupaten di
Kalimantan Selatan Tahun 2007-2011 (%) ...35
Tabel 4.7 Kemampuan Keuangan Daerah Kota dan Kabupaten di Kalimantan
Selatan Tahun 2007-20011 (%) ...36
Tabel 4.8 Pola Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah Kota dan Kabupaten di
Tabel 4.9 Rasio Keserasian Kota dan Kabupaten di kalimantan Selatan Tahun
2007 (dalam %)...39
Tabel 4.10 Rasio Keserasian Kota dan Kabupaten di Kalimantan Selatan Tahun
2008 (dalam %)...40
Tabel 4.11 Rasio Keserasian Kota dan Kabupaten di Kalimantan Selatan Tahun
2009 (dalam %)...41
Tabel 4.12 Rasio Keserasian Kota dan Kabupaten di Kalimantan Selatan Tahun
2010 (dalam %)...42
Tabel 4.13 Rasio Keserasian Kota dan Kabupaten di Kalimantan Selatan Tahun
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Pendapatan Asli Daerah pada Kota dan Kabupaten di Propinsi
Kalimantan Selatan Tahun 2007 2011
Lampiran 2 : Perhitungan Rasio Perumbuhan Pendapatan Asli Daerah pada Kota dan
Kabupaten di Propinsi Kalimantan Selatan Tahun 2007 2011.
Lampiran 3 : Data Pendapatan Asli Daerah dan Bantuan Pemerintah pada Kota dan
Kabupaten di Propinsi Kalimantan Selatan Tahun 2007 2008.
Lampiran 4 : Data Pendapatan Asli Daerah dan Bantuan Pemerintah pada Kota dan
Kabupaten di Propinsi Kalimantan Selatan Tahun 2009-2010.
Lampiran 5 : Data Pendapatan Asli Daerah dan Bantuan Pemerintah pada Kota dan
Kabupaten di Propinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011.
Lampiran 6 : Perhitungan Rasio Kemandirian Keuangan Daerah pada Kota dan
Kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2007 2011.
Lampiran 7 : Kemampuan Keuangan Daerah pada Kota dan Kabupaten di Propinsi
Kalimantan Selatan Tahun 2007 2011.
Lampiran 8 : Pola Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah pada Kota dan Kabupaten
di Propinsi Kalimantan Selatan Tahun 2007 2011.
Lampiran 9 : Data Total Pendapatan pada Kota dan Kabupaten di Propinsi Kalimantan
Lampiran 10 : Data Belanja Langsung dan Tidak Langsung pada Kota dan Kabupaten di
Propinsi Kalimantan Selatan Tahun 2007-2008
Lampiran 11 : Data Belanja Langsung dan Tidak Langsung pada Kota dan Kabupaten di
Propinsi Kalimantan Selatan Tahun 2009-2010
Lampiran 12 : Data Belanja Langsung dan Tidak Langsung pada Kota dan Kabupaten di
Propinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011.
Lampiran 13 : Perhitungan Rasio Keserasian pada Kota dan Kabupaten di Propinsi
Kalimantan Selatan Tahun 2007-2008 (dalam %).
Lampiran 14 : Perhitungan Rasio Keserasian pada Kota dan Kabupaten di Propinsi
Kalimantan Selatan Tahun 2009-2010 (dalam %).
Lampiran 15 : Perhitungan Rasio Keserasian pada Kota dan Kabupaten di Propinsi
DAFTAR PUSTAKA
Davey, K.J, 1988,Pembiayaan Pemerintah Daerah: Praktek-praktek Internasional dan Relevansinya bagi Dunia Ketiga, UI Press, Jakarta.
Halim, Abdul, 2001, Bunga Rampai: Manajemen Keuangan Daerah. Edisi Pertama, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Halim, Abdul. 2004. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah.
Salemba Empat. Jakarta
Halim, Abdul. 2007.Pengelolaan Keuangan Daerah.UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Hirawan, Susiati B, 1990, Keleluasaan daerah atau kontrol pusat? , dalam Arsyad Anwar dan Iwan Jaya Azis (Editor), Bunga Rampai Ekonomi, FE UI, Jakarta.
Kaho, Yosef Riwu, 1998.Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia,
PT. Bina Aksara, Jakarta.
Kunarjo. 1996.Glosarium Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan,Balai Pustaka, Jakarta.
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Erlangga. Yogyakarta.
Mamesah, D. J., 1995, Sistem Administrasi Keuangan Daerah, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Mardiasmo. 2002.Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah.Andi, Yogyakarta
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13, Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. 2006. Depdagri RI
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59, Tahun 2007 tentang Pedoman Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. 2007. Depdagri RI.
Samson, A.K. 2001. Indikator Indikator Keberhasilan Pengelolaan Keuangan Daerah di Kabupaten Barito Kuala 1995/1996 1999/2000. Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen, dan Ekonomi. Vol. 1 No.1.
Simatupang, Paula. Studi Komparasi Evaluasi APBD Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Selatan. Tesis Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya, Palembang.(tidak dipublikasikan)
Suwarno, 2007. Analisis Kemampuan Keuangan Pemerintah daerah dengan Finansial Rasio terhadap Neraca Pemerintah Daerah. Materi Orasi Ilmiah untuk Pengukuhan Widyaiswara Utama Badan Pendidikan dan Pelatihan Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia 2007.
Syamsi, 1986. Pokok Pokok Kebijaksanaan, Perencanaan, Pemrograman, dan Penganggaran Pembangunan Tingkat Nasional. CV. Rajawali. Jakarta.
Usman, Sunyoto. 1998.Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Pustaka pelajar. Yogyakarta.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang
pemerintah daerah, pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas
dalam menyelenggarakan semua urusan pemerintah mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi kecuali
kewenangan bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan,
moneter, fiskal, agama dan kewenangan lain yang ditetapkan peraturan
pemerintah. Pemberian hak otonomi daerah kepada pemerintah daerah
untuk menentukan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD)
sendiri sesuai dengan kebutuhan dan potensi daerah. Anggaran
pendapatan dan belanja daerah yang dituangkan dalam bentuk
kebijaksanaan keuangan pemerintah daerah merupakan salah satu pemicu
pertumbuhan perekonomian suatu daerah.
Pemberian otonomi yang luas dan desentralisasi membuka jalan
bagi pemerintah untuk melakukan pengelolaan keuangan daerah yang
berorientasi pada kepentingan publik. Pasal 4 Peraturan pemerintah nomor
105 tahun 2000 tentang pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan
daerah menegaskan bahwa pengelolaan keuangan daerah harus dilakukan
secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, efisien,
✁
keadilan dan kepatuhan. Kemampuan daerah dalam mengelola keuangan
dituangkan dalam APBD yang langsung maupun tidak langsung
mencerminkan kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai pelaksanaan
tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan pelayanan sosial masyarakat.
Evaluasi terhadap pengelolaan keuangan daerah dan pembiayaan
keuangan daerah akan sangat menentukan kedudukan suatu pemerintah
daerah dalam rangka melaksanakan otonomi daerah. Pengukuran kinerja
sangat penting untuk menilai akuntabilitas pemerintah daerah dalam
melakukan pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas bukan sekedar
kemampuan menunjukan bagaimana uang publik dibelanjakan, akan tetapi
meliputi kemampuan yang menunjukan bahwa uang publik tersebut telah
dibelanjakan secara ekonomis, efisien, dan efektif.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan wujud
pengelolaan keuangan daerah yang berdasarkan UU No. 17 Tahun 2003
merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui
oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Penyusunan APBD
memperhatikan adanya keterkaitan antara kebijakan perencanaan dengan
penganggaran oleh Pemerintah Daerah serta sinkronisasi dengan berbagai
kebijakan Pemerintah Pusat dalam perencanaan dan penganggaran negara.
APBD terdiri atas pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah. Pendapatan
daerah berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan (DP),
✂
tidak langsung dan belanja langsung. Pembiayaan daerah terdiri dari
penerimanaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.
Berdasarkan pandangan yang diungkapkan oleh Pamudji dalam Kaho
(1998: 124) menegaskan bahwa Pemerintah Daerah tidak akan dapat
melaksanakan fungsinya dengan efektif dan efisien tanpa biaya yang cukup
untuk memberikan pelayanan dan pembangunan. Sumber daya keuangan
inilah yang merupakan salah satu dasar kriteria untuk mengetahui secara nyata
kemampuan daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri. Dengan
demikian masalah keuangan merupakan masalah penting dalam setiap
kegiatan pemerintah di dalam mengatur dan mengurus rumah tangga daerah
karena tidak ada kegiatan pemerintah yang tidak membutuhkan biaya, selain
itu faktor keuangan ini merupakan faktor penting didalam mengukur tingkat
kemampuan daerah dalam melaksanakan otonominya. Kemampuan daerah
yang dimaksud dalam pengertian tersebut adalah sampai seberapa jauh daerah
dapat menggali sumber-sumber keuangan sendiri guna membiayai
kebutuhannya tanpa harus selalu menggantungkan diri pada bantuan dan
subsidi Pemerintah Pusat.
Halim (2001: 167) menjelaskan bahwa ciri utama suatu daerah yang
mampu melaksanakan otonomi, yaitu (1) kemampuan keuangan daerah,
artinya daerah harus memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali
sumber-sumber keuangan, mengelola dan menggunakan keuangan sendiri
yang cukup memadai untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahannya,
✄
pendapatan asli daerah (PAD) dapat menjadi bagian sumber keuangan terbesar
sehingga peranan pemerintah daerah menjadi lebih besar. Namun pada
kenyataannya, hampir sepuluh tahun sejak otonomi daerah diberlakukan, saat
ini kemampuan keuangan beberapa pemerinta daerah masih sangat
tergantung pada penerimaan yang berasal dari pemerintah pusat.
Berkaitan dengan hakekat otonomi daerah yaitu yang berkenaan
dengan pelimpahan wewenang pengambilan keputusan kebijakan, pengelolaan
dana publik dan pengaturan kegiatan dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan masyarakat, maka peranan data atau informasi
keuangan daerah sangat dibutuhkan untuk mengidentifikasi sumber-sumber
pembiayaan daerah serta jenis dan besar belanja yang harus dikeluarkan agar
perencanaan keuangan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Informasi keuangan yang dimaksud adalah berupa penyajian laporan
keuangan yang disusun oleh Pemerintah Daerah yang bersangkutan, sebagai
salah satu alat untuk memfasilitasi terciptanya transparansi dan akuntabilitas
publik.
Pendapatan asli daerah Provinsi Kalimantan Selatan secara
keseluruhan pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp. 700 M. dimana pendapatan
asli daerah di Provinsi Kalimantan Selatan ini mengalami kenaikan yg
signifikan setiap tahunnya. Hal ini dapat di buktikan dimana pendapatan asli
daerah di Kalimantan Selatan pada tahun 2011 sudah mencapai Rp. 1,392 T.
Ini menunjukkan bahwa dalam jangka 5 tahun pertumbuhan pendapatan asli
☎
100%. Wilayah adminsitrasi di Provinsi Kalimantan Selatan yaitu mencakup
11 Kabupaten dan 2 Kota, dimana masing-masing wilayah memiliki potensi
daerah yang berbeda sehingga secara langsung mempengaruhi pancapaian
pendapatan asli daerah di masing-masing wilayah kabupaten atau kota.
Perbedaan potensi daerah juga diikuti dengan perbedaan jumlah penduduk di
masing-masing wilayah sehinga menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat
konsumsi atau pengeluaran masing-masing wilayah.
Adanya beberapa perbedaan tersebut menjadikan peran serta dari
pemerintah pusat atau propinsi turut menentukan keberhasilan pencapaian
disetiap wilayah. Pertimbangan adanya perbedaan potensi dan demografi dari
masing-masing wilayah menjadi hal penting untuk dilakukan kajian tentang
efektivitas dan kemandirian keuangan daerah. Berdasarkan latar belakang
penelitian maka judul penelitian yang akan dilakukan yaitu: Analisis
Keserasian dan Kemandirian Keuangan Daerah Kabupaten dan Kota di
Provinsi Kalimantan Selatan Periode Tahun 2007-2011 .
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Seberapa besar tingkat kemandirian keuangan daerah pada kota dan
kabupaten di Kalimanatan Selatan pada tahun 2007 2011?
2. Seberapa besar keserasian antara pendapatan dengan belanja daerah pada
6
C. Batasan Masalah
Agar pembahasan masalah tidak melebar dan tujuan penelitian bisa
tercapai dengan fokusnya kajian maka dalam penelitian ini peneliti hanya
menbahas kemandirian keuangan daerah dilihat dari aspek rasio kemandirian
keuangan, rasio keserasian di kabupaten dan kota Kalimantan Selatan 2007-2011.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui tingkat kemandirian keuangan daerah pada kota dan
kabupaten di Kalimantan Selatan pada tahun 2007 2011.
2. Untuk mengetahui keserasian antara pendapatan dengan belanja daerah
pada kota dan kabupaten di Kalimantan Selatan pada tahun 2007 2011.
E. Kegunaan Penelitian
Setiap penelitian tentu mempunyai kegunaan (manfaat) penelitian yang
berguna bagi lembaga pendidikan, bagi pemerintah yang dijadikan objek
penelitian dan juga dapat berguna bagi peneliti itu sendiri. Adapun kegunaan
(manfaat) penelitian ini adalah:
1. Bagi Pemerintah Kabupaten/Kota
Sebagai kontribusi sumbangan pemikiran dan saran untuk bahan
evaluasi yang bermanfaat dalam melakukan reftifikasi dan dalam hal
penentuan formulasi kebijakan alternatif dalam eksploirasi dan
mengembangkan sasaran pembangunan kinerja pengelolaan keuangan
daerah, serta meningkatkan koordinasi pemerintah daerah dalam
✆
secara terpadu untuk diimplementasikan karena eksplisit dan sebagai
upaya untuk mengetahui perkembangan kebijakan pelayanan kepada
masyarakat, dalam integrasi dan koordinasi yang intensif mulai dari
perencanaan, implementasi dan evaluasi atas pelaksanaan bidang tugas
masing-masing dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran
penyelenggaraan otonomi daerah yaitu mewujudkan dan meningkatkan
kinerja pemerintah daerah sehingga dapat meningkatkan pendapatan
daerah propinsi dan pemerintah Kabupaten/kota yang ada di tiap-tiap
wilayah Kalimantan Selatan dan daerah lainnya.
2. Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini di harapkan dapat dijadikan sebagai landasan
untuk penelitian yang lebih lanjut, terutama mengenai masalah