• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Yuridis Terhadap Kewajiban Developer Untuk Membangun Rumah Susun Umum Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Yuridis Terhadap Kewajiban Developer Untuk Membangun Rumah Susun Umum Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun."

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

Rumah atau tempat tinggal yang layak adalah kebutuhan yang paling penting bagi seluruh masyarakat Indonesia, tetapi pada kenyataannya pemerintah lupa bahwa masih banyak masyarakat yang belum memiliki tempat tinggal yang layak. Para developer yang bertugas membangun perumahan juga melupakan kewajibannya sebagai pihak yang seharusnya membantu pemerintah dalam penyediaan tempat tinggal yang layak. Pada saat ini para developer tersebut terlalu fokus mencari keuntungan dalam bentuk membangun rumah susun komersial atau apartemen yang memiliki harga mahal. Karena itulah pemerintah menuangkan di dalam Pasal 16 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 yang menjelaskan bahwa pelaku pembangunan rumah susun komersial wajib menyediakan rumah susun umum sekurang-kurangnya 20% dari total luas lantai rumah susun komersial yang dibangun. Tujuan dibuatnya peraturan ini adalah agar para developer tidak melupakan tugasnya untuk membantu pemerintah dalam hal penyediaan tempat tinggal yang layak bagi seluruh masyarakat Indonesia. Tetapi dalam pelaksanaannya, masih ada developer yang belum melaksanakan kewajiban untuk membangun rumah susun umum tersebut, karena belum maksimalnya sosialisasi dan pengawasan dari pemerintah, dan kurangnya kesadaran hukum dari developer itu sendiri. Permasalahannya adalah bagaimana pelaksanaan kewajiban membangun 20% rumah susun umum tersebut dan apa akibat hukum bagi yang tidak melaksanakannya.

Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah deskriptif analitis yaitu melalui pendekatan yuridis normatif dan menggunakan data berupa bahan primer yaitu Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun dikaitkan dengan teori-teori hukum dan praktek pelaksanaan hukum positif yang menyangkut permasalahan di atas. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan dan wawancara.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kesediaan lahan yang minim maka akhirnya pemerintah mengeluarkan Undang-Undang tentang rumah susun yang baru yang dalam pengaturannya memberikan peluang digunakannya barang

Konsumen, Developer dan Bank Dihubungkan dengan Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen yang Tidak Dapat Melaksanakan Akta Jual Beli atas Satuan Rumah Susun karena Adanya

Dengan ditandatanganinya Akta Jual Beli, maka PARA PIHAK sepakat bahwa PERJANJIAN ini dinyatakan tidak berlaku lagi, akan tetapi hal ini tidak mengurangi

Kajian Yuridis Tentang Rumah Susun di Indonesia Berdasarkan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun, Anggita Maresti; 080710191058; 2013; 57

Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis bahwa ketidaklengkapan peryaratan perizinan dalam tindakan hukum pemesanan rumah susun merupakan indikasi informasi yang salah

---., Komentar Atas Undang-Undang Perumahan dan Pemukiman dan Undang-Undang Rumah Susun, Mandar Maju Bandung, 2001..

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1998 tentang Rumah Susun Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun..

Dalam hal kepemilikan rumah susun dikenal dengan istilah bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama.Status hak atas kepemilikan rumah susun menggunakan