• Tidak ada hasil yang ditemukan

MELALUI STRAGTEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIFE SISWA UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn KELAS TAHUN ..

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MELALUI STRAGTEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIFE SISWA UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn KELAS TAHUN .."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

JUDUL

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

MELALUI STRAGTEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIFE SISWA

KELAS ………TAHUN ………..

Oleh ……….*)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Sesuai dengan Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kelulusan, maka sejak tahun …………... telah menerapkan Permendiknas tersebut.

Namun berdasarkan hasil pengamatan di ……… tahun 2007 terhadap cara mengajar, masih terbiasa, guru ceramah, sehingga proses kurang memiliki daya tarik bagi siswa, yang pada akhirnya hasil belajar PKn siswa kelas VIII rendah. Hal ini bisa dicermati hasil rata-rata nilai raport tengah semester gasal hanya 6,25. Pada hal batas bawah Nilai Ujian Nasional yang bisa masuk di ………….. Tahun 2006 adalah 7,50.

Disisi lain, Didasarkan Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2006 Pasal 19 ayat 1 dinyatakan bahwa: (1) Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk menuju ke arah tersebut memerlukan disain atau rencana pembelajaran yang harus disusun berdasarkan strategi yang tepat. Oleh karena itu untuk upaya peningkatan hasil belajar PKn yang rendah bagi siswa kelas ………. digunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif.

(2)

Penelitian ini dilakukan berulang-ulang hingga 45 kali, tetap menunjukkan hasil yang lebih tinggi.

Pembelajaran kooperatif berbeda dengan metode diskusi yang biasanya dilaksanakan di kelas, karena pembelajaran kooperatif/ cooperative learning (CL) menekankan sebagai pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil dimana siswa belajar da n bekerjasama untuk mencapai tujuan seoptimal mungkin. Esensinya terletak pada tanggung jawab individu sekaligus kelompok, sehingga diri siswa tumbuh dan berkembang sikap dan perilaku saling ketergantungan secara positif. Dengan demikian menjadikan belajar melalui kerjasama dalam kelompok akan berjalan seoptimal mungkin. Kondisi ini dapat mendorong siswa untuk belajar, bekerja dan bertanggung jawab secara sungguh-sungguh untuk macam tujuan yang telah ditetapkan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dimungkinkan sesuai dengan tuntutan Peraturan Pemerintah tersebut adalah rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun berdasarkan Strategi Pembelajaran Kooperatif Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Slavin,

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka upaya peningkatan hasil belajar PKn digunakan strategi kooperatif teknik think paire and sharre pada siswa kelas VIII di ………. Tahun 2008.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan di atas maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut :

Apakah penggunaan strategi pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa Kelas ……… Tahun 2008? .

C. Tujuan Penelitian

Seperti apa yang dijelaskan pada latar belakang dan rumusan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini

(3)

D. Manfaat penelitian

1. Bagi siswa , PTK ini bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar PKn

2. Bagi Guru ,khususnya peneliti bermanfaat untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran PKn sesuai dengan yang dikehendaki KTSP .

3. Bagi Sekolah merupakan upaya inovasi dalam pembelajaran sesuai dengan kebutuhan Sekolah , khususnya dalam meningkatkan hasil belajar .

E. Hipotesis Tindakan

(4)
(5)

II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas , kajian teori dan hipotesis tindakan yang mendukung PTK ini adalah teori teori tentang : a). Strategi pembelajaran, (1) pengertian strategi pembelajaran, (2) Pengertian Strategi pembelajaran kooperatif, (3) Manfaat Pembelajaran Kooperatif (4) Tujuan Pembelajaran Kooperatif (5) Teknik/model pembelajaran kooperatif, b) Hasil Belajar (1) Pengertian hasil belajar (2) Hasil belajar kognitif, affektif dan psikomotor, (3) Tujuan hasil belajar PKn c) Hubungan Strategi Pembelajaran dengan hasil belajar PKn

A. Strategi Pembelajaran

1. Pengertian Strategi Pembelajaran

Strategi dalam kamus Poerwodarminto, artinya siasat perang. Konsep strategi ini memang pada mulanya banyak digunakan dalam bidang militer. Clausewits dalam karya instrumentalnya mengenai peperangan mendefinisikan strategi sebagai seni penggunaan peperangan untuk memperoleh tujuan perang. Dengan kata lain dikatakan bahwa strategi adalah membentuk rencana-rencana perang, memetakan atau menggambarkan jalannya tentara yang berbeda dan menyusun peperangan serta mengatur pertempuran yang harus diperjuangkan.

Berdasarkan pengetian tersebut strategi pembelajaran dapat diartikan: sebagai pola rencana dan pelaksanaan program pembelajaran yang menggambarkan perbuatan guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Dengan demikian dalam aplikasi strategi pembelajaran selalu terkait dengan pendekatan, metode, teknik pembelajaran.

Untuk lebih memahami strategi pembelajaran sekaligus sebagai bahan perbandingan, berikut ini kutipan beberapa pengertian strategi menurut para ahli:

1) Dick dan Carey (1978:106)

Suatu strategi pengajaran itu memerincikan komponen-komponen umum dari seperangkat bahan/materi pengajaran dan prosedur-prosedur yang akan digunakan terhadap materi tersebut guna mengungkapkan hasil-hasil belajar tertentu dari siswa.

(6)

Strategi mengajar adalah sebagai pola dan tata urutan perilaku guru yang direncanakan untuk mengakomodasikan semua variabel yang dianggap penting, dilakukan secara sadar dan secara sistematis.

3) Joyce (1967:94)

Strategi instruksional merupakan keputusan-keputusan tentang bagaimana mengorganisasikan siswa, materi pelajaran, dan ide-ide untuk meningkatkan belajar siswa. Di dalam strategi ini ditentukan pula tujuan-tujuan pembelajaran kelas, hal-hal apa saja yang akan dievaluasi….)

4) Raka Joni (1980:1)

Dalam konteks belajar mengajar, strategi berarti pola umum perbuatan guru-guru dan sisa di dalam perwujudan KBM. Keumuman pola dalam arti macam dan urutaan perbuatan yang dimaksud, berarti bahwa ia nampak dipergunakan dan/atau diperagakan guru-siswa di dalam bermacam-macam peristiwa belajar.

Konsep strategi dalam hal ini menunjuk kepada karakteristik abstrak dari pada rentetan perbuatan guru-siswa di dalam peristiwa belajar mengajar. Sedangkan rentetan perbuatan guru-siswa dalam suatu peristiwa belajar mengajar aktual tertentu disebut prosedur instruksional.

5) Ahmad Kosasih Djakiri (1982:8)

Secara umum pengertian strategi dapat diartikan:

a. Pola rencana (program) dan pola pelaksanaan (rencana pelaksanaan) dari suatu program, jadi mencakup program dan rencana pelaksanaannya.

b. Pola rencana dan pelaksanaan suatu pengajaran atau rencana (perencanaan) pelaksanaan pengajaran agar mencapai sasaran atau tujuan secara tepat guna, efektif, dan efisien. 6) Romiszowski, dalam Rianto, (2002:2)

Strategi pembelajaran adalah seperangkat metode yang dipilih dalam melaksanakan suatu program pembelajaran

7). Wiranata, (2007)

Secara sederhana, strategi dapat diartikan sebagai serangkaian langkah yang dipilih untuk mencapai tujuan atau target (a way of achieving target)

8) Degeng, 1997

(7)

2. Pengertian Strategi Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif berbeda dengan metode diskusi yang biasanya dilaksanakan di kelas, karena pembelajaran kooperatif/ cooperative learning (CL) menekankan sebagai pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil dimana siswa belajar dan bekerjasama untuk mencapai tujuan seoptimal mungkin. Esensinya terletak pada tanggung jawab individu sekaligus kelompok, sehingga diri siswa tumbuh dan berkembang sikap dan perilaku saling ketergantungan secara positif. Dengan demikian menjadikan belajar melalui kerjasama dalam kelompok akan berjalan seoptimal mungkin. Kondisi ini dapat mendorong siswa untuk belajar, bekerja dan bertanggung jawab secara sungguh-sungguh untuk macam tujuan yang telah ditetapkan

3. Manfaat Pembelajaran Kooperatif

Manfaat pembelajaran cooperative learning bagi siswa:

a) Meningkatkan kemampuan untuk bekerjasama dan bersosialisasi

b) Melatih kepekaan diri, empati melalui variasi perbedaan sikap dan perilaku selama bekerja sama.

c) Mengurangi rasa kecemasan dan menumbuhkan rasa percaya diri.

d) Meningkatkan motivasi belajar, harga diri dan sikap perilaku yang positif. 4. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Tujuan pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai: a) Hasil belajar akademik (kecakapan akademik)

Dengan meningkatnya kinerja siswa dalam menyelesaikan tugas akademik, berarti membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit sehingga akan meningkatkan kemampuan akademiknya.

b) Penerimaan terhadap perbedaan individu (kecakapan personal)

Dengan adanya perbedaan individu baik ras, budaya, kemampuan, maka dengan pembelajaran kooperatif siswa akan tahu kedudukannya dan belajar untuk saling menghargai satu sama lain.

c) Pengembangan keterampilan sosial (kecakapan sosial)

(8)

5 Teknik/model pembelajaran kooperatif.

B. Hasil Belajar

1. Pengertian hasil belajar

Hasil belajar adalah efek yang ditimbulkan karena penggunaan metode yang berbeda dibawah kondisi yang berbeda. (Degeng, 1989). Setiap pembelajaran membawa efek atau dampak, baik langsung maupun tidak langsung. Hasil belajar langsung berupa nilai hasil pengujian terhadap siswa, berupa angka-angka atau predikat-predikat tertentu, sedangkan efekt tidak langsung, hasil belajar yang masih tersembunyi (disiredable).

Hasil belajar yang masih tersembunyi masih berupa harapan-harapan perilaku atau sikap. Hal ini akan dapat diamati bila siswa sudah menunjukkan perilaku sesuai dengan kompetensi/tujuan pembelajaran yang diinginkan.

2. Hasil belajar pengetahuan, sikap dan ketrampilan

Bloom, mengemukakan bahwa hasil belajar bisa berupa pengetahuan (kognitif), sikap (affektif) dan ketrampilan (psikomotor). Ketiga domain merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan sebagai wujud kompetensi seseorang.

Hasil belajar pengetahuan, lebih mengandalkan kognisi seseorang, Kognisi ini merupakan dasar seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuati.Dalam pembelajaran yang berbasis kompetensi seperti Standar Isi, kompetensi pengetahuan diperoleh dan dibangun melalui pengelaman belajar yang dialami siswa. Pengalaman belajar lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar, tidak diceramahi guru.

Sedangkan hasil belajar afektif, lebih memperlihatkan pada hasil belajar sikap, intuisi, perasaan, olah rasa, oleh hati dan kecenderungan seseorang untuk tidak berbuat atau berbuat sesuatu.

(9)

3. Tujuan Belajar PKn

Tujuan hasil belajar PKn adalah dimiliki sejumlah kompetensi dari mata pelajaran PKn SMP sebagaimana yang ditutut dalam Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, yaitu:

1. Memahami dan menunjukkan sikap positif terhadap norma-norma kebiasaan, adat istiadat, dan peraturan, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

2. Menjelaskan makna proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia sesuai dengan suasana kebatinan konstitusi pertama

3. Menghargai perbedaan dan kemerdekaan dalam mengemukakan pendapat dengan bertanggung jawab

4. Menampilkan perilaku yang baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

5. Menunjukkan sikap positif terhadap pelaksanaan kehidupan demokrasi dan kedaulatan rakyat

6. Menjelaskan makna otonomi daerah, dan hubungan antara pemerintahan pusat dan daerah

7. Menunjukkan sikap kritis dan apresiatif terhadap dampak globalisasi 8. Memahami prestasi diri untuk berprestasi sesuai dengan keindividuannya

C. Hubungan Strategi Pembelajaran dengan hasil belajar PKn

Reigeluth dan Merril (1979 dan 1983) mengklasifikasi variabel pembelajaran menjadi tiga yaitu:

(1) instructional conditions (2) instructional methods, and (3) instructional outcomes

Instructional methods, didefinisikan sebagai cara-cara yang berbeda untuk mencapai instructional outcomes yang berbeda dibawah instructional conditions yang berbeda. Berarti strategi pembelajaran merupakan komponen variabel dari instructional methods (Degeng, 1997:10). Pada dasarnya semua variabel yang diklasifikasi ke dalam metode pembelajaran dapat dimanipulasi oleh perancang pembelajaran untuk dilihat tingakt keefektifannya untuk mencapai hasil pembelaajran yang diinginkan.

(10)

perancang pembelajaran. Variabel ini harus diterima adanya, tetapi menjadi bahan pijakan dalam penetapan metode pembelajaran. Contohnya seperti motivasi, minat, tingkat sosial siswa, bakat siswa, tingkat ekonomi dsb. Meskipun tidak bisa dimanipulasi, pada saat tertentu, ia dapat dimanipulasi. Pada saat seperti ini, posisinya berubah menjadi metode pembelaajran. Contoh: akan giat belajar, sebelum tes harian dilakukan, ada motivasi kepada siswa “ Anak-anak, minggu depan tes harian! Bagi anak-anak yang memperoleh nilai sempurna atau 100, maka akan mendapat hadian berupa ...”. Ini berarti kondisi sebelumnya anak kurang berminat terhadap pelajaran ybs, oleh karena itu guru menggunakan cara-cara, agar perolehan hasil tes meningkat.

Instructional Outcomes, mencakup semua akibat yang muncul dari penggunaan suatu methode di bawah kondisi pembelajaran yang berbeda. Akibat-akibat inilah yang dapat dijadikan indikator ketercapaian kompetensi dasar. Oleh karena itu indikator ketercapaian kompetensi dasar, dapat berupa

(1) hasil pembelajaran yang nyata (actual otucomes)

(2) hasil pembelajaran yang diinginkan (disired outcomes) (Degeng, 1997:11)

.Berdasarkan uraian di atas, maka kedudukan strategi pembelajaran ada pada variabel instructional methods dan ini sangat penting dikuasai oleh guru ketika merancang pembelajaran. Ketika seorang guru akan melaksanakan pembelajaran dari rancangan yang telah disiapkan, maka bagaimana menata materi pembelajarannya, bagaimana menyajikannya, serta alat apa yang digunakannya, disitulah peran dan kedudukan strategi pembelajaran.

(11)

III. METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Rancangan Penelitian 1. Subyek Penelitian

Subyek dalam PTK ini adalah siswa kelas………….. tahun pelajaran 2008 Penentuan kelas ini dilaksanakan peneliti berdasarkan hasil investigasi terhadap kelas yang diajar oleh peneliti .

2. Waktu Lamanya Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan kurang selama tiga bulan sejak mulai kegiatan persiapan hingga pelaksanaan tindakan, dengan rincian sebagai berikut

a. Refleksi awal dari hasil investigsi terhadap kelas yang menjadi subyek PTK. Kegiatan ini peneliti laksanakan melalui studi dokumentasi, wawancara dan angket kegiatan ini dilaksanakan mulai minggu kedua bulan Januari 2008. b. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 21 Januari sampai dengan 2 Februari 2008

dengan rincian: tanggal 21 pertemuan pertama, 22 pertemuan kedua, 28 pertemuan tiga, dan 2 Pebruari 2008 postes siklus I.

c. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 5 sampai dengan 13 Februari 2008 dengan rincian: tanggal 5 pertemuan pertama, 6 pertemuan kedua, 12 pertemuan tiga, dan 13 postes siklus II.

d. Analisis data dilaksanakan mulai tentang 14 Februati hingga minggu pertama Maret 2008.

e. Pelaporan disusun pada minggu kedua dan ketiga bulan Maret 2008.

3. Tempat Penelitian

PTK dilaksanakan di kelas ………Jl ...Kabupaten/kota... Propinsi Kaltim.

4. Prosedur Penelitian

(12)

pelaksanaan PTK selama dua siklus. Secara rinci kegiatan tersebut disampaikan sebagai berikut.

I. Sebelum Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (Pra PTK) a. Refleksi Awal

Berdasarkan refleksi dari tahun pelajaran sebelumnya, maka dapat peneliti sampaikan beberapa hal sebagai berikut (uraikan)……….

b. Observasi untuk Mengidentifikasi Permasalahan di Kelas

Kegiatan ini dilaksanakan melalui wawancara dan angket yang diberikan kepada siswa kelas…………. sebelum dilaksanakan PTK, yang berisi hal-hal berkaitan dengan pembelajaran ekonomi. Hasilnya dapat dijabarkan sebagai berikut

II. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

1) Gambaran Umum Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus, mulai dari tanggal 21 Januari sampai dengan 2 Februari 2008. Hasil refleksi siklus I digunakan sebagai acuan dalam menentukan perbaikan tindakan pada siklus II. Sedangkan hasil refleksi siklus I nantinya digunakan sebagai acuan untuk rencana tindak lanjut pada pembelajaran selanjutnya.

2) Rincian Prosedur Penelitian Tindak Kelas

B. Siklus I

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini hal-hal yang dilaksanakan peneliti adalah sebagai berikut:

a. Membentuk kelompok-kelompok diskusi dan observasi dengan anggota masing masing kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.

b. Menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan strategi pembelajaran konstruktifistik dengan kegiatan meliputi langkah-langkah sebagai berikut: 1). Menyusun rencana pembelajaran untuk setiap pertemuan yang didalamnya

(13)

2). Menyusun LKS sesuai dengan kegiatan pembelajaran pada setiap pertemuan.

c. Menyusun instrumen pengumpul data yang berbentuk tes dan non tes, langkah-langkahnya sebagai berikut: 1). Menyususn soal pretest dan posttest , 2) menyusun angket untuk siswa .

d. Menyusun lembar observasi untuk siswa yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran selama PTK berlangsung, disertai dengan pedoman observasi. e. Menyusun lembar observasi kinerja guru untuk setiap pertemuan. Lembar

observasi ini digunakan sebagai pedoman penilaian oleh observer tehadap aktifitas siswa dalam pembelajaran

f. Mengisi jurnal kegiatan pembelajaran berupa catatan tentang berbagai hal yang muncul saat tindakan pembelajaran berlangsung bagi aktivitas siswa maupun aktivitas guru.

Menyusun soal tes (pretes dan postes). Sebelum menyusun soal, terlebih dahulu peneliti menyusun kisi-kisi soal dan pedoman penilaian. Pretes dilaksanakan sebelum pelaksanaan tindakan siklus I dan postes dilaksanakan setelah pelaksanaan tindakan siklus I.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Langkah pelaksanaan tindakan yang akan diterapkan oleh peneliti tertuang dalam rencana pembelajaran. Langkah-langkah pelaksanaan tindakan sebagai berikut:

Tabel 1

Tabel Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus I Pertemuan

Ke-/Tanggal

Kegiatan Guru dan Siswa Evaluasi

I/21-01-2008 - Guru memberi motivasi pada siswa dengan menyampaikan kompetensi dasar yang ingin dicapai melalui model pembelajaran pembelajaran kooperatif teknik Think

II/22-01-2008 - Guru membagikan lembar kegiatan siswa tentang badan usaha yang harus diselesaikan siswa melalui pembelajaran kooperative serta membagi kelas dalam 8 kelompok

(14)

- Siswa melakukan diskusi menyelesaikan lembar kegiatan siswa dan persiapan observasi di lapangan.

- /22 sd

27-01-2008 Siswa melakukan observasi di lapanganuntuk menyelesaikan tugas sesuai dengan dikehendaki LKS

Penilaian kinerja

siswa dalam

observasi dan

penilaian proyek III/28-01-2008 - Siswa melakukan presentasi di depan

kelas untuk melaporkan hasil observasinya di lapangan, masing-masing kelompok diwakili 2 orang

Penilaian kinerja dalam presentasi

- Guru melakukan klarifikasi

berdasarkan laporan yang

dipresentasikan siswa IV/28-01 sd

3-02-2008 - Diadakan posttest- Siswa melakukan revisi laporan hasil observasi lapangan siklus I mulai dan pertemuan pertama hingga keempat. Observasi ini digunakan untuk merekam segala aktivitas siswa dan kinerja guru selama tindakan pembelajaran kooperatif. Setelah pembelajaran berakhir pada setiap pertemuan peneliti mengadakan diskusi dengan para observer untuk mengetahui temuan-temuan selama tindakan pembelajaran sebagai bahan refleksi. Hasil observasi selanjutnya dianalisis untuk diperbaiki pada pertemuan berikutnya. Dalam melaksanakan observasi ini, Guru menggunakan instrumen dan format observasi.

4. Tahap Refleksi

(15)

ternyata belum sepenuhnya terealisasi. Hal ini merupakan kelemahan, dan kelemahan ini peneliti diperbaiki pada pertemuan kedua, dan begitu selanjutnya. Paparan selengkapnya peneliti diuraikan pada bab IV.

B. Siklus II

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Pada prinsipnya langkah-langkah sama seperti pada siklus I, namun pelaksanaan pembelajarannya memperbaiki dari kelemahan yang ditemukan selama siklus I. Hal-hal yang peneliti laksanakan pada tahap ini adalah sebagai berikut:

a. membentuk kelompok-kelompok belajar dengan anggota masing masing 4-5 orang siswa. Anggota kelompok pada siklus II ini mengrjakan tugas yang berbeda dengan pada siklus I , tetapi hanya dengan menukarkan tugas antar kelompok

b. Memperbaiki rencana pembelajaran sesuai dengan strategi pembelajaran kooperatif. Perbaikan RPP ini didasari pada hasil pengamatan guru dalam proses pembelajaran selama siklus I dan hasil post-test.

c. Memperbaiki instrumen pengumpul data, lebih disesuaikan dengan kebutuhan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran konstruktifistik pada materi Badan Usaha dan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.

d. Memberi arahan dan motivasi pada siswa untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran kooperatif teknik STAD .

e. Memperbaioki peranan Guru dalam pembelajaran dengan berdasar pada hasil refleksi adalam siklus I .

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Sama seperti pada siklus I, langkah-langkah pembelajaran yang akan peneliti laksanakan tertuang dalam rencana pembelajaran. Langkah-langkah tersebut dapat diikuti pada Tabel berikut:

Tabel Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus I

Pertemuan

Ke-/Tanggal Kegiatan Guru dan Siswa Evaluasi

I/02-02-2008 - Guru memberi motivasi pada siswa dengan menyampaikan

Penilaian

(16)

kompetensi dasar yang akan dibahas dan materi tentang Kelas VIII melalui pembelajaran kooperatif teknik STAD

- Pretest

dan pretest

II/03-02-2008 - Guru membagikan lembar kegiatan siswa tentang badan usaha yang harus diselesaikan siswa melalui pembelajaran Kooperatif teknik STAD. III/09-02-2008 - Siswa melakukan presentasi di depan

kelas untuk melaporkan hasil observasinya di lapangan, masing-masing kelompok diwakili 2 orang

Penilaian kinerja dalam presentasi

- Guru melakukan klarifikasi

berdasarkan laporan yang

dipresentasikan siswa - Postest

Posttest

09-01 sd

13-02-2008 - Siswa melakukan revisi laporan hasilobservasi lapangan Penilaian laporanhasil observasi dan

3. Tahap Observasi

(17)

4. Tahap Refleksi

Kegiatan refleksi peneliti lakukan di setiap akhir pertemuan selama siklus II. Tahap ini merupakan tahap mengamati secara rinci segala hal yang terjadi di kelas baik berupa aktivitas siswa maupun kinerja guru. Hasil refleksi selama empat pertemuan pada siklus II ini peneliti gunakan sebagai rencana tindak lanjut pada pembelajaran selanjutnya. Paparan selengkapnya dapat diikuti pada bab IV.

C. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut

1. Observasi terhadap kelas VIII di SMP Negeri 1 Cipanas dan catatan lapangan selama tindakan pembelajaran berlangsung. Data ini diperoleh dari proses pembelajaran selama berlangsungnya siklus dalam PTK

2. Studi dokumen yang berupa hasil laporan kerja siswa

3. Wawancara dengan siswa dan observer tentang proses pembelajaran selama PTK berlangsung .

C. Instrumen Penelitian

Beberapa instrumen penelitian yang digunakan dalam PTK ini adalah lembar observasi untuk aktivitas siswa dan kinerja guru selama pelaksanaan tindakan, soal pretes dan postes, jurnal kegiatan pembelajaran, dan angket, … (ada dua macam, angket pra tindakan dan setelah tindakan)dan pedoman wawancara

Jenis data, instrumen data, kriteria keberhasilan tindakan pembelajaran dapat disampaikan pada Tabel berikut.

Tabel 2

Tabel Jenis Data, Instrumen Data, Kriteria Keberhasilan Tindakan Pengajaran

No Jenis Data Instrumen Data KeberhasilanIndikator

1. Aktivitas siswa a. Penyelesaian

LKS, laporan hasil observasi

Nilai Kelompok untuk menyelesaikan LKS,

menyusun laporan

(18)

dan jumlah kelompok

observasi proses belajar (keterampilan kognitif, observasi terhadap proses dan hasil belajar siswa dengan langkah sebagai berikut.

1. Melakukan reduksi, yaitu mengecek dan mencatat kembali data-data yang telah terkumpul.

2. Melakukan interpretasi, yaitu menafsirkan selanjutnya diwujudkan dalam bentuk pernyataan.

3. Melakukan analisis hasil observasi guru terhadap pelaksanaan diskusi

4. Melakukan analisis terhadap proses hasil pengamatan guru terhadap presentasi siswa 5. Melakukan analisis inferensi, yaitu menyimpulkan apakah dalam tindakan

pembelajaran ini terjadi peningkatan proses dan hasil belajar siswa atau tidak berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan bersama observer.

6. Tahap tindak lanjut, yaitu merumuskan langkah-langkah perbaikan untuk siklus berikutnya.

7. Pengambilan kesimpulan, diambil berdasarkan analisis hasil observasi yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, kemudian dituangkan dalam bentuk interpretasi berupa kalimat pernyataan.

(19)

1. Hasil belajar meningkat jika skor postes siklus I meningkat dari pretes dan skor postes siklus II meningkat dari postes siklus I, dengan standar ketuntasan belajar secara individu sebesar  70.

2. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung melalui diskusi meliputi keterampilan kognitif (kemampuan beragumentasi), psikomotorik (kemampuan bekerja sama) dan afektif (kemauan menghargai orang lain) dinyatakan meningkat jika mengalami peningkatan dari siklus ke siklus.

3. Penilaian aktivitas siswa melalui penyelesian LKS, laporan hasil observasi , dan pemahaman siswa terhadap aplikasi Badan Usaha , dinyatakan meningkat jika mengalami peningkatan dari siklus ke siklus

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Degeng, 1989. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel. Jakarta: Depdikbud. Dit. Jenderal Pendidikan Tinggi. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Degeng, 1977. Strategi Pembelajaran. Malang: IKIP Malang.

Gofur, Abdul, dan Priyanto, Anang, 2002. Pola Induk Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi Dasar. Jakarta: Depdikbud. Ditjen. Dikdasmen, Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

Udin, Wiranata Putra, Prof. Dr. 2007. Pedoman Umum, Sekolah Sebagai Wahana Pengembangan Warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab melaluii Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: Ditjen. Mandikdasmen.

Reigeluth, Bunderson dan Merril, 1977. ” Is There a Design of Instructional?”. Instructional Science Report. 57, 1-27.

Reigeluth, CM. dan Stein, F.S. 1983. The Elaboration Thepry of Instruction”. Instructional Design Theories and Models: An overview of their current status. Hillsdale, N.J.: Lauwrence Erlbaum Associates.

Rianto, Milan, dan Al- Hakim, 2003. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan DD/CT. Malang: Depdiknas. Ditjen. Dikdasmen. PPPG IPS dan PMP Malang.

Gambar

Tabel  1Tabel Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus I
Tabel Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus I
Tabel 2Tabel Jenis Data, Instrumen Data, Kriteria

Referensi

Dokumen terkait

Tahapan ini merupakan pengolahan data MEQ output metode Single Event Determination (SED) untuk ditampilkan menjadi sebuah penampang bawah permukaan dan penampang

Penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) kecepatan perkecambahan tertinggi pada perlakuan % dan terendah pada 20%; (2) semua perlakuan tidak berpengaruh signifikan terhadap

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti terhadap kemampuan siswa kelas XI SOSHUM 3 untuk kelas eksperimen dan kelas XI SOSHUM 2 untuk kelas kontrol

Grafik 1 di atas menunjukkan bahwa perubahan tindak mengajar yang berkaitan dengan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika setelah dilaksanakan tindakan kelas

Skripsi dengan judul “ Tingkat Pemahaman Mahasiswa PJKR 2013 terhadap Kompetensi Guru ditinjau dari Mata Kuliah Persiapan Profesi Guru Penjas Fakultas Ilmu Keolahragaan

Bab IV terdiri dari beberapa sub-bab, dintaranya yaitu sub-bab pertama merupakan pemaparan mengenai latar belakang lahirnya Komisi Nasional HAM di Indonesia pada

epidermidis BC4 setelah proses penyimpanan selama 3 bulan pada penelitian ini tidak efektif dalam memacu pertumbuhan tanaman, hasil ini berbeda dengan hasil

Langkah-langkah perencanaan menu diet diabetes mellitus : (1) menentukan jumlah kebutuhan energi/kalori pasien untuk mengetahui jenis diet yang sesuai (2) menghitung