• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN TEKNIK PETA PIKIRAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK : Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN TEKNIK PETA PIKIRAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK : Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2014/2015."

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

Yayu Yudiathi Hermanto, 2015

PENERAPAN TEKNIK PETA PIKIRAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yayu Yudiathi Hermanto, 2015

PENERAPAN TEKNIK PETA PIKIRAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN TEKNIK PETA PIKIRAN DALAM PEMBELAJARAN

MENULIS CERITA PENDEK

(Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI

SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

SKRIPSI

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Yayu Yudiathi Hermanto 1104990

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

(2)

Yayu Yudiathi Hermanto, 2015

PENERAPAN TEKNIK PETA PIKIRAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yayu Yudiathi Hermanto, 2015

PENERAPAN TEKNIK PETA PIKIRAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

PENERAPAN TEKNIK PETA PIKIRAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

(Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI

SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

oleh

Yayu Yudiathi Hermanto

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

© Yayu Yudiathi Hermanto Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian

(3)

Yayu Yudiathi Hermanto, 2015

PENERAPAN TEKNIK PETA PIKIRAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yayu Yudiathi Hermanto, 2015

(4)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PENERAPAN TEKNIK PETA PIKIRAN

DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

(Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Yayu Yudiathi Hermanto

1104990

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya teknik menulis dalam pembelajaran menulis cerita pendek. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji keefektifan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek. Penelitian dilakukan di kelas XI SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung dengan subjek penelitian kelas XI SOSHUM 3 sebagai kelas eksperimen dan XI SOSHUM 2 sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian berdasarkan perhitungan menunjukkan bahwa diperoleh nilai rata-rata prates sebesar 60,08 dan meningkat pada hasil nilai pascates sebesar 70,54. Selain itu, berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan diperoleh ttabel ≤ thitung ≥ ttabel, yaitu 1,998 ≤ 8,90 ≥ 1,998. Hasil pengujian hipotesis ini dan mengacu pada Ha dan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis cerpen sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan teknik peta pikiran (mind map), lalu dibuktikannya bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini menunjukkan keefektifan penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek siswa kelas XI SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung.

Kata Kunci: Menulis ,Cerita pendek, Peta Pikiran

ABSTRACT

(5)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu effectiveness of the application of mind map technique on short story writing learning in class XI SMA Laboratorium Pilot UPI Bandung.

(6)

Yayu yudianthi hermanto,2015

Penerapa teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

perpustakaan.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR HAK CIPTA

LEMBAR PERNYATAAN

LEMBAR PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACK ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR DIAGRAM ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Struktur Organisasi ... 5

BAB II TEKNIK PETA PIKIRAN DAN PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK A.Teknik Peta Pikiran 1. Pengertian Peta Pikiran ... 7

2. Fungsi Peta Pikiran... 8

(7)

Yayu yudianthi hermanto,2015

Penerapa teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

perpustakaan.upi.edu

6. Penerapan Peta Pikiran dan Pembelajaran membuat Cerita Pendek ... 10

B.Ihwal Keterampilan Menulis ... 1. Pengertian Menulis ... 11

2. Fungsi Menulis ... 11

3. Tujuan Menulis... 12

C.Ihwal Cerita Pendek ... 1. Pengertian Cerita Pendek ... 13

2. Unsur-unsur Cerita Pendek... 15

3. Tahapan Menulis Cerita Pendek... 18

4. Penilaian Cerita Pendek... 18

D.Hipotesis ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Desain Penelitian ... 21

B.Sumber Data... 22

C.Instrumen Penelitian ... 23

1. Instrumen Perlakuan... 23

2. Intrumen Tes... 42

3. Instrumen Observasi ... 45

D.Prosedur Penelitian ... 49

E.Analisis Data ... 50

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A.Deskripsi Proses Penelitian ... 56

B.Deskripsi Hasil Penelitian... 58

1. Data Nilai Prates dan Pascates Kelas Eksperimen ... 59

2. Data Nila Prates dan Pascates Kelas Kontrol ... 61

(8)

Yayu yudianthi hermanto,2015

Penerapa teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

perpustakaan.upi.edu

D.Deskripsi Analisis Data ... 97

1. Deskripsi Anilis Data Kelas Eksperimen ... 98

2. Deskripsi Data Kelas Kontrol ... 109

E. Analisis Data Hasil Observasi Aktivitas Guru ... 121

F.Pembahasan Hasil Penelitian ... 122

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A.Simpulan ... 126

B.Implikasi ... 127

C.Rekomendasi... 127 DAFTAR PUSTAKA

(9)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Proses pembelajaran merupakan sebuah proses pada satuan pendidikan yang dilaksanakan dengan interaktif, yang dapat memotivasi siswa untuk dapat berpartisipasi aktif untuk mempelajari apa yang belum pernah ia pelajari sebelumnya. Sebelum pembelajaran diterapkan siswa haruslah mengetahui dan memahami manfaat dari apa yang dipelajari. Agar siswa dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatnya dalam kehidupan.

Terdapat empat keterampilan berbahasa yaitu membaca, berbicara, menyimak, dan menulis. Pengajaran bahasa Indonesia di sekolah tidak akan lepas dari kegiatan menulis. Menulis merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam seluruh proses belajar siswa di sekolah. Keterampilan menulis tidak akan datang secara begitu saja, melainkan harus melalui latihan.

Menurut Tarigan (2013, hlm. 3), menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Menulis juga dapat menjadi media untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Seperti layaknya para penyair yang menuliskan perasaannya dalam tulisan.

(10)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memilih untuk menggunakan salah satu teknik untuk membantu mempermudah dalam memulai menulis yaitu, teknik peta pikiran (mind map).

Peta pikiran merupakan salah satu teknik efektif yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis. Teknik ini dapat mempermudah untuk memulai menulis karena, pada peta pikiran penulis dapat membuat detil dan tak akan kehilangan benang merah pada tulisan. Informasi yang akan disampaikan pada tulisan juga dapat dikelompokkan, selain itu dengan adanya visual pada peta pikiran akan menarik perhatian dan tidak akan membosankan. Sehingga pikiran akan benar benar terfokus dengan berkonsentrasi pada pemetaan yang dibuat. Peta pikiran dapat menjadi teknik yang menyenangkan dalam pembelajaran karena adanya keseimbangan kerja otak kanan dan otak kiri. Adanya bentuk, warna, yang akan dituangkan pada tulisan selain itu juga dibantu dengan imajinasi dan kreativitas siswa.

Teknik peta pikiran ini telah diujicobakan oleh peneliti sebelumnya dengan menerapkan pada pembelajaran menulis teks eksposisi. Penelitian dilakukan oleh Apriyudha (2014) dengan judul “Keefektifan Teknik Mind Mapping Berorientasi

Media Karikatur dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi (Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas X SMAN 2 Cimahi Tahun Ajaran 2013/2014). Penelitian tersebut berhasil menunjukkan keefektifan penggunaan media karikatur dengan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis teks eksposisi. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya kemampuan siswa dalam menulis teks eksposisi dengan media karikatur dan teknik mind mapping.

(11)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berkorelasi (t-test samples related). penerapan teknik mind map (peta pikiran) terbukti dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam menulis karangan narasi. Karena terlihat adanya peningkatan skor dari pretest yang semula nilai rata-rata siswa sebesar 59,52 pada kategori cukup meningkat menjadi 77,38 pada kategori baik atau dalam bentuk persentase meningkat sebesar 30%.

Selain itu juga penelitian serupa mengenai pembelajaran menulis cerita pendek dengan penelitian tindakan kelas dilakukan oleh Wahyu Sulistiyana (2011)

dengan judul

Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita Pendek

Dengan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) (PTK Pada Siswa Kelasviii A Smp Negeri 4 Sukoharjo)”. Penelitian tersebut meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis cerpen. Hal ini ditandai dengan persentase keaktifan, perhatian, konsentrasi, minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran menulis cerpen yang mengalami peningkatan dalam tiap siklusnya. Pada siklus I siswa yang aktif sebesar 41,2%, siswa yang perhatian dan konsentrasi sebesar 53%, dan siswa yang berminat dan termotivasi sebesar 50%. Pada siklus II siswa yang aktif sebesar 61,8%, siswa yang perhatian dan konsentrasi sebesar 64,7%, dan siswa yang berminat dan termotivasi sebesar 64,7%. Pada siklus IIIsiswa yang aktif sebesar 92%, siswa yang perhatian dan konsentrasi sebesar 100%, dan siswa yang berminat dan termotivasi sebesar 100%.Di samping itu, penerapan metode peta pikiran (mind mapping) dapat memacu guru lebih terampil mengelola kelas

(12)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cerita pendek adalah salah satu tulisan yang membutuhkan kreativitas dan imajinasi. Menggunakan peta pikiran ini siswa bisa memulai dengan menuliskan kata kunci dalam ide cerita. Kata kunci tersebut dikembangkan dan dijabarkan dalam bentuk cabang-cabang yang dapat diisi dengan alur cerita, seting, tokoh, hingga pada akhir ceritanya. Pada dasarnya siswa dituntun untuk mampu membuat perencanaan sebelum memproduksi atau menulis cerita pendek. Menulis cerita pendek dipilih karena kurangnya minta menulis sastra di sekolah, hal ini terbukti pada Kurikulum 2013 yang hanya memuat sebagian kecil materi sastra.

Peneliti berkeyakinan bahwa metode yang digunakan dapat meningkatkan kemampuan menulis cerita pendek, menjadi pelajaran yang akan membuat siswa senang terhadap karya sastra, dan juga dapat mengasah kreativitas menulis sastra khususnya cerpen pada siswa. Sulitnya siswa mempelajari sastra kebanyakan karena pemahaman yang kurang, selain itu metode dan teknik juga sangat berpengaruh terhadap kelangsungan pembelajaran sastra di kelas.

Mengacu pada pertimbangan di atas, peneliti berinsiatif melakukan sebuah penelitian eksperimen kuasi yang berjudul Penerapan Teknik Peta Pikiran dalam Pembalajaran Menulis Cerita Pendek (Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas XI SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung)

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut ini.

1. Bagaimana kemampuan menulis cerpen dengan menggunakan teknik peta pikiran pada siswa kelas XI SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung?

(13)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Apakah terdapat perbedaan kemampuan menulis cerpen siswa kelas XI SMA Laboratorium Percontohan UPI yang menggunakan teknik peta pikiran dengan siswa yang tidak menggunakan teknik peta pikiran ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1)kemampuan menulis cerpen dengan menggunakan teknik peta pikiran pada siswa

kelas XI SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung

2)kemampuan menulis cerpen dengan tidak menggunakan peta pikiran pada siswa kelas XI SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung

3)perbedaan kemampuan menulis cerpen siswa kelas XI SMA Laboratorium Percontohan UPI yang menggunakan teknik peta pikiran dengan siswa yang tidak menggunakan teknik peta pikiran

D.Manfaat Penelitian

Penelitian yang baik tentu saja harus memberikan manfaat. Manfaat penelitian ini

terdiri atas manfaat teoritis dan manfaat praktis 1. Manfaat Teoretis

Secara teoritis manfaat dari penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan penjelasan dari teknik peta pikiran dalam dunia pendidikan, terlebih dalam pembelajaran menulis cerita pendek (cerpen).

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, dan juga bagi peneliti

(14)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan diterapkannya metode peta pikiran untuk menulis cerita pendek siswa dapat lebih mudah dalam memulai menulis, dan juga mendapat teknik menulis yang menyenangkan.

b. Bagi Guru

Dengan terbuktinya penelitian ini diharapkan guru akan lebih mudah mengajarkan keterampilan menulis cerita pendek kepada siswa dan untuk memperkaya sumber belajar berupa media pembelajaran yang inovatif.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai suatu metode dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran menulis cerita pendek. Selain itu dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman nyata untuk praktik melakukan kegiatan pembelajaran di kelas.

E. Struktur Organisasi

Penelitian ini terdiri atas lima bab yang masing- masing memiliki subbab tersediri. Bab pertama menjelaskan mengenai pendahuluan. Bab kedua menjelaskan landasan teori yang dipakai dalam penelitian. Bab ketiga menjelaskan metodologi yang dipakai dalam penelitian. Bab keempat memaparkan hasil penelitian dan pembahasan. Bab terakhir yaitu bab lima berisi kesimpulan dari penelitian.

Pada bab pertama dijelaskan mengenai latar belakang masalah yang menjadi dasar penelitian, kemudian terdapat rumusan masalah, tujuan penelitian yang dirumuskan dari rumusan masalah penelitian, manfaat penelitian yang terdiri atas manfaat teoretis dan manfaat praktis. Terakhir terdapat struktur organisasi yang akan menjelaskan sistematika dan gambaran dari setiap bab yang ada dalam penelitian.

(15)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perbandingan, pengontrasan, dan pemosisian kedudukan masing- masing penelitian yang dikaji melalui pengaitan dengan masalah yang sedang diteliti.

Bab ketiga secara umum akan disampaikan pola paparan yang digunakan dalam menjelaskan bagian metode penelitian dengan dua kecenderungan, yakni penelitian kuantitatif dan kualitatif.

Bab empat akan memaparkan dua hal yakni, temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian, dan pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.

(16)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen atau eksperimen semu. Penggunaan metode eksperimen semu ini untuk mengetahui keefektifan atau keberhasilan penggunaan metode peta pikiran di kelas XI SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Untuk lebih mengetahui tingkat keberhasilan penerapan metode peta pikiran di kelas eksperimen.

Adapun desain penelitian ini menggunakan pretest-postest Control Group, desain penelitian yang digunakan dapat digambarkan sebagai berikut (Sugiyono, 2013-112).

Tabel 3.1

Desain Metode Penelitian Eksperimen Semu

(Pretest-Postest Control Group)

Kelompok Prestes Perlakuan Postes

A O1 X O2

B O3 Y O4

Keterangan:

A : Kelompok/kelas eksperimen B : Kelompok/kelas kontrol

O1 : Uji awal pada kelompok/kelas eksperimen O2 : Uji akhir pada kelompok/kelas eksperimen

(17)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Y : Perlakuan pada kelompok/kelas control dengan menggunakan teknik yang sudah berjalan atau sering digunakan oleh guru.

Dalam desain ini kelas eksperimen dan kelas control diberikan tes awal (pretes) untuk mengetahui kemampuan awal di kedua kelas tersebut. Kemudian hasil tes awal tersebut akan dijadikan bandingan untuk hasil tes akhir setelah kelas eksperimen diberi perlakuan (treatment). Dalam hal ini penelitian dilakukan untuk mengetahui keefektifan metode peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek. Hal tersebut dapat memberikan data tentang adanya perubahan terhadap hasil belajar pada kelas eksperimen sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.

B. Sumber Data

1.Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung.

Tabel 3.2

Jumlah Siswa Kelas XI SMA Laboratorium Percontohan UPI

Kelas Jumlah Populasi

XI SAINTEK 1 32

XI SAINTEK 2 29

XI SAINTEK 3 30

XI SAINTEK 4 28

XI SOSHUM 1 37

XI SOSHUM 2 37

XI SOSHUM 3 35

(18)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan menggunakan teknik simple

random sampling. Pada teknik ini, secara teoritis, semua anggota/subjek populasi

mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Dengan teknik simple random sampling, didapatkan dua kelas sampel yaitu kelas XI SOSHUM 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI SOSHUM 2 sebagai kelas kontrol. Berikut merupakan sebaran kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 3.3

Sampel Penelitian

C.Instrumen Penelitian

Meneliti adalah kegiatan melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik dan akurat. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. jadi instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2011, hlm 148). Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Instrumen Perlakuan

Instrumen perlakuan yang dibuat penulis berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP perlu disusun untuk dijadikan acuan ketika proses pembelajaran berlangsung. RPP yang dibuat dalam penelitian ini berjumlah dua. Pertama untuk kelas eksperimen dan yang kedua untuk kelas pembanding. Untuk

Sampel Jumlah Jumlah

Keseluruhan Perempuan Laki-laki

Kelas Eksperimen 18 17 35

Kelas Kontrol 20 16 37

(19)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelas eksperimen dalam kegiatan pembelajarannya menggunakan teknik peta pikiran. Format RPP dilampirkan.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Laboratorium Percontohan UPI Kelas/Semester : XI/2

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Topik : Teks Cerita Pendek Jumlah Pertemuan : 2 pertemuan

Alokasi Waktu : 4 x 40 menit

A.Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli

(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan

(20)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

1.2 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam memahami, menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama.

1.2.1 Terbiasa menggunakan bahasa Indonesia di kelas dan di luar kelas dengan baik dan benar.

(21)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.2 Memproduksi teks cerita pendek, yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan.

4.2.1 Menelaah unsur intrinsik dan struktur teks cerita pendek.

4.2.2 Membuat teks cerita pendek sesuai dengan struktur, unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

C. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Siswa dapat menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Siswa dapat memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya terkait penomena dan kejadian yang tampak mata).

4. Siswa dapat mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori).

5. Siswa dapat membuat teks cerita pendek sesuai dengan struktur dan unsur intrinsik.

D. Materi Pembelajaran

(22)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Struktur cerita pendek secar aumum dibentuk oleh (1) bagian pengenalan cerita, (2) penanjakan menuju konflik, (3) puncak konflik, (4) penurunan, dan (5) penyelesaian. Bagian-bagian itu ada yang menyebutnya dengan istilah abstrak, orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi, dan koda.

a. Abstrak (sinopsis) merupakan bagiancerita yang menggambarkan keseluruhan isi cerita.

b. Orientasi atau pengenalan cerita, baik itu berkenaan dengan penokohan ataupun bibit-bibit masalah yang dialaminya.

c. Komplikasi atau puncak konflik yakni bagian cerpen yang menceritakan puncak masalah yang dialami tokoh utama.

d. Evaluasi, yakni bagian yang menyatakan komentar pengarang atas peristiwa puncak yang telah diceritakannya.

e. Resolusi merupakan tahap penyelesaian akhir dari seluruh rangkaian cerita. Bedanya dengan kompliasi, pada bagian ini ketegangan sudah lebih mereda,

f. Koda merupakan komentar akhir terhadap keseluruhan isi cerita, mungkin juga diisi dengan kesimpulan tentang hal- hal yang dialami tokoh utama kemudian.

3. Unsur instrinsik adalah unsur yang berada langsung pada cerpen itu sendiri.

Kosasih (2008, hlm. 223-231) mengemukakan struktur novel dan cerpen dibentuk oleh unsur-unsur berikut.

(1) Tema

(23)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(2) Alur

Alur (plot) merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat. Secara umum jalan cerita terbagi ke dalam beberapa bagian-bagian berikut.

a. Pengenalan situasi (exposition)

Dalam bagian ini, pengarang memperkenalkan para tokoh, menata adegan dan hubungan antartokoh.

b. Pengungkapan peristiwa

Dalam bagian ini disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah, pertentangan, ataupun kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya. c. Menuju pada adanya konflik (rising action)

Terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatan berbagai situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh.

d. Puncak konflik (turning point)

Bagian ini disebut pula sebagai klimaks. Inilah bagian cerita yang paling besar dan mendebarkan.

e. Penyelesaian (ending)

Pada bagian ini berisi penjelasan tentang nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu. Namun, ada pula akhir yang dibiarkan menggantung tanpa ada penyelesaian.

(3) Latar

Latar (setting) merupakan salah satu unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra. Latar (setting) terdiri dari keadaan tempat, waktu, dan budaya.

(4) Penokohan

(24)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Teknik analitik, karakter tokoh diceritakan langsung oleh pengarang. b. Teknik dramatik, karakter tokoh dikemukakan melalui:

(a) penggambaran fisik dan perilaku tokoh, (b) penggambaran lingkungan kehidupan tokoh, (c) penggambaran tata kebahasaan tokoh, (d) pengungkapan jalan pikiran tokoh, dan (e) penggambaran oleh tokoh lain.

(5) Sudut Pandang atau Point of View

Sudut pandang atau point of view adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita. Posisi pengarang terdiri dari dua macam.

a. Berperan langsung sebagai orang pertama.

b. Hanya sebagai orang ketiga yang berperan sebagai pengamat. (6) Amanat

Amanat merupakan ajaran moral atau pesan yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karya-karyanya. Amanat dalam cerpen akan disimpan rapi dan disembunyikan pengarangnya dalam keseluruhan isi cerita.

(7) Gaya Bahasa

Penggunaan bahasa berfungsi untuk menciptakan suatu nada atau suasana persuasif serta merumuskan dialog yang mampu memperlihatkan hubungan dan interaksi antara sesama tokoh. Bahasa dapat menimbulkan suasana yang tepat guna bagi adegan yang seram, adegan cinta, ataupun peperangan, keputusan, maupun harapan. Bahasa dapat pula digunakan pengarang untuk menandai karakter seorang tokoh.

E. Sumber

(25)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya.

F. Metode Pembelajaran

A. Pendekatan : Scientific

B. Strategi : Quantum Learning C. Teknik : Peta Pikiran (Mind Map)

F.Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan 1. Guru mengawali dan membuka pembelajaran dengan menyapa siswa 2. Guru mengajak siswa berdoa bersama

menurut agama dan kepercayaan masing-masing

3. Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan dan kompetensi yang harus dicapai

4. Duru merespon pertanyaan siswa mengenai keterkaitan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari

10 Menit

Kegiatan Inti Mengamati

1. Siswa menyimak penjelasan tentang cara membuat peta pikiran

2. Siswa membaca model teks cerita pendek

(26)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Siswa bersama teman sebangku mendiskusikan struktur teks

4. Bersama teman sebangku masing- masing, siswa mengidentifikasi struktur dan kaidah pada teks cerita pendek.

Menanya

1. Siswa mengajukan pertanyaan mengenai kata atau ungkapan yang tidak dimengerti dalam teks yang dibahas

2. Siswa berdiskusi, menganalisis dan

bertanya mengenai struktur dan kaidah teks cerita pendek dengan proaktif

Mengumpulkan Informasi

1. Siswa membaca buku atau referensi selain buku teks untuk menemukan ide untuk menyusun sebuah teks cerita pendek. Penentuan ide berpedoman pada peta pikiran.

2. Siswa dengan arahan guru membuat peta pikiran mengenai stuktur yang terdapat pada cerita pendek yang berjudul

Persahabatan Sunyi bersama teman sebagku.

Mengasosiasi

(27)

bagian-yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagian teks , ide pokok pada setiap paragraf dan mencocokkan dengan peta pikiran yang telah dibuat.

2. Siswa dengan teman sebangku menuliskan hasil dari pembuatan peta pikiran

berdasarkan cerita pendek yang ditentukan pada selembar kertas dengan jujur dan bertanggung jawab.

Mengomunikasikan

1. Siswa bersama teman sebangkun

menjelaskan hasil dari peta pikiran yang telah mereka buat di depan kelas secara bergantian.

Penutup 1. Salah seorang siswa diminta untuk

menyimpulkan hasil pembelajaran dengan jujur dan bertanggung jawab.

2. Siswa melakukan refleksi terhadap kegian yang sudah dilakukan dengan jujur dan bertanggung jawab.

3. Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.

10 Menit

Pertemuan 2

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

(28)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendahuluan 1. Siswa menjawab sapaan guru, berdoa dan mengondisikan siap belajar

2. Guru mengecek kehadiran siswa

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan penjelasan tentang manfaat pembelajaran

4. Guru menyampaikan pokok-pokok/cakupan pembelajaran

10 menit

Inti Mengamati

1. Siswa mengamati dan mengidentifikasi contoh peta pikiran yang disajikan oleh guru

2. Siswa bersama teman sebangku mendiskusikan topik, gagasan-gagasan serta poin penting lainnya yang terdapat dalam peta pikiran

Menanya

1. Siswa mengomentari peta pikiran yang disajikan oleh guru.

2. Siswa bertanya mengenai apa apa saja yang tidak dimengerti dari contoh peta pikiran yang disajikan oleh guru.

Mengumpulkan Informasi

1. Siswa membaca buku atau referensi selain buku teks untuk menemukan ide untuk

(29)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menyusun sebuah teks cerita pendek 2. Siswa dengan arahan guru membuat peta

pikiran mengenai apa yang akan dituliskan dalam cerita pendek yang akan mereka buat.

Mengasosiasikan

1. Siswa mencoba mengembangkan peta pikiran yang telah dibuat menjadi sebuah teks cerita pendek

2. Siwa menentukan bagian-bagian teks , ide pokok pada setiap paragraf dan

mencocokkan dengan peta pikiran yang telak dibuat.

3. Siswa menuliskan cerita pendek

berdasarkan peta pikiran yang telah dibuat pada selembar kertas dengan jujur dan bertanggung jawab

Mengomunikasikan

1. Siswa menomunikasikan hasil pekerjaan mereka kepada teman di depan kelas.

Penutup 1. Siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran

2. Siswa bersama guru menyepakati tugas sebagai tindak lanjut pembelajaran

3. Guru menyampaikan topik pada pertemuan

(30)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

selanjutnya

H. Pedoman Penilaian

1.Penilaian Sikap

a. Lembar Observasi Penilaian Sikap

Nama Siswa: Kelas:

NILAI / SIKAP (

✓) Tanda Centang

4 3 2 1

1.2.1 Terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

1.3.1 Jujur Mengerjakan tugas dengan usaha sendiri (tidak menjiplak/ menyontek) Mengkritik apa adanya serta bersedia

untuk di kritik/

1.3.2 Peduli Tanggap terhadap permasalahan yang didiskusikan

1.3.3 Santun Berbicara dengan sopan tidak menyinggung perasaan orang lain 1.3.1 Tanggung Menyelesaikan tugas mandiri dan

jawab tepat waktu.

Terbiasa menyelesaikan

masalah/persoalan dalam diskusi

Pedoman Penskoran

4 : Selalu melakukan sesuai dengan persyaratan

(31)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2 : Kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan 1 : Tidak pernah melakukan

x 100 = skor akhir

b. Lembar Diri Siswa

Nama Siswa: Kelas:

NILAI / SIKAP (

✓) Tanda Centang

4 3 2 1

1.2.1 Saya terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

1.3.1 Jujur Saya mengerjakan tugas dengan usaha sendiri (tidak menjiplak/ menyontek)

Mengkritik apa adanya serta bersedia untuk di kritik 1.3.2 Peduli Saya tanggap terhadap

permasalahan yang didiskusikan 1.3.3 Santun Saya berbicara dengan sopan tidak

menyinggung perasaan orang lain 1.3.1 Tanggung Saya menyelesaikan tugas mandiri

jawab dan tepat waktu.

Saya terbiasa menyelesaikan masalah/persoalan dalam diskusi

(32)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4 : Selalu melakukan sesuai dengan persyaratan

3 : Sering melakukan sesuai dengan persyaratan terkadang tidak melakukan 2 : Kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan

1 : Tidak pernah melakukan

x 100 = skor akhir

c. Lembar Penilaian Sebaya

Nama Siswa: Kelas:

NILAI / SIKAP (

✓) Tanda Centang

4 3 2 1

1.2.1 Terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

1.3.1 Jujur Mengerjakan tugas dengan usaha sendiri (tidak menjiplak/ menyontek) Mengkritik apa adanya serta bersedia

untuk di kritik

1.3.2 Peduli Tanggap terhadap permasalahan yang didiskusikan

1.3.3 Santun Berbicara dengan sopan tidak menyinggung perasaan orang lain 1.3.1 Tanggung Menyelesaikan tugas mandiri dan

jawab tepat waktu.

Terbiasa menyelesaikan

(33)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pedoman Penskoran

4 : Selalu melakukan sesuai dengan persyaratan

3 : Sering melakukan sesuai dengan persyaratan terkadang tidak melakukan 2 : Kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan

1 : Tidak pernah melakukan

x 100 = skor akhir

d. Penilaian Jurnal dalam Penilain Sikap

No Nama Sikap Keterangam

Negatif Posiitf

1 ADELLIA 2 ALWAN 3 ANISA

4 AZKA

5 DENIS 6 DIMAS 7 FARHAN

(34)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.Instrumen Penilaian Pengetahuan

NO INDIKATOR INDIKATOR SOAL NO

SOAL

1 Memprosuksi teks cerita pendek sesuai dengan struktur

Disajikan contoh peta pikiran, siswa diminta untuk

(35)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan kebahasaan memproduksi teks cerita pendek dari peta pikiran yang sebelumnya telah mereka buat berdasarkan struktur dan kaidah kebahasaan dengan tema yang telah ditentukan

Soal

1) Buatlah sebuah cerpen berdasarkan pengalaman pribadi dengan memperhatikan aspek-aspek berikut ini.

a. Kelengkapan aspek formal cerpen (judul, nama pengarang, dialog, narasi) b. Kelengkapan unsur intrinsik (penokohan, latar, alur, tema, alur, dan amanat). c. Kepaduan unsur dan struktur cerpen (plot, tokoh dan perwatakan, latar,

Skor Kriteria Penilaian

Kelengkapan

2. Nama pengarang (Siswa mencantumkan namanya sebagai identitas dari cerpen yang dibuatnya) 3. Dialog (Dialog menunjukkan percakapan

(36)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Narasi (Menceritakan kejadian di dalam cerpen yang secara tidak langsung mampu membawa pembaca masuk ke dalam cerita)

25 Kelengkapan unsur instrinsik dan tulisan memuat lima unsur instrinsik yang terdapat dalam cerpen, seperti:

1. Penokohan: cara pengarang dalam menggambarkan

karakter tokoh-tokoh dalam cerita.

2. Latar: tempat, waktu dan suasana terjadinya

peristiwa dalam cerita.

3. Alur: rangkaian peristiwa yang bersifat kronologis,

dibangun oleh urutan waktu atau mungkin juga

dibentuk oleh urutan keruangan atau spasial.

Berdasarkan hal itu, alur dibagi menjadi dua yaiu

alur maju dan alur mundur.

4. Tema: gagasan utama atau pokok cerita.

5. Amanat: pesan-pesan yang terkandung didalam

(37)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kepaduan Unsur dan Struktur Cerpen

25 Struktur disusun dengan memperhatian kepaduan:

1. Plot yaitu rangkaian cerita yang mengandung unsur sebab akibat sehingga terciptanya konflik awal, tengah dan akhir yang mampu menggerakan suatu cerita menjadi lebih menarik.

2. Tokoh dan perwatakan, tokoh dalam cerpen dapat digambarkan berdasarkan fisiologis, psikologis dan sosiologis yang sesuai.

3. Latar mampu menunjukan keterkaitannya dengan cerita, sehingga mampu membentuk tema dan plot tertentu. terdapat kerancuan dan ketidakpaduan dengan tema. 10 Hanya memuat satu subaspek, misalnya hanya isi ceritanya

saja yang sesuai tema tetapi tokoh, latar dan plot tidak padu dan mengganggu jalannya cerita.

Ketepatan EYD 25 ≥90% EYD benar

20 80% EYD benar 15 70% EYD benar

10 ≤60% EYD benar

SKOR IDEAL = 100

(38)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kategori Penilaian Menulis Cerpen

Skala Nilai Kategori

85-100 Sangat Baik

75-84 Baik

60-74 Cukup

40-59 Kurang

1-39 Kurang Sekali

Sumber: Nurgiyantoro, 2013, hlm.253

Peneliti

(39)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Instrumen Tes

Instrumen ini berupa tes untuk menulis cerita pendek yang diberikan kepada siswa. Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis cerita pendek sebelum dan sesudah menggunakan teknik peta pikiran. Tes dilakukan sebanyak dua kali. Tes yang pertama diberikan sebagai tes awal (pretest) bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menuliscerita pendek sebelum menggunakan teknin peta pikiran (mind mapping). Tes yang kedua diberikan sebagai tes akhir (posttest) yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis cerita pendek siswa setelah diberi perlakuan menggunakan. Bentuk instrumen tes meliputi bentuk soal dan kriteria penilaian menulis cerita pendek.

a. Instrumen soal

Bentuk soal yang digunakan yatu berupa soal berbentuk uraian. Format soal sebagai berikut.

Bentuk soal

Soal Tes

1) Buatlah sebuah cerpen berdasarkan pengalaman pribadi dengan memperhatikan aspek-aspek berikut ini.

a. Kelengkapan aspek formal cerpen (judul, nama pengarang, dialog, narasi) b. Kelengkapan unsur intrinsik (penokohan, latar, alur, tema, alur, dan amanat). c. Kepaduan unsur dan struktur cerpen (plot, tokoh dan perwatakan, latar, kesesuaian

(40)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Kriteria Penilaian Menulis Cerita Pendek

Adapun kriteria penilaian penulisan cerita pendek adalah sebagai berikut.

Tabel 3.4

Kriteria Penilaian Teks Cerpen

Aspek yang dinilai

Skor Kriteria Penilaian

Kelengkapan

2. Nama pengarang (Siswa mencantumkan namanya sebagai identitas dari cerpen yang dibuatnya) 3. Dialog (Dialog menunjukkan percakapan antar

tokohh dalam cerita)

4. Narasi (Menceritakan kejadian di dalam cerpen yang secara tidak langsung mampu membawa pembaca masuk ke dalam cerita)

(41)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cerpen 1. Penokohan: cara pengarang dalam menggambarkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita.

2. Latar: tempat, waktu dan suasana terjadinya

peristiwa dalam cerita.

3. Alur: rangkaian peristiwa yang bersifat kronologis,

dibangun oleh urutan waktu atau mungkin juga

dibentuk oleh urutan keruangan atau spasial.

Berdasarkan hal itu, alur dibagi menjadi dua yaiu

alur maju dan alur mundur.

4. Tema: gagasan utama atau pokok cerita.

5. Amanat: pesan-pesan yang terkandung didalam

cerita.

25 Struktur disusun dengan memperhatian kepaduan:

1. Plot yaitu rangkaian cerita yang mengandung unsur sebab akibat sehingga terciptanya konflik awal, tengah dan akhir yang mampu menggerakan suatu cerita menjadi lebih menarik.

2. Tokoh dan perwatakan, tokoh dalam cerpen dapat digambarkan berdasarkan fisiologis, psikologis dan sosiologis yang sesuai.

(42)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cerita, sehingga mampu membentuk tema dan plot tertentu.

4. Keseluruhan isi cerita dengan tema.

20 Hanya memuat tiga subaspek, misalnya tokoh, latar dan isi cerita sudah padu tetapi plot tidak padu dengan tahapan cerita.

15 Hanya memuat dua subaspek, misalnya plot dan latar sudah muncul dan menunjang cerita namun tokoh dan isi cerita terdapat kerancuan dan ketidakpaduan dengan tema. 10 Hanya memuat satu subaspek, misalnya hanya isi ceritanya

saja yang sesuai tema tetapi tokoh, latar dan plot tidak padu dan mengganggu jalannya cerita.

Ketepatan EYD 25 ≥90% EYD benar 20 80% EYD benar 15 70% EYD benar

10 ≤60% EYD benar

SKOR IDEAL = 100

Hasil modifikasi panduan penilaian dalam Sumiyadi (2010)

Tabel 3.5

Penilaian PAN Skala Empat

Skala Nilai Kategori

85-100 Sangat Baik

75-84 Baik

60-74 Cukup

(43)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1-39 Kurang Sekali

Sumber: Nurgiyantoro, 2013, hlm.253

3. Instrumen Observasi

Instrumen observasi digunakan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Instrumen observasi yang digunakan berupa lembar observasi dan catatan observasi. Lembar observasi dan catatan observasi ini berfungsi untuk mengetahui aktivitas siswa, kesesuaian penggunaan teknik peta ikiran (mind mapping) dalam menulis cerita pendek, dan keahlian guru dalam memaparkan materi. Hasil observasi digunakan sebagai bahan pertimbangan penelitian terhadap penggunaan peta ikiran

(mind mapping) dalam menulis cerita pendek. Berikut ini lembar observasi yang

digunakan oleh peneliti.

Tabel 3.6

Lembar Observasi Aktivitas Guru

Nama Observer : ……….

Kelas : ……….

Hari/tanggal : ……….

Berilah tanda ( √ ) pada kolom yang dianggap sesuai!

No Kegiatan yang diamati Hasil pengamatan

Ya Tidak 1 Penguasaan Teknik Pembelajaran

(44)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Kemampuan dalam membatu siswa memperoleh pengetahuan baru

c. Kemampuan dalam membatu siswa memperluas pengetahuan yang telah dimilikinya.

2 Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran

a. Kejelasan suara dalam komunikasi dengan siswa b. Tidak melakukan gerakan atau ungkapan yang

mengganggu perhatian siswa

c. Antusiasme mimik dalam penampilan d. Mobilitas posisi tempat dalam kelas

3 Implementasi Langkah-langkah Pembelajaran

a. Aktivitas guru dalam menyampaikan materi pokok pembelajaran

1. Menerangkan mengenai cara membuat peta pikiran (mind mapping) dan memberikan motivasi bagi siswa

2. Menerangkan mengenai struktur teks cerita pendek

3. Menerangkan tentang mengembangkan hasil peta pikiran (mind mapping) siswa menjadi cerita pendek

(45)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disediakan

b. Aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran

1. Meminta siswa untuk duduk tenang dan memperhatikan guru ketika menyampaikan materi pokok pembelajaran

2. Menyajikan contoh untuk kemudian dibuat peta pikiran peta pikiran (mind mapping) dalam menulis cerita pendek

3. Meminta siswa untuk mengidentifikasi peta pikiran (mind mapping) .

4. Menerangkan bahwa hasil dari peta pikiran (mind mapping) dapat dikembangkan menjadi teks cerita pendek

5. Meminta siswa untuk menyusun teks cerita pendek berdasarkan struktur yang benar dan runut.

6. Menunjuk siswa untuk mengidentifikan bagian-bagian dari struktur cerita pendek seperti, abstrak, orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi, dan koda.

(46)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengenai struktur cerita pendek (abstrak, orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi, dan koda) yang ditemukannya.

8. Menerangkan dan menulis struktur teks yang telah ditemukan oleh siswa

9. Memberi penghargaan kepada siswa yang berani maju ke depan untuk berbicara

10.Meminta siswa untuk mengembangkan sendiri hasil mind mappingnya ke dalam bentuk teks cerita pendek

Catatan Observasi

Nama Pengamat :

Catatan Pengamat :

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yatu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Adapun uraian dari tahap-tahap tersebut sebagai berikut.

(47)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Menentukan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian dengan cara melaksanakan strudi literatur dari kurikulum dan silabus.

b. Identifikasi permasalahan mengenai bahan ajar, merencanakan pembelajaran, alat-alat yang berhubungan dengan pembelajaran dan lain-lain.

c. Survei ke lokasi untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan untuk penelitian.

d. Mengajukan perizinan untuk melaksanakan penelitian dengan surat izin penelitian yang dikeluarkan fakultas ke sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.

e. Menyusun instrumen untuk mengumpulkan data penelitian.

f. Melakukan judgement instrumen oleh dosen dan guru mata pelajaran yang bersangkutan.

g. Analisis dan revisi hasil judgement instrumen. h. Menentukan populasi dan sampel.

i. Menentukan waktu pelaksanaan penelitian dengan berkonsultasi bersama guru mata pelajaran yang bersangkutan.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian dilakukan di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung dengan tahap sebagai berikut.

a. Memberikan tes awal/prates pada kelas eksperimen dan pembanding untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis teks cerita pendek sebelum diberikan perlakukan/treatment dengan menggunakan teknik peta pikiran (mind

mapping);

(48)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran menulis cerita pendek dengan metode pembelajaran yang lain pada kelas pembanding;

c. Memberikan tes akhir/pascates pada kelas eksperimen untuk mengetahui kemampuan menulis teks cerita pendek setelah diberikan proses pembelajaran menulis teks cerita pendek dengan teknik peta pikiran (mind mapping) dan memberikan tes akhir/pasca tes pada kelas pembanding untuk mengetahui kemampuan menulis teks cerita pendek dengan metode pembelajaran yang lain pada kelas pembanding.

3. Tahap Akhir

Pada tahap akhir data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis. Analisis yang dilakukan meliputi uji reliabilitas antarpenimbang, uji normalitas, dan uji homogenitas. Melakukan penarikan kesimpulan dengan uji hipotesis untuk mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis tersebut berdasarkan data yang telah diolah. Terakhir adalah menyimpulkan kesimpulan dari penelitian berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan.

E. Analisis Data

Analisis data atau pengolahan data pada penelitian ini dilakukan setelah semua data nilai siswa terkumpul. Pengolahan data dilakukan untuk menghitung data, menjawab rumusan masalah, dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengolah data dalam penelitian adalah sebagai berikut.

1. Memeriksa dan menganalisis hasil pretest dan posttest kelas ekperimen dan kelas kontrol, selanjutnya memberi penilaian sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.

(49)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Menentukan nilai rata-rata dari tiga penilai untuk hasil pretest dan posttest.

4. Menghitung simpangan baku menurut Sudjana (2005, hlm.122) dengan rumus sebagai berikut :

S= √∑ ̅̅̅̅

Keterangan :

S = simpangan baku yang dicari n = jumlah sampel

∑(x- ̅)² = jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

5. Menguji reliabilitas antarpenimbang. Uji reliabilitas antarpenimbang digunakan untuk mengetahui tingkat reliabilitas penilaian antarpenguji. Perhitungan reliabilitas ini terdiri atas beberapa langkah yaitu:

a. Jumlah kuadrat siswa(testi)

∑ ∑ ∑

b. Jumlah kuadrat penguji

∑ ∑ ∑

(50)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

∑ ∑ ∑

d. Jumlah kuadrat kekeliruan

∑ ∑ ∑ ∑

Setelah itu, hasil data-data tersebut dimasukkan ke dalam format ANAVA. Reliabilitas antarpenimbang dilakukan dengan menggunakan rumus

Keterangan:

rn : Reliabilitas yang dicari

Vt : Variansi dari testi

Vkk : Variansi dari kekeliruan

Hasil perhitungan reliabilitas yang telah diperoleh disesuaikan dengan tabel Guilford sebagai berikut.

Tabel 3.7

Tabel Guilford

Rentang Kriteria

0,80 – 1,00 Reliabilitas sangat tinggi

(51)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,40 – 0,60 Reliabilitas sedang

0,20 – 0,40 Reliabilitas rendah

0,00 – 0,20 Reliabilitas sangat rendah

(Subana dan Sudrajat, 2005, hlm.104)

Menguji normalitas data

Oi = frekuensi observasi atau pengamatan

Ei = frekuensi ekspektasi (yang diharapkan)

a. Mencari nilai mean

b. Menghitung standar deviasi (simpangan baku)

√ ∑

c. Mencari derajat kebebasan

Rentang skor (R) = skor terbesar – skor terkecil Banyak kelas (K) = 1 + 1,33 log n

Panjang kelas (P) = = Derajat kebebasan (db) = n1 + n2 - 2

(52)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F = 2. Uji hipotesis

Langkah-langkah untuk melakukan uji hipotesis adalah sebagai berikut. a. Mencari thitung

thitung =

√[ ∑ ∑ ] [ ]

b. Mencari mean dari perbedaan prates dan pascates

Mx = ∑

c. Menentukan derajat kebebasan Db = Nx + Ny -2

d. Menghitung ttabel

ttabel = 95% (Db)

6. Menguji homogenitas. Menurut Sudjana (2005, hlm. 249) menggunakan rumus sebagai berikut :

F =

Kriteria pengujian adalah : terima hipotesis jika F hitung lebih kecil dari F tabel distribusi dengan derajat kebebasan = ( , ) dengan taraf nyata (α) = 0,01.

7. Pengujian signifikansi peningkatan hasil perlakuan, menggunakan uji t menurut sudjana (2005, hlm.239) menggunakan rumus sebagai berikut :

(53)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

̅ = nilai rata-rata kelompok 1 ̅ = nilai rata-rata kelompok 2 = simpangan baku gabungan

= banyaknya sampel kelompok 1 = banyaknya sampel kelompok 2 S = variansi kelompok 1

S = variansi kelompok 2

Data dinyatakan signifikan bila diterima jika

8. Pengujian hipotesis perbedaan antara menulis cerita pendek dengan menggunakan teknik peta pikiran dengan yang tidak menggunakan teknik peta pikiran (mind

mapping) dua langkah yaitu:

a. Uji homogenitas data posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol b. Uji kesamaan data posttest anatar kelas eksperimen dan kelas konrol

9. Mendeskripsikan beberapa hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(54)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

(55)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti terhadap kemampuan siswa kelas XI SOSHUM 3 untuk kelas eksperimen dan kelas XI SOSHUM 2 untuk kelas kontrol dalam pembelajaran menulis cerpen di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung menggunakan teknik peta pikiran (mind map), peneliti menarik simpulan bahwa, secara umum kemampuan siswa kelas eksperimen dalam menulis cerpen sebelum pemberian perlakuan masih kurang baik. Tingkat kesalahan siswa terdapat pada relevansi judul dengan isi cerita, pengembangan cerita, penggambaran tokoh dan latar, penulisan kaidah EYD, pemilihan diksi, dan penentuan akhir cerita. Namun peningkatan terlihat setelah pemberian perlakuan berupa pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan teknik peta pikiran.

Peningkatan yang signifikan terbukti dengan melihat nilai rata-rata siswa pada prates sebesar 60.08 yang kemudian meningkat ketika pascates diperoleh hasil sebesar 70.54. Dari kedua data tersebut dapat terlihat bahwa kenaikan nilai rata-rata kelas eksperimen naik sebanyak 10,46 angka.

(56)

rata-yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rata pada pascates sebesar 65,64. Dari kedua data tersebut dapat terlihat bahwa kenaikan nilai rata-rata kelas kontrol sebanyak 4.1 angka saja.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus uji t diperoleh ttabel ≤ thitung ≥ ttabel, yaitu 1,998 ≤ 8,90 ≥ 1,998. Hasil pengujian

hipotesis ini dan mengacu pada Ha dan dapat disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis cerpen sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan teknik peta pikiran, lalu dibuktikannya bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini telah dibuktikan

dari nilai rata-rata kemampuan pascates siswa dalam menulis cerpen di kelas eksperimen. Oleh karena itu, berdasarkan hasil penelitian ini, teknik peta pikiran dapat digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen di sekolah.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian ini penulis menyampaikan implikasi bahwa penerapan teknik peta pikiran terbukti efektif sehingga teknik pembelajaran ini dapat menjadi alternatif bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran menulis cerpen di sekolah khususnya di SMA.

Pada pembelajaran menulis cerpen, seorang guru harus lebih kreatif dalam menggunakan teknik pembelajaran seperti teknik peta pikiran (mind mapping). Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kreativitas siswa ketika proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.

C. Rekomendasi

(57)

yayu yudiathi hermanto,2015

penerapan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(58)

Yayu Yudiathi Hermanto, 2015

PENERAPAN TEKNIK PETA PIKIRAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Apriyudha. (2014). Skripsi “Keefektifan teknik mind mapping berorientasi media karikatur dalam pembelajaran menulis teks eksposisi (eksperimen kuasi terhadap siswa kelas X sman 2 cimahi tahun ajaran 2013/2014)”. S1 FPBS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Aminudin. (2009). Pengantar apresiasi karya sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Buzan, T. (2007). Buku pintar mind map. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Buzan, T. (2013). Buku pintar mind map. Alih Bahasa Susi Purwoko. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Depoter, B dan Hernack, M. (2011). Quantum learning. Bandung: Kaifa

Finoza, L. (2009). Komposisi bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi

Huda, M. (2013). Model-model pengajaran dan pembelajaran: isu-isu metodis dan

paragidmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Kosasih dan Restuti. (2013). Mandiri bahasa Indonesia untuk smp/mts kelas vii. Jakarta: Erlangga

Kurniawan, H. (2009). Sastra anak dalam kajian strukturalisme, sosialogi, semiotika

hingga penulisan kreatif. Yogyakarta: Graha Ilmu

Tarigan, H.G.(2013). Menulis: sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.

Huda, M. (2013). Model-model pengajaran dan pembelajaran: isu-isu metodis dan

paragidmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Nurgiyantoro, B. (2010). Penilaian pembelajaran bahasa berbasis kompetensi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Nursito. (2000). Ikhtisar kesusastraan indonesia. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Teks Cerpen
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka usaha untuk menyamakan persepsi tentang bimbingan dan konseling mahasiswa pada dosen wali di lingkungan FMIPA Universitas Diponegoro,

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keresahan peneliti terhadap maraknya perilaku korup yang seakan sudah membudaya dan mengakar dalam berbagai aspek kehidupan

Because a private ruling is binding on the Commissioner and the ETRS only if the person seeking the ruling has provided a full and true disclosure of all aspects of the

Adapun judul dari skripsi ini adalah “ Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Grobogan Dengan Pemberian Asam Askorbat Pada

Kemampuan berpikir matematis pada pelajaran matematika merupakan komponen yang memiliki peranan penting dalam membangun daya kreatif dan inovatif siswa. Oleh karena itu

He continued with an explanation of the Transition Support Program (TSP), a framework for budgetary support from the Development Partners, for 3 years. He provided a brief report

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas IV SD Negeri Panancangan 2 Kota Serang Provinsi Banten, melalui penerapan model sains teknologi

Perusahaan khususnya pihak manajemen selalu dihadapkan pada perencanaan pengambilan keputusan yang menyangkut berbagai macam alternative yang harus dipilih .Dalam penggambilan