• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF DI SMA NEGERI 1 SITIOTIO KABUPATEN SAMOSIR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF DI SMA NEGERI 1 SITIOTIO KABUPATEN SAMOSIR."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR GURU MELALUI

SUPERVISI KLINIS DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF

DI SMA NEGERI 1 SITIOTIO KABUPATEN SAMOSIR

TESIS

OLEH :

ASIANDO RIRAX FANOV

NIM. 8126132044

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

Konsentrasi Kepengawasan

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

KONSENTRASI KEPENGAWASAN

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR GURU MELALUI

SUPERVISI KLINIS DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF

DI SMA NEGERI 1 SITIOTIO KABUPATEN SAMOSIR

TESIS

OLEH :

ASIANDO RIRAX FANOV

NIM. 8126132044

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

Konsentrasi Kepengawasan

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

KONSENTRASI KEPENGAWASAN

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)

i ABSTRACT

ASIANDO RIRAX FANOV, Increasing The Basic Skill Of Teaching Teacher Via Clinical Supervision By Collaborative Approach at State SMA 1 Sitiotio, Samosir Regency Thesis Medan: Magister Program State University of Medan, 2014.

(6)

ii ABSTRAK

ASIANDO RIRAX FANOV, Meningkatkan Keterampilan Dasar Mengajar Guru Melalui Supervisi Klinis Dengan Pendekatan Kolaboratif di SMA Negeri 1 Sitiotio Kabupaten Samosir. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2014.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan keterampilan dasar mengajar guru di SMAN 1 Sitiotio. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan sekolah yang dilakukan sebanyak 2 (dua) siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 (empat) kegiatan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pemilihan subjek penelitian dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 9 (sembilan) guru dan dibantu dengan seorang kolaborator untuk menilai tampilan kegiatan penelitian. Instrument yang digunakan adalah lembar observasi keterampilan dasar mengajar yang terdiri atas: keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan memberi penguatan, dan keterampilan mengadakan variasi. Pengolahan data dilakukan dengan mengambil nilai persentase dari tiap-tiap keterampilan dan kemudian dibandingkan dengan kriteria keberhasilan sebesar 80. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Supervisi klinis pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan keterampilan membuka dan menutup pelajaran guru SMAN 1 Sitiotio, (2) Supervisi klinis pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan keterampilan memberi penguatan guru SMAN 1 Sitiotio, dan (3) Supervisi klinis pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan keterampilan mengadakan variasi guru SMAN 1 Sitiotio.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat,

penyertaan, rahmat, dan karuniaNya sehingga penyusunan dan penulisan tesis ini

dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tesis ini berjudul “Meningkatkan

Keterampilan Dasar Mengajar Guru Melalui Supervisi Klinis Dengan Pendekatan

Kolaboratif Di SMAN 1 Sitiotio Kabupaten Samosir”. Penulis menyadari bahwa tesis

ini dapat terselesaikan tidak terlepas dari peran dan partisipasi berbagai pihak yang

telah memberikan bantuan moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini

penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang

terhormat:

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri

Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk kuliah

di Universitas Negeri Medan.

2. Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program Pasca

Sarjana Universitas Negeri Medan, Dr. Arif Rahman, M.Pd selaku Asisten

Direktur I, dan Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd selaku Asisten Direktur II

yang telah memberikan pelayanan kepada penulis selama mengikuti

perkuliahan.

3. Dr. Ir. Darwin, M.Pd selaku Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

dan Dr. Paningkat Siburian, M.Pd selaku Sekretaris Prodi Administrasi

Pendidikan, Dosen serta seluruh pegawai program pascasarjana

Universitas Negeri Medan yang telah membimbing dan memberi

(8)

iv

4. Prof. Dr. Belferik Manullang sebagai pembimbing I, dan

Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd sebagai pembimbing II yang telah

memberikan waktu dan pemikiran untuk dapat terselesaikannya tesis.

5. Prof. Dr. Sumarno, M.Pd, Dr. Irsan Rangkuti, M.Pd, dan

Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd sebagai nara sumber dan penguji yang

banyak memberikan arahan dan masukan dalam penyempurnaan dan

penyusunan tesis.

6. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Dirjen P2TK yang

memberikan kesempatan dan beasiswa untuk penulis dapat menempuh

studi S2 ini.

7. Dinas Pendidikan Kabupaten Samosir yang telah memberikan izin

kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di SMAN 1 Sitiotio.

8. Kepala Sekolah dan seluruh Guru serta Pegawai SMAN 1 Sitiotio yang

telah memberikan izin, waktu serta kesempatan untuk melaksanakan

penelitian dalam rangka penyusunan tesis ini.

9. Ayahanda Drs. Tua Sitanggang, Ibunda Diana Napitupulu, kedua

Kakanda, serta Abanganda, kedua Adinda yang selalu mendoakan dan

memberikan kekuatan untuk menyelesaikan studi.

Akhirnya penulis menyadari masih banyak pihak-pihak yang tidak dapat

dituliskan satu persatu yang juga berkontribusi terhadap penyelasaian studi dan

tesis ini, semoga mendapat limpahan berkat dan rahmatNya.

Medan, April 2014

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ……….. i

ABSTRAK ……….. ii

KATA PENGANTAR ………. iii

DAFTAR ISI ……….. v

DAFTAR TABEL ………. viii

DAFTAR GAMBAR ………. ix

DAFTAR LAMPIRAN ………. x

BAB I. PENDAHULUAN……… 1

A Latar Belakang Masalah ……….. 1

B Identifikasi Masalah……… 6

C Pembatasan Masalah……… 7

D Rumusan Masalah……….. 7

E Tujuan Penelitian……… 8

F Manfaat Penelitian……….. 8

BAB II. KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, PENELITIAN YANG RELEVAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN………. 9

A Kajian Teoritis….……… 9

1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru……….. 9

2. Supervisi Klinis ……….………. 17

(10)

B. Hasil Penelitian yang Relevan………. 37

C Kerangka Berpikir………. 39

D Hipotesis Tindakan..………. 40

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN……… 41

A. Tempat dan Waktu Penelitian……… 41

B. Subjek Penelitian………. 41

C. Definisi Operasional……… 41

D Desain Penelitian Tindakan………. 43

E Prosedur Penelitian………. 44

1. Siklus I……… 44

2. Siklus II………. 49

F Indikator Keberhasilan……… 53

G. Instrumen Penelitian/ Alat Pengumpulan Data………. 54

H. Teknik Analisis Data……… 54

I. Rincian Kegiatan ……… 54

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 58

A. Paparan Data ………. 58

B. Deskripsi Hasil Penelitian………. 58

1. Siklus Pertama ………. 59

2. Siklus Kedua ……… 108

C. Temuan Penelitian………. … 174

D. Pembahasan ……….. 174

(11)

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ……… 161

A. Simpulan ……….. 161

B. Implikasi ……….. 161

C. Saran ………. 162

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Kriteria Keberhasilan………. 53

Tabel 4.1. Ringkasan Data Hasil Penelitian ….………. 58

Tabel 4.2. Kelemahan SP I pada siklus I……… 63

Tabel 4.3. Kelemahan SP II pada siklus I……… 68

Tabel 4.4. Kelemahan SP III pada siklus I………..……… 73

Tabel 4.5. Kelemahan SP IV pada siklus I……… 78

Tabel 4.6. Kelemahan SP V pada siklus I……… 83

Tabel 4.7. Kelemahan SP VI pada siklus I……… 89

Tabel 4.8. Kelemahan SP VII pada siklus I……… 95

Tabel 4.9. Kelemahan SP VIII pada siklus I……… 101

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Hasil Observasi Keterampilan Dasar Mengajar

Guru SMAN 1 Sitiotio. ………. 3

Gambar 2.1. Siklus Supervisi Klinis………. 26

Gambar 3.1. Skema Penelitian Tindakan………43

Gambar 4.1. Persentasi Peningkatan Keterampilan Dasar Mengajar

SP I………..112

Gambar 4.2. Persentasi Peningkatan Keterampilan Dasar Mengajar

SP II…. ………..117

Gambar 4.3. Persentasi Peningkatan Keterampilan Dasar Mengajar

SP III ………..…122

Gambar 4.4. Persentasi Peningkatan Keterampilan Dasar Mengajar

SP IV. ………. 127

Gambar 4.5. Persentasi Peningkatan Keterampilan Dasar Mengajar

SP V………. 132

Gambar 4.6. Persentasi Peningkatan Keterampilan Dasar Mengajar

SP VI... 137

Gambar 4.7. Persentasi Peningkatan Keterampilan Dasar Mengajar

SP VII……… 143

Gambar 4.8. Persentasi Peningkatan Keterampilan Dasar Mengajar

SP VIII……….. 148

Gambar 4.9. Persentasi Peningkatan Keterampilan Dasar Mengajar

(14)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Lembar Observasi Subjek Penelitian I …….…………. 166

Lampiran 2. Lembar Observasi Subjek Penelitian II …….…………. 170

Lampiran 3. Lembar Observasi Subjek Penelitian III …….…………. 174

Lampiran 4. Lembar Observasi Subjek Penelitian IV…….…………. 178

Lampiran 5. Lembar Observasi Subjek Penelitian V …….…………. 182

Lampiran 6. Lembar Observasi Subjek Penelitian VI…….…………. 186

Lampiran 7. Lembar Observasi Subjek Penelitian VII…….…………. 190

Lampiran 8. Lembar Observasi Subjek Penelitian VIII…….…………. 194

Lampiran 9. Lembar Observasi Subjek Penelitian IX…….…………. 198

Lampiran 10. Dokumentasi Kegiatan Siklus I dan II Subjek Penelitian I 202

Lampiran 11. Dokumentasi Kegiatan Siklus I dan II Subjek Penelitian II 203

Lampiran 12. Dokumentasi Kegiatan Siklus I dan II Subjek Penelitian III 204

Lampiran 13. Dokumentasi Kegiatan Siklus I dan II Subjek Penelitian IV 205

Lampiran 14. Dokumentasi Kegiatan Siklus I dan II Subjek Penelitian V 206

Lampiran 15. Dokumentasi Kegiatan Siklus I dan II Subjek Penelitian VI 207

Lampiran 16. Dokumentasi Kegiatan Siklus I dan II Subjek Penelitian VII 208

Lampiran 17. Dokumentasi Kegiatan Siklus I dan II Subjek Penelitian VIII 209

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kualitas pembelajaran di sekolah dibangun oleh beberapa aspek, mulai

dari kurikulum, tenaga kependidikan, kepemimpinan dan managemen sekolah,

sarana dan prasarana, pembiayaan sampai kepada kualitas masukan dari siswa

itu sendiri. Hal ini diperkuat oleh Prasojo,dkk (2011:8) yang mengatakan konteks

pendidikan secara langsung merupakan bagian dari proses pendidikan, yang

komponen-komponennya terdiri dari guru, karyawan, sumber belajar,

sarana-prasarana, kurikulum, biaya, pengawasan, kepemimpinan, sistem evaluasi, orang

tua dan manajemen.

Satu aspek yang perlu perhatian serius adalah kualitas dari guru. Guru

merupakan pilar terpenting dari pendidikan. Karena tanpa kualitas yang mumpuni

dari seorang guru, maka kualitas pendidikan di sekolah juga tidak akan

menghasilkan kemajuan. Kemajuan yang diharapkan harus juga diimbangi

dengan peningkatan kualitas guru tersebut. Sagala (2011:14) mengemukakan

bahwa perlu diperhatikan secara sungguh-sungguh bagaimana memberikan

prioritas yang tinggi kepada guru sehingga guru dapat memperoleh kesempatan

untuk selalu meningkatkan kemampuannya melaksanakan tugasnya. Hal serupa

juga dikemukakan oleh Mulyasa (2007) yang menyatakan kualitas pembelajaran

sangat tergantung pada kemampuan profesional guru, terutama dalam

memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik secara efektif dan efisien.

Karena guru sudah disebut sebagai tenaga profesional, maka seorang

(16)

2

seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,

dihayati, dan dikuasai oleh tenaga pendidik dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan. Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 bahwa seorang

pendidik harus menguasai empat kompetensi, yaitu pedagogis, kepribadian,

sosial, dan professional. Kompetensi pedagogis adalah kemampuan seorang

pendidik mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi kepribadian adalah

kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa

serta menjadi teladan peserta didik. Kompetensi sosial adalah kemampuan

berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik,

sesama pendidik, teman sejawat, dan masyarakat sekitar. Kompetensi

profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan

mendalam.

Bertolak dari pemikiran tersebut, sudah seharusnya seorang tenaga

pendidik dan calon tenaga pendidik mempunyai kemampuan pedagogis agar apa

yang disampaikan di kelas dapat dipahami oleh peserta didik yang berdampak

bagi perkembangan potensi peserta didik. Kemampuan pedagogis yang

dimaksud di sini antara lain terkait dengan metode pembelajaran, teknik

mengelola kelas, menggunakan media, teknik mengevaluasi sampai melakukan

refleksi proses pembelajaran.

Salah satu komponen yang perlu ditingkatkan adalah tentang

keterampilan dasar mengajar guru. Keterampilan dasar mengajar guru

memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Keterampilan ini

dimaknai sebagai upaya agar materi ajar dapat sampai kepada siswa, karena

banyak guru yang mahir dalam penguasaan materi ajar namun lemah dalam

(17)

3

membuat pembelajaran dan tingkah laku siswa yang kondusif demi tercapainya

proses pembelajaran yang baik. Hal ini dipertegas oleh Sagala (2012:132) yang

mengatakan kemampuan memahami tingkah laku belajar anak didik akan

memberi penjelasan bahwa anak sedang dalam keadaan belajar dengan baik

atau tidak, pemahaman ini akan dapat mengukur kemampuan belajar dan

kemampuan menerima materi pelajaran bagi para siswanya.

Keterampilan pengelolaan kelas adalah salah satu keterampilan dasar

mengajar yang perlu dikuasai oleh guru untuk membuat kegiatan belajar

mengajar bisa berjalan dengan baik, namun penelitian oleh Yanti (2010:26)

menunjukkan hasil yang di luar harapan yaitu banyak para guru yang kurang

mampu untuk mengelola kelas. Hal ini dipertegas lagi berdasarkan observasi

yang dilakukan pada SMAN 1 Sitiotio Kabupaten Samosir Provinsi Sumatera

Utara pada tanggal 10-14 Oktober 2013 dan 15-18 Januari 2014 yang

mendapatkan hasil bahwa dari sembilan guru yang diobservasi, keseluruhan

mengalami kelemahan dalam keterampilan dasar mengajar yang secara rinci

terlihat pada gambar 1.1 berikut:

Gambar 1.1 Hasil Observasi Keterampilan Dasar Mengajar Guru SMAN 1 Sitiotio 0

10 20 30 40

Memberi Penguatan Mengadakan Variasi Membuka dan Menutup Pelajaran 28.15

38.1

(18)

4

Berdasarkan gambar 1.1 di atas didapatkan bahwa untuk keterampilan

memberi penguatan guru SMAN 1 Sitiotio memiliki nilai 28.15, yang berarti

keterampilannya masih rendah. Untuk keterampilan mengadakan variasi memiliki

nilai 38.1 yang berarti keterampilannya masih rendah. Untuk keterampilan

membuka dan menutup pelajaran memiliki nilai 19.88 yang berarti

keterampilannya masih bernilai rendah.

Berdasarkan data tersebut, terungkap bahwa guru yang diobservasi

memiliki kelemahan dalam hal keterampilan dasar mengajar yang jika diurutkan

dari keterampilan yang paling lemah ke yang paling kuat maka didapatkan bahwa

keterampilan membuka dan menutup pelajaran adalah keterampilan yang paling

lemah dan keterampilan mengadakan variasi adalah yang paling kuat.

Beranjak dari permasalahan yang terungkap, maka perlu diterapkan

suatu usaha untuk memperbaikinya. Perbaikan dapat dilakukan dalam berbagai

cara, salah satunya adalah dengan melakukan supervisi. Dalam penerapan

supervisi perlu dipilih model yang tepat untuk menjadi solusinya. Salah satu

model supervisi yang dapat diterapkan untuk membantu guru untuk

meningkatkan kemampuan dasar mengajar yakni supervisi klinis. Hal tersebut

dikatakan Sagala (2009) yang mengartikan supervisi klinis adalah upaya yang

dirancang secara rasional dan praktis untuk memperbaiki kualitas guru di kelas,

dengan tujuan untuk mengembangkan profesionalitas guru dan perbaikan

pengajaran. Berdasarkan pengertian tersebut yang menekankan pada perbaikan

kemampuan guru maka supervisi klinis dianggap sebagai salah satu solusi untuk

memperbaiki keterampilan guru di kelas. Hal tersebut diperkuat oleh penelitian

(19)

5

supervisi klinis disimpulkan bahwa dengan supervisi klinis supervisor dapat

membantu guru untuk menganalisis interaksi yang dilakukan guru dalam kelas.

Guru dalam tugasnya di kelas perlu mendapat umpan balik sebagai

bahan refleksi diri untuk memperbaiki kemampuannya. Di sini diperlukan

kehadiran supervisor sebagai fasilitator guru. Supervisi klinis menyediakan

bantuan untuk perbaikan dimana supervisor membantu guru mengenali masalah,

membantu menyelesaikan masalah dan memberikan penguatan bagi guru untuk

terus meningkatkan kemampuannya. Hal ini sejalan dengan tujuan supervisi

klinis menurut Bafadal (1992:91) yakni: (1) menyediakan guru suatu umpan

balikan yang objektif dari kegiatan mereka yang baru saja mereka jalankan, (2)

mendiagnosis, memecahkan masalah mengajar, (3) membantu guru

mengembangkan keterampilan dalam menggunakan strategi-strategi mengajar,

(4) sebagai dasar untuk menilai guru dalam kemajuan pendidikan, promosi,

jabatan atau pekerjaan mereka, (5) membantu guru mengembangkan sikap

positif terhadap pengembangan diri secara terus menerus dalam karier dan

profesi mereka secara mandiri, dan (6) perhatian utama pada kebutuhan guru.

Dalam pelaksanaan supervisi klinis perlu penerapan pendekatan yang

sesuai agar supervisi klinis berjalan efektif. Menurut Muslim (2009:77) terdapat

beberapa jenis pendekatan supervisi yang dapat diterapkan yakni pendekatan

direktif, kolaboratif dan non-direktif. Pendekatan kolaboratif menekankan pada

supervisi kolegial. Pada pendekatan ini supervisor maupun guru berkolaborasi

untuk mengenali kelemahan guru dalam mengajar, serta mencari solusi untuk

permasalahan itu dan bersepakat untuk menetapkan struktur, proses dan kriteria

(20)

6

Pendekatan kolaboratif memberikan kesempatan bagi guru dan

supervisor untuk berdiskusi sebagai tindak lanjut dari pengalaman, bersifat

terbuka atau fleksibel dan tujuannya jelas serta membantu guru berkembang

menjadi tenaga-tenaga profesional melalui kegiatan-kegiatan reflektif. Dalam

pendekatan kolaboratif, supervisor bukan bertindak sebagai evaluator guru

namun sebagai fasilitator bagi guru untuk mengenali dan memecahkan

kelemahan dalam keterampilan dasar mengajar guru. Pendekatan ini membuat

tindakan perbaikan berdasarkan analisis kemampuan guru. Hal tersebut

diperkuat oleh hasil temuan Muslim (2009:79) yang menyatakan bahwa

pendekatan kolaboratif adalah pendekatan yang paling diinginkan oleh para guru

karena supervisi dilakukan berdasarkan pengalaman belajar guru. Oleh karena

itu supervisi klinis pendekatan kolaboratif dapat dijadikan solusi mengatasi

kelemahan guru dalam keterampilan dasar mengajar.

B. Identifikasi Masalah

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran di

sekolah yakni faktor siswa, guru, dan lingkungan. Faktor guru yang dimaksud

adalah keterampilan dari guru untuk membangun suasana pembelajaran yang

dapat membuat peserta didik berkembang potensinya. Salah satu keterampilan

yang harus dimiliki guru adalah keterampilan dasar mengajar. Terdapat beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi keterampilan dasar mengajar guru yakni

motivasi guru, faktor usia, tidak adanya supervisi untuk membantu guru, guru

yang tidak tahu akan keterampilan dasar mengajar, dan lain sebagainya.

Keterampilan dasar mengajar adalah hal yang harus dikuasai oleh guru,

(21)

7

cara untuk memperbaiki atau meningkatkan keterampilan dasar mengajar seperti

sosialisasi, pelatihan, supervisi oleh kepala sekolah atau pengawas, dan

pemberian pendidikan lanjutan. Dalam pemberian supervisi untuk meningkatkan

keterampilan dasar mengajar, perlu diperhatikan model-model dan pendekatan

yang diterapkan agar supervisi yang dilakukan dapat efektif memperbaiki kualitas

guru. Model supervisi yang dapat diterapkan dapat mencakup model supervisi

klinis, artistic, maupun ilmiah. Dalam penerapan model supervisi dapat dilakukan

dengan pendekatan direktif, non direktif dan kolaboratif.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka terdapat beberapa teknik

supervisi dan pendekatannya, namun pada penelitian ini dibatasi untuk meneliti

tentang bagaimana supervisi klinis pendekatan kolaboratif untuk meningkatkan

keterampilan dasar mengajar. Keterampilan dasar mengajar meliputi banyak

keterampilan, namun pada penelitian ini dibatasi hanya pada keterampilan

membuka dan menutup pelajaran, memberi penguatan, dan mengadakan variasi.

Masalah keterampilan dasar mengajar dijumpai pada beberapa lokasi, namun

pada penelitian ini dibatasi pada SMA Negeri 1 Sitiotio.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan masalah

yaitu apakah supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan

(22)

8

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah supervisi klinis

dengan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan keterampilan dasar

mengajar guru SMAN 1 Sitiotio.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan masukan yang berarti sebagai

sumbangan pemikiran terhadap beberapa pihak:

1. Secara teoretis bahwa hasil penelitian ini diharapkan dapat

menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang kegiatan supervisi

klinis pendekatan kolaboratif dalam membantu guru meningkatkan

keterampilan dasar mengajar.

2. Secara praktis hasil penelitian dapat bermanfaat:

a) Bagi guru mata pelajaran untuk membantu menemukan masalah

dan pemecahannya dalam proses pembelajaran khususnya

berkenaan dengan keterampilan dasar mengajar

b) Bagi pengawas dapat dijadikan acuan bagaimana melakukan

supervisi klinis untuk membantu guru dalam menyelesaikan

masalah yang berkaitan dengan ketrampilan dasar mengajar

c) Bagi kepala sekolah dapat dijadikan sumber acuan dalam

meningkatkan serta melakukan supervisi yang berkenaan

dengan keterampilan dasar mengajar guru di sekolahnya.

d) Menjadi pendorong bagi peneliti lainnya untuk melakukan

(23)

161

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan rumusan masalah maka dapat dibuat

simpulan dalam penelitian ini yaitu supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif

dapat meningkatkan keterampilan dasar mengajar guru SMAN 1 Sitiotio

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan dari penelitian ini, bahwa keterampilan dasar

mengajar guru dapat ditingkatkan melalui supervisi klinis dengan pendekatan

kolaboratif, oleh karena itu perlu diterapkan oleh kepala sekolah ataupun

supervisor pendidikan untuk meningkatkan keterampilan dasar mengajar guru

binaannya. Agar kepala sekolah ataupun supervisor dapat menerapkan supervisi

klinis dengan pendekatan kolaboratif maka diperlukan kebijakan pemerintah agar

memberikan kesempatan kepala sekolah dan pengawas pendidikan untuk dilatih.

Guru harus terus belajar untuk terus memperbaiki dan meningkatkan

keterampilannya. Agar guru dapat meningkatkan keterampilan dasar mengajar

maka guru perlu membaca buku dan sumber lain yang berkenaan dengan

keterampilan dasar mengajar. Di lain pihak pengawas atau kepala sekolah perlu

menambah kemampuan untuk melakukan supervisi klinis dengan pendekatan

(24)

162

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian ini, maka dapat diberikan

beberapa saran yakni:

1. Agar guru meningkatkan keterampilan dasar mengajar agar

suasana pembelajaran lebih baik dan menyenangkan.

2. Agar pengawas menerapkan supervisi klinis dengan pendekatan

kolaboratif dalam membantu guru meningkatkan keterampilan

dasar mengajar.

3. Agar pengawas menerapkan supervisi klinis dengan pendekatan

kolaboratif dalam membantu guru meningkatkan keterampilan

dasar mengajar.

4. Agar Dinas Pendidikan dapat memfasilitasi pengawas dan kepala

sekolah untuk berlatih bagaimana mengimplementasikan supervisi

(25)

163

DAFTAR PUSTAKA

Acheson,Keith A.,& Gall, Meredith Damien .(1987). Techniques in the clinical supervision of teachers: presevice and inservice applications. New York and London: Pitman Publishing

. (1987), Student teaching; Teachers; School supervision; observation (Educational method); Teachers' workshops; In-service training, New York: Longman

.(1992).Techniques in the clinical supervision of teachers: preservice and inservice applications. (3rd ed.). New York: Longman.

Alma, Buchori. (2008). Guru profesional. Bandung: alfabeta

Arikunto, Suharsimi.,dkk (2010). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Bafadal, Ibrahim. (2003). Supervisi pengajaran: teori dan aplikasinya dalam membina profesional guru. Jakarta: Bumi Aksara

Cogan, Moris L. (1973). Clinical supervision. Boston: Houghton Mifflin, Co.

Darmadi, Hamid. (2012). Kemampuan dasar pengajar. Bandung: Alfabeta

Fachruddin. (2002). Supervisi pendidikan. Medan: IAIN Press

Glickman, C.D. (1981). Development supervision: Alternative practice for helping teacher improve instruction. Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development.

Glickman, C. D. (1990). Supervision of instruction: A developmet approach (2nd ed.). Boston: Allyn and Bacon.

Glickman, C.D 1995. Supervision of instruction. Boston: Allyn And Bacon Inc.

Lubis, .(2005). “Kontribusi supervisi kepala sekolah dan Budaya kerja

terhadap kinerja guru sma negeri kota medan”. Tesis. medan: program

studi administrasi pendidikan (S2), Program Pasca Sarjana Universitas

Negeri Medan.

Muh. Uzer Usman. (2005). Menjadi guru profesional. Bandung: Rosdakarya

Mulyasa,E. (2007). Menjadi guru profesional. Bandung: PT. Resdakarya.

(26)

164

Ofsted. (2001). Handbook for the inspection of schools. (successive annual version). London: Ofsted

Olivia, P.F. (1993). Supervision of today’s schools. New York: Longman

Pidarta,Made. (1999). Pemikiran tentang supervisi pendidikan. Jakarta: Bumi aksara

Prasojo, Lantip Diat.,& Sudiyono. (2011). Supervisi pendidikan. Jogjakarta: Gava Media

Purwanto. (1998). Administrasi dan supervisi pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

. (2007). Administrasi dan supervisi pendidikan. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya

Sagala, Syaiful. (2009). administrasi pendidikan kontemporer. Bandung: Alfabeta

. (2010). Supervisi pembelajaran: Bandung: Alfabeta

. (2011). Kemampuan profesional guru dan tenaga kependidikan. Bandung: Alfabeta

. (2012). Konsep dan makna pembelajaran.Bandung: Alfabeta

Sahertian, Piet A. (2010). Konsep dasar dan teknik supervisi pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Sergiovanni, T.J. (1987.) The Principalship, a reflective practice perspective. Boston: Allyn and Bacon

Siregar, Yusni. (2010). “Upaya meningkatkan kinerja guru melalui supervisi

klinis di smp negeri kecamatan medan deras kabupaten batu bara”. Tesis. Medan: Program Studi Administrasi Pendidikan (S2), Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Sudjana. (2005). Metoda statistika. Bandung: Tarsito

Sudjana, Nana.(2011). Supervisi pendidikan. Bekasi: Binamitra Publishing

Sugiyono. (2008). Model-model pembelajaran inovatif. Surabaya: Panitia Sertifikasi Guru

Suragantara, Ida Bagus. (2012). Pengaruh supervisi kolaboratif berbasis

evaluasi diri terhadap kemampuan guru dalam mengelola proses

(27)

165

sukawati. Undiksa

http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ap/article/view/461 diakses pada tanggal

8/4/2014.

Gambar

Tabel 3.1.
Gambar 1.1 Hasil Observasi Keterampilan Dasar Mengajar Guru SMAN 1 Sitiotio

Referensi

Dokumen terkait

Di samping adanya pemekaran makna dan penyempitan makna, perubahan makna bahasa Indonesia dipertimbangkan penghidupan kembali unsur leksikal arkais dengan makna

P4TKN, Gedung LPPMP Lantai 3 Sayap Timur, Kampus Karangmalang Yogyakarta 55281. Telepon/Fax (0274) 550852 pesawat 144; Laman : sertifikasiguru.uny.ac.id; E-mail

(3) Tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara pembelajaran yang menggunakan metode Peta Konsep menggunakan media atlas non elektronik

[r]

Pada umumnya remaja dituntut untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin, Permasalahannya adalah apakah remaja Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten

akan dijalankan sarna ada di dalam atau luar kampus perIu mempu- nyai kualiti, berkekalan dan memiliki nilai-nilai \ mumi yang baik serta boleh dimanfaatkan oleh pelajar..

Jika individu sering tidak mampu mengendalikan emosi negatifnya, maka individu tersebut akan cenderung merasa terancam dalam menyikapi tuntutan dari lingkungannya, baik lingkungan

(Saya yang turunin harga). Berdasarkan pengakuan yang dilontarkan informan kepada peneliti, dapat disimpulkan bahwa informan tersebut telah melakukan prinsip