ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TINGKAT KRIMINALITAS DI SUMATERA UTARA
(Melalui Pendekatan Ekonomi)
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Magister Sains
Dalam Bidang Ilmu Ekonomi
Oleh :
NURUL ASAHANI HARAHAP
NIM. 8126162015
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TINGKAT KRIMINALITAS DI SUMATERA UTARA
(Melalui Pendekatan Ekonomi)
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Magister Sains
Dalam Bidang Ilmu Ekonomi
Oleh :
NURUL ASAHANI HARAHAP
NIM. 8126162015
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
NURUL ASAHANI HARAHAP. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kriminalitas di Sumatera Utara (melalui pendekatan ekonomi), Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan, 2014.
Tingkat pendapatan perkapita yang tinggi, tingkat penganguran yang rendah serta ketimpangan yang rendah tidak serta merta menurunkan tingkat kejahatan atau kriminalitas. Kriminalitas atau kejahatan timbul disebabkan karakter manusia yang melakukan kejahatan, kemiskinan, kesempatan kerja, dan factor lain yang membuka peluang seseorang untuk berbuat jahat seperti tingkat pendidikan, pendapatan perkapita, keadaan lingkungan, kepadatan penduduk, nilai harta penduduk dan ketimpangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besarnya pengaruh pendapatan perkapita, tingkat pengangguran dan ketimpangan pendapatan terhadap tingkat kriminalitas di Sumatera Utara. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi sederhana. Pengujian menggunakan Uji statistik meliputi uji t, uji F dan R-square (koefisien determinasi) serta uji asumsi klasik. dimana semua pengujian tersebut menggunakan alat bantu program Eviews 6.0 dengan data time series tahunan periode 1998–2012 yang bersumber dari Badan Pusat Statistik. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pendapatan perkapita (PPP) dan ketimpangan (VW) berpengaruh positif dan signifikan pada α = 10%, sedangkan variabel tingkat pengangguran tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kriminalitas di Sumatera Utara. Hasil Regresi diperoleh nilai R-Squared = 0.9599, hal ini menunjukkan bahwa model yang digunakan yaitu pendapatan perkapita (PPP), tingkat pengangguran (TPT) dan ketimpangan (VW) mempengaruhi tingkat kriminalitas (TKP) sebesar 95,99% sedangkan sisanya sebesar 4,01% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model yang digunakan..
ii
ABSTRACT
NURUL ASAHANI HARAHAPAnalysis of Factors Affecting the Crime Rate in North Sumatra (economic approach). Graduate Program, State University of Medan, 2014.
High level of per capita income, low unemployment and low inequality does not necessarily reduce the level of crime aor criminality. Crime or crimes arising due to human characters who commit crimes, poverty, employment, and other factors which opens opportunities for a person to do evil, such as education level, income per capita, the state of the environment, population density, population and property value inequality. This study aims to analyze the influence of income per capita, unemployment rate and income inequality on the level of crime in North Sumatra. The method of analysis used in this study was to use a simple regression analysis. Statistical tests include testing using the t test, F test and R-square (coefficient of determination) as well as the assumptions of classical test, where all the testing using tools Eviews 6.0 program with annual time series data from 1998 to 2012 period were sourced from the Central Bureau of Statistics. The results of the data analysis showed that the per capita income (PPP) and inequality (VW) has positive and significant at α = 10%, while variable unemployment rate no significant effect on the crime rate in North Sumatra. Regression Results obtained values of R-Squared = 0.9599, indicating that the model used is per capita income (PPP), unemployment rate (TPT) and inequality (VW) affect the level of crime (scene) of 95.99 %, while the remaining 4.01% is influenced by other variables outside the model used.
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis persembahkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, atas segala nikmat dan hidayah yang dilimpahkan-Nya kepada penulis dalam
menuntut ilmu dan menyelesaikan penelitian tesis ini yang berjudul “Analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kriminalitas di Sumatera Utara
(Melalui Pendekatan Ekonomi)”.
Selama melaksanakan penelitian ini penulis banyak mendapat bantuan
baik moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Dr. H. Dede Ruslan, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi
Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
5. Bapak Dr. Arwansyah, M.Si selaku pembimbing I, dan Bapak Indra Maipita,
M.Si. Ph.D selaku pembimbing II dan Bapak Dr. H. Dede Ruslan, M.Si,
Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si, dan Bapak Dr Rahmanta, M.Si
selaku Penguji, yang telah banyak memberikan masukan yang sangat berharga
bagi penulis.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen program Studi Ilmu Ekonomi yang telah
banyak memberikan ilmu dan pengetahuan selama menempuh pendidikan di
iv
7. Ayahanda tercinta Bapak Drs, H. Mursal Aziz Harahap dan Ibunda tercinta
Ibu Fatmawati Dalimunthe (Almh) yang telah berjuang dengan gigih tanpa
pamrih, yang tersayang untuk kedua kakanda Dewi Sari Rezeki Harahap, S.
Pdi dan Nila Kurnia Harahap, S. Pd, Abanganda Muhammad Fadli Syukri
Harahap, S. Pd serta adinda Rahmad Habibi Harahap, Kartika Nur’afait
Harahap, dan Bulan Atika Hidayah Harahap, dimana dimasa-masa penulis
membutuhkan dukungan, bantuan baik berupa moral dan moril serta doa yang
tulus yang mengalir tanpa henti, kalian semua hadir untuk ku. Tak ada yang
teristimewa dihati ku kecuali keluarga inti ku yang begitu selalu ada untuk ku.
8. Teman-teman seperjuangan yang ada di kelas A dan B khususnya yang
terspecial kak Rafida, kak Yeni, Ina, Sufi, Marlon, Rini serta Bernaded dan
yang lainnya yang tak dapat penulis cantumkan satu persatu di Program Studi
Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah
menjalin keakraban bersama, dukungan dan semangatnya selama menjalani
perkuliahan ini.
Penulis masih mengharapkan masukan maupun kritikan yang dapat
membangun dalam penelitian tesis ini. Semoga hasil karya ini dapat bermanfaat
bagi dunia pendidikan, pemerintahan dan masyarakat.
Medan, 26 Juni 2014
Penulis
v
3.6. Definisi Operasional ……… 48
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ………. 50
4.1. Gambaran Umum Variabel Yang Diteliti ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, 50 4.1.1. Tingkat Kriminalitas ……… 50
vi
4.1.3. Tingkat Pengangguran ………. 54
4.2. Hasil Estimasi Model ………... 55
4.2.1. Hasil Uji Normalitas ……….. 57
4.2.2. Pengujian Masalah Korelasi ……….. 57
4.2.3. Uji Multikolinearitas ………. 58
4.3. Hasil Uji Model ………. 59
4.3.1. Uji t Statistik (Uji Parsial) ………. 59
4.3.2. Uji F Statistik (Uji Serempak) ………... 61
4.3.3. Uji Koefisien Determinasi (R2) ………. 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………. .. .. 64
5.1. Kesimpulan ……… 64
5.2. Saran ………. 64
DAFTAR PUSTAKA ... ... 66
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Tingkat Pengangguran, Pendapatan Perkapita, Jumlah Penduduk dan Tingkat Kejahatan di Sumatera Utara Selama Tahun 1998 – 2012 ……….. 6
Tabel 2.1. Klasifikasi Sektor PDRB Menurut Tipologi Klassen …………. 34
Tabel 3.1. Kaidah Keputusan Durbin Watson ……….. 42
Tabel 4.1. Hasil Estimasi Model Kriminalitas ………. 56
Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas Pada Model Kriminalitas (TKP) ………... 57
Tabel 4.3. Nilai Matriks Korelasi Variabel-Variabel Bebas ……… 58
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1. Peristiwa Kejahatan/ Pelanggaran Yang Dilaporkan Di Sumatera Utara Tahun 2008 – 2012 ………. …... 3
Gambar 1.2. Tingkat Pengangguran di Sumatera Utara Tahun 2008 – 2012 ……….. 5
Gambar 2.1. Kurva Marginal Cost dan Benefit ………. 14
Gambar 2.2. Kurva Keseimbangan Permintaan dan Penawaran Kejahatan ……….. 16
Gambar 2.3. Kurva Lorenz ……… 27
Gambar 2.4. Kerangka Konseptual Penelitian ……….. 38
Gambar 4.1. Tingkat Kriminalitas dan Kejahatan Property di Sumatera Utara Tahun 1998 – 2012 ………. 51
Gambar 4.2. Perkembangan PDRB per Kapita Sumatera Utara Tahun 1998 – 2012 ……….. 53
Gambar 4.3. Tingkat Pengangguran di Sumatera Utara Tahun 1998 –
2012 . 54
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Data Penelitian ……….. 69
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Indeks Williamson ………. 70
Lampiran 3 Hasil Estimasi Model Kriminalitas ……….. 71
Lampiran 4 Hasil Uji Normalitas ………. 72
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Tingkat Pengangguran, Pendapatan Perkapita, Jumlah Penduduk dan Tingkat Kejahatan di Sumatera Utara Selama Tahun 1998 –2012 ……….. 6
Tabel 2.1. Klasifikasi Sektor PDRB Menurut Tipologi Klassen …………. 34
Tabel 3.1. Kaidah Keputusan Durbin Watson ……….. 42
Tabel 4.1. Hasil Estimasi Model Kriminalitas ………. 56
Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas Pada Model Kriminalitas (TKP) ………... 57
Tabel 4.3. Nilai Matriks Korelasi Variabel-Variabel Bebas ……… 58
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1. Peristiwa Kejahatan/ Pelanggaran Yang Dilaporkan Di Sumatera Utara Tahun 2008 – 2012 ………. …... 3
Gambar 1.2. Tingkat Pengangguran di Sumatera Utara Tahun 2008 – 2012 ……….. 5
Gambar 2.1. Kurva Marginal Cost dan Benefit ………. 14
Gambar 2.2. Kurva Keseimbangan Permintaan dan Penawaran
Kejahatan ……….. 16
Gambar 2.3. Kurva Lorenz ……… 27
Gambar 2.4. Kerangka Konseptual Penelitian ……….. 38
Gambar 4.1. Tingkat Kriminalitas dan Kejahatan Property di Sumatera Utara Tahun 1998 –2012 ………. 51
Gambar 4.2. Perkembangan PDRB per Kapita Sumatera Utara Tahun 1998 –2012 ……….. 53
Gambar 4.3. Tingkat Pengangguran di Sumatera Utara Tahun 1998 –
2012 . 54
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Data Penelitian ……….. 69
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Indeks Williamson ………. 70
Lampiran 3 Hasil Estimasi Model Kriminalitas ……….. 71
Lampiran 4 Hasil Uji Normalitas ………. 72
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang MasalahSecara yuridis formal dan sosiologi istilah kriminal atau kejahatan
mempunyai pengertian yang berbeda. Dimana secara yuridis-formal, kejahatan
adalah bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan moral kemanusiaan,
merugikan masyarakat, asosial sifatnya, dan melanggar hukum serta
undang-undang pidana. Sedangkan secara sosiologis, kejahatan adalah semua bentuk
ucapan, perbuatan, dan tingkah laku yang secara ekonomis politis, dan sosial-
psikologis sangat merugikan masyarakat, melanggar norma-norma susila, dan
menyerang keselamatan warga masyarakat. Secara umum, menurut
Reksohadiprojo dan Karseno (1985), ada empat kelompok kejahatan.
Pertama adalah kelompok kejahatan terhadap hak milik seperti
perampokan, pencurian, pembegalan, pembakaran yang di sengaja, dan
penggelapan. Kedua adalah kelompok kejahatan terhadap hak pribadi seperti
pembunuhan, pemerkosaan, dan penganiayaan. Ketiga adalah kelompok perilaku
yang negatif menurut pandangan masyarakat seperti perjudian, pelacuran, dan
narkotika. Kemudian yang keempat adalah kelompok pelanggaran seperti
kerusuhan, dan pelanggaran lalu-lintas. Perbuatan yang mengarah kepada
tindakan kriminal atau kejahatan tidak dengan sendirinya muncul. Ada banyak
faktor yang dapat mempengaruhi dengan sendirinya muncul. Ada banyak faktor
yang dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan tersebut
2
Pada hakekatnya kejahatan timbul karena karakter manusia yang
melakukan kejahatan, kemiskinan, kesempatan kerja, dan faktor lain yang
membuka peluang seseorang untuk berbuat jahat seperti sedikitnya patroli polisi,
keadaan jalan dan lingkungan, kepadatan penduduk, nilai harta penduduk,
frekuensi ronda, dan efektifitas lembaga kejaksaan dan kehakiman
(Reksohadiprodjo dan Karseno, 1985). Pendapat lain mengemukakan bahwa
faktor personal, faktor sosial, dan faktor situasional dapat menyebabkan
munculnya kejahatan (Separovic, 1985). Faktor personal mencakup faktor
biologis (umur, jenis kelamin, mental, dan lain-lain), dan faktor psikologis
(agresivitas, kecerobohan, dan keterasingan). Faktor sosial terkait dengan faktor
imigran, minoritas, dan pekerjaan. Kemudian faktor situasional anatara lain situasi
konflik, tempat, dan waktu.
Menurut Sharp, et.al (1996), faktor utama yang cenderung menimbulkan
perilaku kriminal adalah nafsu dan emosi yang tidak terkendali, kemiskinan, dan
rendahnya standar nilai-nilai sosial masyarakat. Disamping faktor lain yang juga
dapat menjadi pemicu munculnya tindakan kriminal.
Di Sumatera Utara berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2013; 119),
tercatat peristiwa kejahatan/ pelanggaran yang dilaporkan ke pihak berwajib
sebanyak 41.734 kasus. Dengan kasus terbesar adalah pencurian dengan
pemberatan sebanyak 7.612 kasus, disusul oleh kasus pencurian kenderaan
3
Berikut grafik 1.1 menjelaskan perkembangan peristiwa kejahatan sejak
tahun 2008 hingga tahun 2012 di Sumatera Utara.
Sumber : BPS, Sumatera Utara Dalam Angka (2013;119)
Gambar 1.1. Peristiwa Kejahatan/ Pelanggaran Yang Dilaporkan di Sumatera Utara Tahun 2008 – 2012
Pada gambar 1.1 menjelaskan jumlah kasus kejahatan/ pelanggaran yang
dilaporkan selama tahun 2008 – 2012, dimana di tahun 2008 peristiwa kejahatan
yang terjadi sebanyak 29.229 kasus. Di tahun 2009 hingga tahun 2011 peristiwa
kejahatan semakin meningkat, dimana sebanyak 32.309 kasus terjadi di tahun
2009, sebanyak 39.220 kasus terjadi di tahun 2010 dan sebanyak 44.104 kasus
terjadi di tahun 2011. Tahun 2012 peristiwa kejahatan menurun meskipun relatif
kecil yaitu sebanyak 41.734 kasus. Sedangkan jenis kejahatan di tahun 2012 di
Sumatera Utara adalah jenis kejahatan pencurian dengan pemberatan (18,24%),
pencurian kenderaan (17,93%), penganiayaan berat (9,03%), penganiayaan ringan
(4,91%) dan penggelapan (6,87%) sedangkan sisanya seperti pembunuhan,
penculikan, kejahatan politik, perjudian, perkosaan dan lain-lain (43,02%).
4
Banyak faktor yang menyebabkan tingginya tingkat kejahatan di Sumatera
Utara, diantaranya adalah tingkat pengangguran yang tinggi, tingkat pendidikan
yang rendah, tingkat pendapatan, ketimpangan pendapatan, jumlah penduduk dan
kemiskinan serta lainnya.
Tingkat pengangguran yang tinggi berdampak langsung maupun tidak
langsung terhadap kemiskinan, kriminalitas dan masalah-masalah sosial politik
yang juga semakin meningkat. Penduduk dengan tingkat pengangguran yang
tinggi akan membuat lingkungan atau daerah tersebut menjadi rawan dan
menimbulkan masalah sosial. Secara teori pengangguran yang tinggi akan
menurunkan tingkat kesejahteraan penduduk dan akan meningkatkan kejahatan
atau kriminalitas.
Tingkat pengangguran yang tinggi akan sangat rentan dengan
masalah-masalah sosial, seperti kejahatan atau kriminalitas, pendidikan, kemiskinan,
kesenjangan pendapatan serta masalah sosial lainnya. Tingginya penduduk yang
menganggur akan meningkatkan tingginya kriminalitas yang akan terjadi baik
secara langsung maupun tidak langsung. Semakin tinggi tingkat pengangguran
akan semakin tinggi potensi karawanan sosial yang ditimbulkannya contohnya
kriminalitas. Sebaliknya semakin rendah tingkat pengangguran maka semakin
5
Tinggi rendahnya tingkat pengangguran di Sumatera Utara disajikan
dalam grafik 1.1 berikut ini
Sumber : BPS, Sumatera Utara Dalam Angka (2013;119)
Gambar 1.2. Tingkat pengangguran di Sumatera Utara Tahun 2008 – 2012
Gambar 1.2 menjelaskan tingkat pengangguran di Sumatera Utara selama
tahun 2008 hingga 2012 menunjukkan penurunan. Tahun 2008 tercatat sebesar
9,09 persen penduduk yang menganggur, meskipun tidak signifikan namun di
tahun 2009 terjadi penurunan hingga mencapai 8,45 persen. Hingga tahun 2012
masing-masing sebesar 7,43 persen di tahun 2010 dan sebesar 6,37 persen di
tahun 2011 serta sebesar 6,20 persen di tahun 2012.
Dampak dari tingginya tingkat pengangguran menyebabkan termarjinalnya
penduduk tersebut dari akses sosial seperti pendidikan, kesehatan dan lain-lain
yang disebabkan ketidakmampuan ekonomi. Ketidakmampuan secara ekonomi
disebabkan tingkat pendapatan yang rendah yang pada gilirannya penduduk harus
6
mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat
kemakmuran dan kesejahteraan.
Pengangguran yang tinggi menyebabkan timbulnya masalah kemiskinan
dan masalah sosial lainnya yang dalam jangka waktu yang panjang dapat
menyebabkan kekacauan politik dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi yang pada gilirannya mengakibatkan menurunnya
GNP dan pendapatan perkapita.
Tabel 1.1. Tingkat Pengangguran, Pendapatan Perkapita, Jumlah Penduduk dan Tingkat Kejahatan di Sumatera Utara
Selama Tahun 2003 – 2012
7
Tabel 1.1 menjelaskan tingkat pengangguran di Sumatera Utara selama
tahun 2003 hingga tahun 2012 menunjukkan penurunan. Tahun 2003 tercatat
sebesar 14,71 persen menurun di tahun 2004 ke angka 13,76 persen, di tahun 2005
sebesar 11,98 persen menurun meskipun relatif kecil di tahun 2006 yang hanya
sebesar 11,51 persen. Tahun 2007 hingga tahun 2012 terus mngalami penurunan,
masing-masing sebesar 10,10 persen di tahun 2007 sebesar 9,09 persen di tahun
2008 sebesar 8,45 persen di tahun 2009 sebesar 7,43 persen di tahun 2010 dan
sebesar 6,37 persen di tahun 2011 serta sebesar 6,20 persen di tahun 2012.
Sementara itu, pendapatan per kapita dan jumlah penduduk cenderung
mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Pendapatan perkapita di tahun 2003
sebesar Rp. 6,627,667 terus meningkat hingga tahun 2012 menjadi sebesar Rp.
10,174,500. Sedangkan jumlah penduduk meskipun terjadi penurunan di tahun
2010, namun secara umum menunjukkan trend positif yang artinya terjadi
peningkatan selama tahun 2003 hingga tahun 2012. Jika tingkat pengangguran di
suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan
pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan.
Jika dianalisis lebih lanjut, tingkat pengangguran yang menunjukkan tren
menurun, pendapatan perkapita dan jumlah penduduk yang menunjukkan pola
yang terus meningkat secara umum mengurangi tingkat kriminalitas di Sumatera
Utara. Namun dari data yang ada pada tabel 1.1 menunjukkan pola tingkat
kejahatan/ kriminalitas yang justru terus mengalami peningkatan dari tahun 2003
hingga tahun 2012. Melihat fenomena tingkat kriminalitas yang begitu meningkat
8
yang tertulis dalam penjelasan sebelumnya, keadaan inilah yang membuat peneliti
mengangkat judul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kriminalitas
di Sumatera Utara (Melalui pendekatan ekonomi)”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang maka rumusan masalah pada penelitian
ini adalah “Bagaimana Pengaruh Pendapatan Perkapita, Tingkat Pengangguran
dan Ketimpangan Pendapatan terhadap Tingkat Kriminalitas di Sumatera Utara?
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh Pendapatan Perkapita, Tingkat Pengangguran
dan Ketimpangan Pendapatan terhadap Tingkat Kriminalitas di Sumatera Utara.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Untuk menambah wawasan dan pemantapan teori serta ilmu yang penulis
peroleh selama kuliah di Magister Ilmu Ekonomi Universitas Negeri
Medan.
2. Sebagai bahan masukan dan tambahan informasi bagi para perencana dan
pelaksana pembangunan di Sumatera Utara, khusunya yang terkait dengan
masalah penelitian ini.
3. Sebagai bahan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan
sumber referensi bagi peneliti yang berminat dengan pembahasan yang
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil regresi terhadap model yang diteliti, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari nilai koefisien determinasi pada hasil estimasi maka variabel
kriminalitas di Sumatera Utara mampu dijelaskan oleh variabel-variabel
pendapatan perkapita, tingkat pengangguran serta ketimpangan pendapatan
mampu dijelaskan dengan model yang digunakan.
2. Variabel-variabel yang digunakan menjelaskan variabel kriminalitas
menunjukkan arah pengaruh sebagai berikut : Pendapatan perkapita dan
ketimpangan pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat
kriminalitas di Sumatera Utara, sedangkan tingkat pengangguran tidak
berpengaruh terhadap tingkat kriminalitas di Sumatera Utara.
3. Besarnya nilai koefiasien variabel-variabel yang menjelaskan variabel
kriminalitas, yang terbesar adalah variabel ketimpangan pendapatan diikuti
berturut-turut oleh variabel pendapatan perkapita dan variabel tingkat
pengangguran.
5..2. Saran
1. Sebaiknya pemerintah lebih banyak membuka lapangan pekerjaan baru yang
menyerap banyak tenaga kerja, disamping meningkatkan kualitas sumber
62
Latihan Kerja (BLK), memudahkan kebijakan regulasi tentang investasi
sehingga memacu investor untuk membuka lapangan kerja baru. Dengan
banyaknya tenaga kerja yang terserap akan menurunkan tingkat
pengangguran dan meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat yang
pada gilirannya akan menurunkan masalah-masalah sosial seperti
kriminalitas.
2. Sebaiknya pemerintah disamping mengeluarkan kemudahan berinvestasi juga
melakukan pembinaan dan sosialisasi kepada masyarakat untuk berwira
usaha secara mandiri dengan memberikan kredit usaha dengan tanpa bunga
atau dengan bunga ringan, memberikan pendidikan dan pelatihan yang sesuai
dengan keahlian penduduk serta menjamin pemasaran produk yang
dihasilkan. Dengan tumbuhnya wirausaha akan meningkatkan pendapatan
perkapita penduduk serta menurunkan tingkat pengangguran, yang pada
alhirnya akan menurunkan tingkat kriminalitas .
3. Sebaiknya pemerintah lebih merata melakukan pembangunan baik daerah
perkotaan maupun pedesaan. Pembangunan suatu daerah dikembangkan
sesuai potensi yang dimiliki daerah tersebut sehingga daerah-daerah tersebut
memiliki produk yang dapat diandalkan dan dapat menjamin kelangsungan
produk tersebut sehingga ketimpangan antara daerah dan antar penduduk
dapat ditekan. Dengan meratanya pembangunan, pendapatan perkapita juga
akan terkena imbasnya sehingga ketimpangan pendapatan akan turun,
sehingga dengan menurunkan ketimpangan akan menurunkan tingkat
66
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, Rozany Nurmanah, 1999, “Kesenjangan Pengeluaran Pembangunan Antar Wilayah dan Propinsi di Indonesia, Ekonomi dan Keuangan Indonesia”, Volume XLVII, Nomor 4
Arthur O Sullivan, 2003, “Urban Economics”, 5st edition, New York, McGraw Hill.
Adler, Mueler, dan Laufer, 2001, “Criminology”, 4th edition, New York, McGraw Hill.
Badan Pusat Statistik (BPS), 2013, “Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 2013”, BPS, Medan.
______ _________________, 2000. “Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk 2000”, Buku I. Jakarta: BPS.
Bakir, Zainab dan Manning,Cris, 1984, “Angkatan Kerja Indonesia”, Rajawali, Jakarta.
Barro Robert J, 1991,1998, “Macroeconimics”, Jhon Willey & Sons, New York.
Becker, Gary S, 1968, “Crime and Punishment: An Economic Approach”, The Journal of Political Economy, Vol. 76, No. 2, The University of Chicago, USA.
Becsi, Zsolt, 1999, “Economics and Crime in the States Atlanta”, Federal Reserve Bank of Atlanta.
Brand, Sam dan Price, Richard, 2000, “The Economic and Social Cost of Crime”, London, Home Office
Budiantara, 2006, “Model Spline dengan Knotz Optimal”, Jurnal Ilmu Dasar, FMIPA, Universitas Jember.
Ehrich, Isaac, 1996, “Crime, Punishment and Market for Offense”, The Journal Economic Perspective, Vol. 10 No.1
Engelbrecht Hans-Jurgen, 2003, “Human Capital and Economic Growth Cross-Section evidence OECD Countries”, Jurnal Economic Record, East Ivanhoe, Vol. 79.
Florentinus, 2009, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kriminalitas di Indonesia, Dengan Pendekatan Ekonomi”, Jurnal Ekonomi Vol. 3, No. 2, FE-UNIKA Parahyangan.
67
Gujarati, Damodar, 2003, Basic Econometries, Fourth Edition, McGraw-Hill Companies, New York.
Grogger, J, 1998, “Market Wages and Youth Criem”, Journal of Labor Ekonomics, Vol. 16, No. 4.
Hakim, 2009, “Analisis Determinan Tingkat Kejahatan Propinsi di Jawa Tahun 2007”, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta.
Hardianto, 2009, “Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kriminalitas di Indonesia dari Pendekatan Ekonomi”, Fakultas Ekonomi, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.
Husnayain, 2006, “Analisis Pengaruh Variabel Ekonomi dan Demografi Terhadap Tingkat Kejahatan di Indonesia”, Thesis, Jakarta.
http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2001/07/21/0018.html Consequences for cities”, The Review of Economics and Statistic, Vol. 81 No. 2
______________, 2004, “Understanding Why Crime Fell in the 1990s: Four Factors That Explain The Decline and Six That Do Not”, The Journal of Economic Perspective, Vol. 18, No. 1
Lydia Voigt (et al), 1994, “Criminology and Justice”, New York, McGraw Hill
68
Maddah, M, 2001, “Analysis of The Relationship between the Income inequality and the Crimes Rate in Iran”, Nameh, Ye Mofid, Economics Polices 7, In Persia.
Manurung, J. J, A. H. Manurung dan F. D Saragih. 2005. “Ekonometrika Teori dan Aplikasi”. Jakarta. Salemba Empat
Nanga, Muana, 2001, “Makroekonomi: Teori, Masalah dan Kebijakan”, Edisi Kedua. Jakarta: PT. Raja Grafika Persada.
____________ 2005, “Makroekonomi: Teori, Masalah dan Kebijakan”, Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Raja Grafika Persada.
Putra P, 2008, “Identifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tindak Kriminal Berdasarkan Karakteristik Pelaku Kriminal dengan Menggunakan Metode Pohon Klasifikasi”, Jurusan Matematika, Universitas Andalas, Padang.
Reksohadiprodjo, Soekanto, dan AR. Karseno, 1985, “Ekonomi Perkotaan”, Edisi Revisi, Cetakan I, Maret, BPFE, Yogyakarta.
Separovic, Paul, 1985, dalam Made Drama Weda, 1996, “Kriminologi”, Cetakan I, Edisi I, November, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Shrarp, Ansel M, et, al, 1996, “Economics of Social Sigues”, Twelve Edition, Richard D, Irvin, USA
Suryani, E, 2006, “Pemodelan dan Simulasi”, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Steven E Barkan, 2005, “Criminology : a Socialogical Understanding”, 3rd edition, New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Sukirno, Sadono, 2004, “Makroekonomi Teori Pengantar”, Edisi, 3, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sullivan, Arthur O, 2003, “Urban Economics”, 6th Edition, McGraw-Hill, New York.
Sjafrizal, 2008, “Ekonomi Reginal: Teori dan Aplikasi”, Banduose Media, Padang
Tambunan Tulus, 2001, “Krisis Ekonomi dan Masa Depan Reformasi”, Lembaga Penelitian FE UI, Jakarta.
Tjiptoherijanto Prijono, Soesetyo Budhi, 1994, “Ekonomi Kesehatan”, Rineka Cipta, Jakarta.