PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT
TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) TERHADAP
KEMAMPUAN MEMBEDAKAN PARAGRAF
DEDUKTIF DAN INDUKTIF SISWA SMA
NEGERI 3 KISARAN TAHUN
PEMBELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
YUNITA DONGORAN NIM 2101111024
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur diucapkan ke hadirat Allah Swt karena atas kasih dan
karunia-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini tersusun
dengan baik karena adanya dukungan dari berbagai pihak, baik secara materil
maupun moril.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
dengan judul Skripsi “Pengaruh Model Kooperatif Tipe STAD (Student Teams
Achievement Divisions) terhadap Kemampuan Membedakan Paragraf Deduktif
dan Induktif Siswa SMA Negeri 3 Kisaran Tahun Pembelajaran 2013/2014”. Di
dalam skripsi ini disadari masih ada kekurangan, untuk itu segala kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan skrispsi ini diterima dengan kerendahan
hati.
Selama penulisan skripsi ini disadari bahwa banyak pihak yang telah
memberikan dukungan dan bantuan. Untuk itu, pada kesempatan ini saya ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri
Medan,
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni,
3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,
4. Drs. Sanggup Barus, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra
iii
5. Dr. Wisman Hadi, M.Hum. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia dan sebagai Dosen Pembimbing Skripsi,
6. Muhammad Surip, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Sastra Indonesia,
7. Dr. Rosmawaty, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik,
8. Drs. Azhar Umar, M.Pd. dan Bapak Dr. Abdurahman Adisaputera, M.Hum.
selaku Dosen Penguji,
9. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Unimed yang
telah mendidik penulis selama di bangku perkuliahan,
10.H. Cholidin, S.Pd, MM. selaku Kepala SMA Negeri 3 Kisaran dan seluruh
guru SMA Negeri 3 Kisaran,
11.H. Endar Sakti Hasibuan dan Hj. Rosita Tanjung selaku orangtua penulis,
12.Sahabat di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia stambuk 2010, terkhusus
keluarga reguler C dan sahabat di PPL khususnya: Tiya Musanna, Sri
Wahyuni Dewi, dan Andriyani Rahayu serta teman yang selalu memotivasi
penulis : Rico Adriyadi Putra Nasution.
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi setiap insan pembacanya.
Akhir kata penulis menyampaikan ucapan terima kasih.
Medan, Agustus 2014
Penulis,
Yunita Dongoran
i
ABSTRAK
Yunita Dongoran, NIM 2101111024. Pengaruh Model Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) terhadap Kemampuan Membedakan Paragraf Deduktif dan Induktif Siswa SMA Negeri 3 Kisaran Tahun Pembelajaran 2013/2014. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia/S1 Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model kooperatif tipe STAD pada siswa kelas XII SMA Negeri 3 Kisaran Tahun Pembelajaran 2013/2014. Penelitian ini termasukpenelitian eksperimen Populasi penelitian ini adalah 200 siswa dan sampel penelitian dilakukan terhadap 30 siswa kelas XII SMA Negeri 3 Kisaran Tahun Pembelajarn 2013/2014.
Dalam penelitian ini, subjek terdiri dari satu kelompok yaitu kelas eksperimen. Pengukuran dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen (pre-test) dan sesudah eksperimen (post-test). Dengan desain ini, pengaruh dari eksperimen dapat diketahui pasti karena telah menggunakan tes awal.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan, kemampuan siswa membedakan paragraf deduktif dan induktif menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas XII SMA Negeri 3 Kisaran Tahun Pembelajaran 2013/2014 adalah baik dengan nilai rata-rata 74,93. Kemampuan membedakan paragraf deduktif dan induktif sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas XII SMA Negeri 3 Kisaran Tahun Pembelajaran 2013/2014 adalah cukup dengan nilai rata-rata 58,66
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam membedakan paragraf deduktif dan induktif. Ini terbukti dari hasil uji t diperoleh nilai thitung> ttabel(0,05) yakni 2,11 > 1,70. Untuk itu, perlunya guru
bidang studi bahasa Indonesia di sekolah setempat meningkatkan kemampuan membaca yaitu membedakan paragraf deduktif dan induktif dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, karena model pembelajaran ini terbukti berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan membedakan paragraf deduktif dan induktif.
iv
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS ... 8
2.1.5 Persyaratan Paragraf ... 11
2.1.6 Jenis Paragraf ... 12
2.1.6.1 Jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utama ... 13
2.1.6.2 Jenis paragraf berdasarkan sifat dan tujuan ... 19
2.1.6.3 Jenis paragraf berdasarkan cara pengembangan ... 20
2.1.6.4 Jenis paragraf berdasarkan fungsi ... 21
2.1.7 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ... 21
2.1.7.1 Model pembelajaran kooperatif tipe STAD ... 24
2.1.7.2Kelebihan model kooperatif tipe STAD ... 27
v
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41
4.1 Hasil Penelitian ... 41
4.1.1 Kemampuan Membedakan Paragraf Deduktif dan Induktif Siswa SMA Negeri 3 Kisaran sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 41
4.1.2 Kemampuan Membedakan Paragraf Deduktif dan Induktif Siswa SMA Negeri 3 Kisaran sesudah Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 43
4.1.3 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Kemampuan Membedakan Paragraf Deduktif dan Induktif Siswa SMA Negeri 3 Kisaran ... 45
4.1.4 Analisis Data Hasil Pretest ... 46
vi
4.1.4.2 Standar deviasi ... 47
4.1.5 Analisis Data Hasil Pos tes ... 49
4.1.5.1Rata-rata ... 49
4.1.5.2Standar deviasi ... 50
4.1.6 Uji Normalitas Hasil Pre tes dan Pos tes Penelitian ... 51
4.1.6.1Uji normalitas pre tes ... 51
4.1.6.2 Uji normalitas pos tes ... 52
4.1.7 Uji Homogenitas ... 53
4.1.8 Pengujian Hipotesis ... 53
4.1.9 Temuan Penelitian ... 55
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 56
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 58
5.1 Simpulan ... 58
5.2 Saran ... 59
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jalannya Pembelajaran Membedakan Paragraf Deduktif dan Induktif dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe Student Teams Achivement
Divisions ... 34
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Membedakan Paragraf Deduktif dan Induktif ... 37
Tabel 4.1 Data Kemampuan Membedakan Paragraf Deduktif dan Induktif Siswa SMA Negeri 3 Kisaran Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD ... 42
Tabel 4.2 Kemampuan Membedakan Paragraf Deduktif dan Induktif SiswaSMA Negeri 3 Kisaran Sesudah Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 44
Tabel 4.3 Pengaruh Model Kooperatif Tipe STAD Terhadap Kemampuan Membedakan Paragraf Deduktif dan Induktif Siswa SMA Negeri 3 Kisaran ... 46
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Pre tes ... 48
Tabel 4.5 Identifikasi Kecenderungan Hasil Pre tes ... 49
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Pos tes ... 50
Tabel 4.7 Identifikasi Kecenderungan Hasil Pos tes ... 51
Tabel 4.8 Uji Normalitas Hasil Pre tes ... 52
vii
DAFTAR GAMBAR
Grafik 1 Frekuensi Hasil Pre tes Membedakan Paragraf
Deduktif dan Induktif ... 49
Grafik 2 Frekuensi Hasil Pos tes Membedakan Paragraf
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus ... 62
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pre Tes ... 64
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pos Tes ... 68
Lampiran 3 Soal Pre Tes ... 72
Lampiran 3 Soal Pos Tes ... 74
Lampiran 4 Lembar Jawaban Pre Tes ... 77
Lampiran 5 Lembar Jawaban Pos Tes ... 79
Lampiran 6 Perhitungan Uji Normalitas Hasil Pre Tes ... 81
Lampiran 7 Perhitungan Uji Normalitas Hasil Pos Tes ... 82
Lampiran 8 Lembar Jawaban Siswa ... 83
Lampiran 9 Daftar Nilai Kritis L untuk Uji Lilliefors ... 93
Lampiran 10 Nukilan Tabel “t” untuk Berbagai df ... 94
Lampiran 11 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z . 95 Lampiran 12 Surat Izin Penelitian dari Jurusan ... 93
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses pendidikan cenderung menjadi usaha merekayasa manusia yang
mengarah pada domestika (Gulo, 2002:13). Oleh karena itu, peran guru dalam
kegiatan belajar mengajar tidaklah hanya sekadar menjalankan proses belajar
mengajar secara teknis mekanis menurut ketentuan-ketentuan yang ada, tetapi ia
adalah orang yang melaksanakan suatu tugas yang bertanggung jawab. Guru
dalam melaksanakan tugasnya, tidak hanya bergantung pada tugas itu sendiri,
tetapi bergantung pula pada sikap dan pandangannya secara pribadi terhadap tugas
yang dihadapinya. Dengan kata lain, bergantung pada wawasan kependidikan
yang dimilikinya.
Guru, dengan ilmu pengetahuan yang telah dan terus-menerus dikuasinya
beserta dengan seluruh pengalamannya, mengantarkan peserta didik ke arah
pengenalan akan ciptaan Tuhan dengan segala hukum-hukum-Nya (Gulo,
2002:22). Guru bukanlah orang yang mahatahu. Karena itu, ia harus selalu
terbuka, termasuk kepada peserta didik, untuk bersama-sama menggumuli sesuatu
yang ingin diketahui. Pada pihak lain, peserta didik bukan mahkluk bodoh. Ia
adalah manusia ciptaan, sama halnya dengan guru. Hanya ia belum berkembang
setinggi seperti gurunya. Ia telah diberi potensi untuk itu, dan guru berkewajiban
untuk mengembangkannya. Oleh karena itu, guru harus mengenal potensi-potensi
yang dimiliki peserta didik untuk dikembangkan dengan memanfaatkan berbagai
sumber dan media pembelajaran untuk menjamin efektivitas pembelajaran.
2
Kemampuan siswa membedakan paragraf deduktif dan induktif dalam
sebuah wacana dikatakan rendah. Pernyataan ini didukung dari hasil penelitian
Gusmiati (2013:2) menyatakan, “Masih banyak siswa yang belum mampu
menemukan ide pokok paragraf dalam wacana. Hal ini disebabkan kurangnya
penguasaan siswa dalam memahami apa sebenarnya ide pokok paragraf sehingga
siswa cepat merasa bosan dalam membaca suatu wacana”. Hal ini juga senada
dengan penelitian Indraswati (2011:1) menyatakan bahwa: “Rendahnya
kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan, diduga disebabkan oleh strategi
pembelajaran yang belum mengarah pada upaya melayani kebutuhan
perkembangan psikologis siswa yang sedang berada pada tahap perkembangan
kognitif dan perkembangan bahasanya berada pada tahap creative”.
Dari hasil observasi peneliti diketahui bahwa model pembelajaran yang
sering diterapkan oleh guru seringkali adalah model ceramah. Model
pembelajaran ceramah membuat guru mendominasi kegiatan belajar mengajar
sehingga siswa terkesan pasif. Model ceramah juga membuat siswa merasa bosan
karena mereka dituntut untuk mendengarkan semua penjelasan dari guru sehingga
pengetahuan mereka terbatas hanya dari apa yang disampaikan guru tersebut.
Seperti pendapat Ayuningtyas (dalam Gusmiati 2013:2), ”Rendahnya kemampuan
siswa menemukan ide pokok dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kurangnya
kesiapan siswa menerima pelajaran, kurangnya fasilitas belajar di sekolah, dan
3
Menurut Slavin (dalam Isjoni 2009:22) pembelajaran kooperatif sangat
efektif memecahkan masalah yang dihadapi untuk upaya mengaktifkan siswa
dalam belajar. Selanjutnya, menurut Jhonson (dalam Isjoni 2009:22) suasana
belajar kooperatif menghasilkan prestasi yang lebih tinggi, hubungan yang lebih
positif dan penyesuaian psikologis yang lebih baik daripada suasana belajar yang
penuh persaingan antarsiswa.
Dari observasi yang dilakukan, diketahui guru di SMA Negeri 3 Kisaran
belum pernah melakukan proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe
STAD untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Model pembelajaran kooperatif
tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) dalam penerapannya siswa
ditugaskan untuk bekerja dalam satu kumpulan yang terdiri dari 4-5 orang setelah
guru menyampaikan bahan pelajaran dan mengharuskan semua anggota
menguasai pelajaran itu. Setelah melakukan kegiatan diskusi, setiap anggota
kelompok akan diberi ujian atau kuis secara individu. Nilai setiap anggota
dikumpulkan untuk memperoleh nilai kelompok, sehingga untuk mendapatkan
penghargaan, setiap siswa dalam kelompok harus membantu kelompoknya untuk
memahami materi pelajaran (Istarani, 2011:19). Sesuai dengan masalah yang
dikemukakan di atas, peneliti berharap adanya pengaruh model STAD terhadap
peningkatan kemampuan siswa dalam membedakan paragraf deduktif dan
induktif. Berdasarkan penelitian (Nurfaidah, dkk 2011:38) model kooperatif tipe
STAD ini telah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas VIII
SMP Negeri 4 Palopo, sehingga penelitian yang berjudul, “Pengaruh Model
4
Kemampuan Membedakan Paragraf Deduktif dan Induktif Siswa SMA Negeri 3
Kisaran Tahun Pembelajaran 2013/2014”, menarik untuk diteliti.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, masalah yang
teridentifikasi adalah berikut ini.
1) Kemampuan siswa membedakan paragraf deduktif dan induktif masih rendah.
2) Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi sehingga
menyebabkan siswa tidak kreatif dan hasil belajar tidak memuaskan.
3) Keaktifan siswa dalam proses KBM cenderung rendah karena guru masih
menggunakan model pembelajaran ceramah.
C. Batasan Masalah
Dari keempat masalah teridentifikasi di atas, masalah dalam penelitian ini
dibatasi pada kemampuan siswa membedakan paragraf deduktif dan induktif yang
masih rendah.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, masalah dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut.
1) Bagaimanakah kemampuan membedakan paragraf deduktif dan induktif
siswa SMA Negeri 3 Kisaran Tahun Pembelajaran 2013/2014 sebelum
5
2) Bagaimanakah kemampuan membedakan paragraf deduktif dan induktif
siswa SMA Negeri 3 Kisaran Tahun Pembelajaran 2013/2014 sesudah
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
3) Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap
kemampuan membedakan paragraf deduktif dan induktif siswa SMA Negeri
3 Kisaran?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1) Mengetahui kemampuan membedakan paragraf deduktif dan induktif siswa
SMA Negeri 3 Kisaran dengan menggunakan model pembelajaran ceramah.
2) Mengetahui kemampuan membedakan paragraf deduktif dan induktif siswa
SMA Negeri 3 Kisaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD.
3) Mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap
kemampuan membedakan paragraf deduktif dan induktif siswa SMA Negeri
3 Kisaran.
F. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian ini, didapatkan beberapa manfaat
seperti, manfaat teoretis dan praktis. Manfaat teoretis diharapkan dari penelitian
ini, mampu memberikan sumbangan konsep teoretis dalam memperkuat
6
menambah referensi bagi penelitian sejenis berikutnya, khususnya dalam
mengembangkan teori pembelajaran menemukan ide pokok sebuah wacana.
Adapun manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu manfaat bagi
guru, siswa, peneliti, dan lembaga pendidikan yang akan dijabarkan di bawah ini.
1) Bagi guru
Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan masukan dan perbaikan dalam
pembelajaran menemukan ide pokok dengan cara memberikan strategi
pembelajaran yang inovatif dan berbeda dalam pembelajaran menggunakan
model STAD, sehingga dapat menciptakan alternatif pembelajaran yang
menarik dan tidak membosankan.
2) Bagi siswa
Hasil penelitian ini juga berguna untuk mengasah kreativitas, ide, dan bakat
siswa dalam belajar, dan mengajarkan siswa bahwa sikap bersosialisasi perlu
diwujudkan ketika proses belajar mengajar agar meningkatkan kemampuan
siswa tersebut.
3) Bagi peneliti
Peneliti sebagai calon guru bahasa Indonesia akan menjadi lebih paham
tentang permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pembelajaran.
Dengan ini peneliti dapat berusaha lebih dalam memilih model pembelajaran
yang lebih kreatif dan inovatif di masa depan sehingga dapat meningkatkan
7
4) Bagi lembaga pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan yang inovatif dalam
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Penelitian ini bermanfaat
meningkatkan kualitas dalam pembelajaran membedakan paragraf deduktif
61
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati. Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Gulo, W. 2002. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Grasindo.
Gusmiati, Deli. 2013. Skripsi Kemampuan Menemukan Ide Pokok Paragraf Berbagai Jenis Wacana dalam Naskah Soal UN oleh Siswa Kelas X SMA Satria Nusantara Binjai Tahun Pelajaran 2012/2013. Medan: Unimed.
Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grasindo.
Hatikah, Tika, dkk. 2007. Membina Kompetensi Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk Kelas XII Semeter 2 Program IPA/IPS. Bandung: Grafindo.
Indraswati, Niken. 2011. Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menentukan Pokok Pikiran Bacaan Melalui Metode Inkuiri. Jurnal Pendidikan Penabur, 17, 1-10.
Isjoni. 2013. Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.
Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.
Kosasih, E. 2003. Ketatabahasaan dan Kesusastraan Cermat Berbahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.
Nasution, Khairunnisa. 2013. Skripsi Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Tipe STAD Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Manusia Di SMA Negeri 1 Panyabungan Kab.Mandailing Natal Tahun Pembelajaran 2012-2013. Medan: Unimed.
Nurfaidah, dkk. 2011. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD). Jurnal PTK DBE3
Nurhadi. 1995. Tata Bahasa Pendidikan. Semarang: IKIP Semarang Press.
62
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Suharsimi, Arikunto. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Tatang, Ateng. 2009. Bahasa Indonesiaku Bahasa Negeriku 2 untuk Kelas XI SMA dan MA Program Studi IPA/IPS. Solo: Platinum.
Tampubolon, D.P. 1987. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa.