• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PEROLEHAN KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "METODE PEROLEHAN KONSEP UNTUK MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Bandung."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Rizky Kurniawan, 2014

Metode Perolehan Konsep Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN……… i

ABSTRAK……… ii

KATA PENGANTAR……….. iii

UCAPAN TERIMAKASIH………. iv

DAFTAR ISI………. v

DAFTAR TABEL………. viii

DAFTAR GAMBAR………. ix

DAFTAR LAMPIRAN………. x

BAB I PENDAHULUAN………... 1

A. Latar Belakang Penelitian……… 1

B. Rumusan Masalah……… 3

C. Tujuan Penelitian………. 3

D. Manfaat Penelitian……….. 4

E. Klarifikasi Konsep……… 4

1. Metode Perolehan Konsep………. 4

2. Pemahaman Siswa……….. 5

3. Mata Pelajaran Sejarah……… 5

F. Struktur Organisasi Skripsi……… 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA……….. 7

A. Ruang Lingkup Perolehan Konsep dan Pemahaman………. 7

1. Perolehan Konsep dalam Aliran Kognitivisme……… 7

2. Perolehan Konsep dalam Sistem Piagetian………. 8

3. Pemahaman dan Tingkat Kemampuan Berfikir dalam Disain Wiggins-McTighe dan Taxonomi Bloom-Krathwohl……… 10

B. Pengertian Perolehan Konsep dan Pemahaman………. 12

1. Perolehan Konsep……… 12

2. Sifat-sifat Konsep……… 13

(2)

Rizky Kurniawan, 2014

Metode Perolehan Konsep Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Strategi Pembelajaran Perolehan Konsep………. 18

1. Merencanakan Pembelajaran………... 18

2. Menerapkan Pembelajaran………... 21

3. Menilai Pembelajaran……….. 25

D. Keunggulan dan Kelemahan Perolehan Konsep……… 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……….. 33

A. Metode Penelitian……….. 33

B. Lokasi dan Subjek Penelitian………. 35

C. Model Penelitian……… 36

D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data……… 38

1. Instrumen Penelitian……… 38

2. Teknik Pengumpulan Data……….. 41

E. Analisis Data Penelitian………. 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 46

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………. 46

1. Sekolah……… 46

2. Profil Guru Mitra………. 46

3. Kondisi dan Karakteristik Kelas………. 47

B. Hasil Observasi Pra-Penelitian……….. 49

1. Rapat Perencanaan……….. 49

2. Observasi Kelas……….. 49

3. Diskusi Balikan……… 51

C. Pelaksanaan Penelitian……….. 52

1. Tindakan I……… 52

a. Perencanaan (Plan)……… 53

b. Pelaksanaan Tindakan (Act)……….. 53

c. Observasi (Observe)……….. 56

d. Refleksi (Reflect)……….. 60

2. Tindakan II……….. 61

(3)

Rizky Kurniawan, 2014

Metode Perolehan Konsep Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Pelaksanaan Tindakan (Act)……….. 62

c. Observasi (Observe)……….. 64

d. Refleksi (Reflect)………... 68

3. Tindakan III………. 69

a. Perencanaan (Plan)……… 69

b. Pelaksanaan Tindakan (Act)……….. 70

c. Observasi (Observe)……….. 72

d. Refleksi (Reflect)………... 77

4. Tindakan IV……… 77

a. Perencanaan (Plan)……… 77

b. Pelaksanaan Tindakan (Act)……….. 78

c. Observasi (Observe)………... 81

d. Refleksi (Reflect)………... 85

D. Perencanaan Pembelajaran Metode Perolehan Konsep di Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Bandung………... 85

E. Pelaksanaan Pembelajaran Metode Perolehan Konsep di Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Bandung………. 86

F. Efektivitas Metode Perolehan Konsep dalam Mengembangkan Pemahaman Siswa………. 87

G. Kendala yang Muncul dalam Menerapkan Metode Perolehan Konsep……. 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………... 94

A. Kesimpulan……… 94

B. Saran……….. 96

DAFTAR PUSTAKA………... 97 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(4)

Rizky Kurniawan, 2014

Metode Perolehan Konsep Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL Tabel

2.1 Taksonomi Bloom dan Krathwohl……….... 11

2.2 Tahap Pembelajaran Perolehan Konsep……… 22

2.3 Matriks Analisis Perolehan Konsep……….. 25

2.4 Pertanyaan Esensial Menyeluruh dan Topikal……….. 26

2.5 Kriteria Enam Faset Pemahaman……….. 28

3.1 Observasi Terstruktur……… 39

3.2 Disain Penilaian terhadap Pemahaman dan Asesmen Kinerja Siswa……….. 40

3.3 Rubrik Analitik……… 40

3.4 Teknik untuk Mengecek Pemahaman Siswa……… 41

4.1 Jumlah Tenaga Pendidik dan Kependidikan di SMA Negeri 4 Bandung….. 46

4.2 Jumlah Siswa di SMA Negeri 4 Bandung……… 46

4.3 Observasi Terstruktur Performa dan Pemahaman Siswa pada Tindakan I….. 56

4.4 Rubrik Penilaian Performa Siswa pada Tindakan I………. 57

4.5 Perbandingan Nilai Performa Siswa antara Pra Observasi dengan Observasi 1……… 58

4.6 Observasi Terstruktur Performa dan Pemahaman Siswa pada Tindakan II…. 64 4.7 Rubrik Penilaian Performa Siswa pada Tindakan II……… 65

4.8 Perbandingan Nilai Performa Siswa antara Pra Observasi, Observasi 1 dengan Observasi 2………... 66

4.9 Observasi Terstruktur Performa dan Pemahaman Siswa pada Tindakan III… 73 4.10 Rubrik Penilaian Performa Siswa pada Tindakan III………... 74

4.11 Perbandingan Nilai Performa Siswa antara Pra Observasi, Observasi 1, Observasi 2 dengan Observasi 3………... 75

4.12 Observasi Terstruktur Performa dan Pemahaman Siswa pada Tindakan IV 81 4.13 Rubrik Penilaian Performa Siswa pada Tindakan IV……….. 82

(5)

Rizky Kurniawan, 2014

Metode Perolehan Konsep Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.15 Refresentasi Pemahaman Siswa Berdasarkan Nilai Rata-rata Mereka di

Setiap Observasi……….. 88

4.16 Perbandingan Perkembangan Pemahaman Siswa dari Observasi 1 hingga Observasi 4……… 89

DAFTAR GAMBAR 2.1 Empat Langkah Esensial Guru dalam Merencanakan Pembelajaran Perolehan Konsep………. 19

3.1 Spiral Penelitian Tindakan Kemmis dan McTaggart……… 36

3.2 Siklus Observasi Tiga Tahap……… 43

4.1 Denah Kelas di Kelas XI IPS 2……… 48

4.2 Grafik Batang Perbandingan Nilai Rata-rata Pra Observasi dengan Observasi 1……… 60

4.3 Grafik Batang Perbandingan Nilai Rata-rata Pra Observasi, Observasi 1 dan Observasi 2……… 68

4.4 Grafik Batang Perbandingan Nilai Rata-rata Pra Observasi, Observasi 1, Observasi 2 dan Observasi 3……… 76

4.5 Grafik Batang Perbandingan Nilai Rata-rata Pra Observasi, Observasi 1, Observasi 2, Observasi 3 dan Observasi 4……… 84

(6)

Rizky Kurniawan, 2014

Metode Perolehan Konsep Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A A.1 Silabus

A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

LAMPIRAN B

B.1 Observasi Terstruktur

B.2 Observasi Terbuka dengan Teknik Analisis Induktif

LAMPIRAN C

C.1 Lembar Asesmen Kinerja Siswa Pra Observasi C.2 Lembar Asesmen Kinerja Siswa pada Observasi I C.3 Lembar Asesmen Kinerja Siswa pada Observasi II C.3 Lembar Asesmen Kinerja Siswa pada Observasi III C.4 Lembar Asesmen Kinerja Siswa pada Observasi IV

LAMPIRAN D

D.1 Surat Permohonan untuk Mengadakan Penelitian D.2 Surat Permohonan Bimbingan Kepada Pembimbing I D.3 Surat Permohonan Bimbingan Kepada Pembimbing II D.4 Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian D.5 Frekuensi Bimbingan Pembimbing I

D.6 Frekuensi Bimbingan Pembimbing II

LAMPIRAN E

(7)

Rizky Kurniawan, 2014

(8)

Rizky Kurniawan, 2014

Metode Perolehan Konsep Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penulisan skripsi dengan judul “Metode Perolehan Konsep untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS

2 SMA Negeri 4 Bandung)” ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman siswa kelas XI

(9)

Rizky Kurniawan, 2014

Metode Perolehan Konsep Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Writing this scription with title “Metode Perolehan Konsep untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS

2 SMA Negeri 4 Bandung)” this caused by student minimize comprehension in class XI IPS

(10)

Rizky Kurniawan, 2014

Metode Perolehan Konsep Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan usaha sadar dan resiprokal antara pendidik dengan peserta didik yang bertujuan mengembangkan aspek lahiriah dan batiniah peserta didik. Dewantara (1962: 14), menyatakan bahwa “pendidikan merupakan proses timbal-balik antar manusia, beliau menegaskan Tut Wuri Handayani Ing Ngarso Sung Tulodo Ing Madyo Mangunkarso”. Selain itu beliau juga mengedepankan bentuk pendidikan yang bersifat lahiriah maupun batiniah dengan menyatakan:

Bahwa pendidikan pada umumnya berarti daya-upaya untuk memajukan pertumbuhan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), serta pertumbuhan fisik peserta didik. Ketiganya tak dapat terpisahkan demi memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang dididik selaras dengan dunianya. Selaras dengan dunianya yakni membawa mereka pada suatu dunia tempat dan waktu mereka untuk menjalani hidupnya yakni masa mendatang.

Kalimat di atas menjelaskan bahwa pendidikan bagi siswa akan meliputi dua konsep penting yang seringkali digunakan dalam ilmu sejarah yakni tempat dan waktu (Sjamsuddin, 2007: 6). Dewantara (1962: 15), juga menegaskan bahwa:

Akan mengetahui garis-hidup tetap dari suatu bangsa perlulah kita mempeladjari djaman yang telah lalu, mengetahui tentang mendjelmanya djaman itu ke dalam djaman sekarang dan menjelami djaman yang berlaku ini, barulah kita dapat membayangkan djaman yang akan datang.

(11)

Rizky Kurniawan, 2014

Metode Perolehan Konsep Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini dan masa depan.

2. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan.

3. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau.

4. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang. 5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian

dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasional.

(12)

Rizky Kurniawan, 2014

Metode Perolehan Konsep Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mereka lebih mendalam. Untuk itulah peneliti memilih metode perolehan konsep untuk mengembangkan pemahaman siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti serta penelitian yang telah dilakukan Yasin et al (2007), Puspita et al (2008) dan Jantimala et al (2007), ditemukan bahwa metode perolehan konsep efektif dalam mengembangkan pemahaman siswa. Untuk itulah peneliti mengangkat metode perolehan konsep sebagai upaya dalam mengembangkan pemahaman siswa pada mata pelajaran sejarah di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Bandung.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana upaya mengembangkan pemahaman siswa melalui metode perolehan konsep pada mata pelajaran sejarah di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Bandung. Untuk lebih memfokuskan penelitian ini maka permasalahan dirinci ke dalam pertanyaan penelitian berikut ini:

1. Bagaimana guru merencanakan pembelajaran sejarah dengan metode perolehan konsep yang bertujuan mengembangkan pemahaman siswa di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Bandung?

2. Bagaimana guru melaksanakan pembelajaran sejarah dengan metode perolehan konsep yang bertujuan mengembangkan pemahaman siswa di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Bandung?

3. Apakah metode perolehan konsep efektif dalam mengembangkan pemahaman siswa di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Bandung?

4. Bagaimana upaya mengatasi kendala yang muncul dalam penerapan metode perolehan konsep yang bertujuan mengembangkan kemampuan pemahaman siswa di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Bandung?

C. Tujuan Penelitian

(13)

Rizky Kurniawan, 2014

Metode Perolehan Konsep Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Menganalisis perencanaan pembelajaran sejarah dengan metode perolehan konsep yang bertujuan mengembangkan pemahaman siswa di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Bandung.

2. Menganalisis pelaksanaan pembelajaran sejarah dengan metode perolehan konsep yang bertujuan mengembangkan pemahaman siswa di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Bandung

3. Menganalisis efektivitas metode perolehan konsep dalam mengembangkan pemahaman siswa di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Bandung

4. Menganalisis upaya dalam mengatasi kendala yang muncul dalam penerapan metode perolehan konsep yang bertujuan mengembangkan pemahaman siswa di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Bandung

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini dapat dilihat dari beberapa aspek sebagai berikut:

1. Memperoleh gambaran perkembangan pemahaman siswa terhadap konsep pada mata pelajaran sejarah

2. Memperoleh gambaran upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengembangkan pemahaman siswa dalam pembelajaran sejarah melalui metode perolehan konsep

3. Memperoleh gambaran upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengevaluasi pemahaman siswa terhadap konsep-konsep sejarah

4. Memperoleh gambaran upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengevaluasi kendala-kendala yang ditemukan saat menerapkan metode perolehan konsep

E. Klarifikasi Konsep

1. Metode Perolehan Konsep

(14)

Rizky Kurniawan, 2014

Metode Perolehan Konsep Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disiplin ilmu tertentu. Sementara itu, perolehan konsep menurut Bruner (Joyce et al., 2011: 125) merupakan proses mencari dan mendaftar sifat-sifat yang dapat digunakan untuk membedakan contoh-contoh yang tepat dengan contoh-contoh yang tidak tepat dari berbagai kategori.

Berdasarkan definisi-definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode perolehan konsep merupakan suatu proses, teknik atau prosedur untuk mencari dan mendaftar sifat-sifat yang dapat digunakan untuk membedakan contoh-contoh yang tepat dengan contoh-contoh yang tidak tepat dari berbagai kategori melalui proses pembelajaran.

2. Pemahaman Siswa

Pemahaman dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 998), didefinisikan sebagai proses atau perbuatan memahami atau memahamkan. Bloom (Wiggins dan McTighe, 2012: 66), mengartikan ‘pemahaman sebagai kemampuan untuk mengumpulkan keterampilan dari fakta-fakta secara bijaksana dan tepat, melalui aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi yang tepat’. Sementara siswa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1322), didefinisikan sebagai peserta didik, murid atau pelajar terutama pada jenjang sekolah dasar dan menengah. Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa merupakan proses membantu siswa pada jenjang sekolah menengah dalam memahami fakta-fakta secara bijaksana dan tepat.

3. Mata Pelajaran Sejarah

(15)

Rizky Kurniawan, 2014

Metode Perolehan Konsep Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jenjang sekolah dasar dan lanjutan yang isinya mengkaji tentang masa lalu manusia.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Karya tulis ini terdiri dari lima Bab disertai daftar pustaka dan lampiran. Keseluruhan sistematika penulisan diuraikan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Terdiri dari 6 subbab yakni Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, Manfaat Penelitian dan Struktur Organisasi Skripsi.

Bab II Kajian Pustaka

Berisi Landasan Teoretik maupun Hipotesis Penelitian dimana peneliti dapat membandingkan, mengontraskan ataupun memposisikan kedudukan masing-masing teori yang dikaji dikaitkan dengan masalah yang sedang diteliti (Tn, 2012: 19).

Bab III Metode Penelitian

Menguraikan metode yang digunakan oleh peneliti, jika metode penelitian hendak digunakan pada bab ini maka metode penelitian yang menjadi sub bab pada Bab I tak perlu digunakan atau diuraikan secara panjang lebar.

Bab IV Pembahasan

Menguraikan isi dan hasil dari penelitian serta pemaparan data. Bab inilah yang menjadi inti dari penulisan Karya Tulis Ilmiah.

(16)

Rizky Kurniawan, 2014

Metode Perolehan Konsep Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada bab ini penulis bukanlah meresume isi dari bab pembahasan akan tetapi membangun kesimpulan dari keseluruhan karya tulisnya.

Daftar Pustaka

(17)

Rizky Kurniawan, 2014

Metode Perolehan Konsep Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau PTK. Ada dua alasan peneliti memilih metode penelitian PTK. Pertama, karena PTK mampu menjaga keseimbangan antara kebijakan kurikulum yang bersifat politis dan sentralistis dengan kebutuhan guru di kelas yang bersifat otonom. Kedua, karena adanya pertimbangan dana, tenaga dan waktu sehingga peneliti memilih metode penelitian yang dirasa cukup efektif dan efisien dalam pelaksanaannya. Berikut akan disajikan definisi PTK menurut para ahli.

1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Berikut ini akan disajikan tujuh definisi tentang penelitian tindakan. Definisi pertama oleh Rapoport (Hopkins, 2011: 87), yang menyatakan bahwa penelitian tindakan:

Bertujuan untuk memberikan kontribusi langsung pada problem-problem parktis masyarakat dalam situasi-situasi problem-problematik dan tujuan-tujuan ilmu sosial dengan turut berkolaborasi (bersama masyarakat) dalam kerangka etis yang disepakati antarsatu sama lain.

Definisi kedua diberikan oleh Kemmis (Wiriaatmadja, 2012: 12), yang menjelaskan bahwa:

Penelitian tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) Kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini dan c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.

(18)

Rizky Kurniawan, 2014

Metode Perolehan Konsep Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Merupakan studi sistematis yang dilaksanakan oleh sekelompok partisipan untuk meningkatkan praktik pendidikan dengan tindakan-tindakan praktis mereka sendiri dan refleksi mereka terhadap pengaruh dari tindakan itu sendiri.

Sederhananya, penelitian tindakan merupakan cara yang digunakan sekelompok orang untuk mengorganisasi kondisi-kondisi yang di dalamnya mereka dapat belajar dari pengalamannya sendiri.

Penelitian tindakan merupakan uji coba gagasan dalam bentuk praktik dengan harapan agar mampu mengembangkan atau mengubah sesuatu, mencoba memberikan pengaruh nyata terhadap situasi tertentu.

Definisi keempat berasal dari Elliot (Hopkins, 2011: 88), dengan penekanan kata-kata sebagaimana dalam buku asli:

Penelitian tindakan dapat didefinisikan sebagai ‘penelitian terhadap situasi sosial dengan tujuan meningkatkan kualitas tindakan di

dalamnya’. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pertimbangan praktis tentang situasi-situasi konkret, dan validitas teori-teori atau hipotesis-hipotesis yang dihasilkannya tidak terlalu bergantung pada uji kebenaran saintis, karena tujuan utamanya adalah membantu masyarakat agar dapat bertindak lebih cerdas dan mahir. Dalam penelitian-tindakan, teori-teori tidak divalidasi secara bebas dan kemudian diaplikasikan ke dalam praktik. Lebih dari itu, penelitian tindakan divalidasi melalui praktik itu sendiri.

Selain definisi di atas Hopkins (Hasan et al., 2011: 72), sendiri pernah

mengartikan PTK sebagai „kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk

meningkatkan kualitas mengajarnya atau kualitas mengajar teman sejawat atau untuk menguji asumsi-asumsi dari teori-teori pendidikan dalam praktiknya di

kelas‟.

(19)

Rizky Kurniawan, 2014

Metode Perolehan Konsep Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang bertujuan untuk menguji sebuah teori atau hipotesis dan hasilnya dapat berdampak positif bagi masyarakat, guru, siswa dan sekolah.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 4 Bandung. SMA Negeri 4 Bandung berlokasi di jalan Gardujati nomor 20 RT 01/RW 06, Kelurahan Kebon Jeruk Kecamatan Andir. Kolaborator peneliti dalam penelitian adalah Ibu Tini Igrawati, S. Pd selanjutnya di sebut TI, beliau selaku pembimbing lapangan, guru mitra dan guru mata pelajaran Sejarah di kelas XI program IPA dan IPS.

Adapun subjek penelitian yang dipilih peneliti adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Bandung. Kelas XI IPS 2 berjumlah 46 dan merupakan kelas dengan jumlah terbanyak di antara kelas XI lainnya. Jumlah siswa di kelas ini terdiri atas 22 orang siswa laki-laki dan 24 orang siswa perempuan.

Alasan mengapa kelas XI IPS 2 dipilih sebagai subjek penelitian adalah karena kelas ini sesuai dengan kriteria penelitian. Siswa tampak menguasai dan mendalami pelajaran akan tetapi banyak pula diantara siswa yang tidak menghubungkan antara fakta-fakta yang mereka pelajari di kelas dan sistem ide yang lebih luas. Walaupun mengembangkan berbagai cara pikir merupakan tujuan penting dalam pendidikan, siswa sering kali tidak belajar untuk menerjemahkan atau menerapkan fakta-fakta dan ide-ide yang mereka pelajari di kelas dalam rangka memahami pengalaman mereka pada kehidupan sehari-hari.

(20)

Rizky Kurniawan, 2014

Metode Perolehan Konsep Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

XI IPS 2 yang dipilih peneliti. Mereka merupakan para siswa dengan kompleksitas cara belajar yang unik dengan keterampilan berfikir yang cukup tinggi. Hanya saja mereka mengalami kesulitan dalam memahami karakteristik ide atau konsep yang lebih luas dari setiap pokok materi pelajaran. Untuk alasan inilah peneliti berupaya membantu para siswa di kelas XI IPS 2 dalam mengembangkan pemahaman mereka melalui metode perolehan konsep.

C. Model Penelitian

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral penelitian tindakan Kemmis dan McTaggart.

Gambar 3.1 Spiral Penelitian Tindakan Kemmis dan McTaggart

(21)

Rizky Kurniawan, 2014

Metode Perolehan Konsep Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Rencana

Kegiatan perencanaan diantaranya mengadakan stimulus bagi siswa, menyusun strategi pengajaran yang sesuai dengan kurikulum, serta menyusun pertanyaan-pertanyaan untuk mendorong siswa lebih mengeksplorasi jawaban atas pertanyaannya sendiri.

2. Aksi

Mencoba pertanyaan-pertanyaan yang dapat melejitkan siswa untuk memperjelas apa yang mereka maksud serta apa yang menarik baginya.

3. Observasi

Memberikan angket dalam bentuk pertanyaan essai, menganalisis jawaban siswa dan mencatat kesan-kesan dalam catatan lapangan atau diari.

4. Refleksi

Merefleksi kendala-kendala yang terjadi saat observasi berlangsung, misalnya questioning penelitian yang terganggu oleh keharusan untuk terus mengontrol harapan-harapan siswa.

Alasan pemilihan terhadap model penelitian Kemmis sebenarnya bukan karena pertimbangan bahwa suatu model penelitian lebih dinamis dalam pola penelitiannya atas model lain. Sebagaimana dijelaskan oleh Mertler (2011: 27), di mana secara pribadi ia menganggap pilihan terhadap model tidaklah terlalu penting, karena ia memandang bahwa setiap model pada dasarnya merupakan variasi dari teknik yang sama. Alasan terpenting mengapa model Kemmis ini dijadikan sebagai model dalam penelitian juga karena kritik dan pertimbangan Dave Ebbutt atas model Kemmis dan McTaggart. Ebbutt (Hopkins, 2011: 94), mengomentari kelebihan dalam model tersebut sebagai berikut:

Tampaknya, bagi saya, Elliot keliru dalam satu aspek, yakni ketika ia menyiratkan bahwa Kemmis menyamakan peninjauan lapangan dengan sekadar penemuan-fakta. Diagram Kemmis jelas menunjukkan bahwa peninjauan lapangan terdiri dari diskusi, negosiasi, eksplorasi, kesempatan, penilaian kemungkinan-kemungkinan, dan pengujian kendala-kendala – singkatnya, ada beberapa elemen analisis dalam peninjauan lapangannya Kemmis.

(22)

Rizky Kurniawan, 2014

Metode Perolehan Konsep Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengumpulan data model Kemmis dan McTaggart juga disesuaikan dengan konteks lapangan atau kondisi ruang kelas. Kemmis tidak menjadikan modelnya sekadar penemuan-fakta tetapi juga peninjauan lapangan.

D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

Salah satu aspek pokok dalam penelitian tindakan kelas yang memang bersumber dari tradisi kualiatatif adalah sifat alaminya yang memiliki seting yang selalu dapat disesuaikan dengan penelitinya. Penelitian tindakan kelas tak dapat dipisahkan dari peran penting penelitinya yang menjadi instrumen tunggal yang fleksibel dan dapat menyesuaikan dirinya dengan perubahan kondisi ruang kelas. Peran tersebut tentu saja tak dapat tergantikan oleh instrumen manapun karena memang hanya manusia atau guru yang dapat benar-benar memahami kondisi dan karakteristik subjek yang ditelitinya. Hal tersebut senada dengan yang dinyatakan oleh Wiriaatmadja (2012: 96), bahwa PTK yang bertradisi kualitatif memberikan peran penting bagi peneliti untuk bersikap fleksibel terhadap kondisi ruang kelas. Selain guru sebagai instrumen pokok penelitian guru juga memerlukan alat bantu dalam melaksanakan penelitiannya. Berikut adalah instrumen yang peneliti gunakan untuk memperoleh data penelitian:

a. Lembar Observasi

(23)

Rizky Kurniawan, 2014

Metode Perolehan Konsep Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

telah ditetapkan sebelumnya oleh guru. Artinya, guru membuat seting terlebih dahulu dalam bentuk tabel tentang segala hal yang akan diamatinya dari siswa. Sementara pada observasi terbuka, observer hanya perlu secarik kertas tanpa perlu mempersiapkan daftar pengamatan yang telah disusun sebelumnya.

Tabel observasi terstruktur Mertler (2011: 157), ini bertujuan untuk menghindari subjektivitas dalam pengamatan dengan membangun kacamata dari dua arah yakni dengan menyiapkan tabel pembanding antara guru sebagai observer atau peneliti dengan guru lain sebagai pengamat pengajaran dan komentator.

Tabel 3.1 Observasi Terstruktur Observasi

Ke-3 Hari dan Jam

Deskripsi Kegiatan Komentar Guru Mitra

Waktu

Uraian kegiatan, kejadian atau perilaku guru maupun siswa

Komentar yang diberikan oleh guru mitra

b. Tes

Menurut Sudaryono et al. (2013: 63) “tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi atau tugas yang harus

dilaksanakan oleh orang yang dites”. Tes digunakan untuk mengukur sejauh

(24)

Rizky Kurniawan, 2014

Metode Perolehan Konsep Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Karena yang menjadi fokus tujuan dari penelitian ini adalah pemahaman maka tes yang hendak digunakan adalah tes uraian dan tes kinerja. Tes uraian digunakan sebagai penilaian atas pemahaman siswa karena lebih mampu memberikan detail jawaban kepada guru mengenai parmasalahan, konsep ataupun fakta sejarah yang kurang dipahami oleh siswa. Guru dapat mengecek pemahaman siswa melalui tes berbasis pertanyaan oral, representasi visual dalam bentuk peta konsep maupun tes kinerja (performance test) atau yang lebih dikenal dengan asesmen kinerja (Zainul, 2001: 3). Tes ini berbeda dengan tes baku yang didasarkan hanya pada prinsip-prinsip validitas dan reliabilitas. Tes kinerja atau asesmen kinerja banyak melibatkan keadilan, kemanfaatan serta akurasi suatu pengukuran hasil belajar. Berikut merupakan contoh lembar penilaian guru terhadap asesmen kinerja siswa yang disarankan oleh Wiggins dan McTighe (2012: 441 - 442):

Tabel 3.2 Desain Penilaian terhadap Pemahaman dan Asesmen Kinerja Siswa Materi Ajar

Revolusi Perancis dan Pengaruhnya terhadap Indonesia

Tujuan Pembelajaran

Pemahaman Siswa

Siswa dikatakan memahami jika dapat:

Pertanyaan esensial yang diberikan guru untuk mengecek

pemahaman siswa saat

berlangsungnya pembelajaran: Respon jawaban dan aktivitas siswa ketika di kelas

1. ………

2. ………

3. ………

4. ………

Tugas performa yang diberikan oleh guru:

Aspek yang dinilai dari tugas performa siswa:

(25)

Rizky Kurniawan, 2014

Metode Perolehan Konsep Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk memastikan bahwa lembar penilaian di atas objektif guru dapat melengkapi tabel di atas dengan rubrik penilaian sebagaimana yang disarankan Zainul (2001: 24), yang nantinya dapat dijadikan standar bagi guru dalam memberikan penilaian. Berikut merupakan contoh rubrik analitik penilaian terhadap kinerja siswa:

Tabel 3.3 Rubrik Analitik

Skor Relasional Ketepatan Kerapihan

A

Garis konsep yang dibuat relasional atau saling berhubungan antar konsepnya

Tidak membuat garis-garis konsep lain yang tidak tepat dan tidak saling

berhubungan

Membuat garis lurus dengan penggaris dan tidak terdapat pengkoreksian

B

Garis konsep yang dibuat relasional atau saling berhubungan antar konsepnya

Tidak membuat garis-garis konsep lain yang tidak tepat dan tidak saling

berhubungan

Membuat garis lurus tidak dengan penggaris tetapi langsung

membuat garis-garis tidak lurus dan banyak terdapat

pengkoreksian

C

Garis konsep yang dibuat relasional atau saling berhubungan antar konsepnya

Membuat beberapa garis tambahan antar konsep yang tidak saling berhubungan

Membuat garis lurus tidak dengan penggaris tetapi langsung

membuat garis-garis tidak lurus dan banyak terdapat

pengkoreksian

D

Garis konsep yang dibuat tidak relasional antara konsep satu dengan konsep lainnya

Membuat beberapa garis tambahan antar konsep yang tidak saling berhubungan

Membuat garis lurus tidak dengan penggaris tetapi langsung

membuat garis-garis tidak lurus dan banyak terdapat

(26)

Rizky Kurniawan, 2014

Metode Perolehan Konsep Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Teknik Pengumpulan Data

Di atas telah diuraikan beberapa instrumen observasi yang akan digunakan dalam penelitian, kali ini peneliti akan menguraikan beberapa teknik dalam menggunakan instrumen tersebut. Wiggins dan McTighe (2012: 414 - 416), menyarankan bahwa untuk mengecek pemahaman siswa diperlukan beberapa teknik untuk mengujinya yakni esai satu menit, representasi visual, pertanyaan oral dan pemeriksaan kesalahpahaman.

Tabel 3.4 Teknik untuk Mengecek Pemahaman Siswa Esai Satu Menit

Pada akhir ringkasan dari sebuah pelajaran, mintalah siswa untuk menuliskan sebuah esai singkat yang merangkum pemahaman mereka akan ide utama atau ide yang disajikan.

Representasi Visual

Mintalah siswa untuk membuat representasi visual (misalnya web, peta konsep, diagram alur atau garis waktu) untuk menunjukkan unsur-unsur atau komponen dari suatu topik atau proses. Teknik ini efektif untuk mengungkapkan apakah siswa memahami hubungan antara berbagai elemen.

Pertanyaan Oral

Gunakan pertanyaan-pertanyaan berikut dan selidiki lebih lanjut untuk memeriksa kesalahpahaman siswa:

Apa dampaknya jika. . .?

Mengapa hal tersebut berhubungan? Apa yang akan terjadi jika. . .? Apa pendapatmu tentang. . .?

Apa yang dapat kalian simpulkan dari. . .? Di mana letak permasalahannya. . .? Apa cirinya?

Apa kamu setuju? Mengapa kamu setuju? Coba terangkan!

Apa yang dimaksud dengan. . .? Apa buktinya?

Pemeriksaan Kesalahpahaman

Tanyakan pada siswa apakah mereka setuju atau tidak setuju dan amati bagaimana mereka memberikan responnya.

(27)

Rizky Kurniawan, 2014

Metode Perolehan Konsep Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebelum seluruh kegiatan penelitian dilaksanakan, sebenarnya terdapat kegiatan yang perlu dilaksanakan oleh guru yakni observasi kelas. Observasi kelas ditujukan agar observer dapat mengenal lebih dalam subjek dan observed yang hendak diobservasinya sebelum dilaksanakannya penelitian tindakan kelas. Adapun langkah-langkah dalam observasi kelas, menurut Hopkins (2011: 136 - 137), terdiri atas tiga tahapan yakni rapat Planning – Observasi Kelas – Diskusi Feedback. Selanjutnya ketiga tahap siklus observasi ini dikenal dengan

istilah “siklus observasi tiga tahap”.

Gambar 3.2 Siklus Observasi Tiga Tahap

Ketiga tahap siklus observasi pra penelitian di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Perencanaan atau rapat planning, observer bersama guru merencanakan waktu, metode pembelajaran serta pokok bahasan yang akan dikembangkan di kelas.

Rapat Planning

Observasi Kelas Diskusi

(28)

Rizky Kurniawan, 2014

Metode Perolehan Konsep Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Observasi kelas dilaksanakan oleh guru dan observer, pada tahap ini observer hanya mengamati jalannya pembelajaran, menulis dan mengamati kelebihan dan kekurangan yang akan dijadikan acuan saat melaksanakan penelitian.

c. Diskusi Feedback dilaksanakan setelah guru selesai mengadakan pembelajaran di kelas. Barulah setelah itu guru bersama observer berdiskusi mengenai kelebihan dan kekurangan yang observer temukan saat berlangsungya pembelajaran setelah itu observer bersama guru menyepakati waktu pelaksanaan penelitian.

Setelah melaksanakan observasi pra penelitian barulah peneliti dapat melaksanakan penelitiannya. Adapun tahap-tahap penelitian kelas menurut Hopkins (2011: 225) terdiri atas empat tahap yakni; Pengumpulan Data, Validasi, Interpretasi dan Tindakan.

1. Pengumpulan Data

Langkah pertama dalam penelitian kelas adalah mengumpulkan data. Pada tahap ini peneliti berupaya mengumpulkan data melalui instrumen penelitian yang telah dipersiapkan sebelumnya yakni Lembar Observasi Terbuka dan Terstruktur serta Tes.

2. Validasi

Langkah kedua dalam proses penelitian berhubungan dengan validasi hipotesis-hipotesis yang di dalamnya meliputi analisis data. Untuk mengetahui apakah suatu data benar-benar valid peneliti menggunakan teknik trianggulasi. Teknik ini menurut Elliot dan Adelman (Hopkins, 2011: 228), merupakan

„teknik pengumpulan data tentang situasi pengajaran tertentu yang melibatkan

(29)

Rizky Kurniawan, 2014

Metode Perolehan Konsep Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah data terkumpul dan valid barulah data dianalisis. Ada dua teknik analisis data yang peneliti gunakan dalam menganalisis data yakni:

a. Analisis Induktif

Teknik analisis yang peneliti gunakan adalah teknik pengkodean analisis induktif. Teknik ini peneliti gunakan untuk menganalisis data pada lembar observasi terbuka dengan cara memberi kode catatan pada setiap kegiatan yang peneliti lakukan selama observasi penelitian. Tujuan dari teknik pengkodean ini adalah memudahkan peneliti dalam menganalisis, menyusun dan mengorganisasikan data yang begitu berlimpah melalui penyeleksian.

b. Analisis Asesmen Kinerja

Selanjutnya, untuk menganalisis data yang peneliti temukan dari lembar observasi terstruktur yakni dengan menganalisis asesmen kinerja siswa. Pada teknik inilah peneliti sering kali terjebak dalam subjektivitas penilaian. Untuk menghindari hal tersebut peneliti mengembangkan rubrik penilaian yang sekaligus dapat dijadikan alat bagi peneliti dalam menganalisis asesmen kinerja siswa berdasarkan standar yang telah ditetapkan dalam rubrik penilaian tersebut.

3. Interpretasi

Langkah ketiga dalam proses penelitian adalah interpretasi. Pada tahap inilah peneliti berupaya untuk menghindari subjektivitasnya dalam menafsirkan data berlimpah yang telah dianalisis. Pada tahap ini pula peneliti berupaya untuk menghubungkan antara teori, rumusan masalah dan hasil penelitian sebelumnya dengan keseluruhan data yang telah peneliti peroleh dan telah dianalisis.

(30)

Rizky Kurniawan, 2014

Metode Perolehan Konsep Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(31)

Rizky Kurniawan, 2014

Metode Perolehan Konsep Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah menguraikan penelitian yang telah dilaksanakan barulah peneliti membuat kesimpulan berdasarkan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Adapun kesimpulan yang peneliti buat, tentunya mengacu pada aspek pokok permasalahan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya dalam rumusan masalah. Permasalahan penelitian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut; Pertama, bagaimana merencanakan pembelajaran sejarah yang bertujuan mengembangkan pemahaman siswa dengan menggunakan metode perolehan konsep. Kedua, bagaimana melaksanakan pembelajaran sejarah yang bertujuan mengembangkan pemahaman siswa melalui metode perolehan konsep. Ketiga, apakah metode perolehan konsep cukup efektif dalam mengembangkan pemahaman siswa. Keempat, bagaimana mengatasi kendala yang muncul saat menerapkan metode perolehan konsep yang bertujuan mengembangkan pemahaman siswa.

Permasalahan pertama dalam penelitian adalah bagaimana peneliti mampu merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan metode yang telah dipersiapkan dan disesuaikan pula dengan tingkat perkembangan siswa. Tahap perencanaan memberikan gambaran kepada peneliti tentang apa yang harus dan tak harus dilaksanakan sebelum dimulainya observasi. Baik pada siklus I, II, III dan IV perencanaan selalu disertai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan oleh peneliti dan disetujui oleh guru mitra. Selain itu pada tahap perencanaan, peneliti juga berupaya dalam menyeleksi materi-materi yang harus disesuaikan dengan tujuan instruksional umum dan instruksional khusus.

(32)

Rizky Kurniawan, 2014

Metode Perolehan Konsep Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berupaya mengembangkan pemahaman siswa melalui proses pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dalam tiga pembelajaran konsep yakni relational concept pada siklus I, disjunctive concept pada siklus II dan conjuctif

concept pada siklus III. Sementara pada siklus IV peneliti melaksanakan

pembelajaran kelompok. Pembelajaran kelompok pada siklus IV bertujuan bukan hanya untuk menghindari kesamaan hasil tugas performa siswa tetapi juga membaurkan siswa agar mereka bertukar konsep yang mereka pahami bersama temannya.

Permasalahan ketiga mengenai efektivitas metode perolehan konsep dalam mengembangkan pemahaman siswa. Sebenarnya tidak ada ukuran tentang seberapa efektif metode pembelajaran konsep terhadap perkembangan pemahaman siswa, namun peneliti dapat melihat hal tersebut berdasarkan nilai rata-rata siswa yang terbukti mengalami perkembangan yang konsisten setelah dilaksanakannya tindakan II hingga tindakan IV. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode perolehan konsep cukup efektif dalam mengembangkan pemahaman siswa.

(33)

Rizky Kurniawan, 2014

Metode Perolehan Konsep Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

aktivitas verbal dan mulai mengecek aktivitas dan pemahaman siswa saat siswa mengerjakan tugas performanya. C) Guru dapat menuliskan semua jawaban siswa dalam lembar observasi terstruktur atau menuliskan setiap aktivitas kelas dalam catatan analisis induktif. Selanjutnya guru hanya tinggal memilah dan menganalisis jawaban dari tiap-tiap siswa. D) Guru dapat menyesuaikannya dengan tujuan pembelajaran dan menghubungkannya dengan tahapan dalam metode perolehan konsep.

B. Saran

(34)

Rizky Kurniawan, 2014

Metode Perolehan Konsep Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Anderson, L. W. et al. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: A

Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. New York: Addison

Wesley Longman Inc. Diterjemahkan oleh Prihantoro, A. (2010). Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arends, R. I. (2007). Learning to Teach. New York: McGraw Hill Compenies. Diterjemahkan oleh Soetjipto, H. P. dan Soetjipto, S. M. (2008). Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dewantara, K. H. (1962). Karya Ki Hajar Dewantara. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.

Eggen, P. and Kauchak, D. (2012). Strategic and Models for Teachers: Teaching Content and Thinking Skills. Boston: Pearson Education Inc. Diterjemahkan

oleh Wahono, S. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: Indeks.

Hasan, S. H., Kusumaryani, Y. dan Ma’mur, T. (2011). Penelitian Pendidikan Sejarah. Bandung: Jurusan Pendidikan Sejarah.

Hill, W. F. (1990). Learning: A Survey of Psychology Interpretations. Tk: Harper Collins. Diterjemahkan oleh Khozim, M. dan Prihatmoko, A. (2012). Teori-teori Pembelajaran. Bandung: Nusa Media.

(35)

Rizky Kurniawan, 2014

Metode Perolehan Konsep Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Joyce, B., Weil, M. and Calhoun, E. (Tt). Models of Teaching. New Jersey: Pearson Education Inc. Diterjemahkan oleh Fawaid, A. dan Mirza, A. (2011). Model-model Pengajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mertler, C. A. (Tt). Action Research. California: SAGE. Diterjemahkan oleh Daryatno. (2011). Mengembangkan Sekolah dan Memberdayakan Guru. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Santoso, S. (2011). Mastering SPSS Versi 19. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Seifert, K. (1983). Educational Psychology. Boston: Houghton Mifflin Company. Diterjemahkan oleh Anas, Y. (2012). Pedoman Pembelajaran dan Instruksi Pendidikan. Yogyakarta: IRCiSoD.

Silver, H. F., Strong, R. W. and Perini, M. J. (2007). The Strategic Teacher Selecting the Right Research Based Strategy for Every Lesson. Alexandria: ACSD.

Diterjemahkan oleh Tjo, E. (2012). Strategi-strategi Pengajaran. Jakarta: Indeks.

Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Jakarta: Ombak.

Sudaryono, Margono, G. dan Rahayu, W. (2013). Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugono, D. et al. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: DEPDIKNAS.

Wiggins, G. and McTighe, J. (2005). Understanding by Design. Alexandria: ACSD. Diterjemahkan oleh Widjaya, F. D. (2012). Pengajaran Pemahaman melalui Disain. Jakarta: Indeks.

(36)

Rizky Kurniawan, 2014

Metode Perolehan Konsep Untuk Mengembangkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Zainul, A. (2001). Alternative Assesment. Bandung: Depdiknas.

Sumber Jurnal

Puspita, N. G., Widodo, A. dan Hidayat, T. (2008). “Penggunaan Multimedia Interaktif pada Pembelajaran Konsep Reproduksi Hewan untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Genetik Siswa Kelas IX”. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA. 2, (3), 279-290.

Jantimala., Widodo, A. dan Saefudin. (2007). “Pembelajaran Konsep Sistem Koordinasi dengan Memanfaatkan Portofolio Siswa”. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA. 1, (2), 135-144.

Gambar

Tabel
Gambar 3.1 Spiral Penelitian Tindakan Kemmis dan McTaggart
Tabel 3.1 Observasi Terstruktur
Tabel 3.2 Desain Penilaian terhadap Pemahaman dan Asesmen Kinerja Siswa
+3

Referensi

Dokumen terkait

Mangkunegara, Anwar Prabu, (2000), Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan , Cetakan Kedua, Remaja Rosdakarya Offset, Bandung.. Mathis dan Jackson, (2002), Manajemen

(1) Dalam hal langkah-langkah penertiban dan pendayagunaan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, 16, 17, 18 dan Pasal 19, Pemegang Hak Atas Tanah atau pihak yang telah

Dengan dikeluarkannya surat pemberitahuan ini maka nama paket pekerjaan yang berlaku pada paket. pekerjaan yang dimaksud adalah dengan nama “ Pengawasan Pembangunan Penahan

Koordinasi di bidang Statistik dilaksanakan antara Pemerintah Kota Semarang dengan Badan Pusat Statistik (BPS), sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997

Masalah yang terjadi yaitu karyawan merasa kesempatan untuk mendapatkan promosi sangat sedikit yang diberikan perusahaan dan mengalami penurunan dari tahun 2013-2015, hal

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Batang sebagai salah satu perangkat Satuan Organisasi Pemerintah di Kabupaten Batang, dalam rangka

metode dempster shafer menghasilkan nilai persentase peluang terkena cerebral palsy dengan tingkat akurasi terhadap fakta sebesar 41%, sedangkan metode bayes menentukan level

McCormack, Jack C., 2003, “Desain Beton Bertulang”, Penerbit Erlangga, Jakarta.. Unnikhrisna and Menon, Devdas, 2003, “Reinforced