• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MICROSOFT OFFICE POWERPOINT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN: Studi Deskriptif Analitis di SMA Negeri 2 Cimahi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MICROSOFT OFFICE POWERPOINT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN: Studi Deskriptif Analitis di SMA Negeri 2 Cimahi."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MICROSOFT OFFICE POWERPOINT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

(Studi Deskriptif Analitis di SMA Negeri 2 Cimahi)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Muhammad Adryan

0906435

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

Penggunaan Microsoft Office PowerPoint sebagai Media

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

(Studi Deskriptif Analitis di SMA Negeri 2 Cimahi)

Oleh

Muhammad Adryan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Muhammad Adryan 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Muhammad Adryan 0906435

PENGGUNAAN MICROSOFT OFFICE POWERPOINT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

(Studi Deskriptif Analitis di SMA Negeri 2 Cimahi)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I

Prof.Dr. H. Endang Danial AR, M.Pd NIP. 19500502 197603 1 002

Pembimbing II

Dr. Prayoga Bestari, M.Si NIP. 19750414 200501 1 001

Diketahui oleh,

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan,

(4)

Skripsi ini telah diuji pada

Hari, Tanggal : Rabu, 30 Oktober 2013

Tempat : Gedung FPIPS UPI Bandung

Panitia Ujian Terdiri dari

1. Ketua :

Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 001 2. Sekretaris :

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed NIP. 19630820 198803 1 001

3. Penguji : 3.1

Prof. Dr. H. Aim Abdulkarim, M.Pd NIP. 19590714 198601 1 001 3.2

Drs. Rahmat, M.Si

NIP. 19580915 198603 1 003 3.3

(5)

ii

ABSTRAK

Muhammad Adryan (0906435), PENGGUNAAN MICROSOFT OFFICE POWERPOINT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Deskriptif Analitis di SMA Negeri 2 Cimahi).

Dengan kemajuan teknologi di berbagai bidang misalnya dalam teknologi komunikasi dan informasi, media pembelajaran memiliki posisi sentral dalam proses belajar dan bukan semata-mata sebagai alat bantu. Media pembelajaran memainkan peran yang cukup penting untuk mewujudkan kegiatan belajar menjadi lebih efektif dan efisien. Salah satu bentuk pembelajaran yang berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah pembelajaran berbasis multimedia presentasi. Pembelajaran berbasis multimedia presentasi adalah kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) secara bersamaan.

Microsoft Office PowerPoint merupakan salah satu perangkat lunak yang

memungkinkan presentasi dikemas dalam bentuk multimedia yang dinamis dan sangat menarik.

Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan PowerPoint sebagai media pembelajaran PKn, proses kegiatan belajar mengajar PKn dengan menggunakan PowerPoint, kelebihan dan kelemahan PowerPoint sebagai media Pembelajaran PKn, serta hambatan dalam penggunaan PowerPoint dalam pembelajaran PKn dan upaya mengatasi kendala tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, sedangkan metode penelitiannya adalah metode deskriptif, teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Penelitian ini dilakukan di SMAN 2 Cimahi dengan subjek penelitian adalah Guru PKn, Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, dan Peserta Didik Kelas X IPA 7.

(6)

iii

ABSTRACT

Muhammad Adryan (0906435), USE AS A MEDIA MICROSOFT OFFICE POWERPOINT CITIZENSHIP EDUCATION LEARNING (Descriptive Analytical Study in SMAN 2 Cimahi).

With the advancement of technology in various fields, for example in communication and information technology, instructional media have a central position in the learning process and not merely as a tool. Instructional media plays an important role to realize the learning activities become more effective and efficient. One form of learning that is based on Information and Communication Technology is a multimedia presentation based learning. Presentation of multimedia-based learning is a learning activity that utilizes the computer to create and combine text, graphics, audio, moving images (video and animation) simultaneously. Microsoft Office PowerPoint is a presentation software that enables multimedia packaged in the form of a very dynamic and interesting.

Accordingly, this study aims to examine the use of PowerPoint as a learning medium Civics, Civics learning process by using PowerPoint, PowerPoint strengths and weaknesses as a Civics Lesson media, as well as obstacles in the use of PowerPoint in teaching Civics and efforts to overcome these obstacles. The approach used in this study is qualitative, while the research is descriptive method, the technique of collecting data through interviews, observation, and study documentation. This research was conducted at SMAN 2 Cimahi with research subjects are Civics Teacher, Vice Principal of Infrastructure, Deputy Head of Curriculum, and Students Class X Science 7.

(7)

vi

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian... 10

E. Struktur Organisasi Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Tinjauan Tentang Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi 1. Konsep Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 29

2. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan ... 29

3. Pemanfaatan Komputer sebagai Media Pembelajaran ... 30

4. Pembelajaran Berbasis Multimedia Presentasi ... 32

5. PowerPoint sebagai Media Pembelajaran ... 36

C. Tinjauan Tentang Pendidikan Kewarganegaraan 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ... 39

2. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan ... 43

3. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan ... 47

(8)

vii

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 51

B. Metode dan Pendekatan Penelitian ... 52

C. Definisi Operasional ... 56

D. Teknik Pengumpulan Data

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Data Reduction (Reduksi Data) ... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Profil SMA Negeri 2 Cimahi ... 73

2. Visi dan Misi SMA Negeri 2 Cimahi ... 74

3. Struktur Organisasi SMA Negeri 2 Cimahi ... 75

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 82

C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pemanfaatan Microsoft Office PowerPoint sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 104

2. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan Menggunakan Media Pembelajaran ... 109

(9)

viii

Pembelajaran Pkn dan Upaya Mengatasi Kendala Tersebut... 125

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 128

1. Kesimpulan umum ... 128

2. Kesimpulan khusus ... 128

B. Saran ... 130

(10)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Subjek Penelitian ... 52 Tabel 3.2. Perbedaan Istilah dalam Pengujian Keabsahan Data antara Metode Kualitatif dan Kuantitatif ... 68 Tabel 4.1. Daftar Nama Anggota Kelompok Peserta Didik... 90 Tabel 4.2. Triangulasi dengan Teknik Pengumpulan Data

Pemanfaatan PowerPoint sebagai Media Pembelajaran ... 105 Tabel 4.3. Triangulasi dengan Sumber Pengumpulan Data

Pemanfaatan PowerPoint sebagai Media Pembelajaran ... 108 Tabel 4.4. Triangulasi dengan Teknik Pengumpulan Data

Perencanaan Pembelajaran PKn dengan Media PowerPoint ... 110 Tabel 4.5. Triangulasi dengan Teknik Pengumpulan Data

Pelaksanaan Pembelajaran PKn dengan Media PowerPoint ... 114 Tabel 4.6. Triangulasi dengan Sumber Pengumpulan Data

Kelebihan PowerPoint sebagai Media Pembelajaran PKn ... 119 Tabel 4.7. Triangulasi dengan Teknik Pengumpulan Data

Kelebihan PowerPoint sebagai Media Pembelajaran PKn... 121 Tabel 4.8. Triangulasi dengan Teknik Pengumpulan Data

Kekurangan PowerPoint sebagai Media Pembelajaran PKn ... 123 Tabel 4.9. Triangulasi dengan Teknik Pengumpulan Data

Kendala dalam pelaksanaan pembelajaran PKn dengan

Media PowerPoint ... 125

Tabel 4.10 Triangulasi dengan Sumber Pengumpulan Data

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Konsep Multimedia ... 4

Gambar 1.2. Unsur-Unsur Multimedia yang Dapat Diintegrasikan PowerPoint ... 5

Gambar 1.3. Respon Siswa Terhadap Penggunaan PowerPoint sebagai Media Pembelajaran Pkn... 7

Gambar 2.1. Klasifikasi Media Pembelajaran... 27

Gambar 2.2. Kerja Sistem dalam Sebuah Unit Komputer ... 31

Gambar 2.3. Konsep Multimedia ... 33

Gambar 2.4. Unsur-Unsur Multimedia yang Dapat Diintegrasikan Melalui Media PowerPoint ... 35

Gambar 2.5. Tampilan Utama Microsoft Office PowerPoint 2007 ... 37

Gambar 2.6. Prosedur Pengembangan Multimedia Presentasi PowerPoint ... 38

Gambar 3.1. Triangulasi berdasarkan Sumber Data ... 69

Gambar 3.2. Triangulasi berdasarkan Teknik Pengumpulan Data ... 70

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini telah terjadi pergeseran paradigma dalam pembelajaran ke arah

paradigma konstruktivisme. Sebagaimana dikemukakan oleh Rusman dan Dewi

(2009 : 174) menurut pandangan konstruktivisme, pembelajaran adalah kegiatan

guru memfasilitasi dan membimbing siswa berpikir, agar siswa dapat

mengembangkan konsep dan pengertian tentang sesuatu sebagai hasil konstruksi

aktif siswa sendiri melalui pengalaman yang sesuai dengan situasi dunia nyata

siswa (kontekstual).

Menurut pandangan konstruktivisme, pengetahuan tidak begitu saja bisa

ditransfer oleh guru ke pikiran siswa, tetapi pengetahuan itu dikonstruksi di dalam

pikiran siswa itu sendiri. Guru bukan merupakan satu-satunya sumber belajar bagi

siswa atau teacher centered, tetapi yang lebih diharapkan saat ini bahwa

pembelajaran tersebut berpusat pada siswa atau student centered. Dalam kondisi

tersebut guru lebih banyak berfungsi sebagai fasilitator pembelajaran, jadi siswa

sebaiknya secara aktif berinteraksi langsung dengan sumber belajar.

Bertitik tolak pada kenyataan tersebut pada hakikatnya pembelajaran

merupakan proses komunikasi, yaitu proses penyampaian suatu pesan dalam hal

ini yaitu materi pembelajaran melalui media kepada penerima pesan yaitu murid.

Namun ada kalanya proses komunikasi tersebut menemukan hambatan. Hambatan

ini bisa saja disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya adanya hambatan

psikologis (seperti: minat, sikap, kepercayaan, inteligensi, dan pengetahuan),

adapula hambatan fisik berupa kelelahan, keterbatasan daya alat indera, dan

kondisi kesehatan siswa, dan juga hambatan lingkungan yaitu hambatan yang

ditimbulkan oleh situasi dan kondisi keadaan sekitar.

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah

(13)

satu sama lain. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan

mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, walaupun masih ada

berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media. Meskipun

demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran

adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan

lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru (Arsyad, 2010 : 15)

Begitu banyak manfaat yang didapatkan dalam penggunaan media

pembelajaran, Hamalik (1986) dalam Arsyad (2010: 15) mengemukakan bahwa :

Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.

Selain dapat membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman, menyajikan data

secara menarik dan terpercaya, serta memudahkan penafsiran data, media

pembelajaran juga dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa.

Dengan kemajuan teknologi di berbagai bidang, misalnya dalam teknologi

komunikasi dan informasi pada saat ini, media pembelajaran memiliki posisi

sentral dalam proses belajar dan bukan semata-mata sebagai alat bantu. Media

pembelajaran memainkan peran yang cukup penting untuk mewujudkan kegiatan

belajar menjadi lebih efektif dan efisien. Dalam posisi seperti ini, penggunaan

media pembelajaran dikaitkan dengan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh

media, yang mungkin tidak mampu dilakukan oleh guru. Dengan kehadiran media

pembelajaran maka posisi guru bukan lagi sebagai satu-satunya sumber belajar,

tetapi sebagai fasilitator. Bahkan pada saat ini media telah diyakini memiliki

posisi sebagai sumber belajar yang menyangkut keseluruhan lingkungan di sekitar

siswa.

Memasuki era Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) seperti

(14)

kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang

diharapkan. Rusman et al. (2012: 5) mengungkapkan bahwa melalui TIK kita

dapat meningkatkan mutu pendidikan, yaitu dengan cara membuka lebar-lebar

terhadap akses ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dalam rangka

penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas. Terutama penerapan high tech dan

high touch approach.

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah memberikan kontribusi

terhadap terjadinya revolusi dalam berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan.

Eric Ashby (1972) dalam Rusman et al. (2012: 6) menyatakan bahwa dunia

pendidikan telah memasuki revolusinya yang kelima. Ia menjelaskannya sebagai

berikut.

“Revolusi pertama terjadi ketika orang menyerahkan pendidikan anaknya kepada seorang guru baik itu pada padepokan, paguron, pesantren dan sekolah. Revolusi kedua terjadi ketika digunakannya tulisan untuk keperluan pembelajaran. Melalui tulisan ini dapat membuka akses yang sangat luas, sehingga informasi dapat disimpan dan dipanggil kembali. Revolusi ketiga terjadi seiring dengan ditemukannya mesin cetak sehingga materi pembelajaran dapat disajikan melalui media cetak seperti buku teks, modul, majalah, dan lain-lain. Revolusi keempat terjadi ketika digunakannya perangkat elektronik dalam kegiatan pembelajaran, seperti radio, tape recorder, untuk pemerataan dan perluasan pendidikan. Revolusi kelima yaitu seperti saat ini, dengan pengemasan dan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam kegiatan pembelajaran, khususnya teknologi komputer dan internet untuk kepentingan peningkatan kegiatan pembelajaran”

Salah satu bentuk pembelajaran yang berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi adalah pembelajaran berbasis multimedia presentasi. Pembelajaran

berbasis multimedia presentasi adalah kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan

komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar

bergerak (video dan animasi) secara bersamaan. Multimedia adalah media

presentasi dengan menggunakan teks, audio dan visual sekaligus. Hofstteter

(2001) dalam Rusman et al. (2012: 296) menjelaskan tentang pengertian

(15)

“multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar gerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tools yang memungkinkan pemakai untuk melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi.”

Selanjutnya Rusman (2012: 71) mengungkapkan kelengkapan media dalam

teknologi multimedia melibatkan pendayagunaan seluruh pancaindera, sehingga

daya imajinasi, kreatifitas, fantasi dan emosi peserta didik berkembang kearah

yang lebih baik. Berbagai kajian telah menunjukan, bahwa proses pembelajaran

yang melibatkan lebih dari satu indera akan lebih efektif dibandingkan dengan

hanya satu indera saja. Pembelajaran yang disampaikanpun akan diingat lebih

lama.

Gambar 1.1 Konsep Multimedia

Sumber: Rusman, 2012: 71

Jika dilihat dari konsep Multimedia pada gambar 1.1 di atas, multimedia

dapat diartikan sebagai penggabungan beberapa media yang berbeda. Dalam

bidang pendidikan, dengan penggunaan konsep tersebut penyampaian bahan

pengajaran secara interaktif dapat mempermudah pembelajaran karena didukung

oleh berbagai aspek, seperti : animasi, teks, grafik, animasi, suara, gambar dan

video.

MULTIMEDIA ANIMASI

TEXT

SUARA GAMBAR

VIDEO

(16)

Saat ini teknologi pada bidang rekayasa komputer menggantikan peran

alat presentasi pada masa sebelumnya, salah satunya yaitu penggunaan perangkat

lunak perancang presentasi seperti Microsoft Office PowerPoint yang

dikembangkan oleh Microsoft Inc. Microsoft Office PowerPoint merupakan salah

satu perangkat lunak yang memungkinkan presentasi dikemas dalam bentuk

multimedia yang dinamis dan sangat menarik.

Gambar 1.2

Unsur-unsur multimedia yang dapat diintegrasikan melalui PowerPoint

Sumber: Rusman, 2012: 296

Microsoft Office PowerPoint merupakan sebuah program komputer untuk

presentasi yang dikembangkan oleh Microsoft Inc. Microsoft Office, meliputi

Microsoft PowerPoint, Microsoft Word, Excel, Access dan beberapa program

lainnya. Microsoft PowerPoint berjalan di atas komputer PC berbasis sistem

operasi Microsoft Windows dan juga Apple Macintosh yang menggunakan sistem

operasi Apple Mac OS, meskipun pada awalnya aplikasi ini berjalan diatas sistem

operasi Xenix. (Rusman et al. 2012 : 300)

Dalam penggunaannya sebagai media pembelajaran, Microsoft Office

PowerPoint termasuk kedalam pembelajaran berbasis multimedia presentasi.

Multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang bersifat

teoritis. Media ini cukup efektif sebab menggunakan multimedia projector yang

memiliki jangkauan pancar cukup besar. Kelebihan media ini adalah

menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik, MICROSOFT OFFICE

POWERPOINT Suara & Sound

File Microsoft Office; Excel, Word, Access

Teks Grafik & Tabel

(17)

dan sound menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi sesuai

dengan modalitas belajar siswa. Program ini dapat mengakomodasi siswa yang

memiliki tipe visual, auditif maupun kinestetik.

Didalam aplikasi Microsoft PowerPoint ini terdapat menu-menu yang

memungkinkan penggunanya untuk membuat presentasi yang menarik. Salah satu

menu yang terdapat dalam aplikasi PowerPoint yaitu dengan adanya slide, dimana

slide tersebut berfungsi untuk menampung pokok-pokok pembicaraan yang akan

disampaikan ke peserta didik. Begitu pula dengan adanya menu seperti : Front

Picture, Effect, Sound dan Animation yang mampu membuat sebuah slide dapat

terlihat lebih menarik.

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa penggunaan PowerPoint sebagai

media pembelajaran ini sudah banyak digunakan di sekolah, terutama di

sekolah-sekolah favorit yang berlomba-lomba untuk melengkapi sekolah-sekolahnya dengan

berbagai fasilitas penunjang kegiatan belajar mengajar. Begitu pula di SMA

Negeri 2 Cimahi yang notabene merupakan sekolah favorit di Kota Cimahi. SMA

Negeri 2 Cimahi juga sudah memfasilitasi sekolahnya dengan pengadaan

Projector di setiap ruangan kelas sehingga memudahkan guru untuk

menggunakan media PowerPoint.

Sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 45, yang menyatakan bahwa :

“setiap pendidikan formal dan non formal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik”.

Kemudian dalam penjelasannya ditegaskan bahwa : Pendidikan tidak mungkin

dapat terselenggara dengan baik bilamana para tenaga kependidikan maupun para

peserta didik tidak didukung oleh sumber belajar yang diperlukan untuk

penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar yang bersangkutan.

Berkaitan dengan penggunaan PowerPoint sebagai media pembelajaran,

(18)

media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari, termasuk guru

mata pelajaran PKn. Mereka beranggapan bahwa penggunaan Media PowerPoint

lebih mudah dan lebih efisien dalam pembuatannya. Seorang guru hanya perlu

membawa laptop atau Flash Disk ketika mengajar karena sekolah sudah

memfasilitasi semua ruangan belajar dengan projector dan juga satu unit

komputer untuk menunjang proses belajar mengajar yang menggunakan

presentasi PowerPoint. Selain itu mereka beranggapan dengan berbagai menu

yang terdapat PowerPoint membuat media tersebut dapat mencakup semua jenis

media pembelajaran, seperti Audio, Visual, dan Audio-Visual

Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti melakukan pra-penelitian yang

dilakukan di SMA Negeri 2 Cimahi pada tanggal 17 Juli 2013 dengan mengambil

sampel secara acak terhadap 50 orang siswa mengenai respon siswa terhadap

penggunaan PowerPoint sebagai media pembelajaran PKn. Hasil pra-penelitian

digambarkan dalam chart sebagai berikut.

Gambar 1.3

Respon siswa terhadap penggunaan PowerPoint sebagai media pembelajaran Pkn

Sumber : diolah oleh peneliti, 2013

Gambar 1.3 menggambarkan respon siswa terhadap penggunaan

PowerPoint sebagai media pembelajaran PKn, berdasarkan chart tersebut

sebanyak 25 orang siswa menyatakan setuju terhadap penggunaan PowerPoint

0

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak

Setuju

Respon siswa terhadap penggunaan

(19)

sebagai media pembelajaran Pkn, 17 siswa menyatakan sangat setuju dan 8 orang

lainnya menjawab netral. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebanyak

42 responden memberikan respon positif terhadap penggunaan media PowerPoint

sebagai media pembelajaran PKn.

Peneliti melakukan wawancara kepada siswa untuk menanyakan alasan

mereka menyetujui penggunaan PowerPoint pada pembelajaran PKn. Alasan

yang didapatkan dari siswa cukup beragam, diantaranya karena mereka

menganggap pelajaran PKn akan membosankan jika hanya dilakukan dengan

metode ceramah, sehingga dengan penggunaan PowerPoint guru dapat

memberikan contoh melalui gambar, grafik, bahkan video dalam setiap

pembelajaran. Masalah yang sering ditemui dalam proses pembelajaran PKn di

sekolah selama ini yaitu menyangkut kurangnya semangat dan motivasi belajar

siswa pada pelajaran PKn, guru sering terjebak dalam pemilihan media yang tepat

dengan metode maupun materi pembelajaran. Kesulitan tersebut membuat guru

cenderung menggunakan metode ceramah dan mengabaikan penggunaan media

pembelajaran sebagai alat bantu sehingga hal tersebut mengurangi semangat dan

motivasi siswa dalam belajar PKn.

Selain itu pada dasarnya motivasi siswa berbeda-beda dalam proses belajar

mengajar di sekolah. Menurut Hamalik dalam Arsyad 2010 : 15, pemakaian

media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan

keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan

kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psiklogis terhadap

siswa. Jadi, selain sebagai alat bantu dalam meningkatkan pemahaman siswa,

media pembelajaran juga mampu membangkitkan motivasi belajar siswa.

Mengingat pentingnya media dalam proses belajar mengajar dimana

berhubungan dengan peningkatkan motivasi belajar siswa terutama pada saat

menggunakan media PowerPoint, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “PENGGUNAAN MICROSOFT OFFICE

(20)

KEWARGANEGARAAN”, (Studi Deskriptif Analitis di SMA Negeri 2 Cimahi).

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Agar penelitian ini mencapai sasaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan,

maka peneliti merasa perlu untuk mengidentifikasi apa yang menjadi fokus

permasalahan secara umum. Masalah yang menjadi inti pembahasaan dalam

penelitian ini adalah : “Bagaimanakah Pengunaan Microsoft Office PowerPoint

sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Analitis di SMA Negeri 2 Cimahi) ?”

2. Perumusan Masalah

Menyadari masih begitu luasnya rumusan masalah tersebut, maka perlu

adanya perumusan masalah. Adapun perumusan masalah tersebut adalah sebagai

berikut :

a. Bagaimana pemanfaatan Microsoft Office PowerPoint dalam

pembelajaran PKn di SMA Negeri 2 Cimahi ?

b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran PKn dengan menggunakan media

PowerPoint di SMA Negeri 2 Cimahi ?

c. Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari penggunaan PowerPoint

sebagai media pembelajaran PKn di SMA Negeri 2 Cimahi ?

d. Bagaimana kendala penggunaan media PowerPoint dalam pembelajaran

PKn di SMA Negeri 2 Cimahi dan upaya apa yang dilakukan untuk

mengatasi kendala tersebut ?

(21)

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana

Penggunaan Microsoft Office PowerPoint sebagai media pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan

untuk :

a. Mengetahui pemanfaatan Microsoft Office PowerPoint dalam

pembelajaran PKn di SMA Negeri 2 Cimahi

b. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran PKn dengan menggunakan media

PowerPoint di SMA Negeri 2 Cimahi

c. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari penggunaan PowerPoint

sebagai media pembelajaran PKn di SMA Negeri 2 Cimahi

d. Mengetahui kendala penggunaan media PowerPoint dalam pembelajaran

PKn di SMA Negeri 2 Cimahi dan upaya apa yang dilakukan untuk

mengatasi kendala tersebut.

D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

Melalui penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan sesuatu yang

berguna dalam tataran teoritis bagi pengembangan keilmuwan sesuai dengan

tujuan penelitian ini. Penulis juga berharap dapat memberikan sumbangsih

pemikiran dan memperkaya fakta-fakta dan teori tentang penggunaan Media

Pembelajaran dan implikasinya, selain itu dengan penelitian ini diharapkan dapat

memberikan masukan bagi ilmu-ilmu yang berkaitan dengan kependidikan.

2. Secara Praktis

a. Bagi guru, dengan adanya penelitian mengenai penggunaan PowerPoint

sebagai media pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini, diharapkan

dalam proses belajar mengajar PKn dapat dijadikan sebagai salah satu

alternatif pemilihan media pembelajaran.

b. Bagi peserta didik, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

kreativitas, motivasi serta minat dalam pembelajaran Pendidikan

(22)

didik. Selain itu penelitian ini diharapkan mampu merubah citra Pendidikan

Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang membosankan dan kurang

menyenangkan di mata peserta didik.

c. Bagi pihak sekolah, dengan adanya penelitian ini diharapkan pihak sekolah

untuk mengetahui dan juga mengevaluasi apa saja sarana dan prasarana

yang diperlukan oleh siswa dan guru dalam proses belajar mengajar

sehingga mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif dan

menyenangkan.

d. Bagi penelitian lebih lanjut, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

sebagai studi pendahuluan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian

tentang Microsoft Office PowerPoint sebagai media pembelajaran

khususnya dalam pembelajaran PKn di sekolah.

E. Struktur Organisasi Penelitian

Sistematika penulisan didalam penyusunan skripsi ini meliputi lima bab,

yaitu:

BAB I : Mengenai pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang

masalah, identifikasi masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, batasan istilah,

metode penelitian, subjek dan lokasi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Mengenai tinjauan pustaka. Pada bab ini diuraikan dokumen- dokumen

yang berkaitan dengan fokus penelitian serta teori-teori yang memiliki hubungan

dalam mendukung penelitian penulis.

BAB III : Metodologi penelitian. Pada bab ini penulis menjelaskan metodologi

penelitian, teknik pengumpulan data, serta tahapan penelitian yang digunakan

dalam penelitian mengenai penggunaan Microsoft Office PowerPoint sebagai

media pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

BAB IV : Mengenai analisis hasil penelitian. Dalam bab ini penulis menganalisis

hasil temuan data tentang penggunaan Microsoft Office PowerPoint sebagai media

(23)

BAB V : Mengenai kesimpulan dan saran. Dalam bab ini penulis berusaha

mencoba memberikan kesimpulan dan saran sebagai penutup dari hasil penelitian

(24)

51

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian merupakan suatu proses kegiatan atau aktifitas yang terdiri dari

suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terperinci dan sistematis

agar dapat memecahkan suatu masalah. Demikian pula metode dalam suatu

penelitian merupakan suatu hal yang amat penting, karena di dalam metode

penelitian ditentukan cara-cara bagaimana objek penelitian hendak diketahui

sehingga menghasilkan data yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Keberhasilan penelitian akan berjalan dan sesuai dengan tujuan penelitian

apabila dipersiapkan dengan baik, teliti dan teratur. Untuk mencapai kerangka

tersebut maka peneliti harus melakukan persiapan sesuai dengan prosedur

penelitian. Prosedur yang akan peneliti lakukan dalam penelitian ini meliputi,

pendekatan penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data, tahap

peneitian, teknik pengolahan dan analisis data, pengujian keabsahan data, serta

lokasi dan subjek penelitian.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian menunjukkan pada pengertian tempat atau lokasi sosial

yang diidentifikasikan oleh adanya tiga unsur yaitu pelaku, tempat dan kegiatan

yang diobservasi. Dalam penelitian ini yang menjadi lokasi penelitian adalah

SMA Negeri 2 Cimahi yang terletak di KPAD Sriwijaya Jalan Sriwijaya IX No.

45 Cimahi. Alasan peneliti memilih SMA Negeri 2 Cimahi sebagai lokasi

penelitian karena SMA Negeri 2 Cimahi merupakan sekolah terfavorit di Kota

Cimahi. Disamping itu SMA Negeri 2 Cimahi dapat mendukung peneliti dalam

penelitian ini karena sekolah tersebut telah memfasilitasi semua kelas dengan

projector sehingga mampu menunjang penggunaan PowerPoint dalam proses

belajar mengajar.

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian dalam pengumpulan

(25)

Tabel 3.1 Subjek Penelitian

Sumber : diolah oleh peneliti, 2013

B. Metode dan Pendekatan Penelitian 1. Metode Penelitian

Suatu penelitian ilmiah dikatakan efektif dan dapat dipertanggung

jawabkan kebenarannya apabila menggunakan suatu metode yang sesuai dengan

kajian penelitian. Metode penelitian merupakan suatu cara untuk mencari

kebenaran secara ilmiah berdasarkan pada data yang sesuai dan dapat

dipertanggung jawabkan kebenarannya. Seperti yang dikemukakan oleh

Surakhmad (1992: 121), bahwa :

“Metode merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan,

misalnya mengkaji suatu rangkaian hipotesa dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini digunakan setelah penyidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta

dari situasi penyelidikan”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan suatu

penelitian salah satunya oleh metode penelitian yang tepat dan sesuai dengan

tujuan penelitian yang ditentukan sebelumnya. Dengan kata lain metode penelitian

sangat dibutuhkan karena akan memperjelas langkah atau cara-cara bagaimana

menghasilkan data-data yang tepat dan sesuai dengan arahan tujuan dari

penelitian.

No. Subjek Penelitian Jumlah

1 Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA Negeri 2

Cimahi 1 orang

2 Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMA

Negeri 2 Cimahi 1 orang

3 Guru Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan 3 orang

4 Peserta Didik kelas X IPA 7 SMA Negeri 2 Cimahi 15 orang

(26)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

yaitu penelitian yang didasarkan pada pemecahan masalah berdasarkan fakta-fakta

dan kenyataan-kenyataan yang ada pada saat sekarang, kontemporer dan

memusatkan masalah pada masalah aktual yang terjadi pada saat penelitian

dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Nazir (1998: 63) yang menyatakan

bahwa:

“Metode deskriptif adalah satu metode dalam meneliti status kelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis serta

hubungan antar fenomena yang diselidiki”.

Hal tersbut di atas sejalan dengan yang diungkapkan oleh Danial dan

Warsiah (2009: 63) yang mengemukakan bahwa metode deskriptif adalah metode

yang bertujuan memperlihatkan suatu fenomena yang ada, mengidentifikasi

berbagai masalah, penilaian suatu kebijakan dan studi tentang keunggulan dan

kelemahan suatu program yang telah dilakukan.

Berdasarkan pandangan dari beberapa ahli di atas, peneliti memandang

bahwa metode deskriptif tepat untuk digunakan dalam penelitian ini. Hal tersebut

dikarenakan tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran

terhadap pembelajaran PKn dengan menggunakan media PowerPoint sebagai

media pembelajarannya. Di samping hal tersebut, tujuan dari penelitian ini akan

tercapai dengan mendeskripsikan atau menjelaskan suatu peristiwa.

Lebih lanjut Surakhmad (1990: 140), menegaskan pengertian metode

deskriptif dengan mengungkapkan ciri-cirinya sebagai berikut.

“Pertama, memusatkan diri pada masalah-maslah yang ada pada saat sekarang atau bersifat sakral (up to date). Kedua, data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian di analisis (karena metode ini

sering pula disebut metode analitik)”.

Dalam memperoleh data penulis melakukan berbagai teknik yang disusun

secara sistematis untuk mencari data hasil penelitian yang sempurna. Penulis

melakukan penelitian dengan studi deskriptif karena sesuai dengan sifat masalah

(27)

berusaha untuk memperoleh gambaran yang nyata tentang bagaimana penggunaan

PowePoint sebagai media pembelajaran PKn.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Menurut Nasution (2003: 5) pendekatan kualitatif ialah mengamati

orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha

memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Hal serupa

diungkapkan oleh Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2000: 3) bahwa penelitian

kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati”.

Dalam penelitian kualitatif, instrumen utama dalam penelitian adalah

penulis sendiri yang terjun ke lapangan untuk mencari informasi melalui observasi

dan wawancara. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Moleong (2000: 132),

bahwa :

“Bagi peneliti kualitatif manusia adalah instrumen utama karena ia

menjadi segala bagi keseluruhan proses penelitian. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir, dan pada

akhirnya ia menjadi pelapor penelitiannya”

Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan Locke et al (2007) dalam

Creswell (2010: 264) bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian interpretif,

yang di dalamnya peneliti terlibat dalam pengalaman yang berkelanjutan dan terus

menerus dengan para partisipan, keterlibatan inilah yang nantinya memunculkan

serangkaian isu dalam proses penelitian kualitatif. Dengan demikian penulis lebih

leluasa dalam mencari informasi dan data yang terperinci dari subjek penelitian

tentang berbagi hal yang diperlukan dalam penelitian yang sedang dilaksanakan.

Selanjutnya Sugiyono (2011: 9) mendefinisikan tentang penelitian

(28)

“Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat

postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi”

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pada

dasarnya dalam penelitian kualitatif yang menjadi alat penelitian yang utama

adalah peneliti itu sendiri, hal tersebut memungkinkan penelitian dapat dilakukan

secara mendalam dan memperoleh data yang aktual. Penelitian kualitatif

bertumpu pada latar belakang alamiah secara holistik, memposisikan manusia

sebagai alat penelitian, melakukan analisis data secara induktif, dan lebih

mementingkan proses daripada hasil.

Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan Moleong (2010: 4) yang

menjelaskan penelitian kualitatif sebagai berikut.

“Penelitian kualitatif itu berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian memanfaatkan metode kualitatif, mengadakan analisis secara induktif, mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori dasar, bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya bersifat sementara, dan hasil penelitiannya disepakati oleh

kedua belah pihak antara peneliti dan subjek penelitian”

Pada kenyataannya, metode kualitatif digunakan untuk kepentingan yang

berbeda bila dibandingkan dengan metode kuantitatif. Sugiyono (2011: 24-25)

menjelaskan bahwa metode penelitian kualitatif digunakan ketika :

a. Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang atau mungkin masih gelap.

b. Untuk memahami makna dibalik data yang tampak. c. Untuk memahami interaksi sosial.

d. Untuk memahami perasaan orang. e. Untuk mengembangkan teori. f. Untuk memastikan kebenaran data. g. Untuk meneliti sejarah perkembangan.

Berdasarkan pendapat berbagai ahli di atas, penulis merasa bahwa

(29)

dikarenakan pendekatan ini dirasa memungkinkan untuk meneliti fokus

permasalahan yang akan penulis teliti secara mendalam. Selain alasan tersebut,

pendekatan kualitatif memiliki keunggulan seperti halnya diungkapkan oleh

Sugiyono (2011: 28), bahwa penelitian kualitatif memiliki kompetensi sebagai

berikut.

1. Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang yang akan diteliti.

2. Mampu menciptakan rapport kepada setiap orang yang ada pada konteks sosial yang akan diteliti. Menciptakan rapport berarti mampu membangun hubungan yang akrab dengan setiap orang yang ada pada konteks sosial.

3. Memiliki kepekaan untuk melihat setiap gejala yang ada pada obyek penelitian (konteks sosial).

4. Mampu menggali sumber data dengan observasi partisipan, dan wawancara mendalam secara triangulasi, serta sumber-sumber lain. 5. Mampu menganalisis data kualitatif secara induktif

berkesinambungan mulai dari analisis deskriptif, domain, komponensial, dan tema kultural/budaya.

6. Mampu menguji kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas, dan transferbilitas hasil penelitian.

7. Mampu menghasilkan temuan pengetahuan, hipotesis atau ilmu baru. 8. Mampu membuat laporan secara sistematis, jelas, lengkap, dan rinci.

Melalui keunggulan atau kompetensi yang dimiliki oleh pendekatan

kualitatif, penulis berharap dapat melakukan penelitian secara mendalam,

maksimal dan mendapatkan data yang akurat, sehingga mampu menghasilkan data

penelitian yang ilmiah dan empirik.

C. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran istilah-istilah yang

digunakan dalam penelitian ini, maka akan dijelaskan beberapa istilah tersebut.

Adapun istilah-istilah yang dimaksud adalah sebagai berikut.

1. Microsoft Power Point merupakan sebuah software yang dibuat dan

dikembangkan oleh perusahaan Microsoft, dan merupakan salah satu

program berbasis multi media. Di dalam komputer, biasanya program ini

sudah dikelompokkan dalam program Microsoft Office. Program ini

dirancang khusus untuk menyampaikan presentasi, baik yang

(30)

perorangan, dengan berbagai fitur menu yang mampu menjadikannya

sebagai media komunikasi yang menarik.

2. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium”

yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara

atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Dalam Proses

belajar mengajar di kelas, media berarti sebagai sarana yang berfungsi

menyalurkan pengetahuan dari guru kepada peserta didik. Kelancaran

aplikasi model pembelajaran sedikit banyak ditentukan pula oleh media

pembelajaran yang digunakan.

3. Media Pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk

menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri antara lain buku, tape

recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide (gambar

bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.

4. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling

mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

5. Pendidikan Kewarganegaraan adalah wahana titik tolak untuk

mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai luhur dan moral yang

berakar pada budaya bangsa Indonesia.

D. Teknik Pengumpulan Data

Supaya data yang didapatkan akurat dan valid, maka penulis yang

bertindak sebagai instrument utama penelitian, terjun langsung ke lapangan dan

menyatu dengan sumber data dalam situasi yang alamiah. Sugiyono (2011: 224)

berpendapat bahwa teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti

tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen utama.

(31)

naturalistik peneliti sendirilah yang menjadi instrumen utama dan terjun langsung

ke lapangan serta mengumpulkan informasi melalui observasi atau wawancara”.

Selama penelitian dilaksanakan, penulis bertindak sebagai instrumen utama dan

menyatu dengan sumber data. Melalui penelitian ini peneliti langsung masuk ke

lapangan untuk mengumpulkan data dalam situasi yang alamiah dan

sesungguhnya. Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah melalui

observasi, wawancara dan studi dokumentasi.

1. Observasi

Observasi merupakan salah satu instrumen utama dalam penelitian sosial

terutama penelitian kualitatif. Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2011: 145)

mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu

proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara

yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

Pengamatan memungkinkan pengamat untuk melihat dunia sebagaimana

yang dilihat oleh subjek penelitian, hidup pada saat itu, menangkap arti fenomena

dari segi pengertian subjek, menangkap budaya dari segi pandangan yang dianut

oleh para subjek pada keadaan waktu itu. Pengamatan juga memungkinkan

peneliti merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subjek penelitian

sehingga memungkinkan pula peneliti menjadi sumber data.

Manfaat dari observasi ini diungkapkan oleh Patton yang dikutip oleh

Nasution dalam Sugiyono (2011: 228-229) sebagai berikut.

1. Dengan observasi dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh.

2. Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery. 3. Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak

diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap biasa dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara.

(32)

bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.

5. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang diluar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.

6. Melalui pengamatan dilapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan daya yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi sosial yang diteliti.

Sanafiah Faisal dalam Sugiyono (2011: 226) mengklasifikasikan observasi

menjadi observasi berpartisipasi (participant observation), observasi yang secara

terang-terangan dan tersamar (overt observation dan covert observation) dan

observasi yang tak berstruktur (unstructured observation). Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan observasi partisipatif.

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang

sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil

melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh sumber

data. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Susan Stainback dalam Sugiyono

(2011: 227) yang menyatakan “In participant observation, the researcher

observes what people do, listen to what they say, and participates in their activities”. Dalam observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam

aktivitas mereka. Alasan peneliti menggunakan teknik observasi parsitipatif ini

agar data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada

tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.

Lebih lanjut Spradley yang dikutip Susan Stainback dala Sugiyono (2011 :

226) dalam observasi partisipatif ini terbagi menjadi partisipasi pasif, pastisipasi

moderat, partisipasi aktif dan partisipasi lengkap. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan partisipasi pasif, jadi dalam hal ini peneliti datang di tempat

kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.

Alasan peneliti karena sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu mengetahui

bagaimana penggunaan Microsoft Office PowerPoint sebagai media pembelajaran

(33)

diamati tetapi tidak terlibat secara penuh dalam proses belajar mengajar PKn

dikelas.

Alasan tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Creswell (2010:

267) sebagai berikut.

Observasi kualitatif merupakan observasi yang di dalamnya peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan individu-individu di lokasi penelitian. Dalam pengamatan ini, peneliti merekam/mencatat aktivitas-aktivitas dalam lokasi penelitian. Para peneliti kualitatif juga dapat terlibat dalam peran-peran yang beragam, mulai dari sebagai non-partisipan hingga partisipan utuh.

2. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan

ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik

tertentu. Nasution (2003: 73) menjelaskan bahwa “tujuan dari wawancara adalah untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain”,

sedangkan menurut Moleong (2010: 186) wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan

dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa wawancara merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab dengan responden

mengenai permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Jadi, dengan wawancara

peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam

menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi.

Estenberg dalam Sugiyono (2011: 233) mengemukakan beberapa macam

wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur dan tidak terstruktur.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara semiterstruktur.

Menurut Sugiyono (2011: 233) wawancara semitersturktur dapat dideskripsikan

sebagai berikut.

“Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview,

(34)

Alasan peneliti menggunakan teknik wawancara tersebut agar setiap

responden dapat memberikan informasi secara lebih terbuka. Kelebihan dari

wawancara semiterstruktur ini adalah tujuan dari wawancara lebih terfokus, data

yang diperoleh lebih mudah diolah, dan agar narasumber lebih bebas

mengungkapkan apa-apa yang diketahuinya. Wawancara dilakukan secara terbuka

yang dilengkapi dengan susunan atau daftar pertanyaan yang telah dibuat

sebelumnya.

Alasan tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Creswell (2010:

267), ia mengemukakan bahwa:

“Dalam wawancara kualitatif, peneliti dapat melakukan face-to-face

interview (wawancara berhadap-hadapan) dengan partisipan, mewawancarai mereka dengan telepon, atau terlibat dalam focus group

interview (interview dalam kelompok tertentu) yang terdiri enam sampai

delapan partisipan per kelompok. Wawancara-wawancara seperti ini tentu saja memerlukan pertanyaan-pertanyaan yang secara umum tidak terstruktur (unstructured) dan bersifat terbuka (open-ended) yang dirancang untuk memunculkan pandangan dan opini dari para partisipan”

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi

dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dalam hal ini Bogdan dalam Sugiyono

(2011: 240) mengungkapkan “in most tradition of qualitative research, the phrase

personal document in used broadly to refer to any first person narrative produced

by an individual which describes his or her own action, experience and belief”.

Sugiyono (2011: 240) menjelaskan hasil penelitian dari observasi atau

wawancara akan lebih kredibel/dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah

pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan

auto biografi. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung oleh

foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.

Haris Herdiansyah (2010: 143) mengungkapkan studi dokumentasi

merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk

mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis

dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang

(35)

Lebih lanjut Creswell (2010: 267) mengungkapkan bahwa selama

penelitian, peneliti bisa mengumpulkan dokumen-dokumen kualitatif. Dokumen

ini bisa berupa dokumen publik (koran, makalah, laporan kantor) ataupun

dokumen private (buku harian, diary, surat, email). Hal tersebut senada dengan

yang diungkapkan Nasution (2003: 89) dokumen terdiri atas tulisan pribadi seperti

surat-surat, buku harian dan dokumen resmi. Selanjutnya menurut Danial dan

Warsiah (2009: 79) studi dokumentasi adalah pengumpulan sejumlah dokumen

yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian.

Dari pendapat berbagai ahli di atas, peneliti merasa bahwa studi

dokumentasi diperlukan guna melengkapi data dara hasil observasi dan

wawancara, sehingga data yang diperoleh lebih kredibel dan dapat dipercaya.

4. Studi Kepustakaan

Menurut Danial dan Warsiah (2009: 80), studi kepustakaan adalah teknik

penelitian dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet, artikel, dan

lain-lain yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian. Teknik ini peneliti

gunakan dengan tujuan untuk mengungkapkan berbagai teori-teori yang relevan

dengan permasalahan yang sedang diteliti sebagai bahan rujukan dalam

pembahasan penelitian.

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara membaca,

mempelajari dan mengkaji literatur-literatur yang berhubungan dengan

penggunaan media pembelajaran terutama media PowerPoint dalam kegiatan

belajar mengajar. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Faisal (1990: 30) bahwa

“hasil studi literatur bisa dijadikan masukan atau landasan dalam menjelaskan dan merinci masalah-masalah yang akan diteliti, termasuk juga memberi latar

belakang mengapa masalah tadi penting diteliti.”

E. Prosedur Penelitian

Sebuah penelitian akan dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan

seperti yang diharapkan, jika penelitian itu dilaksanakan sesuai dengan

langkah-langkah yang telah direncanakan. Oleh sebab itu supaya penelitian yang peneliti

(36)

dalam melakukan penelitian ini peneliti menyusun langkah-langkah penelitian

secara sistematis sebagai berikut.

1. Tahap Pra Penelitian

Pada tahap ini, peneliti menyusun rancangan penelitian dengan terlebih

dahulu melakukan pra-penelitian ke SMA Negeri 2 Cimahi pada 17 Juli 2013.

Tujuan dilakukannya pra penelitian ini untuk mengetahui kondisi umum dari SMA

Negeri 2 Cimahi, terutama berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar khususnya

pada mata pelajaran PKn. Hal ini dilakukan guna mendapatkan data awal tentang

penggunaan Microsoft Office PowerPoint sebagai media pembelajaran PKn di

SMA Negeri 2 Cimahi.

Setelah melakukan hal tersebut peneliti membuat kelengkapan penelitian

yaitu surat penelitian agar memperoleh izin dari instansi yang terkait, prosedur

perizinan yang dilakukan antara lain:

1. Mengajukan surat izin penelitian kepada Rektor UPI Bandung melalui

jurusan PKn yang ditandatangani oleh Ketua Jurusan PKn.

2. Mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada Dekan FPIPS

UPI c.q Pembantu Dekan I FPIPS disampaikan kepada Rektor UPI

melalui pembantu Rektor Bidang Akademik.

3. Rektor UPI Bandung c.q Pembantu Rektor I mengeluarkan surat

permohonan izin untuk disampaikan kepada Kepala SMA Negeri 2

Cimahi.

4. Kepala SMA Negeri 2 Cimahi melalui Wakil Kepala Sekolah Bidang

Kesiswaan memberikan izin kepada peneliti untuk mengadakan

penelitian di SMA Negeri 2 Cimahi

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Setelah selesai dengan tahapan persiapan penelitian seperti dipaparkan di

atas maka selanjutnya peneliti terjun ke lapangan untuk pelaksanaan penelitian.

(37)

Dalam melaksanakan penelitian, seperti apa yang telah dipaparkan sebelumnya

bahwa dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan instrument yang utama.

Dalam hal ini peneliti sebagai instrument utama dibantu oleh pedoman observasi

dan pedoman wawancara antara peneliti dengan responden.

Sebelum melakukan wawancara peneliti membuat pedoman wawancara,

agar lebih mudah untuk memperoleh data yang sesuai dengan kebutuhan dari

penelitian ini maka peneliti membagi pedoman wawancara ini ke dalam 3 bagian,

yaitu:

a. Pedoman wawancara untuk Wakil Kepalas Sekolah bidang Kurikulum

dan Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana SMA Negeri 2

Cimahi untuk memperoleh pendapat dan tanggapan mengenai

permasalahan yang sesuai dengan sasaran penelitian yaitu tentang

pemanfaatan Microsoft Office PowerPoint sebagai media

pembelajaran.

b. Pedoman wawancara untuk guru bidang studi PKn kelas X, XI dan XII

SMA Negeri 2 Cimahi, guna memperoleh data berkenaan dengan

proses belajar mengajar PKn di kelas.

c. Pedoman wawancara untuk siswa-siswi kelas X IPA 7 SMA Negeri 2

Cimahi

Setelah selesai mengadakan wawancara dengan informan, penulis

menuliskan kembali data yang terkumpul ke dalam catatan lapangan dengan

tujuan untuk mengungkapkan data secara mendetail. Data yang diperoleh dari

hasil wawancara, disusun dalam bentuk catatan lengkap dengan tambahan data

lainnya baik itu foto dan dokumen lainnya. Hal ini dilakukan hingga peneliti

mencatat data pada titik jenuh yang berarti perolehan data tidak lagi mendapatkan

informasi yang baru. Tujuan dari wawancara ini yaitu untuk mendapatkan

informasi yang diperlukan dari responden agar mampu menjawab permasalah

penelitian yang dapat peneliti ketahui melalui wawancara. Hal selanjutnya yang

(38)

1. Mempersiapkan pengamatan dan mencatat kegiatan-kegiatan atau

gejala-gejala yang penting dan mendukung terhadap masalah yang

diteliti.

2. Melakukan pengamatan dan mencatat kegiatan-kegiatan atau

gejala-gejala yang penting dan mendukung terhadap masalah yang diteliti.

3. Melakukan studi dokumentasi dan membuat catatan (field notes) dari

data yang diperlukan sehubungan sasaran penelitian.

3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data merupakan suatu langkah penting dalam

penelitian, karena dapat memberikan makna terhadap data yang dikumpulkan oleh

peneliti. Data yang diperoleh dan dikumpulkan dari responden melalui berbagai

pedoman penelitian yang dilakukan untuk selanjutnya dideskripsikan dalam

bentuk laporan. Berkaitan dengan tahap analisis data lebih lanjut akan dibahas

pada bahasan selanjutnya.

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Ada sejumlah proses umum yang bisa dijelaskan oleh peneliti untuk

menggambarkan keseluruhan aktivitas analisis data penelitian, sebagaimana yang

diungkapkan oleh Creswell (2010: 274) seperti berikut.

Analisis data merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan refleksi terus menerus terhadap data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan analitis, dan menulis catatan singkat sepanjang penelitian. Maksudnya, analisi data kualitatif bisa saja melibatkan proses pengumpulan data, interpretasi, dan pelaporan hasil secara serentak dan bersama-sama.

Lebih lanjut Creswell (2010: 275) menjelaskan bahwa analisis data

kualitatif yang dilaporkan dalam artikel-artikel jurnal dan buku-buku ilmiah

sering kali menjadi model analisis yang umum digunakan. Dalam model analisis

tersebut, peneliti mengumpulkan data kualitatif, kemudian menganalisisnya

berdasarkan tema-tema atau perspektif-perspektif tertentu.

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama penelitian berlangsung dan setelah selesai

dilapangan. Namun menurut Sugiyono (2010: 245) analisis lebih difokuskan

(39)

selama dilapangan berdasarkan model Miles dan Huberman (1984) terdiri atas

tiga aktivitas, yaitu data reduction, data display dan conclusion

drawing/verification.

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Sugiyono (2011: 247) menjelaskan bahwa reduksi data berarti

“merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, dicari tema dan polanya”. Dengan demikian data yang telah direduksi

akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya kembali bila

diperlukan.

Hal yang diungkapkan oleh Sugiyono di atas sejalan dengan yang

diungkapkan oleh Nasution (2003: 128) bahwa :

Data yang diperoleh di lapangan akan terus bertambah sehingga akan menyulitkan jika dianalisis sejak awal. Laporan-laporan itu perlu direduksi, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal penting, dan dicari tema atau polanya, jadi laporan lapangan sebagai bahan mentah disingkatkan, direduksi, disusun lebih sistematis, ditonjolkan pokok-pokok yang penting, diberi susunan yang lebih sistematis, sehingga lebih mudah dikendalikan.

Pendapat beberapa ahli di atas relevan dengan kondisi di lapangan yang

sering dijumpai dalam penelitian, setelah peneliti melakukan penelitian data yang

diperoleh semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan

analisis melalui reduksi data. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penulis untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, serta mencari kembali apabila

diperlukan.

b. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data.

Sugiyono (2011: 249) menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif, penyajian

data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

(40)

249) menyatakan “the most frequent from of display data for qualitative research data in the past has been narrative text”. Yang paling sering digunakan untuk

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat

naratif.

Pendapat dari Sugiyono di atas sejalan dengan pendapat dari Nasution

(2003: 128) bahwa:

“Data yang bertumpuk dan laporan lapangan yang tebal akan sulit

dipahami. Oleh karena itu, agar dapat melihat gambaran atau bagian-bagian tertentu dalam penelitian harus diusahakan membuat berbagai macam matrik, uraian singkat, network, chart dan grafik”

Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa

yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah

dipahami tersebut. Berdasarkan alasan tersebut peneliti tidak terjebak dalam

tumpukan data lapangan yang banyak, peneliti melakukan display data yang

dituangkan ke dalam bentuk uraian.

c. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan kesimpulan/Verifikasi)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan

dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan

akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada

tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2011: 252)

mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi

mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian

kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada

di lapangan. Langkah verifikasi ini dilakukan peneliti dengan maksud untuk

mencari makna dari data yang dikumpulkan agar mencapai kesimpulan yang

(41)

penelitian berlangsung agar lebih menjamin validitas penelitian dan dapat

dirumuskan kesimpulan akhir yang akurat.

G. Pengujian Keabsahan Data

Dalam pengujian keabsahan data, metode penelitian kualitatif

menggunakan istilah yang berbeda dengan penelitian kuantitatif. Menurut

Sugiyono (2011: 269) perbedaan tersebut dapat di tunjukan dalam tabel berikut.

Tabel 3.2

Perbedaan Istilah dalam Pengujian Keabsahan Data Antara Metode Kualitatif dan Kuantitatif

Aspek Metode Kualitatif Metode Kuantitatif

Nilai kebenaran Validitas internal Kredibilitas (credibility)

Penerapan Validitas eksternal (generalisasi) Transferability/keteralihan

Konsistensi Reliabilitas Auditability, dependability

Naturalitas Obyektivitas Confirmability

Sumber : Sugiyono, 2011: 269

Uji keabsahan data kualitatif menurut Sugiyono (2011: 270) meliputi uji,

credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability

(reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas).

1. Uji Credibility

Sugiyono (2011: 270) mengungkapkan bahwa uji kredibilitas data hasil

penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan,

peningkatan ketekunan, triangulasi, analisis kasus negatif, menggunakan bahan

referensi, dan member check. Rangkaian aktivitas tersebut peneliti terapkan dalam

penelitian ini sebagai berikut.

Gambar

Gambar 1.1 Konsep Multimedia
Gambar 1.2 Unsur-unsur multimedia yang dapat diintegrasikan melalui PowerPoint
Gambar 1.3 menggambarkan respon siswa terhadap penggunaan
Tabel 3.1 Subjek Penelitian
+4

Referensi

Dokumen terkait

mempengaruhi usaha yang dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang tekun dan serius serta tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Jika seorang

Violating disclosure agreements Violating disclosure agreements Breaking confidentiality Breaking confidentiality Misrepresenting results Misrepresenting results Deceiving

Hasil analisis mean pada aspek volume lengan pada puncak crater dengan menggunakan 2 lapis termasuk dalam kategori baik dan 3 dalam kategori sangat baik dan pada

Oleh itu, untuk mengelakkan seseorang pelajar hilang minat terhadap sesuatu mata pelajaran, satu kaedah pengajaran yang berbantu komputer barangkali boleh dilaksanakan. Kajian

Penelitian ini tidak menunjukkan perbedaan sebelum dan sesudah merger atau akuisisi dikarenakan nilai rata-rata sebelum merger atau akuisisi sebesar 5,3291 lebih besar

Pada resistensi semi terbuka dilakukan dengan protes kepada pengurus, melakukan sindirian kepada pelaku pelanggaran, tidak menghiraukan saat diberi teguran, dan ikut

 Pemasangan filter aktif shunt tiga tingkat berbasis Fuzzy Logic Controller (FLC) pada suatu sistem tenaga listrik dengan. tegangan V phase-phase (rms) 381 Volt dapat

1. Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang bersifat memaksa, digunakan untuk keperluan daerah bagi kemakmuran rakyat. Retribusi daerah adalah pungutan daerah