PENGGUNAAN MICROSOFT OFFICE POWERPOINT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
(Studi Deskriptif Analitis di SMA Negeri 2 Cimahi)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan
Muhammad Adryan
0906435
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Penggunaan Microsoft Office PowerPoint sebagai Media
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(Studi Deskriptif Analitis di SMA Negeri 2 Cimahi)
Oleh
Muhammad Adryan
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Muhammad Adryan 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Muhammad Adryan 0906435
PENGGUNAAN MICROSOFT OFFICE POWERPOINT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
(Studi Deskriptif Analitis di SMA Negeri 2 Cimahi)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I
Prof.Dr. H. Endang Danial AR, M.Pd NIP. 19500502 197603 1 002
Pembimbing II
Dr. Prayoga Bestari, M.Si NIP. 19750414 200501 1 001
Diketahui oleh,
Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan,
Skripsi ini telah diuji pada
Hari, Tanggal : Rabu, 30 Oktober 2013
Tempat : Gedung FPIPS UPI Bandung
Panitia Ujian Terdiri dari
1. Ketua :
Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 001 2. Sekretaris :
Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed NIP. 19630820 198803 1 001
3. Penguji : 3.1
Prof. Dr. H. Aim Abdulkarim, M.Pd NIP. 19590714 198601 1 001 3.2
Drs. Rahmat, M.Si
NIP. 19580915 198603 1 003 3.3
ii
ABSTRAK
Muhammad Adryan (0906435), PENGGUNAAN MICROSOFT OFFICE POWERPOINT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Deskriptif Analitis di SMA Negeri 2 Cimahi).
Dengan kemajuan teknologi di berbagai bidang misalnya dalam teknologi komunikasi dan informasi, media pembelajaran memiliki posisi sentral dalam proses belajar dan bukan semata-mata sebagai alat bantu. Media pembelajaran memainkan peran yang cukup penting untuk mewujudkan kegiatan belajar menjadi lebih efektif dan efisien. Salah satu bentuk pembelajaran yang berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah pembelajaran berbasis multimedia presentasi. Pembelajaran berbasis multimedia presentasi adalah kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) secara bersamaan.
Microsoft Office PowerPoint merupakan salah satu perangkat lunak yang
memungkinkan presentasi dikemas dalam bentuk multimedia yang dinamis dan sangat menarik.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan PowerPoint sebagai media pembelajaran PKn, proses kegiatan belajar mengajar PKn dengan menggunakan PowerPoint, kelebihan dan kelemahan PowerPoint sebagai media Pembelajaran PKn, serta hambatan dalam penggunaan PowerPoint dalam pembelajaran PKn dan upaya mengatasi kendala tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, sedangkan metode penelitiannya adalah metode deskriptif, teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Penelitian ini dilakukan di SMAN 2 Cimahi dengan subjek penelitian adalah Guru PKn, Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, dan Peserta Didik Kelas X IPA 7.
iii
ABSTRACT
Muhammad Adryan (0906435), USE AS A MEDIA MICROSOFT OFFICE POWERPOINT CITIZENSHIP EDUCATION LEARNING (Descriptive Analytical Study in SMAN 2 Cimahi).
With the advancement of technology in various fields, for example in communication and information technology, instructional media have a central position in the learning process and not merely as a tool. Instructional media plays an important role to realize the learning activities become more effective and efficient. One form of learning that is based on Information and Communication Technology is a multimedia presentation based learning. Presentation of multimedia-based learning is a learning activity that utilizes the computer to create and combine text, graphics, audio, moving images (video and animation) simultaneously. Microsoft Office PowerPoint is a presentation software that enables multimedia packaged in the form of a very dynamic and interesting.
Accordingly, this study aims to examine the use of PowerPoint as a learning medium Civics, Civics learning process by using PowerPoint, PowerPoint strengths and weaknesses as a Civics Lesson media, as well as obstacles in the use of PowerPoint in teaching Civics and efforts to overcome these obstacles. The approach used in this study is qualitative, while the research is descriptive method, the technique of collecting data through interviews, observation, and study documentation. This research was conducted at SMAN 2 Cimahi with research subjects are Civics Teacher, Vice Principal of Infrastructure, Deputy Head of Curriculum, and Students Class X Science 7.
vi
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Manfaat Penelitian... 10
E. Struktur Organisasi Penelitian ... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
B. Tinjauan Tentang Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi 1. Konsep Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 29
2. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan ... 29
3. Pemanfaatan Komputer sebagai Media Pembelajaran ... 30
4. Pembelajaran Berbasis Multimedia Presentasi ... 32
5. PowerPoint sebagai Media Pembelajaran ... 36
C. Tinjauan Tentang Pendidikan Kewarganegaraan 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ... 39
2. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan ... 43
3. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan ... 47
vii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 51
B. Metode dan Pendekatan Penelitian ... 52
C. Definisi Operasional ... 56
D. Teknik Pengumpulan Data
F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Data Reduction (Reduksi Data) ... 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Profil SMA Negeri 2 Cimahi ... 73
2. Visi dan Misi SMA Negeri 2 Cimahi ... 74
3. Struktur Organisasi SMA Negeri 2 Cimahi ... 75
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 82
C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pemanfaatan Microsoft Office PowerPoint sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 104
2. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan Menggunakan Media Pembelajaran ... 109
viii
Pembelajaran Pkn dan Upaya Mengatasi Kendala Tersebut... 125
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 128
1. Kesimpulan umum ... 128
2. Kesimpulan khusus ... 128
B. Saran ... 130
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Subjek Penelitian ... 52 Tabel 3.2. Perbedaan Istilah dalam Pengujian Keabsahan Data antara Metode Kualitatif dan Kuantitatif ... 68 Tabel 4.1. Daftar Nama Anggota Kelompok Peserta Didik... 90 Tabel 4.2. Triangulasi dengan Teknik Pengumpulan Data
Pemanfaatan PowerPoint sebagai Media Pembelajaran ... 105 Tabel 4.3. Triangulasi dengan Sumber Pengumpulan Data
Pemanfaatan PowerPoint sebagai Media Pembelajaran ... 108 Tabel 4.4. Triangulasi dengan Teknik Pengumpulan Data
Perencanaan Pembelajaran PKn dengan Media PowerPoint ... 110 Tabel 4.5. Triangulasi dengan Teknik Pengumpulan Data
Pelaksanaan Pembelajaran PKn dengan Media PowerPoint ... 114 Tabel 4.6. Triangulasi dengan Sumber Pengumpulan Data
Kelebihan PowerPoint sebagai Media Pembelajaran PKn ... 119 Tabel 4.7. Triangulasi dengan Teknik Pengumpulan Data
Kelebihan PowerPoint sebagai Media Pembelajaran PKn... 121 Tabel 4.8. Triangulasi dengan Teknik Pengumpulan Data
Kekurangan PowerPoint sebagai Media Pembelajaran PKn ... 123 Tabel 4.9. Triangulasi dengan Teknik Pengumpulan Data
Kendala dalam pelaksanaan pembelajaran PKn dengan
Media PowerPoint ... 125
Tabel 4.10 Triangulasi dengan Sumber Pengumpulan Data
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Konsep Multimedia ... 4
Gambar 1.2. Unsur-Unsur Multimedia yang Dapat Diintegrasikan PowerPoint ... 5
Gambar 1.3. Respon Siswa Terhadap Penggunaan PowerPoint sebagai Media Pembelajaran Pkn... 7
Gambar 2.1. Klasifikasi Media Pembelajaran... 27
Gambar 2.2. Kerja Sistem dalam Sebuah Unit Komputer ... 31
Gambar 2.3. Konsep Multimedia ... 33
Gambar 2.4. Unsur-Unsur Multimedia yang Dapat Diintegrasikan Melalui Media PowerPoint ... 35
Gambar 2.5. Tampilan Utama Microsoft Office PowerPoint 2007 ... 37
Gambar 2.6. Prosedur Pengembangan Multimedia Presentasi PowerPoint ... 38
Gambar 3.1. Triangulasi berdasarkan Sumber Data ... 69
Gambar 3.2. Triangulasi berdasarkan Teknik Pengumpulan Data ... 70
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini telah terjadi pergeseran paradigma dalam pembelajaran ke arah
paradigma konstruktivisme. Sebagaimana dikemukakan oleh Rusman dan Dewi
(2009 : 174) menurut pandangan konstruktivisme, pembelajaran adalah kegiatan
guru memfasilitasi dan membimbing siswa berpikir, agar siswa dapat
mengembangkan konsep dan pengertian tentang sesuatu sebagai hasil konstruksi
aktif siswa sendiri melalui pengalaman yang sesuai dengan situasi dunia nyata
siswa (kontekstual).
Menurut pandangan konstruktivisme, pengetahuan tidak begitu saja bisa
ditransfer oleh guru ke pikiran siswa, tetapi pengetahuan itu dikonstruksi di dalam
pikiran siswa itu sendiri. Guru bukan merupakan satu-satunya sumber belajar bagi
siswa atau teacher centered, tetapi yang lebih diharapkan saat ini bahwa
pembelajaran tersebut berpusat pada siswa atau student centered. Dalam kondisi
tersebut guru lebih banyak berfungsi sebagai fasilitator pembelajaran, jadi siswa
sebaiknya secara aktif berinteraksi langsung dengan sumber belajar.
Bertitik tolak pada kenyataan tersebut pada hakikatnya pembelajaran
merupakan proses komunikasi, yaitu proses penyampaian suatu pesan dalam hal
ini yaitu materi pembelajaran melalui media kepada penerima pesan yaitu murid.
Namun ada kalanya proses komunikasi tersebut menemukan hambatan. Hambatan
ini bisa saja disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya adanya hambatan
psikologis (seperti: minat, sikap, kepercayaan, inteligensi, dan pengetahuan),
adapula hambatan fisik berupa kelelahan, keterbatasan daya alat indera, dan
kondisi kesehatan siswa, dan juga hambatan lingkungan yaitu hambatan yang
ditimbulkan oleh situasi dan kondisi keadaan sekitar.
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah
satu sama lain. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan
mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, walaupun masih ada
berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media. Meskipun
demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran
adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan
lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru (Arsyad, 2010 : 15)
Begitu banyak manfaat yang didapatkan dalam penggunaan media
pembelajaran, Hamalik (1986) dalam Arsyad (2010: 15) mengemukakan bahwa :
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.
Selain dapat membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman, menyajikan data
secara menarik dan terpercaya, serta memudahkan penafsiran data, media
pembelajaran juga dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa.
Dengan kemajuan teknologi di berbagai bidang, misalnya dalam teknologi
komunikasi dan informasi pada saat ini, media pembelajaran memiliki posisi
sentral dalam proses belajar dan bukan semata-mata sebagai alat bantu. Media
pembelajaran memainkan peran yang cukup penting untuk mewujudkan kegiatan
belajar menjadi lebih efektif dan efisien. Dalam posisi seperti ini, penggunaan
media pembelajaran dikaitkan dengan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh
media, yang mungkin tidak mampu dilakukan oleh guru. Dengan kehadiran media
pembelajaran maka posisi guru bukan lagi sebagai satu-satunya sumber belajar,
tetapi sebagai fasilitator. Bahkan pada saat ini media telah diyakini memiliki
posisi sebagai sumber belajar yang menyangkut keseluruhan lingkungan di sekitar
siswa.
Memasuki era Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) seperti
kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang
diharapkan. Rusman et al. (2012: 5) mengungkapkan bahwa melalui TIK kita
dapat meningkatkan mutu pendidikan, yaitu dengan cara membuka lebar-lebar
terhadap akses ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dalam rangka
penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas. Terutama penerapan high tech dan
high touch approach.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah memberikan kontribusi
terhadap terjadinya revolusi dalam berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan.
Eric Ashby (1972) dalam Rusman et al. (2012: 6) menyatakan bahwa dunia
pendidikan telah memasuki revolusinya yang kelima. Ia menjelaskannya sebagai
berikut.
“Revolusi pertama terjadi ketika orang menyerahkan pendidikan anaknya kepada seorang guru baik itu pada padepokan, paguron, pesantren dan sekolah. Revolusi kedua terjadi ketika digunakannya tulisan untuk keperluan pembelajaran. Melalui tulisan ini dapat membuka akses yang sangat luas, sehingga informasi dapat disimpan dan dipanggil kembali. Revolusi ketiga terjadi seiring dengan ditemukannya mesin cetak sehingga materi pembelajaran dapat disajikan melalui media cetak seperti buku teks, modul, majalah, dan lain-lain. Revolusi keempat terjadi ketika digunakannya perangkat elektronik dalam kegiatan pembelajaran, seperti radio, tape recorder, untuk pemerataan dan perluasan pendidikan. Revolusi kelima yaitu seperti saat ini, dengan pengemasan dan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam kegiatan pembelajaran, khususnya teknologi komputer dan internet untuk kepentingan peningkatan kegiatan pembelajaran”
Salah satu bentuk pembelajaran yang berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi adalah pembelajaran berbasis multimedia presentasi. Pembelajaran
berbasis multimedia presentasi adalah kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan
komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar
bergerak (video dan animasi) secara bersamaan. Multimedia adalah media
presentasi dengan menggunakan teks, audio dan visual sekaligus. Hofstteter
(2001) dalam Rusman et al. (2012: 296) menjelaskan tentang pengertian
“multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar gerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tools yang memungkinkan pemakai untuk melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi.”
Selanjutnya Rusman (2012: 71) mengungkapkan kelengkapan media dalam
teknologi multimedia melibatkan pendayagunaan seluruh pancaindera, sehingga
daya imajinasi, kreatifitas, fantasi dan emosi peserta didik berkembang kearah
yang lebih baik. Berbagai kajian telah menunjukan, bahwa proses pembelajaran
yang melibatkan lebih dari satu indera akan lebih efektif dibandingkan dengan
hanya satu indera saja. Pembelajaran yang disampaikanpun akan diingat lebih
lama.
Gambar 1.1 Konsep Multimedia
Sumber: Rusman, 2012: 71
Jika dilihat dari konsep Multimedia pada gambar 1.1 di atas, multimedia
dapat diartikan sebagai penggabungan beberapa media yang berbeda. Dalam
bidang pendidikan, dengan penggunaan konsep tersebut penyampaian bahan
pengajaran secara interaktif dapat mempermudah pembelajaran karena didukung
oleh berbagai aspek, seperti : animasi, teks, grafik, animasi, suara, gambar dan
video.
MULTIMEDIA ANIMASI
TEXT
SUARA GAMBAR
VIDEO
Saat ini teknologi pada bidang rekayasa komputer menggantikan peran
alat presentasi pada masa sebelumnya, salah satunya yaitu penggunaan perangkat
lunak perancang presentasi seperti Microsoft Office PowerPoint yang
dikembangkan oleh Microsoft Inc. Microsoft Office PowerPoint merupakan salah
satu perangkat lunak yang memungkinkan presentasi dikemas dalam bentuk
multimedia yang dinamis dan sangat menarik.
Gambar 1.2
Unsur-unsur multimedia yang dapat diintegrasikan melalui PowerPoint
Sumber: Rusman, 2012: 296
Microsoft Office PowerPoint merupakan sebuah program komputer untuk
presentasi yang dikembangkan oleh Microsoft Inc. Microsoft Office, meliputi
Microsoft PowerPoint, Microsoft Word, Excel, Access dan beberapa program
lainnya. Microsoft PowerPoint berjalan di atas komputer PC berbasis sistem
operasi Microsoft Windows dan juga Apple Macintosh yang menggunakan sistem
operasi Apple Mac OS, meskipun pada awalnya aplikasi ini berjalan diatas sistem
operasi Xenix. (Rusman et al. 2012 : 300)
Dalam penggunaannya sebagai media pembelajaran, Microsoft Office
PowerPoint termasuk kedalam pembelajaran berbasis multimedia presentasi.
Multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang bersifat
teoritis. Media ini cukup efektif sebab menggunakan multimedia projector yang
memiliki jangkauan pancar cukup besar. Kelebihan media ini adalah
menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik, MICROSOFT OFFICE
POWERPOINT Suara & Sound
File Microsoft Office; Excel, Word, Access
Teks Grafik & Tabel
dan sound menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi sesuai
dengan modalitas belajar siswa. Program ini dapat mengakomodasi siswa yang
memiliki tipe visual, auditif maupun kinestetik.
Didalam aplikasi Microsoft PowerPoint ini terdapat menu-menu yang
memungkinkan penggunanya untuk membuat presentasi yang menarik. Salah satu
menu yang terdapat dalam aplikasi PowerPoint yaitu dengan adanya slide, dimana
slide tersebut berfungsi untuk menampung pokok-pokok pembicaraan yang akan
disampaikan ke peserta didik. Begitu pula dengan adanya menu seperti : Front
Picture, Effect, Sound dan Animation yang mampu membuat sebuah slide dapat
terlihat lebih menarik.
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa penggunaan PowerPoint sebagai
media pembelajaran ini sudah banyak digunakan di sekolah, terutama di
sekolah-sekolah favorit yang berlomba-lomba untuk melengkapi sekolah-sekolahnya dengan
berbagai fasilitas penunjang kegiatan belajar mengajar. Begitu pula di SMA
Negeri 2 Cimahi yang notabene merupakan sekolah favorit di Kota Cimahi. SMA
Negeri 2 Cimahi juga sudah memfasilitasi sekolahnya dengan pengadaan
Projector di setiap ruangan kelas sehingga memudahkan guru untuk
menggunakan media PowerPoint.
Sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 45, yang menyatakan bahwa :
“setiap pendidikan formal dan non formal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik”.
Kemudian dalam penjelasannya ditegaskan bahwa : Pendidikan tidak mungkin
dapat terselenggara dengan baik bilamana para tenaga kependidikan maupun para
peserta didik tidak didukung oleh sumber belajar yang diperlukan untuk
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar yang bersangkutan.
Berkaitan dengan penggunaan PowerPoint sebagai media pembelajaran,
media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari, termasuk guru
mata pelajaran PKn. Mereka beranggapan bahwa penggunaan Media PowerPoint
lebih mudah dan lebih efisien dalam pembuatannya. Seorang guru hanya perlu
membawa laptop atau Flash Disk ketika mengajar karena sekolah sudah
memfasilitasi semua ruangan belajar dengan projector dan juga satu unit
komputer untuk menunjang proses belajar mengajar yang menggunakan
presentasi PowerPoint. Selain itu mereka beranggapan dengan berbagai menu
yang terdapat PowerPoint membuat media tersebut dapat mencakup semua jenis
media pembelajaran, seperti Audio, Visual, dan Audio-Visual
Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti melakukan pra-penelitian yang
dilakukan di SMA Negeri 2 Cimahi pada tanggal 17 Juli 2013 dengan mengambil
sampel secara acak terhadap 50 orang siswa mengenai respon siswa terhadap
penggunaan PowerPoint sebagai media pembelajaran PKn. Hasil pra-penelitian
digambarkan dalam chart sebagai berikut.
Gambar 1.3
Respon siswa terhadap penggunaan PowerPoint sebagai media pembelajaran Pkn
Sumber : diolah oleh peneliti, 2013
Gambar 1.3 menggambarkan respon siswa terhadap penggunaan
PowerPoint sebagai media pembelajaran PKn, berdasarkan chart tersebut
sebanyak 25 orang siswa menyatakan setuju terhadap penggunaan PowerPoint
0
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju
Respon siswa terhadap penggunaan
sebagai media pembelajaran Pkn, 17 siswa menyatakan sangat setuju dan 8 orang
lainnya menjawab netral. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebanyak
42 responden memberikan respon positif terhadap penggunaan media PowerPoint
sebagai media pembelajaran PKn.
Peneliti melakukan wawancara kepada siswa untuk menanyakan alasan
mereka menyetujui penggunaan PowerPoint pada pembelajaran PKn. Alasan
yang didapatkan dari siswa cukup beragam, diantaranya karena mereka
menganggap pelajaran PKn akan membosankan jika hanya dilakukan dengan
metode ceramah, sehingga dengan penggunaan PowerPoint guru dapat
memberikan contoh melalui gambar, grafik, bahkan video dalam setiap
pembelajaran. Masalah yang sering ditemui dalam proses pembelajaran PKn di
sekolah selama ini yaitu menyangkut kurangnya semangat dan motivasi belajar
siswa pada pelajaran PKn, guru sering terjebak dalam pemilihan media yang tepat
dengan metode maupun materi pembelajaran. Kesulitan tersebut membuat guru
cenderung menggunakan metode ceramah dan mengabaikan penggunaan media
pembelajaran sebagai alat bantu sehingga hal tersebut mengurangi semangat dan
motivasi siswa dalam belajar PKn.
Selain itu pada dasarnya motivasi siswa berbeda-beda dalam proses belajar
mengajar di sekolah. Menurut Hamalik dalam Arsyad 2010 : 15, pemakaian
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psiklogis terhadap
siswa. Jadi, selain sebagai alat bantu dalam meningkatkan pemahaman siswa,
media pembelajaran juga mampu membangkitkan motivasi belajar siswa.
Mengingat pentingnya media dalam proses belajar mengajar dimana
berhubungan dengan peningkatkan motivasi belajar siswa terutama pada saat
menggunakan media PowerPoint, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “PENGGUNAAN MICROSOFT OFFICE
KEWARGANEGARAAN”, (Studi Deskriptif Analitis di SMA Negeri 2 Cimahi).
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah
Agar penelitian ini mencapai sasaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan,
maka peneliti merasa perlu untuk mengidentifikasi apa yang menjadi fokus
permasalahan secara umum. Masalah yang menjadi inti pembahasaan dalam
penelitian ini adalah : “Bagaimanakah Pengunaan Microsoft Office PowerPoint
sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Analitis di SMA Negeri 2 Cimahi) ?”
2. Perumusan Masalah
Menyadari masih begitu luasnya rumusan masalah tersebut, maka perlu
adanya perumusan masalah. Adapun perumusan masalah tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Bagaimana pemanfaatan Microsoft Office PowerPoint dalam
pembelajaran PKn di SMA Negeri 2 Cimahi ?
b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran PKn dengan menggunakan media
PowerPoint di SMA Negeri 2 Cimahi ?
c. Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari penggunaan PowerPoint
sebagai media pembelajaran PKn di SMA Negeri 2 Cimahi ?
d. Bagaimana kendala penggunaan media PowerPoint dalam pembelajaran
PKn di SMA Negeri 2 Cimahi dan upaya apa yang dilakukan untuk
mengatasi kendala tersebut ?
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana
Penggunaan Microsoft Office PowerPoint sebagai media pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan
untuk :
a. Mengetahui pemanfaatan Microsoft Office PowerPoint dalam
pembelajaran PKn di SMA Negeri 2 Cimahi
b. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran PKn dengan menggunakan media
PowerPoint di SMA Negeri 2 Cimahi
c. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari penggunaan PowerPoint
sebagai media pembelajaran PKn di SMA Negeri 2 Cimahi
d. Mengetahui kendala penggunaan media PowerPoint dalam pembelajaran
PKn di SMA Negeri 2 Cimahi dan upaya apa yang dilakukan untuk
mengatasi kendala tersebut.
D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis
Melalui penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan sesuatu yang
berguna dalam tataran teoritis bagi pengembangan keilmuwan sesuai dengan
tujuan penelitian ini. Penulis juga berharap dapat memberikan sumbangsih
pemikiran dan memperkaya fakta-fakta dan teori tentang penggunaan Media
Pembelajaran dan implikasinya, selain itu dengan penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan bagi ilmu-ilmu yang berkaitan dengan kependidikan.
2. Secara Praktis
a. Bagi guru, dengan adanya penelitian mengenai penggunaan PowerPoint
sebagai media pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini, diharapkan
dalam proses belajar mengajar PKn dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif pemilihan media pembelajaran.
b. Bagi peserta didik, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
kreativitas, motivasi serta minat dalam pembelajaran Pendidikan
didik. Selain itu penelitian ini diharapkan mampu merubah citra Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang membosankan dan kurang
menyenangkan di mata peserta didik.
c. Bagi pihak sekolah, dengan adanya penelitian ini diharapkan pihak sekolah
untuk mengetahui dan juga mengevaluasi apa saja sarana dan prasarana
yang diperlukan oleh siswa dan guru dalam proses belajar mengajar
sehingga mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif dan
menyenangkan.
d. Bagi penelitian lebih lanjut, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai studi pendahuluan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian
tentang Microsoft Office PowerPoint sebagai media pembelajaran
khususnya dalam pembelajaran PKn di sekolah.
E. Struktur Organisasi Penelitian
Sistematika penulisan didalam penyusunan skripsi ini meliputi lima bab,
yaitu:
BAB I : Mengenai pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang
masalah, identifikasi masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, batasan istilah,
metode penelitian, subjek dan lokasi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : Mengenai tinjauan pustaka. Pada bab ini diuraikan dokumen- dokumen
yang berkaitan dengan fokus penelitian serta teori-teori yang memiliki hubungan
dalam mendukung penelitian penulis.
BAB III : Metodologi penelitian. Pada bab ini penulis menjelaskan metodologi
penelitian, teknik pengumpulan data, serta tahapan penelitian yang digunakan
dalam penelitian mengenai penggunaan Microsoft Office PowerPoint sebagai
media pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
BAB IV : Mengenai analisis hasil penelitian. Dalam bab ini penulis menganalisis
hasil temuan data tentang penggunaan Microsoft Office PowerPoint sebagai media
BAB V : Mengenai kesimpulan dan saran. Dalam bab ini penulis berusaha
mencoba memberikan kesimpulan dan saran sebagai penutup dari hasil penelitian
51
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian merupakan suatu proses kegiatan atau aktifitas yang terdiri dari
suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terperinci dan sistematis
agar dapat memecahkan suatu masalah. Demikian pula metode dalam suatu
penelitian merupakan suatu hal yang amat penting, karena di dalam metode
penelitian ditentukan cara-cara bagaimana objek penelitian hendak diketahui
sehingga menghasilkan data yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Keberhasilan penelitian akan berjalan dan sesuai dengan tujuan penelitian
apabila dipersiapkan dengan baik, teliti dan teratur. Untuk mencapai kerangka
tersebut maka peneliti harus melakukan persiapan sesuai dengan prosedur
penelitian. Prosedur yang akan peneliti lakukan dalam penelitian ini meliputi,
pendekatan penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data, tahap
peneitian, teknik pengolahan dan analisis data, pengujian keabsahan data, serta
lokasi dan subjek penelitian.
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian menunjukkan pada pengertian tempat atau lokasi sosial
yang diidentifikasikan oleh adanya tiga unsur yaitu pelaku, tempat dan kegiatan
yang diobservasi. Dalam penelitian ini yang menjadi lokasi penelitian adalah
SMA Negeri 2 Cimahi yang terletak di KPAD Sriwijaya Jalan Sriwijaya IX No.
45 Cimahi. Alasan peneliti memilih SMA Negeri 2 Cimahi sebagai lokasi
penelitian karena SMA Negeri 2 Cimahi merupakan sekolah terfavorit di Kota
Cimahi. Disamping itu SMA Negeri 2 Cimahi dapat mendukung peneliti dalam
penelitian ini karena sekolah tersebut telah memfasilitasi semua kelas dengan
projector sehingga mampu menunjang penggunaan PowerPoint dalam proses
belajar mengajar.
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian dalam pengumpulan
Tabel 3.1 Subjek Penelitian
Sumber : diolah oleh peneliti, 2013
B. Metode dan Pendekatan Penelitian 1. Metode Penelitian
Suatu penelitian ilmiah dikatakan efektif dan dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya apabila menggunakan suatu metode yang sesuai dengan
kajian penelitian. Metode penelitian merupakan suatu cara untuk mencari
kebenaran secara ilmiah berdasarkan pada data yang sesuai dan dapat
dipertanggung jawabkan kebenarannya. Seperti yang dikemukakan oleh
Surakhmad (1992: 121), bahwa :
“Metode merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan,
misalnya mengkaji suatu rangkaian hipotesa dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini digunakan setelah penyidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta
dari situasi penyelidikan”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan suatu
penelitian salah satunya oleh metode penelitian yang tepat dan sesuai dengan
tujuan penelitian yang ditentukan sebelumnya. Dengan kata lain metode penelitian
sangat dibutuhkan karena akan memperjelas langkah atau cara-cara bagaimana
menghasilkan data-data yang tepat dan sesuai dengan arahan tujuan dari
penelitian.
No. Subjek Penelitian Jumlah
1 Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA Negeri 2
Cimahi 1 orang
2 Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMA
Negeri 2 Cimahi 1 orang
3 Guru Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan 3 orang
4 Peserta Didik kelas X IPA 7 SMA Negeri 2 Cimahi 15 orang
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
yaitu penelitian yang didasarkan pada pemecahan masalah berdasarkan fakta-fakta
dan kenyataan-kenyataan yang ada pada saat sekarang, kontemporer dan
memusatkan masalah pada masalah aktual yang terjadi pada saat penelitian
dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Nazir (1998: 63) yang menyatakan
bahwa:
“Metode deskriptif adalah satu metode dalam meneliti status kelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis serta
hubungan antar fenomena yang diselidiki”.
Hal tersbut di atas sejalan dengan yang diungkapkan oleh Danial dan
Warsiah (2009: 63) yang mengemukakan bahwa metode deskriptif adalah metode
yang bertujuan memperlihatkan suatu fenomena yang ada, mengidentifikasi
berbagai masalah, penilaian suatu kebijakan dan studi tentang keunggulan dan
kelemahan suatu program yang telah dilakukan.
Berdasarkan pandangan dari beberapa ahli di atas, peneliti memandang
bahwa metode deskriptif tepat untuk digunakan dalam penelitian ini. Hal tersebut
dikarenakan tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran
terhadap pembelajaran PKn dengan menggunakan media PowerPoint sebagai
media pembelajarannya. Di samping hal tersebut, tujuan dari penelitian ini akan
tercapai dengan mendeskripsikan atau menjelaskan suatu peristiwa.
Lebih lanjut Surakhmad (1990: 140), menegaskan pengertian metode
deskriptif dengan mengungkapkan ciri-cirinya sebagai berikut.
“Pertama, memusatkan diri pada masalah-maslah yang ada pada saat sekarang atau bersifat sakral (up to date). Kedua, data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian di analisis (karena metode ini
sering pula disebut metode analitik)”.
Dalam memperoleh data penulis melakukan berbagai teknik yang disusun
secara sistematis untuk mencari data hasil penelitian yang sempurna. Penulis
melakukan penelitian dengan studi deskriptif karena sesuai dengan sifat masalah
berusaha untuk memperoleh gambaran yang nyata tentang bagaimana penggunaan
PowePoint sebagai media pembelajaran PKn.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Menurut Nasution (2003: 5) pendekatan kualitatif ialah mengamati
orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha
memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Hal serupa
diungkapkan oleh Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2000: 3) bahwa penelitian
kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati”.
Dalam penelitian kualitatif, instrumen utama dalam penelitian adalah
penulis sendiri yang terjun ke lapangan untuk mencari informasi melalui observasi
dan wawancara. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Moleong (2000: 132),
bahwa :
“Bagi peneliti kualitatif manusia adalah instrumen utama karena ia
menjadi segala bagi keseluruhan proses penelitian. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir, dan pada
akhirnya ia menjadi pelapor penelitiannya”
Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan Locke et al (2007) dalam
Creswell (2010: 264) bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian interpretif,
yang di dalamnya peneliti terlibat dalam pengalaman yang berkelanjutan dan terus
menerus dengan para partisipan, keterlibatan inilah yang nantinya memunculkan
serangkaian isu dalam proses penelitian kualitatif. Dengan demikian penulis lebih
leluasa dalam mencari informasi dan data yang terperinci dari subjek penelitian
tentang berbagi hal yang diperlukan dalam penelitian yang sedang dilaksanakan.
Selanjutnya Sugiyono (2011: 9) mendefinisikan tentang penelitian
“Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi”
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pada
dasarnya dalam penelitian kualitatif yang menjadi alat penelitian yang utama
adalah peneliti itu sendiri, hal tersebut memungkinkan penelitian dapat dilakukan
secara mendalam dan memperoleh data yang aktual. Penelitian kualitatif
bertumpu pada latar belakang alamiah secara holistik, memposisikan manusia
sebagai alat penelitian, melakukan analisis data secara induktif, dan lebih
mementingkan proses daripada hasil.
Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan Moleong (2010: 4) yang
menjelaskan penelitian kualitatif sebagai berikut.
“Penelitian kualitatif itu berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian memanfaatkan metode kualitatif, mengadakan analisis secara induktif, mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori dasar, bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya bersifat sementara, dan hasil penelitiannya disepakati oleh
kedua belah pihak antara peneliti dan subjek penelitian”
Pada kenyataannya, metode kualitatif digunakan untuk kepentingan yang
berbeda bila dibandingkan dengan metode kuantitatif. Sugiyono (2011: 24-25)
menjelaskan bahwa metode penelitian kualitatif digunakan ketika :
a. Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang atau mungkin masih gelap.
b. Untuk memahami makna dibalik data yang tampak. c. Untuk memahami interaksi sosial.
d. Untuk memahami perasaan orang. e. Untuk mengembangkan teori. f. Untuk memastikan kebenaran data. g. Untuk meneliti sejarah perkembangan.
Berdasarkan pendapat berbagai ahli di atas, penulis merasa bahwa
dikarenakan pendekatan ini dirasa memungkinkan untuk meneliti fokus
permasalahan yang akan penulis teliti secara mendalam. Selain alasan tersebut,
pendekatan kualitatif memiliki keunggulan seperti halnya diungkapkan oleh
Sugiyono (2011: 28), bahwa penelitian kualitatif memiliki kompetensi sebagai
berikut.
1. Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang yang akan diteliti.
2. Mampu menciptakan rapport kepada setiap orang yang ada pada konteks sosial yang akan diteliti. Menciptakan rapport berarti mampu membangun hubungan yang akrab dengan setiap orang yang ada pada konteks sosial.
3. Memiliki kepekaan untuk melihat setiap gejala yang ada pada obyek penelitian (konteks sosial).
4. Mampu menggali sumber data dengan observasi partisipan, dan wawancara mendalam secara triangulasi, serta sumber-sumber lain. 5. Mampu menganalisis data kualitatif secara induktif
berkesinambungan mulai dari analisis deskriptif, domain, komponensial, dan tema kultural/budaya.
6. Mampu menguji kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas, dan transferbilitas hasil penelitian.
7. Mampu menghasilkan temuan pengetahuan, hipotesis atau ilmu baru. 8. Mampu membuat laporan secara sistematis, jelas, lengkap, dan rinci.
Melalui keunggulan atau kompetensi yang dimiliki oleh pendekatan
kualitatif, penulis berharap dapat melakukan penelitian secara mendalam,
maksimal dan mendapatkan data yang akurat, sehingga mampu menghasilkan data
penelitian yang ilmiah dan empirik.
C. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran istilah-istilah yang
digunakan dalam penelitian ini, maka akan dijelaskan beberapa istilah tersebut.
Adapun istilah-istilah yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Microsoft Power Point merupakan sebuah software yang dibuat dan
dikembangkan oleh perusahaan Microsoft, dan merupakan salah satu
program berbasis multi media. Di dalam komputer, biasanya program ini
sudah dikelompokkan dalam program Microsoft Office. Program ini
dirancang khusus untuk menyampaikan presentasi, baik yang
perorangan, dengan berbagai fitur menu yang mampu menjadikannya
sebagai media komunikasi yang menarik.
2. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium”
yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara
atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Dalam Proses
belajar mengajar di kelas, media berarti sebagai sarana yang berfungsi
menyalurkan pengetahuan dari guru kepada peserta didik. Kelancaran
aplikasi model pembelajaran sedikit banyak ditentukan pula oleh media
pembelajaran yang digunakan.
3. Media Pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri antara lain buku, tape
recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide (gambar
bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.
4. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
5. Pendidikan Kewarganegaraan adalah wahana titik tolak untuk
mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai luhur dan moral yang
berakar pada budaya bangsa Indonesia.
D. Teknik Pengumpulan Data
Supaya data yang didapatkan akurat dan valid, maka penulis yang
bertindak sebagai instrument utama penelitian, terjun langsung ke lapangan dan
menyatu dengan sumber data dalam situasi yang alamiah. Sugiyono (2011: 224)
berpendapat bahwa teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti
tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen utama.
naturalistik peneliti sendirilah yang menjadi instrumen utama dan terjun langsung
ke lapangan serta mengumpulkan informasi melalui observasi atau wawancara”.
Selama penelitian dilaksanakan, penulis bertindak sebagai instrumen utama dan
menyatu dengan sumber data. Melalui penelitian ini peneliti langsung masuk ke
lapangan untuk mengumpulkan data dalam situasi yang alamiah dan
sesungguhnya. Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah melalui
observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
1. Observasi
Observasi merupakan salah satu instrumen utama dalam penelitian sosial
terutama penelitian kualitatif. Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2011: 145)
mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara
yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Pengamatan memungkinkan pengamat untuk melihat dunia sebagaimana
yang dilihat oleh subjek penelitian, hidup pada saat itu, menangkap arti fenomena
dari segi pengertian subjek, menangkap budaya dari segi pandangan yang dianut
oleh para subjek pada keadaan waktu itu. Pengamatan juga memungkinkan
peneliti merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subjek penelitian
sehingga memungkinkan pula peneliti menjadi sumber data.
Manfaat dari observasi ini diungkapkan oleh Patton yang dikutip oleh
Nasution dalam Sugiyono (2011: 228-229) sebagai berikut.
1. Dengan observasi dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh.
2. Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery. 3. Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak
diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap biasa dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara.
bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.
5. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang diluar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.
6. Melalui pengamatan dilapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan daya yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi sosial yang diteliti.
Sanafiah Faisal dalam Sugiyono (2011: 226) mengklasifikasikan observasi
menjadi observasi berpartisipasi (participant observation), observasi yang secara
terang-terangan dan tersamar (overt observation dan covert observation) dan
observasi yang tak berstruktur (unstructured observation). Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan observasi partisipatif.
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil
melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh sumber
data. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Susan Stainback dalam Sugiyono
(2011: 227) yang menyatakan “In participant observation, the researcher
observes what people do, listen to what they say, and participates in their activities”. Dalam observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam
aktivitas mereka. Alasan peneliti menggunakan teknik observasi parsitipatif ini
agar data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada
tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.
Lebih lanjut Spradley yang dikutip Susan Stainback dala Sugiyono (2011 :
226) dalam observasi partisipatif ini terbagi menjadi partisipasi pasif, pastisipasi
moderat, partisipasi aktif dan partisipasi lengkap. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan partisipasi pasif, jadi dalam hal ini peneliti datang di tempat
kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
Alasan peneliti karena sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu mengetahui
bagaimana penggunaan Microsoft Office PowerPoint sebagai media pembelajaran
diamati tetapi tidak terlibat secara penuh dalam proses belajar mengajar PKn
dikelas.
Alasan tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Creswell (2010:
267) sebagai berikut.
Observasi kualitatif merupakan observasi yang di dalamnya peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan individu-individu di lokasi penelitian. Dalam pengamatan ini, peneliti merekam/mencatat aktivitas-aktivitas dalam lokasi penelitian. Para peneliti kualitatif juga dapat terlibat dalam peran-peran yang beragam, mulai dari sebagai non-partisipan hingga partisipan utuh.
2. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu. Nasution (2003: 73) menjelaskan bahwa “tujuan dari wawancara adalah untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain”,
sedangkan menurut Moleong (2010: 186) wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan
dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa wawancara merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab dengan responden
mengenai permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Jadi, dengan wawancara
peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam
menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi.
Estenberg dalam Sugiyono (2011: 233) mengemukakan beberapa macam
wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur dan tidak terstruktur.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara semiterstruktur.
Menurut Sugiyono (2011: 233) wawancara semitersturktur dapat dideskripsikan
sebagai berikut.
“Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview,
Alasan peneliti menggunakan teknik wawancara tersebut agar setiap
responden dapat memberikan informasi secara lebih terbuka. Kelebihan dari
wawancara semiterstruktur ini adalah tujuan dari wawancara lebih terfokus, data
yang diperoleh lebih mudah diolah, dan agar narasumber lebih bebas
mengungkapkan apa-apa yang diketahuinya. Wawancara dilakukan secara terbuka
yang dilengkapi dengan susunan atau daftar pertanyaan yang telah dibuat
sebelumnya.
Alasan tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Creswell (2010:
267), ia mengemukakan bahwa:
“Dalam wawancara kualitatif, peneliti dapat melakukan face-to-face
interview (wawancara berhadap-hadapan) dengan partisipan, mewawancarai mereka dengan telepon, atau terlibat dalam focus group
interview (interview dalam kelompok tertentu) yang terdiri enam sampai
delapan partisipan per kelompok. Wawancara-wawancara seperti ini tentu saja memerlukan pertanyaan-pertanyaan yang secara umum tidak terstruktur (unstructured) dan bersifat terbuka (open-ended) yang dirancang untuk memunculkan pandangan dan opini dari para partisipan”
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi
dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dalam hal ini Bogdan dalam Sugiyono
(2011: 240) mengungkapkan “in most tradition of qualitative research, the phrase
personal document in used broadly to refer to any first person narrative produced
by an individual which describes his or her own action, experience and belief”.
Sugiyono (2011: 240) menjelaskan hasil penelitian dari observasi atau
wawancara akan lebih kredibel/dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah
pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan
auto biografi. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung oleh
foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.
Haris Herdiansyah (2010: 143) mengungkapkan studi dokumentasi
merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk
mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis
dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang
Lebih lanjut Creswell (2010: 267) mengungkapkan bahwa selama
penelitian, peneliti bisa mengumpulkan dokumen-dokumen kualitatif. Dokumen
ini bisa berupa dokumen publik (koran, makalah, laporan kantor) ataupun
dokumen private (buku harian, diary, surat, email). Hal tersebut senada dengan
yang diungkapkan Nasution (2003: 89) dokumen terdiri atas tulisan pribadi seperti
surat-surat, buku harian dan dokumen resmi. Selanjutnya menurut Danial dan
Warsiah (2009: 79) studi dokumentasi adalah pengumpulan sejumlah dokumen
yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian.
Dari pendapat berbagai ahli di atas, peneliti merasa bahwa studi
dokumentasi diperlukan guna melengkapi data dara hasil observasi dan
wawancara, sehingga data yang diperoleh lebih kredibel dan dapat dipercaya.
4. Studi Kepustakaan
Menurut Danial dan Warsiah (2009: 80), studi kepustakaan adalah teknik
penelitian dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet, artikel, dan
lain-lain yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian. Teknik ini peneliti
gunakan dengan tujuan untuk mengungkapkan berbagai teori-teori yang relevan
dengan permasalahan yang sedang diteliti sebagai bahan rujukan dalam
pembahasan penelitian.
Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara membaca,
mempelajari dan mengkaji literatur-literatur yang berhubungan dengan
penggunaan media pembelajaran terutama media PowerPoint dalam kegiatan
belajar mengajar. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Faisal (1990: 30) bahwa
“hasil studi literatur bisa dijadikan masukan atau landasan dalam menjelaskan dan merinci masalah-masalah yang akan diteliti, termasuk juga memberi latar
belakang mengapa masalah tadi penting diteliti.”
E. Prosedur Penelitian
Sebuah penelitian akan dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan
seperti yang diharapkan, jika penelitian itu dilaksanakan sesuai dengan
langkah-langkah yang telah direncanakan. Oleh sebab itu supaya penelitian yang peneliti
dalam melakukan penelitian ini peneliti menyusun langkah-langkah penelitian
secara sistematis sebagai berikut.
1. Tahap Pra Penelitian
Pada tahap ini, peneliti menyusun rancangan penelitian dengan terlebih
dahulu melakukan pra-penelitian ke SMA Negeri 2 Cimahi pada 17 Juli 2013.
Tujuan dilakukannya pra penelitian ini untuk mengetahui kondisi umum dari SMA
Negeri 2 Cimahi, terutama berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar khususnya
pada mata pelajaran PKn. Hal ini dilakukan guna mendapatkan data awal tentang
penggunaan Microsoft Office PowerPoint sebagai media pembelajaran PKn di
SMA Negeri 2 Cimahi.
Setelah melakukan hal tersebut peneliti membuat kelengkapan penelitian
yaitu surat penelitian agar memperoleh izin dari instansi yang terkait, prosedur
perizinan yang dilakukan antara lain:
1. Mengajukan surat izin penelitian kepada Rektor UPI Bandung melalui
jurusan PKn yang ditandatangani oleh Ketua Jurusan PKn.
2. Mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada Dekan FPIPS
UPI c.q Pembantu Dekan I FPIPS disampaikan kepada Rektor UPI
melalui pembantu Rektor Bidang Akademik.
3. Rektor UPI Bandung c.q Pembantu Rektor I mengeluarkan surat
permohonan izin untuk disampaikan kepada Kepala SMA Negeri 2
Cimahi.
4. Kepala SMA Negeri 2 Cimahi melalui Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kesiswaan memberikan izin kepada peneliti untuk mengadakan
penelitian di SMA Negeri 2 Cimahi
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Setelah selesai dengan tahapan persiapan penelitian seperti dipaparkan di
atas maka selanjutnya peneliti terjun ke lapangan untuk pelaksanaan penelitian.
Dalam melaksanakan penelitian, seperti apa yang telah dipaparkan sebelumnya
bahwa dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan instrument yang utama.
Dalam hal ini peneliti sebagai instrument utama dibantu oleh pedoman observasi
dan pedoman wawancara antara peneliti dengan responden.
Sebelum melakukan wawancara peneliti membuat pedoman wawancara,
agar lebih mudah untuk memperoleh data yang sesuai dengan kebutuhan dari
penelitian ini maka peneliti membagi pedoman wawancara ini ke dalam 3 bagian,
yaitu:
a. Pedoman wawancara untuk Wakil Kepalas Sekolah bidang Kurikulum
dan Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana SMA Negeri 2
Cimahi untuk memperoleh pendapat dan tanggapan mengenai
permasalahan yang sesuai dengan sasaran penelitian yaitu tentang
pemanfaatan Microsoft Office PowerPoint sebagai media
pembelajaran.
b. Pedoman wawancara untuk guru bidang studi PKn kelas X, XI dan XII
SMA Negeri 2 Cimahi, guna memperoleh data berkenaan dengan
proses belajar mengajar PKn di kelas.
c. Pedoman wawancara untuk siswa-siswi kelas X IPA 7 SMA Negeri 2
Cimahi
Setelah selesai mengadakan wawancara dengan informan, penulis
menuliskan kembali data yang terkumpul ke dalam catatan lapangan dengan
tujuan untuk mengungkapkan data secara mendetail. Data yang diperoleh dari
hasil wawancara, disusun dalam bentuk catatan lengkap dengan tambahan data
lainnya baik itu foto dan dokumen lainnya. Hal ini dilakukan hingga peneliti
mencatat data pada titik jenuh yang berarti perolehan data tidak lagi mendapatkan
informasi yang baru. Tujuan dari wawancara ini yaitu untuk mendapatkan
informasi yang diperlukan dari responden agar mampu menjawab permasalah
penelitian yang dapat peneliti ketahui melalui wawancara. Hal selanjutnya yang
1. Mempersiapkan pengamatan dan mencatat kegiatan-kegiatan atau
gejala-gejala yang penting dan mendukung terhadap masalah yang
diteliti.
2. Melakukan pengamatan dan mencatat kegiatan-kegiatan atau
gejala-gejala yang penting dan mendukung terhadap masalah yang diteliti.
3. Melakukan studi dokumentasi dan membuat catatan (field notes) dari
data yang diperlukan sehubungan sasaran penelitian.
3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data merupakan suatu langkah penting dalam
penelitian, karena dapat memberikan makna terhadap data yang dikumpulkan oleh
peneliti. Data yang diperoleh dan dikumpulkan dari responden melalui berbagai
pedoman penelitian yang dilakukan untuk selanjutnya dideskripsikan dalam
bentuk laporan. Berkaitan dengan tahap analisis data lebih lanjut akan dibahas
pada bahasan selanjutnya.
F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
Ada sejumlah proses umum yang bisa dijelaskan oleh peneliti untuk
menggambarkan keseluruhan aktivitas analisis data penelitian, sebagaimana yang
diungkapkan oleh Creswell (2010: 274) seperti berikut.
Analisis data merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan refleksi terus menerus terhadap data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan analitis, dan menulis catatan singkat sepanjang penelitian. Maksudnya, analisi data kualitatif bisa saja melibatkan proses pengumpulan data, interpretasi, dan pelaporan hasil secara serentak dan bersama-sama.
Lebih lanjut Creswell (2010: 275) menjelaskan bahwa analisis data
kualitatif yang dilaporkan dalam artikel-artikel jurnal dan buku-buku ilmiah
sering kali menjadi model analisis yang umum digunakan. Dalam model analisis
tersebut, peneliti mengumpulkan data kualitatif, kemudian menganalisisnya
berdasarkan tema-tema atau perspektif-perspektif tertentu.
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama penelitian berlangsung dan setelah selesai
dilapangan. Namun menurut Sugiyono (2010: 245) analisis lebih difokuskan
selama dilapangan berdasarkan model Miles dan Huberman (1984) terdiri atas
tiga aktivitas, yaitu data reduction, data display dan conclusion
drawing/verification.
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Sugiyono (2011: 247) menjelaskan bahwa reduksi data berarti
“merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting, dicari tema dan polanya”. Dengan demikian data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya kembali bila
diperlukan.
Hal yang diungkapkan oleh Sugiyono di atas sejalan dengan yang
diungkapkan oleh Nasution (2003: 128) bahwa :
Data yang diperoleh di lapangan akan terus bertambah sehingga akan menyulitkan jika dianalisis sejak awal. Laporan-laporan itu perlu direduksi, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal penting, dan dicari tema atau polanya, jadi laporan lapangan sebagai bahan mentah disingkatkan, direduksi, disusun lebih sistematis, ditonjolkan pokok-pokok yang penting, diberi susunan yang lebih sistematis, sehingga lebih mudah dikendalikan.
Pendapat beberapa ahli di atas relevan dengan kondisi di lapangan yang
sering dijumpai dalam penelitian, setelah peneliti melakukan penelitian data yang
diperoleh semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan
analisis melalui reduksi data. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penulis untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, serta mencari kembali apabila
diperlukan.
b. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data.
Sugiyono (2011: 249) menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif, penyajian
data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
249) menyatakan “the most frequent from of display data for qualitative research data in the past has been narrative text”. Yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif.
Pendapat dari Sugiyono di atas sejalan dengan pendapat dari Nasution
(2003: 128) bahwa:
“Data yang bertumpuk dan laporan lapangan yang tebal akan sulit
dipahami. Oleh karena itu, agar dapat melihat gambaran atau bagian-bagian tertentu dalam penelitian harus diusahakan membuat berbagai macam matrik, uraian singkat, network, chart dan grafik”
Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa
yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami tersebut. Berdasarkan alasan tersebut peneliti tidak terjebak dalam
tumpukan data lapangan yang banyak, peneliti melakukan display data yang
dituangkan ke dalam bentuk uraian.
c. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan kesimpulan/Verifikasi)
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan
dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan
akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2011: 252)
mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi
mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian
kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada
di lapangan. Langkah verifikasi ini dilakukan peneliti dengan maksud untuk
mencari makna dari data yang dikumpulkan agar mencapai kesimpulan yang
penelitian berlangsung agar lebih menjamin validitas penelitian dan dapat
dirumuskan kesimpulan akhir yang akurat.
G. Pengujian Keabsahan Data
Dalam pengujian keabsahan data, metode penelitian kualitatif
menggunakan istilah yang berbeda dengan penelitian kuantitatif. Menurut
Sugiyono (2011: 269) perbedaan tersebut dapat di tunjukan dalam tabel berikut.
Tabel 3.2
Perbedaan Istilah dalam Pengujian Keabsahan Data Antara Metode Kualitatif dan Kuantitatif
Aspek Metode Kualitatif Metode Kuantitatif
Nilai kebenaran Validitas internal Kredibilitas (credibility)
Penerapan Validitas eksternal (generalisasi) Transferability/keteralihan
Konsistensi Reliabilitas Auditability, dependability
Naturalitas Obyektivitas Confirmability
Sumber : Sugiyono, 2011: 269
Uji keabsahan data kualitatif menurut Sugiyono (2011: 270) meliputi uji,
credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability
(reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas).
1. Uji Credibility
Sugiyono (2011: 270) mengungkapkan bahwa uji kredibilitas data hasil
penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan,
peningkatan ketekunan, triangulasi, analisis kasus negatif, menggunakan bahan
referensi, dan member check. Rangkaian aktivitas tersebut peneliti terapkan dalam
penelitian ini sebagai berikut.