Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Daftar FPEB : 017/UN40.7.D1/LT/2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada
Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
(BEI)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ujian Sidang Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Manajemen
Universitas Pendidikan Indonesia
Bela Chrishandy Saputra
0901888
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN GROWTH TERHADAP NILAI
PASAR PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Oleh :
Bela Chrishandy Saputra
Skripsi yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Bela Chrishandy Saputra 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang – undang.
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Bela Chrishandy Saputra. 0901888. Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dosen Pembimbing: Prof. Dr. H. Dadang Sadeli, M.Si, dan Budhi Pamungkas Gautama, SE. M.Sc.
Telekomunikasi saat ini telah menjadi kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan telekomunikasi harus terus dilakukan untuk meningkatkan daya saing di era globalisasi yang semakin maju. Oleh karena itu kebutuhan akan modal perusahaan pasti akan meningkat serta akan berdampak pula pada peningkatkan nilai investasi.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penurunan nilai Price Earning Ratio (PER) pada subsektor telekomunikasi, yang akan mempengaruhi preferensi investor untuk berinvestasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran struktur modal yang diwakili oleh Debt to Equity Ratio (DER) dan growth yang diwakili Earning Growth (EG), serta mengetahui pengaruh struktur modal dan growth terhadap nilai pasar.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif, kemudian analisis statistik menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi klasik, koefisien korelasi product moment, regresi linear berganda, koefisien determinasi, dan untuk uji hipotesis menggunakan uji F dan uji t. Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu laporan keuangan tahunan perusahaan–perusahaan dalam subsektor telekomunikasi dari tahun 2005-2012.
Hasil penelitian ini menunjukkan nilai PER mengalami penurunan, DER mengalami kenaikan tetapi nilai EG menurun. Uji t menunjukkan bahwa struktur modal yang diwakili oleh DER berpengaruh terhadap nilai pasar yang diwakili oleh PER. Sedangkan growth yang diwakili oleh EG tidak berpengaruh terhadap nilai pasar yang diwakili oleh PER. Pengaruh kedua variabel tersebut terhadap PER adalah 74,6%, sedangkan sisanya 25,4% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti pada penelitian ini.
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Bela Chrishandy Saputra. 0901888. The Influence of Capital Structure and Growth towards Market Value In Telecommunication Company Registered In Indonesia Stock Exchange (IDX). Supervised by: Prof. Dr.H. Dadang Sadeli, M.Sc., and Budhi Pamungkas Gautama, SE. M.Sc.
Nowadays, Telecommunication is becoming a necessity in our life. A sustainable development of subsector telecommunications will be able to improve the competitiveness in the era of globalization. Hence, the companies need to increase their capital and that will definitely impact the increasing value of the investment.
The background of this research is the decreased of the market value that represented by Price Earning Ratio (PER) in the telecommunications subsector, which affects the preference of investors to invest. This research aims are to describe the capital structure represented by Debt to Equity Ratio (DER) and growth that represented Earning Growth (EG), as well as determine the effect of capital structure and growth towards the market value.
The method used in this research are descriptive and verification, and for the statistical analysis using descriptive statistics, the classical assumption, product moment correlation coefficient, linear regression, the coefficient of determination, and the hypothesis test using the F test and t test. The data used are secondary data which are the annual reports and financial statements of the companies in the telecommunications subsector from 2005 to 2012. remaining 25.4% is explained by other variables that did not examine in this research.
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 12
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 12
1.2.2 Rumusan Masalah ... 14
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 15
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 15
1.3.2 Kegunaan Penelitian ... 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kinerja Keuangan ... 17
2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan ... 17
2.1.2 Tahapan Menganalisis Kinerja Keuangan ... 17
2.1.3 Tujuan Pengukuran Kinerja ... 19
2.1.4 Manfaat Pengukuran Kinerja ... 20
2.1.5 Hubungan Kinerja keuangan dengan Rasio Keuangan ... 22
2.2 Struktur Modal ... 24
2.2.1 Pengertian dan Karakteristik Struktur Modal ... 24
2.2.2 Indikator Struktur Modal ... 25
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.3 Debt to Equity Ratio ... 30
2.3.1 Pengertian dan Karakteristik Debt to Equity Ratio ... 30
2.4 Growth ... 31
2.4.1 Pengertian & Karakteristik Growth ... 31
2.4.2 Jenis – jenis Growth ... 32
2.5 Earning Growth ... 33
2.5.1 Pengertian dan Karakteristik Earning Growth ... 33
2.5.2 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Laba ... 34
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian ... 46
3.2 Metode dan Desain Penelitian ... 46
3.2.1 Metode Penelitian ... 46
3.2.2 Desain Penelitian ... 47
3.3 Operasionalisasi Variabel ... 47
3.4 Sumber Data & Teknik Pengumpulan Data ... 49
3.4.1 Sumber Data ... 49
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ... 50
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.5.1 Populasi ... 50
3.5.2 Sampel ... 51
3.6 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 52
3.6.1 Pengolahan Data dan Analisis Data ... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 59
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Dalam Subsektor Telekomunikasi ... 59
4.1.1.1 Profil PT. Bakrie Telecom Tbk ... 59
4.1.1.2 Profil PT. XL Axiata Tbk ... 61
4.1.1.3 Profil PT. Indosat Tbk ... 64
4.1.1.4 Profil PT. Inovisi Infracom Tbk ... 67
4.1.1.5 Profil PT. Smartfren Telecom Tbk ... 70
4.1.1.6 Profil PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk ... 71
4.1.2 Hasil Analisis Deskriptif ... 82
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.1.2.1.6 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk ... 86
4.1.2.1.7 Rata-rata Tahunan ... 87
4.1.2.2 Deskripsi Growth Pada Perusahaan Subsektor Telekomunikasi 89 4.1.2.2.1 PT. Bakrie Telecom Tbk ... 90
4.1.2.3 Deskripsi Nilai Pasar Pada Perusahaan Subsektor Telekomunikasi ... 97
4.1.2.3.6 PT. Telekomuniksai Indonesia Tbk ... 102
4.1.2.3.7 Rata-rata Tahunan ... 103
4.1.3 Analisis Data Statistik ... 106
4.1.3.1 Analisis Statisitk Deskriptif ... 106
4.1.3.2 Uji Asumsi Klasik ... 107
4.1.3.3 Analisis Koefisien Korelasi Product Moment ... 111
4.1.3.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 112
4.1.3.5 Analisis Koefisien Determinasi ... 115
4.1.3.6 Uji Hipotesis ... 116
4.1.3.6.1 Uji F ... 116
4.1.3.6.2 Uji t ... 116
4.2 Pembahasan ... 118
4.2.1 Struktur Modal (DER) di Subsektor Telekomunikasi ... 118
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.2.3 Nilai Pasar (PER) di Subsektor Telekomunikasi ... 119 4.2.4 Pengaruh Struktur Modal (DER) Terhadap Nilai Pasar di Subsektor
Telekomunikasi ... 119 4.2.5 Pengaruh Growth (EG) Terhadap Nilai Pasar di Subsektor
Telekomunikasi ... 120 4.2.6 Pengaruh Struktur Modal (DER) dan Growth (EG) Terhadap Nilai
Pasar (PER) di Subsektor Telekomunikasi ... 120 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 121
4.3.1 Pengaruh Struktur Modal (DER) Terhadap Nilai Pasar Pada Subsektor
Telekomunikasi ... 121 4.3.2 Pengaruh Growth (EG) Terhadap Nilai Pasar Pada Subsektor
Telekomunikasi ... 123 4.3.3 Pengaruh Struktur Modal (DER) dan Growth (EG) Terhadap Nilai
Pasar Pada Subsektor Telekomunikasi ... 125
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 126 5.2 Saran .. ... 129
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Price Earning Ratio Sektor Infrastructure Utilities And
Transportations Tahun 2005-2012 ... 5
Tabel 1.2 Nilai Price Earning Ratio perusahan-perusahaan dalam subsektor Telecommunication Tahun 2005-2012 ... 6
Tabel 1.3 Perkembangan Debt to Equity Ratio subsektor Telecommunication Tahun 2005-2012 ... 9
Tabel 1.4 Perkembangan Earning Growth subsektor Telecommunication Tahun 2005-2012 ... 11
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 48
Tabel 3.2 Nilai Koefisien Korelasi ... 56
Tabel 4.1 Perubahan Debt to Equity Ratio Pada Perusahaan di Subsektor Telekomunikasi Tahun 2005 – 2012 ... 83
Table 4.2 Perubahan Earning Growth Pada Perusahaan di Subsektor Telekomunikasi Tahun 2005-2012 ... 90
Tabel 4.3 Perubahan Price Earning Ratio Pada Perusahaan di Subsektor Telekomunikasi Tahun 2005-2012 ... 98
Tabel 4.4 Descriptive Statistics ... 106
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ... 109
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ... 110
Tabel 4.7 Hasil Uji Korelasi Product Moment ... 112
Tabel 4.8 Tabel Koefisien Regresi ... 113
Tabel 4.9 Hasil Koefisien Determinasi ... 115
Tabel 4.10 Hasil Uji F ... 116
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 44
Gambar 2.2 Paradigma Pemikiran ... 45
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas ... 108
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Perkembangan Price Earning Ratio Sektor Infrastructure Utilities And
Transportations Tahun 2005-2012 ... 6
Grafik 1.2 Pergerakan Price Earning Ratio perusahan-perusahaan dalam subsektor Telecommunication Tahun 2005-2012 ... 7
Grafik 1.3 Perkembangan Debt to Equity Ratio subsektor Telecommunication Tahun 2005-2012 ... 10
Grafik 1.4 Perkembangan Earning Growth subsektor Telecommunication Tahun 2005-2012 ... 11
Garfik 4.1 Perubahan Rata-rata Rasio DER Pada Tahun 2005-2012 ... 89
Grafik 4.2 Perubahan Rata-rata Rasio EG Pada Tahun 2005- 2012 ... 96
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LAMPIRAN
Lampiran I : Surat Keputusan Pembimbing
Buku Bimbingan
Lampiran II : Data Penelitian
Lampiarn III : Hasil Pengolahan Data Spss
Lampiran IV : Laporan Keuangan Perusahaan Penelitian
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri telekomunikasi bisa dikatakan sebagai industri yang sepertinya tidak akan pernah redup. Bayangkan jika semua koneksi telekomunikasi, baik itu telepon genggam hingga layanan internet tidak aktif selama 24 jam. Sepertinya
hal tersebut hampir tidak mungkin dibiarkan terjadi, karena pada zaman sekarang kebutuhan akan komunikasi jarak jauh sudah seperti kebutuhan pokok saja.
Sehingga membuat pasar untuk layanan telekomunikasi ini seperti sudah terbentuk dengan sendirinya. Apalagi ditambah dengan jumlah penduduk di Indonesia yang terus bertumbuh serta perkembangan infrastruktur di kawasan
miskin yang sedang diprioritaskan membuat potensi pertumbuhan kebutuhan akan layanan telekomunikasi di Indonesia menjadi semakin prospektif.
( http://vibiznews.com/2012-11-06/sektor-telekomunikasi-indonesia-masih-menarikkah-telekomunikasi-seri-i)
Pertambahan penduduk yang pesat mengakibatkan timbulnya permintaan
yang tinggi akan layanan telekomunikasi yang lebih baik lagi. Seperti halnya negara berkembang lainnya, pengembangan dan modernisasi untuk infrastruktur perusahaan telekomunikasi di Indonesia juga telah terjadi peningkatan kearah
yang lebih baik. Kenyataan ini mendorong pemerintah melalui departemen komunikasi dan informatika untuk berperan aktif dalam menciptakan
2
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan berkembangnya industri telekomunikasi di Indonesia sebagai akibat dari peningkatan jumlah penduduk serta pendapatan per kapita pada
beberapa tahun terakhir ini, industri pasar telekomunikasi di Indonesia mengalami pertumbuhan yang luar biasa disetiap tahunnya. Pertumbuhan industri
telekomunikasi pada tahun ini diperkirakan mencapai 40 %, meningkat dibandingkan tahun lalu yang hanya antara 30% - 35%, perkiraaan ini bukan hanya terjadi pada tahun ini, akan tetapi peningkatan ini akan terus meningkat
pada tahun-tahun yang akan datang. (sumber : Republika Newsroom)
Agar hal tersebut dapat terlaksana, maka perusahaan dalam industri
telekomunikasi membutuhkan dana yang cukup besar. Kebutuhan dana tersebut dapat didapatkan dengan melakukan pinjaman, bisa dalam bentuk hutang atau menerbitkan saham di pasar modal. Suad Husnan (2006:3) mengatakan bahwa,
pasar modal dapat diartikan juga sebagai pasar untuk berbagi instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang
maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan pemerintah, public autohorities, maupun perusahaan swasta.
Saham (sekuritas) merupakan instrument keuangan berjangka panjang dan
dapat di perjual belikan dipasar modal. Saham juga paling populer dan paling banyak diminati masyarakat meskipun dengan resiko yang besar. Sedangkan
untuk kegiatannya dilakukan di bursa efek, tempat bertemunya pembeli dan penjual sekuritas. Bursa efek merupakan lembaga yang menyelenggarakan
3
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pergerakan harga suatu saham yang terjadi di bursa efek merupakan hal yang sangat menarik untuk dianalisa bagi investor. Ini disebabkan suatu
pergerakan harga saham akan menimbulkan kepercayaan diri pada seorang investor dalam melakukan investasi, mungkin untuk membeli atau menjual saham
yang ada. Tetapi umumnya para pemodal yang menginvestasikan dananya pada saham (sekuritas) bertujuan untuk mendapatkan return (hasil) yang maksimal.
Dalam memenuhi ekspektasi investor untuk melakukan investasi, biasanya
dimulai dengan meninjau keadaan perekonomian dan industri suatu perusahaan. Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara umum mengenai resiko dan
kemampuan perusahaan tersebut dalam menghasilkan laba. Seorang investor yang akan melakukan investasi juga harus mengamati faktor – faktor apa saja yang menyebabkan volatilitas dalam harga saham tersebut, hal ini dilakukan agar
ekspektasi seorang investor terhadap keuntungan yang diharapkan dipasar saham dapat tercapai secara maksimal dengan resiko yang didapatkan lebih kecil.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi naik turunnya harga saham, faktor tersebut dapat di bagi menjadi dua bagian yaitu faktor teknikal dan faktor fundamental. Faktor teknikal merupakan faktor yang berada diluar perusahaan
tetapi memiliki dampak terhadap kemajuan perusahaan. Faktor ini berkaitan dengan penawaran dan permintaan terhadap saham tersebut, sedangkan dalam
faktor fundamental yang lebih diperhatikan adalah kinerja perusahaan tersebut. Pada penelitian kali ini analisis pendekatan yang digunakan adalah Price
4
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Price Earning Ratio (PER) dalam penelitian ini karena nilai PER selain untuk menilai kewajaran harga saham, nilai PER juga lebih memudahkan atau
membantu keputusan penganalisis dalam mengetahui kondisi perusahaan didalam pasar.
Jogiyanto (2008:142), menyebutkan bahwa strategi Price Earning Ratio digunakan untuk mengidentifikasi saham mana yang harganya terlalu rendah (undervalued), wajar (fair-valued), dan terlalu tinggi (overvalued), pada
umumnya mengaitkan PER dengan nilai intrinsik saham yang diperkirakan berdasarkan model penilaian saham.
Dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) terdapat 9 sektor, yaitu Agriculture, Mining, Basic Industry And Chemicals, Miscellaneous Industry, Consumer Goods, Property Real Estate And Building Construction, Infrastructure Utilities
And Transportations, Finance, dan Trade Service And Investment. Diantara semua sektor tersebut, sektor yang akan diteliti pada penelitian ini adalah sektor
Infrastructure Utilities And Transportations.
Dalam sektor Infrastructure Utilities And Transportations itu sendiri terdapat 5 subsektor, yaitu Energy, Toll Road Airport Harbor and Allied
Products, Telecommunication, Transportation dan Non Building Construction. Dibawah ini tabel perkembangan price earning ratio pada sektor Infrastructure
5
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 1.1
Perkembangan Price Earning Ratio Sektor Infrastructure Utilities And Transportations Tahun 2005-2012
Sumber : IDX Statistik (data diolah kembali)
Berdasarkan data perkembangan diatas subsektor yang diteliti dalam
penelitian ini adalah subsektor telekomunikasi. Subsektor ini dipilih karena subsektor telekomunikasi merupakan subsektor yang mengalami penurunan dari beberapa tahun terakhir di lihat dari data financial dan rasionya. Nilai penurunan
pada subsektor telekomunikasi ini akan dibandingkan dengan subsektor energy, karena masih dalam sektor yang sama dan nilai PER subsektor ini tidak lebih baik
dibandingkan dengan subsektor lain yang terdapat dalam sektor Infrastructure Utilities And Transportations.
Berdasarkan tabel diatas terdapat peningkatan nilai price earning ratio
pada subsektor telecommunication tetapi terjadi penurunan lagi pada dua tahun terakhir. Sedangkan pada subsektor energy mempunyai trend cenderung menurun,
6
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menunjukkan prospek yang kurang baik. Selain tabel diatas juga terdapat grafik perkembangan sektor Infrastructure Utilities and Transportations.
Sumber : IDX Statistik (data diolah kembali)
Grafik 1.1
Perkembangan Price Earning Ratio Sektor Infrastructure Utilities And Transportations Tahun 2005-2012
Dalam subsektor telecommunication terdapat 9 perusahaan yang berdiri, tetapi yang digunakan dalam penelitian ini hanya 6 perusahaan, antara lain Bakrie
Telecom Tbk (BTEL), Indosat Tbk (ISAT), Smartfren Telecom Tbk (FREN), XL Axiata Tbk (EXCL), Inovisi Infracom Tbk (INVS) dan Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Berikut tabel nilai PER perusahan – perusahaan tersebut dari tahun 2005 – 2012.
Tabel 1.2
Nilai price earning ratio perusahaan – perusahaan dalam Subsektor Telecommunication Tahun 2005 – 2012
-100
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Telecommunication
Energy
7
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber : IDX Statistik (data diolah kembali)
Berdasarkan tabel diatas, diantara ke enam perusahaan dalam subsektor telecommunication, perusahaan smartfren telecom Tbk mempunyai nilai PER yang selalu menurun dari tahun 2007 sampai tahun 2012. Bagi perusahaan nilai
yang cenderung turun ini jelas membuat nilai perusahaan menurun dibandingkan dengan perusahaan – perusahaan lainnya. Tetapi bagi investor nilai ini akan menarik karena kemungkinan harganya akan naik dan memperoleh capital gain yang besar. Berikut ditampilkan grafik pergerakan rata – rata nilai PER perusahaan di subsektor telecommunication tahun 2005 – 2012.
Sumber : IDX Statistik (data diolah kembali)
Grafik 1.2
Pergerakan price earning ratio Perusahaan di Subsektor Telecommunication tahun 2005 – 2012
Setiap pergerakan harga saham akan berakibat berubahnya nilai price earning ratio (PER) suatu perusahaan. Bagi investor, nilai price earning ratio (PER) yang rendah akan memberikan kontribusi tersendiri, hal ini dikarenakan
selain dapat membeli saham dengan harga yang relatif murah, kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan juga semakin besar sehingga investor dapat memiliki
-500 0 500
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
PER
PER
Smart FREN - 180,93 104,50 -0,95 -2,28 -1,53 -2,86 -1,66
Telkom TLKM 14,88 18,46 15,76 14,05 16,81 13,89 9,11 9,68
8
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
banyak saham dari berbagai perusahaan yang go public. Sebaliknya, untuk perusahaan menginginkan nilai price earning ratio (PER) yang tinggi karena
menunjukkan bahwa kinerja perusahaan cukup baik dengan harapan agar harga saham akan tinggi.
Dalam penelitian ini analisis terhadap price earning ratio dilakukan dalam dua variabel, yaitu variabel struktur modal dengan menggunakan indikator Debt to Equity Ratio (DER) serta variabel Growth dengan menggunakan indikator
Earning Growth (EG).
Darsono dalam jurnal Nurul Hayati (2005: 54) menjelaskan bahwa Debt to
Equity Ratio merupakan rasio yang menunjukan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi nilai rasio ini, akibatnya semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang
saham. Dilihat dari kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik dalam membayar kewajiban
jangka panjangnya.
Debt to equity ratio juga menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban dengan ekuitas. Ang (1997:18-35) juga menyebutkan bahwa
debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan hutang terhadap total shareholders equity yang dimiliki perusahaan.
Semakin tinggi nilai rasio ini, maka semakin besar resiko yang akan dihadapi perusahaan, dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi.
9
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Brigham (2001), DER akan mempengaruhi investor terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dimasa yang akan
datang dan risiko finansial yang akan mempengaruhi nilai price earning ratio perusahaan tersebut.
Dibawah ini tabel perkembangan debt to equity ratio subsektor telecommunication tahun 2005 – 2012.
Tabel 1.3
Perkembangan Debt to Equity Ratio Sub-sektor Telecommunication Tahun 2005 – 2012
Perusahaan Kode 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Bakrie BTEL 0,81 0,48 1,49 0,68 1,27 1,38 1,67 1,93
Excel EXCL 1,58 1,95 3,22 5,71 2,11 1,33 1,28 1,31 Indosat ISAT 1,28 1,24 1,72 1,95 2,05 1,94 1,74 1,55 Inovisi INVS 0,72 0,54 0,54 0,42 0,59 0,44 0,27 0,35 Smart FREN 2,27 0,89 1,53 5,60 5,00 -38,53 1,97 1,86 Telkom TLKM 1,40 1,39 1,16 1,38 1,22 0,98 0,71 0,66 Rata-rata 1,293 1,082 1,61 2,62 2,04 -5,41 1,273 1,277
Sumber : IDX Statistik (data diolah kembali)
Berdasarkan data diatas terdapat penurunan yang signifikan dibandingkan kenaikan yang terjadi selama kurun waktu empat tahun kebelakang. Nilai debt to
equity ratio yang tinggi akan membuat resiko yang semakin tinggi untuk perusahaan dan semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh
pemegang saham. Dari tahun 2005 sampai 2012 DER mengalami angka yang fluktuatif. Terjadi kenaikan pada tahun 2012 tetapi kenaikan tersebut tidak sebaik
10
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
panjangnya. Berikut grafik rata-rata pergerakan debt to equity ratio sub-sektor telecommunication tahun 2005 – 2012.
Sumber : IDX Statistik (data diolah kembali)
Garfik 1.3
Pergerakan Debt to Equity Ratio Sub-sektor Telecommunication Tahun 2005 – 2012
Selanjutnya dalam variabel Growth dengan indikator yang digunakan adalah Earning Growth. Earning Growth (EG) atau pertumbuhan laba adalah rasio yang digunakan oleh investor dalam melakukan analisis fundamental untuk
pengambilan keputusan yang dapat mempengaruhi PER suatu perusahaan. Damodaran (1996 : 123) menyebutkan bahwa Earning Growth sebagai
pencerminan tingkat pertumbuhan laba per lembar saham periode tertentu.
Selain itu Simorangkir dalam jurnal Wiwid Handayani (1993) mengungkapkan bahwa dalam pertumbuhan laba, pertumbuhan laba yang baik
mengisyaratkan bahwa perusahaan mempunyai kinerja yang baik dan itu akan meningkatkan nilai perusahaan.
Berikut ini tabel perkembangan earning growth sub-sektor telecommunication tahun 2005 – 2012.
-10 -5 0 5
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Rata-rata DER
11
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 1.4
Perkembangan Earning Growth Sub-sektor Telecommunication Tahun 2005 – 2012
Perusahaan Kode 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Bakrie BTEL -0,516 -1,503 0,985 -0,052 -0,280 -0,897 -53,33 0,184 XL EXCL 3,95 -3,908 -0,615 -1,060 -114,14 0,691 -0,021 -0,030 Indosat ISAT -0,006 -0,131 0,448 -0,080 -0,202 -0,57 0,107 1,072
Inovisi INVS -0,128 -0,507 -0,131 21,42 8,876 3,460 2,135 -0,414 Smart FREN -0,322 -1,122 0,432 -22,23 -0,322 0,935 0,111 -0,577 Telkom TLKM 0,208 0,377 0,168 -0,174 0,067 0,018 0,014 0,188 Rata-rata 0,531 -1,132 0,214 -0,363 -17,66 0,606 -8,497 0,07
Sumber : IDX Statistik (data diolah kembali)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan laba perusahaan telekomunikasi lebih banyak mengalami penurunan pada tahun 2006, 2008 dan
2009. Hanya mengalami kenaikan pada tahun 2010, tetapi kenaikan tersebut tidak sebanding dengan penurunan yang terjadi di tahun sebelumnya. Apalagi setelah kenaikan tersebut nilai earning growth kembali menurun hingga mencapai nilai
dibawah nol. Nilai ini menunjukkan pertumbuhan laba yang cenderung menurun. Berikut grafik yang menunjukkan pergerakan earning growth subsektor
telecommunication dari tahun 2005 – 2012.
-20 0 20
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
EG
12
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber : IDX Statistik ( data diolah kembali)
Grafik 1.4
Perkembangan Earning Growth Sub-sektor Telecommunication Tahun 2005 – 2012
Pendekatan yang menggunakan price earning ratio mempermudah investor dalam menganalisis saham mana yang harganya terlalu rendah
(undervalued), wajar (fair-valued), dan terlalu tinggi (overvalued). Sehingga seorang investor bisa membuat keputusan yang bijak dalam mengambil keputusan
untuk berinvestasi.
Dengan latar belakang permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Struktur Modal dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efefk Indonesia (BEI)”.
1.2 Identifikasi Masalah Dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Saham merupakan salah satu instrument keuangan yang diperdagangkan dipasar modal yang terkenal dan paling banyak diminati masyarakat meskipun memiliki resiko yang besar. Rusdin (2005:72) juga mengungkapkan bahwa saham
merupakan sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan.
13
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
harga saham, nilai PER juga memudahkan atau membantu keputusan penganalisis dalam mengetahui kondisi perusahaan didalam pasar.
Menurut Jogiyanto (2008:141), Price earning ratio (PER) merupakan pendekatan yang menggunakan nilai earning untuk mengestimasi nilai instrinsik
suatu saham yang menunjukan rasio dari harga saham terhadap earning. Selain itu, Arifin (2002:87) menyebutkan pula bahwa suatu perusahaan yang memiliki nilai PER yang tinggi, berarti perusahaan tersebut mempunyai tingkat
pertumbuhan yang tinggi hal ini menunjukan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan laba dimasa mendatang, sebaliknya suatu perusahaan dengan nilai
PER yang rendah akan mempunyai tingkat pertumbuhan yang rendah, semakin rendah PER suatu saham maka semakin baik atau murah harga untuk diinvestasikan.
Debt to equity ratio menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban dengan ekuitas. Menurut Darsono dalam jurnal Nurul
Hayati (2005: 54), Debt to Equity Ratio adalah rasio yang menunjukan persentase penyedian dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh
pemegang saham. Dilihat dari kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka panjangnya.
Debt to equity ratio juga menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
14
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengukur tingkat penggunaan utang terhadap total shareholders equity yang dimiliki perusahaan.
DER akan mempengaruhi ekspektasi investor tentang kemampuan perusahaan untuk menghasilkan earning dimasa yang akan datang dan risiko
finansial yang akan mempengaruhi nilai price earning ratio perusahaan tersebut (Brigham, 2001).
Pertumbuhan laba atau Earning Growth (EG) merupakan rasio yang
digunakan oleh investor dalam melakukan analisis fundamental untuk mengambil keputusan yang dapat mempengaruhi PER suatu perusahaan. Damodaran (1996 :
123) juga menambahkan bahwa Earning Growth sebagai pencerminan tingkat pertumbuhan laba per lembar saham periode tertentu.
Sedangkan dalam pertumbuhan laba, pertumbuhan laba yang baik
mengisyaratkan bahwa perusahaan mempunyai kinerja yang baik dan itu akan meningkatkan nilai perusahaan (simorangkir dalam jurnal Wiwid Handayani,
1993).
Dari identifikasi masalah diatas, peneliti membatasi ruang lingkupnya penelitian dengan berfokus pada pengaruh struktur modal dan growth terhadap
nilai pasar pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008 – 2012.
1.2.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dapat diangkat
15
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Bagaimana Struktur Modal pada perusahaan subsektor telecommunication?
2. Bagaimana Growth pada perusahaan subsektor telecommunication ? 3. Bagaimana Nilai Pasar pada perusahaan subsektor telecommunication ?
4. Bagaimana pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Pasar pada perusahaan subsektor telecomunication ?
5. Bagaimana pengaruh Growth terhadap Nilai Pasar pada perusahaan
subsektor telecomunication ?
6. Bagaimana pengaruh Struktur Modal dan Growth terhadap Nilai Pasar
pada perusahaan subsektor telecomunication ? 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Mengetahui Struktur Modal pada perusahaan subsektor
telecommunication
2. Mengetahui Growth pada perusahaan subsektor telecommunication 3. Mengetahui Nilai Pasar pada perusahaan subsektor telecommunication
4. Mengetahui pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Pasar pada perusahaan subsektor telecomunication
5. Mengetahui pengaruh Growth terhadap Nilai Pasar pada perusahaan subsektor telecomunication
16
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.3.2 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat antara lain :
1. Bagi emiten (perusahaan)
Dapat memanfaatkan informasi dari hasil penelitian ini, dalam penilaian
terhadap kewajaran harga saham, apakah harga saham perusahaan telekomunikasi menunjukkan harga yang wajar, sehingga perusahaan dapat menentukan kebijakan yang terkait dengan harga saham. Dan mengetahui kondisi atau nilai perusahaan
di pasar.
2. Bagi investor
Berfungsi sebagai informasi untuk pasar modal, informasi yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian yang akurat tentang kondisi harga saham akan banyak membantu memutuskan rencana investasinya dalam pasar modal.
3. Bagi akademisi
Informasi ini akan berguna untuk menyempurnakan kontribusi berupa
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Subjek dan Objek Penelitian
Subjek yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan dalam subsektor telekomunikasi yang terdapat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan dalam penelitian ini objek yang diambil adalah struktur modal dengan
indikatornya adalah Debt to Equity Ratio sebagai X1 dan growth dengan
indikatornya adalah Earning Growth sebagai X2 sebagai variabel bebas,
sedangkan nilai pasar dengan indikatornya Price Earning Ratio (Y) sebagai variabel terikat selama periode 2005-2012.
3.2 Metode dan Desain Penelitian 3.2.1 Metode Penelitian
Sugiyono (2010: 11) menjelaskan metode deskriptif adalah penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Metode deskriptif bertujuan menggambarkan apa yang telah terjadi berdasarkan
data dan informasi yang berlaku.
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006: 8) penelitian verifikatif
pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan. Metode verifikatif bertujuan untuk
47
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.2.2 Desain Penelitian
Menurut Husein Umar (2003: 62) terdapat 3 jenis desain penelitian,
yaitu:
1. Riset Deskriptif
Riset deskriptif adalah desain riset yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu.
2. Riset Eksploratif
Riset eksploratif adalah desain riset yang digunakan untuk mengetahui permasalah dasar yang belum diketahui.
3. Riset Kausal
Riset kausal adalah desain riset yang digunakan untuk menguji hubungan sebab akibat.
Penelitian ini menguji tingkat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat serta menjelaskan masing-masing variabel. Maka dari itu, desain
penelitiannya bersifat kausal dan deskriptif. 3.3 Operasionalisasi Variabel
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel-variabel independen (variabel
bebas) adalah struktur modal dengan indikator Debt to Equity Ratio (X1) dan
growth dengan indikator Earning Growth (X2), sedangkan variabel dependen
48
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1
Operasionalisasi Penelitian
Variabel Konsep Variabel Indikator Alat Ukur Skala
Struktur
49
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu umum (Irham Fahmi,
3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Sumber Data
50
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
And Utilities Transportatition. Data sekunder dalam penelitian ini adalah IDX Statistic dan laporan keuangan dari masing-masing perusahaan.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah suatu cara atau proses untuk
mengumpulkan data yang diperlukan untuk penelitian untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data yang diperoleh
dari dokumen-dokumen yang ada atau catatan-catatan yang tersimpan dari instansi terkait.
2. Studi kepustakaan
Metode ini teknik memperoleh informasi dari teks-teks yang tertulis maupun soft-copy edition, sepeti buku manajemen keuangan, ebook
manajemen keuangan, jurnal manajemen keuangan, makalah, publikasi pemerintah, laporan atau arsip organisasi, majalah, surat kabar, dan lain-lain. Diantaranya pada website IDX (www.idx.co.id) atau website
perusahaan (www.axiata.com)(www.smartfren.com)
3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2010: 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang
51
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Sektor Infrastructure And Utilities
Transportation sebanyak 9 perusahaan. 3.5.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2010: 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik sampling, dengan pendekatan sampling purposive. Menurut Sugiyono (2010: 82) sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan tujuan
tertentu.
Dengan teknik tersebut, peneliti dapat menentukan sampel berdasarkan tujuan tertentu, tetapi tetap harus mematuhi syarat-syarat yang berlaku. Adapun
syarat yang ditentukan adalah sebagai berikut : 1. Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
2. Memiliki Laporan Keuangan dari tahun 2005 – 2012
3. Terdaftar secara konsisten dari tahun 2005 – 2012 4. Tersedia data mengenai PER, DER, dan EG
Setelah mengetahui syarat – syarat penentuan sampel maka di dapat 6 perusahaan telekomunikasi yang memenuhi syarat tersebut, yaitu Bakrie Telecom
52
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tbk (EXCL), Inovisi Infracom Tbk (INVS) dan Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).
3.6 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis 3.6.1 Pengolahan dan Analisis Data
Data yang sudah didapatkan kemudian diolah dan setelah itu dianalisis agar data tersebut menjadi akurat. Langkah-langkah dalam menganalisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menyusun kembali data yang diperoleh kedalam tabel dan menyajikan dalam bentuk grafik.
2. Analisis deskriptif struktur modal dengan terlebih dahulu menghitung nilai DER sebagai indikator struktur modal yang digunakan.
3. Analisis deskriptif growth dengan terlebih dahulu menghitung nilai EG sebagai indikator growth yang digunakan.
4. Analisi deskriptif price earning ratio dengan terlebih dahulu menghitung
nilai PER sebagai indikator yang digunakan.
5. Analisis statistik untuk mengetahui pengaruh struktur modal dan growth
terhadap nilai pasar. 3.6.2 Analisis Deskriptif
Sugiyono (2010:147) menjelaskan bahwa analisis deskriptif digunakan
untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah dikumpulkan tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
53
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam bentuk tabel, grafik, atau deskripsi. Untuk mendapatkan gambaran tersebut, maka dilakukan perhitungan untuk rasio-rasio yang menjadi variabel dalam
penelitian ini dengan menggunakan rumus: 1. Debt to equity ratio
Total Liabilities
Total Shareholders equity
2. Earning growth
Laba bersih tahun ini – laba brsh thn lalu
Laba bersih tahun lalu 3. Price earning ratio
3.6.3 Analisis Statistik
Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dan analisis koefisien determinasi serta dilakukan pengujian secara statistik distribusi t dengan signifikansi 5%.
3.6.3.1 Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik atas persamaan regresi yang digunakan. Pengujian ini terdiri dari:
1. Uji Normalitas
Dalam pengujian dengan menggunakan analisis regresi diperlukan data sampel yang berdistribusi normal. Uji normalitas digunakan untuk
Harga Pasar per saham
54
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menguji apakan data berdistribusi normal atau tidak. Data yang baik adalah yang berdistribusi normal. Model regresi yang baik adalah
memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal. 2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Salah satu
cara yang dapat digunakan untuk uji multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) dari hasil
analisis dengan menggunakan SPSS. Apabila nilai VIF lebih tinggi dari 0,1 atau VIF lebih kecil dari 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terjadi problem atutokorelasi yang menyebabkan model yang digunakan tidak
layak dipakai.
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan ke
55
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas, karena jika terdapat heteroskedastisitas maka
varians tidak konstan sehingga dapat menyebabkan biasnya standar error. 3.6.3.2 Koefisien Regresi Product Moment
Analisis korelasi Product Moment bertujuan untuk mencari hubungan antara kedua variabel yang diteliti. Hubungan dua variabel terdiri dari dua macam yaitu hubungan yang positif dan hubungan yang negatif. Ukuran yang dipakai
untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara variabel independen dan variabel dependen disebut koefisien korelasi (r). Rumus koefisien korelasi
tersebut adalah sebagai berikut:
r
= � Σ − (Σ )(Σ )� Σ 2 − Σ 2 {� Σ 2 − Σ 2}
Keterangan :
r = Koefisien korelasi Product Moment x = Variabel bebas
y = Variabel terikat
Menurut Riduwan (2004 : 136) mengungkapkan bahwa nilai yang didapat dari perhitungan r dibandingkan dengan kriteria interpretasi yang dapat dilihat pada
56
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2
Nilai Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan
0,80 – 1,00
Analisis regresi berganda adalah hubungan secara linier antara dua atau
lebih variabel independen (X1, X2,…Xn) dengan variabel dependen (Y). Analisis
dilakukan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan
positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Model persamaan
analisis regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Keterangan : Y = Nilai Pasar (Price Earning Ratio) a = konstanta
β1 = koefisien regresi untuk Struktur Modal (Debt to Equity Ratio)
X1 = Struktur Modal (Debt to Equity Ratio)
β2 = koefisien regresi untuk Growth (Earning Growth) X2 = Growth (Earning Growth)
3.6.3.4 Analisis Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar
57
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan : Kd = nilai koefisien determinasi r = nilai koefisien korelasi
3.6.4 Uji Hipotesis 3.6.4.1 Uji t
Hasil uji t digunakan untuk melihat pengaruh variabel bebas secara
individual terhadap variabel terikat, rumus t hitung adalah :
Keterangan : t hitung = nilai t
r = koefisien korelasi n = banyaknya data
Hipotesis yang akan diuji dalam pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut :
Ho1: r = 0, tidak terdapat pengaruh antara variabel Struktur Modal terhadap variabel Nilai Pasar
Hi1: r ≠ 0, terdapat pengaruh antara variabel Struktur Modal terhadap variabel
Nilai Pasar
Ho2 : r = 0, tidak terdapat pengaruh antara variabel Growth terhadap variabel
Nilai Pasar
Hi2 : r ≠ 0, terdapat pengaruh antara variabel Growth terhadaap variabel Nilai Pasar
Kd = r2 * 100%
ℎ� �� = � � −2
58
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ho3 : r = 0, tidak terdapat pengaruh antara variabel Struktur Modal dan Growth terhadap Nilai Pasar
Hi3 : r ≠ 0, terdapat pengaruh antara variabel Struktur Modal dan Growth terhadap Nilai Pasar
Keputusan pengujian t hitung adalah sebagai berikut :
1. Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima 2. Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak
Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis dilakukan pada taraf kesalahan 0,05 dengan derajat kebebasan sebesar dk = n – 2.
3.6.4.2 Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui sejauh mana variabel-variabel independen secara simultan yang digunakan mampu menjelaskan variabel
dependen. Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan nilai kritis F (Ftabel) dengan nilai Fhitung yang terdapat dalam tabel analysis of variance SPSS.
Jika Fhitung lebih besar dari Ftabel maka keputusannya menolak hipotesis nol (Ho)
dan menerima hipotesis alternatif (Ha). Secara statistik data yang digunakan
membuktikan bahwa semua variabel independen (X1 dan X2) berpengaruh
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan teori-teori, analisis data dan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Struktur modal yang diwakili atau diukur dengan debt to equity ratio (DER) pada subsektor telekomunikasi sejak tahun 2005 sampai dengan
2012 mengalami trend yang fluktuatif, bahkan cenderung meningkat. Tingginya nilai DER menjelaskan bahwa tingkat hutang perusahaan – perusahaan dalam subsektor telekomunikasi meningkat. Peningkatan
hutang ini disebabkan oleh krisis finansial global yang terjadi di seluruh industri di indonesia. Sedangkan menurunnya nilai DER menjelaskan
bahwa tingkat modal berada pada kondisi minus, kondisi ini akan merugikan perusahaan bila tidak dilakukan tindakan untuk menaikkan nilai modal perusahaan, baik itu dari modal sendiri maupun laba ditahan.
2. Growth yang diwakili atau diukur dengan earning growth (EG) pada subsektor telekomunikasi sejak tahun 2005 sampai dengan 2012
mengalami trend yang cenderung menurun. Tingginya nilai EG mengisyaratkan bahwa tingginya pendapatan yang diperoleh oleh
127
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kementrian Komunikasi dan Informatika tentang mobile broadband yang akan mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi. Hasil dari program
tersebut terlihat dari meningkatnya jumlah pelanggan yang berakibat meningkatnya pendapatan. Sedangkan rendahnya nilai EG dikarenakan
sebagian besar perusahaan harus membayar kewajibannya dan selain itu juga pendapatan perusahaan pada tahun tersebut berada dibawah pendapatan tahun sebelumnya.
3. Nilai pasar yang diwakili atau diukur oleh price earning ratio (PER) pada subsektor telekomunikasi dari tahun 2005 sampai dengan 2012
mempunyai nilai rata-rata per tahun yang fluktuatif, bahkan cenderung menurun. Tingginya nilai PER dikarenakan meningkatnya pendapatan perusahaan dalam subsektor ini dibandingkan tahun sebelumnya.
Kenaikan pendapatan ini mempengaruhi nilai EPS perusahaan yang meningkat pula. Sehingga dengan meningkatnya EPS perusahaan maka
nilai PER perusahaan juga akan meningkat. Sedangkan rendahnya nilai PER dikarenakan hampir semua perusahaan mengalami penurunan nilai PER dalam subsektor ini. Penurunan nilai PER ini dikarenakan
meningkatnya tingkat kewajiban perusahaan pada tahun tersebut yang membuat menurunnya pendapatan perusahaan. Dengan menurunnya
128
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Menurut hasil hipotesis tentang pengaruh struktur modal yang diwakili dengan DER terhadap nilai pasar yang diwakili oleh PER, menjelaskan
bahwa struktur modal berpengaruh terhadap nilai pasar. Hasil uji hipoteis menjelaskan bahwa struktur modal berpengaruh terhadap nilai pasar
dengan tingkat korelasi yang sangat kuat. Sedangkan arah yang terbentuk adalah berbanding terbalik. Perusahaan harus menurunkan proporsi hutang yang dimilkinya sehingga nilai DER bisa menurun. Dengan
menurunnya nilai DER akan mengakibatkan pendapatan perusahaan meningkat dan akan mengurangi beban bunga sehingga nilai PER
meningkat.
5. Berdasarkan hasil hipotesis tentang pengaruh growth yang diwakili oleh EG terhadap nilai pasar yang diwakili oleh PER, didapatkan bahwa
growth tidak berpengaruh terhadap nilai pasar. Hasil uji hipotesis juga menjelaskan sangat rendahnya nilai korelasi, sehingga growth tidak
berpengaruh terhadap nilai pasar. Dengan kata lain, peningkatan pendapatan yang dialami oleh perusahaan tidak mempengaruhi dan tidak meningkatkan nilai PER perusahaan tersebut.
6. Berdasarkan hsil uji F, didapatkan bahwa secara simultan struktur modal yang diwakili oleh DER dan growth yang diwakili oleh EG berpengaruh
terhadap nilai pasar yang diwakili oleh PER. maka dapat disimpulkan bahwa struktur modal dan growth secara simultan berpengaruh terhadap
129
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengakibatkan pendapatan perusahaan meningkat dan akan mengurangi beban bunga sehingga nilai PER meningkat. Akan tetapi perusahaan
harus menaikkan pendapatan perusahaan, dengan meningkatnya pendapatan perusahaan maka akan meningkatkan nilai PER perusahaan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh struktur modal yang diwakili oleh DER dan growth yang diwakili oleh EG terhadap nilai pasar yang
diwakili oleh PER pada perusahaan di subsektor telekomunikasi, maka penulis mengemukakan beberapa saran yang mungkin dapat memberikan manfaat, yaitu :
1) Kepada perusahaan-perusahaan dalam subsektor telekomunikasi , agar lebih meningkatkan kinerja perusahaan, baik itu dalam program, produk maupun strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan pendapatan
perusahaan. Dengan meningkatnya pendapatan dan menurunnya tingkat hutang perusahaan diharapkan mampu menunjang kinerja perusaahaan
dan meningkatkan nilai perusahaan dalam nilai pasar.
2) Kepada investor, dengan adanya hasil penelitian diatas diharapkan dapat memiliki informasi yang cukup sebelum melakukan investasi. Informasi
tersebut dapat dilihat dari kinerja keuangan perusahaan seperti indikator debt to equity ratio (DER), earning growth (EG), dan price earning ratio
(PER).
3) Kepada peneliti selanjutnya yang akan meneliti variabel yang dapat
130
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
131
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, A. 2002. Membaca Saham. Yogyakarta : ANDI.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta
Ang, robert, 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Medoisoft Indonesia Brigham, Eugene F., And Houston, Joel F. (2001). Manajemen Keuangan.
Jakarta: Erlangga
Damodaran, Aswath, 1996. Investment Valuation. Univercity Edition, John Wiley & Sons. Inc
Darmadji, Tjiptono, 2001. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab, Jakarta : Salemba empat
Fahmi, Irham, 2011. Analisis Kinerja Keuangan. Alfabeta, Bandung
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Harahap, Sofyan Syafri. 2008. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Husnan, Suad. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kelima. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Jogiyanto, 2008. Teori Portopolio Dan Analisis Investasi Edisi 5. Yogyakarta :
BPFE
Mulyadi, 2001. Balanced Scorecard Alat Manajemen Untuk Pelipat Ganda Kinerja Perusahaan. Jakarta : Salemba empat
132
Bela Chrishandy Saputra,2014
Pengaruh Struktur Modal Dan Growth Terhadap Nilai Pasar Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Riyanto, Bambang, 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat,. Cetakan Ketujuh, Yogyakarta
Rusdin. 2005. Pasar Modal. Bandung : Alfabeta
Sartono, Agus, 2001. Manajemen Keuangan: Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta:
BPFE
Sihombing, Gregorius, 2008. Kaya & Pintar Jadi Trader dan Investor Saham, Yogyakarta : UPP STIM YKPN
Simmamora, Henry, 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis Jilid II, Jakarta : Salemba empat
Slamet, achmad. 2003. Handout Analisis Kinerja Laporan Keuangan. Unnes Semarang
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesepuluh. Bandung:
Alfabeta
Sukarno, Edi. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen Suatu Pendekatan Praktis.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio Dan Investasi, Teori Dan Aplikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta : Kanisius
Umar, Husein, 2003. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Jurnal dan Karya Ilmiah
Hayadi, Ilsya. 2005. “Penggunaan Metode Price Earning Ratio Untuk Menilai
Kewajaran Harga Saham Emiten Yang Listing Di Bursa Efek Jakarta”.