PENERAPAN TEKNIK ECOLA BERBASIS METAKOGNITIF
DALAM PEMBELAJARAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA PARAGRAF
(Penelitian Eksperimen di SMP Negeri 1 Cibeber Kabupaten Cianjur Tahun Pelajaran 2012/2013)
TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
oleh Tuti Sumiyati
1204642
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA
INDONESIASEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif
dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
oleh Tuti Sumiyati S.Pd. IKIP Bandung, 1997
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Tuti Sumiyati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Maret 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN i
ABSTRAK ii
KATA PENGANTAR iii
UCAPAN TERIMA KASIH iv
DAFTAR ISI vii
A. Latar Belakang Masalah Penelitian 1
B. Identifikasi Masalah 6
C. Rumusan Masalah 7
D. Tujuan Penelitian 7
E. Manfaat Penelitian 8
F. Anggapan Dasar 8
G. Definisi Operasional 9
H. Hipotesis Penelitian 10
BAB II TEKNIK ECOLA BERBASIS METAKOGNITIF DAN PEMBELAJARAN MEMBACA UNTUK MENEMUKAN GAGASAN UTAMA PARAGRAF
11
A. Teknik Ecola 11
1.Hakikat Teknik Ecola 11
2.Pengertian Teknik Ecola 11
3.Langkah-langkah Penerapan Teknik Ecola 12
B. Ihwal Paragraf 13
1. Pengertian Paragraf dan Gagasan Utama Paragraf 13
2. Komponen-komponen Paragraf 15
3. Syarat-syarat Pembentukan Paragraf 16
4. Fungsi Paragraf 19
5. Jenis-jenis Paragraf dalam Kaitannya dengan Gagasan Utama
20
C. Teknik Ecola Berbasis Metakognitif dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
25
1. Pengertian Metakognitif 25
2. Strategi Pengembangan Metakognitif 26
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Teknik Ecola dalam Pembelajaran Membaca Paragraf 31
5. Strategi Membaca Paragraf 32
D. Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf 36 1. Menemukan Gagasan Utama Paragraf sebagai Aspek
Kemampuan Membaca
36
2. Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf dalam Kurikulum
39
3. Pengukuran Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf
42
a. Bahan Tes Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf
42
b. Penyusunan Soal Tes Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf
45
c. Standarisasi Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf
46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 47
A. Metode Penelitian 47
B. Desain Penelitian Eksperimen 47
C. Teknik Pengumpulan Data 49
D. Instrumen Pengumpulan Data Penelitian 51
1. Instrumen Perlakuan 51
2. Instrumen Pengumpul Data 59
3. Instrumen Tes 62
a. Kriteria Penyusunan Bahan Tes 62
b. Penyusunan Tes 63
c. Menentukan Validitas Instrumen 64
d. Menentukan Reliabilitas Instrumen 65
E. Teknik Pengolahan Data 66
1. Data Hasil Observasi Pembelajaran 66
2. Data Hasil Wawancara 67
3. Data Hasil Angket 67
4. Data Hasil Tes Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf
68
F. Sumber Data Penelitian 69
1. Populasi Penelitian 69
2. Sampel Penelitian 69
G. Paradigma Penelitian 69
H. Langkah-langkah Penelitian 72
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
74 A. Profil Proses Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama
Paragraf di kelas VII SMP Negeri 1 Cibeber
76
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf di Kelas VII SMP Negeri 1 Cibeber
1. Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Menurut Data Hasil Observasi
78
2. Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Menurut Informasi Hasil Wawancara
87
3. Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Menurut Data Hasil Angket Proses Metakognitif
90
C. Perbedaan Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf di Kelas Eksperimen yang Menggunakan Teknik Ecola Berbasais Metakognitif dengan Kelas Kontrol yang Tidak Menggunakan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif
93
1. Analisis Data Hasil Tes Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf pada Kelompok Eksperimen
94
2. Analisis Data Hasil Tes Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf pada Kelompok Kontrol
140
3. Profil Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen yang Menerapkan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif
186
a. Kemampuan Awal Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen yang Menerapkan Teknik EcolaBerbasis Metakognitif
186
b. Kemampuan Akhir Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen yang Menerapkan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif
189
4. Profil Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Kontrol yang Tidak Menerapkan Teknik Ecola Berbasais Metakognitif
191
a. Kemampuan Awal Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Kontrolyang Tidak Menerapkan Teknik Ecola Berbasais Metakognitif
191
b. Kemampuan Akhir Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Kontrolyang Tidak Menerapkan Teknik Ecola Berbasais Metakognitif
194
5. Peningkatan Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelompok Eksperimen
197
6. Peningkatan Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelompok Kontrol
218
D.Uji Sifat Data 231
1. Uji Normalitas Data 231
2. Uji Homogenitas Data 234
3. Analisis Regresi 237
E. Pengujian Hipotesis Penelitian 238
F. Pembahasan Hasil Penelitian 241
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Utama Paragraf di Kelas VII SMP Negeri 1 Cibeber 2. Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif dalam
Pembelajaran
243
3. Perbedaan kemampuan menemukan gagasan utama antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
251
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 256
1. Simpulan 256
2. Saran 260
DAFTAR PUSTAKA 262
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Prosedur Membaca Paragraf 33
Tabel 2.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran Membaca pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
40
Tabel 2.3 Kriteria Penafsiran Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf dengan Skala Lima
46
Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Penerapan Teknik Ecola dalam Pembelajaran
59
Tabel 3.2 Kisi-kisi Observasi Aktivitas Siswa pada Pembelajaran dengan Menerapkan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif
60
Tabel 3.3 Kisi-kisi Pedoman Wawancara 61
Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Proses Metakognitif Siswa pada Pembelajaran
62
Tabel 3.5 Kisi-kisi Tes Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf
63
Tabel 3.6 Kriteria PenafsiranPembelajaran Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif
67
Tabel 3.7 Kriteria Penafsiran Proses Metakognitif Siswa 67
Tabel 4.1 Proses Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama dengan Menggunakan Teknik EcolaBerbasis Metakognitif
79
Tabel 4.2 Kegiatan Siswa pada Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf dengan Menggunakan Teknik EcolaBebasis Metakognitif
83
Tabel 4.3 Data Angket Proses Metakognitif Siswa pada Pembelajaran 92
Tabel 4.4 Rekapitulasi Jawaban Siswa Kelas Eksperimen
Pada Tes Awal Kemampuan Menentukan Gagasan Utama Paragraf Berdasarkan Pilihan Jawaban
135
Tabel 4.5 Rekapitulasi Persentase Jawaban Kelas Eksperimen pada Tes Awal Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf
136
Tabel 4.6 Rekapitulasi Jawaban Siswa Kelas Eksperimen
pada Tes Akhir Kemampuan Menentukan Gagasan Utama
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Paragraf Berdasarkan Pilihan Jawaban yang Benar
Tabel 4.7 Persentase Jawaban Kelas Eksperimen pada Tes Akhir Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf
138
Tabel 4.8 Rekapitulasi Jawaban Siswa Kelas Kontrol
Pada Tes Awal Kemampuan Menentukan Gagasan Utama Paragraf Berdasarkan Pilihan Jawaban yang Benar
180
Tabel 4.9 Rekapitulasi Persentase Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Tes Awal Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf
182
Tabel 4.10 Rekapitulasi Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Tes Akhir Kemampuan Menentukan Gagasan Utama Paragraf
Berdasarkan Pilihan Jawaban yang Benar
183
Tabel 4.11 Persentase Jawaban Kelas Kontrol pada Tes Akhir Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf
184
Tabel 4.12 Skor Awal Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen
186
Tabel.4.13 Skor Akhir Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen
189
Tabel 4.14 Skor Awal Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Kontrol
192
Tabel 4.15 Skor Akhir Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Kontrol
194
Tabel 4.16 Peningkatan Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf Sebelum dan Sesudah Pembelajaran dengan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif
197
Tabel 4.17 Peningkatan Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf Sebelum dan Sesudah Pembelajaran dengan Teknik Konvensional
218
Tabel 4.18 Selisih Rata-rata Kemampuan Awal Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrrol
230
Tabel 4.19 Selisih Rata-rata Kemampuan Akhir Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
231
Tabel 4.20 Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen 231
Tabel 4.21 Uji Normalitas Data Pretes Kelas Kontrol 232
Tabel 4.22 Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen 233
Tabel 4.23 Uji Normalitas Data Postes Kelas Kontrol 233
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan Kelas Kontrol
Tabel 4.25 Uji Homogenitas Data Hasil Tes AkhirKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
235
Tabel 4.26 Uji Homogenitas Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kelas Eksperimen
235
Tabel 4.27 Uji Homogenitas Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kelas Kontrol
236
Tabel 4.28 Daftar Analisis Variansi Regresi Kelas Eksperimen 237
Tabel 4.29 Daftar Analisis Variansi Regresi Kelas Kontrol 237
Tabel 4.30 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Hasil Tes Akhir (Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol)
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 3.1 Paradigma Penelitian 71
Bagan 3.2 Alur Penelitian 73
Grafik 4.1 Grafik Kategori Kemampuan Awal Siswa Kelas Eksperimen dalam Menemukan Gagasan Utama Paragraf
78
Grafik 4.2 Grafik Kemampuan Awal Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen (Berdasarkan Jenis Paragraf)
81
Grafik 4.3 Grafik Kategori Kemampuan Akhir Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen
82
Grafik 4.4 Grafik Kemampuan Akhir Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen (Berdasarkan Jenis Paragraf)
81
Grafik 4.5 Grafik Kategori Kemampuan Awal Siswa Kelas Kontrol dalam Menemukan Gagasan Utama Paragraf
83
Grafik 4.6 Grafik Kemampuan Awal Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Kontrol (Berdasarkan Jenis Paragraf)
84
Grafik 4.7 Grafik Kategori Kemampuan Akhir Siswa Kelas Kontrol dalam Menemukan Gagasan Utama Paragraf
86
Grafik 4.8 Grafik Kemampuan Akhir Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Kontrol (Berdasarkan Jenis Paragraf)
87
Grafik 4.9 Grafik Skor Tes Awal dan Tes Akhir Tes Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen
148
Grafik 4.10 Grafik Skor Tes Awal dan Tes Akhir Tes Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Kontrol
193
Grafik 4.11 Grafik Peningkatan Kemampuan Awal dan Kemampuan Akhir Kelas Eksperimen
215
Grafik 4.12 Garfik Peningkatan Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Kelas Kontrol
226
Grafik 4.13 Grafik Perbandingan Kemampuan Awal Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GRAFIK
Grafik4.1 Skor Tes Awal dan Tes Akhir Tes Kemampuan Menemukan Gagasan Utama ParagrafKelas Eksperimen
140
Grafik4.2 Skor Tes Awal dan Tes Akhir Tes Kemampuan Menemukan Gagasan Utama ParagrafKelasKontrol
185
Grafik4.3 Kategori Kemampuan Awal Siswa Kelas Eksperimen dalam Menemukan Gagasan Utama Paragraf
188
Grafik4.4 Kemampuan Awal Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen (Berdasarkan Jenis Paragraf)
188
Grafik4.5 Kategori Kemampuan Akhir Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen
190
Grafik4.6 Kemampuan Akhir Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen (Berdasarkan Jenis Paragraf)
191
Grafik4.7 Kategori Kemampuan Awal Siswa Kelas Kontrol dalam Menemukan Gagasan Utama Paragraf
193
Grafik4.8 Kemampuan Awal Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Kontrol (Berdasarkan Jenis Paragraf)
194
Grafik4.9 Kategori Kemampuan Akhir Siswa Kelas Kontrol dalam Menemukan Gagasan Utama Paragraf
196
Grafik4.10 Kemampuan Akhir Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Kontrol (Berdasarkan Jenis Paragraf)
196
Grafik4.11 Peningkatan Kemampuan Awal dan Kemampuan Akhir Kelas Eksperimen
218
Grafik4.12 Peningkatan Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Kelas Kontrol
229
Grafik4.13 Perbandingan Kemampuan Awal Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
229
Grafik 4.14 Perbandingan Kemampuan Akhir Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 SK Judul Penetapan Judul Penelitian dan Pembimbing Penulisan Tesis
266
Lampiran 2 SK Perpanjangan Pembimbing Penulisan Tesis 268
Lampiran 3 Rekomendasi Izin Melakukan Sudi Lapangan/Observasi
270
Lampiran 4 Surat Pernyataan Kelayakan Instrumen Penelitian 271
Lampiran 5 Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian 273
Lampiran 6 Kisi-kisi dan Instrumen Tes Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf
274
Lampiran 7 RPP Uji Coba Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif
287
Lampiran 8 LKS Pembelajaran 290
Lampiran 9 Kisi-kisi dan Instrumen Observasi Penerapan Teknik Ecola dalam Pembelajaran
296
Lampiran 10 Kisi-kisi dan Instrumen Observasi Aktivitas Siswa pada PembelajaranMenerapkan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif
299
Lampiran 11 Pedoman Wawancara 302
Lampiran 12 Kisi-kisi dan Angket Proses Metakognitif 303
Lampiran 13 Data Skor dan Nilai Tes Awal (pretes) dan Tes Akhir (Posttest) Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
307
Lampiran 14 Uji Normalitas Data 309
Lampiran 15 Uji Homogenitas Data 313
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lampiran 17 T-Tes Uji Hipotesis 319
Lampiran 18 Foto-foto Kegiatan Penelitian 320
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf (Penelitian Eksperimen di SMP Negeri 1 Cibeber
Kabupaten Cianjur Tahun Pelajaran 2012/2013)
Penelitian dilatarbelakangi oleh: 1) adanya berbagai fakta yang menunjukkan bahwa kemampuan membaca siswa tergolong rendah; dan 2) kemampuan menemukan gagasan utama paragraf sangat penting dalam upaya memahami suatu bacaan. Penelitian dilaksanakan untuk mengetahui efektivitas teknik Ecola berbasis metakognitif sebagai cara meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan gagasan utama paragraf. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain Kelompok Kontrol Prates-Pascates Berpasangan (Matching Pretest-Posttest Control Group Design). Adapun teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah teknik tes, observasi, angket, dan wawancara. Eksperimen dilaksanakan terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 1 Cibeber Kabupaten Cianjur yang berjumlah 37 orang sebagai kelas eksperimen dan 37 orang sebagai kelas kontrol. Temuan dari penelitian antara lain menunjukkan bahwa nilai rata-rata tes akhir kemampuan menemukan gagasan utama paragraf siswa kelas eksperimen adalah 68,57 yang berkategori sedang, sedangkan nilai rata-rata tes akhir siswa kelas kontrol adalah 59,54 yang berkategori rendah. Temuan lainnya adalah adanya hasil pengujian hipotesis yang menunjukkan thit ung(3,33)>tta bel(1,990)(α:0,05)>(2,6385)(α:0,01)
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penelitian
Peranan membaca sangat penting bukan hanya bagi kalangan akademisi,
yakni kalangan masyarakat yang dalam kegiatan sehari-harinya berkutat dengan
buku dan bacaan sumber-sumber ilmu pengetahuan lainnya. Melainkan, membaca
juga sangat penting bagi masyarakat pada umumnya. Dengan membaca
seseorang dapat memperoleh informasi yang dibutuhkannya untuk kehidupan
sehari-hari sebagai manusia, untuk kepentingan studi, dan pekerjaan. Oleh karena
itu, kedudukan kemampuan membaca terutama dalam pembelajaran bahasa, dan
umumnya dalam pendidikan semakin terasa pentingnya. Wajarlah, jika dalam
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dicantumkan bahwa pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya
membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.
Budaya membaca yang hendak dikembangkan melalui pendidikan itu
mengandung arti terciptanya masyarakat yang gemar dan sekaligus memiliki
kemampuan membaca yang baik. Upaya pendidikan memang merupakan cara
yang dipandang paling tepat dalam membentuk masyarakat yang berbudaya baca.
Dalam lembaga pendidikan ditanamkan dan dikembangkan upaya-upaya
pendidikan untuk membentuk sikap positif terhadap bacaan dan kegiatan
membaca. Melalui lembaga pendidikan pula dapat dilakukan berbagai latihan
untuk meningkatkan kemampuan membaca. Upaya-upaya tersebut tidak lain
adalah untuk menciptakan masyarakat, warga negara yang mampu menyerap
informasi sejalan dengan derasnya perkembangan teknologi informasi, untuk
dapat membangun bangsa yang sederajat dengan bangsa-bangsa lain yang sudah
maju. Dengan kemampuan dan budaya membaca, sebuah bangsa akan memiliki
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sekali ungkapan Leo Fay (dalam Harjasujana, 1988: 4) “Toread is to process a power for transcending whatever physicalpower human can master”, „mampu membaca berarti memiliki kekuatan yang sanggup mengungguli kekuatan fisik apapun yang bisa dihimpun manusia‟.
Namun demikian, hasil-hasil penelitian berkaitan dengan minat dan kebiasaan
membaca siswa menunjukkan bahwa minat dan kebiasaan membaca siswa di
Indonesia masih rendah. Yusuf (2008: 4) mengemukakan bahwa dari studi yang
dilaksanakan oleh InternationalAssociation for the Evaluation of Education
Achievement (IAEEA) tahun 1999 diketahui bahwa keterampilan membaca kelas
IV Sekolah Dasar kita berada pada tingkat terendah di Asia Timur. Demikian juga
Yusuf (2008: 3) mengemukakan hasil penelitian Programme for International
Student Assessment (PISA) tahun 2000 yang menunjukkan bahwa literasi
membaca siswa-siswa Indonesia dapat digolongkan sangat rendah
dibandingkan dengan siswa-siswa seusia mereka di dunia internasional.
Selanjutnya, hasil riset InternationalAssociation for Evaluation of Educational
Achievement (IAEEA) (Mardiya, 2009: 1; Hanani, 2008: 2) yang dipublikasikan
28 November 2007 -dari 41 negara yang diteliti- menempatkan Indonesia dalam
kelompok negara belahan bumi bagian selatan bersama Selandia Baru dan Afrika
Selatan. Hal ini berarti kenyataannya mayoritas masyarakat kita belum melek
baca. Membaca hanya sekadar kebutuhan untuk memenuhi pelajaran di sekolah
atau untuk pekerjaan tertentu boleh jadi cukup baik; tetapi membaca sebagai
kegemaran tampaknya belum melekat kuat pada sebagian besar masyarakat kita.
Berkaitan dengan hal itu, kemampuan membaca siswa SMP kita juga tergolong
sangat rendah. Hal ini terindikasi dari sangat rendahnya nilai hasil UN mata
pelajaran bahasa Indonesia. Sebagaimana pendapat Kepala Balitbang Kemdiknas,
Mansyur (2011) yang menyatakan bahwa sangat rendahnya nilai bahasa Indonesia
akibat lemahnya kemampuan membaca.
Budaya masyarakat kita lebih condong kepada budaya-dengar daripada
3
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
belum membudaya (Zuchdi, 2008: 12). Ironisnya, kondisi memprihatinkan
tersebut diperparah dengan hadirnya media audi-visual yang disebut pesawat
televisi, dan media canggih lainnya. Masyarakat kita menjadi semakin malas
membaca untuk mencari informasi dan pengetahuan karena beranggapan sudah
cukup dengan mendengarkan berbagai informasi dari media tersebut. Dalam
pandangan Alfathri Adlin (Zuchdi, 2008: 13), masyarakat Indonesia adalah
masyarakat yang sebagian besar penduduknya merupakan masyarakat
praliterasi yang dihantam oleh gelombang posliterasi (televisi, internet,
handphone, dan sebagainya). Publikasi Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2006
(Hanani, 2008: 4; Karyono, 2007: 2) mendeskripsikan bahwa membaca bagi
masyarakat Indonesia belum menjadi kegiatan sebagai sumber untuk
mendapatkan informasi. Masyarakat lebih memilih menonton televisi (85,9%) dan
mendengarkan radio (40,3%). Artinya, membaca untuk mendapatkan informasi
baru dilakukan oleh 23,5% dari total penduduk Indonesia. Masyarakat lebih suka
mendapatkan informasi dari televisi dan radio daripada membaca. Dengan data ini
terbukti bahwa membaca belum menjadi kebutuhan bagi masyarakat.
Berhubungan dengan kondisi di atas, perlu dipikirkan upaya-upaya untuk
membuat masyarakat agar memiliki kebiasaan membaca sebagai kegemaran dan
kebutuhan sehari-hari. Harus ada upaya untuk menggeser tradisi membaca pada
masyarakat yang hanya membaca untuk kepentingan akademik atau pekerjaan ke
arah tradisi membaca sepanjang hayat. Oleh karena itu, dibutuhkan terbukanya
ruang, akses informasi, dan partisipasi secara luas agar masyarakat terbiasa dan
gemar membaca. Untuk itu berbagai cara dan kegiatan harus dilakukan. Cara dan
kegiatan itu pada intinya haruslah berkenaan dengan upaya memupuk sikap positif
terhadap membaca yakni menanamkan kegemaran atau kebiasaan membaca sejak
dini kepada anak. Perlu pula memperkaya bacaan yang menarik dan mudah
diperoleh anak. Selain itu, upaya-upaya tersebut hendaklah dilakukan secara
kolaboratif dan sinergis. Sebagaimana ditegaskan oleh Menteri Pendidikan
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tidak bisa diselesaikan hanya dengan undang-undang, tetapi justru harus
dikembangkan kesadaran kolektif bagi masyarakat agar gemar membaca
(Depdiknas, 2009: 2). Kesadaran kolektif memang diperlukan untuk membangun
lingkungan yang kondusif bagi tumbuhnya kegemaran membaca, baik lingkungan
keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Upaya pendidikan dan pembelajaran di sekolah-sekolah, terarah pada
pembentukan peserta didik dan generasi muda yang gemar membaca dan terampil
membaca. Oleh karena itu, Misdan dan Harjasujana mengemukakan, bahwa
pendidikan ialah upaya untuk menghasilkan orang dewasa yang literat yang mahir
membaca dan yang membaca secara teratur (Misdan dan Harjasujana, 1987: 81).
Dengan demikian, membaca sebagai keterampilan berbahasa, menjadi sangat
penting untuk dikuasai oleh peserta didik. Akan tetapi, meskipun sebagai
keterampilan, membaca merupakan keterampilan berbahasa yang sangat
kompleks. Dalam kegiatan membaca terlibat berbagai faktor yang mempengaruhi
aktivitas membaca. Kegiatan membaca melibatkan berbagai aspek pembaca,
bacaan, dan lingkungan pembaca (Nurhadi, 1987: 13-14). Kerumitan membaca
juga dikemukakan Crawley dan Mountain (Rahim, 2005: 2). Mereka menjelaskan
bahwa membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan
banyak hal, tidak hanya sekadar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan
aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Oleh karena itu,
mengingat betapa pentingnya, dan kompleksnya membaca, upaya-upaya
meningkatkan kemampuan membaca mesti mendapat perhatian serius dari
berbagai pihak.
Banyak pakar yang mengemukakan pendapatnya berkaitan dengan hakikat
membaca sebagai keterampilan berbahasa. Namun, dari berbagai pendapat itu,
dapat disimpulkan hakikat membaca yang utama, yaitu bahwa membaca
merupakan upaya memperoleh makna bahasa tertulis secara tepat. Membaca pada
hakikatnya merupakan kegiatan yang rumit, yang melibatkan banyak hal, antara
5
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
itu, pada dasarnya, tiada lain adalah untuk memperoleh makna dari suatu bacaan
itu. Baik pada kegiatan membacadalam hati maupun pada kegiatan membaca
nyaring (membacakan), kegiatan membaca selalu berujung pada pemerolehan
makna bacaan itu. Hakikat membaca adalah memperoleh makna yang tepat
(Zuchdi, 2008: 19).
Dengan demikian, pembelajaran membaca di sekolah, yang perlu mendapat
perhatian ialah bagaimana siswa mampu memahami gagasan atau ide-ide yang
terdapat pada suatu bacaan. Satuan-satuan ide atau gagasan bacaan biasanya
terdapat pada paragraf. Oleh karena itu, ketepatan menemukan gagasan dalam
paragraf-paragraf sangat menentukan pemahaman terhadap wacana tersebut
secara keseluruhan sehingga membentuk suatu informasi yang lengkap, utuh dan
bermakna.Pemahaman terhadap isi paragraf merupakan keterampilan membaca
yang sangat penting. Hampir dalam setiap kegiatan membaca, pembaca selalu
dihadapkan pada sejumlah paragraf. Oleh karena itu, kepada siswa perlu diberikan
latihan secara intensif dan terarah dengan teknik yang tepat. Untuk itu ada
beberapa cara yang dikemukakan para ahli. Salah satu cara meningkatkan
kemampuan memahami bacaan antara lain melalui teknik Ecola (Extending
Concept trought Language Activities).Ecola yang dikembangkan oleh
Smith-Burke adalah usaha untuk mengintegrasikan membaca, menulis, berbicara, dan
mendengarkan untuk tujuan pengembangan kemampuan membaca (Zuchdi,
2008:147-148). Dengan Ecola keempat keterampilan berbahasa dilakukan oleh
siswa. Mereka membaca wacana, menuliskan hasil interpretasi sesuai tujuan,
berbicara dan mendengarkan dalam aktivitas diskusi untuk saling bertukar
gagasan. Teknik ini dipandang tepat untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam memahami bacaan. Selain itu, teknik ini juga dipandang sesuai dengan
prinsip-prinsip pembelajaran bahasa yakni prinsif komunikatif dan integratif.
Berkaitan dengan hal tersebut, beberapa penelitian pernah dilakukan. Wahab
(2010), misalnya, melakukan penelitian tentang penggunaan model investigasi
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pemahaman teks bacaan. Kesimpulan penelitian tersebut membuktikan bahwa
model investigasi kelompok mampu meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman teks bacaan secara signifikan. Penggunaan teknik Ecola untuk
peningkatan keefektifan membaca pernah diteliti oleh Darmiyati Zuchdi, dkk.
(2006) dengan judul “Peningkatan Efektivitas Membaca Mahasiswa dengan
Teknik Ecola(Extending Concept through Language Activities)”. Hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik Ecoladapat meningkatkan
komprehensi membaca para mahasiswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya
peningkatan skor komprehensi membaca tersebut diperoleh dari perbedaan skor
rerata pre-test dengan skor rerata post-test. Peningkatan skor rerata pada saat post
test secara keseluruhan 2,1875.Penelitian tersebut dilaksanakan terhadap
mahasiswa dengan metode penelitian tindakan kelas. Adapun objek penelitiannya
adalah kemampuan (komprehensi) membaca secara umum. Bagaimana halnya
jika teknik Ecola digunakan dalam pembelajaran membaca pada siswa SMP?
Ada hal lain yang menarik mengenai teknik Ecola, di satu sisi, dan kerumitan
membaca di sisi lain. Salah satu prinsip pembelajaran dengan teknik Ecola antara
lain adanya tahap self monitoring.Pada tahap ini,para siswa didorong untuk
mengungkapkan kebingungan mereka, melakukan interpretasi secara mandiri,
dan melakukan diskusi tentang strategi untuk memahami bacaan secara
baik.Proses yang hampir sama terjadi pada kegiatan belajar umumnya, dan pada
kegiatan membaca khususnya, yang menerapkan metakognitif. Flavel (dalam
Jonassen, 2000: 14) memberikan definisi metakognitif sebagai kesadaran
seseorang tentang bagaimana ia belajar, kemampuan untuk menilai kesukaran
sesuatu masalah, kemampuan untuk mengamati tingkat pemahaman dirinya,
kemampuan menggunakan berbagai informasi untuk mencapai tujuan, dan
kemampuan menilai kemajuan belajar sendiri. Tampaknya, pada penerapan teknik
Ecola terkandung proses metakognisi.
Dilatarbelakangi oleh hal-hal yang diuraikan tersebut, merupakan hal yang
7
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
konstelasinya dengan metakognitif pada pembelajaran membaca di SMP.
Penelitian difokuskan pada kemampuan dalam menemukan gagasan utama
paragraf. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen.
Penelitian ini bermaksud menguji coba penerapan teknik Ecolaberbasis
metakognitif dalam pembelajaran menemukan gagasan utama paragraf.
B. Identifikasi Masalah
Sebagaimana diuraikan pada latar belakang masalah, bahwa teknik Ecolayang
dikembangkan oleh Smith-Burke adalah usaha untuk mengintegrasikan membaca,
menulis, berbicara, dan mendengarkan untuk tujuan pengembangan kemampuan
membaca (Tierney, 1995: 239). Penelitian mengenai upaya peningkatan
kemampuan membaca bersangkut-paut dengan hal-hal lain yang cukup luas,
antara lain: aspek pembaca, aspek bacaan, dan aspek lingkungan yang
masing-masing mencakup pula sub-subaspeknya. Agar terfokus secara jelas, maka
penelitian ini dibatasi pada upaya penemuan teknik pembelajaran membaca.
Adapun aspek pembaca yang diteliti adalah siswa sekolah menengah pertama.
C. Rumusan Masalah
Penelitian ini bermaksud menguji coba teknik Ecolaberbasis metakognitif
sebagai salah satu cara meningkatkan pemahaman pembaca terhadap bacaan.
Agar terarah, penelitian ini dilaksanakan untuk memecahkan permasalahan yang
dirumuskan sebagai berikut:
1. bagaimana profil proses pembelajaran menemukan gagasan utama paragraf di
kelas VII SMP Negeri 1 Cibeber?
2. bagaimanapenerapan teknik Ecolaberbasis metakognitif dalam pembelajaran
menemukan gagasan utama paragraf di kelas VII SMP Negeri 1 Cibeber?
3. apakah terdapat perbedaan kemampuan menemukan gagasan utama paragraf
antara kelas yangmenggunakanTeknik Ecola Berbasis Metakognitif dengan
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas teknik
Ecolaberbasis metakognitif sebagai cara meningkatkan kemampuan siswa dalam
menemukan gagasan utama paragraf. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk
mendekripsikan:
1. profil proses pembelajaran menemukan gagasan utama paragraf di kelas VII
SMP Negeri 1 Cibeber;
2. penerapan teknik Ecolaberbasis metakognitif dalam pembelajaran menemukan
gagasan utama paragraf di kelas VII SMP Negeri 1 Cibeber; dan
3. ada tidak adanya perbedaan kemampuan menemukan gagasan utama paragraf
di kelas yang menggunakan teknik Ecola berbasis metakognitif dengan kelas
yang tidak menggunakan teknik Ecola berbasis metakognitif.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik secara teoretis
maupun secara praktis. Secara teoretis penelitian ini diharapkan semakin
menambah bukti empiris dan bermanfaat bagi pengembangan teori atau konsep
tentang proses pemahaman bacaan dan teknik untuk meningkatkan pemahaman
bacaan. Dengan demikian, proses penemuan gagasan utama paragraf khususnya,
dan pemahaman paragraf umumnya, tidak lagi menjadi suatu kesulitan bagi siswa.
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak
sebagai berikut:
1. bagi peneliti sendiri, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan untuk menambah
teknik-teknik pembelajaran keterampilan membaca;
2. bagi siswa, hasil penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam menemukan gagasan utama paragraf;
3. bagi sekolah, hasil penelitian ini akan menjadi masukan untuk terus-menerus
9
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. bagi pembaca yang menaruh perhatian terhadap pentingnya membaca, hasil
penelitian ini dapat menjadi bahan masukan atau inspirasi untuk meningkatkan
upaya-upaya dalam rangka meningkatkan kemampuan membaca siswa
khususnya, dan masyarakat pada umumnya; dan
5. bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan dan perbandingan
bagi penelitian sejenis di tempat lain.
F. Anggapan Dasar
Ada beberapa asumsi (anggapan dasar) yang menjadi titik tolak penelitian
ini.
1. Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca,
menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.
2. Hakikat membaca adalah memperoleh makna yang tepat .
3. Pembelajaran merupakan upaya-upaya guru untuk menciptakan kondisi agar
siswa dapat belajar dan mencapai kompetensi yang diharapkan.
4. Kemampuan menemukan paragraf merupakan aspek keterampilan membaca
yang sangat penting dalam rangka membentuk pemahaman yang utuh.
G. Definisi Operasional
Dalam judul penelitian ini terdapat beberapa istilah yang perlu dijelaskan
agar terbentuk suatu penafsiran yang sama di antara peneliti dan pembaca.
Istilah-istilah tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Penerapan teknik Ecola berbasis metakognitif dalam pembelajaran
menemukan gagasan utama paragraf adalah kegiatan pembelajaran
keterampilan membaca yang dilaksanakan oleh seorang guru dengan melalui
tahapan kegiatan:
a. menentukan tujuan untuk membaca paragraf;
b. membaca paragraf untuk menemukan gagasan utama pargraf;
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. melaksanakan diskusi dan klarifikasi bagaimana menentukan gagasan
utama tiap paragraf; dan
e. menulis serta membandingkan hasil pemaknaan.
Pembelajaran difokuskan pada penemuan gagasan utama paragraf. Bahan
pembelajaran disajikan dalam bentuk bacaan yang memuat paragraf dengan
berbagai letak gagasan utama, di awal paragraf (deduktif), di akhir paragraf
(induktif), di awal dan diakhir paragraf (campuran), dan paragraf yang tidak
secara eksplisit mengandung gagasan utama (naratif dan deskriptif).
Pembelajaran dilakukan dengan menerapkan teknik Ecolaberbasis metakognitif
dan menerapkan teknik tanya jawab. Sebelum pembelajaran dilakukan tes awal
dan setelahnya dilakukan tes akhir untuk mengetahui ada atau tidak adanya
perbedaan, signifikan atau tidaknya perbedaan tersebut antara pembelajaran
yang menerapkan teknik Ecolaberbasis metakognitif dan yang menerapkan
teknik tanya jawab.
2. Kemampuan menemukan gagasan utama paragraf adalah skor hasil tes
kemampuan membaca yang difokuskan pada penemuan gagasan utama
paragraf yang eksplisit dan implisit. Penemuan gagasan utama paragraf yang
eksplisit meliputi gagasan utama pada awal paragraf (deduktif), pada akhir
paragraf (induktif), pada awal dan akhir paragraf (campuran), berbahan wacana
jenis nonfiksi ilmiah dan nonilmiah, sedangkan penemuan gagasan utama
paragraf implisit meliputi paragraf naratif (cerita) dan deskriptif (gambaran)
berbahan wacana berjenis fiksi. Skor hasil tes kemudian dikategorikan atas
kemampuan sangattinggi, tinggi, sedang, rendah, dansangatrendah.
G. Hipotesis Penelitian
Dalam rangka menentukan ada atau tidak adanya pengaruh penerapan
teknik Ecola pada kemampuan menemukan gagasan utama paragraf, hipotesis
11
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Hipotesis Nol (H0)
Tidak terdapat perbedaan kemampuan dalam menemukan gagasan utama
paragraf siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Cibeber antara siswa yang belajar
dengan penerapan teknik Ecola berbasis metakognitif dengan siswa yang
belajar dengan menggunakan teknik tanya jawab.
Notasi statistik yang digunakan untuk hipotesis ini, yaitu H0: (µ1 = µ2).
2. Hipotesis Alternatif (Ha)
Terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan dalam menemukan gagasan
utama paragraf siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Cibeber antara siswa yang
belajar dengan penerapan teknik Ecola berbasis metakognitif dengan siswa
yang belajar dengan menggunakan teknik tanya jawab.
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini digunakan prosedur, metode, dan desain penelitian
eksperimen.
A. Metode Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian,metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalahmetode eksperimen. Metode ini digunakan sesuai
dengan variabel dan masalah penelitian.
Metode ini digunakan untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh
penerapan teknik Ecola berbasis metakognitif pada pembelajaran menemukan
gagasan utama paragraf. Pengaruh yang dimaksud adalah kemampuan
menemukan gagasan utama paragraf. Penerapan teknik Ecola berbasis
metakognitif pada pembelajaran menemukan gagasan utama paragrafmerupakan
upaya perlakuan (treatment) atau variabel bebas (independentvariable)
dinotasikan dengan X, sedangkan kemampuan menemukan gagasan utama
paragraf merupakan variabel bergantung atau variabel terikat (dependent
variable) dan dinotasikan dengan Y.
Dalam penelitian ini, pengolahan data dilaksanakan dengan pendekatan
kualitatif dan kuantitatif. Upaya penerapan teknik Ecola berbasis metakognitif
dalam pembelajaran menemukan gagasan utama paragraf terlebih dahulu
dideskripsikan secara kualitatif. Selanjutnya, untuk menentukan perbedaan
kemampuan menemukan gagasan utama paragraf antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol dilakukan analisis secara kuantitatif, yaitu analisis secara statistik
dengan teknik uji beda rata-rata nilai antara hasil pretes dan postes pada kelas
eksperimen dan kontrol.
48
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan salah satu model penelitian eksperimen kuasi, yaitu Desain Kelompok
Kontrol Prates-Pascates Berpasangan (Matching Pratest-Posttest Control Group
Deign). Pada rancangan eksperimen ini, peneliti membentuk dua kelompok, yaitu
satu kelompok sebagai kelas eksperimen, dan satu kelompok sebagai kelas
kontrol. Penentuan kedua kelompok dilakukan berdasarkan karakteristik yang
sama, yakni memiliki kemampuan yang sama menurut tes penempatan
rombongan belajar yang dilakukan sekolah.
Pada tahap awal ditetapkan dua kelas, kelas eksperimen dan kelas kontrol
yang memiliki karakteristik yang sama. Lalu, kedua kelas diberi tes awal dengan
alat tes yang sama. Kemudian, kelas eksperimen diberi perlakuan berupa
pembelajaran membaca untuk menemukan gagasan utama paragraf dengan
menerapkjan teknik Ecolaberbasis metakognitif. Adapun kelas kontrol diberi
perlakuan berupa pembelajaran membaca untuk menemukan gagasan utama
paragraf dengan teknik konvensional. Terakhir, kedua kelas diberi tes akhir
dengan alat tes yang sama.
Desain metode eksperimen dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut.
Kelas Perlakuan M O X O
Kelas Kontrol M O C O
(Fraenkel dan Wallen, 2007: 275).
Keterangan:
M : Kelas Eksperimen
M : Kelas Kontrol
O : Pengukuran awal dan pengukuran akhir
X : Perlakuan pembelajaran menentukan gagasan utama paragraf
dengan menggunakan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki karakteristik yang sama
atau homogen. Karakteristik yang sama dalam penelitian ini adalah kesamaan atau
kemiripan rata-rata hasil tes penempatan rombongan belajar.
C. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data secara lengkap dan akurat, dalam penelitian ini
digunakan teknik-teknik observasi pembelajaran, wawancara, angket, dan tes.
1. Teknik Observasi
Teknik observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data
tentang proses pembelajaran membaca dengan teknik Ecola berbasis metakognitif
dengan kompetensi dasar menemukan gagasan utama paragraf. Pembelajaran ini
merupakan perlakukan (treatment) terhadap kelas eksperimen. Observasi
dilakukan untuk mengamati penerapan teknik Ecola dalam pembelajaran pada
kelas eksperimen.
Teknik observasi digunakan dalam penelitian ini karena data yang diperlukan
hanya dapat diperoleh dengan cara mengamati secara langsung. Dalam hal ini
peneliti bertindak sebagai pengamat. Adapun pelaksana pembelajaran adalah guru
model (Siti Suliastini, S. Pd.) yang sudah dilatih terlebih dahulu sehingga layak
menerapkan teknik Ecola.Dengan demikian, hasil pengamatan diharapkan lebih
akurat, tidak bias.
Pengamatan dilakukan secara langsung saat pembelajaran dilaksanakan.
Peneliti sebagai pengamat hadir di kelas pembelajaran, akan tetapi tidak
melibatkan diri dalam kegiatan. Menurut Sugiyono (2008: 145), jenis teknik
observasi seperti ini disebut teknik observasi nonpartisipan. Observasi
dilaksanakan berdasarkan pedoman observasi yang sudah dibuat berdasarkan
50
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sudah disiapkan, observasi yang diterapkan termasuk observasi terstruktur
(Sugiyono, 2008: 146).
2. Teknik Wawancara
Wawancara dilakukan kepada guru yang melakukan uji coba pembelajaran
dengan teknik Ecolaberbasis metakognitif (treatmen). Tujuan wawancara ini
antara lain untuk menkonfirmasi berbagai hal mengenai penerapan teknik
pembelajaran yang diujicobakan. Selain itu, diupayakan pula terkumpul
data berupa pendapat, tanggapan, kesan, penilaian, serta kendala-kendala
yang dihadapi.
Wawancara dilakukan berdasarkan pedoman wawancara berupa
pertanyaan-pertanyaan pokok yang memungkinkan ditindaklanjuti
dengan pertanyaan lanjutan sesuai dengan jawaban responden. Oleh
karena itu, wawancara seperti ini termasuk wawancara tidak berstruktur
(Sugiyono, 2008: 140).
3. Teknik Angket
Teknik angket digunakan untuk mengetahui proses metakognitif
siswa selama mengikuti pembelajaran membaca dengan teknik Ecola
berbasis metakognitif. Angket diberikan kepada siswa yang tergabung
dalam kelas eksperimen.
Teknik angket ini digunakan karena data proses metakognitif siswa
bersifat psikologis dan relatif komplek s. Oleh karena itu, lebih tepat jika
digunakan teknik angket. Adapun data aktivitas fisik siswa yang konkret
selama mengikuti pembelajaran dikumpulkan melalui teknik observasi.
Angket disusun berupa pertanyaan-pertanyaan yang disertai pilihan
jawaban “ya” atau “tidak”. Berdasarkan hal ini, maka angket ini
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Teknik Tes
Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang
kemampuan siswa SMP Negeri 1 Cibeber dalam menemukan gagasan
utama paragraf.
Teknik tes dilakukan dalam dua tahap sebagai berikut.
a. Tes Awal
Tes awal diberikan sebelum proses pembelajaran membaca. Tes awal
diberikan kepada kelas eksperimen yang mendapat perlakuan
pembelajaranmembaca dengan teknik Ecola berbasis metakognitif dan
terhadap kelas kontrol yang menerapkan teknik tanya jawab.
b. Tes Akhir
Tes akhir diberikan setelah perlakuan pembelajaran diberikan, baik pada
kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol.
D. Instrumen Pengumpul Data Penelitian
Dalam pengumpulan data penelitian digunakan instrumen pengumpul
data. Sesuai dengan teknik yang digunakan, pada penelitian ini
digunakan instrumen berupa lembar panduan observasi, panduan
wawancara, angket, dan perangkat tes kemampuan menemukan gagasan
utama paragraf. Selain itu, digunakan pula instrumen perlakuan
pembelajaran penerapan teknik Ecola berbasis metakognitif. Sejalan
dengan tahap-tahap penggunaanya, instrumen-instrumen tersebut
dijelaskan sebagai berikut.
1. Instrumen Perlakuan
a. Ancangan Model Pembelajaran dengan Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif
52
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pembelajaran membaca dengan kompetensi dasar menemukan gagasan utama
paragraf sangat strategis dalam keseluruhan pembelajaran membaca.
Satuan-satuan ide atau gagasan pada bacaan biasanya terdapat pada paragraf.
Oleh karena itu, ketepatan menemukan gagasan dalam paragraf-paragraf sangat
menentukan pemahaman terhadap wacana tersebut secara keseluruhan sehingga
membentuk suatu informasi yang lengkap, utuh, dan bermakna. Pemahaman
terhadap isi paragraf merupakan keterampilan membaca yang sangat penting.
Hampir dalam setiap kegiatan membaca selalu dihadapkan pada sejumlah
paragraf. Oleh karena itu pula, tujuan pembelajaran membaca yang paling
mendasar adalah agar siswa mampu memahami makna bacaan yang terdapat pada
paragraf-paragraf itu dalam rangka memahami makna seluruh bacaan. Apa pun
jenis bacaannya, apa pun strategi yang digunakan, membaca selalu berujung pada
upaya menemukan makna bacaan. Meskipun tujuan pemahaman bacaan tersebut
beragam sesuai dengan kebutuhan.
Dengan dermikian, pembelajaran membaca di sekolah, yang perlu mendapat
perhatian lebih serius ialah bagaimana siswa mampu memahami gagasan atau
ide-ide yang terdapat pada paragraf-paragraf pembangun suatu bacaan. Beberapa
alasan yang dapat dikemukakan berkenaan dengan hal tersebut adalah sebagai
berikut:
a) pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca,
menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat (Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Depdiknas,
2006: 3);
b) membaca merupakan keterampilan berbahasa yang sangat kompleks,
melibatkan berbagai faktor yang mempengaruhi aktivitas membaca. Kegiatan
membaca melibatkan berbagai aspek pembaca, bacaan, dan lingkungan
pembaca (Nurhadi, 1987: 13-14), membaca pada hakikatnya adalah suatu
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan
metakognitif (Crawley dan Mountain dalam Rahim, 2005: 2);
c) hakikat membaca adalah memperoleh makna yang tepat (Zuchdi, 2008: 19);
d) dalam rangka memperoleh pemahaman bacaan secara keseluruhan,
pemahaman terhadap gagasan utama paragraf sangat strategis karena setiap
paragraf dalam bacaan mengandung makna, pesan, pikiran, atau ide pokok
yang relevan dengan ide pokok keseluruhan karangan.
Sehubungan dengan hal itu, perlu berbagai upaya untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam menemukan dan memahami gagasan utama paragraf.
Salah satu cara meningkatkan kemampuan memahami bacaan antara lain
melalui teknik Ecola (Extending Concept trought Language Activities).
Ecola yang dikembangkan oleh Smith-Burke adalah usaha untuk
mengintegrasikan membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan untuk tujuan
pengembangan kemampuan membaca (Tierney, 1995: 239). Dengan Ecola
keempat keterampilan berbahasa dilakukan oleh siswa. Mereka membaca wacana,
menuliskan hasil interpretasi sesuai tujuan, berbicara dan mendengarkan dalam
aktivitas diskusi untuk saling bertukar gagasan. Teknik ini dipandang tepat untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami bacaan. Selain itu, teknik ini
juga dipandang sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran bahasa yakni prinsif
komunikatif dan integratif. Berkaitan dengan hal tersebut, beberapa penelitian
pernah dilakukan. Wahab (2010), misalnya, melakukan penelitian tentang
penggunaan model investigasi kelompok (Group Investigation) berkaitan dengan
kemampuan membaca pemahaman teks bacaan. Kesimpulan penelitian tersebut
membuktikan bahwa model investigasi kelompok mampu meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman teks bacaan secara signifikan. Penggunaan
teknik Ecola untuk peningkatan keefektifan membaca pernah diteliti oleh
Darmiyati Zuchdi, dkk. (2006) dengan judul “Peningkatan Efektivitas Membaca
54
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Activities)”. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik Ecola
dapat meningkatkan komprehensi membaca para mahasiswa. Hal ini dibuktikan
dengan adanya peningkatan skor komprehensi membaca tersebut diperoleh dari
perbedaan skor rerata pre-test dengan skor rerata post-test. Peningkatan skor
rerata pada saat post test secara keseluruhan 2,1875. Adapun objek penelitian
adalah kemampuan (komprehensi) membaca secara umum. Bagaimana halnya
jika teknik Ecola digunakan dalam pembelajaran membaca pada siswa SMP?
Penelitian ini akan dilakukan terhadap penerapan teknik Ecola pada
pembelajaran dengan kompetensi dasar menemukan gagasan utama paragraf.
Ditinjau dari sisi penerapannya sebagai teknik pembelajaran mungkin penelitian
ini bukan hal yang baru. Akan tetapi, ditinjau dari segi sumber data, yakni siswa
SMP, kiranya penelitian ini perlu dilakukan karena relatif baru. Selain itu,
penerapan teknik Ecola pada pembelajaran ini juga disertai dengan penekanan
pada peranan metakognitif siswa. Oleh karena itulah, penerapan teknik Ecola ini
disebut berbasis metakognitif. Flavel (dalam Jonassen, 2000: 14) mendefinisikan
metakognitif sebagai kesadaran seseorang tentang bagaimana ia belajar,
kemampuan untuk menilai kesukaran sesuatu masalah, kemampuan untuk
mengamati tingkat pemahaman dirinya, kemampuan menggunakan berbagai
informasi untuk mencapai tujuan, dan kemampuan menilai kemajuan belajar.
Sementara itu, menurut Margaret W. Matlin (Desmita, 2006 : 137), metakognitif
adalah “knowledge and awareness about cognitive processes – or our thought about thinking”.
Ringkasnya, metakognisi merujuk pada pengetahuan seseorang tentang fungsi
intelektual yang datang dari pikiran mereka sendiri serta kesadaran mereka untuk
memonitor dan mengontrol fungsi ini. Metakognisi melibatkan kegiatan
menganalisis cara berpikir yang sedang berlangsung. Dalam tugas membaca,
pembaca yang memperlihatkan metakognisinya, memilih keterampilan dan teknik
membaca yang cocok dengan tugas membaca tertentu (Bobbs dan Mooer dalam
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metakognitif sangat berkaitan erat dengan Ecola, terutama pada aspek self
monitoring. Melalui strategi metakognitif, pembaca mengalokasikan perhatian
yang signifikan untuk mengendalikan, memantau, dan evaluasi proses membaca
(Pressley 2000; Pressley, Brown, El-Dinary, & Afflerbach 1995 dalam Cubukcu,
2008: 85). Pembaca yang baik memiliki kemampuan metakognisi, mengetahui
apa yang akan dilakukan, serta kapan dan bagaimana melakukannya (Rahim,
2008: 103). Siswa dapat menggunakan strategi metakognitif dalam pembelajaran
meliputi tiga tahap berikuti, yaitu: merancang apa yang hendak dipelajari;
memantau perkembangan diri dalam belajar; dan menilai apa yang dipelajari.
Strategi metakognitif dapat digunakan untuk setiap pembelajaran bidang studi
apapun. Hal ini penting untuk mengarahkan siswa agar bisa secara sadar
mengontrol proses berpikir dan pembelajaran yang dilakukan siswa. (Lidnillah,
2008 :7).
2) Tujuan
Penerapan teknik Ecola berbasis metakognitif dalam pembelajaran
menemukan gagasan utama paragraf ini secara umum bertujuan agar siswa
memiliki kemampuan yang memadai dalam menemukan gagasan utama paragraf.
Selain itu, secara khusus penerapan teknik ini bertujuan untuk:
a) menemukan teknik pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran
menemukan dan memahami gagasan utama paragaraf;
b) mengatasi kendala pembelajaran menemukan gagasan utama paragraf yang
kenyataannya memang relatif rumit bagi siswa;
c) memfasilitasi siswa dalam pembelajaran menemukan gagasan utama paragraf
yang kenyataannya memang relatif rumit; dan
d) memberikan inspirasi bagi peningkatan proses pembelajaran mata pelajaran
apa pun yakni dengan mengaplikasikan aspek metakognitif yang memang
56
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Prinsip Dasar
Pembelajaran menemukan gagasan utama paragraf dengan teknik Ecola
diawali oleh konsep Extending Concept through Language Activities (Ecola) yang
dikembangkan oleh Smith-Burke (1982). Konsep pembelajaran ini berusaha untuk
mengintegrasikan membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan untuk tujuan
pengembangan kemampuan membaca. Dengan Ecola keempat keterampilan
berbahasa dilakukan oleh siswa. Mereka membaca wacana, menuliskan hasil
interpretasi sesuai tujuan, berbicara dan mendengarkan dalam aktivitas diskusi
untuk saling bertukar gagasan. Menurut Tierney (1995: 239) Ecola dibangun
melalui lima tahap yaitu: (1) menentukan tujuan yang komunikatif untuk
membaca, (2) membaca dalam hati untuk sebuah tujuan dan standar tugas, (3)
mewujudkan pemahaman melalui aktivitas menulis, (4) melaksanakan diskusi
dan klarifikasi atas pemaknaan, dan (5) menulis dan membandingkan. Tierney,
(1995: 239), juga menjelaskan bahwa Ecola difokuskan pada kemampuan alamiah
membaca dan kebutuhan memonitor untuk memastikan bahwa interpretasi
mereka tepat.
Sehubungan dengan konsep teknik Ecola tersebut, maka penerapan teknik
Ecola dalam pembelajaran hendaknya berprinsip pada hal-hal berikut:
a) pengelolaan tempat belajar sebaiknya memungkinkan terciptanya intensitas
interaksi antarsiswa dan antara guru dengan siswa yang tinggi;
b) Pengelolaan siswa dilakukan secara beragam, individual, berpasangan,
kelompok kecil, atau klasikal dengan suasana yang memungkinkan setiap
siswa memperoleh peluang sama untuk menunjukkan dan mengembangkan
potensinya. Namun, mesti ada saat seluruh siswa untuk berdiskusi secara
kelompok atau klasikal;
c) Kegiatan pembelajaran direncanakan secara matang dan dikelola secara
cermat. Guru perlu merencanakan pertanyaan, informasi awal, tugas dan alat
belajar yang menantang, memberikan umpan balik (dan arahan) yang tepat
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
semua siswa mampu „unjuk kemampuan/mendemonstrasikan kinerja
(performance)‟ sebagai hasil belajar.
d) Materi bacaan disediakan guru atau disediakan siswa dengan bantuan guru
dengan memperhatikan kesesuaian isi, bahasa, dan keterbacaannya dengan
mengunakan berbagai sumber;
e) Guru berperan sebagai inspirator, motivator, fasilitator, direktor (pengarah)
dan evaluator agar siswa mengerahkan segenap pengetahuan dan
kemampuannya sehingga mereka menyadari betul apa tujuan belajar,
bagaimana caranya, dan dapat memantau keberhasilannya dalam
pembelajaran.
4) Sintaks
Pembelajaran dengan menggunakan teknik Ecola dilaksanakan melalui
tahapan-tahapan sebagai berikut.
a) Menentukan tujuan yang komunikatif
Guru mendorong dan memfasilitasi siswa agar melakukan diskusi kelas untuk
menentukan tujuan membaca mereka. Para siswa menentukan sendiri tujuan
mereka dalam membaca. Namun, siswa dapat menentukan tujuan mereka dengan
mempertimbangkan alasan guru ketika memberikan bacaan.
b) Membaca dalam Hati
Para siswa diingatkan dengan tujuan mereka membaca sehingga
memunculkan kesadaran bahwa mereka harus dapat mendukung interpretasi
mereka dengan ide-ide dari bacaan, yang didasarkan latar belakang pengetahuan
atau alasan-alasan mereka. Dalam hal ini perlu ditekankan pentingnya
pengetahuan mereka, kesadaran akan cara membaca yang tepat, serta pentingnya
kejelasan tercapai tidaknya tujuan mereka membaca.
58
Tuti Sumiyati, 2014
Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tujuan dari tahap ini adalah mengembangkan kemampuan siswa untuk
melakukan pemantauan diri dan mulai belajar untuk mengungkapkan apa yang
tidak mereka mengerti. Selama melakukan tahap ini, setiap siswa menuliskan
tanggapan atas seluruh pertanyaan dan tujuan membaca. Dalam menuliskan
tanggapan, para siswa dapat menjamin bahwa jawaban mereka akan dijamin
kerahasiaannya. Mereka didorong untuk menginterpretasikan dan menulis
tentang segala yang membingungkan. Untuk mengklarifikasi masalah-masalah
yang ditemui tersebut, para siswa didorong untuk bertanya kepada siswa lainnya.
Hal ini merupakan tanggung jawab dari siswa yang lain untuk
menjelaskan pengalamannya bagaimana mereka menghadapi masalah yang sama.
d) Diskusi
Para siswa diorganisasikan ke dalam kelompok yang tidak lebih dari empat
orang dan diberi batas waktu. Mereka diharapkan mendiskusikan hasil
interpretasi mereka, membandingkan tanggapan, dan mengubah
kesimpulan mereka. Setiap siswa diharapkan melakukan tukar gagasan dan
menerangkan dasar kesimpulan mereka.
e) Menulis dan Membandingkan
Baik dalam kelompok kecil maupun secara individual, siswa memunculkan
interpretasi yang lain. Jika hal tersebut dilakukan dalam kelompok, maka
konsensus yang terjadi harus diperkaya dengan diskusi dan kesepakatan. Setelah
meninjau hasil interpretasi yang telah dilengkapi, para siswa didorong
untuk mendiskusikan perubahan interpretasi yang telah dibuat untuk
mengungkapkan strategi yang mereka temukan.
Dalam tahap akhir ini guru mengkondisikan agar para siswa melakukan
refleksi perihal proses yang telah mereka lakukan, sejauhmana keberhasilan
mereka dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan, serta kendala apa dialami