• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN TEKNIK ECOLA BERBASIS METAKOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA PARAGRAF : Penelitian Eksperimen di SMP Negeri 1 Cibeber Kabupaten Cianjur Tahun Pelajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN TEKNIK ECOLA BERBASIS METAKOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA PARAGRAF : Penelitian Eksperimen di SMP Negeri 1 Cibeber Kabupaten Cianjur Tahun Pelajaran 2012/2013."

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN TEKNIK ECOLA BERBASIS METAKOGNITIF

DALAM PEMBELAJARAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA PARAGRAF

(Penelitian Eksperimen di SMP Negeri 1 Cibeber Kabupaten Cianjur Tahun Pelajaran 2012/2013)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

oleh Tuti Sumiyati

1204642

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA

INDONESIASEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif

dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

oleh Tuti Sumiyati S.Pd. IKIP Bandung, 1997

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Tuti Sumiyati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN i

ABSTRAK ii

KATA PENGANTAR iii

UCAPAN TERIMA KASIH iv

DAFTAR ISI vii

A. Latar Belakang Masalah Penelitian 1

B. Identifikasi Masalah 6

C. Rumusan Masalah 7

D. Tujuan Penelitian 7

E. Manfaat Penelitian 8

F. Anggapan Dasar 8

G. Definisi Operasional 9

H. Hipotesis Penelitian 10

BAB II TEKNIK ECOLA BERBASIS METAKOGNITIF DAN PEMBELAJARAN MEMBACA UNTUK MENEMUKAN GAGASAN UTAMA PARAGRAF

11

A. Teknik Ecola 11

1.Hakikat Teknik Ecola 11

2.Pengertian Teknik Ecola 11

3.Langkah-langkah Penerapan Teknik Ecola 12

B. Ihwal Paragraf 13

1. Pengertian Paragraf dan Gagasan Utama Paragraf 13

2. Komponen-komponen Paragraf 15

3. Syarat-syarat Pembentukan Paragraf 16

4. Fungsi Paragraf 19

5. Jenis-jenis Paragraf dalam Kaitannya dengan Gagasan Utama

20

C. Teknik Ecola Berbasis Metakognitif dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

25

1. Pengertian Metakognitif 25

2. Strategi Pengembangan Metakognitif 26

(5)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Teknik Ecola dalam Pembelajaran Membaca Paragraf 31

5. Strategi Membaca Paragraf 32

D. Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf 36 1. Menemukan Gagasan Utama Paragraf sebagai Aspek

Kemampuan Membaca

36

2. Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf dalam Kurikulum

39

3. Pengukuran Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf

42

a. Bahan Tes Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf

42

b. Penyusunan Soal Tes Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf

45

c. Standarisasi Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf

46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 47

A. Metode Penelitian 47

B. Desain Penelitian Eksperimen 47

C. Teknik Pengumpulan Data 49

D. Instrumen Pengumpulan Data Penelitian 51

1. Instrumen Perlakuan 51

2. Instrumen Pengumpul Data 59

3. Instrumen Tes 62

a. Kriteria Penyusunan Bahan Tes 62

b. Penyusunan Tes 63

c. Menentukan Validitas Instrumen 64

d. Menentukan Reliabilitas Instrumen 65

E. Teknik Pengolahan Data 66

1. Data Hasil Observasi Pembelajaran 66

2. Data Hasil Wawancara 67

3. Data Hasil Angket 67

4. Data Hasil Tes Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf

68

F. Sumber Data Penelitian 69

1. Populasi Penelitian 69

2. Sampel Penelitian 69

G. Paradigma Penelitian 69

H. Langkah-langkah Penelitian 72

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

74 A. Profil Proses Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama

Paragraf di kelas VII SMP Negeri 1 Cibeber

76

(6)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf di Kelas VII SMP Negeri 1 Cibeber

1. Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Menurut Data Hasil Observasi

78

2. Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Menurut Informasi Hasil Wawancara

87

3. Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Menurut Data Hasil Angket Proses Metakognitif

90

C. Perbedaan Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf di Kelas Eksperimen yang Menggunakan Teknik Ecola Berbasais Metakognitif dengan Kelas Kontrol yang Tidak Menggunakan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif

93

1. Analisis Data Hasil Tes Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf pada Kelompok Eksperimen

94

2. Analisis Data Hasil Tes Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf pada Kelompok Kontrol

140

3. Profil Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen yang Menerapkan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif

186

a. Kemampuan Awal Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen yang Menerapkan Teknik EcolaBerbasis Metakognitif

186

b. Kemampuan Akhir Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen yang Menerapkan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif

189

4. Profil Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Kontrol yang Tidak Menerapkan Teknik Ecola Berbasais Metakognitif

191

a. Kemampuan Awal Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Kontrolyang Tidak Menerapkan Teknik Ecola Berbasais Metakognitif

191

b. Kemampuan Akhir Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Kontrolyang Tidak Menerapkan Teknik Ecola Berbasais Metakognitif

194

5. Peningkatan Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelompok Eksperimen

197

6. Peningkatan Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelompok Kontrol

218

D.Uji Sifat Data 231

1. Uji Normalitas Data 231

2. Uji Homogenitas Data 234

3. Analisis Regresi 237

E. Pengujian Hipotesis Penelitian 238

F. Pembahasan Hasil Penelitian 241

(7)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Utama Paragraf di Kelas VII SMP Negeri 1 Cibeber 2. Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif dalam

Pembelajaran

243

3. Perbedaan kemampuan menemukan gagasan utama antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

251

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 256

1. Simpulan 256

2. Saran 260

DAFTAR PUSTAKA 262

(8)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Prosedur Membaca Paragraf 33

Tabel 2.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran Membaca pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

40

Tabel 2.3 Kriteria Penafsiran Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf dengan Skala Lima

46

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Penerapan Teknik Ecola dalam Pembelajaran

59

Tabel 3.2 Kisi-kisi Observasi Aktivitas Siswa pada Pembelajaran dengan Menerapkan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif

60

Tabel 3.3 Kisi-kisi Pedoman Wawancara 61

Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Proses Metakognitif Siswa pada Pembelajaran

62

Tabel 3.5 Kisi-kisi Tes Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf

63

Tabel 3.6 Kriteria PenafsiranPembelajaran Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif

67

Tabel 3.7 Kriteria Penafsiran Proses Metakognitif Siswa 67

Tabel 4.1 Proses Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama dengan Menggunakan Teknik EcolaBerbasis Metakognitif

79

Tabel 4.2 Kegiatan Siswa pada Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf dengan Menggunakan Teknik EcolaBebasis Metakognitif

83

Tabel 4.3 Data Angket Proses Metakognitif Siswa pada Pembelajaran 92

Tabel 4.4 Rekapitulasi Jawaban Siswa Kelas Eksperimen

Pada Tes Awal Kemampuan Menentukan Gagasan Utama Paragraf Berdasarkan Pilihan Jawaban

135

Tabel 4.5 Rekapitulasi Persentase Jawaban Kelas Eksperimen pada Tes Awal Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf

136

Tabel 4.6 Rekapitulasi Jawaban Siswa Kelas Eksperimen

pada Tes Akhir Kemampuan Menentukan Gagasan Utama

(9)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Paragraf Berdasarkan Pilihan Jawaban yang Benar

Tabel 4.7 Persentase Jawaban Kelas Eksperimen pada Tes Akhir Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf

138

Tabel 4.8 Rekapitulasi Jawaban Siswa Kelas Kontrol

Pada Tes Awal Kemampuan Menentukan Gagasan Utama Paragraf Berdasarkan Pilihan Jawaban yang Benar

180

Tabel 4.9 Rekapitulasi Persentase Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Tes Awal Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf

182

Tabel 4.10 Rekapitulasi Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Tes Akhir Kemampuan Menentukan Gagasan Utama Paragraf

Berdasarkan Pilihan Jawaban yang Benar

183

Tabel 4.11 Persentase Jawaban Kelas Kontrol pada Tes Akhir Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf

184

Tabel 4.12 Skor Awal Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen

186

Tabel.4.13 Skor Akhir Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen

189

Tabel 4.14 Skor Awal Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Kontrol

192

Tabel 4.15 Skor Akhir Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Kontrol

194

Tabel 4.16 Peningkatan Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf Sebelum dan Sesudah Pembelajaran dengan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif

197

Tabel 4.17 Peningkatan Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf Sebelum dan Sesudah Pembelajaran dengan Teknik Konvensional

218

Tabel 4.18 Selisih Rata-rata Kemampuan Awal Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrrol

230

Tabel 4.19 Selisih Rata-rata Kemampuan Akhir Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

231

Tabel 4.20 Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen 231

Tabel 4.21 Uji Normalitas Data Pretes Kelas Kontrol 232

Tabel 4.22 Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen 233

Tabel 4.23 Uji Normalitas Data Postes Kelas Kontrol 233

(10)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan Kelas Kontrol

Tabel 4.25 Uji Homogenitas Data Hasil Tes AkhirKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

235

Tabel 4.26 Uji Homogenitas Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kelas Eksperimen

235

Tabel 4.27 Uji Homogenitas Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kelas Kontrol

236

Tabel 4.28 Daftar Analisis Variansi Regresi Kelas Eksperimen 237

Tabel 4.29 Daftar Analisis Variansi Regresi Kelas Kontrol 237

Tabel 4.30 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Hasil Tes Akhir (Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol)

(11)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 3.1 Paradigma Penelitian 71

Bagan 3.2 Alur Penelitian 73

Grafik 4.1 Grafik Kategori Kemampuan Awal Siswa Kelas Eksperimen dalam Menemukan Gagasan Utama Paragraf

78

Grafik 4.2 Grafik Kemampuan Awal Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen (Berdasarkan Jenis Paragraf)

81

Grafik 4.3 Grafik Kategori Kemampuan Akhir Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen

82

Grafik 4.4 Grafik Kemampuan Akhir Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen (Berdasarkan Jenis Paragraf)

81

Grafik 4.5 Grafik Kategori Kemampuan Awal Siswa Kelas Kontrol dalam Menemukan Gagasan Utama Paragraf

83

Grafik 4.6 Grafik Kemampuan Awal Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Kontrol (Berdasarkan Jenis Paragraf)

84

Grafik 4.7 Grafik Kategori Kemampuan Akhir Siswa Kelas Kontrol dalam Menemukan Gagasan Utama Paragraf

86

Grafik 4.8 Grafik Kemampuan Akhir Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Kontrol (Berdasarkan Jenis Paragraf)

87

Grafik 4.9 Grafik Skor Tes Awal dan Tes Akhir Tes Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen

148

Grafik 4.10 Grafik Skor Tes Awal dan Tes Akhir Tes Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Kontrol

193

Grafik 4.11 Grafik Peningkatan Kemampuan Awal dan Kemampuan Akhir Kelas Eksperimen

215

Grafik 4.12 Garfik Peningkatan Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Kelas Kontrol

226

Grafik 4.13 Grafik Perbandingan Kemampuan Awal Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

(12)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik4.1 Skor Tes Awal dan Tes Akhir Tes Kemampuan Menemukan Gagasan Utama ParagrafKelas Eksperimen

140

Grafik4.2 Skor Tes Awal dan Tes Akhir Tes Kemampuan Menemukan Gagasan Utama ParagrafKelasKontrol

185

Grafik4.3 Kategori Kemampuan Awal Siswa Kelas Eksperimen dalam Menemukan Gagasan Utama Paragraf

188

Grafik4.4 Kemampuan Awal Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen (Berdasarkan Jenis Paragraf)

188

Grafik4.5 Kategori Kemampuan Akhir Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen

190

Grafik4.6 Kemampuan Akhir Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen (Berdasarkan Jenis Paragraf)

191

Grafik4.7 Kategori Kemampuan Awal Siswa Kelas Kontrol dalam Menemukan Gagasan Utama Paragraf

193

Grafik4.8 Kemampuan Awal Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Kontrol (Berdasarkan Jenis Paragraf)

194

Grafik4.9 Kategori Kemampuan Akhir Siswa Kelas Kontrol dalam Menemukan Gagasan Utama Paragraf

196

Grafik4.10 Kemampuan Akhir Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Kontrol (Berdasarkan Jenis Paragraf)

196

Grafik4.11 Peningkatan Kemampuan Awal dan Kemampuan Akhir Kelas Eksperimen

218

Grafik4.12 Peningkatan Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Kelas Kontrol

229

Grafik4.13 Perbandingan Kemampuan Awal Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

229

Grafik 4.14 Perbandingan Kemampuan Akhir Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

(13)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 SK Judul Penetapan Judul Penelitian dan Pembimbing Penulisan Tesis

266

Lampiran 2 SK Perpanjangan Pembimbing Penulisan Tesis 268

Lampiran 3 Rekomendasi Izin Melakukan Sudi Lapangan/Observasi

270

Lampiran 4 Surat Pernyataan Kelayakan Instrumen Penelitian 271

Lampiran 5 Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian 273

Lampiran 6 Kisi-kisi dan Instrumen Tes Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf

274

Lampiran 7 RPP Uji Coba Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif

287

Lampiran 8 LKS Pembelajaran 290

Lampiran 9 Kisi-kisi dan Instrumen Observasi Penerapan Teknik Ecola dalam Pembelajaran

296

Lampiran 10 Kisi-kisi dan Instrumen Observasi Aktivitas Siswa pada PembelajaranMenerapkan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif

299

Lampiran 11 Pedoman Wawancara 302

Lampiran 12 Kisi-kisi dan Angket Proses Metakognitif 303

Lampiran 13 Data Skor dan Nilai Tes Awal (pretes) dan Tes Akhir (Posttest) Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

307

Lampiran 14 Uji Normalitas Data 309

Lampiran 15 Uji Homogenitas Data 313

(14)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lampiran 17 T-Tes Uji Hipotesis 319

Lampiran 18 Foto-foto Kegiatan Penelitian 320

(15)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf (Penelitian Eksperimen di SMP Negeri 1 Cibeber

Kabupaten Cianjur Tahun Pelajaran 2012/2013)

Penelitian dilatarbelakangi oleh: 1) adanya berbagai fakta yang menunjukkan bahwa kemampuan membaca siswa tergolong rendah; dan 2) kemampuan menemukan gagasan utama paragraf sangat penting dalam upaya memahami suatu bacaan. Penelitian dilaksanakan untuk mengetahui efektivitas teknik Ecola berbasis metakognitif sebagai cara meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan gagasan utama paragraf. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain Kelompok Kontrol Prates-Pascates Berpasangan (Matching Pretest-Posttest Control Group Design). Adapun teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah teknik tes, observasi, angket, dan wawancara. Eksperimen dilaksanakan terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 1 Cibeber Kabupaten Cianjur yang berjumlah 37 orang sebagai kelas eksperimen dan 37 orang sebagai kelas kontrol. Temuan dari penelitian antara lain menunjukkan bahwa nilai rata-rata tes akhir kemampuan menemukan gagasan utama paragraf siswa kelas eksperimen adalah 68,57 yang berkategori sedang, sedangkan nilai rata-rata tes akhir siswa kelas kontrol adalah 59,54 yang berkategori rendah. Temuan lainnya adalah adanya hasil pengujian hipotesis yang menunjukkan thit ung(3,33)>tta bel(1,990)(α:0,05)>(2,6385)(α:0,01)

(16)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

(17)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Peranan membaca sangat penting bukan hanya bagi kalangan akademisi,

yakni kalangan masyarakat yang dalam kegiatan sehari-harinya berkutat dengan

buku dan bacaan sumber-sumber ilmu pengetahuan lainnya. Melainkan, membaca

juga sangat penting bagi masyarakat pada umumnya. Dengan membaca

seseorang dapat memperoleh informasi yang dibutuhkannya untuk kehidupan

sehari-hari sebagai manusia, untuk kepentingan studi, dan pekerjaan. Oleh karena

itu, kedudukan kemampuan membaca terutama dalam pembelajaran bahasa, dan

umumnya dalam pendidikan semakin terasa pentingnya. Wajarlah, jika dalam

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

dicantumkan bahwa pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya

membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.

Budaya membaca yang hendak dikembangkan melalui pendidikan itu

mengandung arti terciptanya masyarakat yang gemar dan sekaligus memiliki

kemampuan membaca yang baik. Upaya pendidikan memang merupakan cara

yang dipandang paling tepat dalam membentuk masyarakat yang berbudaya baca.

Dalam lembaga pendidikan ditanamkan dan dikembangkan upaya-upaya

pendidikan untuk membentuk sikap positif terhadap bacaan dan kegiatan

membaca. Melalui lembaga pendidikan pula dapat dilakukan berbagai latihan

untuk meningkatkan kemampuan membaca. Upaya-upaya tersebut tidak lain

adalah untuk menciptakan masyarakat, warga negara yang mampu menyerap

informasi sejalan dengan derasnya perkembangan teknologi informasi, untuk

dapat membangun bangsa yang sederajat dengan bangsa-bangsa lain yang sudah

maju. Dengan kemampuan dan budaya membaca, sebuah bangsa akan memiliki

(18)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekali ungkapan Leo Fay (dalam Harjasujana, 1988: 4) “Toread is to process a power for transcending whatever physicalpower human can master”, „mampu membaca berarti memiliki kekuatan yang sanggup mengungguli kekuatan fisik apapun yang bisa dihimpun manusia‟.

Namun demikian, hasil-hasil penelitian berkaitan dengan minat dan kebiasaan

membaca siswa menunjukkan bahwa minat dan kebiasaan membaca siswa di

Indonesia masih rendah. Yusuf (2008: 4) mengemukakan bahwa dari studi yang

dilaksanakan oleh InternationalAssociation for the Evaluation of Education

Achievement (IAEEA) tahun 1999 diketahui bahwa keterampilan membaca kelas

IV Sekolah Dasar kita berada pada tingkat terendah di Asia Timur. Demikian juga

Yusuf (2008: 3) mengemukakan hasil penelitian Programme for International

Student Assessment (PISA) tahun 2000 yang menunjukkan bahwa literasi

membaca siswa-siswa Indonesia dapat digolongkan sangat rendah

dibandingkan dengan siswa-siswa seusia mereka di dunia internasional.

Selanjutnya, hasil riset InternationalAssociation for Evaluation of Educational

Achievement (IAEEA) (Mardiya, 2009: 1; Hanani, 2008: 2) yang dipublikasikan

28 November 2007 -dari 41 negara yang diteliti- menempatkan Indonesia dalam

kelompok negara belahan bumi bagian selatan bersama Selandia Baru dan Afrika

Selatan. Hal ini berarti kenyataannya mayoritas masyarakat kita belum melek

baca. Membaca hanya sekadar kebutuhan untuk memenuhi pelajaran di sekolah

atau untuk pekerjaan tertentu boleh jadi cukup baik; tetapi membaca sebagai

kegemaran tampaknya belum melekat kuat pada sebagian besar masyarakat kita.

Berkaitan dengan hal itu, kemampuan membaca siswa SMP kita juga tergolong

sangat rendah. Hal ini terindikasi dari sangat rendahnya nilai hasil UN mata

pelajaran bahasa Indonesia. Sebagaimana pendapat Kepala Balitbang Kemdiknas,

Mansyur (2011) yang menyatakan bahwa sangat rendahnya nilai bahasa Indonesia

akibat lemahnya kemampuan membaca.

Budaya masyarakat kita lebih condong kepada budaya-dengar daripada

(19)

3

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belum membudaya (Zuchdi, 2008: 12). Ironisnya, kondisi memprihatinkan

tersebut diperparah dengan hadirnya media audi-visual yang disebut pesawat

televisi, dan media canggih lainnya. Masyarakat kita menjadi semakin malas

membaca untuk mencari informasi dan pengetahuan karena beranggapan sudah

cukup dengan mendengarkan berbagai informasi dari media tersebut. Dalam

pandangan Alfathri Adlin (Zuchdi, 2008: 13), masyarakat Indonesia adalah

masyarakat yang sebagian besar penduduknya merupakan masyarakat

praliterasi yang dihantam oleh gelombang posliterasi (televisi, internet,

handphone, dan sebagainya). Publikasi Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2006

(Hanani, 2008: 4; Karyono, 2007: 2) mendeskripsikan bahwa membaca bagi

masyarakat Indonesia belum menjadi kegiatan sebagai sumber untuk

mendapatkan informasi. Masyarakat lebih memilih menonton televisi (85,9%) dan

mendengarkan radio (40,3%). Artinya, membaca untuk mendapatkan informasi

baru dilakukan oleh 23,5% dari total penduduk Indonesia. Masyarakat lebih suka

mendapatkan informasi dari televisi dan radio daripada membaca. Dengan data ini

terbukti bahwa membaca belum menjadi kebutuhan bagi masyarakat.

Berhubungan dengan kondisi di atas, perlu dipikirkan upaya-upaya untuk

membuat masyarakat agar memiliki kebiasaan membaca sebagai kegemaran dan

kebutuhan sehari-hari. Harus ada upaya untuk menggeser tradisi membaca pada

masyarakat yang hanya membaca untuk kepentingan akademik atau pekerjaan ke

arah tradisi membaca sepanjang hayat. Oleh karena itu, dibutuhkan terbukanya

ruang, akses informasi, dan partisipasi secara luas agar masyarakat terbiasa dan

gemar membaca. Untuk itu berbagai cara dan kegiatan harus dilakukan. Cara dan

kegiatan itu pada intinya haruslah berkenaan dengan upaya memupuk sikap positif

terhadap membaca yakni menanamkan kegemaran atau kebiasaan membaca sejak

dini kepada anak. Perlu pula memperkaya bacaan yang menarik dan mudah

diperoleh anak. Selain itu, upaya-upaya tersebut hendaklah dilakukan secara

kolaboratif dan sinergis. Sebagaimana ditegaskan oleh Menteri Pendidikan

(20)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak bisa diselesaikan hanya dengan undang-undang, tetapi justru harus

dikembangkan kesadaran kolektif bagi masyarakat agar gemar membaca

(Depdiknas, 2009: 2). Kesadaran kolektif memang diperlukan untuk membangun

lingkungan yang kondusif bagi tumbuhnya kegemaran membaca, baik lingkungan

keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

Upaya pendidikan dan pembelajaran di sekolah-sekolah, terarah pada

pembentukan peserta didik dan generasi muda yang gemar membaca dan terampil

membaca. Oleh karena itu, Misdan dan Harjasujana mengemukakan, bahwa

pendidikan ialah upaya untuk menghasilkan orang dewasa yang literat yang mahir

membaca dan yang membaca secara teratur (Misdan dan Harjasujana, 1987: 81).

Dengan demikian, membaca sebagai keterampilan berbahasa, menjadi sangat

penting untuk dikuasai oleh peserta didik. Akan tetapi, meskipun sebagai

keterampilan, membaca merupakan keterampilan berbahasa yang sangat

kompleks. Dalam kegiatan membaca terlibat berbagai faktor yang mempengaruhi

aktivitas membaca. Kegiatan membaca melibatkan berbagai aspek pembaca,

bacaan, dan lingkungan pembaca (Nurhadi, 1987: 13-14). Kerumitan membaca

juga dikemukakan Crawley dan Mountain (Rahim, 2005: 2). Mereka menjelaskan

bahwa membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan

banyak hal, tidak hanya sekadar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan

aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Oleh karena itu,

mengingat betapa pentingnya, dan kompleksnya membaca, upaya-upaya

meningkatkan kemampuan membaca mesti mendapat perhatian serius dari

berbagai pihak.

Banyak pakar yang mengemukakan pendapatnya berkaitan dengan hakikat

membaca sebagai keterampilan berbahasa. Namun, dari berbagai pendapat itu,

dapat disimpulkan hakikat membaca yang utama, yaitu bahwa membaca

merupakan upaya memperoleh makna bahasa tertulis secara tepat. Membaca pada

hakikatnya merupakan kegiatan yang rumit, yang melibatkan banyak hal, antara

(21)

5

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

itu, pada dasarnya, tiada lain adalah untuk memperoleh makna dari suatu bacaan

itu. Baik pada kegiatan membacadalam hati maupun pada kegiatan membaca

nyaring (membacakan), kegiatan membaca selalu berujung pada pemerolehan

makna bacaan itu. Hakikat membaca adalah memperoleh makna yang tepat

(Zuchdi, 2008: 19).

Dengan demikian, pembelajaran membaca di sekolah, yang perlu mendapat

perhatian ialah bagaimana siswa mampu memahami gagasan atau ide-ide yang

terdapat pada suatu bacaan. Satuan-satuan ide atau gagasan bacaan biasanya

terdapat pada paragraf. Oleh karena itu, ketepatan menemukan gagasan dalam

paragraf-paragraf sangat menentukan pemahaman terhadap wacana tersebut

secara keseluruhan sehingga membentuk suatu informasi yang lengkap, utuh dan

bermakna.Pemahaman terhadap isi paragraf merupakan keterampilan membaca

yang sangat penting. Hampir dalam setiap kegiatan membaca, pembaca selalu

dihadapkan pada sejumlah paragraf. Oleh karena itu, kepada siswa perlu diberikan

latihan secara intensif dan terarah dengan teknik yang tepat. Untuk itu ada

beberapa cara yang dikemukakan para ahli. Salah satu cara meningkatkan

kemampuan memahami bacaan antara lain melalui teknik Ecola (Extending

Concept trought Language Activities).Ecola yang dikembangkan oleh

Smith-Burke adalah usaha untuk mengintegrasikan membaca, menulis, berbicara, dan

mendengarkan untuk tujuan pengembangan kemampuan membaca (Zuchdi,

2008:147-148). Dengan Ecola keempat keterampilan berbahasa dilakukan oleh

siswa. Mereka membaca wacana, menuliskan hasil interpretasi sesuai tujuan,

berbicara dan mendengarkan dalam aktivitas diskusi untuk saling bertukar

gagasan. Teknik ini dipandang tepat untuk meningkatkan kemampuan siswa

dalam memahami bacaan. Selain itu, teknik ini juga dipandang sesuai dengan

prinsip-prinsip pembelajaran bahasa yakni prinsif komunikatif dan integratif.

Berkaitan dengan hal tersebut, beberapa penelitian pernah dilakukan. Wahab

(2010), misalnya, melakukan penelitian tentang penggunaan model investigasi

(22)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemahaman teks bacaan. Kesimpulan penelitian tersebut membuktikan bahwa

model investigasi kelompok mampu meningkatkan kemampuan membaca

pemahaman teks bacaan secara signifikan. Penggunaan teknik Ecola untuk

peningkatan keefektifan membaca pernah diteliti oleh Darmiyati Zuchdi, dkk.

(2006) dengan judul “Peningkatan Efektivitas Membaca Mahasiswa dengan

Teknik Ecola(Extending Concept through Language Activities)”. Hasil penelitian

dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik Ecoladapat meningkatkan

komprehensi membaca para mahasiswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya

peningkatan skor komprehensi membaca tersebut diperoleh dari perbedaan skor

rerata pre-test dengan skor rerata post-test. Peningkatan skor rerata pada saat post

test secara keseluruhan 2,1875.Penelitian tersebut dilaksanakan terhadap

mahasiswa dengan metode penelitian tindakan kelas. Adapun objek penelitiannya

adalah kemampuan (komprehensi) membaca secara umum. Bagaimana halnya

jika teknik Ecola digunakan dalam pembelajaran membaca pada siswa SMP?

Ada hal lain yang menarik mengenai teknik Ecola, di satu sisi, dan kerumitan

membaca di sisi lain. Salah satu prinsip pembelajaran dengan teknik Ecola antara

lain adanya tahap self monitoring.Pada tahap ini,para siswa didorong untuk

mengungkapkan kebingungan mereka, melakukan interpretasi secara mandiri,

dan melakukan diskusi tentang strategi untuk memahami bacaan secara

baik.Proses yang hampir sama terjadi pada kegiatan belajar umumnya, dan pada

kegiatan membaca khususnya, yang menerapkan metakognitif. Flavel (dalam

Jonassen, 2000: 14) memberikan definisi metakognitif sebagai kesadaran

seseorang tentang bagaimana ia belajar, kemampuan untuk menilai kesukaran

sesuatu masalah, kemampuan untuk mengamati tingkat pemahaman dirinya,

kemampuan menggunakan berbagai informasi untuk mencapai tujuan, dan

kemampuan menilai kemajuan belajar sendiri. Tampaknya, pada penerapan teknik

Ecola terkandung proses metakognisi.

Dilatarbelakangi oleh hal-hal yang diuraikan tersebut, merupakan hal yang

(23)

7

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konstelasinya dengan metakognitif pada pembelajaran membaca di SMP.

Penelitian difokuskan pada kemampuan dalam menemukan gagasan utama

paragraf. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen.

Penelitian ini bermaksud menguji coba penerapan teknik Ecolaberbasis

metakognitif dalam pembelajaran menemukan gagasan utama paragraf.

B. Identifikasi Masalah

Sebagaimana diuraikan pada latar belakang masalah, bahwa teknik Ecolayang

dikembangkan oleh Smith-Burke adalah usaha untuk mengintegrasikan membaca,

menulis, berbicara, dan mendengarkan untuk tujuan pengembangan kemampuan

membaca (Tierney, 1995: 239). Penelitian mengenai upaya peningkatan

kemampuan membaca bersangkut-paut dengan hal-hal lain yang cukup luas,

antara lain: aspek pembaca, aspek bacaan, dan aspek lingkungan yang

masing-masing mencakup pula sub-subaspeknya. Agar terfokus secara jelas, maka

penelitian ini dibatasi pada upaya penemuan teknik pembelajaran membaca.

Adapun aspek pembaca yang diteliti adalah siswa sekolah menengah pertama.

C. Rumusan Masalah

Penelitian ini bermaksud menguji coba teknik Ecolaberbasis metakognitif

sebagai salah satu cara meningkatkan pemahaman pembaca terhadap bacaan.

Agar terarah, penelitian ini dilaksanakan untuk memecahkan permasalahan yang

dirumuskan sebagai berikut:

1. bagaimana profil proses pembelajaran menemukan gagasan utama paragraf di

kelas VII SMP Negeri 1 Cibeber?

2. bagaimanapenerapan teknik Ecolaberbasis metakognitif dalam pembelajaran

menemukan gagasan utama paragraf di kelas VII SMP Negeri 1 Cibeber?

3. apakah terdapat perbedaan kemampuan menemukan gagasan utama paragraf

antara kelas yangmenggunakanTeknik Ecola Berbasis Metakognitif dengan

(24)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas teknik

Ecolaberbasis metakognitif sebagai cara meningkatkan kemampuan siswa dalam

menemukan gagasan utama paragraf. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk

mendekripsikan:

1. profil proses pembelajaran menemukan gagasan utama paragraf di kelas VII

SMP Negeri 1 Cibeber;

2. penerapan teknik Ecolaberbasis metakognitif dalam pembelajaran menemukan

gagasan utama paragraf di kelas VII SMP Negeri 1 Cibeber; dan

3. ada tidak adanya perbedaan kemampuan menemukan gagasan utama paragraf

di kelas yang menggunakan teknik Ecola berbasis metakognitif dengan kelas

yang tidak menggunakan teknik Ecola berbasis metakognitif.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik secara teoretis

maupun secara praktis. Secara teoretis penelitian ini diharapkan semakin

menambah bukti empiris dan bermanfaat bagi pengembangan teori atau konsep

tentang proses pemahaman bacaan dan teknik untuk meningkatkan pemahaman

bacaan. Dengan demikian, proses penemuan gagasan utama paragraf khususnya,

dan pemahaman paragraf umumnya, tidak lagi menjadi suatu kesulitan bagi siswa.

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak

sebagai berikut:

1. bagi peneliti sendiri, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan untuk menambah

teknik-teknik pembelajaran keterampilan membaca;

2. bagi siswa, hasil penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan

siswa dalam menemukan gagasan utama paragraf;

3. bagi sekolah, hasil penelitian ini akan menjadi masukan untuk terus-menerus

(25)

9

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. bagi pembaca yang menaruh perhatian terhadap pentingnya membaca, hasil

penelitian ini dapat menjadi bahan masukan atau inspirasi untuk meningkatkan

upaya-upaya dalam rangka meningkatkan kemampuan membaca siswa

khususnya, dan masyarakat pada umumnya; dan

5. bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan dan perbandingan

bagi penelitian sejenis di tempat lain.

F. Anggapan Dasar

Ada beberapa asumsi (anggapan dasar) yang menjadi titik tolak penelitian

ini.

1. Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca,

menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.

2. Hakikat membaca adalah memperoleh makna yang tepat .

3. Pembelajaran merupakan upaya-upaya guru untuk menciptakan kondisi agar

siswa dapat belajar dan mencapai kompetensi yang diharapkan.

4. Kemampuan menemukan paragraf merupakan aspek keterampilan membaca

yang sangat penting dalam rangka membentuk pemahaman yang utuh.

G. Definisi Operasional

Dalam judul penelitian ini terdapat beberapa istilah yang perlu dijelaskan

agar terbentuk suatu penafsiran yang sama di antara peneliti dan pembaca.

Istilah-istilah tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Penerapan teknik Ecola berbasis metakognitif dalam pembelajaran

menemukan gagasan utama paragraf adalah kegiatan pembelajaran

keterampilan membaca yang dilaksanakan oleh seorang guru dengan melalui

tahapan kegiatan:

a. menentukan tujuan untuk membaca paragraf;

b. membaca paragraf untuk menemukan gagasan utama pargraf;

(26)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. melaksanakan diskusi dan klarifikasi bagaimana menentukan gagasan

utama tiap paragraf; dan

e. menulis serta membandingkan hasil pemaknaan.

Pembelajaran difokuskan pada penemuan gagasan utama paragraf. Bahan

pembelajaran disajikan dalam bentuk bacaan yang memuat paragraf dengan

berbagai letak gagasan utama, di awal paragraf (deduktif), di akhir paragraf

(induktif), di awal dan diakhir paragraf (campuran), dan paragraf yang tidak

secara eksplisit mengandung gagasan utama (naratif dan deskriptif).

Pembelajaran dilakukan dengan menerapkan teknik Ecolaberbasis metakognitif

dan menerapkan teknik tanya jawab. Sebelum pembelajaran dilakukan tes awal

dan setelahnya dilakukan tes akhir untuk mengetahui ada atau tidak adanya

perbedaan, signifikan atau tidaknya perbedaan tersebut antara pembelajaran

yang menerapkan teknik Ecolaberbasis metakognitif dan yang menerapkan

teknik tanya jawab.

2. Kemampuan menemukan gagasan utama paragraf adalah skor hasil tes

kemampuan membaca yang difokuskan pada penemuan gagasan utama

paragraf yang eksplisit dan implisit. Penemuan gagasan utama paragraf yang

eksplisit meliputi gagasan utama pada awal paragraf (deduktif), pada akhir

paragraf (induktif), pada awal dan akhir paragraf (campuran), berbahan wacana

jenis nonfiksi ilmiah dan nonilmiah, sedangkan penemuan gagasan utama

paragraf implisit meliputi paragraf naratif (cerita) dan deskriptif (gambaran)

berbahan wacana berjenis fiksi. Skor hasil tes kemudian dikategorikan atas

kemampuan sangattinggi, tinggi, sedang, rendah, dansangatrendah.

G. Hipotesis Penelitian

Dalam rangka menentukan ada atau tidak adanya pengaruh penerapan

teknik Ecola pada kemampuan menemukan gagasan utama paragraf, hipotesis

(27)

11

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Hipotesis Nol (H0)

Tidak terdapat perbedaan kemampuan dalam menemukan gagasan utama

paragraf siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Cibeber antara siswa yang belajar

dengan penerapan teknik Ecola berbasis metakognitif dengan siswa yang

belajar dengan menggunakan teknik tanya jawab.

Notasi statistik yang digunakan untuk hipotesis ini, yaitu H0: (µ1 = µ2).

2. Hipotesis Alternatif (Ha)

Terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan dalam menemukan gagasan

utama paragraf siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Cibeber antara siswa yang

belajar dengan penerapan teknik Ecola berbasis metakognitif dengan siswa

yang belajar dengan menggunakan teknik tanya jawab.

(28)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini digunakan prosedur, metode, dan desain penelitian

eksperimen.

A. Metode Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian,metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalahmetode eksperimen. Metode ini digunakan sesuai

dengan variabel dan masalah penelitian.

Metode ini digunakan untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh

penerapan teknik Ecola berbasis metakognitif pada pembelajaran menemukan

gagasan utama paragraf. Pengaruh yang dimaksud adalah kemampuan

menemukan gagasan utama paragraf. Penerapan teknik Ecola berbasis

metakognitif pada pembelajaran menemukan gagasan utama paragrafmerupakan

upaya perlakuan (treatment) atau variabel bebas (independentvariable)

dinotasikan dengan X, sedangkan kemampuan menemukan gagasan utama

paragraf merupakan variabel bergantung atau variabel terikat (dependent

variable) dan dinotasikan dengan Y.

Dalam penelitian ini, pengolahan data dilaksanakan dengan pendekatan

kualitatif dan kuantitatif. Upaya penerapan teknik Ecola berbasis metakognitif

dalam pembelajaran menemukan gagasan utama paragraf terlebih dahulu

dideskripsikan secara kualitatif. Selanjutnya, untuk menentukan perbedaan

kemampuan menemukan gagasan utama paragraf antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol dilakukan analisis secara kuantitatif, yaitu analisis secara statistik

dengan teknik uji beda rata-rata nilai antara hasil pretes dan postes pada kelas

eksperimen dan kontrol.

(29)

48

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini

merupakan salah satu model penelitian eksperimen kuasi, yaitu Desain Kelompok

Kontrol Prates-Pascates Berpasangan (Matching Pratest-Posttest Control Group

Deign). Pada rancangan eksperimen ini, peneliti membentuk dua kelompok, yaitu

satu kelompok sebagai kelas eksperimen, dan satu kelompok sebagai kelas

kontrol. Penentuan kedua kelompok dilakukan berdasarkan karakteristik yang

sama, yakni memiliki kemampuan yang sama menurut tes penempatan

rombongan belajar yang dilakukan sekolah.

Pada tahap awal ditetapkan dua kelas, kelas eksperimen dan kelas kontrol

yang memiliki karakteristik yang sama. Lalu, kedua kelas diberi tes awal dengan

alat tes yang sama. Kemudian, kelas eksperimen diberi perlakuan berupa

pembelajaran membaca untuk menemukan gagasan utama paragraf dengan

menerapkjan teknik Ecolaberbasis metakognitif. Adapun kelas kontrol diberi

perlakuan berupa pembelajaran membaca untuk menemukan gagasan utama

paragraf dengan teknik konvensional. Terakhir, kedua kelas diberi tes akhir

dengan alat tes yang sama.

Desain metode eksperimen dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut.

Kelas Perlakuan M O X O

Kelas Kontrol M O C O

(Fraenkel dan Wallen, 2007: 275).

Keterangan:

M : Kelas Eksperimen

M : Kelas Kontrol

O : Pengukuran awal dan pengukuran akhir

X : Perlakuan pembelajaran menentukan gagasan utama paragraf

dengan menggunakan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif

(30)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki karakteristik yang sama

atau homogen. Karakteristik yang sama dalam penelitian ini adalah kesamaan atau

kemiripan rata-rata hasil tes penempatan rombongan belajar.

C. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data secara lengkap dan akurat, dalam penelitian ini

digunakan teknik-teknik observasi pembelajaran, wawancara, angket, dan tes.

1. Teknik Observasi

Teknik observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data

tentang proses pembelajaran membaca dengan teknik Ecola berbasis metakognitif

dengan kompetensi dasar menemukan gagasan utama paragraf. Pembelajaran ini

merupakan perlakukan (treatment) terhadap kelas eksperimen. Observasi

dilakukan untuk mengamati penerapan teknik Ecola dalam pembelajaran pada

kelas eksperimen.

Teknik observasi digunakan dalam penelitian ini karena data yang diperlukan

hanya dapat diperoleh dengan cara mengamati secara langsung. Dalam hal ini

peneliti bertindak sebagai pengamat. Adapun pelaksana pembelajaran adalah guru

model (Siti Suliastini, S. Pd.) yang sudah dilatih terlebih dahulu sehingga layak

menerapkan teknik Ecola.Dengan demikian, hasil pengamatan diharapkan lebih

akurat, tidak bias.

Pengamatan dilakukan secara langsung saat pembelajaran dilaksanakan.

Peneliti sebagai pengamat hadir di kelas pembelajaran, akan tetapi tidak

melibatkan diri dalam kegiatan. Menurut Sugiyono (2008: 145), jenis teknik

observasi seperti ini disebut teknik observasi nonpartisipan. Observasi

dilaksanakan berdasarkan pedoman observasi yang sudah dibuat berdasarkan

(31)

50

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sudah disiapkan, observasi yang diterapkan termasuk observasi terstruktur

(Sugiyono, 2008: 146).

2. Teknik Wawancara

Wawancara dilakukan kepada guru yang melakukan uji coba pembelajaran

dengan teknik Ecolaberbasis metakognitif (treatmen). Tujuan wawancara ini

antara lain untuk menkonfirmasi berbagai hal mengenai penerapan teknik

pembelajaran yang diujicobakan. Selain itu, diupayakan pula terkumpul

data berupa pendapat, tanggapan, kesan, penilaian, serta kendala-kendala

yang dihadapi.

Wawancara dilakukan berdasarkan pedoman wawancara berupa

pertanyaan-pertanyaan pokok yang memungkinkan ditindaklanjuti

dengan pertanyaan lanjutan sesuai dengan jawaban responden. Oleh

karena itu, wawancara seperti ini termasuk wawancara tidak berstruktur

(Sugiyono, 2008: 140).

3. Teknik Angket

Teknik angket digunakan untuk mengetahui proses metakognitif

siswa selama mengikuti pembelajaran membaca dengan teknik Ecola

berbasis metakognitif. Angket diberikan kepada siswa yang tergabung

dalam kelas eksperimen.

Teknik angket ini digunakan karena data proses metakognitif siswa

bersifat psikologis dan relatif komplek s. Oleh karena itu, lebih tepat jika

digunakan teknik angket. Adapun data aktivitas fisik siswa yang konkret

selama mengikuti pembelajaran dikumpulkan melalui teknik observasi.

Angket disusun berupa pertanyaan-pertanyaan yang disertai pilihan

jawaban “ya” atau “tidak”. Berdasarkan hal ini, maka angket ini

(32)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Teknik Tes

Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang

kemampuan siswa SMP Negeri 1 Cibeber dalam menemukan gagasan

utama paragraf.

Teknik tes dilakukan dalam dua tahap sebagai berikut.

a. Tes Awal

Tes awal diberikan sebelum proses pembelajaran membaca. Tes awal

diberikan kepada kelas eksperimen yang mendapat perlakuan

pembelajaranmembaca dengan teknik Ecola berbasis metakognitif dan

terhadap kelas kontrol yang menerapkan teknik tanya jawab.

b. Tes Akhir

Tes akhir diberikan setelah perlakuan pembelajaran diberikan, baik pada

kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol.

D. Instrumen Pengumpul Data Penelitian

Dalam pengumpulan data penelitian digunakan instrumen pengumpul

data. Sesuai dengan teknik yang digunakan, pada penelitian ini

digunakan instrumen berupa lembar panduan observasi, panduan

wawancara, angket, dan perangkat tes kemampuan menemukan gagasan

utama paragraf. Selain itu, digunakan pula instrumen perlakuan

pembelajaran penerapan teknik Ecola berbasis metakognitif. Sejalan

dengan tahap-tahap penggunaanya, instrumen-instrumen tersebut

dijelaskan sebagai berikut.

1. Instrumen Perlakuan

a. Ancangan Model Pembelajaran dengan Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif

(33)

52

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran membaca dengan kompetensi dasar menemukan gagasan utama

paragraf sangat strategis dalam keseluruhan pembelajaran membaca.

Satuan-satuan ide atau gagasan pada bacaan biasanya terdapat pada paragraf.

Oleh karena itu, ketepatan menemukan gagasan dalam paragraf-paragraf sangat

menentukan pemahaman terhadap wacana tersebut secara keseluruhan sehingga

membentuk suatu informasi yang lengkap, utuh, dan bermakna. Pemahaman

terhadap isi paragraf merupakan keterampilan membaca yang sangat penting.

Hampir dalam setiap kegiatan membaca selalu dihadapkan pada sejumlah

paragraf. Oleh karena itu pula, tujuan pembelajaran membaca yang paling

mendasar adalah agar siswa mampu memahami makna bacaan yang terdapat pada

paragraf-paragraf itu dalam rangka memahami makna seluruh bacaan. Apa pun

jenis bacaannya, apa pun strategi yang digunakan, membaca selalu berujung pada

upaya menemukan makna bacaan. Meskipun tujuan pemahaman bacaan tersebut

beragam sesuai dengan kebutuhan.

Dengan dermikian, pembelajaran membaca di sekolah, yang perlu mendapat

perhatian lebih serius ialah bagaimana siswa mampu memahami gagasan atau

ide-ide yang terdapat pada paragraf-paragraf pembangun suatu bacaan. Beberapa

alasan yang dapat dikemukakan berkenaan dengan hal tersebut adalah sebagai

berikut:

a) pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca,

menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat (Undang-undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Depdiknas,

2006: 3);

b) membaca merupakan keterampilan berbahasa yang sangat kompleks,

melibatkan berbagai faktor yang mempengaruhi aktivitas membaca. Kegiatan

membaca melibatkan berbagai aspek pembaca, bacaan, dan lingkungan

pembaca (Nurhadi, 1987: 13-14), membaca pada hakikatnya adalah suatu

(34)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan

metakognitif (Crawley dan Mountain dalam Rahim, 2005: 2);

c) hakikat membaca adalah memperoleh makna yang tepat (Zuchdi, 2008: 19);

d) dalam rangka memperoleh pemahaman bacaan secara keseluruhan,

pemahaman terhadap gagasan utama paragraf sangat strategis karena setiap

paragraf dalam bacaan mengandung makna, pesan, pikiran, atau ide pokok

yang relevan dengan ide pokok keseluruhan karangan.

Sehubungan dengan hal itu, perlu berbagai upaya untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam menemukan dan memahami gagasan utama paragraf.

Salah satu cara meningkatkan kemampuan memahami bacaan antara lain

melalui teknik Ecola (Extending Concept trought Language Activities).

Ecola yang dikembangkan oleh Smith-Burke adalah usaha untuk

mengintegrasikan membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan untuk tujuan

pengembangan kemampuan membaca (Tierney, 1995: 239). Dengan Ecola

keempat keterampilan berbahasa dilakukan oleh siswa. Mereka membaca wacana,

menuliskan hasil interpretasi sesuai tujuan, berbicara dan mendengarkan dalam

aktivitas diskusi untuk saling bertukar gagasan. Teknik ini dipandang tepat untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami bacaan. Selain itu, teknik ini

juga dipandang sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran bahasa yakni prinsif

komunikatif dan integratif. Berkaitan dengan hal tersebut, beberapa penelitian

pernah dilakukan. Wahab (2010), misalnya, melakukan penelitian tentang

penggunaan model investigasi kelompok (Group Investigation) berkaitan dengan

kemampuan membaca pemahaman teks bacaan. Kesimpulan penelitian tersebut

membuktikan bahwa model investigasi kelompok mampu meningkatkan

kemampuan membaca pemahaman teks bacaan secara signifikan. Penggunaan

teknik Ecola untuk peningkatan keefektifan membaca pernah diteliti oleh

Darmiyati Zuchdi, dkk. (2006) dengan judul “Peningkatan Efektivitas Membaca

(35)

54

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Activities)”. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik Ecola

dapat meningkatkan komprehensi membaca para mahasiswa. Hal ini dibuktikan

dengan adanya peningkatan skor komprehensi membaca tersebut diperoleh dari

perbedaan skor rerata pre-test dengan skor rerata post-test. Peningkatan skor

rerata pada saat post test secara keseluruhan 2,1875. Adapun objek penelitian

adalah kemampuan (komprehensi) membaca secara umum. Bagaimana halnya

jika teknik Ecola digunakan dalam pembelajaran membaca pada siswa SMP?

Penelitian ini akan dilakukan terhadap penerapan teknik Ecola pada

pembelajaran dengan kompetensi dasar menemukan gagasan utama paragraf.

Ditinjau dari sisi penerapannya sebagai teknik pembelajaran mungkin penelitian

ini bukan hal yang baru. Akan tetapi, ditinjau dari segi sumber data, yakni siswa

SMP, kiranya penelitian ini perlu dilakukan karena relatif baru. Selain itu,

penerapan teknik Ecola pada pembelajaran ini juga disertai dengan penekanan

pada peranan metakognitif siswa. Oleh karena itulah, penerapan teknik Ecola ini

disebut berbasis metakognitif. Flavel (dalam Jonassen, 2000: 14) mendefinisikan

metakognitif sebagai kesadaran seseorang tentang bagaimana ia belajar,

kemampuan untuk menilai kesukaran sesuatu masalah, kemampuan untuk

mengamati tingkat pemahaman dirinya, kemampuan menggunakan berbagai

informasi untuk mencapai tujuan, dan kemampuan menilai kemajuan belajar.

Sementara itu, menurut Margaret W. Matlin (Desmita, 2006 : 137), metakognitif

adalah “knowledge and awareness about cognitive processes – or our thought about thinking”.

Ringkasnya, metakognisi merujuk pada pengetahuan seseorang tentang fungsi

intelektual yang datang dari pikiran mereka sendiri serta kesadaran mereka untuk

memonitor dan mengontrol fungsi ini. Metakognisi melibatkan kegiatan

menganalisis cara berpikir yang sedang berlangsung. Dalam tugas membaca,

pembaca yang memperlihatkan metakognisinya, memilih keterampilan dan teknik

membaca yang cocok dengan tugas membaca tertentu (Bobbs dan Mooer dalam

(36)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metakognitif sangat berkaitan erat dengan Ecola, terutama pada aspek self

monitoring. Melalui strategi metakognitif, pembaca mengalokasikan perhatian

yang signifikan untuk mengendalikan, memantau, dan evaluasi proses membaca

(Pressley 2000; Pressley, Brown, El-Dinary, & Afflerbach 1995 dalam Cubukcu,

2008: 85). Pembaca yang baik memiliki kemampuan metakognisi, mengetahui

apa yang akan dilakukan, serta kapan dan bagaimana melakukannya (Rahim,

2008: 103). Siswa dapat menggunakan strategi metakognitif dalam pembelajaran

meliputi tiga tahap berikuti, yaitu: merancang apa yang hendak dipelajari;

memantau perkembangan diri dalam belajar; dan menilai apa yang dipelajari.

Strategi metakognitif dapat digunakan untuk setiap pembelajaran bidang studi

apapun. Hal ini penting untuk mengarahkan siswa agar bisa secara sadar

mengontrol proses berpikir dan pembelajaran yang dilakukan siswa. (Lidnillah,

2008 :7).

2) Tujuan

Penerapan teknik Ecola berbasis metakognitif dalam pembelajaran

menemukan gagasan utama paragraf ini secara umum bertujuan agar siswa

memiliki kemampuan yang memadai dalam menemukan gagasan utama paragraf.

Selain itu, secara khusus penerapan teknik ini bertujuan untuk:

a) menemukan teknik pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran

menemukan dan memahami gagasan utama paragaraf;

b) mengatasi kendala pembelajaran menemukan gagasan utama paragraf yang

kenyataannya memang relatif rumit bagi siswa;

c) memfasilitasi siswa dalam pembelajaran menemukan gagasan utama paragraf

yang kenyataannya memang relatif rumit; dan

d) memberikan inspirasi bagi peningkatan proses pembelajaran mata pelajaran

apa pun yakni dengan mengaplikasikan aspek metakognitif yang memang

(37)

56

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Prinsip Dasar

Pembelajaran menemukan gagasan utama paragraf dengan teknik Ecola

diawali oleh konsep Extending Concept through Language Activities (Ecola) yang

dikembangkan oleh Smith-Burke (1982). Konsep pembelajaran ini berusaha untuk

mengintegrasikan membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan untuk tujuan

pengembangan kemampuan membaca. Dengan Ecola keempat keterampilan

berbahasa dilakukan oleh siswa. Mereka membaca wacana, menuliskan hasil

interpretasi sesuai tujuan, berbicara dan mendengarkan dalam aktivitas diskusi

untuk saling bertukar gagasan. Menurut Tierney (1995: 239) Ecola dibangun

melalui lima tahap yaitu: (1) menentukan tujuan yang komunikatif untuk

membaca, (2) membaca dalam hati untuk sebuah tujuan dan standar tugas, (3)

mewujudkan pemahaman melalui aktivitas menulis, (4) melaksanakan diskusi

dan klarifikasi atas pemaknaan, dan (5) menulis dan membandingkan. Tierney,

(1995: 239), juga menjelaskan bahwa Ecola difokuskan pada kemampuan alamiah

membaca dan kebutuhan memonitor untuk memastikan bahwa interpretasi

mereka tepat.

Sehubungan dengan konsep teknik Ecola tersebut, maka penerapan teknik

Ecola dalam pembelajaran hendaknya berprinsip pada hal-hal berikut:

a) pengelolaan tempat belajar sebaiknya memungkinkan terciptanya intensitas

interaksi antarsiswa dan antara guru dengan siswa yang tinggi;

b) Pengelolaan siswa dilakukan secara beragam, individual, berpasangan,

kelompok kecil, atau klasikal dengan suasana yang memungkinkan setiap

siswa memperoleh peluang sama untuk menunjukkan dan mengembangkan

potensinya. Namun, mesti ada saat seluruh siswa untuk berdiskusi secara

kelompok atau klasikal;

c) Kegiatan pembelajaran direncanakan secara matang dan dikelola secara

cermat. Guru perlu merencanakan pertanyaan, informasi awal, tugas dan alat

belajar yang menantang, memberikan umpan balik (dan arahan) yang tepat

(38)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

semua siswa mampu „unjuk kemampuan/mendemonstrasikan kinerja

(performance)‟ sebagai hasil belajar.

d) Materi bacaan disediakan guru atau disediakan siswa dengan bantuan guru

dengan memperhatikan kesesuaian isi, bahasa, dan keterbacaannya dengan

mengunakan berbagai sumber;

e) Guru berperan sebagai inspirator, motivator, fasilitator, direktor (pengarah)

dan evaluator agar siswa mengerahkan segenap pengetahuan dan

kemampuannya sehingga mereka menyadari betul apa tujuan belajar,

bagaimana caranya, dan dapat memantau keberhasilannya dalam

pembelajaran.

4) Sintaks

Pembelajaran dengan menggunakan teknik Ecola dilaksanakan melalui

tahapan-tahapan sebagai berikut.

a) Menentukan tujuan yang komunikatif

Guru mendorong dan memfasilitasi siswa agar melakukan diskusi kelas untuk

menentukan tujuan membaca mereka. Para siswa menentukan sendiri tujuan

mereka dalam membaca. Namun, siswa dapat menentukan tujuan mereka dengan

mempertimbangkan alasan guru ketika memberikan bacaan.

b) Membaca dalam Hati

Para siswa diingatkan dengan tujuan mereka membaca sehingga

memunculkan kesadaran bahwa mereka harus dapat mendukung interpretasi

mereka dengan ide-ide dari bacaan, yang didasarkan latar belakang pengetahuan

atau alasan-alasan mereka. Dalam hal ini perlu ditekankan pentingnya

pengetahuan mereka, kesadaran akan cara membaca yang tepat, serta pentingnya

kejelasan tercapai tidaknya tujuan mereka membaca.

(39)

58

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan dari tahap ini adalah mengembangkan kemampuan siswa untuk

melakukan pemantauan diri dan mulai belajar untuk mengungkapkan apa yang

tidak mereka mengerti. Selama melakukan tahap ini, setiap siswa menuliskan

tanggapan atas seluruh pertanyaan dan tujuan membaca. Dalam menuliskan

tanggapan, para siswa dapat menjamin bahwa jawaban mereka akan dijamin

kerahasiaannya. Mereka didorong untuk menginterpretasikan dan menulis

tentang segala yang membingungkan. Untuk mengklarifikasi masalah-masalah

yang ditemui tersebut, para siswa didorong untuk bertanya kepada siswa lainnya.

Hal ini merupakan tanggung jawab dari siswa yang lain untuk

menjelaskan pengalamannya bagaimana mereka menghadapi masalah yang sama.

d) Diskusi

Para siswa diorganisasikan ke dalam kelompok yang tidak lebih dari empat

orang dan diberi batas waktu. Mereka diharapkan mendiskusikan hasil

interpretasi mereka, membandingkan tanggapan, dan mengubah

kesimpulan mereka. Setiap siswa diharapkan melakukan tukar gagasan dan

menerangkan dasar kesimpulan mereka.

e) Menulis dan Membandingkan

Baik dalam kelompok kecil maupun secara individual, siswa memunculkan

interpretasi yang lain. Jika hal tersebut dilakukan dalam kelompok, maka

konsensus yang terjadi harus diperkaya dengan diskusi dan kesepakatan. Setelah

meninjau hasil interpretasi yang telah dilengkapi, para siswa didorong

untuk mendiskusikan perubahan interpretasi yang telah dibuat untuk

mengungkapkan strategi yang mereka temukan.

Dalam tahap akhir ini guru mengkondisikan agar para siswa melakukan

refleksi perihal proses yang telah mereka lakukan, sejauhmana keberhasilan

mereka dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan, serta kendala apa dialami

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Penerapan Teknik
Tabel 3.2 Kisi-kisi Observasi Aktivitas Siswa pada Pembelajaran
Tabel 3.3 Kisi-kisi Pedoman Wawancara
Tabel 3.5 Kisi-kisi Tes Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tugas akhir ini meneliti tentang perubahan pola arus yang terjadi di kawasan Kenjeran akibat adanya reklamasi dengan parameter kecepatan arus yang terjadi pada tiap titik tinjauan

a) Mesin dan peralatan, yaitu adanya kerusakan mesin disebabkan mesin yang digunakan adalah mesin yang sudah lama sekali, seluruh pekerjaan produksi yang menggunakan mesin

Praktek Kerja Profesi Apoteker di Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan

Sehingga dapat menyelesaikan tugas proyek akhir dengan judul “Pengujian kinerja AC Mobil (Percobaan statis) Memanfaatkan HFC-134a refrigeran Dengan Variasi Pendingin

Media edukasi yang sesuai dengan segmen pendengar baru, dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat Surabaya, sehingga Jazz di Surabaya tidak hanya menjadi tren

Pada tabel terdapat 7 kali pengamatan yang dimana data yang dibutuhkan untuk perhitungan efisiensi sistem turbin adalah tekanan uap (HP steam), suhu uap masuk, tekanan uap sisa

Dua sacrificial agent organik yang potensial untuk digunakan dalam proses pemisahan air adalah Metanol dan Gliserol menurut (Galinska dan Walendzieski, 2005), Li, dkk., 2009,

Analisis pemecahan masalah Sistem Informasi Gereja Jemaat Alfa Omega Palopo membutuhkan sistem yang dapat mempermudah dalam pengolahan data jemaat, data