NASKAH PUBLIKASI
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN QUANTUM PADA SISWA KELAS V SD
NEGERI 4 GUMUL KARANGNONGKO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013
Untuk memenuhi sebagian persyaratan Sarjana S – 1
Diajukan Oleh :
NUR SAHADAH A54B090094
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENINGKATAN AKKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN QUANTUM PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI 4 GUMUL KARANGNONGKO KLATEN TAHUN PEMBELAJARAN 2012 / 2013
Nur Sahadah. NIM: A54B090094
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah (1) Meningkatkan aktivitas belajar IPA Siswa kelas V SD Negeri 4 Gumul dengan menggunakan strategi pembelajaran Quantum.(2) Meningklatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 4 Gumul dengan menggunakan strategi pembelajaran Quantum. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah siswa 16 siswa terdiri dari siswa laki-laki 9 siswa dan 6 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes lisan, wawancara, dan simak catat. Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif mulai dari reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan. Hasil penelitian adalah: (1) Strategi pembelajaran quantum dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri 4 Gumul, Karangnongko, Klaten. Hal ini dengan bukti adanya peningkatan rata-rata skor pengamatan aktivitas belajar dari siklus 1 sebesar 63,5% menjadi 80%, berarti naik 16,25 % (2) Strategi pembelajaran quantum dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri 4 Gumul, Karangnongko, Klaten.. Hal ini terbukti dengan adanya kenaikan rata-rata dari siklus ke siklus, dimana siklus 1 rata-rata sebesar 68,8 menjadi 79,1 berarti baik 13%.
Pendahuluan
Pada pembelajaran IPA sangat berkaitan dengan dunia nyata dalam kehidupan
sehari-hari. Guru dapat membuka berbagai pikiran dari siswa yang bervariasi
sehingga siswa dapat mempelajari konsep-konsep dalam penggunaannya pada aspek
yang terkandung dalam mata pelajaran IPA untuk memecahkan suatu masalah atau
persoalan serta mendorong siswa membuat hubungan antara materi IPA dan
penerapannya yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar seperti yang diamanatkan dalam
kurikulum KTSP tidaklah hanya sekedar siswa memiliki pemahaman tentang alam
semesta saja. Melainkan melalui pendidikan IPA siswa juga diharapkan memiliki
kemampuan, (1) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (2)
Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (3) Meningkatkan kesadaran
untuk berperan serta dalam, memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
Oleh karena itu IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang penting bagi siswa
karena perannya sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari (Sri Sulistyorini 2007:
42).
Kenyataan yang terjadi di kelas V SD Negeri 4 Gumul. mata pelajaran IPA
tidak begitu diminati dan kurang disukai siswa. Bahkan siswa beranggapan mata
pelajaran IPA sulit untuk dipelajari. Akibatnya rata-rata hasil belajar siswa cenderung
lcbih rendah dibanding mata pelajaran lainnya.
Dari data tes awal, rata-rata prestasi belajar siswa masih rendah. Untuk siswa
yang nilainya di atas KKM hanya 4 siswa dari jumlah seluruhnya 16 siswa. Persentasi
siswa belajar tuntas 25%, nilai rata-rata hanya. 54,7 dan nilai terendah 30 tertinggi
75, sehingga banyak siswa yang memerlukan remedial. Hasil belajar IPA lebih
rendah dibanding mata pelajaran lain karena hingga kini proses pembelajaran masih
1
pembelajaran, mengajar. belajar. dan melakukan evaluasi yang mengalir secara linier.
Guru lebih banyak berfungsi sebagai instruktur yang sangat aktif dan siswa sebagai
penerima pengetahuan yang pasif. Siswa yang belajar tinggal datang ke sekolah
duduk mendengarkan, mencatat, dan mengulang kembali di rumah serta menghafal
untuk menghadapi ulangan. Pembelajaran seperti ini membuat siswa pasif karena
siswa berada pada rutinitas yang membosankan sehingga pembelajaran kurang
menarik, Pada umumnya pembelajaran lebih banyak memaparkan fakta, pengetahuan,
hukum. kemudian biasa dihafalkan bukan berlatih berpikir memecahkan masalah dan
mengaitkannya dengan pengalaman empiris dalam kehidupan nyata sehingga
pembelajaran menjadi kurang bermakna.
Untuk menggali potensi anak agar selalu kreatif dan berkembang perlu
diterapkan pembelajaran bermakna yang akan membawa siswa pada pengalaman
belajar yang mengesankan. Pengalaman yang diperoleh siswa makin berkesan apabila
proses pembelajaran yang diperoleh merupakan hasil dari pemahaman dan
penemuannya sendiri yaitu proses yang melibatkan siswa sepenuhnya untuk
merumuskan suatu konsep. Untuk itu sudah menjadi tugas guru dalam mengelola
proses belajar-mengajar adalah memilih strategi pembelajaran yang sesuai, agar
pembelajaran lebih menarik dan bermakna. Karena belum optimalnya hasil belajar
siswa kelas V SD Negeri 4 Gumul, maka peneliti berupaya menerapkan strategi
pembelajaran quantum sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang bermakna
yang bermuara pada pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Pembelajaran quantum adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang
ada di dalam dan di sekitar momen belajar dengan menyingkirkan hambatan yang
menghalangi proses alamiah dengan secara sengaja menggunakan musik, mewarnai
lingkungan sekeliling, menyusun bahan pengajaran yang sesuai, cara efektif
pembelajaran, dan keterlibatan aktif siswa dan guru. Asas yang digunakan adalah
”bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”
2
Pembelajaran quantum merupakan refleksi pentingnya guru mengelola proses
pembelajaran melibatkan siswa secara aktif dan kreatif baik dan segi fisik, mental dan
emosional
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 4 Gumul Kecamatan
Karangnongko Kabupaten Klaten. Penelitian ini difokuskan pada kelas V SD Negeri
4 Gumul Tahun Ajaran 2012 / 2013 dan dilaksanakan pada Semester satu selama 2
bulan yaitu September dan Oktober 2012.
Subyek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri 4 Gumul
Tahun Ajaran 2012 / 2013. Jumlah siswa yang dijadikan subyek penelitian adalah 16
siswa terdiri dari siswa laki – laki 9 siswa dan siswa perempuan 6 siswa sedangkan
yang menjadi kolaborator yaitu guru kelas V, Wuryani, S.Pd
Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas (classroom action
research). Menurut Arikunto (2006 : 3) Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama – sama, selain pengertian
di atas penelitian tindakan kelas dapat diartikan sebagai sebuah penelitian yang
menuntut kerjasama peneliti, guru, siswa dan staf sekolah yang lain untuk
menciptakan suatu kmerja sekolah yang lebih baik.
Sumber data atau informasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
Sumber Data Primer yaitu guru kelas V dan siswa kelas V SD Negeri 4 Gumul
Karangnongko Klaten, Sumber Data Sekunder meliputi daftar nilai ulangan harian
siswa, lembar observasi dan teks wawancara.
Untuk memecahkan masalah-masalah dalam penelitian diperlukan data yang
relevan dengan permasalahannya, sedangkan untuk mendapatkan data tersebut
perlu digunakan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah : (1) Dokumen, peneliti mengumpulkan data-data tertulis yang berupa daftar
nilai formatif tentang nilai IPA siswa, daftar nama siswa. (2) Observasi, Menurut
3
cara mengadakan pengamatan secara teliti serta mencatat secara sistematis. Observasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi pratisipan, dimana peneliti
berperan aktif mengamati dan menjalankan semua kegiatan yang sedang dilakukan.
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai partisipasi dan keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran, dan tindak mengajar guru dengan menggunakan
strategi pembelajaran quantum, dan (3) Wawancara, adalah suatu metode atau cara
yang digunakan pewawancara untuk mendapatkan jawaban atau informasi dari
responden dengan tanya-jawab ( Suharsini Arikunto, 2005 : 30). Wawancara dalam
penelitian ini dilaksanakan secara langsung yaitu percakapan dan tanya jawab kepada
siswa secara langsung tanpa perantara. Wawancara ini juga dilakukan secara tertutup
dan bebas, agar siswa dapat mengungkapkan permasalahan, keinginan dan
kebutuhannya dalam kegiatan pembelajaran. Wawancara ini digunakan sebagai dasar
untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut dan dipergunakan unluk mengetahui
secara mendalam tentang kondisi siswa sebelum pembelajaran dengan strategi
pembelajaran Quantum maupun setelah pembelajaran dengan strategi pembelajaran Quantum. Wawancara yang digunakan bersifat lentur, tidak berlalu ketat, tidak dalam suasana formal dan dapat dilakukan berulang pada informasi yang lain. (4) Tes,
Suwandi (2008 b : 68) mengemukakan bahwa “pemberian tes dimaksudkan untuk
mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian
tindakan”. Tes disusun dan dilakukan untuk mengetahui tingkat perkembangan
kemampuan siswa sesuai dengan siklus yang ada.
Untuk memperoleh data yang valid perlu dilakukan teknik – teknik sebagai
berikut : (1) Triangulasi Metode, teknik ini digunakan untuk membandingkan data
yang telah diperoleh dari hasil observasi dengan data yang diperoleh dari data
wawancara. (2) Triangulasi Data, teknik ini dilakukan guna menguji suatu data yang
diperoleh dari sumber data yang berbeda, dan (3) Review Informan, teknik ini
digunakan untuk menanyakan kembali kepada informan, apakah data wawancara
yang diperoleh peneliti sudah valid atau belum. Dalam penelitian ini menggunakan
4
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis komparatif yaitu membandingkan hasil dari tindakan dalam tiap siklus
dengan indikator kerja yang telah ditetapkan.
Data yang berupa hasil pengamatan atau obervasi diklasifikasikan sebagai
data kualitatif. Data ini diinterpertasikan kemudian dihubungkan dengan data
kuantitatif (tes) sebagai dasar untuk mendeskripsikan keberhasilan pelaksanaan
pembelajaran yang telah dilakukan.
Data hasil tes dianalisis secara deskriptif. yakni dengan membandingkan hasil
tes antar siklus. Yang dianalisis adalah perubahan hasil belajar sebelum dan sesudah
mengalami tindakan tergantung dari berapa banyak siklusnya.
Selanjutnya data hasil tes antarsiklus dibandingkan sehingga dapat mencapai
batas ketercapaian atau ketuntasan yang diharapkan.
Teknik analisis data dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan: Data
kuantitatif ini berupa hasil belajar kognitif yang dianalisis dengan menggunakan
teknik statistik deskriptif dengan menentukan mean atau rerata kelas. Data kualitatif
berupa data hasil observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam pembelajaran
serta hasil wawancara dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Adapun data
kualitatif dipaparkan dalam kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori untuk
memperoleh kesimpulan.
Penelitian ini menggunakan metodologi classroom action research metodologi
penelitian ini mengacu pada teori Kemmis dan Taggart. Kemmis dan Taggart dalam
(Zainal Aqib 2006: 31) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas
menggunakan strategi spiral (the action research spiral). penelitian tindakan kelas ini
dibagi menjadi empat tahapan yang saling terkait dan berkesinambungan. Prosedur
penelitian menggunakan langkah desain AR dari Tripp (dalam Subyantoro, 2009: 27),
yang terdiri dari: (1) perencanaan, (2) implementasi/pelaksanaan tindakan, (3)
observasi dan (4) refleksi
5 Hasil Penelitian
Pra siklus
Dari data tes awal, rata-rata prestasi belajar siswa masih rendah. Untuk siswa yang
nilainya di atas KKM hanya 4 siswa dari jumlah seluruhnya 16 siswa. Ketuntasan
belajar 25%, nilai rata-rata hanya. 54,7 dan nilai terendah 30 tertinggi 75, sehingga
banyak siswa yang memerlukan remedial.
Penyebab hasil belajar IPA lebih rendah dan aktivitas belajar siswa juga rendah
dibanding mata pelajaran lain karena hingga kini proses pembelajaran masih
menggunakan paradigma absolutisme yaitu proses dimulai dari merancang kegiatan pembelajaran, mengajar. belajar. dan melakukan evaluasi yang mengalir secara linier.
Guru lebih banyak berfungsi sebagai instruktur yang sangat aktif dan siswa sebagai
penerima pengetahuan yang pasif. Siswa yang belajar tinggal datang ke sekolah
duduk mendengarkan, mencatat, dan mengulang kembali di rumah serta menghafal
untuk menghadapi ulangan.
Pembelajaran seperti ini membuat siswa pasif karena siswa berada pada
rutinitas yang membosankan sehingga pembelajaran kurang menarik, Pada umumnya
pembelajaran lebih banyak memaparkan fakta, pengetahuan, hukum. kemudian biasa
dihafalkan bukan berlatih berpikir memecahkan masalah dan mengaitkannya dengan
pengalaman empiris dalam kehidupan nyata sehingga pembelajaran menjadi kurang
bermakna.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti saat mengajar IPA di kelas, terlihat bahwa
dalam pembelajaran siswa kurang sungguh-sungguh dalam memperhatikan
penjelasan guru, dari 16 anak baru 38% yang sungguh-sungguh memperhatikan
penjelasan guru. Ketika diberi kesempatan untuk bertanya, ke enambelas anak baru 6
anak atau 38% yang bertanya. Siswa yang aktif mengemukakan pendapat selama
pembelajaran terdapat 7 anak atau 44%, siswa yang mau menjawab pertanyaan
kepada guru sebesar 44%, dan terdapat 5 siswa atau 31% yang siswa yang aktif
6
Karena belum optimalnya hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 4 Gumul,
maka peneliti berupaya menerapkan strategi pembelajaran quantum sebagai salah satu
alternatif pembelajaran yang bermakna yang bermuara pada pembelajaran yang aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan.
Siklus I
Tindakan : Pembelajaran IPA siklus I pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 02 Oktober 2012, pembelajaran dimulai setelah semua siswa masuk kelas dan duduk dengan rapi. Untuk menumbuhkan daya ingat siswa, guru memotivasi siswa dengan menanyakan tentang organ peredaran darah manusia dan fungsinya. Guru memasang media gambar tentang cara kerja jantung dan menunjukkan bagian-bagiannya, dan manfatnya. Setelah itu guru meminta siswa untuk mengidentifikasi cara kerja jantung dengan kalimatnya sendiri.
Guru juga meminta kepada beberapa siswa untuk menunjukkan letak organ manusia dalam tubuh dan menjelaskan fungsinya. Sementara siswa yang lain mencatat sambil memperhatikan apakah penjelasan siswa tentang organ tubuh manusia sudah betul atau belum. Untuk meyakinkan guru, maka dilakukan pengecekan sekali lagi terhadap pengetahuan siswa tentang organ peredaran darah manusia, pengecekan juga dilakukan oleh siswa lain kepada siswa lain.
Sebelum pelajaran pada pertemuan pertama diakhiri, kembali guru meminta kepada siswa-siswa mendemonstrasikan materi tentang organ peredarah darah manusia di depan kelas. Ketika siswa sedang menulisnya di depan kelas, siswa yang lain mengceknya pada buku masing-masing. Guru memberikan reward/penghargaan kepada siswa yang dapat menjelaskan materi dengan baik. Guru meminta kepada siswa untuk memberikan tepuk tangan kepada siswa yang di depan kelas
Setelah selesai mengikuti pelajaran IPA dengan cara mengidentifikasi organ
peredaran darah manusia. Kegiatan berikutnya siswa memperlihatkan catatan mereka
tentang organ peredarah darah mansuia. Guru mengecek apakah catatan siswa sudah
7
Pertemuan kedua untuk siklus I dilaksanakan pada hari jumat, 04 Oktober 2012.
Pada pertemuan ke dua, materi yang dibahas adalah 2 indikator yaitu: proses
peredarah darah pada dan perbedaan pembuluh nadi dan pembuluh balik. Kegiatan
sama seperti pada kegiatan siklus I pertemuan pertama. Hanya pada pertmuan kedua,
di akhir siklus guru memberikan evaluasi kepada siswa berupa soal-soal untuk
dikerjakan secara individu.
Observasi: Dengan menggunakan strategi quantum dalam pembelajaran IPA, maka siswa dapat berinteraksi dan saling membantu dalam pembelajaran, artinya siswa kini menjadi aktif dan kreatif dalam mengamati gambar jantung yang digunakan guru dalam pembelajaran. Ketika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan dengan bahasanya sendiri, ternyata masih beberapa siswa saja, artinya masih ada sedikit anak yang belum memahami pertanyaan. TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, ulangi, dan Rayakan) dapat dilakukan dengan lumayan baik. Strategi quantum dapat membantu siswa memahami materi tentang ”Mengidentifikas organ peredaran darah manusia”. Dengan menggunakan strategi quantum ini, masih ada beberapa siswa yang belum aktif dalam pembelajaran. Anak-anak ini malah mengamati hal-hal, yang kurang berkaitan dengan materi. Setelah mengamati gambar cara kerja jantung, ada beberapa anak yang latihan mengerjakan soal-soal tentang cara mengidentifikasi organ peredaran darah manusia. Pengamatan difokuskan pada hasil belajar dan aktivitas belajar. Dari pembahasan siklus pertama diperoleh data sbb: dapat diterangkan bahwa terdapat 10 anak atau yang 62,5% memperoleh nilai ≥ KKM yang ditentukan. Dan dari situ dapat diketahui pula siswa
yang belum tuntas KKM, yaitu sebesar 37,5% atau sekitar 16 anak. Karena indikator
ketercapaian belum terwujud, maka pelaksanaan tindakan akan
dilaksanakan/diteruskan ke siklus berikutnya (Siklus II).
8
baik. Seteleh mengecek catatan tentang organ peredaran tubuh manusia, siswa membacakannya di depan kelas dengan suara kencang. Untuk mengecek ketepatan catatan, sekali lagi, setelah membaca di depan kelas dengan keras-keras, siswa mengulanginya dengan membaca sekali lagi, Rata-rata nilai kelas yang diperoleh siswa 68,8. Ketuntasan klasikal terhadap penguasaan materi mencapai 62,5%
Siklus II
Pembelajaran IPA siklus II pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 09 Oktober 2012, pembelajaran dimulai setelah semua siswa masuk kelas dan duduk dengan rapi.
Untuk kegiatan TUMBUHKAN, guru meminta beberapa siswa untuk menyebutkan beberapa penyakit yang mempengaruhi tidak berfungsinya organ peredaran darah manusia. Dan untuk kegiatan ALAMI, guru meminta beberapa siswa untuk mengidentifikasi gangguan-gangguan pada organ peredaran darah manusia. Guru juga meminta siswa untuk bercerita pengalaman berkaitan dengan gangguan peredarah darah manusia yang telah mereka alami dalam kehidupan sehari-hari. Guru memasang media gambar tentang cara kerja jantung dan menunjukkan bagian-bagian organ peredaran darah yang bisa terserang penyakit. Setelah itu guru meminta siswa untuk mengidentifikasi cara kerja jantung dengan kalimatnya sendiri. Guru juga meminta kepada beberapa siswa untuk menunjukkan letak organ manusia yang dapat mengalami gangguan. Sementara siswa yang lain mencatat sambil memperhatikan apakah penjelasan siswa tentang gangguan-gangguan pada organ peredaran darah manusia. Untuk meyakinkan guru, maka dilakukan pengecekan sekali lagi terhadap pengetahuan siswa tentang gangguan-gangguan pada organ peredaran darah manusia, pengecekan juga dilakukan oleh siswa lain kepada siswa lain.
9
kepada siswa yang dapat menjelaskan materi dengan baik. Guru memberikan hadiah berupa pensil dan penghapus kepada siswa yang dapat menjelaskan gangguan-gangguan pada organ peredaran darah manusia di depan kelas dengan benar. Setelah selesai mengikuti pelajaran IPA dengan cara mengidentifikasi gangguan-gangguan pada organ peredaran darah manusia. Kegiatan berikutnya siswa memperlihatkan catatan mereka tentang gangguan-gangguan pada organ peredaran darah manusia. Guru mengecek apakah catatan siswa sudah betul atau belum.
Pertemuan kedua untuk siklus II dilaksanakan pada hari Kamis 11 Oktober 2012.
Pada pertemuan ke dua, materi yang dibahas adalah 2 indikator yaitu: penyakit yang
menyerang darah dan alat peredaran darah dan usaha pencegahan terhadap gangguan
alat peredaran darah. Kegiatan sama seperti pada kegiatan siklus II pertemuan
pertama. Hanya pada pertmuan kedua, di akhir siklus guru memberikan tes tertulis
kepada siswa berupa soal-soal untuk dikerjakan secara individu.
Observasi: Dengan menggunakan strategi quantum dalam pembelajaran IPA, maka siswa dapat memahami materi dengan cara saling membantu dalam pembelajaran, artinya siswa kini menjadi aktif dan kreatif dalam memikirkan materi pembelajaran. Pada siklus II sedikit siswa yang bertanya tetapi banyak siswa yang mau dan mampu mnejelaskan materi di depan kelas. TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan) dapat dilakukan dengan baik. Strategi quantum dapat membuat siswa merasa sangat dibutuhkan dalam pembelajaran, strategi quantum membuat siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran IPA Dengan menggunakan strategi quantum ini, semua siswa aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Setelah memahami materi tentang penyakit yang menyerang darah dan alat peredaran darah dan usaha pencegahan terhadap gangguan alat peredaran darah,
10
indikator ketercapaian terwujud yaitu 75% untuk aktivitas dan 80% untuk nilai hasil
evaluasi, maka pelaksanaan tindakan dihentikan pada siklus ke II.
Refleksi: Semua siswa dapat menjelaskan materi yang telah dipahami, siswa dapat menjelaskan tentang gangguan pada organ peredaran darah manusia. Penggunaan strategi quantum dapat membuat pembelajaran IPA semakin efektif, efisien, dan dapat membuat siswa senang mempelajari materi. Penerapan strategi quantum merubah sistem pembelajaran dari berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa. Penerapan strategi quantum merubah peran guru dalam pembelajaran, dari menjadi pusat sumber belajar menjadi mitra belajar (fasilitator& motivator). Penerapan strategi quantum mengurangi tugas ceramah guru, karena kini siswa yang aktif dalam pembelajaran. Pujian yang diberikan oleh guru kepada siswa baik secara individu maupun kelompok dapat memacu siswa / kelompok yang lain untuk belajar lebih baik..Nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 79,1,0, Ketuntasan terhadap penguasaan materi tentang gangguan pada organ peredaran darah manusia mencapai 93,75%, artinya masih ada 1 anak atau 6,25% yang belum memperoleh nilai di atas KKM yang ditentukan yaitu ≥ 62
Simpulan: (1) Strategi pembelajaran quantum dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri 4 Gumul, Karangnongko, Klaten. Hal ini dengan
bukti adanya peningkatan rata-rata skor pengamatan aktivitas belajar dari siklus I
sebesar 63,75% menjadi 80%, berarti naik 16,25%. (2) Strategi pembelajaran
quantum dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri 4 Gumul, Karangnongko, Klaten. Hal ini terbukti dengan adanya kenaikan rata-rata dari
11 Daftar Pustaka
Abimanyu Soli.dkk. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Aqib Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: CV. Yrama Widya.
Arifin, Zainal. 1998. Evaluasi Instruksional. Bandung : IKIP Bandung Press. Budiono, MA. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Karya Agung.
Arikunto, Suharsimi, dan Suharjono, 2005. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Bumi Angkasa
Djainnrah, Syaiful Ba.hri.2000. Psikologi Belajar. Banjarmasin : Rineka Cipta.
De Porter, Bobbi dan Mark Readcn. 2008. Quantum Teaching. Terjemahan Ary Nilandari Cetakan ke- 18, Bandung: Kaifa.
Depdiknas. 2002. KBK, Kurikulum dan Hasil Belajar, Kompetensi Dasar Mapel Sains SD dan MI. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.
Djumhana, Nana. 2007. Pendidikan IPA. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Hasibuan. 2008. Proses Belajar Mengajar.Bandung: Remaja Rosdakarya
Laponc, Nabisi. 2008. Belajar dan Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Oemar Hamalik, 2004, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara
Poerwadarminta, WJS. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Sardinian. 2004. Interaksi dari Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grapindo Persada.Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rasdakarya.
12
Sulistyorini, Sri. 2007. Pembelajaran IPA Sekolah Dasar. Yogyakarta: Tiara Karya.
Suwandi, Sarwiji. 2008. Model Assement dalam Pembelajaran. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13
Suyoso, Suharto dan Sujoko. 1998. IImu Alamiah Dasar. (http://juhji-science-s.d-blogspot.com)
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Prenada Media Group
http://penddk.inyouge.com/modelpembelajaran diunduh pada tanggal 10 September 2012