• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH ATAS : Studi Evaluatif Pelaksanaan Standar Penilaian oleh Guru Mata Pelajaran PAI di SMA Kota Bandung Tahun 2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH ATAS : Studi Evaluatif Pelaksanaan Standar Penilaian oleh Guru Mata Pelajaran PAI di SMA Kota Bandung Tahun 2014."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

(Studi Evaluatif Pelaksanaan Standar Penilaian oleh Guru Mata Pelajaran PAI di SMA Kota Bandung Tahun 2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh SETIYO RINI

1006692

PROGAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

(Studi Evaluatif Pelaksanaan Standar Penilaian oleh Guru Mata Pelajaran PAI di SMA Kota Bandung Tahun 2014)

Oleh

Setiyo Rini

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah sau syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada

Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Setiyo Rini 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)
(4)

Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas (Studi Evaluatif Pelaksanaan Standar Penilaian oleh Guru Mata Pelajaran PAI di

SMA Kota Bandung Tahun 2014) Oleh

Setiyo Rini ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh Peraturan Pemerintah No 32 tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang salah satu bagiannya mengatur pelaksanaan penilaian oleh guru. Banyaknya guru PAI di SMA Kota Bandung dengan karakteristik yang bermacam-macam, tidak semua guru PAI melaksanakan seluruh standar penilaian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis (1) standar penilaian oleh pendidik menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (2) pelaksanaan penilaian oleh guru PAI di SMA kota Bandung Tahun 2014 (3) kendala guru PAI dalam pelaksanaan penilaian di SMA kota Bandung Tahun 2014 (4) faktor pendukung guru PAI dalam pelaksanaan penilaian di SMA kota Bandung Tahun 2014. Penelitian ini didasarkan pada teori yang relevan dengan evaluasi pembelajaran terutama tentang standar penilaian oleh pendidik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitaif. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran angket kepada 33 guru PAI yang menjadi sampel penelitian dari 16 SMA di kota Bandung dan studi pustaka. Standar penilaian oleh pendidik menurut BSNP terdiri dari standar umum penilaian, standar perencanaan penilaian, standar pelaksanaan penilaian, standar pengolahan dan pelaporan hasil penilaian dan standar pemanfaatan hasi penilaian. Pelaksanaan penilaian oleh guru PAI di SMA kota Bandung Tahun 2014 secara keseluruhan dikategorikan baik dengan skor rata-rata 30,4 atau 80% standar penilaian telah dilaksanakan oleh guru PAI di SMA Kota Bandung dan berdasarkan kisi-kisi instrumen penelitian, 82% atau sebagian besar guru PAI telah melaksanakan penilaian sesuai dengan standar penilaian. Dalam pelaksanaan penilaian, rata-rata guru PAI mengalami kendala yang terdiri dari 11 guru mengalami kendala dalam penyusunan instrumen, 15 guru mengalami kendala dalam penilaian praktik dan 15 guru mengalami kendala dalam penentuan nilai akhir. Selain itu, faktor pendukung guru PAI dalam pelaksanaan penilaian hasilnya adalah rata-rata 27 guru didukung faktor intern antara lain wali kelas dan guru BK dan 26 guru didukung faktor eksten antara lain lingkungan religius.

(5)

Evaluation of Islamic Education Teaching and Learning in Senior Secondary Schools

(An Evaluative Study ot the Implementation of Assessment Standards by Islamic Education Teachers of Senior Secondary Schools in Bandung City in 2014)

By Setiyo Rini

ABSTRACT

The background to the research was Government Regulation No. 32 of 2013 on the Amendment of Government Regulation No. 19 of 2005 concerning National Standards of Education, where one of its sections regulates the implementation of assessment by teachers. There are a large number of Islamic Education teachers in senior secondary schools in Bandung City with various characteristics; however, not all of them implement all of the assessment standards. The research aimed to find and analyze (1) the assessment standards by teachers according to the Board for National Education Standards, (2) the implementation of assessment by Islamic Education teachers in senior secondary schools in Bandung City in 2014, (3) the obstacles faced by the teachers in the implementation of assessment in senior secondary schools in Bandung City in 2014, (4) the supporting factors for Islamic Education teachers in the implementation of assessment in senior secondary schools in Bandung City in 2014. The research was based on theories rele vant to teaching and learning evaluation, ultimately on assessment standards by teachers. It employed descriptive method using quantitative approach. Data were collected through questionnaires distributed to 33 Islamic Education teachers who became the research sample taken from 16 senior secondary schools in Bandung City and through literary study. Assessment standards by teachers according to the Board for National Education Standards consist of general assessment standards, assessment planning standards, assessment result processing and reporting standards, and assessment result utilization standards.The implementation of assessment standards by Islamic Education teachers in senior secondary schools in Bandung could be generally categorized as good with an average score of 30.4 or 80% of the assessment standards have been implemented by the Islamic Education teachers in senior secondary schools in Bandung, and based on the items of research instrument, 82% or the majority of the Islamic Education teachers have conducted assessment based on the assessment standards. In the implementation, the average Islamic teachers experienced obstacles, where 11 teachers faced an obstacle in making instruments, 15 teachers in assessing practicum, and 15 others in determining final grades. Meanwhile, the supporting factors for Islamic Education teachers in conducting the assessment were that 27 of the teachers were supported by the internal factors, homeroom teachers and guidance and counseling teachers among others; and 26 teachers were encouraged by the external factors, one of them was a religious environment.

(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI ...viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiii

PEDOMAN TRANSLITERASI DARI BAHASA ARAB KE LATIN INDONESIA ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Identifikasi Masalah ...3

C. Rumusan Masalah ...4

D. Tujuan Penelitian...4

E. Manfaat Penelitian...5

1. Manfaat Teoritis ...5

2. Manfaat Praktis ...5

F. Struktur Organisasi Skripsi ...6

BAB II EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...7

A. Evaluasi Pembelajaran ...7

1. Pengertian Penilaian dan Evaluasi ...9

2. Tujuan Evaluasi Pembelajaran...12

3. Prinsip-Prinsip Evaluasi Pembelajaran ...16

4. Teknik-Teknik Evaluasi Pembelajaran ...21

5. Langkah-Langkah dalam Evaluasi Pembelajaran ...27

B. Standar Penilaian dalam Peraturan Pemerintah ...29

C. Kompetensi Guru Profesional ...35

(7)

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ...49

F. Kerangka Pemikiran ...50

G. Hipotesis ...52

BAB III METODE PENELITIAN ...53

A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian ...53

B. Desain Penelitian ...57

C. Metode Penelitian...59

D. Definisi Operasional...61

E. Instrumen Penelitian...62

F. Proses Pengembangan Insrumen ...64

G. Teknik Pengumpulan Data ...71

H. Analisis Data ...73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...78

A. Hasil Penelitian ...78

B. Pembahasan ...95

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...131

A. Simpulan...131

B. Saran ...133

(8)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penilaian merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran. Sudjana (2011, hlm. 3) mengemukakan bahwa “penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu”. Selain itu, Arifin (2012, hlm. 4) menyebutkan bahwa

“penilaian adalah suatu proses atau kegiatan yang sitematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu”. Jadi, penilaian merupakan sebuah proses yang sistematis yang dilaksanakan untuk mengumpulkan informasi terkait dengan proses dan hasil belajar peserta didik dengan pertimbangan-pertimbangan dan kriteria tertentu, sehingga akan diketahui perkembangan perserta didik selama melakukan kegiatan belajar. Maka, melaksanakan penilaian atau evaluasi merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru. Karena hasil penilaian tersebut bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran.

Dalam Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I tentang Ketentuan Umum pasal 1 ayat (24) dinyatakan

bahwa “penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur hasil belajar peserta didik”.

(9)

tersebut belum bisa menjadi tolak ukur untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan.

Berkaitan dengan hal tersebut, Arifin (2012, hlm. 5) mengungkapkan bahwa “penilaian harus dipandang sebagai salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan proses belajar dan mengajar, bukan hanya sebagai cara yang digunakan untuk menilai hasil belajar”. Kemudian, Arifin (2012, hlm. 5) juga menambahkan bahwa “kegiatan penilaian harus dapat memberikan informasi kepada guru untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya dan membantu peserta didik mencapai perkembangan belajarnya secara optimal sehingga implikasinya adalah kegiatan penilaian harus digunakan sebagai cara atau teknik untuk mendidik sesuai dengan prinsip pedagogis. Jadi penilaian bukan hanya digunakan untuk mengetahui hasil yang diperoleh siswa, tetapi juga sebagai penilaian terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Dalam pelaksanaan penilaian, pemerintah telah menetapkan standar penilaian. Standar penilaian tersebut merupakan salah satu bagian dari standar nasional pendidikan di Indonesia. Mengenai standar nasional pendidikan, dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat (17) dikemukakan bahwa “standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tenang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan

Republik Indonesia”. Standar nasional pendidikan mencakup standar isi,

standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian.

(10)

3

dengan mekanisme, prosedur dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Artinya pemerintah sudah mengatur bagaimana tahap-tahap melakukan penilaian, langkah-langkah operasional yang harus ditempuh oleh pendidik dan alat yang digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik (Arifin, 2012, hlm. 43).

Dengan adanya standar penilaian yang telah ditetapkan pemerintah, guru dituntut untuk mampu melakukan penilaian sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Yang mana standar penilaian terdiri dari standar umum, standar perencanaan, standar pelaksanaan, standar pengolahan dan pelaporan hasil penilaian serta standar pemanfaatan hasil penilaian.

Penjelasan di atas menunjukkan penelitian mengenai pelaksanaan standar penilaian pembelajaran PAI di sekolah perlu dilakukan. Hal itu untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan penilaian oleh guru PAI di sekolah yang mana guru PAI terdiri dari berbagai karakteristik yang bermacam-macam mulai dari jenjang pendidikan, spesilaisasi pendidikan, perguruan tinggi, organisasi keguruan, lama mengajar dan tempat mengajar. Untuk itu penulis

memilih judul penelitian “Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Atas: Studi evaluatif pelaksanaan standar penilaian pembelajaran oleh guru mata pelajaran PAI di SMA kota Bandung tahun 2014.”

B. Identifikasi Masalah

(11)

sesuai antara pendidikan dengan mata pelajaran yang diajarkan. Karena hal tersebut bagian dari profesionalisme seorang guru. Jadi, guru yang mengajar mata pelajaran PAI haruslah guru dengan spesialisasi PAI semasa kulilahnya.

Namun, dari hasil pra penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti ditemukan ada guru PAI yang bukan berasal dari jurusan PAI. Sehingga hal ini bisa mempengaruhi kegiatan pembelajaran dan pelaksanaan penilaian. Selain itu tidak semua guru mengusai penuh mengenai teori penilaian dan evaluasi. Hal ini yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian untuk mengetahui pelaksanaan penilaian di SMA Kota Bandung.

C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana standar penilaian PAI menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)?

2. Bagaimana pelaksanaan penilaian oleh guru PAI di SMA kota Bandung Tahun 2014?

3. Apa saja kendala guru PAI dalam pelaksanaan penilaian di SMA kota Bandung Tahun 2014?

4. Apa saja faktor pendukung guru PAI dalam pelaksanaan penilaian di SMA kota Bandung Tahun 2014?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memperoleh gambaran mengenai penilaian pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui standar penilaian PAI menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

2. Untuk mengetahui pelaksanaan penilaian oleh guru PAI di SMA kota Bandung Tahun 2014.

(12)

5

4. Untuk mengetahui faktor pendukung guru PAI dalam pelaksanaan penilaian di SMA kota Bandung Tahun 2014.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat yang positif, bagi guru secara khusus dan bagi masyarakat umum. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam melaksanakan penilaian pembelajaran, terutama bagi guru mata pelajaran PAI. Setelah diketahui bagaimana pelaksanaan penilaian di sekolah, maka para guru akan lebih meningkatkan ketrampilan dalam melaksanakan penilaian yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Selain itu, dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai pentingnya melaksanakan penilaian sesuai dengan standar penilaian agar penilaian yang dilakukan oleh benar-benar bisa dijadikan acuan dalam mengukur dan meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Selanjutnya pelitian ini juga diharapkan bisa memberikan kontribusi bagi peneliti yang lain. 2. Manfaat Praktis

Penyusun berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak khususnya orang-orang yang berhubungan dengan dunia pendidikan seperti:

a. Bagi civitas akademik Universitas Pendidikan Indonesia, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan khususnya bagi calon guru PAI dan umumnya bagi seluruh mahasiwa calon guru. b. Bagi mahasiswa Program Ilmu Pendidikan Agama Islam, hasil

penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber literature dalam melakukan penelitian selanjutnya yang terkait dengan tema skripsi ini. c. Bagi lembaga yang diteliti dapat memberi masukan dan referensi bagi

(13)

d. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan mengenai pelaksanaan standar penilaian pembelajaran.

e. Bagi Penulis, penelitian ini sebagai acuan untuk memperluas pemikiran dan pengalaman penulisan karya ilmiah sekaligus menjadi acuan dan refleksi untuk mengetahui pelaksanaan standar penilaian pembelajaran PAI.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini terdiri atas lima bab yang rincian babnya sebagai berikut: Bab I Pendahuluan yang menjelaskan mengenai latar belakang masalah, indentifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

Bab II Evaluasi Pembelajaran PAI yang menjelaskan mengenai evaluasi pembelajaran, standar penilaian dalam peraturan pemerintah, kompetensi guru profesional, Pendidikan Agama Islam di sekolah, penelitian terdahulu yang relevan, kerangka pemikiran dan hipotesis.

Bab III Metode Penelitian yang menjelaskan mengenai lokasi penelitian, populasi, sampel dan teknik penarikan sampel, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang menjelaskan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahan dari hasil penelitian.

(14)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat yang dijadikan objek penelitian untuk memperoleh data yang akan digunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitian.

Tempat yang dijadikan tempat penelitian adalah SMA yang berada di Kota Bandung dengan subjek penelitian adalah guru PAI. Peneliti memilih SMA yang terletak di Kota Bandung karena peneliti berdomisili di Kota Bandung. Selain itu, UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) tempat peneliti menempuh studi S1 juga berada di Kota Bandung. Namun tidak semua SMA di Kota Bandung menjadi lokasi penelitian, lokasi penelitian dipilih dengan populasi dan teknik sampling.

Sumber: Bandungsae.com

(15)

2. Populasi Penelitian

Bungin (2010, hlm. 99) mengungkapkan bahwa populasi berasal dari bahasa Inggris population, yang berarti jumlah penduduk. Dalam konteks penelitian, Bungin (2010, hlm. 99) mengartikan populasi merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian. Menurut Sukardi (2004, hlm. 53) pada prinsipnya populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara dab secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Selain itu, Hasan (2002, hlm. 58) menyatakan populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Sejalan dengan pernyataan tersebut Sugiyono (2012, hlm. 117) mengungkapkan bahwa dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/ subjek tertentu, tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh guru PAI SMA se-Kota Bandung baik dari sekolah Negeri maupun sekolah Swasta. Yang berdasarkan data dari MGMP PAI Kota Bandung berjumlah 167 guru (data di lampiran nomor 12).

(16)

55

dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi, untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif.

Menurut Masyhuri & Zainuddin (2008, hlm. 153) sampel dimunculkan peneliti pada suatu penelitian disebabkan karena:

a. Peneliti ingin mereduksi (memotong) objek yang akan diteliti, peneliti tidak melakukan penyelidikannya pada semua objek atau gejala atau kejadian aau peristiwa tetapi hanya sebagian saja. Sebagian inilah yang disebut sampel.

b. Peneliti ingin melakukan generalisasi dari hasil penelitiannya, artinya mengenakan kesimpulannya kepada objek, kejadian, gejala atau peristiwa yang leih luas.

3. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Sampel menurut Morissan (2012, hlm. 109) adalah bagian dari populasi yang mewakili anggota populasi yang bersifat representatif. Selain itu, Sugiyono (2012, hlm. 118) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Sedangkan menurut Hasan (2002, hlm. 58) sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi. Margono (2004, hlm. 121) juga mengungkapkan bahwa sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. Jadi, sampel merupakan bagian dari populasi yang mampu mewakili populasi tersebut.

(17)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik probability sampling. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 120), probability sampling

adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang sama bagi setiap anggota sampel. Dan teknik probability sampling yang digunakan peneliti adalah simple random sampling.

Simple random sampling menurut Sugiyono (2012, hlm. 120)

dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Selain itu, Masyhuri & Zainuddin (2008, hlm. 167) mengungkapkan bahwa simple random sampling atau penarikan sampel acak sederhana adalah sebuah metode untuk memilih anggota sampel

yang dinotasikan dengan „n‟ dari anggota populasi yang dinyatakan

dengan „N‟, sehingga anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel, tidak ada deskriminasi terhadap anggota populasi.

Selain itu, Margono (2004, hlm. 126) mengungkapkan bahwa simple random sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang

langsung dilakukan pada unit sampling, dengan demikian setiap unit sampling sebagai unsur populasi yang terpencil memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasi. Nasution (2009, hlm. 87) juga mengungkapkan yang dimaksud dengan acakan atau

“random” ialah kesempatan yang sama untuk dipilih bagi setiap individu

atau unit dalam keseluruhan populasi, Nasution (2009, hlm. 88) menambahkan bahwa salah satu ciri utama dari sampling acakan atau random sampling adalah bahwa setiap unsur dari keseluruhan populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih.

Dari populasi 167 guru diambil sampel sebanyak 20% sebagaimana yang dikemukakan Gay (Mahmud, 2011, hlm. 159) bahwa pada metode deskriptif untuk populasi relatif kecil minimal sampel 20%, yang hasil perhitungan sampel dalam penelitian ini adalah:

(18)

57

Dari hasil pengambilan sampel dengan cara random diperoleh sampel penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Data Responden Penelitian

No Nama Sekolah Alamat Sekolah Guru

PAI

1 SMAN 11 Bandung Jl. Kembar Baru No.23 2

2 SMAS LabSchool UPI Jl. Senjaya Guru Kampus UPI 2

3 SMAS Bina Dharma 1 Jl. Gegerkalong Hilir 1

4 SMAN 15 Bandung Jl. Sarimanis I Sarijadi 1

5 SMAS Pasundan 2 Jl. Cihampelas No.167 3

6 SMAN 5 Bandung Jl. Belitung 8 Bandung 3

7 SMAS Pasundan 8 Jl. Cihampelas No. 167 2

8 SMAN 4 Bandung Jl. Gardujati No. 20 Bandung 1

9 SMAS PGRI 1 Jl. Sukagalih No. 80 2

10 SMAS Sebelas Maret Jl. Denki Selatan V No. 38 1 11 SMAN 19 Bandung Jl. Ir. H. Juanda (Dago Pojok) 3

12 SMAS Pasundan 1 Jl. Balonggede No. 28 4

13 SMAN 1 Bandung Jl. Ir. H. Juanda No. 93 Bandung 4 14 SMAS Nugraha Jl. PLN Dalam No. 4-6 Moch. Toha 1 15 SMAN 7 Bandung Jl. Lengkong Kecil 53 Bandung 1

16 SMAN 20 Bandung Jl. Citarum No. 23 2

Jumlah 33

B. Desain Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan harus melakukan perencanaan. Untuk itu menurut Nasution (2009, hlm. 23) diperlukan suatu desain penelitian, yaitu rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serasi dengan tujuan penelitian itu.

(19)

1. Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian.

2. Desain penelitian adalah cetak biru (blue print) terhadap pengumpulan, pengukuran dan penganalisisan data.

3. Desain penelitian adalah kerangka kerja dalam suatu studi tertentu, guna menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian.

Hasan (2002, hlm. 31) menyimpulkan bahwa desain penelitian adalah keseluruhan proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian, sehingga pertanyaan-pertanyaan yang ada dapat dijawab.

Kemudian Nasution (2009, hlm. 23-24) mengungkapkan kegunaan dari desain penelitian sebagai berikut: Desain memberi pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya; Desain itu juga menentukan batas-batas penelitian yang bertalian dengan tujuan penelitian; Desain penelitian selain memberi gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan juga memberi gambaran tentang macam-macam kesulitan yang akan dihadapi mungkin juga telah dihadapi oleh peneliti lain.

(20)

59

terukur keadaan sekarang untuk dibandingkan; dan menentukan hubungan sesuatu yang hidup diantara kejadian spesifik.

Kegiatan penelitian survei dapat diidentifikasikan sejak dari seorang peneliti melakukan persiapan perencanaan, menentukan strategi sampling yang hendak digunakan, mendiskusikan instrumen dengan memilih dari antara alat pengumpul data seperti angket dan wawancara, bagaimana menyampaikan insrumen tersebut kepada responden sebagai kelengkapan teknik survei, sampai akhirnya mengidentifikasi beberapa prosedur yang tepat agar dapat memproses dan menganalisis untuk memperoleh hasil penelitian (Sukardi, 2004, hlm. 195).

Selanjutnya, Sukardi (2004, hlm. 195-196) menyatakan bahwa seiring perkembangan ilmu pengetahuan yang cepat, penelitian survei mempunyai tujuan sebagai berikut: menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan oleh peneliti; memecahkan permasalahan yang signifikan dan hidup di masyarakat; menilai kebutuhan dan menentukan tujuan institusi atau lembaga tertentu; menganalisis kecenderungan yang terjadi dalam suatu masyarakat atau suatu lembaga, pada periode tertentu; menentukan apakah tujuan spesifik suatu lembaga sudah dapat dicapai; mendeskripsikan permasalahan yang ada, dan seberapa jauh implikasinya terhadap lembaga yang ada; membuat acuan sikap yang realistis atas dasar data dan keadaan yang ada di masyarakat.

Sebagaimana uraian di atas mengenai desain penelitian survei, tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh fakta di lapangan bagaimana guru mata pelajaran PAI di SMA kota Bandung melaksakan standar penilaian sesuai dengan aturan BSNP.

C. Metode Penelitian

Pada dasarnya penelitian adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah (Emzir, 2009, hlm. 3).

(21)

informasi (data) untuk berbagai tujuan. Sementara itu, Kerlinger (Emzir, 2009, hlm. 5) mendefinisakan penelitian ilmiah sebagai penyelidikan sisematik, terkontrol, empiris dan kritis tentang fenomena sosial yang dibimbing oleh teori dan hipotesis tentang dugaan yang berhubungan dengan fenomena tersebut.

Sedangkan metode penelitian menurut Sugiyono (2012, hlm. 1) diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sejalan dengan pendapat Sugiyono, Hasan (2002, hlm. 21) menyatakan bahwa metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Karena pada dasarnya tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran dan data mengenai pelaksanaan standar penilaian pembelajaran PAI oleh guru mata pelajaran PAI di SMA kota Bandung.

Penelitian deskriptif menurut Best (Sukardi, 2004, hlm. 157) merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Menurut Whitney (Nasir, 1999, hlm. 63) berpendapat bahwa metode penelitian deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Selain itu, Nasir (1999, hlm. 63) mengungkapkan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Menurut Masyhuri & Zainuddin (2008, hlm. 34) penelitian deskriptif bermaksud

membuat „penyandraa‟ secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta

-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu. Penelitian deskriptif sering disebut dengan penelitian survei.

(22)

61

penelitian ini harus ada landasan teorinya. Masyhuri & Zainuddin (2008, hlm. 13) menambahkan bahwa penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang tidak mementingkan kedalaman data, penelitian kuantitatif tidak terlalu menitikberatkan pada kedalaman data, yang penting dapat merekam data sebanyak-banyaknya dari populasi yang luas. Walalaupun populasi penelitian besar, tetapi dengan mudah melalui rumus-rumus statistik maupun komputer, jadi pemecahan masalahnya didominasi oleh peran statistik. Selain itu, Sugiyono (2012, hlm. 14) mengungkapkan bahwa penelitian kuantitatif dapat diartiakn sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitaif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Filsafat positivisme memandang realitas/ gejala/ fenomena itu dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Penelitian ini umumnya dilakukan pada sampel yang diambil secara random, sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi dimana sampel tersebut diambil (Sugiyono, 2012, hlm. 14).

Sebagaimana dalam penelitian ini, peneliti bermaksud mendeskripsikan dan menggambarkan berdasarkan fakta yang didapat menganai pelaksanaan standar penilaian oleh guru mata pelajaran PAI di SMA kota Bandung dengan populasi seluruh guru mata pelaran PAI se-Kota Bandung dengan mengambil sampel guru dari beberapa SMA di kota Bandung dengan menggunakan teknik sampling.

D. Definisi Operasional

(23)

1. Studi Evaluatif

Studi menurut Poerwadarminta (2007, hlm. 1146) adalah pelajaran atau penggunaan waktu dan pikiran untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Sedangkan Evaluatif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 2007) adalah yang berhubungan dengan evaluasi; bersifat evaluasi. Adapun definisi evaluasi menurut Putra (2013, hlm.75) adalah pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu.

Studi evaluatif yang dimaksud peneliti dalam penelitian ini adalah penilaian terhadap guru PAI kota Bandung dalam melaksanakan standar penilaian,

2. Standar Penilaian

Standar penilaian sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan tentang Standar Nasional Pendidikan dalam Bab I tentang Ketentuan Umum pasal 1 ayat (12), standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

3. Pendidikan Agama Islam

Menurut Syahidin (2009, hlm. 1) Pendidikan Agama Islam di sekolah dapat dipahami sebagai suatu program pendidikan yang menanamkan nilai-nilai Islam melalui proses pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas dalam bentuk mata pelajaran dan diberi nama Pendidikan Agama Islam disingkap PAI. Dalam penelitian ini PAI merupakan sebuah mata pelajaran tentang Agama Islam, yang khusus di jenjang Sekolah Menengah Atas.

E. Instrumen Penelitian

(24)

63

alam maupun sosial yang diamati. Menurut Margono (2004, hlm. 155-156) instrumen sebagai alat pengumpul data harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga meghasilkan data empiris sebagaimana adanya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun instrumen penelitian, antara lain: masalah dan variabel yang diteliti termasuk indikator variabel, harus jelas spesifik sehingga dapat dengan mudah menetapkan jenis instrumen yang akan digunakan; sumber data/ informasi baik jumlah maupun keragamannya harus diketahui terlebih dahulu, sebagai bahan atau dasar dalam menentukan isi, bahasa, sistematika item dalam instrumen penelitian.; keterampilan dalam instrumen ini sendiri sebagai alat pengumpul data baik dari keajegan, kesahihan maupun objektivitasnya; jenis data yang diharapkan dari penggunaan instrumen harus jelas, sehingga peneliti dapat memperkirakan cara analisis data guna pemecahan masalah penelitian; mudah dan praktis digunakan akan tetapi dapat menghasilkan data yang diperlukan.

Selanjutnya, Margono (2004, hlm. 157-158) mengungkapkan ada beberapa langkah umum yang biasa ditempuh dalam menyusun instrumen penelitian, antara lain:

(25)

diukurnya. Berdasarkan kisi-kisi tersebut lalu peneliti menyusun item atau pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen dan jumlah yang telah ditetapkan dalam kisi-kisi. Instrumen yang sudah dibuat sebaiknya diuji coba digunakan untuk revisi instrumen.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen angket. Menurut Riduwan (2003, hlm. 25) angket (questionnaire) adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Selain itu, Nasution (2009, hlm. 128) mengungkapkan bahwa angket adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab di bawah pengawasan peneliti, responden ditentukan berdasarkan teknik sampling. F. Proses Pengembangan Instrumen

Titik tolak dari penyusunan insrumen penelitian adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Kemudian dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator tersebut ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan (Sugiyono, 2012, hlm. 149). Oleh karena itu, dalam penyusuna instrumen penelitian diperlukan adanya proses pengembangan instrumen.

(26)

65

menuntut keluwesan dalam pelaksanaannya. Langkah-langkah tersebut digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.2 Langkah Dasar sebagai Alur Kerja dalam Penyusunan Skala Psikologi (Azwar, 2003, hlm. 11)

Gambar di atas merupakan alur kerja dalam proses pengembangaan instrumen penelitian yang penjelasannya adalah sebagai berikut:

Identifikasi tujuan ukur Penetapan konstrak psikologis

Operasionalisasi konsep Indikator perilaku

Penskalaan Pemilihan format stimulus

Penuliasan aitem Review aitem

Uji coba

Analisis aitem

Kompilasi I Seleksi aitem

Pengujian reliabilitas

Validasi

(27)

1. Identifikasi Tujuan Ukur

Langkah pertama dalam pembuatan instrumen penelitian adalah adalah identifikasi tujuan ukur. Azwar (2003, hlm.12) mengungkapkan bahwa identifikasi tujuan ukur adalah memilih suatu definisi dan mengenali teori yang mendasari konstrak psikologis atribut yang hendak diukur. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan angket sebagai instrumen penelitian dengan tujuan untuk mengukur dan mengetahui bagaimana pelaksanaan standar penilaian oleh guru PAI di SMA kota Bandung.

2. Operasionalisasi Konsep

Setelah menentukan tujuan penelitian dengan instrumen yang digunakan, selanjutnya operasionalisasi konsep. Azwar (2003, hlm. 12) mengungkapkan bahwa operasinonalisasi ini dirumuskan ke dalam bentuk indikator-indikator perilaku (behavioral indicators).

Dalam langkah ini, peneliti merumuskan operasionalisasi konsep ke dalam kisi-kisi instrumen yang terdiri dari indikator-indikator sebagai dasar dalam penulisan item pernyataan dalam angket. Kisi-kisi angket tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket No Fokus

2) Guru menyusun kisi-kisi

instrumen penilaian

pembelajaran

(28)

67

3) Guru melakukan UTS dan UAS untuk menilai penguasaan kompetensi sesuai tuntutan dalam standar kompetensi (SK) dan standar lulusan (SL)

1) Guru menggunakan instrumen penilaiaan sesuai dengan teknik

1) Guru melakukan analisis validitas instrumen penilaian 2) Guru melakukan analisis

reliabilitas instrumen penilaian 3) Guru melakukan analisis

tingkat kesukaran instrumen

1) Guru menggunakan teknik penilaian yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan

2) Guru menjamin pelaksanaan ulangan dan ujian yang bebas 2) Guru menggunakan hasil

penilaian untuk mengevaluasi kepada siswa terhadap hasil penilaian

2) Guru melakukan remedial terhadap siswa yang belum mencapai ketuntasan yang dipersyaratkan

3) Guru memberikan pengayaan kepada siswa yang telah

1) Kendala dalam penyusunan instrumen

1) Kendala dalam penilaian praktik

40 1

Penentuan nilai akhir

1) Kendala dalam menentukan nilai akhir

(29)

4 Faktor

Faktor intern 1) Faktor intern yang mendukung guru dalam pelaksanaan penilaian

42 1

Faktor ekstern 1) Faktor ekstern yang mendukung guru dalam pelaksanaan penilaian

43 1

3. Penskalaan dan Pemilihan Format Stimulus

Format stimulus erat berkaitan dengan metoda penskalaannya. Dalam hal ini, memerlukan pertimbangan-pertimbangan menyangkut keadaan responden, materi uji dan tujuan pengukuran (Azwar, 2003, hlm. 12) .

Angket yang dibuat peneliti, penskalaan dengan menggunaan skala Guttman dengan pilihan jawaban Ya-Tidak. Sugiyono (2012, hlm. 139) mengungkapkan bahwa penelitian skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mendapatkan jawaban tegas dari responden mengenai pelaksanaan standar penilaian pembelajaran PAI. Selain itu, angket yang disajikan oleh peneliti adalah pernyataan dengan pilihan jawaban Ya-Tidak dalam bentuk checklist. 4. Penulisan Item dan Review Item

Setelah menentukan tujuan ukur, membuat kisi-kisi instrumen dan menetapkan penskalaan serta pemilihan format stimulus. Langkah selanjutnya adalah menuliskan butir-butir pernyataan dalam angket. Dalam penelitian ini, angket terdiri dari 42 pernyataan dan 5 pertanyaan terbuka dari 26 indikator, jadi total item dalam angket adalah 47 item. Langkah selanjutnya adalah review item dengan melakukan bimbingan bersama dosen pembimbing skripsi untuk diperiksa dan dikoreksi apabila terdapat kesalahan.

(30)

69

a. Bapak Drs. H. Zainal Arifin, M.Pd. (Dosen Evaluasi Jurusan Kurtekpen), pada tanggal 10 Maret 2014.

b. Bapak Drs. Wagino Hamid Hamdani, M.Pd. (Dosen Evaluasi Jurusan Pendidikan B. Arab) pada tanggal 12 Maret 2014.

5. Ujicoba

Azwar (2003, hlm. 13) menyatakan bahwa tujuan ujicoba ini salah satunya untuk mengetahui apakah kalimat dalam item mudah dan dapat dipahami oleh responden sebagaimana diinginkan oleh penulis item.

Untuk ujicoba angket ini, peneliti meminta rekomendasi dari dosen pembimbing dan dosen ahli yang melakukan judgement terhadap angket. Ujicoba dilakukan kepada tiga orang guru dari SMA Kartika XIX-2, SMA Pasundan 3 dan SMA Pasundan 7 pada tanggal 21 Maret 2014 untuk mengetahui keterbacaan kalimat-kalimat dalam angket. Dari hasil ujicoba, peneliti melakukan revisi kalimat dalam beberapa item dalam angket dan mengurangi jumlah item sebanyak 4 item. Sehingga, jumlah item dalam angket menjadi 42 item dengan 38 item pernyataan tertutup dan 5 pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban.

6. Analisis Item

Azwar (2003, hlm. 14) mengungkapkan bahwa analisis item merupakan proses pengujian parameter-parameter item guna mengetahui apakah item memnuhi persyaratan psikometris untuk disertakan sebagai bagian dari skala.

Analisis ini dilakukan bersama dengan dosen pembimbing I apakah angket tersebut sudah layak disebar ke lapangan atau belum. Dari analisis tersebut. Pembimbing I telah menyetui angket bisa disebar ke lapangan. 7. Kompilasi I (Seleksi item)

(31)

Jadi, seleksi item merupakan langkah dari peneliti untuk memilih butir-butir pernyataan dalam angket yang sudah dinyatakan layak dan memperbaiki butir-butir pernyataan angket yang tidak memenuhi uji kelayakan.

8. Pengujian Reliabilitas

Hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda (Sugiyono, 2012, hlm. 172). Angket yang reliabel artinya apabila angket tersebut digunakan dalam waktu yang berbeda maka akan mendapatkan hasil data yang sama.

Sugiyono (2012, hlm. 183) mengungkapkan bahwa pengujian reliabilitas dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Peneliti menggunakan pengujian reliabilitas dengan judgement dosen ahli bersamaan dengan validitas.

9. Validasi

Sugiyono (2012, hlm. 173) mengungkapkan bahwa instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan validitas internal dengan judgement dua dosen ahli di bidang evaluasi pembelajaran.

10. Kompilasi II (Fotmat final)

(32)

71

G. Teknik Pengumpulan Data 1. Penyebaran Angket

Angket (Questionnaire) menurut Margono (2004, hlm. 167) angket adalah suau alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara ertulis pula oleh responden. Selain itu, Hasan (2002: 83) mengungkapkan bahwa angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden. Sejalan dengan pengertian di atas, Bungin (2010: 123) mengungkapkan bahwa metode angket merupakan serangkaian atau dafar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden, setelah diisi angket dikirim kembali atau dikembalikan ke petugas atau peneliti.

Hasan (2002, hlm. 84) mengungkapkan angket dikatakan baik, efektif dan efisien apabila memenuhi komponen-komponen berikut: a. Ada subjek, yaitu individu atau lembaga yang melaksanakan

penelitian.

b. Adanya ajakan, yaitu permohonan dari peneliti kepada responden untuk turut serta mengisi secara aktif dan objektif pertanyaan maupun pernyataan yang tersedia.

c. Ada petunjuk pengisian angket, yang mudah dimengerti dan tidak bias.

d. Ada pertanyaan maupun pernyaatan beserta tempat mengisi jawaban, baik secara tertutup, semi tertutup ataupun terbuka.

e. Pertanyaan dalam angket ini dapat berbentuk pertanyaan terbuka atau tertutup atau kombinasi antara terbuka dan tertutup.

(33)

pernyataannya tidak memberikan kebebasan kepada responden untuk memberikan jawaban dan pendapatnya sesuai dengan keingingan mereka. Selanjutnya, Nasution (2009, hlm. 129) juga mengungkapkan bahwa angket tertutup terdiri atas pertanyaan atau pernyataan dengan sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan, responden mengecek jawaban yang paling sesuai dengan pendiriannya.

Dalam menyusun angket, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagaimana yang diungkapkan oleh Margono (2004, hlm. 168-169), yaitu:

a. Menyiapkan surat pengantar, terutama bagi kuesioner yang dikirim melalui pos atau cara-cara lain agar terjalin hubungan baik.

b. Menyertakan petunjuk pengisian kuesioner yang menjelaskan tentang cara menjawab pertanyaan.

c. Menyusun pertanyaan-pertanyaan.

Dalam menjawab pertanyaan di angket ini, peneliti mengggunakan skala Guttman. Riduwan (2003, hlm. 16) mengungkapkan bahwa skala Guttman merupakan skala kumulatif dan di sebut juga skala scalogram yang sangat baik untuk meyakinkan peneliti tentang kesatuan dimensi dari sikap atau sifat yang diteliti, yang sering disebut dengan attribut universal. Tujuan utama dari pembuatan model skala ini menurut Miller (Sukardi, 2004, hlm. 149) pada prinsipnya adalah untuk menentukan, jika sikap yang diteliti benar-benar mencakup satu dimensi.

Jadi, skala Guttman ialah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten (Riduwan, 2003, hlm. 16).

Dalam angket yang dibuat oleh peneliti, peneliti menggunakan jawaban Ya-Tidak sehingga jelas bahwa dalam angket yang nantinya dijadikan instrumen penelitian membutuhkan jawaban tegas dari responden penelitian.

2. Studi Pustaka

(34)

73

peneliti membaca dan mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan evaluasi dan penilaian pembelajaran untuk memperluas pengetahuan sehingga mempermudah peneliti dalam melaksanakan penelitian untuk mendapatkan jawaban rumusan masalah penelitian.

H. Analisis Data

Analisis penelitian merupakan bagian yang sangat penting dalam sebuah penelitian ilmiah, sebagaimana yang dingkapkan oleh Nasir (1999, hlm. 405) bahwa dengan analisalah, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.

Hasan (2002, hlm. 97) mengungkapkan beberapa pengertian analisis data oleh para ahli, diantaranya:

1. Menurut Patton, analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar.

2. Menurut Bogdan dan Taylor, analisis data adalah proses yang merinci usaha formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan kepada tema dan hipotesis itu.

3. Menurut Lexy Moleong, analisis data adalah proses mengornisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

Dalam penelitian ini, peneliti mengggunakan teknik analisis data dengan statistik deskriptif. Sugiyono (2012, hlm. 207) mengungkapkan bahwa statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah tekumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Salah satu manfaat statistik deskriptif sebagai teknik analisis data adalah memberi alternatif kepada peneliti agar dapat memaparkan hasil penelitiannya secara visual dan lebih mudah dipahami oleh pembaca (Arikunto, 2009, hlm. 296).

(35)

yang sebaiknya dilakukan, namun tahapan ini tidak baku dan tergantung pada kepentingan peneliti. Tahapan-tahapan ini memudahkan bagi peneliti dalam melakukan analisis terhadap data yang telah dikumpulkan dari angket pelaksanaan penilaian oleh guru PAI di SMA kota Bandung. Analisis terhadap data yang terkumpul dilakukan dengan beberapa tahapan.

Tahapan tersebut digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.3 Tahapan dalam Analisis Data Kuantitatif (Prasetyo & Jannah, 2010, hlm. 171)

1. Pengkodean data (Data Coding). Prasetyo & Jannah (2010, hlm. 171) menyatakan bahwa data coding merupakan suatu proses penyusunan secara sistematis data mentah (yang ada dalam kuesioner) ke dalam bentuk yang mudah dibaca oleh mesin pengolah data seperti komputer. Selain itu, Silalahi (2009, hlm. 322-323) mengungkapkan bahwa pengkodean data (data coding) merupakan kegiatan memberi kode berupa angka terhadap data, sebagaimana tampak dalam kategori

DATA CODING

Ada kesalahan Tidak ada kesalahan

DATA CLEANING

DATA OUTPUT

 NUMERIK

 GRAFIK

DATA ANALYZING  UNIVARIAT

 BIVARIAT

(36)

75

respons, menurut macamnya. Memberi kode berarti mengubah respons ke dalam kode numerik. Pemberian kode untuk kategori dimaksudkan untuk memudahkan analisis data dengan menggunakan statistik dan komputer. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kode angka dalam jawaban kuesioner. Kode tersebut adalah 1 untuk jawaban “Ya” dan 0

untuk jawaban “Tidak”. Selain itu, peneliti memberi kode pada

karakteristik responden dengan angka. Tahapan selanjutnya adalah pemindahan data ke Komputer (Data Entering), yakni memindahkan data yang telah diubah menjadi kode ke dalam mesin pengolah data (Prasetyo & Jannah, 2010, hlm. 173).

2. Pembersihan Data (Data Cleaning), yaitu memastikan bahwa seluruh data yang telah dimasukkan ke dalam mesin pengolah data sudah sesuai dengan yang sebenarnya (Prasetyo & Jannah, 2010, hlm. 173). Pada tahapan ini peneliti melakukan memeriksa kembali data yang telah dipindah ke komputer apakah telah sesuai dengan data yang ada pada angket.

3. Penyajian Data (Data Output), yaitu hasil pengolahan data. Bentuk hasil pengolahan data dapat berupa numerik (dalam bentuk angka) yang disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan tabel silang, bentuk lain adalah grafik atau dalam bentuk gambar (Prasetyo & Jannah, 2010, hlm. 177-178). Dalam penelitian ini, peneliti menyajikan data dalam bentuk tabel frekuensi dan grafik.

(37)

Kategori Persentase menurut Arikunto (1998:246), yang digunakan untuk menginterpretasi hasil sebaran angket berdasarkan skor yang diperoleh responden yaitu:

Tabel 3.3 Kategori Persentase

Baik 76 % - 100 %

Cukup 56 % - 75 %

Kurang Baik 40 % - 55 %

Tidak Baik Kurang dari 40 %

Selain itu, untuk membaca persentase pelaksanaan aspek-aspek penilaian peneliti mengggunakan acuan umum yang dijelaskan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional (2008, hlm. 36) yaitu:

Tabel 3.4 Interpretasi Persentase

No Persentase Interpretasi/ Penafsiran

1 0 Tidak ada sama sekali

2 1 – 9 Sedikit sekali 3 10 – 39 Sebagian kecil 4 40 – 49 Hampir setengahnya

5 50 Setengahnya

6 51 – 59 Lebih dari setengahnya 7 60 – 89 Sebagian besar

8 90 – 99 Hampir seluruhnya

9 100 Seluruhnya

(38)

77

digunakan untuk menguji pengaruh satu variabel independent terhadap satu atau lebih variabel dependent (Trihendradari, 2011, hlm. 96).

(39)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dijelaskan pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan.

Sesuai dengan standar penilaian oleh pendidik yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), maka seluruh guru termasuk guru PAI di SMA Kota Bandung harus mampu menguasai dan menerapkan standar penilaian untuk mata pelajaran PAI yang mana standar penilaian tersebut terdiri dari standar umum penilaian, standar perencanaan penilaian, standar pelaksanaan penilaian, standar pengolahan dan pelaporan hasil penilaian serta standar pemanfaatan hasil penilaian.

(40)

132

PAI yang mengikuti organisasi telah melaksanakan standar penilaian dengan baik sedangkan guru PAI yang tidak mengikuti organisasi berada pada kategori cukup dalam pelaksanaan standar penilaian, namun perbedaannya tidak signifikan berdasarkan uji Independent T Test SPSS versi 20. Sedangkan dilihat dari lama mengajar terdapat perbedaan yang signifikan berdasarkan hasil uji Anova SPSS versi 20 yaitu guru yang lama mengajar 0-6 tahun melaksanakan standar penilaian pada kategori cukup sedangkan guru yang lama 7-13 tahun, 14-20 tahun, 21-27 tahun, 28-34 tahun dan >35 tahun rata-rata telah melaksanakan standar penilaian dengan baik. Dilihat dari sertifikasi guru, rata-rata guru PAI yang sudah sertifikasi melaksanakan standar penilaian dengan baik sedangkan guru PAI yang belum sertifikasi melaksanakan standar penilaian dalam kategori cukup hal ini terdapat perbedaan yang signifikan sesuai hasil uji Independent T Test SPSS versi 20, dimana guru PAI yang telah sertifikasi lebih baik dalam melaksanakan standar penilaian. Kemudian, dilihat dari tempat mengajar, guru PAI di SMA negeri ataupun swasta rata-rata telah melaksanakan standar penilaian dengan baik yang perbedaannya tidak signifikan dilihat dari hasil uji Independent T Test SPSS versi 20. Berdasarkan kisi-kisi instrumen, secara keseluruhan

(41)

empat indikator telah dilaksanakan oleh hampir seluruh guru PAI yang menjadi responden penelitian.

Dalam pelaksanaan penilaian, guru tidak terlepas dari kendala. Sesuai dengan hasil penelitian kendala tersebut terdiri dari kendala dalam penyusunan instrumen penilaian, kendala dalam penilaian praktik dan kendala dalam penentuan nilai akhir. Hal terbesar yang menjadi kendala dalam penyusunan instrumen bagi guru adalah membutuhkan banyak waktu karena dari 33 guru ada 23 guru yang menyatakan membutuhkan banyak merupakan kendala dalam penyusunan instrumen. Dalam penilaian praktik waktu juga menjadi kendala terbesar karena dari 33 guru sebanyak 24 guru menyatakan bahwa membutuhkan banyak merupakan kendala dalam penilaian praktik. Kemudian, dalam penentuan nilai akhir kendala terbesar yang hadapi guru adalah nilai UTS dan UAS di bawah KKM karena dari 33 guru sebanyak 24 guru menyatakan demikian.

Selain menghadapi kendala dalam melaksanakan penilaian, ada faktor pendukung guru PAI dalam melaksanakan penilaian yang terdiri dari faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yang menjadi pendukung terbesar bagi guru PAI dalam melaksanakan penilaian adalah siswa, wali kelas dan guru BK karena dari 33 guru yang menjadi responden sebanyak 28 menyatakan bahwa partisipasi siswa serta wali kelas dan guru BK adalah faktor pendukung dalam melaksanakan penilaian. Sedangkan faktor ekstern yang menjadi pendukung terbesar bagi guru PAI dalam melaksanakan penilaian adalah lingkungan religius karena dari 33 guru yang menjadi responden sebanyak 28 guru menyatakan lingkungan yang religius merupakan faktor pendukung dalam pelaksanaan penilaian.

B. Saran

(42)

134

2. Penelitian tentang pelaksanaan penilaian oleh guru PAI ini hendaknya dilanjutkan pada jenjang SMK agar penelitian tentang pelaksanaan penilaian lebih luas dan lengkap.

3. Bagi guru PAI di SMA Kota Bandung, hendaknya lebih memperhatikan dalam pelaksanaan penilaian pada siswa, kemudian harus mempelajari dan memahami mengenai teori evaluasi dan penilaian lebih mendalam agar dalam pelaksanaannya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh BSNP.

4. Bagi sekolah hendaknya melakukan pengawasan dan pengecekan dalam pelaksanaan penilaian terhadap guru mulai dari penyusuna silabus, RPP, instrumen sampai pada hasil penilaian.

5. Dinas Pendidikan diharapkan agar memperhatikan guru PAI dalam pelaksanaan penilaian dengan mengadakan seminar atau pelatihaan yang berkaitan dengan evaluasi dan penilaian agar guru lebih paham dan mengerti, sehingga dalam pelaksanaannya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan BSNP.

(43)

DAFTAR PUSTAKA

_______. (2002). al-Qur`an dan Terjemahnya. Penerjemah: Tim Penerjemah Departemen Agama RI. Jakarta: CV Darus Sunnah

Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik dan Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Arikunto, S. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan . Jakarta: PT Bumi Aksara.

_______. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

_______. (1998). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Azwar, S. (2003). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bungin, B. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi,

Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Daradjat, Z. (2006). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Daryanto. (2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jendelral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 2008. Pengolahan Data dan Analisis Data Hasil Penilaian.

Emzir. (2009). Metode Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Hamalik, O. (2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hasan, M. I. (2002). Pokok - Pokok Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.

Hawi, A. (2013). Kompetensi Guru PAI. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Ibrahim, R., & Syaodih S., N. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

(44)

136

Kunandar. (2008). Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Lubis, H. (2008). Studi Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran di SMA Negeri 88 Jakarta. Skripsi Sarjana pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta: Tidak diterbitkan

Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia. Majid, A., & Andayani, D. (2006). Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Margono. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Masyhuri, & Zainuddin. (2008). Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung: PT Refika Aditama.

Morissan. (2012). Metode Penelitian Survei. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Mujib, A., & Mudzakkir, J. (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Mulyasa, E. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasih, A. M., & Kholidah, L. N. (2009). Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Refika Aditama.

Nasir, M. (1999). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nasution. (2009). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: PT Bumi Aksara. Nata, A. (2012). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Nurdin, M. (2008). Kiat menjadi Guru Profesional. Jogjakarta: 2008.

Nurkancana, W., & Sumartana. (1986). Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usana Offset Printing.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

(45)

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Pemerintah No 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan

Poerwadarminta, W. J. (2007). Kamus Bahasa Indonesia (Vol. III). Jakarta: Balai Pustaka.

Prasetyo, B., & Jannah, L. M. (2010). Metode Penelitian Kuantitaif: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Purwanto, N. (2006). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Putra, S. R. (2013). Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kerja. Jogjakarta: Diva Press.

Ramayulis. (2011). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Riduwan. (2003). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: CV.Alfabeta.

Saroni, M. (2011). Personal Branding Guru: Meningkatkan Kualitas dan Profesionalitas Guru. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Silalahi, U. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama. Sudijono, A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2010). Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: PT Bumi Aksara.

______. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara.

(46)

138

Trihendradari, C. (2011). Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik Menggunakan SPSS 19. Yogyakarta: CV. Andri Offset.

Undang – Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Undang – Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Nasional Pendidikan.

Gambar

Gambar 3.1 Peta Kota Bandung
Gambar 3.2 Langkah Dasar sebagai Alur Kerja dalam Penyusunan Skala
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket
Gambar 3.3 Tahapan dalam Analisis Data Kuantitatif (Prasetyo & Jannah, 2010,
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari penjelasan diatas, masalah yang dialami oleh konseli ini berawal dari kedua orang tuanya dimana kedua orang tua konseli tidak begitu menekankan anaknya untuk bisa

Implementasi PHBM di Desa Kalimendong pada tahun 2002 dapat menjadi strategi resolusi konflik, proses penyelesaian konflik melalui implementasi PHBM di Desa Kalimendong

virus yang menyerang otak dan jika tidak dirawat menyebabkan kerencatan otak.. Virus ini dibawa oleh nyamuk dan haiwan yang

Model pembelajaran yang memenuhi karakter pada pendekatan sciantific satunya adalah Problem Based Learning (PBL), model pembelajaran ini memberikan kesempatan pada semua

Vladimir Ilyiç Lenin - Seçme Eserler Cilt II Vladimir Ilyiç Lenin - Seçme Eserler Cilt III Vladimir Ilyiç Lenin - Seçme Eserler Cilt IV Vladimir Ilyiç Lenin - Seçme Eserler Cilt

Analisis mengenai hubungan pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan perilaku pencegahan HIV/AIDS diperoleh p value 0,174 (p>0,05) maka Ha ditolak, yang artinya tidak ada hubungan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan lama rawat inap dan besar biaya perawatan dari terapi teknik konvensional dengan

Hasil penelitian disimpulkan bahwa ekstrak etanol akar pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) dosis 400 mg/kg BB yang diberikan sebelum dan selama induksi DMBA