• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Penerapan Metode Tradisional dengan Metode Activity Based Costing dalam Perhitungan Biaya Produksi pada PD Pasir Kaliki Sosis & Baso.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Penerapan Metode Tradisional dengan Metode Activity Based Costing dalam Perhitungan Biaya Produksi pada PD Pasir Kaliki Sosis & Baso."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

This research is conducted to know the comparation traditional method with Activity based costing about cost products at PD Pasir Kaliki Sosis & Baso. Activity Based Costing is a costing model that identifies activities in PD Pasir Kaliki Sosis & Baso and assign the cost of each activity resource to all products and services according to the actual consumption by each: it assign more indirect costs (overhead) into direct costs. In this way PD Pasir Kaliki Sosis& Baso can establish the true cost of its individual products and services for the purposes of identifying and eliminating those which are overpriced. The ABC methodology assign for PD Pasir Kaliki Sosis & Baso resource costs through activities to the products. Its generally used as a tool for understanding products and costumers cost and profitability. As such, ABC has predominantly been used to support strategic decisions such as pricing, outsourcing and identification and measurement of process improvement initiatives.

(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan metode tradisional dengan metode Activity Based Costing terhadap Biaya Produksi pada PD Pasir Kaliki Sosis & Baso. Perhitungan biaya produksi dengan sistem Activity Based Costing yang digunakan untuk mengevaluasi perhitungan biaya produksi yang diterapkan pada PD Pasir Kaliki Sosis & Baso dapat menggambarkan secara lebih akurat konsumsi aktivitas setiap produk terhadap biaya overhead, sebab sistem ABC dapat memilahkan biaya-biaya yang berhubungan dengan produksi secara lebih terperinci. Metode ABC membantu PD Pasir Kaliki sosis & Baso menelusuri sumber biaya melalui aktivitas ke produk. Ini biasa digunakan sebagai metode untuk memahami biaya produk dan profitabilitas. Misalnya, ABC seringkali digunakan sebagai alat bantu pengambilan keputusan dalam menentukan penentuan harga, identifikasi dan penggunaan sumber luar, dan pengukuran proses peningkatan inisiatif.

(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 8

2.1 KajianPustaka ... 8

2.1.1 Definisi Biaya ... 8

2.1.1.1 Klasifikasi Biaya ... 9

2.1.2 Identifikasi Kos Produk ... 12

(4)

x Universitas Kristen Maranatha

2.1.4 Metode Biaya Tradisional ... 14

2.1.4.1 Keterbatasan Metode Tradisional ... 16

2.1.5 Metode Activity Based Costing ... 17

2.1.5.1 Manfaat dan Keterbatasan Activity Based Costing ... 24

2.1.5.2 Syarat Penerapan Activity Based Costing ... 25

2.1.6 Perbandingan Sistem Biaya ABC dengan Sistem Biaya Tradisional ... 26

2.1.6.1 Prosedur Pembebanan Biaya Sistem Activity Based Costing ... 27

2.2 Kerangka Pemikiran... 29

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Objek Penelitian ... 30

3.2 Metode Penelitian ... 30

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.2.2 Desain Penelitian ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

4.1 Gambaran Umum PD Pasir Kaliki Sosis & Baso ... 34

4.1.1 Sejarah singkat Perusahaan ... 34

4.1.2 Visi Perusahaan ... 35

4.1.3 Misi Perusahaan ... 35

4.1.4 Nilai-nilai Perusahaan ... 35

(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

4.1.6 Deskripsi Jabatan ... 38

4.1.7 Aspek Kegiatan Perusahaan ... 41

4.1.8 Komponen Biaya ... 42

4.1.8.1 Biaya Bahan Baku ... 42

4.1.8.2 Biaya Tenaga Kerja ... 44

4.1.8.3 Biaya Overhead Pabrik ... 44

4.2 Pembahasan ... 45

4.2.1 Perhitungan Biaya Produksi dengan Menggunakan Metode Tradisional... 45

4.2.2 Perhitungan Biaya Produksi dengan Menggunakan Activity Based Costing... 47

4.2.3 Perbandingan Biaya Produksi antara Metode Tradisional dengan Metode Acitivity Based Costing ... 51

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 54

5.1 Simpulan ... 54

5.2 Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Berbagai Faktor yang Menjadi Penyebab Terjadinya Biaya ... 11

Gambar 2 Pembebanan Biaya Aktivitas ke Produk Jasa ... 21

Gambar 3 Pembebanan Dua Tahap ... 23

Gambar 4 Kerangka Pemikiran ... 29

Gambar 5 Struktur Organisasi PD Pasir Kaliki Sosis & Baso ... 37

(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Biaya Produk dan Biaya Periode di Organisasi Bisnis ... 10

Tabel II Biaya Bahan Baku Tahun 2011 ... 42

Tabel III Produksi Sosis & Baso pada Tahun 2011 ... 43

Tabel IV Biaya Tenaga Kerja pada Tahun 2011 ... 44

Tabel V Biaya Overhead Pabrik pada Tahun 2011 ... 44

Tabel VI Perhitungan Biaya Produksi Metode Tradisional ... 46

Tabel VII Perhitungan Biaya Produksi Sosis dengan Metode Tradisional .... 47

Tabel VIII Perhitungan Biaya Produksi Baso dengan Metode Tradisional .... 47

Tabel IX Daftar Aktivitas dan Cost Driver ... 48

Tabel X Penentuan Tarif Per Unit Cost Driver bulan januari ... 49

Tabel XI Alokasi Biaya Overhead ke Produk... 49

Tabel XII Perhitungan Biaya Produksi dengan Metode ABC Bulan Januari 2011 ... 50

(8)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan teknologi yang semakin canggih di era modern mempengaruhi perkembangan dunia usaha sehingga mengalami perubahan dari waktu ke waktu.

Para pelaku usaha diharapkan mampu mengikuti perkembangan tersebut serta mampu menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat agar tujuan perusahaan

dapat tercapai secara optimal.

Perusahaan harus mampu mempertahankan keberadaannya dan menciptakan fondasi yang kuat bagi perusahaannya dalam persaingan dunia usaha. Persaingan

harga, kualitas, dan sebagainya menjadikan sebagian perusahaan harus membenahi berbagai aspek di dalam perusahaannya agar mampu untuk terus berkembang dan

dapat menghadapi persaingan tersebut (Agnes, 2010).

Semakin berkembangnya suatu perusahaan yang diiringi juga dengan semakin kompleksnya aktivitas yang dijalankan akan menuntut adanya pelaksanaan

aktivitas yang efektif dan efisien. Hal ini mengingat karena para manajer tidak dapat lagi memonitor secara langsung aktivitas yang dijalankan oleh para bawahannya.

Namun di lain pihak, baik perusahaan jasa maupun manufaktur, harus mampu memperhitungkan biaya produksi secara efektif dan efisien sehingga dapat

(9)

BAB I Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha

Untuk perhitungan biaya produksi, perusahaan memerlukan sistem akuntansi

yang tepat khususnya metode perhitungan penentuan kos guna menghasilkan informasi kos yang akurat yang berkenaan dengan biaya aktivitas pelayanannya.

Beberapa metode dalam menentukan biaya produksi yaitu dengan metode tradisional dan metode Activity Based costing.

Saat ini sebagian perusahaan masih menggunakan metode tradisional dalam

menentukan biaya produksi yang mengalokasikan biaya overhead berdasarkan perubahan volume, berbasiskan jam mesin dan jam kerja langsung. Metode

perhitungan tradisional dalam perusahaan yang menghasilkan lebih dari satu jenis produk akan menimbulkan kesulitan dalam menyajikan biaya produksi yang akurat.

Hal ini terjadi karena pembebanan biaya overhead dilakukan berdasarkan unit produksi, dari tiap jenis produk, sedangkan proporsi sumber daya yang diserap oleh tiap jenis produk berbeda (Mariam, 2012).

Karena itu, metode tradisional dapat mendistorsi biaya produksi per unit, dimana produk dengan tingkat pengerjaan yang lebih rumit dikenai biaya yang sama

atau bahkan lebih rendah dari produk dengan tingkat pengerjaan yang tidak terlalu rumit. Sehingga metode ini kurang mampu memberikan informasi yang akurat dalam pembuatan keputusan. Biaya overhead pabrik dalam biaya produksi menjadi lebih

tinggi dari prime cost dan perhitungan biaya secara konvensional dianggap tidak dapat mengalokasikan biaya overhead ke biaya produksi secara adil.

Activity Based Costing dikembangkan untuk menjawab keterbatasan metode

(10)

BAB I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha

biaya produksi secara akurat. Penerapan Activity Based Costing akan relevan bila

biaya overhead pabrik merupakan biaya yang paling dominan dan multiproduk. Dalam perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity-based costing), ABC

mengakui bahwa banyak kos-kos lain pada kenyataannya dapat ditelusuri tidak ke unit output, melainkan ke aktivitas yang diperlukan untuk memperoduksi output.

Activity Based Costing dapat menunjukkan pada manajemen mengenai tingginya

biaya dari produk bervolume rendah (Andrew, 2010).

Activity Based Costing dapat menelusuri aktivitas yang memberi nilai tambah

dan aktivitas yang tidak memberi nilai tambah yang ditakutkan dalam menghasilkan suatu produk. Sehingga perusahaan dapat meminimalisasi aktivitas yang tidak

memberikan nilai tambah bagi produk, yang akhirnya akan menghasilkan produk bernilai tinggi dengan biaya seminimal mungkin. Hal ini dikarenakan perhitungan metode ABC benar-benar mencerminkan konsumsi sumber daya yang digunakan

dalam proses produksi (Martusa et al., : 2010).

Produk merupakan hasil aktivitas bisnis dan aktivitas tersebut memanfaatkan

sumber daya yang akan menimbulkan biaya. Biaya produk dihubungkan ke aktivitas bisnis yang relevan kemudian dihubungkan ke sumber daya yang dimanfaatkan. Hal ini menghasilkan perhitungan biaya produk yang lebih akurat dibandingkan dengan

perhitungan menggunakan konsep tradisional.

Beberapa penelitian mengenai metode Activity Based Costing (ABC) dan

(11)

BAB I Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha

Yessica (2008) melakukan penelitian tentang “Perbandingan Penerapan

Metode Tradisional dengan Metode Activity Based Costing dalam Perhitungan Biaya Produksi” yang meneliti perusahaan XYZ pada bidang manufaktur . Hasil penelitian

menunjukan bahwa secara signifikan dalam keakuratan hasil perhitungan biaya produksi antara metode tradisional dengan metode Activity Based Costing. ABC dapat menghasilkan biaya produksi yang lebih akurat dibandingkan dengan metode

tradisional.

Putri (2009) melakukan penelitian tentang “Penerapan Activity Based Costing

System Sebagai Alternatif Biaya Tradisional dalam Penentuan Harga Pokok

Produksi“ yang meneliti pada perusahaan meubel PT. Nilas Wahana Antika

sukoharjo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara signifikan dalam hasil kedua metode tersebut. ABC jauh lebih baik untuk digunakan dalam perhitungan harga pokok produksi.

Andrew Stevie (2012) melakukan penelitian tentang Perbandingan Penerapan Sistem Activity Based Costing dan Job Order Costing Sebagai Alternatif

dalam Penentuan Kos Barang Terjual yang Lebih Akurat yang meneliti pada perusahaan industri jasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Activity Based Costing merupakan metode perhitungan yang baik untuk perusahaan, karena

perhitungan ABC bisa dibandingkan dengan kos yang dianggarkan dan dapat membantu perusahaan untuk mengurangi kos maupun biaya yang tidak diperlukan

dalam proses produksi.

(12)

BAB I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha

Penetapan Harga Jual“ dengan mengambil studi kasus pada PT Panca Mitra Sandang

Indah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan harga pokok produk menggunakan activity based costing system dapat memperlakukan biaya tidak

langsung dengan tepat, sehingga menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang tepat.

Siti Mariam (2012) melakukan penelitian tentang “Perbandingan Metode

Konvensional dengan Activity Based Costing Berdasarkan Akurasi Penentuan Overhead dalam Perhitungan Cost of Goods Manufactured“ dengan mengambil studi

kasus pada PT. Multi Rezekitama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan harga pokok produk menggunakan activity based costing system dapat mengakui

bahwa banyak biaya-biaya lain pada kenyataannya dapat ditelusuri ke aktivitas yang diperlukan untuk memproduksi output.

Berdasarkan masalah pembebanan biaya overhead yang mempengaruhi

perhitungan biaya produksi, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada PD Pasir Kaliki Sosis & Baso yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

makanan. PD Pasir Kaliki Sosis & Baso sampai saat ini belum menerapkan Activity based costing system. Activity Based Costing (ABC) memiliki penerapan

penelusuran biaya yang lebih menyeluruh dibandingkan dengan akuntansi biaya

tradisional (Martusa et al., 2010).

Pada saat ini PD Pasir Kaliki Sosis & Baso mengalami kesulitan dalam

(13)

BAB I Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha

berpengaruh terhadap pengalokasian biaya tetap dalam setiap jenis produk yang

diproduksi.

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul: “Perbandingan Penerapan Metode Tradisional Dengan Metode Activity Based Costing Dalam Perhitungan Biaya

Produksi pada PD Pasir Kaliki Sosis & Baso .”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah metode Activity Based costing dapat diterapkan dan digunakan untuk menghitung biaya produksi pada PD Pasir Kaliki Sosis & Baso?

2. Apakah metode Activity Based costing akan menghasilkan perhitungan biaya

produksi berbeda dengan perhitungan yang dilakukan perusahaan selama ini?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah metode Activity Based Costing dapat diterapkan dan

digunakan untuk menghitung biaya produksi pada PD Pasir Kaliki Sosis & Baso. 2. Untuk mengetahui apakah metode Activity Based Costing akan menghasilkan

(14)

BAB I Pendahuluan 7

Universitas Kristen Maranatha

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak – pihak yang berkepentingan, yaitu:

1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kinerja perusahaan dan dijadikan gambaran dan tolok ukur bagi pihak manajemen perusahaan dalam

perhitungan biaya produksi. 2. Bagi peneliti selanjutnya.

(15)

54 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dengan membandingkan metode Activity Based Costing dengan metode tradisional yang selama ini digunakan

oleh PD Pasir Kaliki Sosis & Baso, serta pembahasan dari hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan untuk

menjawab identifikasi masalah dari penelitian ini:

metode Activity Based costing akan menghasilkan perhitungan biaya produksi

berbeda dengan perhitungan yang dilakukan perusahaan selama ini.

1. Metode Activity Based costing dapat diterapkan dan digunakan untuk menghitung biaya produksi pada PD Pasir Kaliki Sosis & Baso.

2. Metode Activity Based costing akan menghasilkan perhitungan biaya produksi yang berbeda dengan perhitungan yang dilakukan perusahaan selama ini.

Perhitungan biaya produksi dengan metode tradisional untuk produk sosis menghasilkan biaya produksi per Kg yang lebih besar (overcosted) dibandingkan dengan metode ABC, sedangkan biaya produksi metode tradisional untuk produk

baso menghasilkan biaya produksi per Kg yang lebih kecil (undercosted) dibandingkan dengan metode ABC.

(16)

BAB V Simpulan dan Saran 55

Universitas Kristen Maranatha

benar-benar mencerminkan konsumsi sumber daya yang digunakan dalam proses

produksi.

5.2 Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan, penulis mencoba untuk memberikan beberapa saran yaitu sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan

Sebaiknya perusahaan menggunakan metode Activity Based Costing dalam

menghitung biaya produksi karena menyediakan perhitungan yang lebih akurat dan lebih mencerminkan konsumsi sumber daya yang digunakan dalam proses

produksi. Sebaiknya perusahaan tidak hanya menggunakan jam mesin sebagai cost driver untuk menghitung biaya overhead sosis dan baso karena setiap biaya

overhead memiliki cost driver yang dapat berbeda. Sebaiknya perusahaan lebih

memperhatikan biaya proses pembuatan untuk produk baso, karena biaya produksi berdasarkan metode ABC lebih tinggi dibandingkan metode yang

digunakan oleh perusahaan. 2. Bagipeneliti selanjutnya

Dianjurkan untuk menggunakan metode perhitungan lainnya yang berbeda dari

yang telah diambil penulis. Sebagai contoh metode selanjutnya yang bisa digunakan seperti : Job Order Costing, Process Costing, Just in Time, Economic

Order Quantity, Kaizen Costing, Target Costing dan masih banyak lagi metode

(17)

56 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Aliminsyah dan Padji. 2006. Kamus Istilah Akuntansi. Cetakan Pertama. Bandung: Yrama Widya.

Andjarwani, Putri. 2009. Evaluasi Penerapan Activity Based Costing System Sebagai Alternatif Sistem Biaya Tradisional Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Pada PT Nilas Wahana Antika Sukoharjo. Penelitian. Fakultas Ekonomi STIE AUB. Surakarta.

Armanto, Witjaksono. 2006. Akuntansi Biaya. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Carter, W. K., 2009. Akuntansi Biaya. Buku 1, Edisi 14. (Diterjemahkan oleh: Krista). Jakarta: Salemba Empat.

Fransisca, Agnes. 2010. Peranan Activity Based Costing dalam Perhitungan Harga Pokok Produksi Kain Yang Sebenarnya Untuk Penetapan Harga Jual. Penelitian. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha. Bandung.

Garrison, Ray H. and Eric Norren. 2000. Managerial Accounting. McGraw- Hill.

Hansen, D. R., dan Mowen, M. M. 2006. Akuntansi Manajemen. Buku 1, Edisi 7. (Diterjemahkan oleh: Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary). Jakarta: Salemba Empat.

Horngren, C. T., Sundem, G. L., dan Stratton, W. O. 2010. Introduction to Management Accounting. Eleventh edition. Prentice Hall International, Inc., Upper Saddle River, New Jersey 07458.

Juaniva, Yessica. 2008. Perbandingan Penerapan Metode Tradisional Dengan Metode Activity Based Costing Dalam Perhitungan Biaya Produksi Pada Perusahaan XYZ. Penelitian. Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti. Jakarta.

Kholmi, Masiyah, dan Yuningsih. 2004. Akuntansi Biaya. Malang: UMM Press. Mariam, Siti. 2012. Perbandingan Metode Konvensional Dengan Activity Based

Costing Berdasarkan Akurasi Penentuan Overhead Dalam Perhitungan Cost Of Goods Manufactured Pada PT Multi Rezekitama. Penelitian. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha. Bandung.

(18)

57

Universitas Kristen Maranatha

Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen Konsep, Manfaat, dan Rekayasa. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi. 2007. Activity-Based Cost System. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Nurhayati. 2004. Perbandingan Sistem Biaya Tradisional Dengan Sistem Biaya ABC. Penelitian. Program Studi Teknik Industri Universitas Sumatera Utara.

Simamora, Henry. 2002. Akuntansi Manajemen. Edisi 2. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Stephanus, Ryan. 2010. Peranan Metode Acitivity Based Costing Dalam Menentukan Cost Of Goods Manufactured. Penelitian. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha. Bandung.

Stevie, Andrew. 2012. Perbandingan Penerapan Sistem Acitivity Based Costing dan Job Order Costing Sebagai Alternatif Dalam Penentuan Kos Barang Terjual Yang Lebih Akurat Dalam Industri Jasa. Penelitian. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha. Bandung.

Supriyono, R.A. 2007. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen Untuk Teknologi maju dan globalisasi. Edisi 5. Yogyakarta: BPFE.

Tunggal, Amin Widjaja. 1995. Activity-Based Costing : Untuk Manufakturing dan Pemasaran. Jakarta: Harvarindo.

Referensi

Dokumen terkait

Sistem yang dibangun secara khusus pada Tugas Akhir ini adalah sebuah software pada masing-masing node pada jaringan komputer yang dapat menangani raw packet data dengan

Rapat-rapat yang diadakan misalnya rapat pimpinan dan Senat seringkali hanya sebuah ritual atau simbolik karena seringkali keputusan dari hasil rapat tersebut

Langkah selanjutnya menganalisis faktor penyesuaian dan kelonggaran, waktu baku, peta pekerja dan mesin, kapasitas produksi, aliran material, sistem manajemen

mahasiswa jika tidak dibantu dengan sistem pembelajaran online mahasiswa masih kurang minta untuk belajar juga membaca materi secara rutin, dan dengan melalui

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa apakah pegawai Administrasi Kantor Camat Sungai Apit bertanggung jawab terhadap pelayanan Administrasi yang diberikan kepada saudara,

Importance Performance Analysis (IPA) digunakan untuk untuk mengetahui atribut yang paling sesuai dengan harapan konsumen teh celup merek Sariwangi dan Customer

Salinan sesuai dengan aslinya, KEPALA BAGIAN

pendapatan daripada sumber aktiviti kredit mikro mengurangkan ketaksamarataan pendapatan di kalangan isi rumah, tetapi keputusan tersebut masih tidak boleh disahkan lagi kerana