• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan menopause dengan obesitas pada perempuan postmenopause di Kelurahan Jebres, Surakarta rima

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan menopause dengan obesitas pada perempuan postmenopause di Kelurahan Jebres, Surakarta rima"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

HUBUNGAN LAMA MENOPAUSE DENGAN OBESITAS PADA PEREMPUAN

POSTMENOPAUSE DI KELURAHAN JEBRES, SURAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan

Oleh

RIMA ANDRIYANI

R 0108036

D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN LAMA MENOPAUSE DENGAN OBESITAS

PADA PEREMPUAN POSTMENOPAUSE

DI KELURAHAN JEBRES, SURAKARTA

Oleh:

RIMA ANDRIYANI

R0108036

Telah disetujui oleh Pembimbing untuk diujikan di hadapan Tim Penguji KTI Pada Rabu, 26 Juni 2012

Pembimbing Utama

Lilik Wijayanti,dr.,M.Kes NIP. 19690305 199802 2 001

Pembimbing Pendamping

Muthmainah,dr.,M.Kes NIP. 19660702 199802 2 001

Ketua Tim KTI

(3)

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN LAMA MENOPAUSE DENGAN OBESITAS PADA PEREMPUAN

POSTMENOPAUSE DI KELURAHAN JEBRES, SURAKARTA

Oleh:

RIMA ANDRIYANI

R0108036

Telah dipertahankan dan disetujui di hadapan Tim Penguji KTI Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran UNS

Pada Hari Senin, 2 Juli 2012

Pembimbing Utama

Ketua Tim KTI Ketua Program Studi

D IV Bidan Pendidik FK UNS

(4)

commit to user

iv ABSTRAK

Rima Andriyani. R0108036. 2012. Hubungan Lama Menopause Dengan Obesitas Pada Perempuan Postmenopause Di Kelurahan Jebres. Program Studi DIV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Setiap perempuan pasti akan mengalami periode berhentinya siklus menstruasi yang disebut menopause. Perempuan dalam masa transisi menopause sering melaporkan mengalami kenaikan berat badan yang lebih cepat dibandingkan sebelum menopause. Dengan demikian akan meningkatkan tingkat obesitas pada perempuan usia lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lama menopause dengan obesitas pada perempuan postmenopause.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan

cross sectional yang dilaksanakan pada bulan Maret - Juli 2012. Subjek dalam

penelitian ini adalah peserta posyandu lansia di Kelurahan Jebres, Surakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling dan diambil 30 peserta yang memenuhi kriteria restriksi. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan pemeriksaan antopometri yang meliputi pengukuran berat badan dengan alat ukur timbangan dan pengukuran tinggi badan dengan alat ukur microtoise. Data yang diperoleh diolah dengan program SPSS 16.0 for windows dengan uji statistik korelasi Pearson Product Moment.

Hasil analisis uji korelasi Pearson Product Moment menunjukkan bahwa lama menopause berhubungan dengan obesitas pada perempuan postmenopause dengan korelasi positif dan kekuatan korelasi sedang yang ditunjukkan secara statistik dengan p<0,05 dan nilai korelasi 0,448. Koefisien determinan variabel sebesar 20,07%.

Lama menopause berhubungan dengan obesitas yang terjadi pada perempuan postmenopause.

(5)

commit to user

v ABSTRACT

Rima Andriyani. R0108036. 2012. Association Between Long of Menopause and Obesity in Postmenopausal Women on Jebres Region, Surakarta. DIV Midwife Teacher Studies Program Faculty of Medicine, Sebelas Maret University.

Every woman will experience a cessation of menstrual periods or menstruation or menopause can also be called. Women in menopausal transition often reports having weigt gain higher than before menopause. So it will increase obesity level in elderly women.This research aims to evaluate the relationship between long of menopause and obesity in postmenopausal women.

This research was an analytical observational study with cross sectional approach that held on March - July 2012. Subject in this research were participants of elderly Integrated Service Post in Jebres Region of Surakarta. There were 30 sample collected by simple random sampling method based on restriction criteria. Data aggregation were done by interview and antopometric examination consist of measuring weight by weight measurement and measuring height by microtoise. The acquired data were analyzed by counting Pearson Product Moment correlation test using SPSS 16.0 for windows.

The result of Pearson Product Moment test indicated that there was a relation between long of menopause and obesity in postmenopausal women. The correlation was positif and the power of correlation was intermediate which statistically proved by p<0,05 and Pearson correlation 0,448. The variable determinat coefficient showed 20,07%.

Long of menopause is assosiated with obesity incident in postmenopausal women.

(6)

commit to user

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan

taufik-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul Hubungan Lama Menopause dengan Obesitas pada Perempuan Postmenopause di Kelurahan Jebres, Surakarta.

Selama penyusunan karya tulis imiah ini, penulis mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada :

1. H. Tri Budi Wiryanto, dr. Sp.OG(K), Kepala Program Studi D IV Kebidanan

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

2. Sri Mulyani, S.Kep.Ns, M.Kes., Sekretaris Program Studi DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

3. Erindra Budi, S. Kep Ns, M. Kes., Ketua Tim Karya Tulis Ilmiah

4. Lilik Wijayanti,dr., M. Kes. pembimbing utama atas segala petunjuk,

bimbingan, motivasi dan saran bagi penulis

5. Muthmainah, dr, M. Kes pembimbing pendamping atas segala petunjuk, bimbingan, motivasi dan saran bagi penulis

6. Penguji atas segala petunjuk, motivasi dan saran bagi penulis

7. Semua pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

(7)

commit to user

v

Penulis menyadari keterbatasan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini,

sehingga kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan.

Akhirnya, semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Surakarta, 2012

(8)

commit to user

xiii

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN a... Latar Belakang ... 1

b. ... Rum usan Masalah ... 2

c.... Tuju an Penelitian ... 3

d. ... Manf aat Penelitian ... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A.... Teori

(9)

commit to user

xiii Menopause

Pengertian .4

Fisiologi Menopause. ... 5

Usia Menopause. ... 7 Gejala Menjelang Menopause. ... 8

a. ... Dam pak Menopause. ... 9 b. ... Fakto

r-Faktor yang Mempengaruhi Menopause. ... 10 1. ... Obes

itas

a. ... Peng ertian. ... 11

b. ... Peny ebab Obesitas. ... 12

c. ... Fakto r Risiko Obesitas. ... 12 d. ... Penil

aian Obesitas. ... 12 2. ... Hubu

ngan Lama Menopause dan Tingkat Obesitas. ... 14 B.... Kera

(10)

commit to user

xiii

C.... Hipot

esis. ... 17 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. ... Desai n Penelitian ... 18

B. ... Tem pat dan Waktu Penelitian ... 18 C. ... Popu

lasi Penelitian ... 18 D. ... Samp

el dan Teknik Sampling ... 19 E. ... Esti

masi Besar Sampel ... 19

F... Krite ria Restriksi ... 19

G. ... Tekn ik Pengumpulan Data ... 20 H. ... Defin

isi Operasional ... 21 I. ... Instr

umen Penelitian ... 22 J. ... Renc

ana Analisis Data... 23

(11)

commit to user

xiii A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Data Geografi ... 25

2. Data Demografi ... 25

B. Karakteristik Sampel 1. Usia ... 27

2. Tingkat Pendidikan ... 28

3. Pekerjaan ... 28

4. Usia Menopause ... 28

5. Lama Menopause ... 29

6. Statistik Deskriptif Variabel Sampel ... 29

C. Uji Pra Syarat (Normalitas Sebaran Sampel) ... 30

D. Uji Korelasi Pearson Product Moment ... 30

BAB V. PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden ... 32

B. Hubungan Lama Menopause dengan Obesitas pada Perempuan Post Menopause ... 33

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 37

B. Saran ... 37

DAFTAR PUSTAKA ... 39

(12)

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Berat Badan yang Diusulkan Berdasarkan IMT pada

Penduduk Asia Dewasa ... 13 Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pertanyaan Wawancara ... 22

Tabel 3.2 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 23 Tabel 4.1 Distribusi Penduduk menurut Usia dan Jenis Kelamin di Kelurahan

Jebres Kecamatan Jebres Juni 2011 ... 26

Tabel 4.2 Distribusi Tingkat Pendidikan di Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres Juni 2011 ... 26

Tabel 4.3 Distribusi Sampel Berdasarkan Usia di Posyandu Lansia Kelurahan Jebres Surakarta Tahun 2012 ... 27 Tabel 4.4 Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Posyandu Lansia

Kelurahan Jebres Surakarta Tahun 2012 ... 28 Tabel 4.5 Distribusi Sampel Berdasarkan Usia Mulai Menopause di Posyandu

Lansia Kelurahan Jebres Surakarta Tahun 2012 ... 28 Tabel 4.6 Distribusi Sampel Berdasarkan Lama Menopause di Posyandu Lansia

Kelurahan Jebres Surakarta Tahun 2012 ... 29

Tabel 4.7 Statistik Deskriptif Variabel Sampel... 29 Tabel 4.8 Hasil Uji Shapiro-Wilks pada data IMT dan Lama Menopause

(13)

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Konsultasi Pembimbing I

Lampiran 2 Lembar Konsultasi Pembimbing II Lampiran 3 Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 4 Daftar Pertanyaan untuk Mengukur Lama Menopause Lampiran 5 Daftar Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan Lampiran 6 Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 7 Persetujuan sebagai Responden Penelitian Lampiran 8 Data Subjek Penelitian

Lampiran 9 Hasil Perhitungan SPSS

(14)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan pembangunan termasuk pembangunan kesehatan telah meningkatkan status kesehatan dan gizi masyarakat antara lain meningkatnya umur harapan hidup (UHH) di Indonesia dari tahun ke tahun.Hasil sensus penduduk oleh

badan pusat statistik (BPS) menunjukkan bahwa UHH di Indonesia pada tahun 2008 sebesar 69 tahun, sedangkan pada tahun 2006 dan 2007 sebesar 68,5 tahun dan 68,7 tahun (Depkes RI, 2010).

Pada sebagian perempuan menjadi tua seringkali menjadi momok yang menakutkan. Kekhawatiran ini mungkin berawal dari pemikiran bahwa dirinya

menjadi tidak sehat, tidak bugar, dan tidak cantik lagi. Kehidupan menjelang dan setelah menopause sering disebut sebagai masa senja. Padahal masa menopause

merupakan salah satu fase yang harus dijalani seorang perempuan dalam kehidupannya (Kasdu, 2002).

Menopause adalah berhentinya menstruasi secara tetap sebagai akibat dari

hilangnya aktivitas folikuler ovarium. Menopause alami diakui terjadi setelah mengalami amenore selama 12 bulan berturut-turut, tanpa penyebab patologi

(15)

commit to user

2

mengalami nyeri sendi, mudah lupa, suasana hati yang berubah-ubah, dan kenaikan berat badan (Grady, 2006).

Peningkatan berat badan selama menopause disebabkan oleh penurunan beberapa jenis hormon yang mengakibatkan sedikitnya olahraga, otot tidak aktif,

dan metabolisme yang lambat. Rendahnya kadar hormon estrogen dan progesteron setelah menopause meningkatkan nafsu makan perempuan dan mempengaruhinya untuk makan lebih banyak. Peningkatan intake kalori yang

diikuti dengan sedikitnya olahraga serta kurangnya keaktifan otot mengakibatkan tubuh membakar kalori lebih sedikit sehingga kelebihan kalori disimpan dalam sel

lemak dan jika semakin menumpuk dapat mengakibatkan obesitas (Fox-Spencer dan Brown, 2007 ; Donelly, 2010).

Hal ini juga terbukti dari data Depkes RI tahun 2003 yang menyebutkan

bahwa pada kelompok umur 40-49 tahun, obesitas mencapai puncaknya, dengan angka 24,4% pada laki-laki dan 30,4% pada perempuan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin meneliti lebih jauh mengenai hubungan antara lama menopause dengan obesitas pada perempuan postmenopause.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah hubungan lama menopause dengan obesitas pada

(16)

commit to user

3

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan lama menopause dengan obesitas pada perempuan postmenopause di Kelurahan Jebres, Surakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui rata-rata lama menopause sampel di Kelurahan Jebres, Surakarta. b. Mengetahui rata-rata obesitas pada postmenopause di Kelurahan Jebres,

Surakarta.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan ilmiah mengenai

hubungan lama menopause dengan obesitas pada perempuan postmenopause. 2. Manfaat Aplikatif

a. Bagi Perempuan

Diharapkan mulai memperhatikan pertambahan berat badan semenjak pre-menopause dan khususnya postmenopause.

b. Bagi Dinas Kesehatan

Sebagai bahan masukan dan informasi untuk perencanaan kesehatan

(17)

commit to user

4 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Teori Medis 1. Menopause

a. Pengertian Menopause

Menopause adalah berhentinya menstruasi secara tetap sebagai akibat dari

hilangnya aktivitas folikuler ovarium. Menopause alami diakui terjadi setelah mengalami amenore selama 12 bulan berturut-turut, tanpa penyebab patologi

maupun fisiologi lain (Schneider and Naftolin, 2005).

Cutler (2009) mendeskripsikan menopause sebagai bagian dari siklus hidup perempuan yang terjadi pada akhir siklus menstruasi, tidak hanya terkait

dengan berhentinya menstruasi, tapi juga berubahnya sekresi hormon ovarium yang merangsang siklus menstruasi (terutama estrogen dan progesteron).

Semakin terlambat permulaan menopause, semakin panjang kemungkinan hidup perempuan. Efek lebih lanjut dari berkurangnya hormon postmenopause terutama estrogen, meliputi menurunnya kekuatan tulang dan sistem

kardiovaskuler.

Menopause pada dasarnya adalah tingkat akhir dari penipisan ovarium

(18)

commit to user

5

Kuntjoro (2002) mendefinisikan menopause sebagai suatu tahap dimana perempuan tidak lagi mendapatkan siklus menstruasi yang menunjukkan

berakhirnya kemampuan perempuan untuk bereproduksi. Secara normal perempuan akan mengalami menopause antara usia 40 tahun sampai 50 tahun.

Pada saat menopause, perempuan akan mengalami perubahan-perubahan di dalam organ tubuhnya yang disebabkan oleh bertambahnya usia. Usia dari hari ke hari akan terus berjalan dan setiap orang seiring dengan bertambahnya usia

tidak akan lepas dari predikat tua.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menopause adalah masa

setahun setelah berhentinya siklus menstruasi sebagai akibat dari semakin menurunnya sekresi hormon ovarium estrogen dan progesteron yang merangsang siklus menstruasi sehingga masa subur perempuan menjadi

terhenti (Schneider and Naftolin, 2005 ; Cutler, 2009; Santoro and Chervenak,

2004; Kuntjoro, 2002).

b. Fisiologi Menopause

1) Kegagalan ovarium primer

Ovarium merupakan alasan dan fungsi dari terjadinya menopause. Kegagalan ovarium primer disebabkan karena ovarium tidak mampu

merespons lagi berbagai rangsangan dari hormon-hormon gonadotropin sebagai akibat bertambahnya usia (Fox-Spencer dan Brown, 2007)

(19)

commit to user

6

kemudian menjadi oocyte. Meskipun ada sekitar 7 juta oogonium yang terbentuk pada saat fetus berusia 20 minggu, jumlah tersebut berangsur-angsur

menurun, tersisa 2 juta saat lahir, dan hanya tinggal 300.000 saat pubertas. Penurunan ini terus berlanjut hingga menopause (Pernoll, 2001).

Penyebab menopause adalah burning out ovarium (ovarium berhenti menghasilkan sel telur). Sepanjang kehidupan reproduksi perempuan, kira-kira 400 folikel primordial tumbuh menjadi folikel yang matang dan berovulasi,

sementara beratus-ratus dari ribuan ovum berdegenerasi. Pada usia sekitar 45 tahun, hanya tersisa sedikit folikel primordial untuk di stimulasi oleh FSH dan

luteinizing hormone (LH). Produksi estrogen oleh ovarium menurun sebagai

akibat folikel primordial mendekati nol. Ketika produksi estrogen turun hingga titik kritis, estrogen tidak dapat lagi menghambat produksi FSH dan

LH.Sehingga akibatnya hormon gonadotropin FSH dan LH (khususnya FSH) ini diproduksi dalam jumlah yang besar dan secara berkelanjutan setelah

menopause, tetapi jika folikel primodial telah atresia, produksi estrogen oleh ovarium pun semakin berkurang bahkan hingga nol (Guyton and Hall, 2006).

(20)

commit to user

7

Menopause terjadi ketika ovarium berhenti memberikan respons terhadap hormon-hormon tertentu dari otak, sehingga pematangan sel telur berhenti

secara teratur. Keadaan ini menurunkan kadar estrogen dan progesteron, dua hormon seks perempuan yang diproduksi ovarium. Penurunan kadar hormon

ini menyebabkan gejala-gejala menopause (Adams, 2006). 2) Kegagalan Ovarium Sekunder

Kegagalan ovarium sekunder disebabkan karena ovarium tidak mampu

merespons lagi sebagai akibat masalah lain atau akibat pengobatan. Pengobatan ini umumnya dikerjakan untuk medikasi endometriosis atau kanker yang selain

dapat mengobati penyakitnya juga merusak ovarium (Fox-Spencer dan Brown, 2007)

c. Usia Menopause

Usia menopause antara seorang perempuan dan perempuan lainnya tidaklah sama dan bergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Beberapa

pendapat mengemukakan bahwa menopause terjadi pada usia 48-50 tahun, termasuk dalam masa klimakterium yang merupakan sindrom perubahan endokrin, somatik, dan psikik pada akhir masa subur atau reproduktif (Siswono,

2004).

Fox-Spencer dan Brown (2007) menyebutkan bahwa rata-rata usia

(21)

commit to user

8

Pernolls (2001) menyatakan bahwa, secara normal menopause terjadi pada usia 49-50 tahun. Namun, tindakan medis, radiasi, ataupun intervensi bedah dapat

menyebabkan menopause pada usia yang lebih awal.

d. Gejala Menjelang Menopause

Seorang perempuan harus mengatur kembali hidupnya dari yang awalnya secara fisiologis distimulasi oleh produksi estrogen dan progesteron menjadi sama sekali tidak mempunyai hormon tersebut pada saat menopause (Guyton and Hall,

2006).

Hilangnya estrogen sering menyebabkan tanda-tanda perubahan fisiologis

pada fungsi tubuh, meliputi hot flushes yang ditandai dengan rasa panas pada kulit, sensasi psikologis dispnea, iritabilita, fatigue, gelisah dan penurunan kepadatan dan kalsifikasi tulang (Guyton and Hall, 2006)

Grady (2006) mengelompokkan gejala menopause menjadi beberapa bagian, yaitu:

1) Vasomotor symptoms: hot flush (rasa panas yang hebat terutama di wajah,

leher, dan dada. Rata-rata berdurasi sekitar 4 menit dan sering diikuti keringat dingin)

2) Vaginal symptoms : rasa kering, gatal, tidak nyaman, dispareunia,

penurunan aliran darah dan sekresi cairan vagina,

proliferasi jaringan penghubung vagina, dan cairan vagina menjadi lebih netral (pH)

(22)

commit to user

9

e. Dampak Menopause

Banyak perempuan melewati menopause tanpa perlu nasihat atau pengobatan

medis untuk menghilangkan gejala-gejalanya. Akan tetapi perubahan kadar hormon, khususnya estrogen dapat memberikan beberapa dampak di kemudian

hari (Fox-Spencer dan Brown, 2007).

Dampak jangka panjang tersebut meliputi: 1) Osteoporosis

Estrogen menghambat aktivitas osteoclastic pada tulang dan oleh karena itu pertumbuhan tulang dapat terstimulasi. Setelah menopause, hampir tidak

ada estrogen yang disekresi oleh ovarium (Guyton and Hall, 2006).

Osteoporosis adalah salah satu kondisi kesehatan mayor yang berkontribusi terhadap angka kesakitan dan kematian pada perempuan post

menopause (Mirza and Prestwood, 2004). Kepadatan tulang semakin berkurang dan perempuan akan sangat mudah merasa nyeri dan sangat berpotensi

mengalami patah tulang (Fox-Spencer dan Brown, 2007) 2) Masalah urogenital

Perempuan kemungkinan akan mengalami masalah seksual,

ketidakmampuan untuk mengendalikan buang air kecil (inkontinensia), dan infeksi dalam saluran kemih selama masa perimenopause, tetapi tidak seperti

(23)

commit to user

10

3) Penyakit kardiovaskular

Penyakit kardiovaskular ini dapat berupa penyakit jantung dan sistem

pembuluh darah, di dalamnya termasuk permasalahan seperti angina, serangan jantung, dan stroke (Fox-Spencer dan Brown, 2007).

4) Obesitas

Memasuki menopause mengubah cara tubuh perempuan menyimpan lemak. Setelah menopause, kelebihan lemak pada perempuan lebih cenderung

disimpan di sekitar pinggang dan perut yang meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, ,kanker tertentu (misalnya kanker payudara), dan diabetes

tipe 2 (Fox-Spencer dan Brown, 2007).

5) Demensia

Munculnya menopause memiliki peran pada kemunduran memori pada

perempuan karena penurunan estrogen ( Fox-Spencer dan Brown, 2007 ; Guyton and Hall, 2006).

6) Kanker Payudara

Risiko kanker payudara semakin meningkat pada postmenopause daripada premenopause (AICR, 2008 ; Reeves et al., 2006).

f. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menopause

Menopause secara alami terjadi karena penurunan aktivitas ovarium yang

(24)

commit to user

11

mengurangi suplai darah ovarium, tumor, atau pengangkatan ovarium (Pernoll, 2001).

Menjalani histerektomi ataupun ovariektomi dapat mempercepat perempuan memasuki usia menopause. Pada saat ovarium diangkat (ovariektomi) hal ini

berarti pabrik pembuat estrogen dan progesteron telah diangkat, sehingga mempercepat proses menua dan menopause sebagai akibat dari berkurangnya hormon-hormon ovariutm (Cutler, 2009).

Fox-Spencer dan Brown (2007) mengelompokkan beberapa penyebab menopause berdasarkan cepat lambatnya terjadinya menopause, yaitu:

1) Menopause dini ( < 45 tahun ) : kelainan pada kromosom, mengidap penyakit autoimun, histerektomi dan atau

ooforektomi, kemoterapi, dan perokok.

2) Menopause normal ( 45-55 tahun )

3) Menopause terlambat ( >55 tahun): obesitas

2. Obesitas

a. Pengertian

National Institutes of Health mengartikan obesitas sebagai jumlah jaringan lemak yang berlebihan (NIH, 1998). Obesitas juga dapat didefinisikan sebagai

(25)

commit to user

12

bentuk lemak (Guyton and Hall, 2006).

b. Penyebab Obesitas

Obesitas merupakan hasil dari ketidakseimbangan energi. Tubuh membutuhkan energi dalam jumlah tertentu dari makanan untuk menopang

fungsi kehidupan dasar. Berat badan dipertahankan ketika jumlah kalori yang masuk sama dengan jumlah kalori yang dikeluarkan atau terbakar. Ketika kalori yang dikonsumsi lebih banyak dari yang dikeluarkan, keseimbangan

energi dinaikkan ke arah pertambahan berat, overweight, dan obesitas (NIH, 2008).

Faktor-faktor yang dapat memudahkan terjadinya obesitas meliputi genetik, lingkungan, kebiasaan, sosioekonomi, usia tua, menopause, diabetus mellitus (DM), dan gangguan metabolik (NIH, 2008 ; Astrup, 1999; Brochu et

al., 2001).

c. Faktor Risiko Obesitas

Orang obesitas berisiko menderita diabetes tipe 2, penyakit jantung koroner, dislipidemi, stroke, hipertensi, osteoarthritis, beberapa jenis kanker (kanker pankreas, colorectum, payudara, endometrium, ginjal, dan

adenokarsinoma esofagus), komplikasi pada kehamilan, dan ketidakteraturan

siklus menstruasi (NIH, 2008; Reeves et al., 2006; AICR, 2008).

d. Penilaian Obesitas

(26)

commit to user

berkembang. Mereka menggunakan indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar pinggang (AICR, 2008).

Metoda yang paling berguna dan banyak digunakan untuk mengukur obesitas adalah IMT, yang didapat dengan cara membagi berat badan (kg)

dengan kuadrat dari tinggi badan (meter). IMT adalah metode yang paling umum untuk menilai status obesitas di sarana klinik meskipun tidak dapat mengukur lemak tubuh relatif (Kuczmarksi and Flegal, 2000).

Para ahli sedang memikirkan untuk membuat klasifikasi IMT tersendiri untuk penduduk Asia. Hasil studi di Singapura memperlihatkan bahwa orang Singapura dengan IMT >27 – 28 kg/m2 mempunyai lemak tubuh yang sama

dengan orang-orang kulit putih dengan IMT >30 kg/m2. Pada orang India, peningkatan IMT dari 22 kg/m2 menjadi 24 kg/m2 dapat meningkatkan

prevalensi DM menjadi 2 kali lipat, dan prevalensi ini naik menjadi 3 kali lipat pada orang dengan IMT 28 kg/m2.

Tabel 2.1 Klasifikasi Berat Badan yang diusulkan berdasarkan IMT pada Penduduk Asia Dewasa (IOTF, WHO 2000)

Kategori IMT (kg/m2) Risk of Co-morbidities

Underweight < 18.5 kg/m2

(27)

masalah-commit to user

14

Walaupun IMT mempunyai banyak kelebihan pada pemakaian klinis khususnya pada populasi, IMT juga memiliki beberapa kekurangan. IMT

memiliki keterbatasan dalam subjek pengukuran yaitu tidak dapat digunakan untuk mengukur bayi usia kurang dari dua tahun, perempuan hamil dan

olahragawan. Hal ini disebabkan, IMT tidak bisa membedakan antara massa lemak dengan massa otot ataupun cairan. Selain itu, IMT juga hanya bisa digunakan untuk menentukan obesitas general, bukan obesitas sentral atau

abdominal. IMT juga memiliki keterbatasan dalam nilai cut off point, karena tiap ras atau etnik mempunyai karakteristik antropometri yang berbeda

(Ezqueda et al., 2004; Shils et al., 2006;Katz and Friedman, 2008).

3. Hubungan Lama Menopause dan Obesitas pada Perempuan Postmenopause

Perempuan dalam masa transisi menopause sering melaporkan mengalami

nyeri sendi, mudah lupa, suasana hati yang berubah-ubah, dan kenaikan berat badan (Grady, 2006). Ketika seseorang bertambah tua, persentase cairan dari berat

badan total secara berangsur-angsur menurun. Oleh karena itu, penuaan sering dihubungkan dengan peningkatan persentase lemak tubuh. Perempuan mempunyai lemak tubuh lebih banyak dibandingkan laki-laki, sehingga mereka

lebih sedikit mengandung air dalam tubuh mereka (Guyton and Hall, 2006). Peningkatan berat badan selama menopause disebabkan oleh sedikitnya

(28)

commit to user

15

mempengaruhinya untuk makan lebih banyak. Perempuan menopause lebih cenderung mengalami penumpukan lemak di perut (Donelly, 2010).

Ketika kadar hormon perempuan berubah-ubah sebelum menopause, untuk menyiapkan penurunan kadar hormon yang permanen, maka perempuan tersebut

akan mengalami kenaikan berat badan (Donelly, 2010).

Donelly (2010) menyampaikan ada beberapa hormon yang berpengaruh terhadap kenaikan berat badan pada perempuan menopause, yaitu:

a. Estrogen

Ketika ovarium perempuan memproduksi lebih sedikit estrogen, tubuh

mencoba untuk menemukan hormon tersebut selain di ovarium. Sel lemak dapat memproduksi estrogen, sehingga tubuh bekerja lebih keras untuk mengubah kalori yang masuk menjadi lemak untuk meningkatkan kadar

estrogen. Sel lemak tidak membakar kalori seperti yang sel otot lakukan. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya kenaikan berat badan (Donelly, 2010).

b. Progesteron

Menurunnya kadar progesteron pada perempuan menopause menyebabkan terjadinya retensi air. Retensi air membuat kandungan air pada tubuh lebih

tinggi dan membuat tubuh lebih menggembung, serta berat badan menjadi bertambah (Jayne, 2008 ; Donelly, 2010).

c. Testosteron

(29)

commit to user

16

kalori yang dikonsumsi. Ketika kadar hormon testosteron turun, hanya sedikit kalori yang diubah menjadi sel otot. Hal ini mengakibatkan laju metabolisme

perempuan menurun karena sel otot membakar lebih banyak kalori daripada yang dilakukan oleh sel lemak (Donelly, 2010).

d. Insulin Resistance

Resistensi terhadap hormon insulin dapat terjadi pada tahun-tahun setelah menopause. Hal ini akan mengakibatkan tubuh perempuan salah mengubah

setiap kalori yang masuk menjadi lemak (Donelly, 2010).

Meskipun hormon memiliki peran yang besar terhadap kenaikan berat badan

(30)

commit to user

17

B.Kerangka Konseptual

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

C.Hipotesis

(31)

commit to user

18 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan rancangan

cross-sectional untuk mempelajari hubungan antara lama menopause sebagai

variabel bebas dengan tingkat obesitas sebagai variabel terikat

(Taufiqurrohman, 2008).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Jebres, Surakarta. Waktu penelitian selama lima bulan, mulai Maret 2012 sampai Juli 2012.

C. Populasi Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini : 1. Populasi Target

Populasi target dalam penelitian ini adalah perempuan postmenopause,

yaitu perempuan yang sudah berhenti menstruasinya, minimal selama 12 bulan (Schneider and Naftolin, 2005).

2. Populasi Aktual

Populasi aktual dalam penelitian ini adalah perempuan postmenopause di Kelurahan Jebres, Surakarta yang memenuhi kriteria restriksi pada bulan

(32)

commit to user

19

D. Sampel dan Teknik Sampling

1. Sampel

Sampel diambil berdasarkan populasi aktual yaitu perempuan postmenopause yang memenuhi kriteria restriksi.

2. Teknik Sampling

Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling yaitu mengambil sampel anggota populasi secara acak tanpa memperhatikan

strata yang ada dalam populasi dan dianggap homogen. Pengambilan sampel secara simple random sampling dilakukan dengan undian. Setiap

anggota populasi diberi nomor terlebih dahulu, sesuai dengan jumlah anggota populasi. Setelah satu nomor diambil dan dicatat, maka nomor tersebut akan dikembalikan lagi agar semua anggota populasi memiliki

kesempatan yang sama. Bila yang telah diambil keluar lagi, maka dianggap tidak sah dan dikembalikan lagi (Sugiyono, 2011).

E. Estimasi Besar Sampel

Murti (2010) menyatakan ukuran besar sampel minimal suatu penelitian

dengan analisis bivariat adalah 30.

F. Kriteria Restriksi

1. Kriteria Inklusi

a. Perempuan postmenopause yang memiliki IMT > 25 kg/m2.

(33)

commit to user

20

c. Tingkat pendidikan SD s.d. SMP. 2. Kriteria Eksklusi

a. Tidak bersedia menjadi responden.

b. Dari anamnesis pernah atau sedang menderita penyakit yang

berhubungan dengan metabolisme seperti hipertiroidisme, diabetes melitus (DM).

c. Menjalani terapi kortikosteroid jangka panjang.

d. Memiliki pekerjaan atau profesi sebagai atlet atau olahragawan. e. Merokok.

G. Teknik Pengumpulan Data

Data pada penelitian ini diperoleh dengan cara memohon responden

mengisi daftar pertanyaan yang dipandu dengan wawancara, dan melakukan pemeriksaan antopometri yang berupa pengukuran berat badan serta tinggi

(34)

commit to user

21

H. Definisi Operasional

No. Variabel Definisi

Operasional

Dengan menggunakan daftar pertanyaan, setiap sampel ditanya apakah mereka masih mendapat menstruasi dalam 12 bulan terakhir. Lama

(35)

commit to user

22

dihitung dalam satuan tahun dimana jika kelebihan usia ≥ 6 bulan dianggap 1 tahun.

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pertanyaan Wawancara

No. Indikator Aspek yang dinilai No.Item

1. Identitas a. Nama.

b. Usia.

c. Pendidikan terakhir. d. Pekerjaan.

1, 2,3, 4

2. Lama menopause Waktu berhentinya menstruasi

(dalam tahun). 5, 6

3. Riwayat kesehatan dan kebiasaan

a. Penyakit yang berhubungan dengan metabolisme seperti

DM, hipertiroidisme.

b. Riwayat penggunaan steroid jangka panjang

c. Riwayat merokok.

7, 8

2. Tingkat Obesitas

Diukur dengan menggunakan rumus IMT, yaitu

2

Untuk mendapatkan nilai IMT dilakukan pemeriksaan antopometri pada sampel, yang meliputi :

a. Berat badan diukur menggunakan timbangan berat badan dengan

tingkat kepekaan 0,1 kg. Responden ditimbang dalam keadaan memakai pakaian tanpa sepatu, hasil pengukuran merupakan rata-rata 3 kali

pengukuran.

b. Tinggi badan diukur menggunakan mikrotoise dengan tingkat kepekaan 0,1cm. Responden diukur tanpa alas kaki, tumit menempel dinding dan

(36)

commit to user

23

dilakukan 3 kali dan hasilnya adalah rata-rata ketiganya.

J. Analisis Data

Hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik parametrik. Statistik parametrik mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan

dianalisis harus terdistribusi normal (Sugiyono, 2011). Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan uji Shapiro-Wilk dengan program SPSS versi 16 dengan nilai signifikansi (α) = 0,05. Jika sebaran data tidak

terdistribusi normal (nilai signifikansi < α), maka dilakukan transformasi data.

Bila data hasil tranformasi tetap terdistribusi tidak normal maka dilakukan uji

korelasi nonparametrik menggunakan uji Spearman Rank. Adapun jika data sebaran terdistribusi normal (nilai signifikansi > α) maka akan menggunakan

analisis statistik parametrik dengan metode korelasi. Analisis ini digunakan

untuk memprediksi bagaimana hubungan lama menopause terhadap tingkat obesitas pada perempuan postmenopause. Adapun teknik korelasi yang

digunakan adalah korelasi product moment (Sugiyono, 2011).

Sugiyono (2012) menyampaikan bahwa untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya hubungan kedua variabel, maka dapat digunakan pedoman

seperti yang tertera pada tabel 3.

Tabel 3.2 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

(37)

commit to user

24

Untuk menguji signifikansi hubungan, yaitu apakah hubungan yang ditemukan itu berlaku untuk seluruh populasi, maka perlu diuji

signifikansinya. Uji signifikansi korelasi product moment secara praktis dapat langsung dikonsultasikan pada tabel r product moment. Ketentuannya bila r

hitung lebih besar dari r tabel maka hipotesis kerja diterima (Sugiyono, 2011). Analisis statistik menggunakan program komputer dengan tingkat kemaknaan yang dapat diterima bila p < 5 %. Seluruh perhitungan statistik dilakukan

dengan program SPSS versi 16.

Selanjutnya untuk menentukan besar kecilnya sumbangan variabel

lama menopause terhadap obesitas pada perempuan postmenopause dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan berikut:

(38)

commit to user

25 BAB IV

HASIL PENELITIAN

A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Data Geografi

Kelurahan Jebres merupakan salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Jebres, dengan luas 317 Ha.

Batas wilayah Kelurahan Jebres adalah: a. Sebelah utara : Kelurahan Mojosongo b. Sebelah selatan : Kelurahan Purwodiningratan

c. Sebelah timur : Kabupaten Karanganyar d. Sebelah barat : Kelurahan Tegalrejo

2. Data Demografi

Jumlah penduduk di Kelurahan Jebres pada bulan Juni 2011 sebanyak 31025 jiwa yang terdiri dari penduduk pria sebanyak 15384 jiwa dan wanita

(39)

commit to user

26

Tabel 4.1 Distribusi Penduduk menurut Usia dan Jenis Kelamin di Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres Juni 2011

Kelompok

Usia Laki-laki % Perempuan %

0 - 4 510 3,32 509 3,25 1019

5 - 9 1191 7,74 1151 7,36 2342

10 -14 1287 8,37 1222 7,81 2509

15 -19 1287 8,37 1173 7,50 2460

20 - 24 1127 7,33 1249 7,99 2376

25 - 29 1461 9,50 1431 9,15 2892

30 - 39 2963 19,26 2893 18,50 5856

40 - 49 2353 15,30 2449 15,66 4802

50 - 59 1836 11,93 1847 11,81 3683

≥ 60 1369 8,90 1717 10,98 3086

Jumlah 15384 100,00 15641 100,00 31025

Jenis Kelamin

Jumlah

Sumber : Profil Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres Tahun 2011

Dari tabel 4.1 diketahui bahwa jumlah penduduk perempuan di Kelurahan Jebres lebih banyak daripada laki-laki, yaitu sebanyak 15641

jiwa (50,41%). Sedangkan berdasarkan kelompok usia terbanyak adalah usia 30-39 tahun yaitu sebanyak 5856 jiwa (18,88%). Dari tabel dapat juga diketahui bahwa jumlah perempuan memasuki usia menopause dan telah

menopause dengan kelompok usia >40 tahun di kelurahan Jebres sebanyak 6013 jiwa (19,38%).

Tabel 4.2 Distribusi Tingkat Pendidikan di Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres Juni 2011

Tingkat Pendidikan Jumlah %

Tidak sekolah/tidak tamat SD 7123 23,74

Tamat SD/sederajat 5756 19,18

Tamat SMP/sederajat 5235 17,45

Tamat SMA/sederajat 8740 29,13

Tamat Diploma/Perguruan Tinggi 3152 10,50

Jumlah 30006 100,00

(40)

commit to user

27

Dari tabel 4.2 diketahui bahwa tingkat pendidikan terakhir ditamatkan yang paling banyak terdapat di Kelurahan Jebres pada tahun 2011 adalah

tamat SMA/sederajat, yaitu 8740 orang (29,13%).

B.Karakteristik Sampel

Penelitian telah dilaksanakan di 10 posyandu lansia di Kelurahan Jebres pada bulan April sampai dengan Mei 2012. Pengambilan data dilakukan pada

peserta kegiatan posyandu lansia yang hadir pada saat penelitian dilaksanakan. Pada pelaksanaan penelitian seluruh peserta dicatat data IMT-nya. Dari hasil

penelitian diperoleh 60 peserta dengan kriteria obesitas, tetapi hanya 35 peserta yang memenuhi kriteria restriksi yang diambil sebagai sampel penelitian. Dari 35 sampel dipilih kembali secara acak sebanyak 30 sampel untuk dijadikan

sebagai sampel penelitian.

Karakteristik subyek penelitian dalam penelitian ini meliputi usia, tingkat

pendidikan, pekerjaan, IMT, dan lama menopause sampel. 1. Usia

Tabel 4.3 Distribusi Sampel Berdasarkan Usia di Posyandu Lansia Kelurahan Jebres Surakarta Tahun 2012

Karakteristik Usia Responden Frekuensi Persentase

(41)

commit to user

28

Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa sampel terbanyak pada kelompok usia 60-63 tahun yaitu 10 orang (33,33%).

2. Tingkat Pendidikan

Tabel 4.4 Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Posyandu Lansia Kelurahan Jebres Surakarta Tahun 2012

Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase

SD 13 43.33 %

SMP 17 56.67 %

Total 30 100 %

Sumber: Data Primer, 2012

Dari tabel 4.4 diketahui bahwa sampel yang tamat SMP/sederajat

lebih banyak dibandingkan yang tamat SD/sederajat, yaitu sebesar 17 orang (56,67%).

3. Pekerjaan

Berdasarkan data yang diperoleh, 100% responden bekerja sebagai ibu rumah tangga.

4. Usia Menopause

Tabel 4.5 Distribusi Sampel Berdasarkan Usia Mulai Menopause di Posyandu Lansia Kelurahan Jebres Surakarta Tahun 2012

Usia Menopause Frekuensi Persentase

(42)

commit to user

29

Usia mulai menopause sebagian besar sampel adalah sekitar usia 48-50 tahun, yaitu sebanyak 12 orang (40%).

5. Lama Menopause

Tabel 4.6 Distribusi Sampel Berdasarkan Lama Menopause di Posyandu Lansia Kelurahan Jebres Surakarta Tahun 2012

Lama menopause Frekuensi Persentase

1-3 tahun 6 20,00 %

Berdasarkan tabel 4.6 sampel paling banyak telah mengalami

menopause selama 10-12 tahun yaitu sebanyak 10 orang (33,33%). 6. Statistik Deskriptif Variabel Sampel

Tabel 4.7 Statistik Deskriptif Variabel Sampel

N Mean ± SD

Usia (tahun) 30 0, 0 ± ,

Usia mulai menopause (tahun) 30 51,07 ± 3,74 Lama menopause (tahun) 30 8,63 ± 4,64

IMT (kg/m2) 30 28,09 ± 2,09

Jenis Variabel Deskripsi Sampel

Sumber : Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 4.7, rata-rata sampel yang didapat berusia 60,70 tahun dengan rata-rata IMT adalah 28,09 kg/m2. Rata-rata usia mulai

(43)

commit to user

30

C.Uji Pra Syarat (Normalitas Sebaran Sampel)

Normalitas data diperlukan untuk menjamin validitas penelitian dan

keakuratan dalam penarikan kesimpulan. Uji statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah Shapiro-Wilks karena jumlah sampel yang digunakan

kecil (n≤50) dengan ketentuan bahwa suatu data dikatakan mempunyai sebaran normal jika nilai p>0,05 (Dahlan, 2009).

Berikut ini adalah tabel hasil uji normalitas tersebut :

Tabel 4.8 Hasil Uji Shapiro-Wilks pada data IMT dan Lama Menopause Sampel

Variabel p

IMT 0,099

Lama menopause 0,074

Sumber : Data Primer, 2012

Dari tabel 4.8 menunjukkan bahwa secara statistika sebaran sampel normal karena p>0,05.

Syarat uji parametrik adalah data mempunyai sebaran normal dan

berskala numerik (Dahlan, 2009). Data dalam penelitian ini telah mempunyai sebaran normal dan berskala numerik, maka uji parametrik

dapat dilakukan untuk analisis data. Dalam penelitian ini digunakan uji parametrik korelasi Pearson Product Moment.

D.Uji Korelasi Pearson Product Moment

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Pearson product

moment, karena peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara variabel

(44)

commit to user

31

perhitungan SPSS 16.0 for windows untuk uji korelasi Pearson product

moment dalam penelitian ini disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.9 Hasil Uji Korelasi Pearson pada Lama Menopause dan IMT

Lama menopause imt

Sumber : Data Primer, 2012

Hasil uji statistik menggunakan Pearson product moment menunjukkan bahwa nilai r hitung = 0,448 serta p = 0,013. Nilai r tabel pada tingkat kepercayaan α = 0,05 dengan besar sampel 30 adalah 0,361. Analisis Pearson

product moment menunjukkan bahwa nilai r hitung (0,448) lebih besar dari r

tabel (0,361). Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga lama

menopause berhubungan dengan obesitas pada perempuan postmenopause. Selanjutnya untuk menentukan besar kecilnya sumbangan variabel lama menopause terhadap obesitas pada perempuan postmenopause dapat ditentukan

dengan rumus koefisien determinan berikut: KP = r2x 100%

= (0,448)2 x 100% = 20,07%

Artinya variabel lama menopause memberikan konstribusi terhadap

(45)

commit to user

32 BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diterangkan bahwa

terdapat hubungan antara lama menopause dengan obesitas pada perempuan post menopause di Kelurahan Jebres Kota Surakarta.

A.Karakteristik Responden

Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang yang dapat mengarah kepada obesitas. Pendidikan seseorang

yang tinggi akan diikuti dengan sikap dan perilaku yang baik tentang kesehatan dan pola hidup yang lebih baik (Notoatmodjo, 2007). Agar diperoleh keseragaman pada sikap dan perilaku sampel pada penelitian ini maka hanya

diambil sampel yang memiliki pendidikan terakhir SD dan SMP. Tingkat pendidikan sampel dalam penelitian ini paling banyak adalah SMP yaitu

sebesar 17 orang (56,67%).

Sampel terbanyak berusia 60-63 tahun yaitu sebesar 33,33% (10 orang). Hal ini dikarenakan peserta posyandu lansia yang hadir pada saat penelitian

dilaksanakan dan memenuhi kriteria restriksi sebagian besar perempuan yang usianya >55 tahun.

(46)

commit to user

33

Pada penelitian yang dilakukan di posyandu lansia Kelurahan Jebres, Surakarta seluruh sampel penelitian telah mengalami menopause dan mayoritas

sampel telah mengalami menopause selama 10-12 tahun (33,33%). Karena sampel dari peserta posyandu lansia yang hadir sebagian besar berusia >55

tahun, sehingga sebagian besar mereka telah mengalami menopause cukup lama.

Seluruh sampel merupakan perempuan post menopause dengan IMT > 25

kg/m2. Kriteria ini digunakan berdasarkan klasifikasi berat badan WHO pada penduduk Asia dewasa pada tahun 2000 (NIH, 2008). Untuk melihat klasifikasi

persebaran obesitas berdasarkan lama menopause maka dibutuhkan sampel dengan kriteria obesitas pula.

B.Hubungan Lama Menopause dengan Obesitas pada Perempuan Post

Menopause

Hasil uji statistik dengan menggunakan Pearson product moment

menunjukkan hubungan yang signifikan dimana r hitung (0,448) lebih besar dibandingkan dengan r tabel (0,361) dan p = 0,013 lebih kecil dari α =0,05

(tingkat kepercayaan 95%). Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara lama

menopause dengan obesitas pada perempuan post menopause, serta nilai r hitung positif menunjukkan bahwa semakin besar nilai lama menopause maka semakin besar pula obesitas (yang diukur dengan IMT) perempuan post

(47)

commit to user

34

Dengan demikian menandakan bahwa lama menopause merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya obesitas pada perempuan

postmenopause (Fox-Spencer dan Brown, 2007).

Obesitas sebelum menopause juga cukup berpengaruh terhadap berat

badan setelah menopause. Perempuan yang sebelum menopause telah mengalami obesitas, akan memiliki berat badan di atas rata-rata di awal menopause dan begitu pula sebaliknya. Hal ini menyebabkan terdapat beberapa

sampel yang baru memasuki menopause memiliki IMT yang lebih tinggi daripada perempuan yang telah lama mengalami menopause pada penelitian.

Dari hasil hitung koefisien determinan diperoleh kesimpulan bahwa lama menopause memberikan kontribusi terhadap terjadinya obesitas pada perempuan postmenopause sebesar 20,07% dan sisanya 79,93% ditentukan

oleh faktor lain diantaranya pola makan atau asupan kalori, asupan lemak, sosial ekonomi, tradisi, genetik, lingkungan, dan keluarga (Astrup, 1999;

Brochu et al., 2001; Deckelbaum, 2001; NIH, 2008).

Sebuah studi kohort pernah dilakukan oleh Janssen dkk di beberapa kota di United State pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2008 yang meliputi

perempuan dari ras Kaukasia, Afrika-Amerika, Cina, Jepang, dan Hispanic

origins untuk melihat hubungan menopause dengan sindrom metabolik .

(48)

commit to user

35

mengalami menopause pada saat dilakukan follow up mengalami peningkatan 1,49 (1.32-1.67) kg/m2.

Penelitian yang hampir serupa juga pernah dilakukan oleh Jacobson dkk terhadap 51637 perempuan post menopause yang mendaftarkan diri di Nurses’s Health Study (NHS) pada tahun 1978-2002 dimana follow up

dilakukan setiap 2 tahun, untuk mencari hubungan penggunaan

postmenopausal hormone (PMH) dan gejala gastroesophagel reflux. Pada

penelitian tersebut juga membahas tentang perbedaan kenaikan berat badan perempuan post menopause yang menggunakan PMH dengan yang tidak

menggunakan PMH. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa perempuan yang menggunakan PMH sedikit lebih muda dan lebih kurus, sedangkan perempuan yang tidak menggunakan PMH mengalami kenaikan yang lebih

banyak setelah menopause .

Adanya persamaan hasil dengan dua penelitian yang hampir sejenis dalam

hal adanya peningkatan berat badan pada perempuan postmenopause dibandingkan sebelum menopause menunjukkan bahwa memang ada hubungan yang positif antara lama menopause dengan obesitas pada perempuan post

menopause.

Kelemahan penelitian ini, karena jumlah sampel yang kecil untuk

penelitian yang bersifat population based maka tidak cukup alasan untuk memberikan kesimpulan yang berlaku menyeluruh. Untuk memperoleh suatu hubungan yang sangat spesifik seyogyanya dilakukan penelitian lebih lanjut

(49)

commit to user

36

(50)

commit to user

37 BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat diambil

simpulan sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan antara lama menopause dengan obesitas pada perempuan post menopause.

2. Rata-rata sampel di Kelurahan Jebres, Surakarta telah mengalami menopause selama 8,63 ± 4,64 tahun.

3. Rata-rata sampel postmenopause di Kelurahan Jebres, Surakarta mempunyai indeks massa tubuh 28,09 ± 2,09 kg/m2.

B.Saran

Dengan mempertimbangkan hasil penelitian, penulis memberikan saran

sebagai berikut :

1. Puskesmas Kelurahan Jebres, Surakarta.

Puskesmas sebaiknya meninjau ulang program kesehatan dalam bidang

kesehatan reproduksi perempuan. Alangkah baiknya jika menambahkan bahasan tentang menopause dalam program kesehatan reproduksi

perempuan sehingga keluhan-keluhan setelah memasuki usia menopause dapat dikurangi karena pencegahan semenjak belum menopause.

2. Tenaga Kesehatan Kelurahan Jebres, Surakarta

(51)

commit to user

38

mengenai perubahan fisiologi perempuan setelah mengalami menopause. Tingginya potensi mengalami obesitas pada post menopause, membuat

perlu dilakukan penyuluhan pada masyarakat mengenai perubahan gaya hidup dengan diit dan menjaga berat badan yang ideal semenjak bayi dan

balita. Karena beberapa penelitian sebelumnya membuktikan bahwa peningkatan IMT pada masa anak-anak merupakan prediktor keadaan obesitas di kemudian hari.

3. Sampel

Sampel sebaiknya mulai merubah gaya hidup mereka, khususnya dalam

hal diit makanan karena potensi peningkatan berat badan akan semakin lebih cepat sebagai akibat dari menopause.

4. Penelitian berikutnya

Dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai bahan acuan pada penelitian lebih lanjut yang berkaitan pengaruh menopause terhadap

Gambar

Gambar 2.1
Tabel 2.1  Klasifikasi Berat Badan yang diusulkan berdasarkan IMT pada Penduduk Asia Dewasa (IOTF, WHO 2000)
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pertanyaan Wawancara
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemanfaatan internet juga bisa memberikan dampak negatif, yaitu : a) berkurangnya sifat sosial, b) merubah pola interaksi sosial; c) kecenderungan berbuat kejahatan; d)

6 Menggabungkan pengetahuan dan kemahiran tentang perlakuan, pengucapan bertatasusila dan penggunaan panggilan yang bersesuaian dalam pelbagai situasi yang berbeza dengan

[r]

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk, mempelajari proses pemurnian pada biogas dengan berbagai bahan pemurni, mengetahui kandungan kualitas biogas setelah dimurnikan, dan

(2007) menguji pengaruh dari sembilan variabel laten, yaitu sikap, norma subjektif, kewajiban moral, kontrol keperilakuan yang dipersepsikan, persepsi tentang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan positif dan signifikan status ekonomi orang tua dengan minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi; (2) ada hubungan

Ke tujuh langkah penggunaan media audio visual ini telah diterapkan oleh guru di Taman Kanak-kanak Assalam 1 Sukarame Bandar Lampung dan dapat menjadi alternatif untuk