• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI SEROTIPE BAKTERI Escherichia coli O157 DENGAN MEDIA SORBITOL MacCONKEY AGAR (SMAC) PADA MINUMAN ES TEH DARI PEDAGANG MINUMAN DI SEKOLAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IDENTIFIKASI SEROTIPE BAKTERI Escherichia coli O157 DENGAN MEDIA SORBITOL MacCONKEY AGAR (SMAC) PADA MINUMAN ES TEH DARI PEDAGANG MINUMAN DI SEKOLAH."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

1

LAPORAN PENELITIAN

IDENTIFIKASI SEROTIPE BAKTERI

Escherichia coli

O157

DENGAN MEDIA

SORBITOL MacCONKEY AGAR

(SMAC) PADA

MINUMAN ES TEH DARI PEDAGANG MINUMAN DI SEKOLAH

dr.Made Agus Hendrayana,M.Ked

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

(2)

2

DAFTAR ISI

Hal.

Cover... 1

Daftar isi... 2

Abstract ... 3

BAB 1. PENDAHULUAN ... 5

1.1 Latar Belakang... 5

1.2 Rumusan Masalah... 6

BAB 2. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN... 7

BAB3. METODE PENELITIAN... 8

BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 12

BAB 5. KESIMPULAN... 22

DAFTAR PUSTAKA... 23

(3)

3

IDENTIFIKASI SEROTIPE BAKTERI

Escherichia coli

O157

DENGAN MEDIA

SORBITOL MacCONKEY AGAR

(SMAC) PADA

MINUMAN ES TEH DARI PEDAGANG MINUMAN DI SEKOLAH

Abstrak

Escherichia coli (E. coli) merupakan bakteri yang hidup dalam berbagai air limbah organik maupun anorganik dan dapat mempengaruhi kualitas air. E.coli adalah bakteri yang dapat menyebabkan penyakit saluran cerna pada manusia. Salah satu strain Escherichia coli patogen adalah serotype O157 Escherichia coli O157 menghasilkan toksin yang identik dengan toksin dari Shigella dysentriae tipe 1 sehingga dikenal sebagai Shiga-like toxin (Stx). Penularan bakteri E.coli sampai masuk ke dalam tubuh manusia salah satunya melalui mekanisme fecal-oral yaitu dari makanan atau minuman yang tertelan masuk ke dalam saluran pencernaan. Makanan dan minuman yang dijual oleh para pedangang belum tentu terjamin hiegenisnya. Pengolahan dan penyajian yang kurang baik dapat memungkinkan adanya bakteri patogen mengkontaminasi minuman yang dijual seperti adanya bakteri E.coli. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi adanya kontaminasi bakteri E.coli patogen dan mengidentifikasi serotipe O157 pada minuman es teh yang dijual di sekitar lingkungan sekolah-sekolah khususnya di area Kota Denpasar. Besar sampel ditentukan sebanyak 10 buah dari 10 pedagang minuman es teh di lingkungan sekitar sekolah-sekolah di Kota Denpasar. Sampel yang kami ambil kami sebar berdasarkan kecamatan yang ada di wilayah Kota Denpasar. Hasil penelitian ini kami dapatkan jumlah minuman es teh dari pedagang minuman di sekitar sekolah di Kota Denpasar yang terkontaminasi oleh bakteri E.coli adalah sebanyak 8 dari 10 (80%) sampel semua bakteri E.coli yang ditemukan merupakan serotype O157.

(4)

4

IDENTIFICATION OF THE

Escherichia coli

serotype O157

BACTERIA BY SORBITOL MacCONKEY AGAR (SMAC) MEDIA

IN ICE TEA FROM BEVERAGE MERCHANTS AROUND

SCHOOLS

Abstract

Escherichia coli (E. coli) is a bacteria that lives in organic and inorganic waste water and can affect to the water quality. E. coli is bacteria that can cause gastrointestinal diseases in humans. One of the pathogenic strain is serotype O157. Escherichia coli O157 produces a toxin that is identical to the toxin with Shigella dysentriae type 1 which is known as Shiga-like toxin (Stx). The Transmission of E.coli bacteria to enter the human body could be through fecal-oral mechanism that is food or beverages are ingested into the human digestive tract. Food and beverages that sold by the trader is not guaranteed the hiegenity. A poor higyne beverage processing and serving can allow pathogenic bacteria to contaminate beverages that could present E.coli bacteria. The aim of this study is to detect the presence of E.coli bacteria contamination and identify the pathogenic serotypes of E. coli on ice tea that sold around neighborhood schools, especially in the area of Denpasar city. The sample size is set at 10 samples from10 ice tea merchants that sold around neighborhood schools around Denpasar city. The area of sample collections is spread based on Denpasar districts. The result of this study that we found the number of iced tea which contaminated by E. coli bacteria are 8 from 10 (80%) samples from ice tea merchants around school in Denpasar and all of the E.coli that found is serotype O157.

(5)

5

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Escherichia coli (E. coli) merupakan bakteri yang hidup dalam berbagai air limbah organik maupun anorganik dan dapat mempengaruhi kualitas air. Sumber utama masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam suatu ekosistem berasal dari kotoran manusia dan hewan yang dibuang melalui limbah rumah tangga dan peternakan. Mikroorganisme pathogen tersebut meliputi bakteri, protozoa, virus dan nematode yang dapat menyebabkan kehilangan cairan tubuh. Salah satu strain Escherichia coli patogen adalah serotype O157 (Beutin et al.,1993). Escherichia coli

O157 memiliki fimbrie yang berperan dalam menginvasi inang (tidak menyerang mukosa sel seperti Shigella). Escherichia coli O157 menghasilkan toksin yang identik dengan toksin dari Shigella dysentriae tipe 1 sehingga dikenal sebagai Shiga-like toxin (Stx) (Heuvelink et.al.,1999 dan Acheson, 2000).

Infeksi Escherichia coli O157 dapat menunjukkan gejala klinis pada manusia yaitu kram perut, mual, muntah, diare berdarah, colitis hemorrhagic dan hemolytic uremic syndrome (HUS). Bakteri ini berpotensi menular dan dapat menjadi wabah.

Penularan bakteri E.coli sampai masuk ke dalam tubuh manusiasalah satunya melalui mekanisme fecal-oral yaitu dapat dari makanan atau minuman yang tertelan masuk ke dalam saluran pencernaan.

Air dan makanan yang terkontaminasi dan tidak higienis termasuk minuman dan es batu merupakan jalur transmisi utama dari E.coli. Sebagian besar penularan terjadi memalui rute berasal dari feses yang mengkontaminasi air atau makanan yang nantinya dikonsumsi manusia. Bakteri pada kondisi yang tidak menguntungkan misalnya pada saat suhu turun pada pembuatan es akan masuk ke fase dorman/hibernasi, saat bakteri kembali ke dalam kondisi lingkungan yang optimal maka bakteri akan kembali aktif.

(6)

6

maupun proses pemakaian, ada kemungkinan air maupun es yang telah jadi terkontaminasi oleh bakteri yang dapat menyebabkan diare salah satunya E. coli.

Makanan dan minuman yang dijual oleh para pedangang belum tentu terjamin hiegenisnya. Pengolahan dan penyajian yang kurang baik dapat menyebarkan berbagai penyakit. Ada oknum pedagang makanan dan minuman kurang memperhatikan unsur kesehatan demi mendapatkan keuntungan dalam menjual dagangannya termasuk pedagang minuman yang menggunakan bahan dari air mentah untuk digunakan pada minuman yang dijualnya. Pengolahan minuman pun dapat saja kurang higenis seperti terkontaminasi oleh lalat maupun bahan tercemar lainnya sehinga memungkinkan adanya bakteri patogen mengkontaminasi minuman yang dijual seperti adanya bakteri E.coli.

Tempat pedagang minuman kaki lima yang menggunakan gerobak banyak terdapat di depan sekolah-sekolah dimana yang menjadi langganannya adalah anak-anak sekolah yang membeli minuman saat jan istirahat atau pulang sekolah. Anak-anak sekolah menjadi rentan terhadap infeksi oleh bakteri E.coli patogen yang mencemari minuman yang mereka beli.

Berdasarkan uraian diatas maka dirasa perlu untuk mendeteksi adanya kontaminasi bakteri E.coli patogen dan serotipenya pada minuman yang dijual di sekitar lingkungan sekolah-sekolah khususnya di area Denpasar.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas beberapa permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah :

1. Berapa banyak minuman es teh dari sampel pedagang minuman di sekitar sekolah di Kota Denpasar yang terkontaminasi oleh bakteri E.coli ?

(7)

7

BAB 2

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

2.1 Tujuan umum :

Untuk mengidentifikasi serotipe O157 bakteri E.coli yang mengkontaminasi minuman es teh dari sampel pedagang minuman di sekitar sekolah di Kota Denpasar

2.2 Tujuan Khusus :

1. Untuk mengetahui berapa banyak minuman es teh dari sampel pedagang minuman di sekitar sekolah di Kota Denpasar yang terkontaminasi oleh bakteri E.coli ? 2. Untuk mengetahui berapa banyak bakteri E.coli yang mengkontaminasi sampel

minuman es teh dari sampel pedagang minuman di sekitar sekolah di Kota Denpasar merupakan E. coli serotype O157?

2.3 Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi tentang persentase kontaminasi dan serotipe bakteri E. coli pada es teh dari pedagang minuman di sekitar sekolah di Kota Denpasar

2. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada peneliti tentang tehnik isolasi dan identifikasi serotipe E.coli dari aspek mikrobiologi

(8)

8

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observational deskripif dengan rancangan studi eksploratif.

3.2 Populasi Peneltitian

Populasi adalah pedagang yang menjual minuman es teh di lingkungan sekitar sekolah-sekolah di Kota Denpasar.

3.3 Sampel Penelitian

Minuman es teh di lingkungan sekitar sekolah-sekolah di Kota Denpasar.

3.4 Besar Sampel

Besar sampel ditentukan dengan cara estimasi dengan jumlah total sampel 10 buah dari 10 pedagang minuman es teh di lingkungan sekitar sekolah-sekolah di Kota Denpasar. Sampel yang kami ambil kami sebar berdasarkan kecamatan yang ada di wilayah Kota Denpasar, yaitu : 2 sampel dari Kecamatan Denpasar Timur, 2 sampel di pusat kota Denpasar, 2 sampel dari Kecamatan Denpasar Selatan, 2 sampel dari Kecamatan Denpasar Barat, dan 2 sampel dari Kecamatan Denpasar Utara

3.5 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digukan merupakan salah satu teknik nonrandom sampling yaitu quota sampling. Pengambilan sampel akan dihentikan jika telah

mencapai paling sedikit 10 sampel dari daerah kecamatan di Kota Denpasar yang telah ditentukan .

3.6 Variabel Penelitian

(9)

9

3.7 Definisi Operasional Variabel

1 Minuman es teh adalah minuman jenis teh yang menggunakan pendingin es batu dan dijual oleh pedagang minuman yang menggunakan gerobak dorong yang menjual dagangannya di sekitar lingkungan sekolah-sekolah di wilayah Kota Denpasar

2 Koloni bakteri E.coli serotipe O157 adalah koloni Escherichia coli yang tumbuh dengan menunjukkan gambaran tidak berwarna pada media Sorbitol Mac Conkey Agar (SMAC) yang diinkubasi pada suhu 37°C selama 18-24 jam.

3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian: Lokasi Penelitian

Penganbilan sampel es teh dari pedagang minuman di sekitar sekolah-sekolah bertempat di lima wilayah Kota Denpasar, Bali. Sedangkan pemeriksaaan secara mikrobiologis dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah dilaksanakan sejak usulan penelitian ini diterima dan direncanakan berakhir enam bulan setelahnya.

3.9 Prosedur penelitian Pengambilan sampel

Es teh yang didapat dari pedagang minuman di sekitar sekolah diminta atau dibeli tanpa mencampur dengan minuman lain kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik steril berlabel dengan mempergunakan teknik aseptik. Jumlah sampel yang diperoleh pada masing-masing jenis dan tempat pengambilan haruslah minimal + 50cc.

Isolasi Escherichia coli

Media Nutrient broth tersebut diambil satu ose untuk dilakukan penanaman pada media Eosin Methylen Blue Agar (EMBA). Selanjutnya. diinkubasi pada suhu 35-37° C selama 24 jam dengan meletakan cawan pada posisi terbalik.

(10)

10

menunjukkan hasil batang berwarna merah (batang Gram negatif). Selanjutnya koloni bening ditanam pada media uji biokimia (IMViC) dan diinkubasi pada suhu 35-37° C selama 24 jam.

Identifikasi Escherichia coli

Identifikasi Escherichia coli menggunakan media uji biokimia (IMViC) yang (Fardiaz, 1993), meliputi: pemanfaatan berbagai jenis karbohidrat (fermentasi), pembentukan indol, motilitas, pemanfaatan sitrat, penurunan pH akibat asam yang dikeluarkan oleh Escherichia coli.

Uji dengan menggunakan 5ml TSI agar (Tripel Sugar Iron)berbentuk agar miring bertujuan untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam memanfaatkan 3 macam gula (glukosa, laktosa dan sukrosa) dan adanya pembesan gas. Isolat bakteri dinokulasikan pada media TSI agar dengan cara menggoreskan pada bagian permukaan media dan menusukan pada bagian bawah tabung dengan menggunakan jarum ent (ose lurus). Diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. Warna merah menunjukan reaksi basa diberi kode K sedangkan warna kuning menunjukan reaksi asam diberi kode A. Pada bagian bawah terdapat rongga sampai pecahnya media menunjukan reaksi adanya gas. Warna kemerahan (K) pada lereng dan warna merah (A) pada bagian dasar tabung diberi kode A/K yang menunjukan bahwa hanya glukosa yang terfermentasi. Sedangkan warna kuning (A) pada lereng dan dasar tabung diberi A/A yang menunjukan bahwa ketiga gula (glikosa, laktosa dan sukrosa) terfermentasi.

Uji dengan menggunakan 5ml media SIM (Sulphite Indol Motility) bertujuan untuk mengetahui pembentukan H2S (uji sulfida), pembentukan indol (uji indol) dan pergerakan bakteri (motilitas). Isolat dinokulasikan pada media SIM berbentuk agar tegak dengan cara menusukan dari bagian atas media sampai dasar tabung dengan menggunakan jarum ent (ose lurus). Diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. Terbentuknya H2S ditandai dengan adanya warna hitam pada media. Reaksi indol positif ditandai dengan terbentuknya cincin warna merah muda pada permukaan media setelah ditetesi 2-3 tetes reagen erlich. Sifat motilitas positif dapat dilihat dari pertumbuhan tempat penusukan sampai menyebar pada permukaan media yang berwarna putih.

(11)

11

sebagai sumber karbon yang terdapat dalam media tersebut. Isolat diinokulasikan pada media simon’s citrate agar dengan cara menggoreskan pada permukaan media dan menusukan pada bagian bawah tabung dengan menggunakan jarum ent (ose lurus). Diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. Reaksi positif menunjukan warna biru sedangkan reaksi negatif tidak terjadi perubahan warna.

Uji menggunakan 10ml media methyl red - voges proskauer berbentuk cair. Media voges proskauer bertujuan untuk mengetahui apakah Escherichia coli mampu membentuk asetil metal karbonal yang oleh udara akan teroksidasi sehingga menjadi diasetil. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya warna merah pada permukaan media setelah ditetesi 3-2 tetes reagen Kova’c ( λ-naphthol 0.5% dalam ethyl alcohol absolute dan 2ml larutan KOH 40%). Sedangkan reaksi negative tidak terjadi perubahan warna. Media methyl red bertujuan untuk mengetahui apakah asam yang dikeluarkan oleh Escherichia coli dapat menurunkan pH media. Reaksi positif berwarna merah setelah ditetesi 2-3 tetes reagen methyl red sedangkan reaksi negatif tidak terjadi perubahan warna. Isolat diinokulasikan ke dalam media methyl red - voges proskauer dengan cara mengaduknya menggunakan jarum ent. Diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam.

Identifikasi E.coli O157

Selanjutnya dilakukan penanaman pada media Sorbitol Mac Conkey Agar (SMAC) yang diinkubasi pada suhu 35-37° C selama 24 jam dengan meletakan cawan pada posisi terbalik. Kemudian dilamati, adanya koloni yang bening (colourless).Koloni yang bening ini merupakan koloni E.coli O157

Analisis Hasil

(12)

12

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Sampel penelitian ditentukan dengan metode Quota sampling dimana ditetapkan oleh peneliti dengan mengambil sebanyak 10 sampel dari 10 pedagang minuman es the berbeda di seputar Kota Denpasar. Daftar tabel lokasi pengambilan sampel dapat dilihat pada tabel 1 di bawah.

Tabel 4.1 Lokasi pengambilan sampel

No. No. Sampel

Jenis minuman Lokasi pengambilan sampel

1. ET1 Es teh Warung depan sekolah, Denpasar Utara 2. ET2 Es teh Penjual minuman, Denpasar Utara 3. ET3 Es teh Penjual es teh, Denpasar Barat 4. ET4 Es teh Penjual minuman, Denpasar Barat 5. ET5 Es teh Penjual minuman, Pusat Kota Denpasar 6. ET6 Es teh Warung depan sekolah, Pusat Kota Denpasar 7. ET7 Es teh Penjual es teh, Denpasar Timur

(13)

13

Gambar 4.1 Sampel es teh yang didapat dari pedagang minuman

Sampel es teh yang didapat dari pedagang minuman lalu kemudian diinkubasi di dalam larutan Nutrient broth (TSB) pada suhu 37°C selama 24 jam suhu 37o C. Dari hasil pengamatan pada media Nutrient broth didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.2 Hasil penanaman sampel pada media Nutrient TSB

No. No. Sampel Jenis minuman Hasil pada media Nutrient

1. ET1 Es teh Keruh (+)

2. ET2 Es teh Keruh (+)

3. ET3 Es teh Keruh (+)

4. ET4 Es teh Keruh (+)

5. ET5 Es teh Keruh (+)

6. ET6 Es teh Keruh (+)

7. ET7 Es teh Keruh (+)

8. ET8 Es teh Keruh (+)

9. ET9 Es teh Keruh (+)

(14)

14

Dari tabel 4.2 tampak semua yaitu 10 dari 10 (100%) larutan Nutrient yang telah diinkubasi menjadi keruh dengan tingkat kekeruhan yang bervariasi dan mengeluarkan aroma yang menyengat dimana ini menandakan adanya koloni bakteri yang berkembang dimana kemungkinan ada larutan yang mengandung bakteri E.coli. Seperti yang tampak pada gambar di bawah.

A.

B.

Gambar 4.2 A dan B larutan Nutrient dari sampel yang telah diinkubasi pada suhu 37⁰C selama 24 jam berubahn menjadi keruh dengan tingkat kekeruhan yang bervariasi

(15)

15

Gambar 4.3. Hasil inkubasi sampel pada media Mc.Conkey suhu 35-37° C selama 24 jam kemudian diamati adanya koloni berwarna merah.

Tabel 4.3 Hasil inkubasi pada media Mc.Conkey dan koloni merah jambu yang timbul

Kode sampel Tumbuhnya koloni berwarna merah jambu

ET1 Ada (+)

ET2 Ada (+)

ET3 Ada (+)

ET4 Ada (+)

ET5 Ada (+)

ET6 Ada (+)

ET7 Ada (+)

ET8 Ada (+)

ET9 Ada (+)

ET10 Ada (+)

(16)

16

Dari tabel 5.3 tampak semua sampel yaitu 10 dari 10 (100%) larutan yang keruh setelah ditanam pada media Mc.Conkey dan diinkubasi tampak adanya koloni barwarna merah jambu yang timbul. Adanya koloni bakteri yang tumbuh berwarna merah jambu menunjukkan kemungkinan koloni tersebut adalah koloni bakteri E.coli

Uji konfirmasi untuk lebih meyakinkan bahwa koloni positif dari media SMAC merupakan koloni bakteri E.coli dilakukan dengan uji IMVIC dengan hasil yang tampak pada gambar di bawah dan disajikan seperti pada tabel 4.4 dibawah.

.

(17)

17

Gambar 4.4 Hasil uji biokimia dengan media IMViC pada sampel no.1,2,3,4,6,7,8,9 yang memperlihatkan perubahan pada media yang menunjukkan hasil positif fecal coli.

Tabel 4.4 Hasil isolasi Escherichia coli berasal dari es teh setelah dilakukan uji konfirmasi dengan uji biokimia IMVIC

Kode sampel Escherichia coli (+) pada uji IMVIC

ET1 POSITIF (+) E.coli

ET2 POSITIF (+) E.coli

ET3 POSITIF (+) E.coli

ET4 POSITIF (+) E.coli

ET5 POSITIF (+) E.coli

ET7 POSITIF (+) E.coli

ET8 POSITIF (+) E.coli

(18)

18

Pada Tabel 4.4 di atas terlihat bahwa sebanyak 8 dari 10 (80.0%) sampel dari Hasil uji biokimia dengan media IMViC menunjukkan es teh positif mengandung bakteri Escherichia coli dari pedagang minuman yang tersebar di wilayah Denpasar

Identifikasi E.coli O157

Hasil positif pada media Mc.Conkey selanjutnya ditanam pada media selektif SMAC yang diinkubasi pada suhu 35-37° C selama 24 jam untuk diidentifikasi timbulny koloni yang bening, tidak berwarna (colourless) dimana koloni tersebut diidentifikasi sebagai E.coli O157 seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah dan disajikan dalam bentuk tabel berikut.

(19)

19

Gambar 4.6 Salah satu sampel (no.4) ditanam pada media selektif SMAC yang diinkubasi pada suhu 35-37° C selama 24 jam dan timbul koloni yang bening, tidak berwarna (colourless) dimana koloni tersebut diidentifikasi sebagai E.coli O157(dalam lingkaran dan anak panah hitam).

Tabel 4.5 Hasil isolasi Escherichia coli berasal dari es teh setelah dilakukan uji konfirmasi pada media SMAC

Kode sampel Escherichia coli O157(+)

(20)

20

Dari tabel 4.5 Dapat dilihat yaitu sebanyak 8 dari 10 (80%) sampel setelah ditanam pada media SMAC dan diinkubasi tampak adanya koloni barwarna bening/tidak berwarna (colourless) dimana koloni tersebut diidentifikasi sebagai E.coli O157.

4.2 Pembahasan

Penyakit yang disebabkan oleh adanya infeksi E. coli dapat ditularkan dari reservoir (sumber) baik dari manusia, karier, hewan maupun dari lingkungan yang sudah terkontaminasi bakteri E.coli. Bakteri ini dapat menginfeksi manusia secara insidental melalui produk makanan dan atau minuman yang terkontaminasi tinja manusia. Makanan dan minuman dapat menjadi sumber kontaminasi termasuk dan air minum maupun produk olahannya seperti minuman dengan rasa-rasa tertentu maupun dari es batu yang dipakai mencampur minuman. Minuman dapat terkontaminasi dari bahan baku yang dipakai atau dapat terjadi selama proses penyiapan, penyajian maupun penyimpanannnya baik kontaminasi langsung dengan air atau tangan penyaji yang terkontaminasi E. coli.

Para pedagang minuman di warung maupun di pinggir jalan tempat pengambilan sampel terlihat kurang memperhatikan aspek sanitasi dan hygiene. Tampak dari pengamatan peneliti , air yang dipakai sebagai bahan baku kadang dipakai berulang dan dibiarkan dalam suhu ruang (tidak pada suhu dingin). Pertumbuhan mikroorganisme dalam air juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan khususnya temperatur. E.coli sebagai mikroorganisme mesophilik akan tumbuh secara optimal pada suhu 20oC – 40oC8Bila dibiarkan didalam kontainer atau wadah terbuka maka dapat mempermudah kontaminasi dari udara luar maupun dari lalat dan binatang serangga lain yang dapat sebagai vektor pembawa bakteri E.coli.

(21)

21

Apabila tangan penyaji makanan terkontaminasi bakteri E.coli tentu saja ada kemungkinan minuman yang disajikan terkontaminasi bakteri yang ada di tangan apabila penyaji tersebut tidak menggunakan sarung tangan sebagai pencegah penularan atau tidak melakukan cuci tangan yang baik sebelum menyajikan minuman.

Salah satu strain E.coli yang bersifat patogen adalah serotipe O157. Suatu studi epidemiologis menunjukkan bahwa E.coli pada lingkungan yang kotor sering membawa Shiga like toxin11. Manusia merupakan reservoir utama E. coli O157: H7. Air dan makanan yang tercemar oleh kotoran hewan atau manusia yang mengandung E. coli O157 berfungsi sebagai sumber infeksi11,18

(22)

22

BAB 5

KESIMPULAN

1. Jumlah minuman es teh dari pedagang minuman di sekitar sekolah di Kota Denpasar yang terkontaminasi oleh bakteri E.coli adalah sebanyak 8 dari 10 (80%) sampel.

(23)

23

DAFTAR PUSTAKA

Acheson, D.W.K., 2000. How does Escherichia coli O157:H7 Testing in Meat Compare with What We are Seening Clinically. J. Food Production. 63(6): 819-821.

Anonim. Ice Plant. GEA GRADE Grasso Adearest. http://www.grasso-adearest.com/en-us/Markets/Ice-Plants/Pages/default.aspx. (Akses: 18 Januari 2011)

Bell BP, Goldoft M, Griffin PM, et al. A multistate outbreak of Escherichia coli O157:H7-associated bloody diarrhea and hemolytic uremic syndrome from hamburgers: the Washington experience. JAMA 1994; 272: 1349–53

Beutin, L., D. Geier, H. Steinruck, S. Zimmermann, and F. Scheutz, 1993. Prevalence and Some Properties of Verotoxin (Shiga like toxin)-producing Eschericia coli in Seven Diffenrent Species of Healthy Domectic Animals. J.Clin. Microbial.31(9) : 2483-2488.

Brotman, N., R. A. Giannella, P. F. Alm, H. Bauman, A. R. Bennett, R. E. Black, C. N. Bruhn, M. B. Cohen, S. L. Gorbach, J. B. Kaper, M. R. Robert, J. L. Staneck, S. Taylor, H. S. Troutt, B. P. Bell, R.L. Buchanan, K. Durham, P. Feng, C. Tukcer Foreman, R. G. Galler, R. B. Gravani, R. H. Hall, D. D. Hancock, and J. Hollingsworth. 1995. Consensus Conference Statement. Escherichia coli O157: H7 infection-an emerging national health crisis, July 11-13, 1994. Gastroenterology 108: 1923-1934.

Chabra, Fratamico, P. M., Schultz, F. J., and Cooke. 1999. Factors influencing attachment of Escherichia coli O157:H7 to beef tissues and removal using selected sanitizing rinses. J. Protect. 59: 453-459.

Fardiaz, S., 1990. Analisis Mikrobiologi Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi PAU Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor.

Heuvelink, A.E., J.T.M. Zwartkruis Nahuis, R.R.Beurner and E.D.Boer. 1999. Occurrence and Survival of Verocytotoxin Producing Escherichia coli O157 in Meats Obtained from Retail Outlets in The Netherlands, J. Food Production. 62 (10) : 1115-1121

Jawetz, Melnick, Adelberg's.2007. Enteric Gram-Negative Rods (Enterobacteriaceae) in Medical Microbiology, 24th Edition, Lange -The McGraw-Hill Companies,USA

(24)

24

carbohydrates for treatment of infections by Shiga toxin-producing Escherichia coli O157:H7.Department of Clinical Pharmacology, Research Institute, International Medical Center of Japan, 1-21-1 Toyama, Shinjuku- ku, Tokyo 162-8655, Japan; www.pnas.org_cgi_doi_10.1073_pnas. 112058999 PNAS _ May 28, 2002 _ vol. 99 _ no. 11 _ 7669–7674

Potter ME, Motarjemi Y, Kaferstein FK. Emerging foodborne disease. World health, 1997, 1:16—17.

Suryawirya, U., 1996. Mikrobiologi Air dan Dasar-dasar Pengolahan Buangan Secara Biologi. Alumni Bandung.

Suthisarnsuntorn U : Bacteria Causing Diarrheal Diseases & Food Poisoning, DTM&H Course 2002, Faculty of Tropical Medicine, Mahidol University, Bangkok, Thailand.

Sutrisno, C.T dan E. Suciastuti., 1987. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Penerbit: P.T. Bina Aksara, Jakarta.

(25)

25 8. Pendidikan (dari sarjana muda / yang sederajat ke atas )

UNIVERSITAS / INSTITUT DAN LOKASI

GELAR TAHUN BIDANG STUDI

1. Fakultas Kedokteran UNUD

1). Short couse and workshop Tropical infectious diseases, Unsyah, Banda Aceh, 2008 2). Summer school on Molecular Biology and Tropical Infectious Disease, University of

Goettingen, German, 2009

(26)

26

INSTITUSI JABATAN PERIODE KERJA

I. Pengalaman Kerja :

Judul Penelitian Kedudukan Sumber dana Tahun

Identifikasi bakteri patogen sebagai penyebab wabah diare dari sumber mata air dan hapusan dubur penderita di Kecamatan Selat,

Pola distribusi genotipe VHB dan Subtipe VHC di Puskesmas Mengwi I

Identifikasi Gen ctx-A dengan Metode PCR dari Bakteri Vibrio Cholera serotype O1 pada Es Batu dan Air Es Pendingin Tempat

Penyimpanan Hasil Laut

(27)

27 Identifikasi Gen ctx-A dari DNA Bakteri Vibrio Cholera serotype O1 dengan Metode PCR

pada Air Laut di Pantai Wisata Seluruh Bali

(28)

28

LAMPIRAN

DOKUMENTASI PENELITIAN

(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)

Gambar

Tabel 4.1 Lokasi pengambilan sampel
Tabel 4.2 Hasil penanaman sampel pada media Nutrient TSB
Gambar 4.2 A dan B  larutan Nutrient dari sampel yang telah diinkubasi pada suhu 37⁰C selama 24 jam berubahn menjadi keruh dengan tingkat kekeruhan yang bervariasi
Gambar 4.3. Hasil inkubasi sampel pada media Mc.Conkey suhu 35-37° C selama 24 jam kemudian diamati adanya koloni berwarna merah
+3

Referensi

Dokumen terkait

There are multiple methods of segmentation and classification of urban point clouds, but we can at first distinguish between meth- ods using a 2D information (either by projecting

Analisis kebijakan dapat dilakukan dengan mengidentifikasi masalah yang terkait dengan pelaksanaan kebijakan dan merumuskan permasalahan yang akan dianalisis. Masalah

Suatu informasi rahasia adalah suatu informasi yang tidak terbuka untuk umum, dalam arti kata orang luar, dan bersifat tidak rahasia bagi mereka yang terlibat

b) Tekhnik lobi dan negosiasi. Lobi dan negosiasi merupakan bagian dari konsep komunikasi secara umum yang bertujuan mempengaruhi, menarik perhatian, menarik simpati,

Kesimpulannya, secara parsial tidak terdapat perbedaan preferensi konsumen pada faktor kualitas isi dan fisik dalam keputusan pembelian Harian Umum Suara Merdeka

Sehubungan dengan surat penawaran Saudara untuk paket pekerjaan Pengembangan Gedung Operasional Kantor SAR Kupang (224 M2), berdasarkan hasil evaluasi Pokja Jasa

Terdapat banyak ayat di dalam alquran yang telah menerangkan dan menjelaskan kepada kita tentang gambaran lautan atau laut dalam sama ada berkaitan dengan

Rata-rata Alokasi Waktu Tenaga Kerja Wanita Pengrajin Atap Nipah di Desa Penyampak Tahun 2016.. No Kegiatan Alokasi Waktu/Hari (Jam) Alokasi Waktu/bulan (Jam)