• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Skripsi Rizalul

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Jurnal Skripsi Rizalul"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user JURNAL SKRIPSI

PENGGUNAAN AUDIO VISUAL

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENCAK SILAT

PADA SISWA KELAS X IPA 3 SMA N 1 TERAS BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Oleh:

MUHAMMAD RIZALUL FIKRI

NIM K4612102

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

PENGGUNAAN AUDIO VISUAL

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENCAK SILAT

PADA SISWA KELAS X IPA 3 SMA N 1 TERAS BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Muhammad Rizalul Fikri K4612102

Pembimbing I : Drs. Sunardi, M. Kes

Pembimbing II : Tri Winarti Rahayu, S.Pd., M. Or

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Email : Rizalul.MR@gmail.com

ABSTRAK

Muhammad Rizalul Fikri. K4612102. PENGGUNAAN AUDIO VISUAL UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENCAK SILAT PADA SISWA

KELAS X IPA 3 SMA N 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN

2015/2016, Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta. Mei 2016.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar pencak silat

melalui penggunaan audio visual pada siswa kelas X IPA 3 SMA N 1 Teras Boyolali

tahun ajaran 2015/2016.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini

diloaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah kelas X

IPA 3 SMA N 1 Teras Boyolali yang berjumlah 34 siswa yang terdiri dari 12 siswa

putra dan 22 siswa putri. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari guru dan

(3)

commit to user

pencak silat. Analisis data menggunakan deskriptif yang didasarkan pada analisis

dengan prosentase.

Hasil penelitan menunjukkan bahwa melalui media pembelajaran audio visual

dapat meningkatkan hasil belajar pencak silat dari pra siklus ke siklus 1 dan dari

siklus 1 ke siklus 2. Pembelajaran pencak silat sudah diajarkan di kelas tersebut

seperti yang telah direncanakan dalam silabus tetapi ada kesulitan-kesulitan yang

dihadapi siswa dalam pembelajaran pencak silat sehingga kemampuan belajar pencak

silat belum sesuai. Oleh karena itu, hasil belajar pencak silat selama pembelajan

berlangsung masih belum maksimal. Dari hasil analisis yang diperoleh peningkatan

yang sigifikan dari pra sikluske siklus I dan dari siklus 1 ke siklus 2. Pada siklus1,

hasil belajar pencak silat siswa mencapai 61, 77% atau sebanyak 21 siswa dari 34

siswa yag masuk kriteria tuntas. Pada siklus 2 hasil belajar pencak silat yang masuk

kriteria tuntas juga meningkat menjadi 88,23% atau 30 siswa masuk pada kriteria

tuntas dan 4 lainnya belum tuntas. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan

bahwa : penggunaan audio visual dapat meningkatkan hasil belajar pencak silat pada

siswa kelas X IPA 3 SMA N 1 Teras Boyolali tahun ajaran 2015/2016.

Kata Kunci : hasil belajar pencak silat, media pembelajaran audio visual.

ABSTRACT

Muhammad Rizalul Fikri. K4612102. THE USE OF AUDIO VISUAL AIDS IN

IMPROVING X-3 SCIENCE PROGRAM STUDENTS LEARNING

OUTCOMES IN PENCAK SILAT AT SMA N 1 TERAS BOYOLALI

2015/2016 ACADEMIC YEAR. thesis, Teacher Training and Education Faculty,

Sebelas Maret University Surakarta, May 2016.

The purpose of this research is to improve student learning outcomes in

pencak silat through the use of audio-visual at X-3 science program student`s learning

(4)

commit to user

This research is a classroom action research (CAR). The research was

conducted in two cycles, with each cycle consisting of planning, action, observation,

and reflection. This research subject is class X-3 science in SMA N 1 Teras Boyolali

totaling 34 students consisting of 12 boys and 22 female student. Sources of data in

this research comes from teachers and students. Data collection techniques are

observation and assessment capabilities pencak silat. Data analysis using descriptive

based on analyzes by percentage.

The results showed that through the medium of audio-visual learning can

improve learning outcomes pencak silat from pre cycle to cycle 1 and cycle 1 to cycle

2. Learning martial arts is already taught in the class as planned in the syllabus, but

there are difficulties faced by students in learning of pencak silat, so the ability to

learn the pencak silat is not appropriate. Therefore, the learning outcomes for the

learning pencak silat is still not maximal. From the analysis obtained a significant

increase of pre-cycle to the first cycle and from cycle 1 to cycle 2. In cycle 1, the

results of student learning pencak silat at 61, 77% or as many as 21 students from 34

students are qualify due. In the second cycle learning outcomes pencak silat that

qualify completed also increased to 88.23% or 30 students entered the final and four

other criteria not yet complete. Based on the research results can be concluded that:

the use of audio-visuals can improve learning outcomes pencak silat at X-3 science

program students learning outcomes of pencak silat at SMA N 1 Teras Boyolali in

2015/2016 academic year.

Keywords : learning results martial arts, audio-visual learning media.

PENDAHULUAN

Pendidikan jasmani adalah

suatu proses pendidikan melalui

aktivitas jasmani yang didesain untuk

meningkatkan kebugaran jasmani,

mengembangkan keterampilan motorik,

pengetahuan dan perilaku hidup sehat

(5)

commit to user emosi. Pendidikan jasmani diajarkan

dari tingkat Sekolah Dasar (SD),

Sekolah Menengah Pertama (SMP),

Sekolah Menengah Atas (SMA),

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),

dll.

Tujuan dari pendidikan jasmani

adalah untuk memelihara dan

meningkatkan kesegaran jasmani dan

kesehatan. Dalam rangka mencapai

tujuan tersebut, pembelajaran yang

dilakukan antara guru dan siswa

hendaknya mengacu pada peningkatan

aktivitas dan partisipasi siswa. Dari

segi manfaat pendidikan jasmani dapat

mencakup untuk memenuhi kebutuhan

akan gerak, mengenalkan individu pada

lingkungan dan potensi yang dimiliki,

menanamkan dasar-dasar keterampilan,

menyalurkan energi yang berlebihan

dan merupakan proses pendidikan

secara serempak baik fisik, mental

maupun emosional.

Pencak silat merupakan salah

satu cabang olahraga beladiri yang

termasuk dalam materi pokok

pendidikan jasmani. Materi yang

diberikan dalam pembelajaran pencak

silat adalah tendangan, pukulan,

tangkisan dan elakan. Macam gerakan

tendangan dalam pencak silat dibagi

menjadi tendangan lurus, tendangan

sabit dan tendangan T. Selain itu dalam

teknik dasar pencak silat terdapat

pukulan. Macam-macam pukulan

dalam pencak silat antara lain pukulan

depan, pukulan bandul dan pukulan

melingkar. Tangkisan dalam pencak

silat dibagi menjadi tangkisan luar,

tangkisan atas dan tangkisan bawah.

Sebagai langkah awal

pembelajaran pencak silat, siswa harus

diperkenalkan terlebih dahulu tentang

teknik-teknik dasar yang ada di dalam

pencak silat. Pada dasarnya masih

banyak siswa yang belum mengenal

pencak silat. Maka dari itu guru

dituntut untuk kreatif dan inovatif

dalam memberikan materi

pembelajaran, sehingga tujuan

pembelajaran tercapai sesuai yang

diharapkan khususnya materi pencak

silat. Keberhasilan pendidikan

dipengaruhi beberapa faktor,

diantaranya : guru, siswa, orang tua

siswa, fasilitas belajar, lingkungan

belajar dan sebagainya. Namun dalam

(6)

commit to user

jasmani khususnya dalam materi

pencak silat masih terdapat masalah

yang harus diselesaikan. Guru masih

belum memaksimalkan media

pembelajaran yang ada sehingga hasil

yang didapat dalam pembelajaran

khususnya pencak silat masih sangat

kurang maksimal. Selain itu juga, guru

dalam mengajar kurang memberi

contoh gerakan yang akan diajarkan

secara maksimal. Sehingga, masih

terdapat siswa yang belum paham

mengenai gerakan yang akan

dilakukan. Meskipun sudah menjadi

materi pokok dalam pelajaran

pendidikan jasmani masih banyak

peserta didik yang belum memiliki

kemampuan teknik dasar pencak silat.

Untuk itu diperlukan suatu media

pembelajaran dalam mengajarkan

materi pencak silat agar hasilnya bisa

lebih maksimal.

Berdasarkan hasil observasi

yang telah dilakukan di SMA N 1 Teras

Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali

pada siswa kelas X IPA 3 tahun

pelajaran 2015/2016 masih banyak

peserta didik yang masih belum

menguasai teknik – teknik dasar pencak

silat dengan baik dan benar. Akibatnya

masih banyak siswa yang belum tuntas

untuk penilaian ketrampilan khususnya

dimateri pencak silat. Dari jumlah

keseluruhan siswa kelas X IPA 3 SMA

N 1 Teras sebanyak 34 siswa yang

dapat mencapai batas maksimal KKM

yaitu 78 hanya 13 siswa atau 38,23%

sedangkan 21 siswa atau 61,77% belum

mencapai batas tuntas. Dengan hasil

tersebut menunjukkan bahwa proses

pembelajaran Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

khususnya dalam materi pencak silat

masil belum maksimal.

Salah satunya permasalahan

seperti ini bisa diselesaikan dengan

menggunakan media pembelajaran

audio visual. Sehingga pembelajaran

pendidikan jasmani difokuskan dengan

menggunakan menggunakan video

pembelajaran. Pemilihan media berupa

video dikarenakan secara tampilan akan

lebih jelas, pemahaman konsep

mengenai teknik – teknik dasar yang

dipelajari akan lebih mudah dicerna

oleh siswa. Selain itu siswa akan

memberikan perhatian yang lebih tinggi

(7)

commit to user

media. Dikarenakan dengan

menggunakan media ini pembelajaran

lebih menarik dengan adanya video

yang ditayangkan. Setelah video

ditayangkan, guru memberi penjelasan

dan memberi contoh gerakan yang akan

disampaikan. Sehingga materi yang

akan dilakukan akan lebih jelas dan

mudah dipahami oleh siswa. Di setiap

ruang kelas SMA N 1 Teras juga

tersedia media LCD proyektor sebagai

alat bantu untuk mendukung proses

belajar mengajar. Namun sayangnya

hal ini kurang dimanfaatkan dalam

pembelajaran pendidikan jasmani

sehingga hasil pembelajaran yang

dihasilkan kurang memuaskan. Selain

itu juga hanya sebagian saja siswa yang

secara aktif mengikuti proses

pembelajaran, sedangkan beberapa

siswa yang lain malah asik bersantai –

santai tanpa menghiraukan apa yang

dijelaskan oleh guru. Sehingga tingkat

keberhasilan yang diharapkan akan sulit

tercapai. Oleh karena itu diperlukan

suatu tindakan yang mampu melibatkan

siswa dalam belajar sehingga hasil yang

direncanakan dapat tercapai.

Berdasarkan hasil observasi

yang telah dilakukan dan dari masalah

yang ada, maka perlu dilakukan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

dengan menggunakan media

pembelajaran untuk mempermudah

pembelajaran pada siswa kelas X IPA 3

SMA N 1 Teras Kecamatan Teras

Kabupaten Boyolali dengan judul

“Penggunaan Audio Visual Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Pencak Silat

Pada Siswa Kelas X IPA 3 SMA N 1 Teras

Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016”.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian belajar menurut

Slameto (2013:2) yakni “Belajar adalah

suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh

perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamanya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya ”. Belajar

merupakan proses internal yang

kompleks. Yang terlibat dalam proses

internal tersebut adalah seluruh mental,

yang meliputi ranah kognitif, afektif

(8)

commit to user

Menurut Dimyati dan

Mudiyono (2009:20), “hasil belajar

merupakan suatu puncak proses

pembelajaran. Hasil belajar tersebut

terjadi terutama berkat evaluasi guru.

Hasil belajar berupa dampak

pengajaran dan dampak pengiring”.

Untuk memperoleh hasil belajar,

dilakukan evaluasi atau penilaian yang

merupakan tindak lanjut atau cara

untuk mengukur tingkat penguasaan

siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa

tidak saja diukur dari tingkat

penguasaan ilmu pengetahuan tetapi

juga sikap dan ketrampilan. Dengan

demikian penialaian hasil belajar siswa

mencakup segala hal yang dipelajari di

sekolah, baik itu menyangkut

pengetahuan, sikap dan ketrampilan.

Adapun prinsip – prinsip belajar

dalam pembelajaran adalah

kesiapan belajar; perhatian; motivasi;

keaktifan siswa; mengalami sendiri;

pengulangan; pelajaran yang

menantang; balikan dan penguatan; dan

perbedaan individual. Prinsip belajar

menunjuk kepada hal – hal penting

yang harus dilakukan oleh guru agar

terjadi proses belajar siswa sehingga

proses pembelajaran yang dilakukan

dapat mencapai hasil yang diharapkan.

Menurut Slameto (2013:54)

Faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar banyak jenisnya, tetapi dapat

digolongkan menjadi dua golongan,

yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

Faktor intern adalah factor yang ada

dalam diri individu yang sedang

belajar, sedangkan faktor ekstern

adalah faktor yang ada di luar individu.

1) Faktor – Faktor Internal

a) Faktor Jasmaniah

b) Faktor Psikologis

c) Faktor Kelelahan

2) Faktor – Faktor Eksternal

Faktor esktern yang

berpengaruh terhadap belajar

dapatlah dikelompokkan menjadi 3

faktor, yaitu : faktor keluarga,

faktor sekolah, dan faktor

masyarakat.

a) Faktor Keluarga

b) Faktor Sekolah

c) Faktor Masyarakat

Pencak silat merupakan cabang

olahraga yang menghubungkan ilmu

(9)

commit to user konsentrasi yang tinggi. Pencak silat

merupakan bagian dari budaya bangsa

Indosesia yang bernilai luhur.

Nilai-nilai luhur pencak silat terkandung

dalam jati diri bangsa

Menurut Agung Nugroho yang

dikutip dari Erwin Setyo Kriswanto

(2015:26) “pendidikan pencak silat

yang berakar budaya bangsa serta

mencakup segi mental dan fisik secara

menyeluruh diharapkan dapat

membentuk manusia seutuhnya yang

berkualifikasi”.

Media pembelajaran adalah

segala sesuatu yang dapat digunakan

untuk menyalurkan pesan (bahan

pembelajaran), sehingga dapat

merangsang perhatian, minat, pikiran

dan perasaan siswa dalam kegiatan

belajar untuk mencapai tujuan belajar

Maanfaat media pembelajaran

dalam proses belajar siswa menurut

Sudjana dan Riva`I (Rostina

Sundayana, 2014:12-13), yaitu sebagai

berikut :

1) Pembelajaran akan lebih

menarik siswa, sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

2) Bahan pembelajaran akan lebih

jelas maknanya sehingga dapat

dipahami oleh siswa dan

memungkinkan menguasai dan

mencapai tujuan pembelajaran.

3) Metode mengajar akan lebih

bervariasi, tidak semata – mata

komunikasi verbal melalui

penuturan kata – kata oleh guru,

sehingga siswa tidak bosan dan

guru tidak kehabisan tenaga,

apalagi kalau guru mengajar

pada setiap jam pelajaran.

4) Siswa dapat lebih banyak

melakukan kegiatan belajar

sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru,

tetapi juga aktivitas lain seperti

mengamati, melakukan,

mendemostrasikan,

memamerkan, dan lain-lain.

Media audio visual adalah

merupakan media perantara atau

penggunaan materi dan penyerapannya

melalui pandangan dan pendengaran

sehingga membangun kondisi yang

dapat membuat siswa mampu

(10)

commit to user keterampilan, atau sikap. Melalui media

ini, siswa tidak hanya dapat melihat

atau mengamati sesuatu, melainkan

sekaligus dapat mendengar sesuatu

yang divisualisasikan. Mary Go

Setyawani yang dikutip Rostina

Sundayana (2013:198) mengemukakan

bahwa, “Audio visual adalah alat bantu

mengajar yang dilihat dan didengar

atau penggabungan keduanya. Tetapi

dalam pemberian contoh membaginya

menjadi dua yaitu alat peraga dan audio

visual”.

Tujuan menggunakan audio

visual ketika mengajar adalah :

1) Menolong peserta didik untuk

mengingat lebih banyak

2) Membantu peserta didik untuk

mengerti dengan lebih baik

3) Menarik dan memusatkan

perhatian siswa

4) Mengatasi keterbatasan bahasa

METODE PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) ini sudah dilakukan di SMA N 1

Teras Boyolali.

Subjek dari Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) ini adalah siswa kelas X

IPA 3 yang berjumlah 34 siswa. Terdiri

dari 12 siswa, dan 22 siswi.

Teknik Pengumpulan Data dalam

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini

terdiri dari dua proses, yaitu tes dan

observasi. Pengumpulan data sebagai

berikut :

1. Tes : digunakan untuk

mendapatkan data tentang hasil

gerakan siswa (psikomotorik),

serta hasil tes pemahaman

(kognitif) siswa baik secara lisan

maupun tulisan yang diberikan

oleh guru.

2. Obeservasi : digunakan sebagai

teknik untuk mengumpulkan data

tentang aktivitas siswa (afektif)

dalam mengikuti proses belajar

mengajar pencak silat dengan

media pembelajaran audio visual.

Teknik pengujian validitas data

pada penelitian tindakan kelas ini

menggunakan triangulasi. Triangulasi

yang digunakan dalam Penelitian

Tindakan Kelas ini meliputi :

1. Triangulasi Data : data yang sama

(11)

commit to user digali dari beberapa sumber data

yang berbeda sehingga data yang

diperoleh dapat benar-benar

objektif. Data diperoleh dari siswa,

serta observasi guru sebagai

kolaborator.

2. Triangulasi sumber :

mengkonkretkan data yang diperoleh

dari informasi satau narasumber

yapng lain, baik siswa, guru lainatau

pihak-pihak lain (kepala sekolah,

rekan guru, wali kelas)

3. Triangulasi metode : pengumpulan

data dengan metode berbeda agar

hasilnya lebih mantap (observasi,

tes) sehingga didapat hasil akurat

mengenai subjek penelitian.

Teknik analisi data dari

pelaksanaan siklus PTK dianalisis

secara diskriptif dengan cara

menggunakan teknik presentase untuk

melihat peningkatan hasil belajar

pencak silat dalam kegiatan

pembelajaran. Dalam penelitian ada

dua jenis data yang dianalisis yaitu :

1. Hasil belajar pencak silat :

dianalisis dengan mencari rata-rata

nilai dari ranah kognitif, afektif dan

psikomotorik. kemudian

dikategorikan dalam klasifikasi

skor yang telah ditentukan.

2. Kemampuan dalam melakukan

rangkaian gerakan pencak silat :

dengan menganalisis rangkaian

gerakan pencak silat. Kemudian

dikategorikan dalam klasifikasi

skor yang telah ditentukan.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pratindakan

Dari hasil observasi bahwa hanya

ada 13 siswa yang dapat melakukan

dengan baik atau memperoleh nilai

diatas KKM yaitu 78. Data observasi

menunjukan bahwa kemampuan siswa

dalam melakukan gerakan pencak silat

masih kurang maksimal. Dari 34 siswa,

hanya 13 siswa atau 38,23% yang

mampu mencapai nilai batas

ketuntasan. Untuk memperbaiki dan

meningkatkan hasil belajar dalam

proses pembelajaran pencak silat, maka

akan dilakukan tindakan berupa upaya

peningkatan hasil belajar pencak silat

melalui media pembelajaran audio

(12)

commit to user

B. Deskripsi Hasil Tindakan

Tiap Siklus

1. Siklus 1

a. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan data

kondisi awal sebelum

pembelajaran pencak silat pada

siswa kelas X IPA 3 SMA N 1

Teras Boyolali tahun pelajaran

2015/2016, maka prosentase nilai

perlu ditingkatkan dengan model

pembelajaran yang tepat yaitu

untuk membuat siswa menjadi

aktif , membuat siswa tertarik,

tidak bosan, dan mudah

memahami dalam pembelajaran

pendidikan jasmani khususnya

dalam materi pencak silat.

Pembelajaran dengan

menggunakan media

pembelajaran audio visual

merupakan bentuk pembelajaran

yang dapat mendatangkan

ketertarikan, kemudahan dalam

memecahkan suatu masalah

dengan menayangkan video

pencak silat dari geraan

tendangan, pukulan, tangkisan

dan elakan yang terdapat pada

pencak silat.

b. Pelaksanaan Tindakan

Materi pelaksanaan pada

siklus I, pertemuan pertama

(Selasa, 26 April 2016) adalah

dengan menayangkan video

teknik gerakan pencak silat yaitu

tendangan, pukulan, tangkisan

dan elakan.

Materi pada pelaksanaan

siklus I, pertemuan kedua Selasa,

10 Mei 2016 adalah

menayangkan dan

mempraktikkan kembali materi

pencak silat yang dipelajari yaitu

tendangan, pukulan, tangkisan

dan elakan serta melaksanakan

tes pengetahuan.

c. Observasi Tindakan

Observasi tindakan

dilakukan ketika dalam proses

pembelajaran sedang

berlangsung oleh peneliti dan

kolaborator. Pengamatan

menggunakan lembar observasi

(13)

commit to user

d. Refleksi Tindakan

pada hasil belajar pencak

silat, diperoleh hasil belajar

pencak silat yaitu sebanyak 21

siswa (61,77%) telah memenuhi

KKM dan 13 siswa (38.23%)

yang belum memenuhi KKM.

Kategori Jumlah Prosentase

Tuntas 21 61,77 %

Tidak

Tuntas 13 38,23 %

Jumlah 34 100 %

Berdasarkan hasil belajar

yang dicapai siswa pada siklus I

dapat diketahui bahwa masih

belum menunjukkan hasil yang

sesuai dengan target peneliti

sehingga pembelajaran perlu

dilanjutkan pada siklus berikutnya.

2. Siklus 2

a. Perencanaan Tindakan

Siklus II merupakan tindak

lanjut dari hasil analisis dan

refleksi yang dilaksanakan pada

siklus I, dimana dalam

pelaksanaan tindakan dalam

siklus I rata-rata siswa

menunjukan hasil yang kurang

maksimal dan belum sesuai

dengan kriteria yang telah

ditentukan pada siklus I.

Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran siklus II sebagai

yaitu Peneliti bersama guru

merancang bagaimana proses

pembelajaran dengan

menggunakan media

pembelajaran audio visual dalam

pembelajaran pendidikan

jasmani khususnya dalam

materi pencak silat, untuk

mengoptimalkan hasil belajar

pencak silat pada siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

Materi pelaksanaan

pada siklus II, pertemuan

pertama (selasa, 17 Mei 2016)

adalah dengan menampilkan

kembali video dan memberi

penjelasan mengenai gerakan

yang ditampilkan tentang materi

pencak silat dan setelah itu siswa

mempraktikkan gerakan yang

sudah ditayangkan dan di

(14)

commit to user Pada pelaksanaan siklus II,

pertemuan kedua (24 Mei 2016)

adalah yaitu dengan

menayangkan dan

mempraktikkan kembali materi

pencak silat yang dipelajari

yaitu tendangan, pukulan,

tangkisan dan elakan serta

melaksanakan tes pengetahuan.

c. Observasi Tindakan

Observasi tindakan

dilakukan ketika dalam proses

pembelajaran sedang berlangsung

oleh peneliti dan kolaborator.

Pengamatan menggunakan

lembar observasi dan lembar

penilaian pada kemampuan siswa

dalam pembelajaran.

d. Refleksi Tindakan

Berdasarkan hasil

pengamatan pada siklus ke 2

dilakukan analisis dan

refleksi sebagai berikut:

1) Pelaksanaan proses

belajar mengajar telah

sesuai dengan rencana

yang dibuat pada

Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP)

Siklus II.

2) Pembelajaran

menggunakan penerapan

media pembelajaran

audio visual yang

diterapkan peneliti dan

guru mampu

meningkatkan

pemahaman siswa

mengenai materi yang

akan dipelajari yaitu

tendangan, pukulan,

tangkisan dan elakan.

3) Hasil belajar siswa

dalam pembelajaran

pencak silat setelah

tindakan II dilakukan

menunjukan hasil bahwa

yang dapat memenuhi

KKM sebanyak 30 siswa

(88,23%) dan yang

belum mencapai batas

tuntas terdapat 4 siswa

(11,77%).

3. Perbandingan Hasil Tindakan

Antar Siklus

Berdasarkan hasil

(15)

commit to user Kelas pada siswa kelas X IPA 3

SMA N 1 Teras Booyolali tahun

pelajaran 2015/2016 dapat

dinyatakan bahwa terjadi

peningkatan kualitas hasil belajar

pencak silat dari siklus satu ke

siklus lainnya. Pada kondisi awal

sebelum penelitian diperoleh

hasil ketuntasan belajar yang

kurang maksimal. Pada kondisi

awal hanya 13 siswa (38,23 %)

yang mencapai kriteria tuntas,

sedangkan sisanya 21 siswa

(61,77 %) belum memenuhi

KKM. Pada akhir siklus I

meningkat menjadi 21 siswa

(61,77 %) yang mencapai

kriteria tuntas, sedangkan

sisanya 13 (38,23 %) belum

memenuhi KKM. Pada akhir

siklus II terjadi peningkatan

menjadi 30siswa (88,23 %)

yang mencapai kriteria tuntas

dan 4 siswa (11,77 %) yang

belum tuntas.

4. Pembahasan

Pelaksanaan penelitian

tindakan kelas ini bertujuan

untuk meningkatkan hasil belajar

pencak silat pada siswa kelas X

IPA 3 SMA N 1 Teras Boyolali.

Penelitian ini dilaksanakan di

SMA N 1 Teras Boyolali melalui

medi pembelajaran audio visual.

Dengan menggunakan media

pembelajaran audio visual,

pembelajaran pencak silat yang

semula kurang dalam hal contoh

gerakan sehingga mengakibatkan

pembelajaran menjadi monoton

dan membosankan akan menjadi

lebih menyenangkan, tidak

monoton, dan siswa bisa melihat

gerakan yang akan dipelajari

secara berulang-ulang.

Siklus I dilaksanakan 2

kali pertemuan yaitu pada hari

selasa 26 April 2016 dan 10 Mei

2016. Pelaksanaan tindakan I

merupakan tindak lanjut dari

hasil pratindakan yang

menunjukkan bahwa kelas X

IPA 3 SMA N 1 Teras Boyolali

yang masih memiliki masalah

dalam pembelajaran Pencak

silat. Pada pelaksanaan tindakan

(16)

commit to user

pencak silat dengan

menggunakan media

pembelajaran audio visual, yaitu

dengan menampilkan video

disaat kegiatan belajar kengajar

berlangsung dan siswa

mengamati, menganalisis dan

mempraktikkan gerakan yang

sudah ditayangan sebelumnya.

Dari hasil pengamatan yang

dilakukan oleh guru dan peneliti

terhadap proses pembelajaraan,

dapat diketahui bahwa

pembelajaran pencak silat

dengan menggunakan media

pembelajaran audio visual pada

siklus I siswa lebih antusisas

dalam mengamati video dan

lebih mudah memahami materi

pencak silat yang dipelari yaitu

tendangan, pukulan, tangkisan

dan elakan. Nilai yang

diperoleh siswa dari hasil

pengamatan pencak silat pada

tindakan I masih harus

ditingkatkan karena belum

mencapai indikator keberhasilan

yang telah ditetapkan. Hasil

siklus I belum bisa dikatakan

berhasil karena sesuai dengan

indikator target pencapaian hasil

belajar yaitu sebesar 80,00%.

Solusi yang disepakati guru dan

peneliti dalam pelaksanaan

siklus II yaitu dengan

menampilkan lagi video yang

disampaikan di pertemuan

sebelumnya kemudian dijelaskan

lebih jelas lagi sehingga siswa

bisa memahami materi lebih

banyak dibandingkan

sebelumnya.

SIMPULAN,IMPLIKASI DAN

SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data yang

telah dilakukan dalam pembahasan

yang telah diungkapkan pada bab

IV, diperoleh simpulan bahwa :

Hasil dari penelitian

menunjukan bahwa melalui

penggunaan media pembelajaran

audio visual dapat meningkatkan

hasil belajar pencak silat dari pra

siklus ke siklus I dan dari siklus I

(17)

commit to user diperoleh hasil pada siklus I terjadi

peningkatan hasil belajar pencak

silat untuk siswa yang tuntas yaitu

21 siswa atau 61,77 % yang tuntas

dari kondisi awal yaitu 13 siswa

atau 38,23 % yang tuntas dari

jumlah 34 siswa. Sedangkan pada

siklus II terjadi peningkatan hasil

belajar pencak silat sebesar 30

siswa atau 88,24% yang tuntas dari

jumlah 34 siswa. Berdasarkan

analisis data yang telah dilakukan

diperoleh simpulan bahwa :

penggunaaan media pembelajaran

audio visual dapat meningkatkan

hasil pencak silat pada siswa kelas

X IPA 3 SMA N 1 Teras Boyolali

Tahun Pelajaran 2015/2016.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan

penelitian yang telah dikemukakan

diatas maka dapat diketahui bahwa

penggunaan media pembelajaran

audio visual dapat meningkatkan

hasil belajar pencak silat pada

siswa kelas X IPA 3 SMA N 1

Teras Boyolali tahun ajaran

2015/2016.

Dengan demikian, implikasi

penelitian kelas ini adalah ;

1. Penelitian ini memberikan suatu

gambaran yang jelas bahwa

keberhasilan proses

pembelajaran tergantung pada

beberapa faktor.

2. Memberikan deskripsi yang

jelas bahwa dengan penggunaan

media pembelajaran audio

visual dapat meningkatkan hasil

belajar pencak silat pada siswa

kelas X IPA 3 SMA N 1 Teras

Boyolali tahun pelajaran

2015/2016.

3. Penggunaan media

pembelajaran audio visual untuk

meningkatkan hasil belajar

pencak silat siswa, sehingga

siswa memperoleh pengalaman

baru dan berbeda dalam proses

pembelajaran khususnya dalam

mata pelajaran penjasorkes

biasanya.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian,

maka dapat disarankan beberapa

hal, khususnya pada guru SMA N 1

(18)

commit to user

1. Guru hendaknya terus

berusaha untuk

meningkatkan

kemampuannya dalam

mengembangkan materi,

menyampaikan materi, serta

dalam mengelola kelas,

sehingga kualitas

pembelajaran yang

dilakukannya dapat terus

meningkat seiring dengan

peningkatan kemampuan

yang dimilikinya.

2. Guru hendaknya mau

membuka diri untuk

menerima berbagai bentuk

masukan, saran, dan kritikan

agar dapat lebih

memperbaiki kualitas

mengajarnya.

3. Guru hendaknya lebih

inovatif dan kreatif dalam

menyampaikan materi

pembelajaran penjasorkes.

4. Kepada guru yang belum

menerapkan pembelajaran

dengan media pembelajaran

audio visual hendaknya bisa

mencoba dengan media

pembelajaran audio visual

tersebut dalam pembelajaran

penjasorkes sehingga

nantinya dapat bermanfaat

untuk meningkatkan hasil

belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman,. (2012), Belajar dan

Pembelajaran, Bandung : Alfabeta

Asyhar. R. (2012), Kreatif

Mengembangkan Media

Pembelajaran, Jakarta :Referensi

Dimyati & Mudjiono., (2009). Belajar

dan Pembelajaran, Jakarta :

Rineka Cipta

Hamdani, (2011). Strategi Belajar

Mengajar, Bandung : Pustaka Setia

Ibrahim

Hamruni., (2012). Strategi

Pembelajaran, Yogyakarta : Insan

Madani

Jihad. A & Haris. A ., (2012), Evaluasi

Pembelajaran, Yogyakarta : Multi

(19)

commit to user

Kirna I. M., Suwiwa, I.G., &

Santyasa I W.,., (2014), Vol. 4

: e-Journal. Pengembangan

Media Pembelajaran Audio Visual pada mata pelajaran

pencak silat. Program

Pascasarjana : Universitas

Pendidikan Ganesha.

Diperoleh 19 april 2016. Pukul

21.00, dari

pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_tp/ar ticle/.../1055

Kristiyanto, A., (2010). Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) Dalam

Pendidikan Jasmani &

Kesehatan Olahraga. Surakarta

: UNS Press

Kriswanto, E.S., (2015). Pencak Silat,

Yogyakarta : Pustaka Baru Press

Lubis, J. & Wardoyo, H., (2014).

Pencak silat : panduan praktis.

Jakarta : Kharisma Utama Offset

Maryono, O., (2006). Pencak Silat

Merentang Waktu, Yogyakarta :

Benang Merah

Munadi, Y., (2012). Media

Pembelajaran : sebuah

pendekatan baru. Jakarta :

Gaung Persada PressRamadhani L. M. & Marwan I., (2014),

Upaya Meningkatkan Hasil

Belajar Pencak Silat

Menggunakan Audio Visual Pada Siswa Kelas VII C SMP N 10 Kota Tasikmalaya, Journal

Universitas Siliwangi

Tasikmalaya, vol. 3, Nomor 1.

Diperoleh 20 April 2016, pukul

7.48, dari

http://journal.unsil.ac.id/mhs-2191.html

Mulyana, (2013). Pendidikan Pencak

Silat : Membangun Jati Diri dan

Karakter Bangsa, Bandung :

Remaja Rosdakarya

Rahayu E. T., (2013). Strategi

Pembelajaran Pendidikan

Jasmani : Implementasi pada

Pembelajaran Pendidikan

Jasmani, Olahraga, dan

Kesehatan, Bandung : Alfabeta

Slameto., (2013). Belajar dan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi,

Jakarta : Rineka Cipta

Sukiman,. (2012). Pengembangan

Media Pembelajaran,

Yogyakarta : Pedagogia

Sundayana, R., (2013). Media

Pembelajaran Matematika.

Bandung : Alfabeta

Suryani, N. & Agung, L., (2012).

Strategi Belajar Mengajar,

Surakarta : Ombak

Warsita, B., (2008). Teknologi

Pembelajaran : landasan dan

aplikasinya. Jakarta

Wena, M., (2012). Strategi

Pembelajaran Inovatif

Kontenporer : Suatu Kejadian

Konseptual Operasional.

Referensi

Dokumen terkait

selaku Ketua Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta dan dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran untuk

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR DAN INDEX MASSA TUBUH PADA SISWA TUNAGRAHITA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa bimbingan agama yang diadakan oleh pihak panti baik dan berguna bagi anak asuh. Hal

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR DAN INDEX MASSA TUBUH PADA SISWA TUNAGRAHITA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Dalam kehidupan masyarakat peranan pelayanan sosial adalah mengembangkan kehidupan bagi individu dan kelompok sebagai pengganti fungsi dalam keluarga, sehingga

Anak berkebutuhan khusus atau disebut juga dengan anak luar biasa dalam lingkungan pendidikan dapat diartikan seseorang yang memiliki ciri-ciri penyimpangan mental,

[r]

Berdasarkan hasil identifikasi stakeholder yang terlibat dalam perencanaan pembangunan kehutanan di daerah (Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Papua Barat