(B. Pertanian)
Induksi Pembentukan Nodula Akar dan Penambatan N
2Tanaman Kedelai melalui Pemberian
Triptofan dan Indol Asam Asetat (IAA) Ekstra Seluler
Kata kunci : ekstra seluler IAA nodula akar triptofan kedelai
Sudadi
Fakultas Pertanian UNS, Penelitian, DP2M DIkti, Hibah Fundamental Lanjutan, 2012
Keberadaan dan efektivitas nodula akar sangat penting bagi tanaman kedelai guna memenuhi kebutuhannya akan hara nitrogen. IAA merupakan salah satu senyawa yang berperan penting pada proses pembentukan nodula akar kedelai. Adanya pengaruh dari faktor-faktor lingkungan tertentu seperti pH tanah misalnya, dapat menyebabkan tanaman tidak mampu mengekskresikan asam amino triptofan sehingga tidak terbentuk IAA. Hasil penelitian tahun pertama menunjukkan bahwa pengaruh yang optimum dari asam amino triptofan dan IAA terhadap pembentukan nodula akar dan hasil kedelai yang ditanam pada media tanam pasir steril terjadi pada konsentrasi dan waktu pemberian yang berbeda. Waktu pemberian yang mampu meningkatkan jumlah nodula akar secara signifikan adalah pada awal tanam (V0) dan V 3, sedangkan untuk konsentrasi triptofan adalah 0 - 1,0 ppm dan IAA 0,001 ppm. Penelitian tahun kedua bertujuan untuk mengkaji apakah asam amino triptofan dan IAA yang berasal dari luar sel (ekstra seluler) pada konsentrasi dan waktu pemberian tersebut dapat meningkatkan pembentukan nodula akar dan hasil tanaman kedelai pada tanah yang bereaksi masam, netral maupun alkalis.
Penelitian dilakukan di rumah kaca, menggunakan pot plastik diameter 20 cm dengan media tanam tanah pasir steril. Kedelai yang digunakan adalah varietas lokal dan inokulum Rhizobium diperoleh dari Jurusan Mikrobiologi, Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan empat faktor perlakuan yaitu macam tanah (masam, netral dan alkalis), macam fitohormon ekstra seluler (asam amino triptofan = Z1 dan IAA = Z2), waktu pemberian (awal tanam = V0 dan vegetative 3 = V3) dan konsentrasi fitohormon (0; 0,001; 0,1 dan 1 ppm). Tiap kombinasi perlakuan diulang tiga kali. Variabel yang diamati meliputi jumlah nodula akar, tinggi tanaman, berat kering pucuk yang diamati pada fase pertumbuhan R1 (mulai berbunga), serta hasil tanaman yang diamati pada fase R8 (polong masak). Unsur hara diberikan dalam bentuk larutan untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Data yang diperoleh dianalisis statistik dengan uji F pada aras kepercayaan 5 %, dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan bila ada pengaruh yang nyata.