• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI PESERTA DIDIK KELAS V DI SDN SIGI 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI PESERTA DIDIK KELAS V DI SDN SIGI 1"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

686

PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI PESERTA DIDIK KELAS V DI SDN SIGI 1

Mukaramah

¹Mahasiswa PPG Daljab Batch 1 2022, ²Dosen Pembimbing, ³Guru Pamong

Email mukaramah8@gmail.com ABSTRAK

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada kelas V di SDN SIGI 1 masih menunjukkan hasil yang kurang optimal dilihat dari segi hasil belajarnya.

Selama ini guru mengajar hanya dengan metode ceramah dan alat belajar/sumber belajar yang dipakai cuma sekadar buku paket. Hal ini tentu perlu ada perbaikan dan peningkatan baik dari segi cara model pembelajaran maupun sumber atau media pembelajaran dalam rangka meningkatkan hasil belajar peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan menggunakan media audio visual pada peserta didik kelas V di SDN SIGI 1.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan 2 siklus melalui 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Subjek penelitian 10 peserta didik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi, dokumentasi, dan tes. Teknik analisis data menggunakan presentase.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media audio visual dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik pada setiap siklusnya. Pada siklus I dengan menggunakan media audio visual peserta didik yang tuntas sebanyak 3 orang dari 10 orang peserta didik atau 30% dengan nilai rata-rata 60,5. Kemudian pada siklus II peserta didik yang tuntas 10 orang dari 10 peserta didik atau 100% dengan rata-rata nilai 92,5.

Kata Kunci: Media Audio Visual, Hasil Belajar.

ABSTRACT

Islamic Religious Education learning in class V at SDN SIGI 1 still shows less than optimal results in terms of learning outcomes. So far, teachers have only taught using the lecture method and learning tools/learning resources used are just package

(2)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

687

books. This of course needs to be improved and improved both in terms of learning models and learning resources or media in order to improve student learning outcomes. This study aims to determine the improvement of Islamic Religious Education (PAI) learning outcomes using audio-visual media for fifth grade students at SDN SIGI 1.

This research is a Classroom Action Research (CAR) with 2 cycles through 4 stages, namely planning, implementation, observation and reflection. The research subjects were 10 students. Data collection techniques used are observation sheets, documentation, and tests. Data analysis technique using percentage.

The results of this study indicate that the use of audio-visual media in the learning process can improve student learning outcomes. This can be proven by an increase in student learning outcomes in each cycle. In the first cycle using audio-visual media, 3 students out of 10 students completed or 30% with an average score of 60.5.

Then in the second cycle, 10 students out of 10 students completed or 100% with an average value of 92.5.

Keywords: Audio Visual Media, Learning Outcomes.

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah proses pembinaan manusia secara jasmaniah dan rohaniah, artinya setiap upaya dan usaha untuk meningkatkan kecerdasan anak didik berkaitkan dengan peningkatan kecerdasan intelegensi, emosi dan kecerdasan spiritualitasnya (Hasan Basri, 2006: 54).

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang fundamental dalam pembangunan, karena kemajuan bangsa erat kaitannya dengan masalah pendidikan. Secara garis besar, pendidikan sebagai suatu usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa agar menjadi manusia seutuhnya berjiwa Pancasila.

Pendidikan pada hakikatnya suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak sehingga timbul tanggung jawab yang dilakukan orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan yang dicita-citakan dan berlangsung terus-menerus (H.

Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, 2007: 70)

Semangat pendidikan di dalam al-Qur’an jelas tertuang di ayat yang pertama turun kepada Rasulullah saw, yaitu perintah “Iqra’. Suatu perintah yang menegaskan arti penting membaca. Nasir Baki dalam menjelaskan kata “iqra’

(3)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

688

sebagai sinyalemen, bahwa Islam dibangkitkan dengan cara mengajak kepada manusia untuk berpikir. Sinyalemen tersebut dapat dimaknai sebagai titik point urgensi pendidikan bagi setiap insan, karena melatih berpikir adalah bagian dari tugas pendidikan (Munir Yusuf, 2018: 9)

Menurut Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang dimaksud dengan Pendidikan adalah: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan profesi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” (Republik Indonesia, “Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003: 1)

Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki peran strategis dalam sistem pendidikan nasional. Peran tersebut terletak pada pencapaian tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur.

Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat memahami apa yang terkandung di dalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna dan maksud serta tujuannya dan pada akhirnya dapat mengamalkannya serta menjadikan ajaran-ajaran agama Islam yang telah dianutnya itu sebagai pandangan hidupnya sehingga dapat mendatangkan keselamatan dunia dan akhiratnya kelak (Zakiah Daradjat, 2008: 88)

Pendidikan Agama Islam (PAI) secara garis besar bertujuan untuk membina manusia agar menjadi hamba Allah SWT yang sholeh dengan seluruh aspek kehidupan, perbuatan, pikiran, dan perasaan. Khususnya agar manusia selalu mengabdikan diri dan menyembah Allah SWT.

Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang harus diberikan ditingkat Sekolah Dasar (SD). PAI sangat kompleks, sehingga dalam proses pembelajarannya diperlukan metode dan media pembelajaran agar ilmu agama Islam dapat dimengerti, dipahami dan dijadikan pedoman hidup di dunia. Pembelajaran sebagai proses interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar lainnya perlu didukung dengan penggunaan media yang tepat (Hamdan Husein Batubara, 2020: 1).

Selama ini, pembelajaran PAI di sekolah masih abstrak dan teoritis dengan hanya terfokus pada sumber materi yang ada pada buku pelajaran atau buku paket. Dalam proses pembelajarannya, masih terpusat pada guru sehingga fungsi dan peran guru sangat dominan di dalam kelas. Peserta didik menjadi

(4)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

689

pasif, hanya mendengarkan dan memperhatikan, serta sesekali mencatat.

Padahal materi Pendidikan Agama Islam cukup kompleks dan memerlukan pemahaman dan penghayatan yang mendalam. Hal tersebut dibutuhkan untuk meningkatkan keimanan peserta didik. Selama ini, peserta didik hanya hafal materi saja, tanpa adanya pemahaman dan penghayatan yang mendalam.

Akibatnya, prestasi belajar atau hasil belajarnya kurang optimal.

Secara umum keberhasilan proses pembelajaran ditentukan oleh beberapa komponen, diantaranya guru, siswa, metode atau strategi pembelajaran, media dan evaluasi pembelajaran. Dalam implementasi proses pendidikan guru merupakan komponen yang paling penting, sebab keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran sangat tergantung pada guru sebagai ujung tombak. Kenyataan yang terjadi selama proses pembelajaran, peserta didik hanya mendengarkan ceramah guru kemudian menyalin apa yang ditulis guru di papan tulis. Penggunaan satu media tentu menjadikan pembelajaran hanya berpusat pada guru dan peserta didik pasif. Akibatnya, peserta didik menjadi bosan dan tidak temotivasi untuk belajar.

Pembelajaran yang membosankan tentunya tidak dapat membantu peserta didik mengembangkan potensinya. Guru harus bisa mewujudkan suasana belajar yang menyenangkan dan memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan potensinya, dan memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk berkreasi. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas pendidikan seharusnya dimulai dari pembenahan kemampuan guru bagaimana merancang atau menggunakan salah satu media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai karena kita yakin dengan tujuan bisa dicapai oleh satu media pembelajaran tertentu.

Ketika seorang pengajar memahami hubungan antara proses kognitif dan media seperti apa yang sesuai dengan karakteristik lingkungan tertentu, maka secara tidak langsung dapat menentukan media apa yang harus kita buat dan gunakan dalam pembelajaran, tentunya didasari oleh teori media terkait dengan proses kognitif dan sosial sehingga terbentuknya pengetahuan siswa yang baik (Nunuk Suryani, dkk, 2018:5).

Secara histori, penggunaan media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran

sudah melewati perjalanan cukup panjang. Sejak ditemukannya radio pada tahun 1930- an, muncul gerakan audiovisual education yang menekankan pentingnya penggunaan audiovisual dalam pembelajaran. Dari saat itu, mulai dikenal audiovisual aids (AVA) yaitu alat peraga atau media yang menyajikan materi dalam bentuk visual dan audiovisual untuk memperjelas apa yang

(5)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

690

disampaikan guru kepada peserta didik. Jadi peranan AVA disini untuk membantu guru menyampaikan pelajaran kepada peserta didik agar pembelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, karena itu juga disebut teaching aids (alat bantu guru untuk mengajar). Alat bantu guru dalam konsepsi pengajaran visual adalah setiap gambar, model, benda atau alat yang dapat memberikan pengalaman visual yang nyata kepada peserta didik. Media merupakan komponen sangat penting dalam suatu proses komunikasi, pesan yang disalurkan melalui suatu media oleh sumber/pengirim pesan akan dapat dikomunikasikan kepada sasaran penrima atau receiver apabila terdapat daerah lingkup pengalaman (area of experience) yang sama antara sumber pesan (source) dan penerima pesan (receiver). The association for educational communication and technology (AECT) menyatakan bahwa media adalah apa saja yang digunakan untuk menyalurkan informasi (Rayandra Asyhar. 2011: 4-5).

Penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar bahkan kehadiran media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu (Arif S. Sadiman, dkk, 2010: 190). Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran. Salah satu media yang bisa digunakan adalah media audio visual.

Media audio visual adalah alat bantu atau media yang memiliki unsur gambar dan suara (Rieza Hardyan Rahman, 2021: 50). Media audio visual merupakan perpaduan antara media audio dan visual dalam waktu yang bersamaan. Media audio visual adalah merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh penegtahuan, keterampilan, atau sikap (Dwi Nugraini, 2021). Guru berperan sebagai fasilitator, yaitu memberi tambahan penjelasan agar pesan yang hendak disampaikan melalui media tersebut mudah dimengerti oleh peserta didik.

Media audio visual yang dapat digunakan merupakan media yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan peserta didik (Munaya Ulil Ilmi dan Muh Alif Kurniawan, 2021:93)

Dr. Ikhsan El Khuluqo membagi jenis-jenis media audio visual menjadi dua yaitu Media Audio Visual Murni dan Media Audio Visual Tidak Murni.

Media audio visual murni merupakan media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak, unsur suara maupun unsur gambar tersebut berasal dari suatu sumber film bersuara, video dan Televisi. Sedangkan Media

(6)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

691

Audio Visual Tidak Murni adalah media yang unsur suara dan gambarnya berasal dari sumber yang berbeda (Ikshan El Khuluqo, 2017: 148).

Penggunaan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar dari para peserta didik. Hal ini terjadi karena dua hal, media audio visual lebih menarik sehingga menumbuhkan motivasi yang tinggi dalam diri peserta didik, pelajaran menjadi lebih jelas maknanya, metode mengajar guru pun menjadi lebih bervariasi, peserta didik tidak hanya mendengarkan tetapi juga melihat, mengamati, melakukan bahkan, mendemostrasikan. Media audio visual erat kaitannya dengan tahapan berfikir anak usia sekolah dasar, karena media visual dapat membuat hal-hal yang abstrak menjadi kongkrit dan menyederhanakan hal-hal yang kompleks.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada kelas V di SDN SIGI 1 masih menunjukkan hasil yang kurang optimal dilihat dari segi hasil belajarnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar, ialah satunya dari faktor ekstern yaitu sekolah dalam hal ini guru. Selama ini guru mengajar hanya dengan metode ceramah dan alat belajar/sumber belajar yang dipakai cuma sekedar buku Paket. Hal ini tentu perlu ada perbaikan dan peningkatan baik dari segi cara model pembelajaran maupun sumber atau media belajar dalam rangka meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Media Audio Visual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar PAI Peserta Didik Kelas V di SDN SIGI 1. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan media audio visual pada peserta didik kelas V di SDN SIGI 1.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan suatu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai (Akbar, 2009:19). Metode penelitian ini mengacu kepada tindakan guru ketika melaksanakan pembelajaran sebagai upaya untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suharjono (Arikunto, 2006:58) yang mengemukakan bahwa “penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik belajar”.

(7)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

692

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas V yang berjumlah 10 orang di SDN SIGI 1. Objek penelitiannya adalah penggunaan media audio visual dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan Juni 2022 dengan 2 kali pertemuan dan dilaksanakan dalam 2 siklus dengan empat rencana tindakan.

Desain penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu model siklus.

Model siklus yang digunakan yaitu model menurut Kemis dan Mc.Taggart (Suyanto, 1997 : 16) yaitu terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi yaitu:

Gambar 1. Alur Pelaksanaan PTK Model Kemis dan Mc. Taggart 1. Perencanaan

Tahap ini peneliti menyiapkan RPP Siklus I terdiri dari satu RRP, yaitu tentang Mari Mengenal Rasul Allah, Membuat instrumen penilaian siklus 1 terdiri dari 5 soal uraian, dan Membuat lembar observasi.

2. Pelaksanaan

Penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan kelas.

Pelaksanaan pada siklus I ini, kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 09 Juni 2022 di kelas V SDN SIGI 1. Kelas V ini memiliki

Pelaksanaan

Siklus I

Perencanaan Pengamatan

Refleksi

Pengamatan Pelaksanaan

Perencanaan

Refleksi Siklus II

(8)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

693

10 peserta didik yang terdiri dari 7 laki-laki dan 3 perempuan. Siklus ini berlangsung selama 1 kali pertemuan dengan materi Mari Mengenal Rasul Allah.

Pada penelitian ini peneliti bertindak sebagai pendidik dan memberikan inovasi pembelajaran pada peserta didik kelas V berupa penggunaan media Audio visual.

3. Pengamatan (observasi)

Pengamatan (observasi) adalah suatu pengamatan langsung terhadap peserta didik dengan memperhatikan tingkah lakunya secara teliti.

Observasi dimaksudkan untuk melihat atau mengamati serta mendokumentasikan pengaruh-pengaruh yang muncul sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Penulis melakukan pengamatan aktivitas peserta didik selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, mengukur ketercapaian indikator serta menganalisis dampak yang timbul dari media audio visual.

Hasil observasi didapatkan bahwa sebagian peserta didik kurang mempunyai minat terhadap pelaksanaan pembelajaran sehingga peserta didik tidak aktif mengikuti pembelajaran dan masih bingung terhadap pembelajaran yang dilakukan dan media audio visual yang digunakan masih belum sepenuhnya efektif dan optimal digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka perlu dilakukan perbaikan penggunaan media audio visual yang digunakan agar peserta didik tertarik dan aktif dalam pembelajaran sehingga bisa meningkatkan hasil belajar.

4. Refleksi

Refleksi dalam penilaian tindakan kelas dipahami sebagai kegiatan analisis sintesis, pemaknaan, penjelasan, dan evaluasi terhadap informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan tindakan tidak hanya dilakukan di akhir tindakan, melainkan dilakukan pada saat merancang tindakan, saat tindakan dilakukan dan saat setelah tindakan berakhir.

Kegiatan refleksi diarahkan tidak saja pada diri guru, melainkan seluruh konteks pembelajaran yang dilakukannya, termasuk peserta didik dan lingkungannya.

Pada Siklus I ini peningkatan yang dicapai oleh peserta didik belum sesuai dengan indikator keberhasilan atau target pencapaian yang telah ditentukan.

Peneliti melakukan siklus II dengan harapan akan terjadi peningkatan sesuai dengan indikator keberhasilan.

(9)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

694

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi, dokumentasi, dan tes. Teknik analisis data menggunakan presentase. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan peserta didik setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir siklus.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:

1. Untuk menilai tes formatif

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh peserta didik, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif.

2. Untuk ketuntasan belajar

Kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal, yaitu seorang peserta didik telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 70% atau nilai 70, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 70 %.

HASIL PENELITIAN

Siklus I hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik belum sesuai dengan indikator keberhasilan atau target pencapaian yang telah ditentukan. Peneliti melakukan Siklus II dengan harapan akan terjadi peningkatan sesuai dengan indikator keberhasilan. Hasil test pada siklus I ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 1. Hasil Tes Siklus 1

No. Nama Nilai Ketuntasan

1. Afbi Pratama Putra 70 Tuntas

2. Ardhana Prayoga 65 Tidak Tuntas

3. Firsha Sylvana Ramadhani 60 Tidak Tuntas

4. Gesha 65 Tidak Tuntas

5. Julian Rekky 75 Tuntas

6. Muhamad Saidi 70 Tuntas

7. Muhammad Farhan Zaidan 45 Tidak Tuntas

(10)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

695

8. Muhammad Rayhan Alvaro 55 Tidak Tuntas

9. Prinanda Nisya Al-Zahra 55 Tidak Tuntas

10. Reza Saputra 45 Tidak Tuntas

Hasil belajar peserta didik pada siklus I didapatkan hasil 3 orang peserta didik mencapai nilai KKM atau hanya 30%, dan 7 orang peserta didik belum mencapai nilai KKM atau sekitar 70%. Sehingga perlu dilakukan perbaikan pada siklus II.

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I maka dikembangkan siklus II.

Pada siklus II ini adalah memperbaiki hal-hal yang perlu diperbaiki dan dikembangkan dari siklus I agar hasilnya sesuai dengan apa yang diharapkan.

Pada dasarnya pada siklus II ini untuk mengetahui apakah terjadi perubahan setelah memperoleh tindakan pada siklus I. Pada pembelajaran disiklus II akan diperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I , dan pada siklus II ini diharapkan bisa berjalan dengan lebih baik. Sehingga penelitian tidak perlu dilakukan pada siklus-siklus berikutnya.

Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa pada pembelajaran siklus II hasil belajar peserta didik meningkat dan sudah melampaui nilai KKM yaitu 70. Sebagian besar peserta didik mempunyai minat tinggi dalam pembelajaran dan peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran, dan merasa tertarik pada pembelajaran guru yaitu dengan menggunakan media audio visual yang lebih menarik.

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II, diperoleh deskripsi bahwa pembelajaran dengan menggunakan media audio visual sangat memberikan pengaruh yang baik kepada peserta didik pada materi Mari Mengenal Rasul Allah, membuat peserta didik bersemangat dan terlibat aktif dalam pembelajaran di kelas sehingga menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif.

Hasil belajar peserta didik pada siklus II sudah menunjukkan peningkatan dibandingkan pada pembelajaran di siklus I. Dengan menggunakan media pembelajaran audio visual yang lebih menarik terdapat adanya peningkatan hasi belajar peserta didik.

Hasil test pada siklus II ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 2. Hasil Tes Siklus II

No. Nama Nilai Ketuntasan

(11)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

696

1. Afbi Pratama Putra 95 Tuntas

2. Ardhana Prayoga 95 Tuntas

3. Firsha Sylvana Ramadhani 100 Tuntas

4. Gesha 100 Tuntas

5. Julian Rekky 95 Tuntas

6. Muhamad Saidi 95 Tuntas

7. Muhammad Farhan Zaidan 95 Tuntas

8. Muhammad Rayhan Alvaro 90 Tuntas

9. Prinanda Nisya Al-Zahra 90 Tuntas

10. Reza Saputra 70 Tuntas

Hasil belajar peserta didik pada siklus II didapatkan hasil semua peserta didik yang berjumlah 10 orang telah mencapai nilai KKM dan dikatakan tuntas dalam pembelajaran.

Penyampaian pembelajaran dengan menggunakan media audio visual pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti tentang materi Mari Mengenal Rasul Allah pada peserta didik Kelas V SDN SIGI 1 Tahun Ajaran 2021/2022 ditunjukkan pada peningkatan aktivitas peserta didik dalam belajar sehingga berdampak pada ketercapaian hasil belajar peserta didik. Menurut Hamalik hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari sebelumnya dan yang tidak tahu menjadi tahu (Oemar Hamalik, 2007:30). Hasil belajar peserta didik dapat diketahui pada akhir evaluasi. Meningkatnya hasil belajar berarti ada selisih antara hasil belajar awal dengan hasil belajar akhir. Adanya peningkatan hasil belajar dapat dikatakan bahwa pembelajaran itu efektif (Fendika Prastiyo, 2019:10).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya akan tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja. Menurut Slameto faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan dalam dua bagian, yaitu faktor

(12)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

697

intern dan faktor ekstern (Slameto, 1995: 54). Faktor Intern meliputi: Kesehatan, Intelegensi dan bakat, minat dan motivasi, serta gaya belajar. Sedangkan faktor ekstern meliputi: Keluarga, Sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar (Dalyono, 2007: 56).

Implementasi media audio visual yang diterapkan di kelas V SDN SIGI 1 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti tentang Mari Mengenal Rasul Allah ternyata dalam pelaksanaannya sangat antusias diterima oleh para peserta didik dan merekapun menjadi lebih semangat dan termotivasi.

Keantusiasan peserta didik diperlihatkan dengan nilai hasil belajar yang sangat memuaskan, hampir seluruh peserta didik mencapai nilai di atas KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 70 dan hanya satu orang peserta didik yang memperoleh nilai pas diambang batas KKM.

Tabel 3. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik

Ketuntasan hasil belajar peserta didik dari siklus I hanya 3 peserta didik saja yang tuntas dengan nilai rata-rata kelas 60,5 dengan prosentasi ketuntasan 30%. Sedangkan pada siklus I terjadi peningkatan yang signifikan yaitu semua peserta didik yang berjumlah 10 orang dikatakan tuntas hasil belajarnya dengan nilai rata-rata kelas 92,5 dengan prosentasi ketuntasan 100%.

Tabel 4. Tingkat ketercapaian penerapan media audio visual dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik

No. Deskripsi Nilai Rata-rata

Siklus I

Nilai Rata-rata Siklus II

1. Nilai Rata-rata 60,5 92,5

2. Tingkat Ketercapaian 60,5% 92,5%

No. Deskripsi Siklus I Siklus II

1. Jumlah peserta didik yang tuntas 3 10

2. Jumlah peserta didik yang tidak tuntas 7 0

3. Nilai Rata-rata 60,5 92,5

4. Prosentasi Ketuntasan 30% 100%

(13)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

698

3. Kriteria Tercapai Sangat Tercapai

Tingkat ketercapaian penerapan media audio visual dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada siklus I diperoleh sebesar 60,5% dengan kriterian tercapai, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 92,5% dengan kriteria sangat tercapai.

KESIMPULAN

Berdasarkan data yang diperoleh tentang Penerapan Media Audio Visual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar PAI Peserta Didik Kelas V di SDN SIGI 1.

Peneliti dapat mengambil kesimpulan sesuai dengan hasil penelitian dari siklus I dan siklus II, yaitu sebagai berikut:

1. Penerapan media audio visual mampu meningkatkan hasil belajar PAI peserta didik kelas V SDN SIGI 1 tentang materi Mari Mengenal Rasul Allah.

2. Adanya peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar PAI peserta didik kelas V setelah dalam pembelajaran menggunakan media audio visual, dari siklus I yaitu 30% dengan nilai rata-rata 60,5 meningkat menjadi 100% dengan nilai rata-rata 92,5 pada siklus II.

3. Tingkat ketercapaian penerapan media audio visualpun dalam meningkatkan hasil belajar PAI peserta didik kelas V di SDN SIGI 1 meningkat secara signifikan dari siklus I diperoleh tingkat ketercapaian 60,5% dengan kriteria

“tercapai” dan, disiklus II meningkat tingkat ketercapaiannya menjadi 92,5%

dengan kriteria “sangat tercapai”.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. (2007). Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Akbar, Sa’dun dan Luluk Faridatuz. (2009). Prosedur Penyusunan Laporan dan Artikel: Hasil Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Cipta Media Aksara.

Asyhar, Rayandra. (2011). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran.

Jakarta: Gaung Persada.

Basri, Hasan. (2006). Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.

Batubara, Hamdan Husein. (2020). Media Pembelajaran Efektif. Semarang:

Fatawa Publishing.

Dalyono. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

(14)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

699

Daradjat, Zakiah. (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

El Khuluqo, Ikhsan. (2017). Belajar dan Pembelajaran Konsep Dasar Metode dan Aplikasi Nilai-Nilai Spiritualitas dan Proses Pembelajaran. Jakarta:

Pustaka Belajar.

Hamalik, Oemar. (2007). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hardyan, Rahman Rieza. (2021). Penerapan Media Audio Visual Dalam Meningkatkan Akhlak Anak Sekolah Dasar di Masa Pandemi. Jurnal Islamika: Jurnal Ilmu-Ilmu KeIslaman, Vol. 2 No. 01, Juli 2021, 50.

Ilmi, Munaya Ulil dan Kurniawan, Muh Alif. (2021). Efektivitas Media Audio Visual dalam Pembelajaran PAI Daring di MTs Negeri 9 Yogyakarta, IQRO, Vol. 4 No. 2, Desember 2021, 92-93.

Nugraini, Dwi. (2021). Karakteristik Media Audio, Visual, dan Audio Visual (https://retizen.republika.co.id/posts/14703/karakteristik-media-audio- visual-dan-audio-visual, diakses: 8 Juli 2022, 11.03)

Prastiyo, Fendika. (2019). Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik dengan Model Kooperatif Jigsaw Pada Materi Pecahan di Kelas V SDN Sepanjang 2. Surakarta: CV. Kakata Group.

Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (Pasal 1 ayat 1) Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

S. Sadiman, Arif, dkk. (2010). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers.

Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Cet. III;

Jakarta: Rineka Cipta.

Suharsimi, Arikunto. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Suryani, Nunuk, Ahmad Setiawan, dan Aditin Putria. (2018). Media Pembelajaran Normatif dan Pengembangannya. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suyanto. (1997). Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jakarta: BP3SD.

Yusuf, Munir. (2018). Pengantar Ilmu Pendidik. Palopo: IAIN Palopo.

(15)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

700

Referensi

Dokumen terkait

Dengan melakukan peninjuan beberapa aspek diatas, dapat disimpulkan perlunya suatu rencana tindak ( action plan ) yang meliputi, (1) melakukan pengenalan karekteristik sampah

Lembar Kerja Siswa (LKS) bertujuan sebagai panduan bagi siswa berlatih untuk memahami materi pembelajaran yang telah disajikan. Didalam LKS ada langkah-langkah kegiatan

In males, strain Cobb appeared to have a higher breast meat yield than of strain Ingham (Table 4) and a lower proportion of abdominal fat than females, but direct comparison was

Permasalahan teknis dari sudut ekonometrika seperti adanya hubungan kointegrasi dan volatilitas yang bersifat asimetrik ternyata tidak membuat efektivitas lindung

Apakah dalam strategi yang dilakukan oleh Global Wakaf ACT dalam mengelola dana wakaf produktif melalui investasi syariah yang pasti mengandung risiko tersebut

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat meningkatkan pem- belajaran matematika siswa kelas V SD Negeri 2 Bocor dengan indikator kiner- ja penelitian di antaranya:

Hasil penelitianmuatan keilmuan integrasi interkoneksi terhadap ma- ta pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA kurikulum 2013 dapat dideskripsikan sebagai

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah metode kualitatif yaitu teknis yang digunakan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami