TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA EKSTRAKURIKULER FUTSAL
SMPN 22 KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Universitas Jambi Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan
Olahraga dan Kepelatihan Olahraga
OLEH :
ARIS KURNIAWAN NIM K1A218016
PROGRAM STUDI KEPELATIHAN OLAHRAGA
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KEPELATIHAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022
ii
iii
iii
iv
HALAMAN PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Aris Kurniawan
NIM : K1A218016
Program Studi :Kepelatihan Olahraga
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini benar- benar karya sendiri dan bukan merupakan jiplakan dari penelitian pihak lain.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini merupakan jiplakan atau plagiat, saya bersedia menerima sangsi sesuai peraturan yang berlaku.
Demikianlah pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
Jambi, Desember 2022 Yang Membuat Pernyataan
Aris Kurniawan NIM: K1A218016
iii MOTTO
“Nilai akhir dari proses pendidikan, sejatinya rekapitulasi dari keberhasilannya menciptakan perubahan pada dirinya dan lingkungan. Itulah fungsi daripada
pendidikan yang sesungguhnya”.
iv
tercinta yang telah memberikan semangat dan dorongan dari segala sisi yang tak pernah lupa mendoakan dan menyayangi penulis.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, serta shalawat beriring salam penulis haturkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Tingkat Kebugaran Jasmani Pada Siswa Ekstrakurikuler Futsal Smpn 22 Kota Jambi” Disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Olahraga pada Program Studi Kepelatihan Olahraga Universitas Jambi.
Dukungan dan bantuan yang selalu diterima penulis dari orang-orang terdekat. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ungkapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada pihak yang turut serta membantu dan mendoakan penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
1. Bapak Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc.,Ph.D, selaku Rektor Universitas Jambi
2. Bapak Prof. Dr. M. Rusdi, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
3. Bapak Dr. Palmizal A, S.Pd, M.Pd selaku ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kepelatihan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi.
4. Bapak Adhe Saputra, S.Pd, M.Pd selaku ketua Program Studi Kepelatihan Olahraga. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas jambi
5. Rasa hormat dan terimakasih kepada Bapak Dr. Drs. Sukendro, M.kes AIFO selaku dosen pembimbing skripsi I dan Bapak Roli Mardian,
vi
S.Pd, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan, pengarahan serta ide-ide dan pemikiran dalam penulisan skripsi ini.
6. Segenap dosen dan staf akademik Program Studi Kepelatihan Olahraga, Universitas Jambi yang telah memberikan wawasan dan pengetahuan serta yang telah membantu dalam administrasi
7. Terima kasih kepada orang tua Penulis, Ayah Asril dan Ibu Cik nona yang selalu mengirimkan doa, dukungan, pengertian, memberikan kasih sayang kepada penulis untuk tetap semangat menyelesaikan studi. Serta seluruh keluarga yang telah memberikan semangat dan dukungannya.
8. Terima kasih kepada semua narasumber yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan dalam penulisan skripsi ini.
9. Terima kasih kepada teman-teman yang selalu memberikan semangat kepada penulis.
10. Terima kasih kepada teman-teman Kepelatihan Olahraga angkatan 2018 terimakasih kebersamaan, semangat dan dukungan kalian
11. Terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga kebaikan kalian dibalas ganda oleh Allah SWT.
Jambi, Desember 2022
Aris Kurniawan NIM. K1A218016
vii
vii
Halaman Pengesahan ... iv
Halaman Pernyataan ... v
Halaman Motto ... vi
Halaman Persembahan ... vii
Kata Pengantar... viii
Daftar Isi ... x
Daftar Lampiran ... xii
Daftar Tabel dan Diagram ... xiii
Abstrak ... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 4
1.3 Pembatasan Masalah ... 4
1.4 Rumusan Masalah ... 4
1.5 Tujuan Penelitian ... 4
1.6 Manfaat Penelitian ... 5
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kebugaran Jasmani ... 6
2.2 Gambaran Umum SMP N 22 Kota Jambi ... 20
2.3 Hakikat Ekstrakurikuler ... 21
2.4 Penelitian Relevan ... 23
2.5 Kerangka Berpikir ... 25
2.6 Hipotesis Penelitian ... 26
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat ... 27
3.2 Desain Penelitian ... 27
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 27
3.4 Instrumen Penelitian ... 28
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 30
3.6 Teknik Analisis Data ... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Data ... 33
4.2 Analisis Data ... 49
4.3 Pembahasan ... 50
viii BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ... 51
5.2 Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA ... 52
LAMPIRAN ... 54
ix
x
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK
Tabel 3.4 Tabel Nilai Tes Kebugaran Jasmani Indonesia Untuk Siswa Usia 13-15 Tahun Putera ………... 30 Tabel 3.6 Norma Tes Kebugaran Jasmani Indonesia Untuk Siswa umur
13-15 Tahun Putera ……….. 32
Tabel 4.1 Data Tes Lari 50 Meter Siswa Ekstrakurikuler Futsal SMPN
22 Kota Jambi………... 34
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Tes Lari 50 Meter Siswa Ekstrakuri3kuler Futsal SMPN 22 Kota Jambi………. 35 Tabel 4.3 Data Tes Baring Duduk 60 Detik Siswa Ekstrakurikuler Futsal
SMPN 22 Kota Jambi……… 37 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Data Tes Baring Duduk Siswa
Ekstrakurikuler Futsal SMPN 22 Kota Jambi……….. 39 Tabel 4.5 Data Tes loncat tegak Siswa Ekstrakurikuler Futsal SMPN 22
Kota Jambi……… 40
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Data Tes Loncat Tegak Siswa Ekstrakurikuler Futsal SMPN 22 Kota Jambi……….. 42 Tabel 4.7 Data Tes Lari 1000 Meter Siswa Ekstrakurikuler Futsal
SMPN 22 Kota Jambi……… 43 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Data Tes Lari 1000 Meter Siswa
Ekstrakurikuler Futsal SMPN 22 Kota Jambi……….. 44 Tabel 4.9 Data Tes kebugaran jasmani Siswa Ekstrakurikuler Futsal
SMPN 22 Kota Jambi ... ………….. 46 Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Data Tes Nilai Kebugaran Jasmani Siswa
Ekstrakurikuler Futsal SMPN 22 Kota Jambi……….. 47 Grafik 4.1 Data Tes Lari 50 Meter Siswa Ekstrakurikuler Futsal SMP N
22 Kota Jambi………... 34
Grafik 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Data Tes Lari 50 Meter Siswa Ekstrakurikuler Futsal SMP N 22 Kota Jambi………... 36 Grafik 4.3 Data Tes Baring Duduk 60 Detik Siswa Ekstrakurikuler Futsal
SMPN 22 Kota Jambi……… 37 Grafik 4.4 Diagram Distribusi Frekuensi Data Tes Baring duduk Siswa
Ekstrakurikuler Futsal SMP N 22 Kota Jambi………... 39 Grafik 4.5 Data Tes Loncat Tegak Siswa Ekstrakurikuler Futsal SMPN
22 Kota Jambi………... 40
Grafik 4.6 Diagram Distribusi Frekuensi Data Tes Loncat Tegak Siswa Ekstrakurikuler Futsal SMP N 22 Kota Jambi………... 42 Grafik 4.7 Data Tes Lari 1000 Meter Siswa Ekstrakurikuler Futsal
SMPN 22 Kota Jambi……… 43 Grafik 4.8 Diagram Distribusi Frekuensi Data Tes Lari 1000 Meter
Siswa Ekstrakurikuler Futsal SMP N 22 Kota Jambi………… 45
xi
Grafik 4.9 Klasifikasi Jumlah Nilai Kebugaran Jasmani Siswa Ekstrakurikuler Futsal SMPN 22 Kota Jambi……….. 46 Grafik 4.10 Diagram Distribusi Frekuensi Data Klasifikasi Jumlah Nilai
Kebugaran Jasmani Siswa Ekstrakurikuler Futsal SMPN 22
Kota Jambi……… 48
xii ABSTRAK
Aris Kurniawan. 2022. “Tingkat Kebugaran Jasmani pada Siswa Ekstrakurikuler Futsal SMPN 22 Kota Jambi’’. Skripsi, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kepelatihan Olahraga, FKIP Universitas Jambi. Pembimbing (1) Dr.
Drs. Sukendro, M.Kes AIFO dan pembimbing (2) Roli Mardian, S.Pd, M.Pd.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani siswa ekstrakurikuler futsal SMPN 22 Kota Jambi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa ekstrakurikuler futsal SMPN 22 Kota Jambi yang terdiri dari 25 Orang siswa putera.
Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Sehingga sampel pada penelitian ini adalah seluruh siswa ekstrakurikuler futsal SMPN 22 Kota Jambi yang terdiri dari 25 orang siswa putera
Berdasarkan hasil perhitungan maka pada disimpulkan bahwa tingkat kebugaran jasmani siswa ekstrakurikuler futsal SMPN 22 Kota Jambi tergolong sedang dengan rata-rata 15.
Kata Kunci : Kebugaran Jasmani, Ekstrakulikuler, Futsal Smpn 22 Kota Jambi
1
Menurut Sadoso dikutip oleh Kemenkes RI (2017) Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh dalam melakukan kegiatan fisik tanpa merasakan kelelahan yang berlebihan. Jadi yang dimaksud kebugaran jasmani ialah kebugaran fisik, yaitu kemampuan individu dalam melakukan pekerjaan sehari- hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan, sehingga mampu mengerjakan pekerjaan yang lainnya. Selain itu latihan yang dilakukan perlu melibatkan komponen-komponen dalam kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan yaitu: fleksibilitas, kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan jantung paru, dan komposisi tubuh.
Kebugaran jasmani merupakan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berat. Kebugaran jasmani adalah suatu dasar untuk dapat melakukan aktifitas hidup terutama mengajar.
Semakin tinggi tingkat kebugaran jasmani seseorang biasanya akan semakin mudah seseorang tersebut melakukan aktivitas. Sebaliknya jika tingkat kebugaran jasmani seseorang itu buruk maka gairah hidup dan penampilannya akan berkurang sebab tubuh tidak bekerja dengan baik. Kebugaran jasmani dapat diperoleh dengan cara berolahraga, oleh karena itu olahraga dapat di jadikan sebagai bagian dari kehidupan sehingga tidak salah apabila tubuh tidak aktif bergerak maka jangan harap kondisi fisik menjadi tetap optimal dan segar.
2
Futsal menjadi sarana untuk mengembangkan keterampilan dasar permainan futsal, seperti menggiring, menendang, menyundul, dan menyerang.
Bagi anak-anak ataupun remaja, futsal mampu mngembangkan skill, dan insting bermain bola. Olahraga futsal sudah menjamur di seluruh daerah yang ada di Indonesia dikarenakan perminan ini sangat menarik dan menghibur. Berdirinya klub-klub futsal menandakan bahwa olahraga futsal sangatlah digemari oleh seluruh lapisan masyarakat. Futsal juga sangat digemari oleh siswa sekolah menengah pertama. Hal ini dibuktikan dengan sering diadakan kejuaraan antar pelajar sekolah menengah pertama baik tingkat Daerah maupun tingkat Nasional.
Permainan futsal merupakan olahraga pilihan namun dengan keterbatasan alokasi waktu yang tersedia karena masih banyak materi lain yang harus ditempuh, maka untuk menambah waktu bermain futsal melalui kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan diluar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Ekstrakurikuler bertujuan untuk memperluas pengetahuan mengenai hubungan berbagai mata pelajaran ekstrakurikuler yang ada di sekolah menyalurkan bakat dan minat.
Kegiatan ekstrakurikuler di SMPN 22 Kota Jambi mempunyai banyak pilihan diantaranya yaitu bola voli, bola basket dan futsal. Upaya yang dilakukan untuk mendapatkan keberhasilan dalam kegiatan ekstrakurikuler tersebut salah satu unsur yang sangat penting adalah kebugaran jasmani, sedangkan untuk
mendapatkan kebugaran jasmani tersebut memerlukan latihan yang terprogram yang memiliki 3 konsep yaitu frekuensi adalah banyaknya unit latihan perminggu, untuk latihan ekstrakurikuler SMPN 22 Kota Jambi dalam cabang futsal adalah setiap hari minggu. Sedangkan hari lainnya digunakan untuk beristirahat agar tubuh memiliki kesempatan untuk melakukan recovery (pemulihan tenaga), time adalah waktu yang diperlukan untuk setiap kali latihan. Dengan 3 konsep tersebut kesegeran jasmani siswa dapat terjaga akan dapat menunjang keberhasilan usaha dalam mencapai prestasi.
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan pada siswa ekstrakurikuler futsal SMPN 22 Kota Jambi peneliti menemukan masalah mengenai tingkat kebugaran jasmani siswa khusus usia 13-15 tahun. Selama melakukan observasi di SMPN 22 Kota Jambi peneliti melihat bahwa banyak siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler futsal pada saat melakukan latihan mudah lelah dan kurang bersemangat. Di samping itu faktor begadang dan banyaknya pembelajaran di kelas membuat kurangnya stamina dan kurangnya kecepatan siswa saat berlari.
Kebugaran jasmani sangat berperan dalam setiap cabang olahraga, untuk meningkatkan kebugaran jasmani tersebut maka perlu mengkonsusmsi makanan yang bergizi, istirahat yang cukup dan menjalankan ekstrakurikuler dengan baik.
Dari uraian latar belakang di atas maka penulis ingin melaksanakan penelitian dengan judul Tingkat Kebugaran Jasmani Pada Ekstrakurikuler Futsal Smpn 22 Kota Jambi.
4
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah:
1) Banyaknya siswa yang mudah kelelahan dalam melakukan kegiatan ekstrakurikuler futsal SMPN 22 Kota Jambi.
2) Banyaknya kegiatan pembelajaran di sekolah membuat siswa letih melakukan kegiatan ekstrakurikuler futsal SMPN 22 Kota Jambi
3) Belum diketahui tingkat kebugaran jasmani siswa ekstrakurikuler futsal SMPN 22 Kota Jambi.
1.3 Pembatasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini, mengingat luasnya masalah yang akan dihadapi, batasan masalah penelitian ini hanya terbatas pada siswa ekstrakurikuler futsal SMPN 22 Kota Jambi.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka yang menjadi permasalahan utama dalam penelitian ini adalah: bagaimanakah tingkat kebugaran jasmani pada siswa ekstrakurikuler futsal SMPN 22 Kota Jambi?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani pada siswa ekstrakurikuler futsal SMPN 22 Kota Jambi.
2. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir.
1.6 Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa, sebagai acuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani dibidang olahraga.
2. Guru PJOK SMPN 22 Kota Jambi, Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi dan bukti empiris pada pengelola mengenai peran bentuk-bentuk dukungan sosial terhadap tingkat kebugaran jasamni siswa sehingga pengelola mengetahui bagaimana menyikapi keadaan yang dialami siswa.
3. Bagi penulis, sebagai bahan kajian dan pengembangan ilmu pengetahuan mengenai tingkat kebugaran jasmani pada siswa SMPN 22 Kota Jambi.
6 BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 KEBUGARAN JASMANI
2.1.1 Teori Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani memiliki dua keutamaan dalam pendidikan jasmani, yakni pertama mengutamakan partisipasi semua siswa. Kedua upaya pendidikan itu harus dapat membentuk kebiasaan hidup aktif di sepanjang hayat. (Ismaryati, 2006: 37). Bagian penting kualitas hidup sehat paripurna itu adalah kebugaran atau kebugaran jasmani. Secara umum, pengertian kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari dengan ringan dan mudah tanpa merasakan kelelahan yang berarti serta masih mempunyai cadangan tenaga untuk melakukan kegiatan yang lain.
Menurut Muhajir (2004 : 2) kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebasan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar ia dapat melaksanakan pekerjaannya dengan efektif dan efisien tanpa mengalami kelelahan yang berarti.
Pengertian kebugaran jasmani menurut prof. Sutarman adalah suatu aspek, yaitu aspek fisik dan kebugaran yang menyeluruh (total fitness) yang memberikan kesanggupan kepada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat penyesuaiakan diri pada tiap pembebanan fisik (physical stress) yang layak.
Prof. Soedjamo Soemowardoyo menyatakan bahwa kebugaran jasmani adalah
kemampuan tubuh untuk menyesuaiakan fungsi alat tubuhnya dalam batas fisiologi terhadap lingkungan (ketinggian, kelembapan suhu, dan sebagainya) dan atau kerja fisik dengan yang cukup efisen tanpa Lelah secara berlebihan. Secara umum pengertian kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menjalankan pekerjaan sehari hari dengan ringan dan mudah tanpa merasakan kelelahan yang berarti dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk melakukan kegiatan yang lain.
Sukadiyanto (2007: 28) secara umum yang dimaksud kebugaran jasmani adalah kebugaran fisik (phsycal fitness), yakni kemampuan seseorang melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya. Secara umum yang dimaksud dengan kebugaran jasmani adalah kebugaran fisik (physical fitness), yaitu kemampuan seseorang untuk melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan, sehingga dapat menikmati waktu luangnya (Djoko Pekik Irianto, 2004:2).
Sumosardjuno dan Giri Widjojo menyatakan kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat-alat tubuh dalam batas fisiologi terhadap keadaan lingkungan atau kerja fisik secara efisien tanpa lelah berlebihan. Kebugaran jasmani adalah suatu aspek fisik dari kebugaran menyeluruh (total fitness) yang memberi kesanggupan kepada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan pada tiap pembebanan atau stres fisik yang layak.
8
Sadoso Sumosardjuno menyatakan bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk dapat melakukan tugasnya sehari-hari dengan mudah, tanpa lelah yang berlebihan dan masih mempunyai sisa cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan-keperluan mendadak.
Menurut Ismaryati (2006: 37) Kebugaran atau kesegaran jasmani adalah kata lain dari Physical Fitnees. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang memiliki tugas gerak yang berbeda-beda. Agar dapat menjalankan tugas geraknya dengan baik, diperlukan kualitas kemampuan fungsi organ tubuh sesuai dengan tuntutan tugas gerak yang di jalaninya. Dan dikemukan juga oleh Moh Gilang, Kebugaran jasmani adalah kesangupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebasan fisik yang diberikan padanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang berkelebihan (Moh. Gilang. 2006:50).
Menurut Roji (2006:90), kesegaran jasmani (Physical Fitnes) merupakan salah satu aspek fisik dari kebugaran menyeluruh (totalfitnes). Kebugaran jasmani memberikan kesanggupan kepada seseorang untuk melakukan pekerjaan sehari- hari tanpa adanya kelelahan berlebihan dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk menikmati waktu luangnya dengan baik serta maupun melakukan pekerjaan yang mendadak.
Menurut Widiastuti, (2015: 13) Kebugaran jasmani adalah merupakan aspek fisik dari kebugaran yang menyeluruh, yang memberi kesanggupan kepada seseorang untuk menjalankan hidup produktif, tanpa mengakibatkan kelelahan dan masih sanggup untuk melakukan aktifitas fisik yang lain.
Menurut Hartono, dkk (2013:21). Bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan pekerjaan atuau rutinitas sehari-hari dengan fisik yang prima, tanpa mengalami kelelahan yang berat setelah melaksanakan aktifitas tersebut serta memiliki kemampuan fisik yang baik untuk melakukan pekerjaan tambahan lainnya, sedangkan menurut Suharto (dalam Sulistiono 2014:224) kebugaran jasmani merupakan ukuran potensi kemampuan kerja manusia yang sangat berperan dalam menunjang unjuk kerja fisik (antara lain prestasi kerja, prestasi olahraga, dan prestasi belajar).
Tingkat kebugaran jasmani sangat penting dan sesuai dengan kebutuhan siswa yang selalu dihadapkan dengan kegiatan jadwal pelajaran yang padat, karena bila kebugaran jasmani, miningkat akan dapat memberikan hal yang berarti ketahanan jasmaniah. Seseorang memiliki tingkat kebugaran jasmani yang tinggi akan memiliki kekuatan dan ketahanan untuk melakukan aktivitas kehidupan tanpa mengalami kelelahan yang berat.
Berdasar beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa merasa lelah dan masih mempunyai sisa tenaga untuk waktu senggangnya.
2.1.2 Komponen-Komponen Kebugaran Jasmani
Status Kebugaran dapat dinilai dari komponen kebugaran jasmani usia 13–15 yang dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu:
1) komponen kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan, meliputi:
daya tahan, jantung, paru, kekuatan dan daya tahan otot, kelentukan, komposisi tubuh.
10
2) Komponen Kebugaran yang berhubungan dengan keterampilan, meliputi: kecepatan, koordinasi, power, dan kelincahan.
Menurut Djoko (2004), komponen kebugaran jasmani diklasifikasikan dalam dua kategori yaitu berkaitan dengan kesehatan dan keterampilan gerak.
Komponen yang berkaitan dengan kesehatan menyangkut perkembangan kualitas yang dibutuhkan untuk efisiensi fungsional dan pemeliharaan gaya hidup sehat.
Komponen meliputi :
1. Daya tahan jantung paru (kemampuan jantung paru menyuplai oksigen untuk kerja otot dalam waktu yang lama).
2. Kekuatan dan daya tahan otot (kemampuan kelompok otot melawan beban dalam satu usaha dan melakukan serangkaian kerja dalam waktu cukup lama).
3. Kelentukan (kemampuan persendian untuk bergerak secara leluasa).
4. Komposisi tubuh (perbandingan berat badan atau tubuh tanpa lemak dinyatakan prosentase lemak tubuh).
Menurut Djoko (2004), “Keberhasilan untuk mencapai kesegaran ditentukan oleh kualitas latihan yang meliputi: tujuan latihan, pemilihan model latihan, sarana latihan dan dosis latihan konsep FIT (Frecuency, Intensity, and Time)”. Frecuency adalah unit latihan persatuan waktu, latihan 3-5 kali perminggu. Intensity adalah berat atau ringannya kualitas latihan, 75% - 85%
detak jantung maksimal, dihitung dengan cara 220-umur (dalam tahun). Time adalah durasi yang diperlukan setiap kali latihan, waktu berlatih 20-60 menit.
Menurut Michael J. Gibney, dkk. (2015), komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan adalah sebagai berikut :
1) Kebugaran kardiorespirator
Kebugaran kardiorespiratori berubungan dengan kemampuan sistem respirasi dan sirkulasi untuk memberikan oksigen kepada otot selama seseorang menjalankan aktivitas fisik. Pengambilan oksigen maksium (VO2 max) sering kali digunakan sebagai indikator untuk kebugaran kardiorespiratori perorangan.
Biasanya VO2 max diukur dengan kalori-metri indirect pada saat seseorang menjalani tes latihan fisik bertahap hingga menjadi kelelahan; indikator ini dianggap sebagai penanda (marker) terbaik untuk menunjukkan kebugaran aerobik. Akan tetapi berbagai tes latihan fisik submaksimal seperti misalnya tes sepeda ergometrik dan tes melakukan gerakan berjalan telah dikembangkan untuk menilai kebugaran kardiorespiratori.
2) Kekuatan dan ketahanan otot
Kekuatan otot adalah kemampuan otot untuk mengeluarkan tenaganya sedangkan ketahanan otot merupakan kemampuan otot untuk terus-menerus melakukan aktivitas tanpa merasa lelah
3) Komposisi tubuh
Komposisi tubuh umumnya dianggap sebagai bagian dari kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan dan dapat didefinisikan sebagai jumlah relatif lemak tubuh, otot, tulang, serta begian tubuh lainnya (massa lemak bebas).
12
4) Kelenturan (fleksibilitas)
Kelenturan atau fleksibilitas merupakan kisaran gerakan yang potensial pada seluruh sendi tertentu.
5) Tenaga otot (mucle power)
Tenaga otot merupakan tingkat (rate) otot dalam melakukan pekerjaannya.
6) Kecepatan (speed)
Kecepatan adalah kemampuan melakukan gerakan seluruh tubuh dalam periode waktu tersingkat.
7) Kelinchan (agilitas)
Agilitas adalah kemampuan mengubah posisi tubuh dengan cepat dalam ruang.
8) Keseimbangan (balance)
Keseimbangan merupakan kemampuan memertahankan ekuilibrium dalam keadaan stasioner maupun bergerak.
Menurut Widiastuti, (2015:14-17) menyatakan komponen-komponen kebugaran jasmani dikelompokkan dalam dua aspek yaitu:
a. Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan meliputi:
1. Daya tahan jantung dan paru (Endurance)
Daya tahan jantung dan paru adalah kesanggupan sistem jantung, paru- paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal saat melakukan aktivitas sehari-hari, dalam waktu cukup lama. Dengan optimalnya kinerja jantung dalam pengambilan oksigen maka sangat baik bagi ketahanan tubuh dan memberikan kekuatan pada tubuh karena daya tahan jantung dan paru-paru ini berkaitan
dengan peredaran darah dan pernapasan. Jika kinerja jantung dan paru-paru tidak bekerja dengan optimal maka tubuh seseorang akan merasa cepat lelah saat beraktivitas.
2. Kekuatan otot (Strength)
Secara fisiologis Kekuatan otot adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk melakukan satu kali kontraksi secara maksimal melawan tahanan atau beban. Secara mekanis Kekuatan otot adalah gaya yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot dalam suatu kontraksi maksimal. Dalam hubungannya dengan olahraga, kekuatan otot merupakan salah satu komponen dasar biomotor yang diperlukan dalam setiap cabang olahraga apapun. Kekuatan otot ini akan meningkat bila seseorang melakukan latihan beban dengan dosis tertentu atau program latihan tertentu.
3. Kelentukan (Fleksibilitas)
Kelentukan adalah suatu kemampuan dari seseorang menggerakkan tubuh dan bagian-bagian tubuh dalam satu ruang gerak yang seluas mungkin, tanpa mengalami dan menimbulkan cedera pada persendian otot disekitarnya.
Kelentukan bagi anak sangat penting dimiliki terutama untuk kegiatan dalam bermain. Karena bermain memerlukan kelincahan dan mengubah arah tubuh tersebut. Kelentukan adalah satu elemen kondisi fisik yang menentukan dalam mempelajari keterampilan gerak, mencegah cedera, mengembangkan kemampuan kekutan, kecepatan, daya tahan, kelincahan, dan koordinasi. Kelentukan memegang peranan penting dalam keterampilan gerakan dalam mengoptimalkan
14
kemampuan fisik yang lain. Jika dalam tubuh seseorang tidak memiliki kelentukan maka seseorang akan mengalami kesulitan gerak.
b. Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan meliputi:
1. Kecepatan (speed)
Kecepatan adalah kemampuan seseorang dalam melaukan gerakan berkeseimbangan, dalam bentuk yang sama dalam waktu sesingkat-singkatnya.
Tujuan dari kecepatan ini adalah melakukan gerakan cepat dan tubuh seimbang.
Dengan demikian kecepatan menunjuk pada kemampuan individu untuk melakukan gerakan yang sama dan berulang-ulang dalam waktu singkat.
Kecepatan dalam banyak cabang olahraga merupakan inti dan sangat diperlukan agar dapat dengan segera memindahkan tubuh atau menggerakkan anggota tubuh dari satu posisi ke posisi lainnya dengan gerakan berkeseimbangan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya seperti dalam lari cepat, pukulan dalam tinju, balap sepeda, smash dalam bulutangkis, dan pukulan dalam pencak silat.
2. Daya eksplosif (explosive Power)
Daya eksplosif adalah gabungan antara kekuatan dan kecepatan atau pengerahan gaya otot maksimum dengan kecepatan maksimum. Komponen ini untuk kerja yang bersifat daya ledak otot. Secara fisiologis kekuatan otot adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk melakukan satu kali kontraksi secara maksimal melawan tahanan atau beban. Penggabungan kekuatan dan kecepatan akan menghasilkan bermacam-macam power tergantung dari kombinasi peningkatan kekuatan dan kecepatan.
3. Kelincahan (Agility)
Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah atau posisi tubuh dengan cepat yang dilakukan bersama-sama dengan gerakan lainnya. Bagi anak merupakan komponen kebugaran jasmani yang harus dimiliki. Jika seorang anak memiliki kelincahan sejak usia dini maka anak tersebut akan mudah mempelajari hal-hal baru yang meraka lihat atau meraka dapatkan selain itu akan berpengaruh juga bagi pertumbuhan seorang anak baik dari segi pengetahuan maupun fisik yang dimiliki anak tersebut.
4. Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap dan posisi tubuh secara cepat pada saat berdiri (Static Balance) atau pada saat melakukan gerakan (Dynamic Static). Dalam aktivitas olahraga banyak membutuhkan keseimbangan. Fungsi dari keseimbangan adalah supaya tidak mudah roboh dalam melakukan gerakan.
5. Ketepatan (Acuracy)
Ketepatan merupakan komponen kesegaran jasmani yang diperlukan dalam kegiatan sehari-hari. Ketepatan berupa gerakan (Performance) atau sebagai ketepatan hasil. Dalam diri manusia memiliki kemampuan untuk mengarahkan suatu gerak atau benda ke suatu sasaran, sasaran yang dituju dapat berupa benda bergerak atau benda diam.
6. Koordinasi (Coordination)
Koordinasi merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan atau kerja dengan tepat dan efisien. Koordinasi menyatakan hubungan harmonis berbagai
16
faktor yang terjadi pada suatu gerakan. Semakin tinggi tingkat kemampuan koordinasi akan makin cepat dan efektif dalam melakukan suatu gerakan.
Koordinasi seseorang bisa dilihat dari ke-mampuan seseorang dalam menggunakan komponen-komponen kondisi fisiknya dan anggota tubuhnya dalam melakukan suatu aktivitas olahraga.
2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani
Selain komponen kesegaran jasmani, faktor yang sangat mendukung tingkat kebugaran jasmani adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004:6) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kebugaran jasmani seseorang meliputi : (a) makan, (b) istirahat, (c) olahraga. Faktor-faktor tersebut sangat penting untuk meningkatkan kebugaran jasmani seseorang. Karena makan adalah pemasok utama tenaga yang ada dalam tubuh. Kemudian setelah kita melakukan kegiatan yang melelahkan sangat perlu untuk istirahat. Istirahat disini bertujuan untuk mengembalikan tubuh keposisi yang bugar. Sehingga dapat melakukan aktifitas sehari-hari dengan baik. Selain makan dan istirahat olahraga atau aktifitas fisik merupakan salah satu faktor yang penting. Dengan berolahraga kita dapat mendapatkan kesegaran jasmani, asalkan latihan dilaksanakan dengan cara sistematik menggunakan rangsang gerak untuk meningkatkan atau mempertahankan kualitas fungsi tubuh.
Adapun menurut Perry (dalam Astrianto, 2011: 22-23), faktor-faktor yang yang mempengaruhi kebugaran jasmani antara lain faktor umur, faktor jenis kelamin, faktor bentuk tubuh, faktor keadaan kesehatan, faktor asupan gizi, faktor
berat badan, faktor tidur dan istirahat, dan faktor aktivitas fisik. Berikut penjelasan tentang faktor-faktor tersebut.
1) Faktor Umur
Kebugaran jasmani dapat diperoleh di semua tingkatan umur. Namun perlu diketahui bahwa setiap tingkatan umur memiliki standar kebugaran jasmani yang berbeda. Semakin matang umur seseorang maka kebugaran jasmaninyapun akan semakin tinggi tergantung dari aktivitas yang dilakukan seseorang tersebut.
2) Faktor Jenis Kelamin
Masing-masing jenis kelamin memiliki keuntungan yang berbeda khususnya pada kebugaran jasmani yang dimiliki. Dalam keadaan normal, perempuan memiliki keunggulan dalam menghadapi perubahan suhu yang terjadi secara tiba-tiba. Sedangkan laki-laki memiliki keunggulan dalam hal eksplorasi tenaga dan kecepatan.
3) Faktor Bentuk Tubuh
Bentuk tubuh identik dengan proporsi tubuh. Semakin baik bentuk tubuh tentu semakin mudah dalam memperoleh kebugaran jasmani. Bentuk tubuh yang baik adalah bentuk tubuh yang bebas dari kecacatan fisik yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
4) Faktor Keadaan Kesehatan
Kebugaran jasmani tidak dapat dicapai bila seseorang berada dalam kondisi tidak sehat dan begitu pula sebaliknya. Seseorang yang berada dalam kondisi sehat akan lebih mudah dalam mencapai kebugaran jasmani.
18
5) Faktor Asupan Gizi
Makanan yang dikonsumsi menjadi komponen vital dalam memperoleh kebugaran jasmani. Makanan yang baik untuk dikonsumsi adalah makanan yang memenuhi standar gizi, yaitu makanan yang terdapat unsur karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air di dalamnya.
6) Faktor Berat Badan
Berat badan identik dengan komposisi lemak yang ada dalam tubuh.
Semakin ideal berat badan maka akan semakin mudah mencapai kebugaran jasmani. Berat badan ideal adalah berat badan yang selaras dengan tinggi badan.
7) Faktor Tidur dan Istirahat
Dengan banyaknya aktivitas yang dilakukan tentu saja tubuh membutuhkan istirahat untuk memperbaiki otot-otot tubuh serta mengisi kembali tenaga yang sudah dikeluarkan. Tanpa tidur atau istirahat yang cukup seseorang tidak akan dapat memperoleh kebugaran jasmani yang diinginkan.
8) Faktor Kegiatan Fisik
Kegiatan fisik mutlak sangat menentukan kebugaran jasmani seseorang.
Kegiatan fisik yang sesuai takaran dan disertai dengan istirahat akan berimbas positif dengan kondisi kebugaran jasmani.
Menurut Yunusul Hairy (2005:1.18), menyebutkan bahwa komponen kebugaran jasmani tergantung dua komponen dasar yaitu :
a. Kebugaran Organik ( Organic Fitness ) maksudnya sifat-sifat khusus yang bersifat keturunan yang kita miliki, yang diwarisi dari kedua orang tua, tingkat kebugaran jasmani keseluruhan .
b. Kebugaran Dinamik (Dynamic Fitness) variabelnya lebih banyak yang digunakan untuk hal-hal yang mengarah kepada kesiapan dan kapasitas tubuh untuk bergerak dan bertindak dalam tingkatan tertentu sesuai dengan situasi yang dihadapi yang keduanya sama. Secara keseluruhan kebugaran organik sulit untuk dikembangkan sedang komponen kesegaran dinamik dapat dikembangkan / ditingkatkan dengan melakukan kegiatan fisik.
2.1.4 Fungsi Kebugaran Jasmani
Kebugaran Jasmani mempunyai fungsi yang sangatpenting bagi kehidupan seseorang dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Kebugaran jasmani berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kerja bagi siapapun yang memilikinya sehingga dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara optimal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Fungsi umum dari kebugaran jasmani adalah untuk mengembangkan kekuatan, kemampuan, dan kesanggupan daya kreasi serta daya tahan dari setiap manusia yang berguna untuk mempertinggi daya kerja dalam pembangunan dan pertahanan bangsa dan negara.
20
Fungsi khusus dari kebugaran jasmani terbagi menjadi tiga golongan sebagai berikut :
1) Golongan pertama yang berdasarkan pekerjaan
Kebugaran jasmani bagi olahragawan untuk meningkatkan prestasi, kebugaran jasmani bagi karyawan untuk meningkatkan produktivitas kerja, dan kebugaran jasmani bagi pelajar untuk mempertinggi kemampuan belajar.
2) Golongan kedua berdasarkan keadaan
Kebugaran jasmani bagi orang-orang cacat untuk rehalibitasi, dan kebugaran jasmani bagi ibu hamil untuk mempersiapkan diri menghadapi kelahiran.
3) Golongan ketiga berdasarkan umur
Bagi anak-anak untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, dan kebugaran jasmani bagi orang tua untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Berdasarkan uraian tersebut dapat diartikan bahwa kebugaran jasmani tiap orang tidak sama, karena dipengaruhi oleh akttifitas-aktifitas fisik yang dilakukan.
2.2 Gambaran Umum SMP Negeri 22 Kota Jambi
SMP Negeri 22 Kota Jambi berdiri sejak tahun 1995, sejak berdiri hingga sekarang telah mengalami delapan kali pergantian kepala sekolah, yaitu :
a. Drs. Ikhwan (1995-1996) b. Mustakim (1996-1998) c. Sunarto, S.Pd (1998-2001) d. Mardiah, S.Pd (2001-2007)
e. Mahfud, S.Pd (2007-2014) f. Drs. Tedi Suyono (2014-2015) g. Arman Danil, S.Pd (2015-2016) h. Erdalena M.Pd (2017- sekrang)
Sekolah ini mengalami empat kali renovasi, yang di mulai sejak tahun 1997 hingga sekarang yang di lakukan bertahap.
2.3 Hakikat Ekstrakurikuler Futsal 2.3.1 Pengertian Ekstrakurikuler
Seluruh peserta didik memiliki potensi yang berbeda berdasarkan kegiatan ekstrakurikuler potensi tersebut dapat diarahkan dan dikembangkan. Hal yang perlu diperhatikan dalam program pengembangan bakat dan minat melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yakni menumbuh kembangkan kemampuan anak khususnya di bidang olahraga. Dalam hal ini guru bertindak sebagai fasilitator mengarahkan agar potensi yang dimiliki anak tersebut tidak disalah gunakan oleh anak.
Kegiatan ekstrakurikuler menurut Husna dalam Marthan (2007:92) adalah kegiatan-kegiatan yang secara kurikulum tidak atur, tetapi perlu dilaksanakan dalam rangka mempertinggi rasa keagamaan, social, budaya, pengembangan kegemaran, ataupun dapat berupa kepramukaan, kelompok atau regu-regu kesenian, olahraga dan Kesehatan.
Sriwahyuningsih dalam Shaleh (2005:169) menyatakan bahwa Ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan
22
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarkan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan bekewenangan di sekolah atau madrasah.
Dapat disimpulkan dari pengertian diatas bahwa ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan yang ada diluar mata pelajran untuk membantu pengemnagan potensi peserta didik sesuai dengan kebutuhan potensi, bakat dan minat serta kemampuan barbagai bidang di luar bidang akademik yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.
2.3.2 Pengertian Permainan Futsal
Menurut Justinus Lhaksana (2011: 7), futsal adalah permainan yang sangat cepat dan dinamis. Dari segi lapangan yang relatif kecil, hampir tidak ada ruang untuk membuat kesalahan. Futsal adalah olahraga beregu, kolektivitas tinggi akan mengangkat prestasi. Menurut Javier Lozano dalam Justinus Lhaksana (2011: 57), futsal bukan hanya suatu permainan bagi pemain yang merasa lebih nyaman di lapangan sempit. Olahraga ini bertujuan untuk membangun keterampilan, membutuhkan refleks yang sangat cepat, kecepatan berfikir dan ketepatan mengumpan serta merupakan permainan yang menarik untuk dimainkan oleh anak-anak maupun orang dewasa.
Menurut Andika Dwiyanto (2011: 24), futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing beranggotakan lima orang.
Tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki. Tidak seperti permainan sepakbola dalam ruangan lainnnya,
lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. Lebih lanjut dalam Andika Dwiyanto (2011: 26), futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing beranggotakan lima orang. Sedangkan menurut Sahda Halim, (2009: 1), futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua regu dengan satu regu sebanyak 5 orang. Murhananto (2006: 1), berpendapat bahwa futsal adalah sangat mirip dengan sepakbola hanya saja dimainkan oleh lima lawan lima dalam lapangan yang lebih kecil, gawang yang lebih kecil dan bola yang relatif lebih kecil dan berat.
Berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa futsal adalah aktivitas permainan invasi beregu yang dimainkan lima lawan lima orang dan dimainkan pada lapangan, gawang, dan bola yang lebih kecil dari permainan sepakbola yang lebih mengandalkan kecepatan bergerak.
2.4 Penelitian Relevan
1. Hasil Penelitian Dwi Almira Sari dan Siti Nurrochmah (2019) Penelitian ini berjudul “Survei Tingkat Kebugaran Jasmani di Sekolah Menengah Pertama” Hasil penelitian berdasarkan analisis data dapat diketahui kondisi tingkat kebugaran jasmani siswa menunjukkan bahwa: tingkat kebugaran jasmani siswa belum seluruhnya berada dalam kondisi yang baik. Sebagian besar atau kecenderungan berada pada dominan sedang (yaitu diatas kriteria kurang sekali dan kurang tapi berada dibawah kriteria baik sekali dan baik). Secara keseluruhan tingkat kebugaran jasmani siswa kelas VII sekolah menengah pertama 21 malang berada pada kriteria sedang yaitu berjumlah 131 orang 73,59 persen dari jumlah
24
keseluruhan siswa 178 orang. Diketahui bahwa siswa putra memiliki kebugaran jasmani yang lebih baik dibandingkan dengan kebugaran jasmani siswi putri.
2. Hasil penelitian Abdul Rani (2016: 73) menyimpulkan bahwa Survey Tingkat kebugaran jasmani siswa putra kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Pontianak. berdasarkan analisis data dapat diketahui hasil analisis data tingkat kebugaran jasmani siswa putra yang mengikuti kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Pontianak melalui tes TKJI (Tes Kebugaran Jasmani Indonesia) sebagian besar masuk dalam kategori sedang sehingga disimpulkan tingkat kebugaran jasmani siswa putra di Sekolah Menengah Pertama Negeri 14 Pontianak melalui tes TKJI (Tes Kebugaran Jasmani Indonesia) sebagian besar masuk dalam kategori sedang.
3. Hasil Penelitian Evan Billy Andrianto (2015) yang berjudul Hubungan Antara Kebugaran Jasmani Dengan Keterampilan Dasar Bermain Futsal pada Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal di SMA N 2 Purbalingga Jawa Tengah. Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kebugaran jasamani dengan keterampilan dasar bermain futsal pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal di SMA N 2 Purbalingga Jawa Tengah.
2.5 Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian teoritik di atas bahwa. Kebugaran jasmani adalah salah satu unsur yang mewarnai kualitas manusia dari sudut jasmaninya.dengan demikian pendidikan jasmani dapat digunakan untuk melakukan pembinaan agar kebugaran jasmani dapat terwujud. Kebugaran jasmani sangat erat kaitannya dengan kemampuan, keterampilan, kesanggupan, berfungsi secara optimal dan efisien.
Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas atau pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, Widaninggar (2003 :1). Sedangkan futsal adalah permainan yang sangat cepat dan dinamis. Maka kebugaran jasmani sangat penting bagi peserta ekstrakurikuler futsal karena dapat mempengaruhi penguasaan keterampilan dasar jalannya proses permainan futsal.
Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat kebuagaran jasmani pada siswa ekstrakulikuler futsal. Upaya perlu evaluasi dengan melakukan pengukuran yang dilakukan dengan cara menyelenggarakan tes kebugaran jasmani dan tes keterampilan dasar bermain futsal yang hubungannya sangat erat
26
2.6 Hipotesis penelitian
Menurut Rachmi Untoro (2002 : 1), Permainan futsal memerlukan keterampilan yang berhubungan dengan kebugaran tubuh, yaitu kekuatan atau daya ledak otot, kecepatan dan kelincahan. Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang diajukan dalam penelitian ini, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : “Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kebugaran jasmani dengan ekstrakurikuler futsal pada siswa di SMP N 22 Kota Jambi.
27
Penelitian ini akan dilaksanakan di lapangan futsal smpn 22 kota jambi.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13 oktober – 27 oktober 2022.
3.2 Desain Penelitan
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala saat penelitian (Furchan, 2004). Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif karena ingin memperoleh gambaran mengenai tingkat kebugaran jasmani siswa SMPN 22 Kota Jambi. Penelitian deskriptif adalah pendekatan yang tidak bermaksud menguji hipotesis tetapi lebih menggambarkan keadaan seperti apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan (Suharsimi Arikunto, 2010: 234). Dalam penelitian deskriptif fakta-fakta hasil penelitian disajikan apa adanya. Desain atau rancangan dalam penelitian yaitu desain penelitian survei.
3.3 Populasi Dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu (Sugiyono, 2014). Populasi dalam penelitian yaitu siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal SMP N 22 Kota Jambi sebanyak 25 orang putera.
28
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2014). Pengambilan sampel dalam penelitian yaitu seluruh siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal SMP N 22 Kota Jambi sebanyak 25 orang putera.
3.4 Intrumen Penelitian
Sugiyono (2013: 146) mengemukakan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani siswa ekstrakurikuler futsal SMP N 22 Kota Jambi dilakukan Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) untuk siswa putera usia 13-15 tahun, yakni :
1. Tes Lari 50 Meter 1) Tujuan :
Untuk mengukur kecepatan 2) Pencatatan hasil :
1. Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk memnempuh jarak 50 meter, dalam satuan waktu detik
2. Waktu dicatat satu angka dibelakang koma.
2. Tes Baring Duduk 60 Detik 1) Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengkur kekuatan dan ketahanan otot perut
2) Penctatan hasil
1. Hasil yang dihitung dan dicatat adalah jumlah Gerakan baring duduk yang dapat dilakukan dengan sempurna selama 60 detik
2. Peserta yang tidak mampu melakukan tes baring ini diberi nilai 0 (nol) 3. Tes Loncat Tegak
1) Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengkur tenaga eksplosif 2) Pencatatan hasil
1. Selisih Raihan loncatan dikurangi Raihan tegak 2. Ketiga selisih Raihan dicatat
4. Tes Lari 1000 Meter 1) Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung, peredaran darah dan pernapasan.
2) Pencatatan hasil :
1. Pengambilan waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai melintas garis finish
2. Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 1000 meter. Waktu dicatat dalam satuan menit dan detik
Untuk melihat tingkat kebugaran jasmani dari hasil tes maka yang dilakukan adalah melihat hasil tes dari kelima butir tersebut pada norma hasil tes kebugaran jasmani Indonesia.
30
Table 1. Tabel Nilai Tes Kebugaran Jasmani Indonesia Untuk Siswa Usia 13-15 Tahun Putera
Nilai Lari 50 Meter Baring Duduk
60 Detik Loncat Tegak Lari 1000 Meter
5 Sd – 6.7” 38 ke atas 66 ke atas Sd – 3;04”
4 6.8” – 7.6” 28 – 37 53-65 3’05” – 3’53”
3 7.7” – 8.7” 19 – 27 42-52 3’54” – 4’46”
2 8.8” – 10.3” 8 – 18 31-41 4’47” – 6’04”
1 10.4” – dst 0 – 7 SD 30 6’05” - dst
Sumber : Pusat pengembangan kualitas jasmani 2010. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia.
Depdiknas : Jakarta
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk memperoleh data dan keterangan yang digunakan dalam penelitian. Terdapat beberapa metode dalam mengumpulkan data, yaitu:
a. Studi kepustakaan, merupakan metode pengumpulan data dengan cara membaca literature yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti.
b. Dokumentasi, merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengambil data yang mempunyai hubungan dengan masalah dalam penelitian yang diambil dari hasil publikasi lembagalembaga atau instansi pemerintah, seperti BPS dan lain sebagainya.
c. Tes dan Pengukuran dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan rangkaian Tes Kebugaran Jasmani Indonesia berdasarkan kelompok usia 13-15 tahun untuk
putera, yang terdiri dari 5 jenis tes yakni (1) Tes lari cepat 50 meter (2) Tes baring duduk 60 detik (3) Tes Loncat tegak (vertical jump) (4) tes lari jauh 1000 meter.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah kegiatan yang dilakukan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data meliputi mengelompokkan data sesuai variabel penelitian, menyajikan data setiap variabel yang diteliti dan menghitung untuk menjawab rumusan masalah.
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis inferensial. Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui kecenderungan dari masing-masing variabel penelitian. Hasil analisisnya di sajikan dalam tabel distribusi frekuensi.
Teknik Analisa yang digunakan adalah statistic deskriftif yaitu menggambarkan berbagai karakteristik data yang berasal dari satu sampel yang diolah pervariabel. Sehubung dengan permasalahan peneliti ini, maka untuk mengatahui tingkat kebugaran jasmani pada siswa ekstarakurikuler futsal SMP N 22 Kota Jambi tersebut dilakukan dengan Analisa data dengan menggabungkan dari tes yang dilakukan yaitu melakukan penjumlahan norma kebugaran jasamanai yang telah ditentukan. Dari hasil penjumlahan ini selanjutnya disesuaikan dengan Norma Kebugaran Jasamani Indonesia.
32
Tabel. 2 Klasifikasi Tes Kebugaran Jasmani Indonesia Untuk Siswa umur 13015 Tahun Putera
No Jumlah Nilai Klasifikasi
1 17 – 20 Baik Sekali (BS)
2 13 – 16 Baik (B)
3 9 – 12 Sedang (S)
4 5 – 8 Kurang (K)
5 1 – 4 Kurang Sekali (SK)
Sumber : Pusat pengembangan kualitas jasmani 2010. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia.
Depdiknas : Jakarta
Kemudian hasil yang terdapat dalam kategori norma tes kebugaran jasmani Indonesia dilakukan analisis deskriptif melalui persentase yang digunakan adalah sebagai berikut :
P = F/N x 100%
Keterangan : P = Persentase F = Frekuensi
N = Jumlah Responden
33 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Data
Data yang akan diolah dalam penelitian ini adalah data tingkat kebugaran jasmani pada Siswa Ekstrakurikuler Futsal SMP N 22 Kota Jambi. Adapun tes yang digunakan adalah Tes lari 50 meter, Tes baring duduk 60 detik, Tes loncat tegak, dan Tes lari 1000 meter untuk putera. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian dibawah ini.
1. Data Tes Lari 50 Meter Putera Ekstrakurikuler Futsal SMP N 22 Kota Jambi
Berdasarkan norma tes lari 50 meter siswa ekstrakurikuler futsal SMPN 22 Kota Jambi diperoleh 2 orang dalam kategori Baik Sekali dan 7 orang dalam kategori Baik dan 8 Orang dalam kategori Sedang dan 8 orang dalam kategori Kurang sebagaimana dilihat pada tabel berikut :
34
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
5 4 3 2 1
Hasil Tes Lari 50 Meter
Tabel 4.1. Data Tes Lari 50 Meter Siswa Ekstrakurikuler Futsal SMPN 22 Kota Jambi
Norma Lari 50 Meter Kategori Nilai Frekuensi Persentase (%)
,,,, - 6.7” Baik Sekali 5 2 8%
6.8” – 7.6” Baik 4 7 28%
7.7” – 8.7” Sedang 3 8 32%
8.8” – 10.3” Kurang 2 8 32%
10.4” dst Kurang Sekali 1 0 0%
Jumlah 25 100%
Data pada table di atas juga dapat dilihat dari grafik histogram berikut :
Grafik 4.1. Data Tes Lari 50 Meter Siswa Ekstrakurikuler Futsal SMP N 22 Kota Jambi
Berdasarkan hasil tes lari 50 meter tersebut, data tersebut di distribusikan pada 6 kelas dengan Panjang interval kelas sebanyak 0.7 Pada kelas pertama dengan rentang kelas 6.67 – 7.37 terdapat frekuensi sebanyak 7 orang dengan frekuensi relative sebanyak 28%, pada kelas kedua dengan rentang kelas 7.38 – 8.08 terdapat frekuensi sebanyak 6 orang dengan frekuensi relative sebanyak 24%, pada kelas ketiga dengan rentang kelas 8.09 – 8.79 terdapat frekuensi sebanyak 4 orang dengan frekuensi relative 16%, pada kelas keempat dengan rentang kelas 8.80 – 9.50 Terdapat frekuensi sebanyak 4 orang dengan frekuensi relative sebanyak 16%. pada kelas kelima dengan rentang kelas 9.51– 10.21 Terdapat frekuensi sebanyak 1 orang dengan frekuensi relative sebanyak 4%. pada kelas keempat dengan rentang kelas 10.22– 10.91 Terdapat frekuensi sebanyak 3 orang dengan frekuensi relative sebanyak 12%. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel diawah ini:
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Data Tes Lari 50 Meter Siswa Ekstrakurikuler Futsal SMPN 22 Kota Jambi.
No Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 6.67 – 7.37 7 28%
2 7.38 – 8.08 6 24%
3 8.09 – 8.79 4 16%
4 8.80 – 9.50 4 16%
5 9.51 – 10.21 1 4%
6 10.22 – 10.91 3 12%
Jumlah 25 100%
Data pada tabel di atas dapat dilihat dari grafik histogram berikut:
36
0 1 2 3 4 5 6 7 8
6.67 - 7.37 7.38 - 8.08 8.09 - 8.79 8.80 - 9.50 9.51 - 10.21 10.22 - 10.91 INTERVAL
Grafik 2. Diagram Distribusi Frekuensi Data Tes Lari 50 Meter Siswa Ekstrakurikuler Futsal SMP N 22 Kota Jambi
2. Data Tes Baring Duduk 60 Detik Siswa Ekstrakurikule Futsal SMPN 22 Kota Jambi
Berdasarkan norma tes baring duduk siswa ekstrakurikuler futsal SMPN 22 Kota Jambi diperoleh 3 orang dalam kategori Baik dan 19 orang dalam kategori Sedang dan 3 orang dalam kategori Kurang, sebagaimana dapat dilihat pada tabel :
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
5 4 3 2 1
Hasil Tes Baring Duduk 60 Detik
Tabel 3. Data Tes Baring Duduk 60 Detik Siswa Ekstrakurikuler Futsal SMPN 22 Kota Jambi
Norma Baring
Duduk 60 Detik Kategori Nilai Frekuensi Persentase (%)
38 ke atas Baik Sekali 5 0 0%
28 – 37 Baik 4 3 12%
19 – 27 Sedang 3 19 76%
8 – 18 Kurang 2 3 12%
0 – 7 Kurang Sekali 1 0 0%
Jumlah 25 100%
Data pada tabel di atas juga dapat dilihat dari grafik histogram berikut:
Grafik 4.3. Data Tes Baring Duduk 60 Detik Siswa Ekstrakurikuler Futsal SMPN 22 Kota Jambi
Berdasarkan hasil tes baring duduk 60 detik tersebut, data tersebut di distribusikan pada 5 kelas dengan Panjang interval kelas sebanyak 3. Pada kelas pertama dengan rentang kelas 15–18 terdapat frekuensi sebanyak 3 orang dengan frekuensi relative sebanyak 12%, pada kelas kedua dengan rentang kelas 19 – 22
38
terdapat frekuensi sebanyak 10 orang dengan frekuensi relative sebanyak 40%, pada kelas ketiga dengan rentang kelas 23 – 26 terdapat frekuensi sebanyak 9 orang dengan frekuensi relative 36%, pada kelas keempat dengan rentang kelas 27 - 30 Terdapat frekuensi sebanyak 2 orang dengan frekuensi relative sebanyak 8%.
pada kelas kelima dengan rentang kelas 31 - 34 terdapat frekuensi sebanyak 1 orang dengan frekuensi relative sebanyak 4%. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel diawah ini:
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Data Tes Baring Duduk Siswa Ekstrakurikuler Futsal SMPN 22 Kota Jambi
No Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 15 – 18 3 12%
2 19 – 22 10 40%
3 23 – 26 9 36%
4 27 – 30 2 8%
5 31 – 34 2 4%
Jumlah 25 100%
Data pada tabel di atas juga dapat dilihat dari grafik histogram berikut:
0 2 4 6 8 10 12
15 - 18 19 - 22 23 - 26 27 - 30 31 - 34
INTERVAL
Grafik 4.4 Diagram Distribusi Frekuensi Data Tes Baring duduk Siswa
Ekstrakulikuler Futsal SMPN 22 Kota Jambi
3. Data Tes Loncat Tegak Siswa Ekstrakurikuler Futsal SMPN 22 Kota Jambi
Berdasarkan norma tes loncat tegak siswa ekstrakurikuler futsal SMPN 22 Kota Jambi diperoleh 9 orang dalam kategori Sedang dan 12 orang dalam kategori kurang dan 4 orang dalam kategori Kurang Sekali, sebagaimana dapat dilihat pada tabel :
40
0 2 4 6 8 10 12 14
5 4 3 2 1
Hasil Tes Loncat Tegak
Tabel 4.5. Data Tes loncat tegak Siswa Ekstrakurikuler Futsal SMPN 22 Kota Jambi
Norma Loncat Tegak Kategori Nilai Frekuensi Persentase (%)
66 ke atas Baik Sekali 5 0 0%
53 – 65 Baik 4 0 0%
42 – 52 Sedang 3 9 36%
31 – 41 Kurang 2 12 48%
Sd 30 Kurang Sekali 1 4 16%
Jumlah 25 100%
Data pada tabel di atas juga apat dilihat dari grafik histogram berikut:
Grafik 4.5 Data Tes Loncat Tegak Siswa Ekstrakurikuler Futsal SMPN 22 Kota Jambi
Berdasarkan hasil tes loncat tegak tersebut, data tersebut di distribusikan pada 5 kelas dengan Panjang interval kelas sebanyak 5 Pada kelas pertama dengan rentang kelas 22 – 27 terdapat frekuensi sebanyak 2 orang dengan frekuensi relative sebanyak 8%, pada kelas kedua dengan rentang kelas 28 – 33 terdapat frekuensi sebanyak 4 orang dengan frekuensi relative sebanyak 16%, pada kelas ketiga dengan rentang kelas 34 – 39 terdapat frekuensi sebanyak 7 orang dengan frekuensi relative 28%, pada kelas keempat dengan rentang kelas 40 - 45 Terdapat frekuensi sebanyak 8 orang dengan frekuensi relative sebanyak 32%. pada kelas kelima dengan rentang kelas 46 - 51 Terdapat frekuensi sebanyak 4 orang dengan frekuensi relative sebanyak 16%. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel diawah ini:
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Data Tes Loncat Tegak Siswa Ekstrakurikuler Futsal SMPN 22 Kota Jambi
No Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 22 – 27 2 8%
2 28 – 33 4 16%
3 34 – 39 7 28%
4 40 – 45 8 32%
5 46 – 51 4 16%
Jumlah 25 100%
42
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
22 - 27 28 - 33 34 - 39 40 - 45 46 - 51
INTERVAL
Data pada tabel di atas juga dapat dilihat dari grafik histogram berikut:
Grafik 4.6. Diagram Distribusi Frekuensi Data Tes Loncat Tegak Siswa
Ekstrakurikuler Futsal SMP N 22 Kota Jambi
4. Data Tes Lari 1000 Meter Siswa Ekstrakurikuler Futsal SMPN 22 Kota Jambi
Berdasarkan norma tes lari 1000 meter siswa ekstrakurikuler futsal SMPN 22 Kota Jambi diperoleh 3 orang dalam kategori Kurang dan 22 orang dalam kategori Kurang Sekali, sebagaimana dapat dilihat pada tabel :
0 5 10 15 20 25
5 4 3 2 1
Hasil Tes Lari 1000 Meter
Tabel 4.7. Data Tes Lari 1000 Meter Siswa Ekstrakurikuler Futsal SMPN 22 Kota Jambi
Norma Lari 1000 Meter
Kategori Nilai Frekuensi Persentase (%)
Sd – 3’04” Baik Sekali 5 0 0%
3’05” – 3’53” Baik 4 0 0%
3’54” – 4’46” Sedang 3 0 0%
4’47” – 6’04” Kurang 2 3 12%
6’05” dst Kurang Sekali 1 22 88%
Jumlah 25 100%
Data pada tabel di atas juga dapat dilihat dari grafik histogram berikut:
Grafik 4.7. Data Tes Lari 1000 Meter Siswa Ekstrakurikuler Futsal SMPN 22 Kota Jambi