HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR KEJADIAN STUNTING DAN KADAR ZINC RAMBUT PADA ANAK SEKOLAH DASAR
(Kasus Pada Anak SD Kurang Gizi di Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang)
TESIS
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Gizi Minat Utama Human Nutrition
Oleh
Rani Nurmayanti
NIM. S531308022
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis dengan judul
“Hubungan Faktor-Faktor Kejadian Stunting dan Kadar Zinc Rambut pada Anak Sekolah Dasar (Kasus Pada Anak SD Kurang Gizi di Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang)”.
Penyusunan tesis ini tidak lepas dari bimbingan, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segenap ketulusan hati disampaikan rasa terimakasih kepada :
1. Yth. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program pendidikan Magister Ilmu Gizi di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Yang kami hormati Dr. Diffah Hanim, Dra., M.Si. selaku Kepala Program Studi Ilmu Gizi yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program pendidikan Magister Ilmu Gizi di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Yang kami hormati Dr. Diffah Hanim, Dra., M.Si. dan Dr. Sapja Anantanyu, M.Si. selaku pembimbing yang telah memberikan waktu dan kesempatan kepada penulis untuk berkonsultasi serta memberikan motivasi untuk menyelesaikan tesis ini. 4. Prof. Dr. Didik Gunawan Tamtomo, dr., PAK., MM., M.Kes. selaku penguji yang
telah bersedia membagikan ilmunya dan memberikan dukungan untuk menyelesaikan tesis ini.
5. Dr. Budiyanti Wiboworini, dr., M.Kes., Sp.GK selaku penguji yang telah bersedia membagikan ilmunya dan memberikan dukungan untuk menyelesaikan tesis ini. 6. Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan Kabupaten Malang yang telah memberikan
ijin penelitian di Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang.
vi
8. Puskesmas Bululawang Kabupaten Malang yang telah memberikan ijin penelitian di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang.
9. Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.
10. Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium kadar Zinc rambut.
11. Semua staf Program Studi Ilmu Gizi dan semua pihak yang telah membantu penyusunan tesis ini yang tidak mungkin disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dan kelemahan pada tulisan ini sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan tesis ini.
Surakarta, 1 Oktober 2015 Penulis,
vii
Rani Nurmayanti. S531308022. 2015. Hubungan Faktor-Faktor Kejadian Stunting dan Kadar Zinc Rambut pada Anak Sekolah Dasar (Kasus Pada Anak SD Kurang Gizi di Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang). Pembimbing I : Dr. Diffah Hanim, Dra., M.Si. Pembimbing II : Dr. Sapja Anantanyu, M.Si. Tesis Program Studi Ilmu Gizi. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
ABSTRAK
Latar Belakang : Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013 prevalensi stunting
mencapai 37,2%. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Tahun 2012 prevalensi gizi kurang pada anak balita di Kecamatan Bululawang sebesar 5,49% dan
stunting sebesar 25,9%. Defisiensi Zinc dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan secara linier dan apabila kebutuhan Zinc dalam tubuh anak tidak terpenuhi maka prevalensi kejadian stunting diperkirakan akan meningkat. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan faktor-faktor kejadian stunting dan kadar Zinc rambut anak sekolah dasar (kasus pada anak SD kurang gizi di Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang)
Metode : Jenis observasional analitik dengan desain cross sectional. Populasi anak SD/MI kelas 1 dan 2 sebanyak 807. Anak SD kurang gizi di Kecamatan Bululawang sebanyak 90 anak. Subjek diambil secara purposive sampling yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu 46 anak kurang gizi dengan stunting dan 44 anak kurang gizi tidak
stunting. Pengukuran status gizi menurut BB/U dan TB/U menggunakan WHO
Antropometri 2007 dan pemeriksaan kadar Zinc rambut dilakukan di Balai Besar Laboratorium Surabaya. Untuk mengetahui hubungan faktor-faktor kejadian stunting
dan kadar Zinc rambut anak digunakan uji Chi Square dan Odds Ratio dengan SPSS 22.
Hasil : Terdapat hubungan yang signifikan pendidikan ayah (p=0,002) dan pendidikan
ibu (p=0,009), tingkat konsumsi dan pola makan sumber Zinc (p=0,037) pada kejadian kasus anak sekolah dasar kurang gizi dengan stunting dan tidak stunting. Terdapat hubungan yang signifikan kadar Zinc rambut (p=0,000) pada kejadian kasus anak sekolah dasar kurang gizi dengan stunting dan tidak stunting. Kadar Zinc rambut yang defisit mempunyai risiko sebesar 116,286 kali dapat mengalami stunting dibandingkan dengan yang mempunyai kadar Zinc rambut baik.
Simpulan : Pendidikan orang tua dan kadar Zinc rambut memiliki hubungan yang
signifikan dengan kejadian kasus anak sekolah dasar kurang gizi dengan stunting dan tidak stunting di Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang.
viii
Rani Nurmayanti. S531308022. Correlation between Stunting Episode Factors and
Hair’s Zinc Level of Primary School Students (A Case of Malnourished Primary School
Students in Bululawang Sub-district, Malang Regency). Advisor: Dr. Diffah Hanim, Dra., M.Si. Co-advisor: Dr. Sapja Anantanyu, M.Si. Thesis: The Graduate Program in Nutrition Science, Sebelas Maret University, Surakarta 2015.
ABSTRACT
Background: Based on the result of Basic Health Research in 2013, the prevalence of
stunting reached the percentage of 37.2%. Based on the data of the Health Office of Malang Regency in 2012, the prevalence of malnutrition of the toddlers in Bululawang Sub-district was 5.49% and that of stunting was 25.9%. The Zinc deficiency may lead to linear growth disorders, and when the Zinc levels of the students are not fulfilled, the prevalence of stunting episode is predicted to increase. The objective of this research is to analyze the correlation between the stunting episode factors and the hair’s Zinc level of Primary School students (a case of malnourished primary school students in Bululawang sub-district, Malang regency)
Method: This research used the observational analytical method with the cross-sectional
design. Its population was the students as many as 807 in Grades I and II of Primary Schools/Islamic Primary Schools in Bululawang Sub-district, Malang Regency. They consisted of 90 students suffering from the malnutrition in Bululawang Sub-district. The samples were divided into two groups, namely: 46 in the group of malnourished stunting students, and the rest in the group of malnourished non-stunting students. The nutrition status was measured using the formula of Weight/Age and Height/Age according to the WHO Anthropometry 2007. The examination of the hair’s Zinc level was conducted at Center for Laboratory of Surabaya. The correlation between the stunting episode factors
and the hair’s Zinc levels of Primary School students in Bululawang Sub-district, Malang Regency was investigated by using the Chi Square test and Odds Ratio aided with the computer program of SPSS 22.
Result: There was a significant correlation of the fathers’ education level (p=0,002), the mother’s education level (p=0,009), and the consumption level and eating pattern of Zinc food resources (p=0,037) to the malnutrition episodes in the Primary School students with the stunting and the non-stunting. In addition, there was a significant correlation between the hair Zinc level (p=0,000) and the malnutrition episodes in the Primary School students with the stunting and the non-stunting. The hair with deficit Zinc level had the risk of 116,286 times greater to experience the stuntingthan the hair with normal Zinc level.
Conclusion: The parents’ education levels and the hair’s Zinc levels have a significant correlation with the malnutrition episodes in the Primary School students with the stunting and the non-stunting in Bululawang Sub-district, Malang Regency.
x
a. Definisi Stunting ... 7
b. Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak ... 9
c. Pencegahan Stunting ... 9
xii
Stunting dan Tidak Stunting ... 57
5. Pola Makan KasusAnak SD Kurang Gizi dengan Stunting dan Tidak Stunting ... 59
6. Kadar Zinc Rambut Kasus Anak SD Kurang Gizi dengan Stunting dan Tidak Stunting ... 61
C. Keterbatasan Penelitian ... 63
BAB V Kesimpulan, Implikasi, dan Saran ... 64
A. Kesimpulan ... 64
B. Implikasi ... 65
1. Implikasi Teori ... 65
2. Implikasi Praktis ... 65
C. Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 66
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Kategori dan ambang batas status gizi anak berdasarkan
indeks BB/U ... 5
Tabel 2. Titik batas penggolongan status gizi berdasarkan indeks tinggi badan dan umur (TB/U) untuk anak laki-laki dan perempuan ... 8
Tabel 3. Kategori dan ambang batas status gizi anak berdasarkan indeks TB/U ... 9
Tabel 4. Kadar Zinc serum laki-laki dan perempuan berdasarkan usia ... 15
Tabel 5. Sebab-sebab dan gejala defisiensi Zinc (Zn) ... 20
Tabel 6. Penentu bioavailabilitas Zinc (Zn) dalam makanan ... 21
Tabel 7. Indeks resiko defisiensi Zinc (Zn) berdasarkan persentase kecukupan asupan Zinc dari makanan dan prevalensi stunting . 22
Tabel 8. Distribusi anak berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan ayah ... 35
Tabel 9. Distribusi anak berdasarkan karakteristik pekerjaan ayah ... 36
Tabel 10. Distribusi anak berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan ibu ... 36
Tabel 11. Distribusi anak berdasarkan karakteristik pekerjaan ibu ... 37
Tabel 12. Distribusi berdasarkan rata-rata usia, berat badan, tinggi badan, asupan makan, tingkat konsumsi, pemeriksaaan kadar Zinc rambut, serta penghasilan orang tua kasus anak SD kurang gizi dengan stunting dan tidak stunting ... 38
Tabel 13. Pendidikan ayah kasus anak SD kurang gizi dengan stunting dan tidak stunting ... 40
Tabel 14. Pendidikan ibu kasus anak SD kurang gizi dengan stunting dan tidak stunting ... 41
xiv
dan tidak stunting ... 43 Tabel 17. Tingkat konsumsi energi kasus anak SD kurang gizi dengan
stunting dan tidak stunting ... 44 Tabel 18. Tingkat konsumsi protein kasus anak SD kurang gizi dengan
stunting dan tidak stunting ... 45 Tabel 19. Tingkat konsumsi lemak kasus anak SD kurang gizi dengan
stunting dan tidak stunting ... 46 Tabel 20. Tingkat konsumsi karbohidrat kasus anak SD dasar kurang gizi
dengan stunting dan tidak stunting ... 47 Tabel 21. Tingkat konsumsi Zinc kasus anak SD kurang gizi dengan
stunting dan tidak stunting ... 48 Tabel 22. Pola makan sumber energi kasus anak SD kurang gizi dengan
stunting dan tidak stunting ... 49 Tabel 23. Pola makan sumber protein kasus anak SD kurang gizi dengan
stunting dan tidak stunting ... 50 Tabel 24. Pola makan sumber lemak kasus anak SD kurang gizi dengan
stunting dan tidak stunting ... 51 Tabel 25. Pola makan sumber karbohidrat kasus anak SD kurang gizi
dengan stunting dan tidak stunting ... 52 Tabel 26. Pola makan sumber Zinc kasus anak SD kurang gizi dengan
stunting dan tidak stunting ... 52 Tabel 27. Hasil pemeriksaan laboratorium kadar Zinc rambut kasus anak
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Bagan penyebab gizi kurang UNICEF (1998) ... 6 Gambar 2. Zat gizi dan metabolisme Zinc (1,5-2,5 gram Total dalam
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Biodata Peneliti ... 70
Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian dan Ethical Clereance ... 72
Lampiran 3. Imformed Consent ... 81
Lampiran 4. Data Contoh Hasil Recall Anak (1x24 Jam) ... 88
Lampiran 5. Data Pola Makan Anak ... 92
Lampiran 6. Data Tingkat Konsumsi Anak ... 97
Lampiran 7. Data Orang Tua Anak ... 101
Lampiran 8. Data Hasil Lab Kadar Zinc Rambut Anak ... 107
Lampiran 9. SOP Pemeriksaan Zinc Rambut di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya ... 109
Lampiran 10. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 113
Lampiran 11. Dokumentasi Kegiatan Penelitian ... 115