• Tidak ada hasil yang ditemukan

KORELASI ANTARA PERSEPSI MURID TENTANG KEDISIPLINAN GURU DENGAN MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 01 WRINGIN BONDOWOSO SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KORELASI ANTARA PERSEPSI MURID TENTANG KEDISIPLINAN GURU DENGAN MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 01 WRINGIN BONDOWOSO SKRIPSI"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

KORELASI ANTARA PERSEPSI MURID

TENTANG KEDISIPLINAN GURU DENGAN MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 01 WRINGIN BONDOWOSO

SKRIPSI

Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh :

DESI MAGHFIROH NIM. T20151025

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JANUARI 2020

(2)
(3)
(4)



































Artinya: Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.(Q.S. Al- Ashr, 103:1-3)*

*Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahnya, (Jakarta: Halim Publishing Distributing, 2013), 601.

(5)

v

PERSEMBAHAN

Sujud syukur saya sembahkan kepadamu ya Allah, tuhan yang maha agung, atas takdirmu saya bisa menjadi pribadi yang berfikir, berilmu, beriman dan bersabar. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal untuk masa depanku dalam meraih cita-cita. Dengan ini saya persembahkan karya ini kepada:

1. Ayahanda tercinta “Sudahnan” dan ibunda “Hosna”. Terimakasih atas kasih sayang yang berlimpah mulai saya lahir hingga sebesar ini, serta limpahan do’a yang telah dipanjatkan untuk saya. Tanpa ayah dan ibu saya tidak berarti apa-apa. Terimakasih juga atas perjuangan dan kerja keras hingga saya berada dititik ini. Semuanya yang terbaik.

2. Adikku tersayang “Dery Maghfirmansyach” juga merupakan penyemangat bagi saya setelah ayah dan ibu.

3. Kakek, nenek serta saudara-saudara yang selalu menberi dukungan serta dan memberikan semangat.

4. Mas Ahsanul Haq dan ibu mertua saya ucapkan terimakasih banyak juga atas dukungan serta dorongan untuk saya dalam bentuk materi maupun moril.

5. Sahabat-sahabatku misrati, mila, nuril, nurhasanah serta teman-teman yang tak bisa saya sebutkan satu persatu, tanpa kalian mungkin kuliah saya akan menjadi biasa-biasa saja. Terimakasih untuk support yang luar biasa sampai saya bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

(6)

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi maha Penyayang.

Tiada kata yang tak pantas diucapkan selain ucapan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya sehingga penyusun dalam menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “Korelasi Antara Persepsi Murid Tentang Kedisiplinan Guru dengan Minat Belajar dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 01 Wringin Bondowoso” disusun sebagai kelengkapan guna memenuhi sebagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu pendidikan Islam di Fakultas tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember dan sebagai jembatan pertama karya ilmiah yang saya susun.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak dapat berhasil dengan baik tanpa adanya bantuan dan uluran tangan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM. selaku Rektor IAIN Jember.

2. Ibu Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah mengesahkan secara resmi tema penelitian ini sehingga penyusunan skripsi berjalan dengan lancar.

(7)

vii

3. Bapak Dr. Mashudi, M.Pd. selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah meluangkan waktunya dalam pegurusan administrasi penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Drs. H. Ainur Rafik, M.Ag. selaku Wakil Dekan II Bidang Akademik Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

5. Bapak Dr. Zaenal Abidin, S.Pd.I., M.Si. selaku Wakil Dekan III Bidang Akademik Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

6. Bapak Dr. H. Moh. Sahlan, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing yang penuh kesabaran dan keteladanan telah berkenan meluangkan waktu dan memberikan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan peneliti dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi dan juga telah merestui pembahasan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan serta staf dan karyawan Fakultas tarbiyah dan Ilmu Keguruan dengan pelayanannya.

8. Segenap pihak yang tidak mungkin disebutkan, atas bantuannya baik moral maupun material secara langsung atau tidak dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga semua amal dan kebaikannya yang telah diperbuat akan mendapat imbalan yang lebih baik lagi dari Allah SWT dan penulis berharap mudah- mudahan skripsi ini dapat bermanfaat. Aamiin Ya Robbal ‘Alamin.

Jember, 09 Januari 2020 Penulis

(8)

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI... x

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 9

F. Definisi Operasional ... 11

G. Asumsi Penelitian... 14

H. Hipotesis... 14

I. Metode Penelitian ... 15

J. Sistematika Pembahasan ... 27

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 29

A. Penelitian Terdahulu ... 29

B. Kajian Teori ... 31

(9)

x

1. Persepsi murid... 31

2. Kedisiplinan guru... 33

3. Minat belajar ... 45

4. Hasil belajar ... 48

5. Pendidikan Agama Islam ... 53

6. Hubungan kedisiplinan guru dengan minat belajar siswa. 56 7. Hubungan kedisiplinan guru dengan hasil belajar siswa .. 59

8. Hubungan minat belajar dengan hasil belajar siswa ... 60

BAB III PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS... 62

A. Gambaran Obyek Penelitian ... 62

1. Prifil Sekolah SMP Negeri 1 Wringin Bondowoso ... 61

2. Sejarah singkat berdirinya SMP Negeri 1 Wringin Bondowoso... 63

B. Paparan Data/Deskripsi Data ... 66

C. Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 73

D. Pembahasan... 81

BAB V PENUTUP... 86

A. Kesimpulan ... 86

B. Saran-Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 89

(10)

3. Hasil belajar siswa 4. R tabel

5. T tabel

6. Jawaban atau Data Responden 7. Data SPSS

8. Surat Keterangan Selesai Penelitian 9. Pernyataan Keaslian tulisan

10. Biodata Penulis

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan masih dipercaya sebagai media yang sangat ampuh dalam membangun kecerdasan sekaligus kepribadian anak menjadi lebih baik, oleh karena itu, pendidikan secara terus-menerus dibangun dan dikembangkan agar dari proses pelaksanaannya menghasilkan generasi yang diharpakan.

Pendidikan di Indonesia tidak ingin menjadi bangsa yang bodoh dan terbelakang, terutama dalam menghadapi zaman modern yang terus berkembang dan berteknologi canggih. Perbaikan sumber daya manusia yang cerdas, terampil, mandiri, dan berakhlak mulia sangat diperlukan yaitu dilakukan melalui pendidikan, agar bisa membangun sumber daya manusia yang berguna bagi agama dan negara.

Pendidikan adalah proses yang memberikan lingkungan edukatif agar peserta didik dapat berinteraksi dengan lingkungan untuk mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya. Kemampuan tersebut berupa kemampuan kognitif yakni kemampuan mengasah pengetahuan, kemampuan afektif yakni kemampuan mengasah kepekaan perasaan dan kemampuan psikomotorik adalah keterampilan melakukan sesuatu.

Pendidikan disekolah merupakan pendidikan yang dilaksanakan dengan cara yang teratur, sistematis, direncanakan, mempunyai jenjang dan dibagi dalam waktu-waktu tertentu yang berlangsung dari taman kanak-kanak

1

(12)

sampai perguruan tinggi. Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal, banayak dipengaruhi oleh faktor belajar-mengajar. Diantara faktor terebut adalah guru. Guru adalah sebagai salah satu komponen dalam pembelajaran memiliki potensi yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran.1

Kata guru dalam bahasa indonesia berasal dari bahasa sansekerta yang berarti orang yang digugu atau orang yang dituruti fatwa dan perkatannya. Hal ini memang pada masa lalu guru menjadi panutan bagi muridnya sehingga katanya selalu dituruti serta perilakunya menjadi teladan bagi murid- muridnya. Bahkan tidak jarang murid meniru gurunya dalam berbicara dan perilaku.2

Tantangan dunia pendidikan pada zaman sekarang ini adalah tantanga bagi guru didalam berhubungan dengan siswa dalam proses belajar mengajar.

Guru sangat diharapkan dapat membangkitkan motivasi belajar, hasrat ingin tahu, dan minat yang kuat pada siswanya untuk mengikuti pelajaran disekolah dan partisipasi aktif didalamnya. Sebab semakin banyak yang aktif termotivasi untuk belajar maka semakin tinggi prestasi belajar yang diperolehnya.

Menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan sekolah diperlukan guru yang penuh dengan kesetiaan dan ketaatan pada aturan yang berlaku dan sadar akan tanggung jawabnya untuk menyelenggarakan tujuan sekolah, dengan kata lain kedisiplinan para guru sangat diperlukan dalam meningkatkan tujuan sekolah. Menegakkan disiplin merupakan hal yang sangat penting, sebab dengan kedisiplinan dapat

1Zaenal Aqib, Profesionalisme dalam Pembelajaran (Surabaya: Cendikiawan, 2002 ), 22.

2Kadar M.Yusuf, Tafsir Tarbawi (Jakarta: Amzah,2013), 62.

(13)

3

diketahui seberapa besar peraturan-peraturan dapat di taati oleh guru, dengan terlaksannya kedisiplinan maka akan tercapai proses pembelajaran yang efektifdan efisien.

Guru dan kedisiplinan menjadi dua sisi mata koin yang tidak dapat dispisahkan. Tanpa kedisiplinan dalam melaksanakan tugas profesinya, maka tujuan mulia dari proses pembelajaran tidak akan pernah tercapai.

Sesuai perintah Allah dalam Al-Qur’an yang bunyinya:



























































Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya dan ulil amri diantara kamu. Maka kembalikanlah iya kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (Q.S An-Nisa’: 59)3

Kata disiplin kerja (discipline) dalam lingkungan sekolah secara tradisional merujuk pada pengendalian terhadap perilaku murid yang dilakukan secara eksternal. Dengan kata lain, konsep awal tentang disiplin kerja terkait erat dengan perilaku yang sesuai dengan norma dan dapat diamati dari luar. Mereka yang tidak mematuhi norma disebut sebagai perilaku menyimpang (misbehavior) yang tampak dalam diri manusia, khususnya dalam diri anak muda. Terdapat anggapan bahwa kegagalan anak untuk berhasil dalam belajar terkait erat dengan kurangnya dorongan dari luar untuk belajar. Oleh karena itu, agar anak dapat belajar dan memperoleh hasil yang

3Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Surat An-Nisa’ Ayat: 59), 128.

(14)

bagus, mereka perlu diberikan batasan terhadap perilaku mereka. Namun demikian, konsep disiplin kerja yang semacam itu sudah semakin ditinggalkan, terutama dengan munculnya temuan-temuan baru dalam psikologi belajar. Terlebih untuk memacu hasil belajar siswa yang maksimal, siswa bukan lagi dipaksakan untuk mengerjakan tugas-tugasnya, tetapi mereka harus mendorong untuk membangkitkan disiplin kerja diri agar mereka dapat belajar. Prinsip ini penting karena tidak hanya terkait dengan perilaku belajar saja, tetapi juga berhubungan dengan kehidupannya pada latar sosial apapun, baik dirumah, disekolah, ditempat kerja atau di antara kelompok-kelompok sosial lainnya. Anak harus dilatih untuk mengembangkan pengendalian dirinya sehingga ia bisa hidup dan berinteraksi dengan orang lain.4

Menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab XI Pendidik dan Tenaga kependidikan pasal 39 Ayat (2) ditegaskan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta selakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Terutama bagi pendidik dan perguruan tinggi.5

Mengajar bukanlah hal yang mudah karena banyak hal yang harus dipahami, dipersiapkan dan dilakukan. Dimana mengajar bukan hanya Tranfer Of Knowledge namun juga Transfer Of Value guru pemegang kunci dari

4 Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Tugas Guru dalam Pembelajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016), 30-31.

5 Departemen RI, Undang-undang RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas dan Peraturan Pemerintah Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pendidikan serta Wajib Belajar, (Bandung:

Citra Umbara, 2012), 21.

(15)

5

tercapainya keberhasilan pembelajaran sehingga akan tercapai tujuan pendidikan. Guru harus mampu menyampaikan materi pelajaran serta menanamkan nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Guru yang baik adalah guru yang mampu mengajar dengan sepenuh hati, ikhlas, inovatif, memunculkan motivasi, memunculkan minat belajar peserta didik, serta membangkitkan semangat belajar peserta didik.6

Dalam mengajar guru juga dituntut untuk menuntun siswanya menuju masa depan yang cerah dan memberikan motivasi serta pengajaran yang profesional. Seorang guru juga harus memiliki kepribadian yang baik sehingga mampu dicontoh oleh guru-guru yang lain maupun oleh siswanya. Apalagi sebagai guru pendidikan agama Islam. Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam seorang guru tidak hanya menyampaikan materi atau mengajarkan ilmu namun menumbuhkan nilai-nilai keteladanan yang baik untuk siswanya yang terkandung di dalam materi pendidikan agama Islam.

Guru sebagai pelaku utama dalam penerapan program pendidikan di sekolah memiliki peranan yang sangat strategis dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Guru dipandang sebagai faktor determinan terhadap pencapaian mutu prestasi belajar siswa. Mengingat peranannya yang sangat penting, maka guru dituntut untuk memiliki pemahaman dan kemampuan secara konperehensif tentang kompetensinya sebagai pendidik.

Disiplin tidak hanya berlaku kepada siswa akan tetapi kedisiplinan juga berlaku kepada guru, setiap guru harus mematuhi peraturan yang telah

6 Suparman s., Gaya Mengajar yang Menyenangkan Siswa (Yogyakarta: Pinus Book Publiser, 2010), 60.

(16)

dibuat oleh sekolah dan bertanggung jawab atas tugasnya. Kedisiplinan guru sangat berpengaruh terhadap perilaku siswa, karena seorang guru merupakan panutan baginya. Guru berarti orang yang di gugu atau orang yang dituruti fatwa dan perkatannya. Jadi tidak jarang jika seorang murid menuruti setiap perkataanya dan meniru perbuatannya. Kedisiplinan seorang guru juga bisa meningkatkan semangat, motivasi, hasrat ingin tahu serta minat belajar siswa.

Penelitian milik Muassisul Khioroh, 2015, dengan analisis yang di peroleh dari hasil penelitian menunjukkan bahwa T hitung = 0,992 dan T Tabel = 0,279 untuk N= 50 pada taraf signifikansi 5% sehingga Ho di tolak dan Ha diterima artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kedisplinan guru kelas terhadap hasil belajar siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Plus Miftahussalim.

Hasil penelitian milik Syarifah Aini, 2017, dengan analisis yang diperoleh nilai r hitung > r tabel = 0,5362 . 0,355 pada taraf signifikansi 95%

atau α = 0,05 dan n-2 = 31 (33-2). Nilai koefisien korelasi ini jika diinterpretasikan pada nilai interpretasi koefisien korelasi dapat dikategorikan

“cukup kuat” tingkat hubungannya. Berdasarkan uji t di peroleh nilai t hitung . t tabel yaitu 3,537 . 2,042 sehingga Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara kedisiplinan guru terhadap karakter siswa dalam belajar

Berdasarkan realita dan kondisi yang ada di SMP Negeri 1 Wringin bahwa masih banyak guru yang tidak menegakkan kedisiplinan seperti guru sering datang terlambat ke sekolah, guru kurang bertanggung jawab atas tugas yang dibebani kepadanya banyak guru tidak tepat waktu dalam mengajar dan

(17)

7

kurang tegas dalam melaksanakan pembelajaran sehingga mengakibatkan minat belajar siswa menjadi minim serta hasil belajarnya menurun. Di SMP Negeri 1 wringin juga penah melakukan pemalsuan Dapodik (data pokok pendidikan) yang mana hal tersebut merupakan pelanggaran disiplin.

Siswa juga sering keluar masuk saat pergantian pelajaran, tidak mematuhi peraturan, dan tidak mengerjakan PR sekolah. Pada dasarnya perlakuan siswa juga bisa di latar belakangi oleh lingkungan dan diri sendiri, namun pengaruh terbesar dan paling utama adalah kedisiplinan guru dalam sekolah.

Dari latar belakang di atas, peneliti ingin melakukan penelitian yang mendalam agar diperoleh data yang relevan mengenai kedisplinan guru dalam mengajar dengan minat belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI. Oleh karena itu, peneliti merangkum dalam sebuah judul. “Korelasi Antara Persepsi Murid Tentang Kedisiplinan Guru dengan Minat Belajar dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Wringin Bondowoso”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuaraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Adakah hubungan tentang kedisiplinan guru dengan minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Wringin Bondowoso?

2. Adakah hubungan tentang kedisiplinan guru dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Wringin Bondowoso?

(18)

3. Adakah hubungan tentang minat belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Wringin Bondowoso?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui hubungan tentang kedisiplinan guru dengan minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Wringin Bondowoso?

2. Untuk mengetahui hubungan tentang kedisiplinan guru dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Wringin Bondowoso?

3. Untuk mengetahui hubungan tentang minat belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Wringin Bondowoso?

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian berisi tentang konstribusi apa yang akan diberikan setelah selesai melakukan penelitian. Kegunaan dapat berupa kegunaan yang bersifat teoritis maupun praktis.7Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran serta menambah wawasan dalam bidang penelitian, sehingga dapat dijadikan sebagai latihan dan pengembangan kegiatan yang baik

7 Tim Penyusun IAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: IAIN Jember Prees, 2018), 38.

(19)

9

dalam membentuk minat belajar serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SMP Negeri 1 Wringin Bondowoso.

2. Manfaat praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat :

a. Bagi peneliti, di harapkan peneliti dapat mengembangkan wawasan pengetahuan tentang penelitian pendidikan serta menambah pengalaman bagi penulis dalam hal menyusun karya tulis ilmiah.

b. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi penting bagi guru, khususnya di tempat penelitian yaitu di SMP Negeri 1 Wringin agar guru mampu menerapkan kedisiplinan dalam mengajar sehingga menumbuhkan minat belajar dalam diri siswa serta hasil belajarnya dapat meningkat.

c. Bagi Institut Agama Islam Negeri Jember, merupakan sumbangan informasi yang berharga untukdijadikan sumbangan pembendaharaan informasi, serta sebagai tambahan refrensi dalam mengembangkan kajian PAI khususnya tentang korelasi anatara persepsi murid tentang kedisiplinan guru dengan minat belajar siswa.

E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.8

8Sugiyono, metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan r & d (Bandung: Alfabet. 2004), 38.

(20)

Variabel penelitian ini di bagi menjadi dua variabel yaitu, variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) dengan uraian sebagai berikut : a. Variabel independen (X)

Variabel independen (X) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kedisiplinan guru (X).

b. Variabel dependen (Y)

Variabel dependen (Y) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.Yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah minat belajar siswa (Y1) dan hasil belajar (Y2).

2. Indikator variabel

Setelah variabel penelitian terpenuhi kemudian dilanjutkan dengan mengemukakan indikator-indikator variabel yang merupakan rujukan empiris dari variabel yang diteliti. Indikator empiris ini nantinya akan dijadikan sebagai dasar dalam membuat butir-butir atau item pertanyaan dalam angket, interview, dan observasi.9

Adapun indikator dari variabel yang terdapat dalam judul ini adalah :

9Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, 38.

(21)

11

Tabel 1.1 Indikator Variabel

No Variabel Indikator Variabel 1. Kedisiplinan

guru

a. Tujuan dan

kemampuan b. Teladan pimpinan c. Balas jasa

d. Keadilan e. Waskat

f. Sanksi hukuman g. Ketegasan h. Hubungan

kemanusiaan 2. Minat belajar a. Perasaan senang

b. Keterlibatan siswa c. ketertarikan d. perhatian siswa 3. Hasil belajar

siswa

a. Ranah Kognitif b. Ranah afektif c. Ranah psikomotorik F. Devinisi Oprasional

1. Korelasi

Korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan derajat hubungan linier (seakan bukan timbal balik) antara dua variabel atau lebih. Kegunaan korelasi product moment adalah untuk menyatakan ada tidaknya hubungan antara variabel X dan variabel Y dimana kedua variabel bertipe internal atau rasio.10 Korelasi merupakan suatu hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya korelasi tersebut bisa secara korelasional dan bisa juga secara kausal, jika hubungan tersebut tidak menunjukkan sebab akibat, maka korelasi tersebut dikatakan korelasi rasional, artinya sifat hubungan variabel satu dengan variabel lainnya tidak jelas mana variabel

10Yusuf Nalim, Statistik 2 (pekalongan, stainpekalongan, 2013), 25.

(22)

sebab dan mana variabel akibat. Maka, korelasinya dikatakan kausal, artinya jika variabel yang satu merupakan sebab, maka variabel lainnya merupakan akibat.

2. Persepsi murid

Persepsi siswa merupakan proses perlakuan siswa terhadap informasi tentang suatu objek dalam hal ini baik kegiatan ekstrakurikuler marching band yang ada di sekolah melalui pengamatan dengan indra yang dimiliki, sehingga siswa dapat memberi arti serta mengintepretasikan objek yang diamati.11

3. Kedisiplinan guru

Guru yang disiplin dapat diartikan sebagai guru yang mentaati aturan yang dibuat oleh sekolah. Sedangkan guru yang tidak disiplin adalah guru yang sering kali melanggar aturan yang dibuat sekolah.12 Dapat ditarik kesimpulan bahwa kedisiplinan guru adalah sebuah peraturan yang telah dibuat oleh sekolah yang harus dipatuhi oleh seorang guru dalam mengajar agar proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.

4. Minat belajar

Minat belajar adalah aspek psikologi sesorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala, seperti: gairah, keinginan, perasaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang

11Mayangsari Nikmatur Rahmi, “Korelasi Antara Persepsi Murid Tentang Gaya Mengajar Guru Dengan Motivasi Ektrinsik Belajar PAI Siswa Di MTsN Kota Surabaya” (Skipsi, Universitas Negeri Sunan Ampel, Surabaya, 2018), 21.

12 Masykur Arif Rahman, kesalahan-kesalahan Fatal Paling sering Dilakukan Guru dalam Kegiatan Belajar Mengajar (Jogjakarta: Diva Pers, 2011), 63.

(23)

13

meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman. Dengan kata lain minat belajar adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan, paetisipasi dan keaktifan dalam belajar.

5. Hasil belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar dapat dikatakan berhasil apabila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Aspek perubahan ini megacu pada Taksonomi tujuan pengajaran yang dikembagkan oleh bloom yang mencakup aspek kognitif, aspek afektif, aspek psikootorik.13

6. Pendidikan Agama Islam

Menurut Tayar Yusuf yang di kutip oleh Abdul Majid mengartikan, pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT. Sedangkan menurut Ahmad Tafsir Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.14

13Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Bandung: Bumi Aksara, 2006), 30.

14 Abd. Majid dkk, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), 130.

(24)

G. Asumsi Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mempuyai asumsi bahwa kedisiplinan guru merupakan suatu pengendalian diri ataupun pembentukan karakter yang bermoral yang mampu mampu mempengaruhi minat belajar sehingga berdampak juga pada hasil belajar PAI siswa, karena guru merupakan panutan bagi setiap siswa.

H. Hipotesis

Hipotesis di ajukan dalam bentuk pernyataan sementara terhadap hasil penelitian.15

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Hipotesis kerja (Ha)

a. Ada hubungan kedisiplinan guru dengan minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Wringin Bondowoso.

b. Ada hubungan kedisiplinan guru dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Wringin Bondowoso.

c. Ada hubungan minat belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Wringin Bondowoso.

2. Hipotesis Nihil (Ho)

a. Tidak ada hubungan kedisiplinan guru dengan minat belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Wringin Bondowoso.

15Tim Penyusun, Pedoman Karya Tulis Ilmiah, 40.

(25)

15

b. Tidak ada hubungan kedisiplinan guru dengan hasil belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Wringin Bondowoso.

c. Tidak ada hubungan minat belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Wringin Bondowoso

I. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan kuantitatif inferensial dan korelasi, karena peneliti memaparkan hasil penelitian menggunakan angka-angka kemudian dari angka tersebut di analisis dan di interpretasikan untuk mendapatkan informasi secara ilmiah.

Jenis penelitian ini menggunakan jenis Field Research (penelitian lapangan), karena dalam penelitian ini peneliti berada langsung dalam mengumpulkan data dari berbagai informasi di lapangan.

2. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.16 Adapun dalam penelitian ini mengambil populasi siswa kelas VIII SMPN I wringin yang terdiri dari 5 kelas dengan

16Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,, 117.

(26)

jumlah siswanya adalah 150 siswa. Dengan rincian terdapat pada Tabel 1.3 berikut ini

Tabel 1.3 Jumlah Populasi No Kelas Jumlah Siswa

1. VIII A 32

2. VIII B 32

3. VIII C 32

4. VIII D 31

5. VIII E 23

b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Sampel yang baik adalah sampel yang memiliki ciri-ciri, sifat-sifat, atau karakteristik yang diwakili sehingga ia dapat disebut sebagai sampel yang representatif. Populasi berada dibeberapa strata/kelas, kelompok, atau wilayah, maka sampel pun harus berasal dari aneka ragam populasi tersebut. Sampel tidak representatif, secara ilmiah peneliti tidak diperkenankan melakukan generalisasi. Karena generalisasi semacam ini akan melenceng dari realitas sebenarny.17

Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, hal ini tentunya kembali kepada kondisi heteroginitas atau homoginitas populasi. Oleh karena itu sampel dicari menggunakan cara berikut:18

n =1+ 2

17Mundir, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Jember: STAIN Press, 2013), 14.

18Mundir, Metode penelitian, 23.

(27)

17

Keterangan : n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalaha (5%) 3. Teknik dan instrumen pengumpulan data

a. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah untuk mendapatkan data. Tanpa teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang diharapkan dan mendapatkan data yang diperlukan. Maka teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1) Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan mencatat secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian.19

Dalam penelitian ini, observasi yang digunakan yaitu observasi sistematika, karena peneliti telah merancang secara sistematis tentang apa yang akan diamati. Sedangkan instrumen yang akan digunakan dalam observasi ini yaitu pedoman observasi.

Adapun data yang telah diperoleh dengan menggunakan metode observasi yaitu:

19Margono, Metode Penelitian Pendidikan,(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010),161

(28)

a) Profil sekolah SMP Negeri 1 Wringin Bondowoso.

b) Letak geografis SMP Negeri 1 Wringin Bondowoso.

c) Keadaan sarana dan prasarana serta visi dan misi SMP Negeri 1 Wringin Bondowoso.

2) Angket atau kuesioner

Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Dan pertanyaan atau pernyataan dalam angket tersebut tidak akan terlepas dari indikator-indikator dari variabel yang terdapat pada judul penelitian.

Tipe pertanyaan dalam angket dapat terbuka atau ketutup, (kalau dalam wawancara: terstruktur dan tidak terstruktur) dan bentuknya dapat menggunakan kalimat positif atau negative.

Penelitian ini menggunakan angket pertanyaan tertutup.

Adapun data yang diperoleh melalui angket ini adalah data tentang

“hubungan kedisipsilan guru dengan minat belajar dan hasil belajar siswa”.

b. Instumen pengumpuan data

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data.20Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan angket. Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

20 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.,(Jakarta: Rineka Cipta, 1993),151.

(29)

19

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya.21

Penggunaan angket dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kedisiplinan guru dengan minat belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI. Angket yang digunakan penulis menggunakan metode angket langsung tertutup, karena itu angket sudah tersedia alternatif jawabannya dan responden tinggal memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan dirinya. Alternatif jawabannya terdiri dari sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Prosedur penyusunan angket ini adalah:

1) Kisi kisi angket

Konsep alat ukurnya berupa kisi-kisi angket yang didalamnya tertuang megenai kedisiplinan guru serta minat belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI. Konsep ini dijabarkan ke dalam variabel dan indikator-indikator yang disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai. Masing-masing indikatornya selanjutnya di jadikan landasan dan pedoman di dalam menyusun alat ukur yang kemudian di tuangkan dalam bentuk item-item.

21Ibid, 140.

(30)

Tabel 1.4 Kisi-Kisi Instumen

No Variabel Indikator Deskriptor No. Soal Jumlah

1. Kedisiplinan Guru

Tujuan dan

Kemampuan

Merumuskan tujuan yang jelas dan ideal

1 3

Penguasaan materi 2,3 Teladan pimpinan Keteladanan kepsek,

pendidik dan karyawan yang lain

4,5 2

Balas jasa Gaji dan kesejahteraan 6 2

Standar gaji yang berlaku di sekolah

7 Keadilan Sikap adil terhadap

sesama pendidik dan peserta didik

9,10 3

Sikap adil dalam pemberian balas jasa yang di lakukan oleh atasan

8

Waskat Sikap aktif dan

langsung dalam mengawasi moral, gairah belajar, dan prestasi belajar

11 3

Memberi bimbingan,

petunjuk dan

pengarahan secara langsung

12,13

Sanksi hukuman Menetapkan sanksi hukuman yang tepat

14,15 3

Sanksi hukuman bersifat mendidik

16 Ketegasan Sikap yang tegas dalam

melakukan tindakan

17 2

Menumbuhkan sikap segan diantara sesama pendidik dan peserta didik

18

Hubungan kemanusiaan

Menciptakan hubungan yang harmonis

19 2

menciptakan suasana dan lingkungan kelas yang nyaman

20

2. Minat belajar Perasaan senang Kesadaran diri dalam 21 2

(31)

21

belajar

Hadir disaat

pembelajaran berlangsung

22

Keterlibatan siswa

Aktif dalam diskusi dan ingin selalu bergabung dalam kelompok

23,24 3

Aktif bertanya dan menjawab pertanyaan dari pendidik

25

Ketertarikan Antusias yang tinggi 26 2 Setiap tugas dari

pendidik terselesaikan dengan cepat

27

Perhatian siswa Mendengarkan

penjelasan dari pendidik

28 3

Konsentrasi pada pelajaran

29 Mengesampingkan hal lain saat pembelajaram

30

3. Hasil Belajar Ranah kognitif Pengetahuan 31 6

Pemahaman 32

Penerapan 33

Analisis 34

Sintesis 35

Evaluasi 36

Ranah efektif Penerimaan 37 7

Merespon 38,39

Menilai dan menghargai 40 Pengorganisasian 41,42 Pengkarakterisasian

dari nilai atau kelompok nilai

43

Ranah psikomotor

Persepsi 44 7

Kesiapan 45

Mekanisme 47

Respon terbimbing 46 Respon yang kompleks 48

Penyesuaian 49

Penciptaan 50

(32)

4. Analisis Data

Analisis data merupakan proses pengolahan, penyajian, interprestasi dan analisis data yang diperoleh dari lapangan, dengan tujuan agar data yang disajikan mempunyai makna, sehingga pembaca dapat mengetahui hasil penelitian.

Adapun analisis data yang ada di penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian 1) Pengujian validitas instrumen

Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid berarti instrument tersebut dapat digunavalidikan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas instrumen secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu validitas internal (Internal Validity) dan validitas eksternal (External Validity).22

a) Validitas Internal

Validitas internal (internal validity) ada yang menyebut dengan validitas logis (logical validity). Istilah validitas logis mengandung logis, berasal dari kata logika yang berarti penalaran atau rasional. Dengan kata lain, validitas logis itu untuk instrumen yang menujuk pada kondisi sebuah instrumen yang memenuhi syarat valid berdasarkan hasil penelaran atau

22Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis bagi Pendidikan dan Calon Pendidik (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 128-129.

(33)

23

rasional. Validitas internal dibagi menjadi dua, yaitu validitas isi (content validity) dan validitas konstruk (construct validity).23

Selanjutnya, untuk menguji validitas isi penelitian ini membandingkan isi insrtumen kedisiplinan guru dan minat belajar, kedisiplinan guru dengan hasil belajar, minat belajar dan hasil belajar dengan indikator variabel. Untuk menguji validatas konstruk, dalam penelitian ini instrumen yang sudah disusun oleh peneliti di konsultasikan kepada dosen pembimbing akan memberi keputusan instumen dapat di gunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total.

b) Validitas Eksternal

Validitas eksternal (external validity) ada yang menyebut validitas empiris (empirice validity). Kalau validitas internal didasarkan pada kriteria yang ada pada instrumen itu sendiri, maka pada validitas eksternal, kriteria validitas didasarkan pada kriteria yang ada di luar instrumen yaitu berdasarkan fakta empiris atau pengalaman.24 Untuk menguji validitas empiris peneliti menggunakan rumus korelasi product moment dari Karl Pearson sebagai berikut:

rxy =

Keterangan :

23Ibid., 129

24Ibid., 132

(34)

rxy : Koefisien korelasi antara variabel x dan y n : Jumlah subjek penelitian

Ʃxy : Jumlah hasil perkalian tiap-tiap skor asli dari X dan Y Ʃx : Jumlah skor asli variabel X

Ʃx2 : Jumlah skor yang dikuadratkan dalam variabel X Ʃy : Jumlah skor asli variabel Y

Ʃy2 : Jumlah skor yang dikuadratkan dalam varibel Y 2) Pengujian reliabilitas instrumen

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya dan dapat diandalkan.

Apabila data andal, maka data dapat dipercaya karna memiliki konsistensi yang tinggi. Dimanapun instrument digunakan sepanjang karakteristik populasi dan unit sampelnya sama, maka data yang diperoleh niscaya konsisten dan dapat dpercaya. Jadi reabilitas mengukur konsistensi (keajekan).

Reliabilitas erat hubunganya dengan kepercayaan suatu tes dapat dilakukan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap (ajeg) maka pengertian uji reliabilitas berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes.

Atau seandainya hasilnya berubah-rubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.25

25Arikunto, Prosedur Penelitian, 86.

(35)

25

Dalam penelitian ini menggunakan rumus alpha, adapun rumus yang di maksud adalah:

Keterangan:

: koefisien alpha cronbach n : banyaknya butir item 1 : bilangan konstan

: jumlah varian skor dan tiap-tiap item : varian total26

b. Normalitas

Menguji normalitas data kerap kali disertakan dalam suatu analisis data statistik inferensial untuk suatu kelompok sampel.

Normalitas sebaran data menjadi sebuah asumsi yang menjadi syarat untuk menentukan jenis statistik apa yang di pakai dalam penganalisaan selanjutnya.

Asumsi normalitas senantiasa disertakan dalam penelitian pendidikan karena erat kaitannya dengan sifat dari subjek/objek penelitian pendidikan, yaitu berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam kelompoknya. Galton, seorang ahli teori pembelajaran mengatakan bahwa: Apabila sejumlah anak/orang dikumpulkan dalam sebuah kelas kemudian diukur kemampuannya (kepandaian, kebiasaan,

26Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), 208.

(36)

keterampilan), hasil pengukuran yang berupa skor kemampuan akan berdistribusi menyerupai kurva normal.

Meskipun demikian, apabila sebaran data suatu penelitian yang mengungkapkan kemampuan siswa ternyata diketahui tidak normal hal itu bukan berarti harus berhenti penelitian itu sebab masih ada fasilitas statistik nonparametik yang dapat dipergunakan apabila data tadi tidak berdistribusi normal.27

Tes normalitas dengan rumus kai kuadrat (Chi Square).

Rumusnya adalah:

Keterangan:

O = frekuensi hasil observasi E = frekuensi yang di harapkan

Nilai E = (jumlah sebaris x jumlah sekolom) / jumlah data df = (b-1) (k-1)

c. Regresi linier sederhana

Dalam analisis regresi linier sederhana, kita mempelajari hubungan dari satu peubah tak bebas Y terhadap suatu peubah yang lain X, akan tetapi dalam statistika digunakan terminology regresi Y atas X.

Kedua terminology ini sama-sama menjelaskan hubungan Y = a + bX, dimana a dan b konstanta, dan a disebut panggalan (intercept), b

27Subana dkk, Statistik Pendidikan (Bandung: CV Pustaka Setia 2000), 123-124.

(37)

27

disebut koefisien regresi (slope), atau dalam bahasa matematis b disebut koefesien arah garis lurus Y = a + bX.28

d. Koefisien determinasi

Koefisien determinasi adalah kuadrat koefisien korelasi yang dikalikan dengan 100. Koefisien determinasi mengandung arti bahwa besarnya persentase varians variabel yang satu ditentukan oleh varians variabel lain. Jadi seandainya diketahui koefisien korelasi X dengan variabel Y besarnya adalah r = 0,752, maka nilai r2= 0,5655. Artinya, 56,55% variabel Y turut ditentukan oleh variabel Xe, sedangkan sisanya 43,45% ditentukan oleh variabel lain yang perlu diteliti lebih lanjut.29 J. Sistematika Pembahasan

Agar mempermudah memberikan pemahaman dalam rangka penyusunan skripsi, selanjutnya peneliti akan menguaraikan bab-bab dalam penelitian ini.

Adapun sistematikan dalam pembahasan dalam penyusunan skripsi ini terbagi menjadi empat bab, yaitu sebagai berikut:

Bab I, berisi belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian (variabel penelitian dan indikator variabel), definisi operasional,asumsi penelitian, hipotesis, metode penelitian (pendekatan dan jenis penelitian, populasi dan sampel, analisis data) serta sistematika pembahasan.

Bab II, memuat tentang kajian kepustakaan yang meliputi penelitian terdahulu dan kajian teori.

28Muhammad Arif Tiro, Dasar-dasar Statistika, (Makasar: BadanPenerbit Universitas Makasar), 302-303.

29Subana dkk, Statistik Pendidikan, 137.

(38)

Bab III, memuat tentang penyajian data dan analisis yang meliputi gambaran objek penelitian, penyajian data, analisis dan pengujian hipotesis dan pembahasan,

Bab IV, memuat tentang penutup atau kesimpulan dan saran yang meliputi kesimpulan hasil penelitian serta saran-saran untuk penelitian.

(39)

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Penelitian Terdahulu

Terdapat penelitianyang dilakukan oleh peneliti sebeumnya yang hampir sama dengan penelitian ini, diantaranya adalah:

1. Syarifah Aini, 2017, yang meneliti “Pengaruh Kedisiplinan Guru Terhadap Karakter Siswa Dalam Belajar Di Madrasah Tsanawiyah Al-Washliyah Islamiyah No.82 Medan”, Universitas Islam negeri Sumatra Utara Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kedisiplinan guru terhadap karakter siswa dalam belajar. Sampel yang digunakan sebanyak 33 siswa dengan menggunakan random sampling (pengambilan sampel secara acak), serta alat yang digunakan dalam mengumpulkan data dari variabel X dan variabel Y adalah wawancara, observasi serta angket.

2. Muassisul Khoiroh, 2015, yang meneliti “Hubungan kedisiplinan guru kelas dengan hasil belajar siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Plus Miftahussalimin Tawangsari Guram Blitar”, Universitas islam Negeri maulana Malik Ibrahim Malang. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti mangambil seluruh siswa kelas V untuk di jadikan sampel penelitian, jumlah siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Plus Miftahussalim sebanyak 50 siswa. Metode penggumpulan data menggunakan Angket dan nilai rapot UAS siswa semester ganjil dan untuk analisis data menggunkan uji regresi linier sederhana.

29

(40)

3. Nicky Nastiti Karya Prativi, 2017, yang meneliti “pengaruh persepsi pembelajaran tematik dan keterampilan berbicara terhadap hasil belajar siswa di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sumbersari tahun pelajaran 2016/2017”, Institut Agama Islam Negeri Jember. Dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh persepsi pembelajaran tematik dan keterampilan berbicara terhadap hasil belajar siswa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 186 siswa dengan menggunkan random sampling (pengambilan sampel secara acak), serta pengumpulan data dalam penelitian ini menggunkan observasi, dokumentasi, wawancara, kuesioner (angket). Analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji regresi linier sederhana dan ganda serta uji koefisien determinasi.

Tabel 2.1

Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu

No Judul Persamaan Perbedaan

1 Pengaruh Kedisiplinan Guru Terhadap Karakter Siswa Dalam Belajar Di Madrasah Tsanawiyah Al- Washliyah Islamiyah No.82 Medan

1. Sama-sama

membahas tentang kedisiplinan guru.

2. Menggunakan penelitian kuantitatif

1. Menggunakan persepsi murid 2. Terdiri dari dua

Variabel Y

2 Hubungan kedisiplinan guru kelas dengan hasil belajar siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Plus Miftahussalimin

Tawangsari Guram Blitar

1. Sama-sama

membahas tentang kedisiplinan guru dengan hasil belajar.

2. Menggunakan uji regresi liner sederhana

1. Terdapat dua variabel Y

2. Mengunakan persepsi murid 3. Hasil rapot UAS

3 pengaruh persepsi pembelajaran tematik dan keterampilan berbicara

1. Menggunakan penelitian kuantitatif

1. Terdiri dari dua variabel Y

2. Tidak menggunakan

(41)

31

terhadap hasil belajar siswa di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sumbersari tahun pelajaran 2016/2017

2. Sama-sama

membahas tentang hasil belajar

3. Analisis data menggunkan regresi

regresi linier berganda

B. Kajian Teori 1. Persepsi Murid

a. Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan kata yang berasal dari bahasa inggris perception yang berarti tanggapan. Sedangkan menurut para ahli

diantaranya yaitu:

1) Jalaludin Rahmat mendefinisikan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa/ hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.30

2) Sarlito Wirawan mengemukakan bahwa persepsi merupakan kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokkan, mengfokuskan semua objek disebut sebagai kemampuan untuk mengorganisasikan pengamatan.31

3) Sedangkan menurut Bimo Walgito “persepsi” adaalah suatu proses yang di dahului oleh pengindraan yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya dan stimulus itu diteruskan ke syaraf dan terjadilah proses psikoogi

30Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1996), 51.

31Sarlito Wirawan Sarwomo, pengantar umum psikologi (Jakarta: Bulan Bintang,1986), 44.

(42)

sehingga individu menyadari adanya apa yang ia lihat, apa yang ia dengar.32

Bila diperhatikan secara cermat, dari beberapa batasan-batasan yang telah diberikan para ahli tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi adalah tanggapan terhadap suatu objek dengan memberikan penilaian terhadap objek tersebut.

Dari beberapa pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses kompleks yang menyebabkan orang dapat menerima atau meringkas informasi yang diperoleh daari lingkungannya. Persepsi dianggap sebagai kegiatan awal struktur kognitif seseorang sehingga akan mempengaruhi cara paadang seseorang terhadap suatu objek.

b. Pengertian Persepsi Murid

Istilah peserta didik pada pendidikan formal disekolah jenjang dasar dan menengah dikenal dengan nama anak didik atau siswa.

Siswa merupakan subjek yang menerima apa yang disampaikan oleh guru. Sosok siswa umumnya merupakan sosok anak yang membutuhkan bantuan orang lain untuk bisa tumbuh dan berkembang kearah kedewasaan. Dengan demikian siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui pendidikan.

32Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Edisi Revisi (Yogyakarta: Andi Offest, 1989), 53.

(43)

33

Persepsi siswa merupakan proses perlakuan siswa terhadap informasi tentang suatu objek dalam hal ini baik kegiatan ekstrakurikuler marching band yang ada disekolah melalui pengamatan dengan indra yang dimiliki, sehingga siswa dapat memberi arti serta mengintepretasikan objek yang diamati.33

2. Kedisiplinan Guru

a. Pengertian Kedisiplinan

Kata dasar kedisiplinan adalah “disiplin” yang berarti ketaatan pada peraturan.34Istilah disiplin berasal dari bahasa inggris “dicipline”

yang mengandung berapa arti, diantaranya adalah pengendalian diri, membentuk karakter yang bermoral, memperbaiki dengan sanksi, serta kumpulan beberapa tata tertib untuk mengatur tingkah laku.35 Lebih jelasnya, berbagai arti tersebut akan dijelaskan sebagai berikut;

1) Pengendalian Diri

Orang yang disiplin adalah orang yang mampu mengendalikan diri, menguasai diri, ataupun membentuk tingkah laku yang sesuai dengan sesuatu yang sudah ditetapkan, baik ditepkan oleh diri ataupun orang lain.

2) Membentuk Karakter yang Bermoral

Pembentukan tingkah laku atau karakter yang sesuai dengan yang diharapkan dapat menggunakan kedisiplinan, dalam

33Mayangsari Nikmatur Rahmi, “Korelasi Antara Persepsi Murid Tentang Gaya Mengajar Guru Dengan Motivasi Ektrinsik Belajar PAI Siswa Di MTsN Kota Surabaya” (Skipsi, Universitas Negeri Sunan Ampel, Surabaya, 2018), 21.

34Budiono, Kamus Besar Indonesia, (Jakarta: Bintang Indonesia, ) 93.

35Rahman, Kesalahan-kesalahan, 64.

(44)

artian orang akan terbiasa melakukan sesuatu yang baik jika seseorang dapat mendisiplinkan dirinya untuk berbuat baik, begitu juga sebaliknya orang akan sering kali melanggar apabila orang tersebut terbiasa melanggar sesuatu atau melanggar aturan.

3) Memperbaiki dengan Sanksi

Pada umumnya, orang akan menerapkan sanksi jika melanggar sesuatu yang sudah menjadi komitmen. Adanya sanksi akan membuat seseorang untuk tetap berada di garis komando kedisiplinan. Oleh karena itu sanksi sangat diperlukan pada orang- orang ang melanggar kedisiplinan.

4) Kumpulan Tata Tertib untuk Mengatur Tingkah Laku

Orang yang disiplin dapat dipastikan memiliki sekumpulan tata tertib sebagai pedoman dalam bertindak. Tata tertib ini juga menjadi dasar dari segala sesuatu yang akan dilakukan, baik dari segi ucapan, tingkah laku, tempat, dan waktu.36 Seseorang yang melaksanakan tata tertib yang telah ditetapkannya, berarti ia dapat dikatakan orang yang disiplin.

Menurut E. Mulyasa disiplin berarti ditujukan untuk membantu peserta didik menemukan diri; mengatasi, mencegah timbulnya masalah disiplin, dan berusaha menciptakan situasi yang menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran, sehingga mereka mentaati

36Rahman, Kesalahan-kesalahan, 64-65.

(45)

35

segala peraturan yang telah ditetapkan.37 Kemudian istilah disiplin sebagai kepatuhan dan ketaatan yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan dari dalam diri orang itu. Intinya disiplin itu bagaimana cara kita untuk menaati aturan atau perintah tersebut. Sebgai mana dijelaskan dalam Al-Qur’an surah An-Nisa’ Ayat 59.38



























































Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya dan ulil amri diantara kamu. Maka kembalikanlah iya kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.

Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (Q.S An-Nisa’: 59)

Berdasarkan ayat di atas, dapat di maknai Taat dalam bahasa Al-Qur’an berarti tunduk, menerima secara tulus atau menemani. Ini berarti ketaatan di maksud bukan sekedar melaksanakan apayang diperintahkan, tetapi ikut berpartisipasi dalam upayan yang dilakukan oleh penguasa untuk mendukung usaha-usaha pengabdian kepada masyarakat.

Ayat di atas memerintahkan kaum mukminin agar mentaati putusan hukum dari siapapun yang berwenang menetapkan hukum.

Ayat tersebut menegaskan bahwa taatilah Allah dalam perintah-

37E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan sertifikasi Guru (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007), 123

38M. Quraih Shihab, Tafsir Al-Misbah Volume 2 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), 583-584.

(46)

perintahnya yang tercantum dalam Al-Qur’an dan taatilah Rasul-Nya yakni Muhammad SAW. Dalam segala macam perintahnya, sebagai mana tercantum dalam sunnah atau hadist yang sahih, dan perkenankan juga perintah ulil amri yakni yang berwenang menangani urusan-urusan kamu selama mereka merupakan bagian dari kamu wahai orang-orang mukminin dan selama perintahnya tidak bertentangan dengan perintah Allah dan Rasul-Nya. Maksudnya bahwa orang mukmin selain harus mentaati perintah Allah dan raul-Nya juga dituntut untuk mentaati perintah ulil amri.

Dari tafsir ayat di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa orang-orang atau subjek yang terkait dalam pendidikan, harus mentaati tata tertib atau peraturan-peraturan yang berlaku disekolah tersebut guna untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan.

Sebuah lembaga pendidikan baik lembaga formal maupun informal pasti memiliki peraturan-peraturan yang harus dipatuhi oleh setiap ketua ataupun anggotanya, begitu juga dengan lembaga lainnya.

Setiap sekolah memiliki peraturan-peraturan yang harus dipatuhi oleh kepala sekolah, guru ataupun para peserta didik, baik itu pengaturan tentang tanggung jawab, ketegasan dalam belejar mengajar ataupun dalam menggunakan waktu.

Peran guru sangat penting dalam mendisiplinkan peserta didik, karena guru merupkan sosok yang sangat diharapkan dalam pencapaian tujuan pendidikan yaitu “untuk mencerdasakan kehidupan

(47)

37

bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri ”.39 Maka dari itu sebelum guru menerapkan kedisiplinan kepada peserta didik guru harus terlebih dahulu menerapkan kedisiplinan tersebut ke dalam dirinya, agar peserta didik mengikuti apa yang diperintahkan guru dengan senang hati tanpa ada pengecualian.

Berbicara masalah guru (pendidik), para ahli mengemukakan pendapat tentang definisi dari pendidik, diantaranya adalah menurut Rosdiana A. Bakar bahwa pendidik berarti orang dewasa yang bertanggung jawab memberi pertolongan pada peserta didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tugasnya sebagai makhluk tuhan, makhluk sosial dan sebagai individu atau pribadi.40

Guru dalam pendidikan sering disebut pendidik. Dalam perspektif pendidikan Islam “pendidik” sering disebut Murobbi, Mu’alim, Mu’addib, Mudaris, Dan Mursyid. Kelima istilah ini mempunyai tempat tersendiri menurut peristilahan yang dipakai pendidikan Islam.41 UU tentang guru dan dosen pada bab 1 pasal 1 menjelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas

39Hamalik, Proses Belejar), 82.

40Rosdiana A. Bakar, Pendidikan Suatu Pengantar (Bandung Citapustaka Media Perintis, 2009), 88.

41Abd Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2010), 87.

(48)

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, meletih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.42

Penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa pendidik adalah orang yang dewasa yang bertenggung jawab dalam mendidik dan mengarahkan anak agar menjadi manusia yang mampu menjalankan tugasnya sebagai khlaifah dimuka bumi ini dan sebagai hamba untuk menyembah Allah SWT serta sebagai anak bangsa dalam mempertahankan negaranya.

Guru yang disiplin dapat diartikan sebagai guru yang mentaati aturan yang dibuat oleh sekolah. Sedangkan guru yang tidak disiplin adalah guru yag sering kali melanggar aturan yang dibuat sekolah.43 Dapat ditarik kesimpulan bahwa kedisiplinan guru adalah sebuah peraturan yang telah dibuat oleh sekolah yang harus dipatuhi oleh seorang guru dalam mengajar agar proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.

b. Indikator-indikator Keisiplinan

Pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu organisasi, di antaranya:44

42Hasbullah, Otonomi Pendidikan “Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan”, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), 180.

43Rahman, kesalahan-kesalahan, 63.

44H. Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber daya Manusia (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), 194- 198.

(49)

39

1) Tujuan dan Kemampuan

Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan dittapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan) yang di bebankan kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan bersangkutan, agar dia bekerja sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya.

Akan tetapi, jika pekerjaan itu di luar kemampuannya atau jauh di bawah kemampuannya maka kesungguhan dan kedisiplinan karyawan rendah. Misalnya: pekerjaan untuk karyawan berpendidikan SMU di tugaskan kepada seorang sarjana atau pekerjaan untuk sarjana di tugaskan bagi karyawan berpendidikan SMU. Jelas karyawan bersangkutan kurang berdisiplin dalam melakukan pekerjaan itu. Di sinilah letak pentingnya asas the right man in the right place and the right man in the right job.

2) Teladan Pimpinan

Teladan pimpinan sangat berperan dalam membentuk kedisiplinan karyawan. Karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang baik, kedisiplinan

(50)

bawahan pun akan ikut baik. Jika teladan pimpinan kurang baik (kurang berdisiplin), para bawahan pun akan kurang disiplin.

Pimpinan jangan mengharapkan kedisiplinan bawahannya baik jika dia sendiri kurang disiplin. Pimpinan harus menyadari bahwa perilakunya akan dicontoh dan diteladani bawahannya. Hal inilah yang mengharuskan pimpinan mempunyai kedisiplinan yang baik agar para bawahan pun mempunyai disiplin yang baik pula.

Pepatah lama mengatakan kalau guru kencing berdiri, murid kencing berlari.

3) Balas Jasa

Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan/

pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan mereka akan semakin baik pula.

Untuk mewujudkan kedisiplinan karyawan yang baik, perusahaan harus memberikan balas jasa yang relatif besar.

Kedisiplinan karyawan tidak mungkin baik apabila balas jasa yang mereka terima kurang memuaskan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya beserta keluarga.

Jadi balas jasa berperan penting untuk menciptkan kedisiplinan karyawan. Artinya semakin besar balas jasa semakin baik kedisipinan karyawan. Sebaliknya, apabila balas jasa kecil

(51)

41

kedisiplinan karyawan menjadi rendah. Karyawan sulit untuk berdisiplin baik selama kebutuhan-kebutuhan primernya tidak terpenuhi dengan baik.

4) Keadilan

Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusi lainnya.

Kedilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa (pengakuan) atau hukuman akan merangsang terciptanya kedisiplinan karyawan yang baik. Manajer yang cakap dalam memimpin selalu berusaha bersikap adil terhadap semua bawahannya. Dengan keadilan yang baik akan menciptakan kedisiplinan yang baik pula. Jadi, keadilan harus diterapkan dengan baik pada setiap perusahaan supaya kedisiplinan karyawan perusahaan baik pula.

5) Waskat

Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan. Dengan waskat berarti atasan harus aktif langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan prestasi kerja bawahannya. Hal ini berarti atasan harus selalu ada/ hadir di tempat kerja agar dapat mengawasi dan memberikan petunjuk, jika ada

(52)

bawahannya yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjannya.

Waskat efektif merangsang kedisiplinan moral kerja karyawan. Karyawan merasa mendapat perhatian, bimbingan, petunjuk, pengarahan, dan pengawasan dari atasannya.

Jadi waskat adalah tindakan nyata dan efektif untuk mencegah/ mengetahui kesalahan, membetulkan kesalahan, memelihara kedisiplinan, meningkatkan prestasi kerja, mengaktifkan peranan atas bawahannya, menggali sistem-sistem kerja yang paling efektif, serta menciptakan sistem internal kontrol yang terbaik dalam mendukung terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

6) Sanksi Hukuman

Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap, dan perilaku indisipliner karyawan akan berkurang.

Berat atau ringannya sanksi hukuman ayang akan diterapkan ikut mempengaruhi baik buruknya kedisiplinan karyawan. Sanksi hukuman harus ditetapkan berdasarkan pertimbangan logis, masuk akal, dan diinformasikan secara jelas kepada semua karyawan.

Sanksi hukuman seharusnya tidak terlalu ringan atau terlalu berat

Referensi

Dokumen terkait

Zakat profesi Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama Kabupaten Demak diambil dari gaji pokok kotor setiap pegawai dengan kadar 2,5%, sedangkan pemotongan dilakukan oleh

1) Peran: suatu proses dalam pelaksanaan kegiatan individu maupun kelompok. 2) Posyandu: suatu organisasi/institusi masyarakat didirikan atas dasar hukum

disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Learning Cycle ( LC ) berbantu Macromedia Flash pada pokok bahasan Cahaya dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi

Skripsi dengan judul “ Model Penelusuran Banjir Pada Sungai Dengkeng dengan Menggunakan Metode Gabungan O’Donnel dan Muskingum-Cunge serta Metode Muskingum

[r]

Inspektorat Jenderal adalah Unit Eselon I dari Kementerian Perhubungan yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan

Program Amal Bakti Santri (ABAS) masuk dalam kegiatan pengembangan di mana kegiatan tersebut memiliki tujuan yaitu pertama mengajarkan santri untuk mandiri, kedua

Gambar 123 Relief tersamar menyerupai burung yang digambarkan dengan jalinan motif awan, pada salah satu panil di teras pertama Candi induk