• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Orang Tua dalam Pengembangan Karier Anak Tunarungu Pascasekolah di Sekolah Menengah Atas Luar Biasa BCD YPAC Jember.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Peran Orang Tua dalam Pengembangan Karier Anak Tunarungu Pascasekolah di Sekolah Menengah Atas Luar Biasa BCD YPAC Jember."

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERAN ORANG TUA DALAM PENGEMBANGAN KARIER ANAK TUNARUNGU PASCASEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH ATAS BCD YAYASAN PEDULI ANAK CACAT

JEMBER

SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)

Fakultas Dakwah

Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam

Oleh : Nur Afifah NIM : D20183021

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER

FAKULTAS DAKWAH JANUARI2023

(2)

ii

PERAN ORANG TUA DALAM PENGEMBANGAN KARIER ANAK TUNARUNGU PASCASEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

BCD YAYASAN PEDULI ANAK CACAT JEMBER

SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)

Fakultas Dakwah

Program StudiBimbingan dan Konseling Islam

Oleh :

Nur Afifah NIM : D20183021

Disetujui Pembimbing

Dr. H. Abdul Muis, M.Si NIP.1973042000031005

(3)

iii

PERAN ORANG TUA DALAM PENGEMBANGAN KARIER ANAK TUNARUNGU PASCASEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

BCD YAYASAN PEDULI ANAK CACAT JEMBER

SKRIPSI

telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)

Fakultas Dakwah

Program StudiBimbingan dan Konseling Islam Hari : Rabu

Tanggal : 04 Januari 2023

Tim Penguji Ketua

Muhammad Ardiansyah,M.Ag NIP. 197612222006041003

Sekretaris

Arik Fajar Cahyono, M.Pd NIP. 198802172020121004

Anggota

1. Achmad Fathor Rosyid M.Si 2. Dr. H. Abdul Muis, M.Si

( ) ( )

Menyetujui Dekan Fakultas Dakwah

Prof. Dr. Ahidul Asror, M.Ag.

NIP. 197406062000031003

(4)

iv

MOTTO

َٰ ي

َٰ را جِلحٱ وُساَّنلٱا هُدوُق واًرا نمُكيِله أ ومُك سُفن أْاوُقْاوُن ما ء نيِذَّلٱا هُّ ي أ ظ لَِغٌة كِئ ل ما هي ل عُة

َٰ ر م أا م هَّللٱ نوُصع ي َّلَّدا دِش ٞ

َٰ نوُر مؤُيا نَوُل عف ي وُهُ

َٰ

“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat- malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”1

1Menteri Agama Republik Indonesia, Mushaf Aisyah; Al-Qur’an dan Terjemah untuk Wanita(Bandung: Penerbit Jabal, 2010), 560.

(5)

v

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah ﷻ atas rahmat dan karunia nya yang dilimpahkan sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan segala kekurangan. Skripsi ini dipersembahkan untuk :

1. Kedua orang tuaku yang tercinta, Ibu Halimah dan Bapak Zamri.

Terimakasih atas segala doa dan juga dukungannya terutama mama saya yang tidak lelah selalu mengingatkan dan memotivasi saya sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan hingga dititik ini.

2. Adik saya, Farid Rahman. Yang sudah menjadi mood booster ketika saya berada jauh perantauan.

3. Mbak dan mas saya, Istiana dan Irwan yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, terimakasih atas bantuan dan motivasi yang diberikan kepada saya.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah ﷻ, dengan rahmat dan hidayah-Nya peneliti bisa penyelesaian skripsi ini yang berjudul “Peran Orang Tua Dalam Pengembangan Karier Anak Tunarungu Pascasekolah di Sekolah Menengah Atas Luar Biasa BCD Yayasan Pembinaan Anak Cacat Jember”. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan limpahkan kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad ﷺ yang telah membebaskan umat dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang ini dengan ilmu pengetahuan dan juga kebenarannya. Semoga kita termasuk golongan yang dilimpahi syafaat beliau. Aamiin.

Peneliti banyak mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam terselesainya skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna, namun peneliti sudah berusaha menyelesaikan dengan baik.

Kesuksesan yang peneliti peroleh dalam terselesainya skripsi ini tidak luput dari bantuan berbagai macam pihak. Oleh karena itu, peneliti sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E., M.M. selaku rektor UIN KH. Achmad Siddiq Jember.

2. Prof. Dr. Ahidul Asror, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Dakwah UIN KH.

Achmad Siddiq Jember.

3. Muhammad Ardiansyah, M.Ag. selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah UIN KH. Achmad Siddiq Jember.

(7)

vii

4. Dr. H. Abdul Muis, S.Ag., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan, bimbingan dan nasehat, dan saran demi sehingga skripsi ini bisa selesai.

5. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah UIN KH. Achmad Siddiq Jember atas ilmu yang sudah diberikan.

6. Seluruh civitas akademik UIN KH. Achmad Siddiq Jember. Akhirnya, semoga segala amal baik yang telah Bapak/Ibu berikan kepada peneliti mendapat balasan yang baik dari Allah SWT.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangsih pengetahuan dalam bidang bimbingan konseling terkhususnya dalam dunia anak berkebutuhan khusus dan juga peran orang tua baik secara teoritis maupun praktis. Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik, dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca demi perbaikan penelitian selanjutnya.

Jember, 7 Desember 2022

Penulis

(8)

viii

ABSTRAK

Nur Afifah, 2022 : Peran Orang Tua dalam Pengembangan Karier Anak Tunarungu Pascasekolah di Sekolah Menengah Atas Luar Biasa BCD YPAC Jember.

Kata Kunci :peran orang tua, pengembangan karir, anak tunarungu.

Keluarga adalah sekelompok dua atau lebih orang yang memiliki ikatan alami dan emosional yang hidup bersama dalam harmoni setiap anggota keluarga mempunyai peran khusus untuk dimainkan. Orang tua adalah orang yang menjadi panutan bagi anak-anaknya karena orang tua merupakan pendidik utama bagi anak-anaknya.

Fokus masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana peran orang tua dalam pengembangan karier anak pascasekolah di SMALB-BCD YPAC Jember?

2) Apa saja faktor pendukung dan penghambat peranorang tua dalam pengembangan karier anak tunarungu pascasekolah di SMALB-BCD YPAC Jember

Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk mendeskripsikan peran orang tua dalam pengembangan karier anak tunarungu pascasekolah di SMALB-BCD YPAC Jember 2) Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat peran orang tua dalam pengembangan karier anak tunarungu pascasekolah di SMALB-BCD YPAC Jember.

Untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan metode kualitatif, metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk menganalisis data melalui kondensasi data, penyajian data, dan kesimpulan. Kemudian untuk keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode.

Kesimpulan dari penelitian ini peran orang tua dalam pengembangan karier anak tunarungu sangat diperlukan karena tanpa bimbingan orang tua anak yang memiliki ketunarunguan ini tidak dapat berkembang dengan baik, adapun faktor pendukung yaitu dari orang tua anak itu sendiri, guru dan juga fasilitas disekolah yang disediakan, faktor penghambat yaitu orang tua yang terlalu banyak bekerja dan tidak punya waktu untuk anak-anaknya, sehingga tidak sempat memberikan perhatian penuh dan pembelajaran dirumah.

(9)

ix DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

PENGESAHAN PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Konteks Penelitian ... 1

B. Fokus Penelitian ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Istilah ... 8

F. Sistematika Pembahasan ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Penelitian Terdahulu ... 11

B. Kajian Teori ... 15

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 39

B. Lokasi Penelitian ... 39

C. Subjek Penelitian ... 40

(10)

x

D. Teknik Pengumpulan Data ... 42

E. Analisis Data ... 45

F. Keabsahan Data... 45

G. Tahap-Tahap Penelitian ... 46

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 49

A. Gambaran Objek Penelitian ... 49

B. Penyajian Data dan Analisis ... 53

C. Pembahasan Temuan... 63

BAB V PENUTUP ... 69

A. Kesimpulan ... 69

B. Saran-Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 71 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

xi

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal.

2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu... 13 4.1 Data guru Sekolah Menengah Atas Luar Biasa BCD

Yayasan Pembinaan Anak Cacat ... 52 4.2 Data Peserta Didik Sekolah Menengah Atas Luar Biasa BCD Yayasan Pembinaan Anak Cacat ... 53 4.3 Temuan Penelitian ... 67

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Keluarga adalah sekelompok dua atau lebih orang yang memiliki ikatan alami dan emosional yang hidup bersama dalam harmoni setiap anggota keluarga mempunyai peran khusus untuk dimainkan.2 Keluarga inti adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah rumah tangga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak yang belum menikah.

Keluarga inti adalah bagian kecil yang hidup dalam masyarakat yang tentu saja mempunyai tujuan dan fungsi tersendiri. Dimana apabila keberlanjutan sistem sosial dalam masyarakat akan terpengaruh jika tugas dan fungsi tersebut tidak dijalankan sebagaimana mestinya.3 Melalui keluarga anak bisa belajar bersosialisasi di rumah maupun di luar rumah, orang tua memainkan peran penting dalam keluarga untuk anak-anak mereka. Keluarga merupakan pranata sosial pertama yang diperlukan untuk membentuk suatu individu, keluarga merupakan pranata sosial dasar yang memiliki sifat universal. Allah mempertegas fungsi keluarga dalam mendidik anak dalam surah al-Tahrim ayat 6

َٰ ي

ََّٰلَّدا دِشظ لَِغٌة كِئ ل ما هي ل عُة را جِلحٱ وُساَّنلٱا هُدوُق واًرا نمُكيِله أ ومُك سُفن أْاوُقْاوُن ما ء نيِذَّلٱا هُّ ي أ ا م هَّللٱ نوُصع ي

َٰ نوُر مؤُيا نَوُل عف ي وُهُ ر م أ

َٰ

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia

2Suprajitno, S.Kp “Asuhan Keperawatan Keluarga” (Jakarta : EGC, 2004) 1

3A. Octamaya Tenri Awaru, “Sosiologi Keluarga” (Bandung : CV MEDIA SAINS INDONESIA, 2021) 5

1

(13)

dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”4 Ayat diatas dapat dipahami bahwa posisi keluarga sangat penting bagi anak karena tanpa keluarga dan juga kedua orang tua anak tidak dapat peran dan role model dalam kehidupannya.

Pendidikan anak-anak sebagian besar adalah tugas dari seorang orang tua. Dimana orang tua tetap memiliki hak untuk menentukan bagaimana anak- anak mereka akan dididik di masa depan. Terlepas dari jenis institusi tempat anak tersebut mendapatkan dan menempuh pendidikan, termasuk formal, informal, dan non-formal. Pendidikan di luar rumah, dilakukan oleh orang tua dan tidak melepaskan mereka dari kewajiban terhadap pendidikan anak- anaknya, akan tetapi hal itu dilakukan oleh orang tua semata-mata karena keterbatasan pengetahuan dan sifat pengetahuan yang berkembang dari waktu ke waktu, sedangkan orang tua memiliki keterbatasan pengetahuan. Selain itu orang tua dianjurkan untuk mencari bantuan pihak ketiga, seperti sekolah dalam prosesnya. Karena orang tua sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga.5

Orang tua memiliki peran penting dalam perkembangan kepribadian anak, yang harus didominasi oleh orang tua. Jika dipikir-pikir lebih dalam lagi, siapa yang seharusnya menjadi orang terdepan yang bertanggung jawab atas pendidikan anak, tidak lain tidak bukan jawabannya adalah orang tua. Orang

4Menteri Agama Republik Indonesia, Mushaf Aisyah; Al-Qur’an dan Terjemah untuk Wanita(Bandung: Penerbit Jabal, 2010), 560.

5Munirwan Umar, “Peranan Orang Tua Dalam Peningkatan Prestasi Belajar Anak,” Jurnal Ilmiah Edukasi Vol 1, Nomor 1 (Juni 2015) 20

(14)

tua adalah individu yang paling utama dan terutama yang bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak mereka.6

Setiap anak mempunyai potensinya masing-masing,termasuk anak tunarungu yang secara fisik mengalami hambatan dan kesulitan mendengar, namun, pendidikan merupakan tempat dimana mereka dapat mengembangkan dan mengarahkan potensi yang dimilikinya, agar anak lebih berkembang dan terarah. Mereka mungkin dapat memiliki keterampilan, minat, bakat dan tujuan yang sama dengan anak normal lainnya.

Diatur dalam undang-undang pasal 32nomor 20 tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional yang mendefinisikan tentang pendidikan luar biasa sebagai “pendidikan yang mempunyai tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena penyakit jasmani, rohani, jiwa dan sosial”.

Ketentuan undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang anak berkebutuhan khusus sangat penting karena meletakkan dasar yang kokoh bagi hak mereka untuk mendapatkan kesempatan pendidikan dan belajar yang sama dengan anak-anak lain yang tidak berkebutuhan khusus. 7

Karena Allah akan meninggikan orang-orang yang mencari ilmu, sebagaimana yang sudah dijanjikan-Nya dalam Al-Qur’an, anak tunarungu memiliki hak pendidikan formal yang sama dengan anak-anak yang bisa mendengar, firman Allah dalam Al-Qur’an :

6Ahamadi, S.Th.I., M.Ag “Islamic Parenting In Disruption Era (Jawa Barat: Adab, 2021) 19

7Mohammad Efendi, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006) 2

(15)

َٰ ي

َٰ هُّ ي أ

َٰ نيِذَّلٱ اَٰ

َْٰاوُن ما ء َٰ

ا ذِإ َٰ

َٰ ليِق َٰ

مُك ل َٰ

َْٰاوُحَّس ف ت َٰ

َٰ

َِٰف

َِٰسِل ج لمٱ َٰ

َْٰاوُح سفٱ ف َٰ

َِٰح سف ي َٰ

َُٰهَّللٱ َٰ

مُك ل َٰ

ََٰٰ ٞ ا ذِإ و

َٰ ليِق َٰ

َٰ

َْٰاوُزُشنٱ

َْٰاوُزُشنٱ ف َٰ

َِٰع فر ي َٰ

َُٰهَّللٱ َٰ

َٰ نيِذَّلٱ َٰ

َْٰاوُن ما ء َٰ

َٰمُكنِم َٰ

َٰ نيِذَّلٱ و

َْٰاوُتوُأ َٰ

َٰ ملِعلٱ َٰ

َٰ ت ج ر د َٰ

َٰ

َٰ ٞ

َُٰهَّللٱ و ا ِبِ َٰ

َٰ نوُل مع ت َٰ

َٰ

َٰ خ يرِب

َٰ ٞ

Artinya : “Wahai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

‘Berlapang-lapanglah dalam majlis’. Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan :

‘Berdirilah kamu’. Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang- orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al- Mujadilah:11)8

Maksud dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang mencari ilmu sekalipun dia memiliki kekurangan. Tetapi Allah tidak membeda-bedakan, mereka semua sama di mata Allah.

Anak tunarungu tidak dapat berkomunikasi secara verbal karena kehilangan sebagian atau seluruh kemampuan pendengarannya. Bahasa menjadi kendala mereka karena sulit untuk memahami orang lain, ketika berbicara mereka dengan terbata-bata dan cepat kehabisan napas.9Anak-anak dengan gangguan pendengaran yang tidak terlalu parah masih dapat perawatan alat bantu dengar dan sekolah di sekolahan biasa. Individu tuli berbeda dengan tunarungu, tunarungu yakni mereka yang memiliki gangguan pendengaran bersifat permanen atau sporadis, tetapi bukan tuli. Sedangkan tuli adalah

8Menteri Agama Republik Indonesia, Mushaf Aisyah, 543.

9Sulthon, “Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus”, (Depok: Rajawali Pers, 2020) 222

(16)

mereka yang tidak dapat mendengar dan mengalami kesulitan mempelajari pengetahuan umum dengan mendengar tanpa menggunakan perangkat.10

Agar perusahaan dan karyawan yang terkait dapat tumbuh dengan potensi penuh mereka, aktivitas kepegawaian yang disebut pengembangan karir membantu karyawan dalam merencanakan karir masa depan mereka di dalam perusahaan agar perusahaan dan karyawan yang terkait dapat tumbuh dengan potensi penuh mereka. Strategi yang sistematis untuk menjamin individu digunakan oleh perusahaan dengan kredensial dan pengalaman yang diperlukan dapat diakses dan tersedia pada saat dibutuhkan disebut pengembangan karir. Karena kegiatan pengembangan karir (Career Development) termasuk menyiapkan kemajuan jalur karir yang direncanakan untuk seorang individu.11 Pengembangan karir dapat dilihat dari dua sudut pandang pertama individu yang menjadi landasan bagi karir individu, dan sudut pandang organisasi yang berbentuk program pengembangan karir.

Landasan profesional, yang mencerminkan minat karir yang unik, kekuatan pendorong individu, dan bakat yang diidentifikasi pada orang lain berdasarkan pengalaman, adalah gagasan posisi diri yang membantu menjelaskan wilayah pertumbuhan jauh dari stabilitas karir individu.12

Berdasarkan konteks penelitian diatas penulis tertarik untuk meneliti tentang “Peran Orang Tua dalam Pengembangan Karier Anak Tunarungu

10Dinie Ratri Desiningrum, Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus, (Yogyakarta: Ruko Jambusari, 2016) 87

11Prof.DR. Drs. H. Wakhinuddin S., M.Pd Perkembangan Karir Konsep dan Implikasinya (Padang: UNP Press 2020) 212

12Dr. Rahmi Widyawati, M.Si., Peningkatan Komitmen Organisasional Dosen Melalui Pengembangan Karir (Bandung: Media Sains Indonesia 2021) 2

(17)

Pascasekolah di Sekolah Menengah Atas Luar Biasa BCD Yayasan Pembinaan Anak Cacat Jember”

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana peran orang tua dalam pengembangan karier anak tunarungu pascasekolah di Sekolah Menengah Atas Luar Biasa BCD Yayasan Pembinaan Anak Cacat Jember?

2. Apa saja faktor pendukung dan Penghambat peran orang tua dalam Pengembangan karier anak tunarungu pascasekolah di sekolah Menengah Atas Luar Biasa BCD Yayasan Pembinaan Anak Cacat Jember?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan peran orang tua dalam pengembangan karier anak tunarungu Pascasekolah di sekolah Menengah Atas luar biasa BCD yayasan pembinaan anak cacat Jember.

2. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat peran orang tua dalam pengembangan karier anak tunarungu pascasekolah di Sekolah Menengah AtasLuar Biasa BCD Yayasan Pembinaan Anak Cacat Jember.

D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis

a. Menambah pengetahuan bagi penulis maupun pembaca lain tentang peran orang tua dalam pengembangan karier anak tunarungu pascasekolah.

b. Mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Islam, khususnya yang melakukan penelitian tentang peran orang tua dalam

(18)

pengembangan karier anak tunarungu pascasekolah diharapkan dapat menjadikan penelitian ini sebagai sumber informasi yang berharga dan sumber daya yang bermanfaat.

2. Praktis

a. Bagi Peneliti

1) Diharapkan temuan penelitian ini akan memberikan kontribusi untuk peningkatan kemampuan menulis dan pengetahuan peneliti.

2) Penelitian ini dapat membantu pengembangan kemampuan menulis untuk penelitian selanjutnya.

b. Bagi Sekolah Menengah Atas Luar Biasa BCD yayasan pembinaan anak cacat

Sebagai acuan untuk lebih memperhatikan lagi anak-anak berkebutuhan khusus terutama anak tunarungu dalam menunjang karir nya dengan cara bimbingan karir disekolah.

c. Bagi UIN KH.Achmad Siddiq Jember

Peneliti selanjutnya mungkin dapat menggunakan penelitian ini sebagai sumber literatur. Untuk meningkatkan pemahaman dan keilmuan bagi mahasiswa UIN KH. Achmad Siddiq Jember tentang peran orang tua dalam mengembangkan karir anak tunarungu pasca sekolah.

d. Bagi Masyarakat

1) Diharapkan bisa dapat membantu untuk menambah pengetahuan masyarakat tentang anak berkebutuhan khusus peyandang

(19)

tunarungu bahwa mereka bisa melakukan pekerjaan yang layak di luar sana.

2) Diharapkan penelitian ini dapat menghapuskan stigma negatif terhadap penyandang tunarungu dan mengubah cara pandang dan sikap masyarakat terhadap penyandang tunarungu menjadi lebih positif lagi.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah memberikan penjelasan tentang konsep-konsep utama yang ditemukan dalam judul penelitian. Tujuannya agar pembaca memahami apa yang dimaksud oleh peneliti13. Dengan demikian berikut ini akan diberikan penjelasan singkat mengenai istilah yang dimaksud dalam upaya mengurangi kesalahan penafsiran judul:

1. Peran Orang Tua

Orang tua memiliki kewajiban utama terhadap keluarga dan anak- anaknya. Mereka bertugas untuk mengarahkan, merawat, mendidik dan juga bekerja, juga mencapai tujuan tertentu yang menghantarkan nak- anaknya menuju kesuksesan. Tanggung jawab utama orang tua adalah terhadap keluarga dan anak-anaknya. Mereka yang bertanggung jawab untuk membimbing, merawat, mendidik, dan juga mencapai tujuan tertentu yang menghantarkan anak-anaknya menuju kesuksesan.

13Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jember: IAIN Jember Press, 2020),

(20)

2. Pengembangan Karier

Pengembangan karier adalah kegiatan untuk mempersiapkan karier untuk ikut terllibat dalam urusan organisasi atau perusahaan. Dengan pengembangan karier tersebut bisa menyusun perencanaan karier yang lebih matang.

3. Anak Tunarungu

Anak tunarungu merupakan penyandang disabilitas yang tidak bisa mendengar, mereka mempunyai permasalahan dalam pendengarannya dan cara berkomunikasi dengan mereka ialah menggunakan bahasa isyarat.

F. SistematikaPembahasan

Bagian sistematika pembahasan ini memuat tentang rangkuman alur pembahasan skripsi dari paragraf pembukaan hingga penutup. Sebagai upaya agar memperoleh gambaran serta pengetahuan yang lebih baik tentang masalah yang diteliti. Selain itu juga agar mempermudah peneliti untuk menganalisisnya. Adapun urutan pembahasan sistematisnya, diantaranya sebagai berikut:

BAB I bab ini berisi tentang penjabaran tentang konteks penelitian yang menggambarkan asumsi mendasar di balik masalah yang akan penulis bahas, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan sistematika pembahasan.

BAB II berisi tentang pengkajian tinjauan pustaka, yang dibedakan menjadi dua bagian diantaranya yaitu, penelitian terdahulu yang digunakan sebagai

(21)

ukuran orisinalitas penelitian dan kajian teori yang digunakan sebagai landasan untuk melakukan analisis.

BAB III berisi uraian tentang pengumpulan data yang penulis pilih, yang dipecah menjadi tujuh sub bab. Diantaranya metodologi dan jenis penelitian, teknik pengumpulan data, lokasi penelitian, partisipan penelitian, , validitas data, tahap tahap penelitian, serta analisis data.

BAB IV bab ini dibagi menjadi tiga bagian diantaranya yaitu: deskripsi objek penelitian, penyajian dan analisis data, hingga diskusi temuan.

BAB V bab terakhir ini berisi tentang penyajian kesimpulan yang didapat dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya serta berisi tentang saran yang mengacu pada temuan dari peneliti.

(22)

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Beberapa karya ilmiah yang penulis sajikan berhubungan dengan judul yang akan diteliti oleh penulis yang berjudul “Peran Orang Tua Dalam Pengembangan Karir Anak Tunarungu Pasca Sekolah di Sekolah Menengah Atas Luar Biasa BCD yayasan pembinaan anak cacat Jember” dengan tujuan untuk meningkatkan wawasan dan juga menilai tingkat orisinalitas penelitian yang akan dilakukan oleh penelitian terdahulu :

1. Lili Lutfiah Ahmad, dalam penelitian nya yang berjudul “Peran Orang Tua Dalam Perencanaan Karir Anak Tunarungu Di Desa Karang Nangka periode 2022” Tahun 2022. 14

Kelompok sosial utama dalam kehidupan seorang anak adalah keluarganya, sehingga penelitian ini menganalisis tentang peran orang tua dalam perencanaan karir anak tunarungu. Temuan ini memberitahukan bahwa bimbingan orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan moral anak. Orang tua bertanggung jawab sebagai pendidik keluarga terhadap anaknya harus dipenuhi dengan kasih sayang dan cinta.

2. Yeyen Tiara Ari Sonia Skripsi Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Kemampuan Anak Tunarungu-Wicara (Studi KASUS sdn 16 Desa Lawang, Sumatera Selatan) Tahun 202115

14Lili Lutfiah Ahmad, “Peran Orang Tua Dalam Perencanaan Karir Anak Tunarungu di Desa Karangnangka” (Skripsi, UIN Prof. KH. Saifuddin Zuhri Purwokerto, 2022).

(23)

Studi ini menggunakan penelitian fenomenologis kualitatif untuk menjelaskan bagaimana orang tua dapat membantu anak-anak mereka yang tuli atau sulit mendengar mengatasi hambatan sosial untuk belajar dan meningkatkan keterampilan komunikasi mereka. Studi ini menunjukkan bahwa salah satu anak yang mampu mandiri dari dua kemampuan ini, yaitu keterampilan akademik dan keterampilan sosial, itu menunjukkan kemampuan anak tunarungu-wicara. Kemudian ditemukan 2 anak yang kurang memiliki kemampuan diri yang baik. Perbedaannya utama adalah penelitian ini lebih menekankan bagaimana orang tua dapat membantu dalam meningkatkan kemampuan belajar anak tunarungu-wicara.

3. Jeli Novita Sari dalam penelitiannya yang berjudul “Peran Orang Tua Dalam Mengembangankan Potensi Anak Tunagrahita Di Kelurahan Pasar Tais Kabupaten Seluma” Tahun 2018 16

Dalam penelitian ini penulis melihat bagaimana orang tua dapat membantu anak-anak mereka yang cacat mental mencapai potensi penuh mereka.

Karena anak tunagrahita tidak mempunyai kapasitas untuk berkembang, orang tua yang tidak sepenuhnya melihat kebutuhan untuk membantu anak-anak mereka mencapai potensi mereka menjadi pendorong penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan bagaimana orang tua dapat berperan sebagai mediator, fasilitator, dan motivator.

15Yeyen Tiara Ari Sonia, “Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Kemampuan Anak Tunarungu- Wicara” (Skripsi, IAIN Bengkulu, 2021).

16Jeli Novita Sari “Peran Orang Tua Dalam Mengembangkan Potensi Anak Tunagrahita” (Skripsi, IAIN Bengkulu, 2018)

(24)

4. Demi Agusdiani “Bimbingan Karir Bagi Siswa Tunarungu di SLBN 1 Bengkulu Selatan”Tahun 202017

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyediakan data, fakta dan statistik tentang bimbingan karir bagi anak tunarungu di SLBN 01 Bengkulu Selatan, kemudian dijelaskan tentang materi tersebut, ditelaah dan dibahas. Temuan penelitian ini mengarah pada penemuan materi karir tentang keahlian membatik, menjahit, komputer, dan tata boga. Pendekatan tanya jawab, ceramah naratif lisan, mekanisme permainan dan pemberian hadiah, semuanya digunakan dalam metode bimbingan karir untuk menyampaikan materi dengan lembut.

5. Esti Melisa “Strategi Bimbingan Karir Dalam Mengembangkan Kreativitas Siswa Tunarungu”Tahun 202118

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi bimbingan karir yang membantu siswa tunarungu mengembangkan kreativitas mereka, serta faktor-faktor yang penghambat dan pendukung strategi tersebut.

Tabel 2.1

Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu No Peneliti dan Judul

Penelitian

Persamaan Perbedaan

1 Lili Lutfiah Ahmad dengan judul penelitian : “Bimbingan Orang Tua dalam Perencanaan Karir Anak Tunarungu

a. Sama-sama membahas tentang peran orang tua dan anak tunarungu

a. Dalam penelitian ini meneliti tentang bimbingan orang tua dalam perencanaan karir anak tunarungu, sedangkan

17Demi Agusdiani “Bimbingan karir Bagi Anak Tunarungu di SLBN 1 Bengkulu” (Skripsi, IAIN Bengkulu, 2020)

18Esti Melisa “Strategi Bimbingan Karir Dalam Mengembangkan Kreativitas Siswa Tunarungu”

(Skripsi IAI Muhammadiyah Sinjai 2021)

(25)

No Peneliti dan Judul Penelitian

Persamaan Perbedaan

Di Desa Karang Nangka” tahun 2022

a.

b. Sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif

peneliti membahas tentang peran orang tua dalam pengembangan karir anak tunarungu pasca sekolah

2 Yeyen Tiara Ari Sonia dengan judul penelitian : “Peran Orang Tua dalam Meningkatkan Kemampuan Anak Tunarungu-Wicara (Studi kasus SDN 16 Desa Bandar Agung Kecamatan Pasemah Air Keruh Kabupaten

Empat Lawang,

Sumatera Selatan)”

tahun 2021

a. Sama-sama membahas tentang peran orang tua dan anak tunarungu b. Sama-sama

menggunakan motode penelitian kualitatif

a. Studi ini menggunakan kasus yang berada di desa, sedangkan penulis menggunakan objek SLB BCD YPAC Jember

b. Penelitian ini membahas tentang meningkatkan

kemampuan anak

tunarungu-wicara

sedangkan penulis membahas tentang pengembangan karir anak tunarungu pasca sekolah 3 Jeli Novita Sari judul

penelitian : “Peran Orang Tua dalam Mengembangkan

Potensi Anak

Tunagrahita Di Kelurahan Pasar Tais Kabupaten Seluma”

tahun 2018

a. Sama-sama membahas tentang peran orang tua b.Sama-sama menggunakan

metode penelitian kualitatif

a. Studi ini fokus pada mengembangkan potensi anak tunagrahita, sedangkan penulis berfokus pada pengembangan karir anak tunarungu pasca sekolah

4 Demi Agusdiandi

“Bimbingan Karir Bagi Anak Tunarungu di SLBN 1 Bengkulu Selatan” tahun 2020

a. Sama-sama membahas tentang karir dan anak tunarungu b. Penelitian sama-

sama dilakukan di SLB

a. Penelitian ini berfokus pada bimbingan karir, sedangkan penulis berfokus pada pengembangan karir anak tunarungu pasca sekolah

5 Esti Melisa “Strategi Bimbingan Karir Dalam Mengembangkan

Kreativitas Siswa

a. Penelitian ini sama-sama

membahas tentang karir dan anak

a. Penelitian ini berfokus pada strtegi bimbingan karir dalam mengembangkan kreativitas anak tunarungu, sedangkan

(26)

No Peneliti dan Judul Penelitian

Persamaan Perbedaan

Tunarungu” tahun 2021 tunarungu

b. Sama-sama meneliti di SLB

penulis membahas tentang peran orang tua dalam pengembangan karir anak tunarungu pasca sekolah

B. Kajian Teori

1. Peran Orang Tua a. Peran

Sesuatu perilaku yang dimiliki oleh masyarakat umum disebut peran menurut terminology. Kata“role” dalam bahasa inggris diartikan sebagai “person’s task or duty in undertaking”. Artinya “tugas atau kewajiban seseorang dalam suatu usaha atau pekerjaan”.19 Peran adalah dari status atau posisi komponen dinamis, ketika seseorang memenuhi tugasnya sesuai dengan status atau posisinya, maka mereka menjalankan sebuah peranan. Kita sering menyebut kata peran tapi terkadang sulit untuk didefinisikan dan dipahami peran tersebut. Peran dapat dibedakan berdasarkan tujuannya juga. 20

b. Orang Tua

Orang tua merupakan orang dewasa yang telah memasuki ikatan perkawinan yang sah dengan orang lain guna mempersiapkan diri untuk menjalani kehidupan perkawinan, salah satunya dituntut untuk dapat berpikir jernih dan benar, amanat untuk memelihara dan

19Syamsir, Torang, “ Organisasi& manajemen” (Perilaku, Struktur, Budaya & Perubahan Organisasi). (Bandung : Alfabeta, 2014). 86

20Sugeng Sejati Psikologi Sosial, Cet-1 (Depok Sleman Yogyakarta : 2012). 120

(27)

mengasuh anak-anaknya, dan memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani mereka. Karena orang tua berfungsi sebagai pendidik utama bagi anak- anak mereka, mereka disebut dengan bapak, ibu, seorang yang dihormati yang dianggap tua.21

Penting bagi orang tua untuk menjadi figur bagi anak-anaknya, karena pada dasarnya anak memulai hidup dengan cara mengagumi orang tua mereka dan meniru semua perilaku orang tua mereka. Orang tua berfungsi sebagai pendidikan utama dan fundamental dalam sebuah keluarga. Karena orang tua memiliki kekuasaan yang sangat besar dan merupakan pendidik utama dan mereka yang akan mendidik anak- anaknya. Les, pesantren, dan layanan serupa hanya semata-mata membantu orang tua saja22

Keluarga merupakan pendidik awal yang menentukan keberhasilan anak dimasa depan. 23 Mendidik seorang anak bukanlah hal yang mudah bagi setiap orang tua apalagi dalam menghadapi anak yang kepribadiannya sangat sulit untuk diatur. Perkembangan kepribadian anak bukan hanya keluarga yang menentukannya, tetapi sekolah dan lingkungan memiliki dampak yang signifikan dalam pendidikan anak.

Pendidik pertama bagi anak adalah orang tua yang mengajarkan mereka dalam hal moral gaya dan materi pelajaran dan isi pengajaran

21Siswi Puji Astuti dan Santy Handayani “ Pengaruh Perhatian Orang tua dan Motivasi Berprestasi Terhadap prestasi Belajar Fisika jurnal SAP Vol 2 no 1, 2017

22 Ahmad Tafsir “Pendidikan Agama dalam Keluarga, cet ke 4 (Bandung : Pt. Rosdakarya 2002) 7

23 Ahmadi, S.Th.I.M.Ag, “Islamic Parenting In Disruption Era” (Jawa Barat : Penerbit Adab, 2021). 19

(28)

moral.24Karakter, pengembangan karakter, budi pekerti dan kepribadian setiap anak akan selalu dipengaruhi oleh keluarganya.

Yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk diikuti adalah pengetahuan pendidikan di sekolah selanjutnya dan dapat diterima dalam keluarga.25 seperti menanamkan kedisiplinan pada anak, yang kemudian anak akan mengimplementasikan pada masyarakat dan lingkungan sekolah.26 Sehingga nilai dan sikap yang diajarkan kepada anak dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan minat dan bakat serta mendorong kepribadian kemampuan dan minat anak. Oleh karena itu orang tua dan keluarga harus memberikan arahan penuh terhadap pendidikan anaknya dengan cara menyekolahkan anaknya. Dalam sebuah keluarga agar tercipta keindahan dan ketentraman di dalam keluarga maka harus ada komunikasi interpersonal yang baik. Ketika terjadi komunikasi interpersonal terkadang seseorang suka memprediksikan tentang reaksi orang lain pada data psikologis. 27 c. Peran Orang Tua Dalam Pemberian Kasih Sayang

Setiap orang tua pasti menyayangi anak-anaknya. Ada diantara manusia yang mengaku sayang terhadap anak-anaknya, namun dalam realitas kehidupannya, sikap-sikap yang mereka ditunjukkan tidak

24Thomas Lickona, “Mendidik Untuk Membentuk Karakter : Bagaimana Sekolah Dapat Memberikan Pendidikan tentang Sikap Hormat dan Tanggung Jawab”. (Jakarta : Bumi Aksara, 2012). 48

25Fuad Ihsan “Dasar-dasar Pendidikan, VIII”. (Jakarta : Rineka Cipta, 2013), 57

26 Thomas Lickona, “Mendidik Untuk Membentuk Karakter : Bagaimana Sekolah Dapat Memberikan Pendidikan tentang Sikap Hormat dan Tanggung Jawab”. (Jakarta : Bumi Aksara, 2012). 183

27Muhammad Budyatna, dan Leila Mona Ganiem, M.Si, “Teori Komunikasi Antarpribadi”

(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2014) 7

(29)

mencerminkan hal tersebut. Perhatian dan juga kasih sayang dari orang sangat dibutuhkan bagi setiap anak, karena kasih sayang merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi seorang anak. Kesalahpahaman yang dimiliki oleh kebanyakan orang tua tentang keterikatan ini memungkinkan anak. Memberikan kasih sayang untuk anak-anak tidak berarti mengabulkan semua keinginan mereka. Berikut cara menunjukkan kasih sayang yang baik adalah:

1) Memberikan energi yang positif. “Sentuhan positif” yang dimaksud mengacu pada semua perilaku pengasuhan verbal dan non verbal. Memberikan anak kata-kata seperti“ibu dan ayah mencintaimu”, adalah contoh sentuhan verbal, sedangkan sentuhan non-verbal mencakup hal-hal seperti pelukan hangat, belaian lembut, dan sebagainya.

2) Memperhatikan kebutuhan anak, termasuk kebutuhan fisik dan emosionalnya. Memperhatikan kebutuhan fisik anak seperti isyarat pada saat anaknya lapar dan haus, kebutuhan pakaiannya, dan lain- lain. Sedangkan non fisik yaitu orang tua mengetahui anak sedang sedih, orang tua mendekati anak untuk menanyakan tentang apa saja yang membuatnya tidak bahagia meskipun tidak secara fisik, yaitu mereka sadar bahwa anak sedang kesal. Mengembangkan minat dan keterampilan juga termasuk kepekaan terhadap kebutuhan non-fisik anak.

(30)

3) Memberikan waktu yang cukup dengan anak, untuk menumbuhkan rasa kedekatan antara anak dan orang tua. ini termasuk menghabiskan waktu bersama anak dan mendampingi anak dan membantunya mengembangkan keterampilannya. Bahkan orang tua dihimbau untuk mengikuti kegiatan bermain dengan tujuan tertentu, seperti bermain peran untuk mengembangkan keterampilan sosial anak dalam bersosialisasi. 28

d. Peran Orang Tua Sebagai Pendidik

Mereka sebagai orang tua harus mempertimbangkan masa depan anak-anaknya dalam kapasitas mereka sebagai guru pertama, agar anak-anak mereka bisa menjadi penerus bangsa. Orang tua yang menitipkan anak-anak mereka ke sekolah karena kewajiban dan keinginan mereka untuk belajar tentang dunia. bagaimana cara untuk berinteraksi dengan orang lain, menjalani kehidupan sosial, dan pengetahuan yang akan mempersiapkan mereka dengan lebih baik untuk masa depan. Sekolah memperkenalkan anak-anak ke dunia baru, aktivitas baru, dan lingkungan baru. Untuk memasuki dunia baru, anak perlu dipersiapkan secara mental oleh orang tuanya.

Dalam kapasitasnya sebagai pendidik, orang tua memiliki tanggung jawab untuk meletakkan dasar bagi kehidupan masa depan anak-anak mereka serta pendidikan mereka. Keluarga memiliki

28 Ukasyah Habibu Ahmad “Didiklah Anakmu Ala Rasulullah” (Yogyakarta: Saufa 2015) 141-145

(31)

pengaruh yang sangat signifikan terhadap semua anggotanya karena keluarga menyediakan latar untuk pertemuan pertama yang paling penting dan nilai-nilai yang mendasar dan intim. mungkin mudah bagi anak-anak untuk memperoleh pola yang paling dasar yang diperlukan untuk pendidikan dan pengembangan diri. yang merupakan tugas utama keluarga sebagai lembaga pendidikan, dengan menciptakan lingkungan yang penuh kasih sayang dalam kehidupan keluarga. 29 e. Peran Orang Tua Sebagai Pengasuh

Memberikan kasih sayang dan bentuk cinta orang tua pada anak, tentu harus disertai dengan pola asuh yang tepat. Pola-pola pengasuhan yang salah seperti pendendam karena orang tua dulu memperlakukan anaknya dengan keras dan galak jangan diterapkan lagi ke anak yang sekarang. Pola asuh yang otoriter di mana orang tua cenderung banyak membatasi anak, menghukum, menuntut anak untuk melakukan instruksi-instruksi orang tua, memaksanya ikut petunjuk orang tua secara taklid. Pola asuh seperti itu sudah semestinya ditinggalkan dan diganti dengan pola asuh yang lebih mengedepankan kebutuhan akan perkembangan jiwa anak.30

Orang tua melakukan pengasuhan terhadap anaknya tidak terlepas dari pembagian tugas (job distributions). Harapan akan tanggung jawab dan tugas yang telah disetujui ayah dan ibu juga dipengaruhi oleh peran

29Ahmad Susanto “Pendidikan Anak Usia Dini” ( Jakarta: PT Bumi Aksara 2018)

30Rahmat Affandi “Huruf-Huruf Cinta Mendidik Anak Dengan Penuh Cinta dari A sampai Z”

(Jakarta:PT Elex Media Komputindo 2011) 374

(32)

gender dalam rumah. Menurut Day et al seorang ayah harus mampu menghidupi keluarganya, memiliki fisik yang kuat dan mampu melaksanakan tugas-tugas atau pekerjaan rumah yang membutuhkan tenaga fisik. Dengan demikian peran seorang ibu dapat mendidik anak mereka sedini mungkin sehingga mereka dapat berintegrasi dengan lebih baik ke dalam masyarakat dan memberi mereka kesadaran akan moralitas dan emosi. 31

2. Konsep Pengembangan a. Pengertian Pengembangan

Pengembangan adalah metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan perubahan dan pengembangan orang (seperti gaya, nilai, keterampilan), dalam teknologi (seperti kesederhanaan yang menyeluruh, dan individu (seperti peranan).32

Melalui pelatihan dan pendidikan, pengembangan merupakan usaha untuk berkembangnya kemampuan teoritis, teknis, konseptual dan moral serasi dengan kebutuhan. Pengembangan adalah suatu susunan yang merencanakan pembelajaran secara rasional dan metodis untuk memutuskan apa yang dilakukan dalam penyajian kegiatan pembelajaran dengan tetap mempertimbangkan potensi dan persaingan siswa. Penelitian dan pengembangan adalah langkah-langkah yang

31Herien Puspitawati “Gender dan Keluarga: Konsep dan Realita Di Indonesia” (Bogor: IPB Press 2012) 362

32Haruni Ode “Pengembangan Organisasi Berbasis Spiritual” (Surabaya: CV. Jakad Publishing 2019) 9

(33)

dapat diambil untuk menciptakan produk baru yang sudah ada, yang bisa dipertanggung jawabkan.

Pembangunan, menurut definisi yang diberikan sebelumnya, adalah proses mengubah potensi menjadi sesuatu yang berguna dan lebih baik. sedangkan pengembangan adalah prosedur atau rangkaian langkah-langkah menjadi lebih terukur. Adapun langkah-langkah dan cara pengembangan diri

Setiap orang mengalami saat ketika mereka dapat mempengaruhi produktivitas orang lain dengan cara apapun yang mereka inginkan. Adapun langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan semua yang diperlukan untuk pengembangan diri antara lain:

1) Bersikap terbuka terhadap ide dan konsep baru yang kurang dinyatakan secara eksplisit.

2) Ciptakan gairah untuk membangkitkan kepribadian karismatik anda.

3) Secara efektif dan kreatif dalam mengatasi masalah dari semua ukuran.

4) Menambah prestasi dalam diri anda, manfaatkan waktu sebaik- baiknya

5) Berbagi pemikiran atau ide dan memprovokasi pikiran orang lain.

6) Menjadi lebih dinamis, mendapatkan lebih banyak uang, dan memperoleh lebih sukses di bidang pilihan anda.

(34)

7) Memasarkan konsep atau inspirasi anda, dan membimbing orang lain untuk menjadi lebih inovatif, dan sukses memperoleh lebih besar bidang yang sudah anda pilih.

8) Memanfaatkan dan menikmati dengan lebih baik lagi.

9) Menjadi orang yang lebih sukses.

Anda hanya perlu menggunakan waktu, bakat dan kemampuan anda untuk menemukan kepribadian anda yang sebenarnya, sesuatu yang selalu ada. Sebenarnya ada banyak cara untuk berkembang sebagai individu, yang semuanya saling berkaitan dan saling bekerjasama. Anda dapat meningkatkan diri anda dengan berbagai cara,termasuk dengan membangun rasa percaya diri anda, ini sedikit dipahami karena itu benar-benar terjadi secara bertahap sepanjang hidup kita, setelah itu kita memperoleh pengetahuan dari pengalaman kita, seperti belajar membaca, berbicara, memasak, menulis dan berbagai aktivitas lainnya. Belajar bukan sesuatu yang kita lakukan sepanjang hidup kita, itu bukan hanya sesuatu yang kita lakukan ketika kita masih muda atau ketika kita pergi ke sekolah. Selain itu selanjutnya salah satu syarat untuk pengembangan diri adalah menghargai waktu yang melibatkan bagaimana belajar mengatur waktu secara efektif.

Kemudian ini diikuti dengan rasa hormat terhadap orang lain dan diri sendiri, menghargai diri sendiri dan orang lain serta mengetahui kekurangan dan kelebihan dirinya sendiri. Dan yang terakhir memiliki keinginan untuk berhasil sangat penting dalam hidup kita, kita

(35)

diantisipasi untuk terlibat dalam tindakan konstruktif atau kegiatan positif dalam menanggapi dorongan ini.33

b. Pengembangan Karir

Karir adalah segala bentuk usaha atau kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan profesi, meningkatkan kedudukan dalam upaya meningkatkan kemampuan, guna mendapatkan penghidupan yang lebih baik. Karir bisa juga diartikan sebagai langkah maju seseorang demi mencapai segala tujuan semasa hidupnya atau bisa juga berarti bahwa karir adalah langkah untuk mengukir kehidupan seseorang.

Selain itu, karir juga bisa diartikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan jabatanatau pekerjaan yang sedang dipegang oleh seseorang atau ditangani selama hidupnya.

Dalam mencapai tujuan dari karir yang ingin dicapai harus dibarengi dengan pengembangan karir yang baik, seperti meningkatkan kemampuan teknik maupun non-teknis, dan juga moral dengan pendidikan dan pelatihan yang terus menerus dilakukan dengan baik secara tertulis maupun langsung. 34 Karir juga merupakan kumpulan kegiatan yang tidak berkaitan, tetapi memberikan kesinambungan hidup, kedamaian dan makna dalam kehidupan seseorang. Karir adalah semua pekerjaan yang dilakukan dan dipegang seseorang sepanjang

33Tarsis Tarmudji, Pengembangan diri hal 54

34 Dr. Cia Cai Cien“Manajemen Sumber Daya Manusia” (Padang Sidempuan: PT Inovasi Pratama Internasional 2021), hlm. 79

(36)

kehidupan kerja mereka. Kemajuan seseorang dalam pekerjaan mereka saat mereka bekerja juga dianggap sebagai karir mereka. Karir pada dasarnya terdiri dari sejarah dan pengalama profesional seseorang.35

Kemajuan seseorang dalam pekerjaan mereka saat mereka bekerja juga dianggap sebagai karir mereka. Karir pada dasarnya terdiri dari sejarah dan pengalama profesional seseorang.36

a) Faktor-faktor yang mempengaruhi karir 1. Faktor Sosial 37

(a) Tingkat pendidikan (b) Serikat pekerja (c) Jenis pekerjaan (d) Jenis penghasilan (e) Keadaan lingkungan (f) Nilai atau norma (1) Faktor Individu

(a) Keahlian atau kemampuan (b) Bakat

(c) Minat (d) Hobi

(e) Kepribadian

35R. Agrosamdhyo, SE., MM “Pengembangan Karir di Era Globalisasi” (Jawa Barat: CV. Media Sains Indonesia 2020) hlm. 6

36R. Agrosamdhyo, SE., MM “Pengembangan Karir di Era Globalisasi” (Jawa Barat: CV. Media Sains Indonesia 2020) hlm. 6

37Dr.drg. Pradnya Paramita, MARS & Dr. Handayani, SKM. M.Kes “Manajemen Sumber Daya Manusia” (Bandung: CV Media Sains Indonesia 2022) hlm. 83

(37)

(f) Nilai (g) Sikap

Bimbingan diselenggarakn sebagai bagian dari keseluruhan usaha sekolah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.38 Bimbingan karier merupakan bentuk layanan khusus usaha bimbingan disekolah dengan tujuan menyiapkan siswa untuk kehidupan kerja yang berhasil dan bertanggung jawab di dalam masyarakat.

Sebagai usaha pendidikan, bimbingan karier berpusat dan bertolak dari siswa kebutuhannya, cita-cita pendidikan dan kariernya, ciri-ciri pribadinya dan masalahnya. Pada pokoknya, fungsi program karier di sekolah adalah diselenggarakannya seluruh layanan yang penekanan serta orientasinya adalah memberi bantuan kepada siswa dalam menyusun rencana pendidikan dan rencana pekerjaan. Bagi siswa menengah perencanaan pendidikan dan perencanaan pekerjaan merupakan dua hal yang berkaitan erat. Informasi mengenai ciri pribadi siswa untuk kepentingan pelayanan bantuan kepada siswa, berkaitan dengan hal-hal berikut :

1. Iventarisasi pribadi 2. Pemahaman dunia kerja 3. Orientasi dunia kerja

4. Konseling dan pengambilan keputusan karier 5. Penempatan

38Dr. Maryam B. Gainau M.Pd “Pengembangan Potensi Diri Anak & Remaja” (Yogyakarta : PT Kanisius, 2019) 88

(38)

6. Tindak lanjut dan evaluasi 7. Kurikulum dan bimbingan karier

Perencanaan karir (career development) melibatkan banyak kegiatan untuk mempersiapkan individu untuk maju. Selain itu, pengembangan karir memiliki definisi sebagai istilah formal yang diadakan untuk menilai kualitas individu, langkah-langkah yang diambil oleh organisasi untuk menjamin bahwa individu dengan pelatihan dan pengalaman yang diperlukan tersedia saat dibutuhkan, untuk jalur karir yang dipilih. 39 Dasar karir mengacu pada konsep diri yang melayani tujuan menyoroti bidang tertentu dari kehidupan seseorang yang mencerminkan persyaratan karir individu, motivasi sebagai pendorong individu, dan kemampuan yang ditemukan pada individu melalui pengalaman.

Individu yang bekerja sesuai dengan prinsip karir nya, mereka lebih mungkin mencapai hasil karir positif termasuk peningkatan produktivitas, peningkatan kepuasan kerja, dan kemantapan karir. Individu dapat bekerja lebih efektif dan dengan komitmen yang lebih besar jika mereka memahami apa tujuan utama pekerjaan itu. 40

39Prof. DR. Drs. H. Wakhinuddin S., M.Pd “Pengembangan Karir Konsep dan Implikasinya”

(Padang: UNP Press, 2020) hlm. 212

40Dr.. Rahmi Widyanti, M.Si., “Peningkatan Komitmen Organisasional Dosen Melalui Pengembangan Karir” (Bandung: Media Sains Indonesia 2021) hlm. 2

(39)

b) Faktor Pengembangan Karir

1. Elemen terpenting dalam peningkatan kari karyawan adalah prestasi kerja. Landasan kesuksesan profesional seorang karyawan adalah kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan mereka dengan baik dan etis.41

2. Hubungan Karyawan-organisasi, ini pengembangan karir akan berjalan lancar jika ada hubungan kerja yang positif antara karyawan dan organisasi.

3. Kepribadian karyawan, yang mengacu pada bagaimana karir seseorang dapat terpengaruh jika mereka memiliki kepribadian yang menyimpang (terlalu emosional, apatis, ambisius, tidak jujur, atau bebal).

4. Jika terjadi intervensi dari pihak luar, yang mengarah pada promosi ke posisi yang lebih tinggi, dapat dibatalkan karena adanya individu lain yang masuk (dipentingkan) dari luar organisasi yang dapat dibatalkan jika ada faktor eksternal.

5. Jumlah karyawan yang menunjukkan bahwa semakin kecil kemungkinan seorang karyawan untuk mencapai tujuan karir tertentu maka semakin banyak peluang untuk persaingan karyawan, semakin ketat persaingan untuk suatu posisi.

41Noor Arifin, S.E., M.S.i “Manajemen Sumber Daya Manusia Teori dan Kasus” (Jepara:

UNISNU Press, 2017) hlm. 82

(40)

c. Indikator Pengembangan Karir

1. Prestasi kerja seorang karyawan, atau seberapa baik dia menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya, merupakan faktor yang terpenting dalam kemajuan dan pertumbuhan karirnya.42 Tanpa hasil pekerjaan yang patut dicontoh, mungkin sulit bagi karyawan untuk menerima rekomendasi dari atasan mereka untuk dipromosikan ke posisi yang lebih tinggi di masa depan.

2. Exposure (perkenalan oleh orang lain) terutama sebagai pihak yang berwenang untuk menentukan kenaikan pangkat seseorang yang dipromosikan, seperti manajer yang memiliki bawahan langsung dan kepala departemen personalia yang mengetahui keterampilan dan kinerja karyawan.

3. Komitmen karyawan kepada perusahaan adalah tanda kesetiaan terhadapnya. Untuk bertahan lama dengan perusahaan tempat mereka bekerja saat ini dikatakan loyal.

4. Peluang untuk kemajuan disajikan kepada karyawan sehingga mereka dapat meningkatkan keterampilan mereka, baik melalui pelatihan-pelatihan, kursus, atau melanjutkan pendidikan mereka.

5. Dukungan manajerial yang tujuannya adalah mendorong program peningkatan profesi sangat dipengaruhi oleh bantuan dari kepala.

Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa peran orang tua dalam pengembangan karir anak tunarungu yaitu sangat berpengaruh

42Iswadi Syahrial Nupin, “Pola Pengembangan Karier Pustakawan Melalui Motivasi Kerja dan Pemahaman Jabatan Fungsional” (Jawa Barat : CV Abhimata 2020) hlm. 15

(41)

penting bagi pengembangan karir anak, dikarenakan peran orang tua untuk memberikan pendidikan, arahan, dukungan serta semangat untuk anak supaya pasca sekolah anak bisa dapat memiliki karir yang bagus.

Serta potensi diri yang dimiliki oleh anak untuk pengembangan karirnya bisa terealisasikan di pekerjaan yang akan datang.

3. Pengertian Anak Tunarungu

Anak-anak dengan gangguan pendengaran atau tuli tidak dapat membedakan detail dalam suara. Namun, dapat dipercaya menganggap bahwa tidak ada yang tuli sepenuhnya. Sekalipun jumlah sisa pendengaran yang relatif sedikit, namun masih bisa dapat bermanfaat bagi anak-anak tunarungu. Ada beberapa definisi tentang apa artinya menjadi tuli, terutama bergantung pada preferensi dan tujuan individu.

Mangunsong menegaskan bahwa tunarungu adalah individu yang mengalami gangguan pendengaran dan tidak berfungsi sehingga memerlukan bantuan pendidikan khusus. Alat bantu dengar dapat memperbaiki gangguan pendengaran pada anak atau gangguan pendengaran yang tingkatannya lebih ringan, Mereka dapat menerima bantuan medis dan psikologis dan medis untuk dapat meningkatkan keterampilan komunikasi mereka dengan orang lain. 43 Tunarungu adalah kondisi di mana seorang anak yang memiki kelainan pada indera pendengaran, sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

43Rafael Lisinus & Pastiria Sembiring “Pembinaan Anak Berkebutuhan Khusus (sebuah perspektif bimbingan dan konseling)” ( Yayasan Kita Menulis 2020) hlm. 57-58

(42)

Kemampuan anak untuk terlibat dalam bersosialisasi dengan lingkungannya mungkin terhambat karena hal ini. 44

a. Klasifikasi AnakTunarungu

Klasifikasi anak tunarungu dilihat dari segi hambatan45 :

1) (Mild hearing Loss) atau hambatan dengar ringan: derajat hambatan dengar antara 26-40 db. Ketulian ringan menyulitkan seseorang untuk menanggapi suara-suara yang jauh. Dalam keadaan demikian, anak sudah membutuhkan dukungan khusus psikologis untuk tugas sekolahnya, seperti tempat duduk di depan yang dekat dengan guru.

2) (Moderate hearing Loss) hambatan dengar sedang: derajat hambatan dengar antara 41-55 db. Seorang siswa yang memiliki gangguan pendengaran hanya diizinkan untuk mengambil bagian dalam diskusi kelas jika pesertanya saling bertatap muka dan berada dalam jarak 3 sampai 5 kali satu sama lain. Selain menerima instruksi dalam komunikasi, ritme, dan persepsi suara, anak tunarungu seperti itu membutuhkan alat bantu dengar (hearing aid).

3) (Severe hearing Loss) hambatan dengar berat: derajat hambatan dengar antara 71-90 db.Seseorang dengan gangguan pendengaran parah hanya dapat mendengar suara yang diperkuat dan sangat dekat. Anak-anak dalam kategori ini membutuhkan alat bantu dengar untuk melanjutkan studi akademis mereka di sekolah. Untuk

44Imanuddin Hasbi dkk “Perkembangan Peserta Didik Tinjauan Teori dan Praktis” (Jawa Barat : Widina Bhakti Persada Bandung 2020) hlm. 257

45 Asep Supena dkk “Pendidikan Inklusi Untuk ABK” (Yogyakarta : CV Budi Utama 2022 ) hlm.

16-17

(43)

mengembangkan keterampilan berbicara dan berkomunikasi, anak sangat membutuhkan arahan atau instruksi.

4) (Profound hearing Loss) Gangguan pendengaran sangat berat:

derajat gangguan pendengaran lebih besar dari 90 db. Meskipun seorang yang tuli parah tidak dapat mendengar suara sama sekali, mereka mungkin masih dapat menangkap getaran suara yang disebabkan oleh suara tersebut. Penyandang tunarungu lebih mengandalkan penglihatan atau keterampilan visual mereka untuk belajar dan aktivitas lainnya

b. Karakteristik Anak Tunarungu

1) Karakteristik anak tunarungu dalam aspek akademikAnak-anak tunarungu biasanya kurang berprestasi daripada anak-anak yang mendengar dalam mata pelajaran verbal, karena keterbatasan bicara dan bahasa, tetapi mereka biasanya tampil serupa dengan anak-anak yang bisa mendengar dalam mata pelajaran non-verbal.46

2) Karakteristik anak tunarungu dalam aspek sosial-emosional

a) Interaksi antar sesama terbatas dengan penyandang tunarungu lainnya, karena kesulitan dalam kemampuan berkomunikasi.

b) Anak normal umumnya, memiliki kepribadian yang lebih egosentris hal ini terlihat dari beberapa kesulitannya mereka beradaptasi dan menempatkan diri pada posisi orang lain, serta

46Dr. Tatang Muhtar, M.Si & Dr. Anggi Setia Lengkana, M.Pd “Pendidikan Jasmani dan Olahraga Adaptif” (Jawa Barat : UPI Sumedang Press 2019) hlm. 88-89

(44)

bagaimana tindakan mereka berpusat pada “aku/ego” , artinya apabila ada suatu keinginan harus selalu dikabulkan.

c) kurang percaya diri dan perasaan khawatir (takut) terhadap lingkungan sekitar, yang membuatnya bergantung kepada orang lain.

d) Jika seorang anak tunarungu sudah menyukai benda atau tugas tertentu, mungkin akan sulit untuk mendapatkan perhatiannya di tempat lain.

e) Umumnya dalam keadaan emosi ekstrim dan sifatnya yang polos biasanya dia merasakan sesuatu secara intens tanpa nuansa apapun.

f) Amarah yang cepat dan cenderung mudah tersinggung akibat kekecewaan yang sering disebabkan oleh ketidakmampuan untuk mengungkapkan perasaan atau keinginan secara verbal atau memahami percakapan dengan orang lain.

c. Karakteristik anak tunarungu dari segi fisik/kesehatan

Cara berjalanya kaku dan sedikit bungkuk (apabila organ keseimbangan di bagian dalam telinga terganggu) maka gerakan tangannya lebih cepat dan lincah, gerakan matanya lebih cepat dan, nafasnya pendek. Sementara dalam segi kesehatan, secara umum sebanding dengan anak normal lainnya dengan mengetahui karakteristik anak-anak tunarungu/wicara, maka kita dapat

(45)

menyimpulkan mengenai pembelajaran apa yang cocok untuk anak- anak tunarungu/wicara, terutama pembelajaran penjas.

d. Faktor Penyebab Anak Tunarungu

Berikut beberapa faktor penyebab tunarungu pada anak adalah :

a. Faktor (prenatal) termasuk genetika, cacar air, campak (rubella, campak geuman), toxaemia (keracunan darah) penggunaan kina berlebihan, anoksia (kehilangan oksigen), dan anomali organ seperti pendengaran yang hadir sejak lahir.

b. Faktor (kelahiran), seperti rhesus (Rh) untuk ibu dan anak dari jenis kelamin yang sama, kelahiran prematur, persalinan forcep (tang), dan proses persalinan yang lama.

c. Faktor pasca kelahiran atau (postnatal), seperti infeksi, meningitis (radang selaput otak), tuli perseptif genetik, dan otitis media kronis.47

e. Dampak Ketunarunguan

Berdasarkan kemampuan bahasanya, tunarungu membutuhkan banyak kemampuan untuk mampu berinteraksi dengan lingkungannya yang mayoritas adalah orang normal. Rendahnya kualitas interaksi antara orang normal dengan anak tunarungu mengakibatkan permasalahan bagi anak tunarungu. Antara lain perlakuan diskriminasi dan kurang dipahami oleh lingkungannya karena perbedaan penggunaan bahasa, sehingga bisa berdampak pada masalah lain seperti

47 Bambang Putranto S.Pd. “Tips Menangani Siswa Yang Membutuhkan Perhatian Khusus”

(Yogyakarta : Diva Press 2015

(46)

penolakan dari teman sebaya, keterasingan, serta sulitnya beradaptasi di dalam kelas.

Metode pembelajaran khusus sangat diperlukan sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada pada anak tunarungu, mengingat dampak yang signifikan dari hambatan komunikasi pada anak tunarungu.

48Dampak terbesar dari ketunarunguan adalah terjadinya kemiskinan bahasa, yang lebih dari itu sekedar tidak berkembangnya kemampuan berbicara. Kemiskinan dalam menguasai bahasa secara keseluruhan mereka mengalami kesulitan untuk memahami kaidah atau sistem bahasa yang berlaku untuk memahami aturan atau sistem bahasa yang digunakan lingkungannya dan untuk mewakili suatu objek, tindakan, peristiwa atau perasaan. 49

f. Cara Penanganan Anak Tunarungu

Berkomunikasi dengan penyandang tunarungu merupakan tantangan tersendiri. Jika harus berkomunikasi dengan anak tunarungu sebaiknya mempelajari bahasa isyarat formal.50Selain mampu berkomunikasi penanganan untuk anak penyandang tunarungu adalah : 1) Melalui peran orang tua

Orang tua bertanggung jawab dalam skenario ini serupa dengan tanggung jawab guru dan wali untuk anak-anak mereka seperti

48 Guru SMA/SMK/PKLK Peserta Bimtek Penulisan Fiksi dan Nonfiksi “Guru Is The Best Manager” (Jawa Timur : Rose Book 2020) hlm. 17-18

49 Dr. Budiyanto, M.Pd “Merancang Identifikasi, Asesmen, Planning Matriks dan Layanan Kekhususan Peserta Didik Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusi” (Surabaya : CV. Jakad Publishing 2018) hlm. 19

50 ibid hlm. 70

(47)

mengajar dan kontroling anak-anak mereka. Orang tua adalah lembaga pendidikan utama bagi anak-anaknya, oleh karena itu mereka bertanggung jawab mengajari bahasa kepada anak-anaknya atau melatih mereka berbicara sejak usia dini. Mengajari orang tua untuk menyediakan materi yang sesuai dengan kebutuhan masing- masing anak-anak mereka. Memperkenalkan anak contoh positif dan negatif dan terakhir mengelola semua tindakan atau aktivitas yang relevan dengan perkembangan anak . 51

2) Terapi Bermain

Teknik mengasuh anak tunarungu dirasa cocok untuk diterapkan saat memberikan terapi bermain. Untuk anak-anak yang suka bermain permainan yang sesuaisanagat cocok digunakan. Pada saat seperti itu, anak tidak pernah ragu dan bosan untuk mengikuti terapi bermain. Ketika anak mengetahui bahwa terapi ini termasuk permainan yang melatih kemampuan kognitif anak digunakan untuk dapat mencapai tujuan sehingga dapat terpenuhi dia akan menjadi lebih tertarik.

Anak-anak tunarungu seringkali diberikan terapi menggunakan gelombang suara, terapis akan memperkenalkan gelombang suara kepada anak dengan membunyikannya.Anak kemudian akan disuguhi berbicara setelah mengetahui tingkat pendengarannya, baik dengan menyebutkan huruf maupun

51 Dr. Ningsih, M.Pd “Sekolah Inklusif Sekolah Dasar Merangkul Perbedaan Dalam Kebersamaan” (Surakarta : Muhammadiyah University Press 2020) hlm. 89-91

Referensi

Dokumen terkait

 Perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp9,2 triliun yang mana mengalami peningkatan sebesar Rp2,2 triliun dari periode yang sama tahun 2016.. Peningkatan pendapatan

24 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Loc. 25 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Loc.. 15 santun atau sopan, atau percaya diri. b) Pendidik mengembangkan instrumen

Sejauh ini penelitian mengenai metode Forward Chaining dan algoritma Rete juga dilengkapi dengan metode Certainty Factor (CF) untuk penyakit DBD sudah pernah dilakukan,

Tujuan dikeluarkannya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor: 44/M-DAG/PER/9/2009 yang kemudian direvisi menjadi Nomor: 23/M-DAG/PER/9/2011 tentang

Pengulangan, iaitu persamaan yang terakhir, menunjukkan bahawa mungkin buli secara siber tidak sejelas seperti dalam kes-kes di dalam buli tradisional, 18 namun,

Berbeda dengan pendapat di atas yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, Donovan dan Gibson (2000)

Virtual reality adalah teknologi yang dapat berinteraksi dengan suatu lingkungan yang disimulasikan oleh komputer[9]. Keuntungan dari teknologi virtual reality adalah

(Sumber: http://bappeda.jatimprov.go.id/ diakses tanggal 10 Februari 2014) Konsep Sustainable Agriculture-System (SAc-S) adalah rancang bangun sebagai alternatif baru dalam