• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Ekstrak Etanol Buncis (Phaseolus Vulgaris L) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit Jantan Galur Swiss Webster Yang Di Induksi Aloksan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek Ekstrak Etanol Buncis (Phaseolus Vulgaris L) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit Jantan Galur Swiss Webster Yang Di Induksi Aloksan."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

EFEK EKSTRAK ETANOL BUNCIS (Phaseolus Vulgaris L) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT JANTAN GALUR

SWISS WEBSTER YANG DI INDUKSI ALOKSAN

Molfi Mubarok, 2002; Pembimbing I : Sugiarto Puradisastra,dr.,M Kes. Pembimbing II : Rosnaeni,Dra.,Apt

Diabetes mellitus adalah suatu penyakit metabolik kronis yang memiliki dampak serius terhadap kesehatan, kualitas dan harapan hidup penderita. Buncis (Phaseolus Vulgaris L) merupakan salah satu tanaman yang dipercaya berkhasiat mengobati diabetes mellitus.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek ekstrak etanol buncis (EEB) terhadap penurunan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan.

Penelitian bersifat prosfektif eksperimental Laboratorium menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Bersifat komparatif, hewan coba yang digunakan mencit jantan dewasa sebanyak 25 ekor, berat badan 35 g galur Swiss Webster yang diinduksi aloksan. Kadar glukosa darah puasa diperiksa setelah 2 minggu, kemudian mencit dibagi dalam 5 kelompok (n=5) secara acak dan diberi perlakuan selama 7 hari (EEB dosisi 4 DMct, 2 DMct, 1 DMct, Glibenklamid dan air suling). Pengukuran kadar glukosa darah diulangi setelah hari ke-7 perlakuan.

Data dianalisis dengan ANAVA satu arah, dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey HSD (α=0,05).

Hasil persentase penurunan kadar gula darah setelah diberi EEB dosis 4 DMct, 2 DMct, 1 DMct, Glibenklamid dan air suling berturut-turut adalah 75,29%, 67,95%,54,85%,70,57% dan 29,90%. Kelompok EEB 4 DMct dan 2 DMct bila dibandingkan dengan kontrol negatif (air suling) memperlihatkan perbedaan yang sangat signifikan (p<0,01) sedangkan EEB 4 DMct dan 2 DMct bila dibandingkan dengan kontrol positif (Glibenklamid) tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan (p>0,05).

Kesimpulannnya adalah Phaseolus Vulgaris L dosis 4 DMct dan 2 DMct dapat menurunkan kadar gula darah setara dengan glibenklamid.

(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF ETANOL EKSTRACT PHASEOLUS VULGARIS L MICE’S BLOOD GLUCOSE CONCENTRATION

Molfi Mubarok, 2006; Tutor I : Sugiarto Puradisastra, dr.,M Kes Tutor II : Rosnaeni,Dra.,Apt

Diabetes Melitus is a metabolic chronic desease that can seriously affect on the health, quality and the life expectancy of the patient. Phaseolus Vulgaris L is one of the plants that is believed to scrutinize the diabetes mellitus desease treatment.

The aim of this research is to figure out the effect of Phaseolus Vulgaris L etanol ekstract from reduction from the amount of blood glucose on mice which induced by alloxan.

The prospective experimental research uses complete randomized design (RAL) with male grown mice acted a animal trial in this research with is wight approximately 35 gram per Swiss Webster furrow mice which had been induced by alloxan. Amount of fasting blood glucose examined after 2 weeks, the mice was devided randomly into 5 groups (n=5) and were given treatment then 7 days (ekstract of bean etanol 4DMct, 2 DMct, 1 DMct, Glibenklamid and destilation water). The measurement of the amount of blood gluose repeated for 7 treatment.

The results were analyzed with ANAVA of one direction, and to be proceeded with average different test Tukey HSD (α=0,05)

The result of the percentage of assay of blood glucose reduction after being given the ekstract of bean etanol 4 DMct, 2 DMct, 1 DMct, Glibenklamid and water destilation was 75,29%, 67,95%, 54,85%, 70,57%, and 29,90% respectively. The groups of ekstract of eanol bunis 4 DMct and 2 DMct comparing with negativ control did not show significantly differences (p<0,01) when if it was compared with positive control did not show significantly differences (p<0,05)

At its conclusion was that the Phaseolus Vulgaris L 4 DMct dose and 2 DMct can reduce the amount of blood that is equivalent with glibenkalmid.

(3)

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN………ii

SURAT PERNYATAAN………...iii

ABSTRAK………..iv

ABSTRACT………...………v

PRAKATA……….vi

DAFTAR ISI……….viii

DAFTAR TABEL………..xi

DAFTAR GAMBAR……….xii

DAFTAR LAMPIRAN……….xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang.………..1

1.2.Identifikasi Masalah.………..2

1.3.Maksud dan Tujuan………2

1.4.Kegunaan Penelitian………...2

1.5.Kerangka Pemikiran Hipotesis………...3

1.5.1. Kerangka Pemikiran………3

1.5.2. Hipotesis Penelitian………4

1.6.Metodologi Penelitian………4

1.7.Lokasi dan waktu………...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pankreas………5

2.1.1. Anatomi Pankreas………5

2.1.2. Fisiologi………6

2.2. Insulin………9

(4)

ix

2.3. Diabetes Mellitus………10

2.3.1 Definisi Diabetes Mellitus………..……….10

2.3.2. Etiologi Diabetes Mellitus………..…11

2.3.3. Klasifikasi Diabetes Mellitus………...13

2.3.4. Manifestasi Klinis.……… ………....15

2.3.5 Komplikasi Diabetes Mellitus ………...16

2.3.6. Diagnosis Diabetes Mellitus………..…19

2.3.7. Penegakan Diagnosis………..…...20

2.3.8. Pilar Pengelolaan Diabetes mellitus………..….22

2.4. Obat Hipoglikemi Oral………25

2.4.1. Sulfonilurea………..…..25

2.4.2. Glinid……….………26

2.4.3. Metformin………..…………26

2.4.4. Tiazolidinedion………..………26

2.4.5. Penghambat Glukosidase α (Acarbose) ……….…….………..27

2.5. Glibenklamid....………...27

2.6 Aloksan……...………28

2.7. Buncis (Phaseolus Vulgaris L) ………..29

2.7.1. Klasifikasi………..29

2.7.2. Morfologi, Bentuk dan Penyebaran………...………29

2.7.3 Kandungan Kimia………...30

2.7.4. Manfaat dan Kegunaan Buncis………..………31

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Penelitian………...32

3.1.1 Alat-alat………...32

3.1.2. Bahan-bahan………...32

3.2. Metode Penelitian………33

3.2.1. Metode Penarikan Sampel………..33

3.2.2. Desain Penelitian………33

(5)

x

3.3. Prosedur Kerja……….34

3.3.1. Persiapan Hewan Coba………..34

3.3.2. Pengumpulan dan Persiapan Bahan Penelitian………..35

3.3.3. Pengujian Efek Ekstrak Buncis………..…35

3.4. Metode Analisis………..36

3.5. Hipotesis Statisktik ……….36

3.5.1. Sesudah Induksi Aloksan………...36

3.5.2. Sesudah Perlakuan………..………...36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil dan Pembahasan Penelitian………37

4.2. Uji Hipotesis………42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan……….43

5.2. Saran………43

DAFTAR PUSTAKA………44

LAMPIRAN 1………46

LAMPIRAN 2………47

LAMPIRAN 3………50

LAMPIRAN 4………51

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Anatomi Pankreas ………..6 Gambar 2.2. Fisiologi Pulau Langerhans dalam kelenjar Pankreas…..………..…8 Gambar 2.3. Struktur Kimia Insulin………9 Gambar 2.4. Struktur Kimia Aloksan..………..28 Gambar 2.5. Buah Buncis ……….30 Gambar 4.1 Grafik Rata-rata persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah

sesudah Perlakuan ………41

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan puasa Sebagai Patokan

Penyaringan dan Diagnosis Diabetes Mellitus ……….…….22 Tabel 4.1 Rata-rata Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi Aloksan …………..37 Tabel 4.2 Hasil ANAVA Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi Aloksan …….38 Tabel 4.3 Hasil ANAVA Rata-rata Persentase Penurunan Kadar

Glukosa Darah Sesudah Perlakuan ………...39 Tabel 4.5 Hasil Uji Beda Rata-rata Persentase Penurunan

Kadar Glukosa Darah Sesudah Perlakuan…….……….40

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Pembuatan Ekstrak Etanol Buncis (Phaseolus vulgaris L)………..46 Lampiran II Hasil Perhitungan Konversi Dosis ………..47 Lampiran III Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi dan Sesudah Perlakuan………..…50 Lampiran IV Analisis Kadar Glukosa Darah dengan uji ANAVA

yang dilanjutkan dengan Tukey HSD …….………..……51

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes Mellitus (DM) merupakan sebab kelainan metabolik yang kronis

dengan etiologi multipel yang ditandai oleh gejala hiperglikemia, adanya gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Karena defek sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (WHO, 2003).

Prevalensi DM diseluruh dunia saat ini sekitar 176 juta jiwa, dan pada tahun 2030 penderita DM diperkirakan mencapai 370 juta jiwa diseluruh dunia dan 21 juta jiwa diantaranya ada di Indonesia (WHO, 2003).

DM merupakan penyakit kronis yang memerlukan perhatian lebih, Karena hampir semua organ tubuh dapat terserang sehingga mengakibatkan begitu banyak komplikasi diantaranya ketoasidosis, hipoglikemi, retinopati (kebutaan), nefropati (insufisiensi ginjal dan uremia), neuropati dan katarak, infark miokardium. (Schteingarit, 1995).

Perawatan penderita DM sangat mahal karena selain harus bergantung pada pengobatan seumur hidup, penderita DM juga harus berhati-hati dalam menerapkan pola makan, disiplin dalam mengkonsumsi obat. Pengobatan untuk DM selain menggunakan obat sintetis secara empiris bisa dengan menggunakan obat tradisional, yaitu : sambiloto, brotowali, mengkudu, dan kacang buncis.

Berbagai cara dan upaya dilakukan oleh sebagian besar masyarakat untuk mengatasi penyakit tersebut diantaranya dengan menggunakan tanaman selain dengan obat anti diabetik.

Salah satu diantara tanaman tersebut adalah kacang buncis (Phaseolus Vulgaris L) yang pada saat ini mulai diteliti sebagai tanaman yang memiliki

(10)

2

1.2 Identifikasi Masalah

1. Apakah Ekstrak Etanol Buncis (Phaseolus Vulgaris L) (EEB) dapat menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan 2. Bagaimana potensi EEB dalam menurunkan kadar glukosa darah bila

dibandingkan dengan Glibenklamid

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud : Mengembangkan pengobatan tradisional dengan menggunakan buncis sebagai obat alternatif untuk menurunkan kadar glukosa darah.

Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh EEB terhadap penurunan kadar glukosa darah dan untuk membandingkan potensi EEB dengan Glibenklamid dalam menurunkan kadar glukosa darah.

1.4 Kegunaan Penelitian

Guna Akademis : Membuka cakrawala pengetahuan Ilmu Farmakologi dibidang tanaman obat Indonesia, khususnya buncis (Phaseolus Vulgaris L) sebagai anti diabetik.

Guna Praktis :

(11)

3

1.5 Kerangka Pemikiran Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

DM disebabkan antara lain karena kekurangan insulin, baik absolut maupun relatif, proses autoimun, virus, genetik dan obat-obatan seperti steroids, phenytoin natrium, aloksan, streptozocin dan thiazide diuretics. Keadaan Diabetes pada

hewan coba didapat dengan cara dinduksi menggunakan aloksan sebagai induktor (= diabetogen) yang menyebabkan degenerasi sel β pankreas pada pulau langerhans (Savitri Ramaiah, 2003). Didalam pulau langerhans terjadi reduksi

aloksan menjadi dialuric acid dalam jumlah besar. Proses ini melibatkan protein thioredoxin yang diperlukan dalam sintesa insulin yang menghasilkan radikal

oksida dan hidroksil yang bertindak sebagai radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan membran dan kematian sel (Helliwell, 1991).

Kacang buncis (Phaseolus Vulgaris L) memiliki kandungan kimia pada biji dan kulitnya, yaitu : Cyanidin, pelargonidin, quercetin, kaempherol, dan myricetin. Senyawa Flavonoid quercetin yang bertindak sebagai anti oksidan dan

dapat meningkatkan sekresi insulin dan melindungi sel β pankreas dari radikal bebas. Flavonoid dapat menangkap radikal nitric oxid, anion superokside, radikal hidroksil dan singlet oksigen dan memberikan kesempatan pada sel β untuk mereparasi diri dan regenerasi, sehingga mampu mengsekresikan insulin dalam jumlah yang cukup untuk menurunkan peningkatan kadar glukosa darah. (Dalimartha, 1994; Milner, 2002; Mils, one 2002; Yayuk Andayani, 2002; Hernani, Mono Raharjo, 2005).

(12)

4

1.5.2 Hipotesis Penelitian

1. Pemberian EEB dapat menurunkan kadar glukosa darah

2. Potensi EEB setara dengan Glibenklamid dalam menurunkan kadar glukosa darah.

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental sungguhan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) bersifat komparatif. Data yang diukur adalah kadar glukosa darah setelah diinduksi aloksan dalam mg/dl (milligram per desiliter).

Analisis data dengan ANAVA satu arah, dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey HSD. α = 0,05 dengan menggunakan program SPSS 11.0.

1.7 Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Universitas Kristen Maranatha pada bulan Maret 2005 – Desmber tahun 2005.

(13)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Ekstrak etanol buncis 2 DMct dan 4 DMct mampu menurunkan kadar glukosa darah.

2. Penurunan glukosa darah 2 DMct dan 4 DMct setara dengan Glibenklamid.

5.2 Saran

Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan, sehingga masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut seperti :

1. Pengujian toksisitas buncis.

2. Penggunaan metode lain misalnya TTGO.

3. Penelitian dengan melakukan pengukuran kadar C-peptid. 4. Penelitian tentang efek samping yang ditimbulkan.

5. Penelitian labih lanjut tentang variasi dosis buncis.

(14)

44

DAFTAR PUSTAKA

Askandar Tjokroprawiro. 1996 . Diabetes mellitus : klasifikasi, diagnosis, dan terapi. Edisi 3. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Brunetton, J. 1999. Flavonoid. Dalam Pharmacognosy : phytochemistry medical plants. Edisi 2. France : Lavoisier Publishing. p. 310-327

B. Suharto dan Toni Handoko. 1995.Insulin, Glukagon, dan Antidiabetik Oral. Dalam:Farmakologi dan Terapi. Jakarta: FKUI.

Darmono. 1996. Diagnosis dan klasifikasi diabetes mellitus. Dalam H.M. Sjaifoellah Noer : Buku ajar penyakit dalam. Jilid 1. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. p. 590-594.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1994. Materi Medika Indonesia. Jilid VI. Jakarta : Depkes RI.

Edger, A.R. 2004. Diabetes Mellitus.

http://www.ahealthyme.com/topic/topic100586713. 20 Maret 2004.

Granner, D.K. 2003. Hormon pancreas dan traktus gastrointestinal. Dalam Robert K. Murray : Biokimia harper. Edisi 25. Jakarta : EGC. p. 581-590

Guyton. 1997. Insulin, glukagon, dan diabetes mellitus. Dalam : Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC. p. 1221-1237.

Halliwel B., Gutteridge M.C. 1991. Free radicals and toxicology. In Free radical in biology and medicine. 2nd edition. New york : Oxford. p. 310-4.

Hernani, Mono Rahardjo. 2005. Tanaman sumber antioksidan, Dalam : Tanaman berkhasiat antioksidan. Edisi 1. Jakarta : Penebar Swadaya . Hal 31-2.

Meyers. F, H =Jawetz.E, Goldfien.A., 1985. Insulin, glukagon, oral antidiabetik, drug and hyperglycemic agents. Dalam : Review of medical pharmacology. 5th edition. Canada. p. 383.

Mills. S., Bone. K.2002. Principle of herbal pharmacology. In : Principles and practice of phytotherapy modern herbal medicine. New york : Churchill Livingstone. p. 31-3.

Milner A.L. 2002. Flavonoids

(15)

45

PARKENI. 2002. Konsensus Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia 2002. Semarang: PB PERKENI.

PERKENI. 2004 Obat hipoglikemik oral dengan selektivitas rendah untuk reseptor sulfonilurea pada sel otot jantung dan oto polos vaskuler. Dalam : Endokrinologi klinik V-2004. Bandung : PB PERKENI.

Prapti Utami dan Tim Lentera., 2003. Tanaman Obat Untuk Mengatasi Diabetes Mellitus. Jakarta: AgroMedia Pustaka

Scheteingarit, D.E 1995. Kelamin Endrodan Metabolik Pankreas, Metabolisme Glukosa dan Diabetes Mellitus. Dalam Price, S.A., Wilson L.M. Patofisiologi.Edisi 4. Jakerta :EGC.p. 1109-1119

Sarwono Waspadji. 2002. Combined theray : insulin da oral hypoglycemic agents in type 2 diabetes mellitus. AculaMedicaIndonesiana the Indonesiana Journalof Internal Medicine 2, (24) : 86.

Slamet Suyono. 1996 Masalah Diabetes di Indonesia. Dalam H.M. Sjaifoellah Noer: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal 571-83.

Yayuk Andayani. 2002. Lawan kencing manis dengan buncis.

Referensi

Dokumen terkait

L Dalam penulisan daftar pustaka dan footnote sering kita op.cit dan loc.cit, Jelaskan menggunakan istilah ibid, istilah_istilah tersebut J&#34;i.*irg_masing.

“Analisis Pengaruh Kebijakan Pendanaan, Kebijakan Dividen dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Set Kesempatan Investasi (IOS) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti pengaruh yang ditimbulkan terhadap return saham, yang kemudian dituangkan dalam sebuah

Sistem mekanik dongkrak elektrik tersusun dari dongkrak, motor DC, gear box, sensor ultrasonik SRF-04, sensor proximity, modul bluetooth, dan mikrokontroler AT-Mega

selama periode Tahun 1995 sampai dengan 2005 dari alat tangkap gabungan bubu dan jaring insang dasar terhadap ikan lencam adalah sebesar 667 ton per tahun yang berada di bawah

Harbinsn di Desa Raws Denok, Depok, Jaws Barat Nama Mahasiswa Syaiful Jamal.. Nomor Pokok

Fakultas : Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana. Jenis Karya :

[r]