• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik AC mobil dengan putaran kompresor 888 rpm.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakteristik AC mobil dengan putaran kompresor 888 rpm."

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

Tujuan dalam penelitian ini adalah: (a) membuat mesin AC mobil yang bekerja

dengan siklus kompresi uap (b) Mengetahui karakteristik mesin AC mobil yang telah

dibuat meliputi kalor yang di serap evaporator persatuan massa refrigeran, kalor yang

dilepas kondensor persatuan massa refrigeran, kerja kompresor persatuan massa

refrigeran, COP aktual dan COP ideal, efisiensi mesin AC mobil, dan laju aliran massa

refrigerant.

Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental yang dilakukan di

laboratorium Teknik Mesin Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma.

Mesin AC mobil yang diteliti mempergunakan siklus kompresi uap, dengan daya

penggerak motor listrik 2 hp, (sebagai penganti motor bakar) daya putaran 888rpm,

refrigerant : R-134a, dimensi kabin : 1,5 m x 1,2 m x 1 m, kabin terbuat dari kayu

triplek dengan tebal 3,5 mm dan pada saat penelitian kabin di buat kosong (tidak

berbeban pendingin).

Hasil penelitian memberikan kesimpulan : (a) Kerja kompresor per satuan massa

refrigerant rata-rata sebesar 52,68 kJ/kg, (b)Kalor per satuan massa refrigerant yang

diserap evaporator rata-rata sebesar 161,10 kJ/kg, (c) Kalor per satuan massa

refrigerant yang dilepas kondensor rata-rata sebesar 213,78 kJ/kg,(d) COPaktual mesin

AC mobil rata-rata sebesar 3,06, (e) COPideal mesin AC mobil rata-rata sebesar 6,19,

(f) Efisiensi mesin AC mobil rata-rata sebesar 49,43%, (g) Laju aliran massa terendah

(2)

The purpose of this research are: (a) assemble engine car air conditioner that

works with the vapor compression cycle (b) Knowing the characteristics of the air

conditioner cars that have been made include heat in the absorption evaporator unity

mass of refrigerant, heat is released condenser unity mass of refrigerant, compressor

refrigerant mass unity, the actual COP and COP ideal, car air-conditioning machine

efficiency, and the mass flow rate of refrigerant.

The study was conducted by experiments conducted in the laboratory of

Mechanical Engineering, Faculty of Science and Technology of the University of

Sanata Dharma. AC engine cars are researched using the vapor compression cycle,

with the driving force of the electric motor 2 hp, (in lieu of motor fuel) power rotation

888rpm, refrigerant R-134a, cabin dimensions: 1.5 mx 1.2 mx 1 m, the cabin is made

of plywood with a thickness of 3.5 mm and when the study was made empty cabin

(no cooling load).

The results of the study provide conclusions: (a) Work per unit mass of

refrigerant compressors average of 52.68 kJ / kg, (b) The heat per unit mass

evaporator refrigerant absorbed an average of 161.10 kJ / kg, (c) of heat per unit mass

of refrigerant condensers released an average of 213.78 kJ / kg, (d) COPaktual

conditioned car engine by an average of 3.06, (e) COPideal conditioned car engine by

an average of 6.19, ( f) The efficiency of the air conditioner cars by an average of

49.43%, (g) the lowest mass flow rate is 0.02 kg / s, the highest of 0.02 kg / s, an

(3)

KARAKTERISTIK AC MOBIL DENGAN PUTARAN

KOMPRESOR 888 RPM

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Mesin

(4)

CAR AC CHARACTERISTICS USING 888 RPM

COMPRESSOR ROTATION

FINAL PROJECT

As partial fulfillment of the requirement to obtain Sarjana Teknik Degree in Mechanical Engineering

By :

ADIMAS NUKI PRADANA

Student Number :115214029

MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM

MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT

SCIENCE AND TECHNOLOGI FACULTY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

(5)

KARAKTERISTIK AC MOBIL DENGAN PUTARAN

`KOMPRESOR 888 RPM

Disusun oleh :

ADIMAS NUKI PRADANA

NIM : 115214029

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Skripsi

(6)

KARAKTERISTIK AC MOBIL DENGAN PUTARAN

KOMPRESOR 888 RPM

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

ADIMAS NUKI PRADANA

115214029

Telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji

pada tanggal 16 Februari 2016

dan dinyatakan memenuhi syarat

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

Yogyakarta, ... ... ... Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Sanata Dharma Dekan,

(7)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi saya tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar

kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan

saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 16 Februari 2016

(8)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul.

Karakteristik AC mobil dengan putaran kompresor 888 rpm Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media yang lain, mengelolanya di internet

(9)

ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian ini adalah: (a) merakit mesin AC mobil

yang bekerja dengan siklus kompresi uap (b) Mengetahui karakteristik

mesin AC mobil yang telah dibuat meliputi kalor yang di serap

evaporator persatuan massa refrigeran, kalor yang dilepas kondensor

persatuan massa refrigeran, kerja kompresor persatuan massa

refrigeran, COP aktual dan COP ideal, efisiensi mesin AC mobil, dan

laju aliran massa refrigerant.

Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental yang dilakukan

di laboratorium Teknik Mesin Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Sanata Dharma. Mesin AC mobil yang diteliti

mempergunakan siklus kompresi uap, dengan daya penggerak motor

listrik 2 hp, (sebagai penganti motor bakar) daya putaran 888rpm,

refrigeran : R-134a, dimensi kabin : 1,5 m x 1,2 m x 1 m, kabin terbuat

dari kayu triplek dengan tebal 3,5 mm dan pada saat penelitian kabin di

buat kosong (tidak berbeban pendingin).

Hasil penelitian memberikan kesimpulan : (a) Kerja kompresor per

satuan massa refrigeran rata-rata sebesar 52,68 kJ/kg, (b)Kalor per

satuan massa refrigeran yang diserap evaporator rata-rata sebesar

161,10 kJ/kg, (c) Kalor per satuan massa refrigeran yang dilepas

kondensor rata-rata sebesar 213,78 kJ/kg,(d) COPaktual mesin AC mobil

rata-rata sebesar 3,06, (e) COPideal mesin AC mobil rata-rata sebesar

6,19, (f) Efisiensi mesin AC mobil rata-rata sebesar 49,43%, (g) Laju

aliran massa terendah adalah 0,02 kg/s, tertinggi sebesar 0,02 kg/s,

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

rahmat dan berkah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

baik dan lancar. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Teknik di Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains Dan

Teknologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Banyak hambatan yang dialami penulis selama proses penulisan skripsi.

Namun karena kuasa Tuhan Yang Maha Esa, bantuan dan keterlibatan berbagai

pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih atas segala bantuan,

dukungan dan dorongan, baik secara moril, materil dan spiritual antara lain

kepada :

1. Sudi Mungkasi selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta atas segala yang telah diberikan selama penulis

belajar di Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains Dan Teknologi,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta;

2. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin

atas segala yang telah diberikan selama penulis belajar di Program Studi

Teknik Mesin;

3. Budi Setyahandana, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah memberikan saran, kritik dan bimbingan selama penulis belajar di

Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta

4. Karyawan Sekretariat, Laboran dan seluruh Staf Pengajar Teknik Mesin

Universitas Sanata Dharma yang telah mendukung dalam proses pengerjaan

Skripsi.

5. Edy Priyanto dan Sri Hariningsih selaku orang tua penulis dan keluarga

penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung dan

(11)

Adita Desi Priyansari yang selalu mendukung memberikan

semangat motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan Skripsi ini.

6. Teman-teman Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma khususnya Angkatan

2011 dan teman penulis lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang

telah mendukung penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penulisan Skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Segala kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis demi

penyempurnaan dikemudian hari. Akhir kata, semoga Skripsi ini dapat berguna

bagi kita semua.

Yogyakarta, 17 Februari 2016

Penulis

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

TITLE PAGE ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan ... 2

1.4 Batasan Masalah ... 2

1.5 Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI ... 4

2.1 Dasar Teori ... 4

2.2 Tinjauan Pustaka ... 24

BAB III METODE PEMBUATAN ALAT ... 26

3.1 Komponen-komponen Mesin AC Mobil ... 26

3.2 Persiapan Alat dan Bahan ... 35

3.3 Langkah-langkah Perakitan Mesin AC Mobil ... 35

BAB IV METODE PENELITIAN ... 38

(13)

4.2 Alur Penelitian ... 39

4.3 Posisi Penempatan Alat Ukur pada AC Mobil ... 40

4.4 Alat Bantu Penelitian ... 41

4.5 Cara Mendapatkan Data Suhu dan Tekanan pada Setiap Titik yang Sudah Ditentukan ... 43

4.6 Cara Mengoah Data dan Pembahasan ... 44

4.7 Cara Mendapatkan Kesimpulan ... 45

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

5.1 Data Hasil Percobaan ... 46

5.2 Perhitungan dan Pengolahan Data ... 48

5.3 Hasil Penghitungan ... 55

5.4 Pembahasan ... 59

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

6.1 Kesimpulan ... 67

6.2 Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69

(14)
(15)

Gambar 3.5 Receiver Drier ... 29

Gambar 4.7 Siklus kompresi uap pada P-h diagram untuk R134a ... 42

Gambar 4.8 Thermometer ... 43

Gambar 5.1 Siklus Kompresi Uap pada diagram P-h refrigeran R 134a diambil dari data menit (t) ke-75 ... 52

(16)

Gambar 5.3 Hubungan kalor persatuan massa refrigerant yang diserap

evaporator dan waktu ... 61

Gambar 5.4 Hubungan kalor persatuan massa refrigerant yang dilepas kondensor dan waktu... 62

Gambar 5.5 Hubungan kalor persatuan massa refrigerant yang dilepas kondensor dan waktu... 62

Gambar 5.6 Hubungan koefisien prestasi (COP) aktual dan waktu ... 63

Gambar 5.7 Hubungan koefisien prestasi (COP) ideal dan waktu ... 64

Gambar 5.8 Hubungan efisiensi dan waktu ... 65

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tabel untuk hasil pengukuran suhu dan tekanan ... 44

Tabel 5.1 Hasil pengukuran tekanan (P1 & P2), suhu (T1 & T3) dan (V &I... 46

Tabel 5.2 Nilai Entalpi (h) satuan Btu/lb, suhu kerja kondensor dan evaporator ... 48

Tabel 5.3 Besar Entalpi (h) dalam satuan kJ/kg ... 50

Tabel 5.4 Hasil perhitungan Karakteristik AC mobil... 56

(18)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di jaman modern ini hampir semua orang berpergian dengan kendaraan mobil

ataupun yang lainnya. Dan dalam berpergian dengan menggunakan mobil sekarang ini

semua pengendara mobil ingin mencari kenyamanan saat berada di dalam mobil. Dan

hal-hal yang dapat membuat tidak nyamannya pengendara mobil yang berasal dari luar

ruangan mobil yaitu jika pada siang hari yang udaranya sangat panas dengan suhu

(30-35) derajat celcius, udara di luar yang tercemar oleh debu, bau, dan juga bibit/kuman

dari luar ruangan akan mengakibatkan kurang baik untuk para penumpang dan sopir

itu sendiri. Selain itu ketidak nyamanan saat mengendarai mobil juga akan

mengakibatakan sopir/penumpang akan berkeringat karena kepanasan, konsentrasi

sopir tidak maksimal saat bekerja, penumpang kurang bias menikmati perjalanan

dengan tenang dan baik.

Dengam permasalahan tersebut maka manusia harus menciptakan alat yang dapat

membuat nyaman pengendara saat berada di dalam mobil. Karena pada zaman modern

ini para produsen mobil berlomba-lomba membuat mobil dengan memperhitungkan

kenyamanan saat di dalam mobil. Dengan masalah itu telah di buatlah ac mobil yang

dapat menyejukkan udara di dalam mobil yang dapat menambah kenyamanan untuk

para pengendara mobil saat berpergian. Dalam pemasangan AC mobil ini harus

(19)

oksigen/udara 10-15 CFM, udara yang bersih dari debu, bau, kuman, asap, dll.

1.2 Perumusan Masalah

Karakteristik AC yang dipergunakan di dalam mobil pada umumnya tidak

terinformasi pada name platenya. Padahal informasi tentang COP dan efisiensi sangat

penting bagi konsumen mobil agar konsumen dapat memilih mobil dengan AC yang

sesuai dengan kebutuhannya. Berapakah COP dan efisiensi dari mesin AC yang

digunakan pada mobil ?

1.3 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah :

a. Membuat mesin AC mobil yang bekerja dengan siklus kompresi uap.

b. Mengetahui karakteristik mesin AC mobil yang telah dibuat meliputi :

• Kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran.

• Kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran.

• Kerja kompresor persatuan massa refrigeran.

• COP aktual & COP ideal.

• Efisiensi mesin AC mobil.

• Laju aliran massa refrigeran.

1.4 Batasan Masalah

Batasan-batasan yang digunakan di dalam pembuatan dan penelitian AC ini

adalah :

(20)

pengganti motor bakar yang dipergunakan pada mobil, dengan putaran sebesar

900 rpm.

c. Komponen utama mesin AC meliputi : kompresor, kondensor, evaporator, katup

ekspansi, staandar yang dipergunakan pada AC mobil dan ada di pasaran.

d. Refrigeran yang dipergunakan pada mesin AC mobil adalah R 134a

e. Ukuran kabin : 1,5m x 1,2m x 1 m

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Bagi mahasiswa dapat menambah pemahaman secara mendalam tentang mesin

AC mobil.

b. Hasil penelitian dapat dipergunakan untuk menambah kasanah ilmu pengetahuan

yang dapat di tempatkan di perpustakaan.

c. Hasil penelitian dapat dipakai sebagai referensi bagi para peneliti yang

(21)

BAB II

DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori 2.1.1 AC Mobil

Sistem AC mobil digunakan untuk membuat kondisi udara di dalam ruangan

menjadi nyaman. Apabila suhu udara pada ruangan tinggi maka kalor akan diserap dari

udara sehinga temperature udara turun dan apabila udara mempunyai kelembaban yang

tinggi maka akan di kurangi kelembabannya sampai dengan tingkat yang diinginkan.

Selain itu system AC mobil juga berfungsi untuk mengkondisikan udara menjadi

bersih, udara luar sebelum masuk keruangan mobil melewati beberapa kali

penyaringan sehingga ketika masuk kondisi udara sudah menjadi bersih. Siklus kerja

AC mobil adalah siklus kompresi uap. Dalam bekerjanya mesin AC, Kerja fluida yang

dipergunakan dalam siklus kompresi uap disebut refrigeran. Komponen utama AC

mobil terdiri dari : Kompresor, kondensor, receiver dryer, katup ekspansi dan

evaporator. Komponen tambahan berupa blower, dan peralatan listrik. Pada AC mobil

terdapat 2 blower. Blower yang pertamadipasang di dekat kondensor dipergunakan

untuk mempercepat kondensor dalam membuang kalor. Sedangkan blower kedua

dipergunakan untuk menghisap udara luar ruangan yang kemudian dilewatkan ke

evaporator dan menghembuskannya ke dalam ruangan mobil. Blower kedua ini

(22)

yang dipergunakan kembali untuk mengkondisikan udara di dalam ruangan mobil.

Dengan adanya udara balik maka akan menghemat bahan bakar

Gambar 2.1 Skematik AC mobil

Pada kompresor terdapat kopling magnet. Kopling magnet berfungsi untuk

memutuskan daya dari penggerak kompresor. Pada mobil penggerak kompresor adalah

(23)

Gambar 2.2 AC mobil YANG terpasang

a. Kompresor

Kompresor merupakan unit tenaga dalam sistem AC. Kompresor akan

memompa gas refrigeran dibawah tekanan dan panas yang tinggi pada sisi tekanan

tinggi dari sistem dan menghisap gas bertekanan rendah pada sisi intake (sisi tekanan

rendah). Kompresor adalah suatu alat dalam AC mobilyang cara kerjanya dinamis atau

bergerak. Kompresor berfungsi untuk menaikkan tekanan freon (daritekanan rendah ke

tekanan tinggi). Kompresor bekerja menghisap sekaligusmemompa refrigeran

sehingga terjadi sirkulasi (perputaran) refrigeran. Kompresor yang sering dipakai pada

AC mobil adalah : swash plate, resipro (crank shaft) dan wobble plate . Pada kompresor

jenis swash plate, gerakan torak diatur oleh swash plate pada jarak tertentu dengan 6

(24)

yang lainnya melakukan langkah isap. Pada dasarnya, proses kompresi pada tipe ini

sama dengan proses kompresi pada kompresor tipe crank shaft. Perbedaannya terletak

pada adanya tekanan oleh katup isap dankatup tekan. Selain itu , perpindahan gaya pada

tipe swash plate tidak melalui batang penghubung (connecting rod), sehingga

getarannya lebih kecil.

Gambar 2.3 Kompresor jenis swash plate

Selain kompresor swash plate terdapat juga kompresor resipro (crank shaft) dan

wobble plate yang biasa digunakan dalam mesin AC mobil. Kompresor resipro (crank

shaft) bekerja dengan memanfaatkan gerak putar dari mesin yang diterima oleh crank

shaft kompresor. Di dalam kompresor gerak putar dari crank shaft diubah menjadi

menjadi gerak bolak balik torak untuk menghisap dan memampatkan refrigeran.

Prinsip kerja kompresor torak terdiri dari dua langkah, yaitu langkah hisap dan langkah

kompresi. Saat langkah hisap torak bergerak turun dari titik mati atas ke titik mati

bawah, volume silinder mengembang sehingga tekanan di dalam silinder turun atau

(25)

masuk ke dalam silinder. Proses ini berlangsung sampai torak mencapai titik mati

bawah.Pada langkah kompresi, torak bergerak naik dari titik mati bawah ke titik mati

atas. Refrigeran mengalami pemampatan sehingga tekanan dan temperaturnya naik.

Akibat tekanan refrigeran yang tinggi, katup hisap akan menutup dan katup buang

membuka sehingga refrigeran keluar dan mengalir ke kondensor.

Gambar 2.4 Kompresor resipro (crank shaft)

(Sumber : https://otogembel.files.wordpress.com/2012/09/bagian-bagian-kompresor-resipro.png)

Sedangkan kompresor wobble plate adalah kompresor yang mempunyai sistem

kerja sama dengan kompresor tipe swash plate. Namun dibandingkan dengan

kompresor tipe swash plate, penggunaan kompresor tipe wobble plate lebih

(26)

sesuai dengan kebutuhan beban pendinginan. Selain itu, pengaturan kapasitas yang

bervariasi akan mengurangi kejutan yang disebabkan oleh kopling magnet (magnetic

clutch). Cara kerjanya, gerakan putar dari poros kompresor diubah menjadi gerak

bolak-balik oleh plat penggerak (drive plate) dan wobble plate dengan bantuan guide

ball. Gerakan bolak-balik ini selanjutnya diteruskan ke torak melalui batang

penghubung. Berbeda dengan jenis kompresor swash plate, kompresor jenis wobble

plate hanya menggunakan satu torak untuk satu silinder. Meskipun jenis kompresor

wobble plate mempunyai cara kerja dan konstruksi yang berbeda, namun pada

prinsipnya sama, yaitu menekan refrigeran dan menghasilkan laju aliran massa

refrigeran.

Gambar 2.5 Kompresor wobble plate

(27)

Kompresor bekerja secara dinamis atau bergerak. Pergerakanya dengan

menghisap sekaligus memompa udara sehingga terjadilah sirkulasi (perputaran) udara

yang mengalir dari pipa‐pipa AC mobil. Fase refrigeran ketika masukdan keluar

kompresor berupa gas. Kondisi gas keluar kompresor berupa uap panaslanjut. Suhu gas

refigeran keluar dari kompresor lebih tinggi dari suhu kerjakondensor.

b. Kondensor

Kondensor di dalam sistem air conditioner merupakan alat yang digunakan untuk

merubah gas refrigeran bertekanan tinggi menjadi cairan. Alat tersebut melakukan cara

ini dengan menghilangkan panas dari refrigeran ke temperature atmosfir. Kondensor

terdiri dari coil dan fin yang berfungsi mendinginkan refrigeran ketika udara tertiup

diantaranya. Kondensor ditempatkan didepan radiator yang pendinginanya dijamin

oleh kipas.Untuk refrigeran jenis R-134a menggunakan kondensor jenis parallel flow

untuk memperbaiki efek pendinginan udara. Dengan cara itu maka efek pendinginan

udara dapat diperbaiki sekitar 15% sampai 20%.

(28)

c. Katup ekspansi

Katup ekspansi adalah salah satu alat ekspansi. Alat ekspansi ini mempunyaidua

kegunaan yaitu untuk menurunkan tekanan refrigeran dan untuk mengatur aliran

refigeran ke evaporator. Katup ekspansi merupakan suatu pipa dan katup yang

mempunyai diameter yang paling kecil jika dibandingkandengan pipa‐pipa lainnya.

Penurunan tekanan refrigeran dikarenakan adanya gesekan dengan bagian dalam katup

ekspansi. Proses penurunan tekanandalam katup ekspansi diasumsikan berlangsung

pada entalpi konstan atau sering disebut isoenthalpy (proses yangideal ). Pada saat

refrigeran masuk ke dalam katup ekspansi, refrigeran berada dalam fase cair

penuh,tetapi ketika masuk evaporator fase refrigeran berupa campuran fase cair dan

gas.

(29)

d. Evaporator

Zat pendingin cair dari receiver drier dan kondensor harus dirubah kembali

menjadi gas dalam evaporator, dengan demikian evaporator harus menyerap panas,

agar penyerapan panas ini dapat berlangsung dengan sempurna, pipa–pipa evaporator

juga diperluas permukaannya dengan memberi kisi–kisi (elemen) dan kipas

listrik (blower), supaya udara dingin juga dapat dihembus ke dalam ruangan. Rumah

evaporator bagian bawah dibuat saluran/pipa untuk keluarnya air yang mengumpul

disekitar evaporator akibat udara yang lembab. Air ini juga akan membersihkan

kotoran–kotoran yang menempel pada kisi–kisi evaporator, karena kotoran itu akan

turun bersama air.

Gambar 2.8 Evaporator

e. Filter (receiver drier)

Receiver drier merupakan tabung penyimpan refrigeran cair, dan ia juga

berisikan fiber dan desiccant (bahan pengering) untuk menyaring benda-benda asing

dan uap air dari sirkulasi refrigerant. Receiver-drier menerima

cairan refrigeran bertekanan tinggi dari kondensor dan disalurkan ke katup ekspansi

(30)

glass . Cairan refrigeran dialirkan ke dalam pipa untuk disalurkan ke katup ekspansi

melalui outlet pipe yang ditempatkan pada bagian bawah main body setelah

tersaringnya uap air dan benda asing oleh filter dan desiccant. Gambar 2.7

Gambar 2.9 Receiver Drier

f. Kipas ( Fan atau Blower )

Pada komponen AC, Blower terletak di bagian indoor yang berfungsi

menghembuskan udara dingin yang di hasilkan evaporator. Fan atau kipas terletak pada

bagian outdoor yang berfungsi mendinginkan refrigeran pada kondensor serta untuk

membantu pelepasan panas pada kondensor

(31)

g. Kopling magnet

Kopling magnet adalah alat yang berfungsi menghubungkan dan memutus kompresor

dengan motor penggeraknya. Cara kerja kopling magnet : bila sakelar dihubungkan,

magnet listrik akan menarik plat penekan sampai berhubungan dengan roda pulley dan

poros kompresor terputar. Pada waktu sakelar diputuskan pegas plat pengembali akan

menarik plat penekan sehingga putaran motor penggerak terputus dari poros kompresor

(putaran mesin hanya memutar puli saja).

(32)

2.1.2 Dasar Kerja AC Mobil

AC mobil pada kendaraan terdiri dari kompresor, kondensor, receiver, katup

ekspansi dan evaporator. Gambar 2.10 menyajikan skemati AC mobil, Gambar 2.11

menyajikan siklus kompresi uap pada P-h diagram dan Gambar 2.12 Menyajikan siklus

kompresi uap pada T-S diagram.

Gambar 2.13 Skematik AC mobil

(33)

Gambar 2.14 Siklus kompresi uap pada diagram P-h

Gambar 2.15 Siklus kompresi uap dengan pemanasan lanjut dan pendinginan lanjut

pada diagram T-s

a. Proses kompresi (1-2)

Proses kompresi terjadi pada tahap 1-2 dari Gambar 2.14 dan Gambar 2.15.

Refrigeran dalam bentuk uap panas lanjut masuk ke kompresor, kerja atau usaha yang

(34)

temperatur refrigeran akan lebih tinggi dari temperatur lingkungan (refrigeran

mengalami fasa superheated / gas panas lanjut).

b. Proses pendinginan suhu gas panas lanjut (2-2a)

Proses pendingin dari gas panas lanjut menjadi gas jenuh terjadi pada tahap 2-2a

dari Gambar 2.14 dan Gambar 2.15. Refrigeran mengalami penurunan suhu pada

tekanan tetap. Hal ini disebabkan adanya kalor yang mengalir ke lingkungan, karena

suhu refigeran lebih tinggi dari suhu lingkungan.

c. Proses kondensasi (2a-2b)

Proses kondensasi terjadi pada tahap 2a-2b dari Gambar 2.14 dan Gambar 2.15.

Pada proses ini gas jenuh mengalami perubahan fase menjadi cair jenuh. Proses

berlangsung pada suhu dan tekanan tetap. Pada proses ini terjadi aliran kalor dari

kondensor ke lingkungan karena suhu kondensor lebih tinggi dari suhu udara

lingkungan.

d. Proses pendinginan lanjut (2b-3)

Proses pendinginan lanjut terjadi pada tahap 2b-3 dari Gambar 2.14 dan Gambar

2.15. Pada proses pendinginan lanjut terjadi proses penurunan suhu refrigeran dari

keadaan cair jenuh ke refrigeran cair. Proses ini berlangsung pada tekanan konstan.

Proses ini di perlukan agar kondisi refrigeran keluar kondensor benar- benar dalam fase

cair

(35)

Proses penurunan tekanan terjadi pada tahap 3-4 dari Gambar 2.14 dan Gambar

2.15. Dalam fasa cair refrigeran mengalir menuju ke katup ekspansi dan mengalami

proses penurunan tekanan dan penurunan suhu. Sehingga suhu refrigeran lebih rendah

dari temperatur lingkungan. Pada tahap ini fasa refrigeran berubah dari fase cair

menjadi fase campuran : cair dan gas.

f. Proses evaporasi (4-4a)

Proses evaporasi terjadi pada tahap 4-4a dari Gambar 2.14 dan Gambar 2.15.

Refrigeran dalam fasa campuran cair dan gas mengalir ke evaporator dan kemudian

menerima kalor dari lingkungan yang akan di dinginkan sehingga fasa dari refrigeran

berubah seluruhnya menjadi gas jenuh. Proses berlangsung pada tekanan yang tetap,

demikian juga berlangsung pada suhu yang tetap.

g. Proses pemanasan lanjut (4a-1)

Proses pemanasan lanjut terjadi pada tahap 4a-1 dari Gambar 2.14 dan Gambar

2.15. Pada saat refrigeran meninggalkan evaporator refrigeran kemudian mengalami

proses pemanasan lanjut. Dengan adanya proses pemanasan lanjut fase refrigeran

berubah dari fase gas jenuh menjadi gas panas lanjut. Dengan demikian refrigeran

sebelum masuk kompresor benar – benar dalam fase gas. Proses berlangsung pada

tekanan konstan.

Berikut adalah proses dari siklus kompresi uang yang terjadi dalam p-h diangram

diatas.

(36)

Proses pengembunan atau kondensasi ini merupakan proses perubahan fase dari

gas menjadi cair. Proses kondensasi berlangsung pada tekanan dan suhu yang tetap.

Pada proses kondensasi kalor dilepaskan dari kondensor ke lingkungan sekitar

kondensor. Dalam proses pelepasan kalor biasanya di bantu fan untuk mempercepat

proses pelepasan kalor.

2.1.4 Proses Pendidihan (Evaporasi)

Dalam proses pendinginan proses pendidikan atau proses evaporasi adalah proses

dimana refrigerant berubah fase dari fase cair menjadi fase gas. Dalam proses

pendidihan diperlukan kalor dari lingkungan di sekitar. Pada AC mobil proses

pendidihan refrigerant berlangsung di evaporator. Kalor untuk proses pendidihn di

ambil dari udara ruangan yang di lewatkan evaporator.

2.1.5 Beban Pendinginan

Beban pendinginan pada AC mobil adalah energy kalor yang diserap oleh

evaporator dari mesin AC. Kalor yang diserap evaporator adalah kalor yang berasal

dari ruang kabin yang berada dalam ruang yang didinginkan.

Jenis beban pendingin dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Beban sensible (sensible heat)

Beban sensible adalah beban yang diterima udara di dalam mobil yang dapat

berdampak pada perubahan suhu tanpa di sertai perubahan fase. Contoh beban sensible

(37)

luar mobil yang masuk melewati dinding-dinding mobil, kalor radiasi yang ,asuk

melalui dinding-dinding kaca mobil, udara luar yang msuk ke dalam mobil.

b. Beban laten (latent heat)

Beban laten adalah beban yang diterima udara di dalam mobil akibat adanya

perubahan fase. Contohnya adalah perubahna air atau keringat menjadi uap dan

pengembunan udara luar yang masuk ke dalam mobil..

2.1.6 Perhitungan Karakteristik Mesin AC

Untuk mengetahui unjuk kerja mesin AC mobil yang meliputi: kerja kompresor,

kalor yang di lepas kondensor, kalor yang di serap evaporator, COP aktual, COP ideal,

efisiensi dan laju aliran kalor, di perlukan persamaan-persamaan yang di perlukan

untuk menghitungnya.

1. Kerja kompresor

Besarnya kerja kompresor pada AC mobil persatuan massa refrigeran dapat

dihitung dengan persamaan (2.1):

(38)

Kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran dapat dihitung dengan

� = Kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran

3. Kalor yang diserap evaporator

Kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran dapat dihitung dengan

Persamaan (2.3):

�� = ℎ − ℎ (2.3)

Pada Persamaan (2.3)

ℎ = Enthalpy saat keluar evaporator

ℎ = Enthalpy saat masuk evaporator

�� = Kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran

4. Coefficient of Performance (COP aktual)

COP dipergunakan untuk menyatakan perfomance (unjuk kerja) dari siklus

refrijerasi. Semakin tinggi COP yang dimiliki oleh suatu mesin pendingin maka akan

semakin baik mesin pendingin tersebut. COP tidak mempunyai satuan karena

merupakan perbandingan antara dampak refrigerasi (h1-h4)dengan kerja kompresor (h2

(39)

COP

aktual

=

ℎ −ℎ4

ℎ −ℎ (2.4)

Pada Persamaan (2.4) :

o COP aktual : koefisien prestasi mesin AC mobil aktual

o h1 : entalpi refrigeran saat masuk kompresor (kJ/kg)

o h2 : entalpi refrigeran saat keluar kompresor (kJ/kg)

o h4 : entalpi refrigeran saat masuk evaporator (kJ/kg)

5. COPideal (Coefficient of Performance).

Besarnya koefisien yang menyatakan performance dalam posisi ideal pada siklus

kompresi uap dapat dihitung dengan Persamaan (2.5)

COP ideal = �

� −� (2.5)

Pada Persamaan (2.5) :

o COP ideal :koefisien prestasi maksimum mesin AC mobil,

(40)

Pada Persamaan (2.6) :

o COPideal : koefisien prestasi maksimum mesin AC mobil

o COPaktual : koefisien prestasi aktual mesin AC mobil

7. Laju aliran massa

Dengan bantuan diagram tekanan-entalpi, mulai entalpi di setiap proses pada

siklus kompresor uap dapat diketahui dengan demikian kerja kompresor, kalor yang di

lepas kondensor persatuan massa kalor yang diserap evaporator, COP actual, COP

ideal, efisiensi, laju aliran massa. Pada mesin AC mobil ini di perlukan 134a dan P-h

(41)

Gambar 2.16 P-h diagram refrigeran R-134a

2.2 Tinjauan Pustaka

Amna Citra Farhani (2007) meneliti tentang penggantian R12 dengan R22 pada

mesin pendingin. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa penggantian R22 pada mesin

pendingin kompresi uap yang menggunakan refrigeran R12 mempengaruhi kinerja

komponen mesin pendingin. Efek pendinginan, panas buang kondensor dan kompresi.

Hasil kompresi yang didapat dari R22 lebih besar, akan tetapi tidak diikuti dengan laju

(42)

aliran massa yang terjadi. Suhu evaporasi yang dapat dicapai R22 lebih rendah dari

pada R12 karena kurangnya kalor serap air sebagi medium pendingin.

Maclaine (2004) telah melakukan pengujian tentang Usage and risk of

hydrocarbon refrigerants in motor cars for Australia and the United States. Penggunan

refrigeran HC-290/600 di Australia sebesar 0,33 ± 0,12 x 106 pada tahun 2002 dan di

Amerika sebesar 4,7 ± 1,7 x 106 pada tahun 2002. Penggunaan HC-290/600

memberikan hasil : tidak mudah terbakar dan risiko penggunaan HC-290/600 jauh lebih

kecil dibanding dengan refrigeran yang dijual di pasaran.

Yuswandi (2007) telah melakukan penelitian tentang pengujian unjuk kerja

sistem AC mobil statik eksperimen menggunakan refrigeran CFC-12 dan HFC-134a

dengan variasi putaran (rpm) kompresor. Penelitian tersebut bertujuan untuk

mengetahui pengaruh variasi putaran kompresor terhadap unjuk kerja dari sistem AC

mobil. Peneliti memakai alat peraga mesin AC mobil yang telah dilengkapi dengan

sensor temperatur dan tekanan. Komponen utama sistem AC mobil terdiri dari :

kompresor, kondensor, receiver drier, katup ekspansi, dan evaporator. Fluida kerja

yang digunakan yaitu refrigeran CFC-12 dan HFC-134a. Pengujian dilakukan dengan

memvariasikan putaran kompresor , yaitu 1000 rpm, 1200 rpm, 1500 rpm, 1800 rpm,

dan 2000 rpm. Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi putaran kompresor maka

COP akan mengalami penurunan. CFC-12 mempunyai COPcarnot, COPstandar, dan

COPaktual yang lebih tinggi dibandingkan dengan HFC-134a. Kapasitas refrigerasi dan

(43)

BAB III

PEMBUATAN ALAT

3.1. Komponen-komponen mesin AC mobil

Komponen utama AC mobil yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kompresor, kondensor, katup ekspansi, reciever drier, evaporator dan fluida kerja

refrigeran R134a. Pengerak awal mempergunakan motor listrik dengan daya 2Hp,

sebagai pengganti motor bakar.

a. Kompresor

Kompresor yang digunakan pada penelitian ini memiliki spesifikasi sebagai

berikut:

(44)

Gambar 3.2 Kompresor

Jenis kompresor : Swash Plate

Voltase : 220 Volt

b. Kondensor

Kondensor yang digunakan pada penelitian ini memiliki spesifikasi sebagai

berikut :

(45)

Jenis : Kondensor pipa bersirip

Bahan pipa : Besi, diameter : 6 mm

Bahan sirip : Besi, jarak antar sirip : 3 mm

Banyak sirip : 1100

Ukuran : p x l x t = 50 cm x 40 cm x 3 cm

Jumlah pipa : 5 buah

c. Katup ekspansi

Katup ekspansi yang digunakan pada penelitian ini memiliki spesifikasi sebagai

berikut :

Gambar 3.4 Katup ekspansi

(46)

Bahan katup ekspansi : tembaga

d. Receiver Drier

Receiver drier yang digunakan pada penelitian ini memiliki spesifikasi sebagai

berikut :

Gambar 3.5 Receiver Drier

Bahan tabung receiver/drier : besi

Diameter : 6 cm

Panjang (tinggi) : 25 cm

e. Evaporator

Evaporator yang digunakan pada penelitian ini memiliki spesifikasi sebagai

(47)

Gambar 3.6 Evaporator

Bahan pipa evaporator : tembaga, diameter : 6 mm

Bahan sirip evaporator : alumunium

Ukuran evaporator : p x l x t = 30 cm x 10 cm x 5 cm

f. Refrigeran R134a

Refrigeran R134a dipergunakan sebagai fluida kerja AC mobil yang dibuat. Dalam

penelitian ini dipergunakan refrigeran R134a karena lebih ramah lingkungan

dibandingkan dengan jenis refrigeran lain yang tersedia dipasaran

(48)

g. Motor Listrik

Motor listrik berfungsi sebagai engine yang memutar kompresor agar sistem AC

dapat berjalan. Berikut adalah spesifikasi dari motor listrik:

Daya motor listrik : 2 hp

Rpm motor listrik : 1480 rpm

Voltase motor listrik : 220 volt

Gambar 3.8 Motor Listrik

3.1.1 Peralatan pendukung dalam pembuatan AC mobil

a. Manifold gauge

Manifold gauge adalah alat yang mempunyai fungsi untuk mengukur tekanan

refrigeran pada saat pengisian freon maupun pada saat AC mobil bekerja. Yang

berwarna merah untuk tekanan tinggi dan yang berwarna biru untuk tekanan

(49)

Gambar 3.9 Manifold gauge

b. Alat pemotong pipa

Alat pemotong pipa adalah alat untuk memotong pipa agar hasil lebih bagus, rapi

dan juga agar tidak menghasilkan tatal, alat ini juga lebih mudah di gunakan untuk

memotong pipa.

Gambar 3.10 Alat Pemotong Pipa

c. Pompa vakum

Pompa vakum adalah alat yang berguna untuk menghilankan udara pada sistem

(50)

Gambar 3.11 Pompa vakum

d. Adaptor

Adaptor adalah alat yang berfungsi untuk menggerakkan blower dan kipas

kondensor. Spesifikasi adaptor sebagai berikut :

Arus : 7.5 A

Voltase : 6 Volt, 9 Volt, 12 Volt, 13,2 Volt

(51)

e. Kipas kondensor

Kipas kondensor adalah alat yang berfungsi untuk mengalirkan fluida udara

melewati kondensor agar pelepasan kalor pada kondensor dapat dilakukan lebih

cepat.

Gambar 3.13 Kipas Kondensor

f. Blower

Blower adalah alat yang berfungsi untuk mengalirkan fluida udara yang melewati

evaporator agar aliran udara dingin yang masuk keruang kabin mobil lebih cepat.

(52)

3.2 Persiapan Alat dan Bahan

Langkah awal dalam pembuatan mesin AC mobil adalah mempersiapkan

komponen-komponen yang akan digunakan. Komponen utama yang diperlukan adalah

seperti kompresor, kondensor, katup ekspansi, evaporator dan alat-alat bantu yang

diperlukan dalam pengerjaan alat ini. Setelah semua selesai dipersiapkan maka semua

itu dapat mempercepat dan mempermudah dalam pengerjaan pembuatan mesin AC

mobil tersebut.

Setelah semua komponen-komponen disiapkan, proses selanjutnya adalah perakitan

komponen-komponen AC mobil, sehingga mesin dapat bekerja dengan siklus kompresi

uap.

3.3 Langkah-langkah Perakitan mesin AC mobil

Langkah-langkah perakitan AC mobil sebagai berikut ini:

a. Proses perakitan rangka AC mobil dan kelistrikan.

Pada proses ini semua komponen disatukan atau dirangkai sesuai urutan dengan

menggunakan pipa yang sudah disiapkan. Rangka dan komponen AC mobil disatukan.

Berikutnya kelistrikannya diselesaikan agar dapat bekerja sebagaimana mestinya. Ada

penambahaan komponen seperti adaptor untuk membantu menggerakkan blower dan

(53)

b. Proses pemvakuman AC mobil.

Dalam proses pemvakuman ini alat utama yang diperlukan adalah pompa vakum

yang mempunyai fungsi untuk proses pemvakuman tersebut. Dalam hal ini pompa

vakum disambung terlebih dulu pada AC mobil dan mesin vakum di hidupkan Proses

ini bertujuan untuk mengeluarkan udara-udara yang masih terjebak dalam

saluran-saluran pipa di AC mobil agar siklus dalam AC mobil dapat bekerja dengan maksimal.

Karena jika masih ada udara yang terjebak pada saluran AC mobil maka dapat

menganggu kerja AC mobil dan jika terlalu lama bekerja juga dapat merusak

kompresor dan komponen yang lain.

c. Proses pengisian refrigeran R134a.

Dalam proses ini diperlukan refrigeran R134a sebagai fluida kerja AC mobil.

Refrigeran dimasukan dalam mesin AC mobil. Dalam pengisian ini tidak boleh kurang

atau berlebihan karena harus sesuai dengan standar kerja AC mobil agar dapat bekerja

dengan maksimal. Karena jika tidak bekerja dengan maksimal AC mobil lebih mudah

rusak.

d. Proses pengujian AC mobil.

Dalam proses ini nyalakan AC mobil lalu lihat lihat mana yang tidak bias bekerja

sesuai rencana maka harus di perbaiki terlebih dulu. Jika sudah selesai dalam

pengecekan maka selama AC mobil bekerja ditunggu selama kira-kira 60 menit. Bila

terjadi bunga es pada evaporator dan katup ekspansi yang menghubungkan antara

(54)

manifold gauge cenderung konstan, maka AC mobil siap untuk digunakan untuk

mengambil data. Dan tidak lupa kipas kondensor dan blower harus bekerja dengan

(55)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Mesin yang Diteliti

Dalam penelitian ini mesin yang diteliti adalah AC mobil dengan siklus kompresi

uap dengan komponen standar dari AC mobil yang tersedia di pasaran kemudian

dirangkaian sendiri. AC mobil yang dirangkai bekerja dengan siklus kompresi uap yang

disertai dengan pendinginan lanjut dan pemanasan lanjut, dengan putaran kompresor

900 rpm. Proses pendinginan yang terjadi dalam AC mobil ini dilakukan dengan cara

menghembuskan udara melewati evaporator dengan mengunakan blower. Udara dingin

yang dihasilkan kemudian dialirkan ke ruang kabin mobil. Gambar 4.1 menyajikan

mesin yang diteliti.

(56)

4.2 Alur Penelitian

Alur penelitian mengikuti alur seperti tersaji pada Gambar 4.2.

Mulai

menggumpulan komponen-komponen utama (kompresor, kondensor, katup ekspansi, evaporator), R134a, alat ukur, adaptor

- Pembuatan mesin AC mobil - Pemasangan alat ukur

- Menggambar siklus kompresi uap pada P-h diagram - Mencari nilai h1, h2, h3, h4, Tc, Tk

- Perhitungan Qin, Qout, Win, COPaktual, COPideal, efisiensi,

laju aliran massa

- Pengolahan data dan pembahasan

(57)

4.3 Posisi Penempatan Alat Ukur Pada AC Mobil

Posisi titik-titik yang dipasangi termokopel dan alat ukur tekanan (manifold gauge)

pada AC mobil disajikan pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Posisi Penempatan Alat Ukur

Keterangan pada Gambar 4.3 :

 Titik 1 : Tempat pemasangan termokopel 1 (T1) dan alat ukur tekanan P1

 Titik 2 : Tempat pemasangan alat ukur tekanan P2

(58)

4.4 Alat Bantu Penelitian

Proses penelitian AC mobil ini membutuhkan alat-alat yang dipergunakan untuk

membantu dalam pengujian AC mobil tersebut. Alat-alat bantu tersebut (a)

Termokopel dan penampil suhu, (b) Pengukur suhu, (c) P-h diagram R134a, (d) Alat

pengukur suhu ruangan.

a. Termokopel dan penampil suhu

Termokopel berfungsi sebagai sensor suhu untuk menubah perbedaan suhu dalam

benda menjadiperubahan tegangan listrik. Alat penampil suhu digital mempunyai

fungsi sebagai alat yang memperlihatkan nilai suhu yang diukur.

Gambar 4.4 Termokopel Gambar 4.5 alat penampil suhu digital

b. Pengukur tekanan

Pengukur tekanan berfungsi untuk mengetahui nilai tekanan refrigeran.

Pengukuran tekanan yang berwarna biru untuk mengukur tekanan rendah dan berwarna

(59)

Gambar 4.6 Pengukur tekanan

c. P-h diagram R134a

P-h diagram ini berfungsi untuk menggambarkan siklus kompresi uap mesin

pendingin. Dengan p-h diagram , dapat diketahui nilai enthalpi disetiap titik yang

diteliti (h1,h2,h3 dan h4), suhu evaporator (Te), suhu kondensor (Tc) .

(60)

d. Alat pengukur suhu ruangan (thermometer)

Thermometer berfungsi untuk mengetahui suhu ruangan yang ada didalam kabin

atau ruang yang didinginkan.

Gambar 4.8 Thermometer

4.5 Cara Mendapatkan Data Suhu dan Tekanan pada Setiap Titik yang Sudah Ditentukan

Untuk mendapatkan data – data hasil penelitian dipergunakan alat ukur termokopel

dan alat ukur tekanan. Pengukuran suhu dan tekanan dilakukan setiap 9 menit. Hanya

saja, ketika suhu udara ruang kabin sudah mencapai 21oC, kopling magnet diputuskan.

(61)

Tabel 4.1 Tabel untuk hasil pengukuran suhu dan tekanan

4.6 Cara Mengolah Data dan Pembahasan Prosedur pengolahan data :

a. Setelah semua data suhu ( T1, T3) dan tekanan (P1, P2) pada setiap titik diperoleh

maka langkah selanjutnya adalah menggambarkan proses siklus kompresi uap

pada P – h diagram. Dengan menggambarkan P – h diagram dapat diketahui nilai

entalpi (h1, h2, h3, h4), suhu evaporator (Te), suhu kondensor (Tc) dan suhu

refrigeran keluar kompresor (T2).

b. Data nilai-nilai entalpi yang sudah didapat kemudian digunakan untuk menghitung

besarnya energi kalor persatuan massa yang dilepaskan kondensor menghitung

(62)

kompresor, nilai COP ideal, nilai COP aktual AC mobil dan efisiensi, serta laju

aliran massa refrigeran.

c. Perhitungan untuk mengetahui karakteristik mesin AC mobil dilakukan dengan

menggunakan persamaan-persamaan yang ada seperti Persamaan (2.1) untuk

menghitung kerja kompresor, Persamaan (2.2) untuk menghitung energi kalor

yang dilepas kondensor, Persamaan (2.3) untuk menghitung kalor yang diserap

evaporator, Persamaan (2.4) untuk menghitung COP aktual, Persamaan (2.5)

untuk menghitung COP ideal, Persamaan (2.6) untuk menghitung efisiensi AC

mobil dan Persamaan (2.7) untuk menghitung laju aliran massa refrigeran.

d. Hasil-hasil perhitungan (Qin, Qout, Win, COPaktual, COPideal, Efisiensi, Laju aliran

massa) kemudian digambarkan dalam bentuk grafik agar memudahkan

pembahasan. Dalam proses pembahasan harus mempertimbangkan hasil-hasil

penelitian sebelumnya dan juga tidak lepas dari tujuan penelitian.

4.7 Cara Mendapatkan Kesimpulan

Kesimpulan diperoleh dari hasil pembahasan yang telah dilakukan. Kesimpulan

merupakan inti dari pembahasan. Kesimpulan harus dapat menjawab tujuan dari

(63)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Data Hasil Percobaan

Data hasil percobaan untuk nilai tekanan refrigeran (P1 & P2), suhu

refrigeran (T1 & T3), Tegangan (V) dan Arus (I) pada titik-titik yang telah

ditentukan pada waktu tertentu, disajikan pada Tabel 5.1.

(64)
(65)

Keterangan :

- P1 : Tekanan refrigeran saat masuk kompresor (Psia).

- P2 : Tekanan refrigeran saat keluar kompresor (Psia).

- T1 : Suhu refrigeran sebelum masuk kompresor (F).

- T3 : Suhu refrigeran saat masuk katup ekspansi (F).

5.2. Perhitungan dan Pengolahan Data.

Dari data suhu dan tekanan yang diperoleh dan dengan menggambarkannya

pada diagram P-h dapat ditentukan besarnya entalpi (h). Pada penelitian ini

dipergunakan diagram P-h R134a. Besar nilai entalpi (h) disetiap titik 1,2,3,4 dari

waktu ke waktu disajikan pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2 Nilai Entalpi (h) satuan Btu/lb, suhu kerja kondensor dan evaporator

(66)
(67)

Tabel 5.2.2 lanjutan

Dalam perhitungan ini , besar entalpi (h) dinyatakan dalam satuan Standar

Internasional yaitu kJ/kg (1 Btu/lb = 2,326 kJ/kg). Besar nilai konversi entalpi

setiap titik 1,2,3,4 dari waktu ke waktu disajikan pada Tabel 4.3.

Tabel 5.3 Besar Entalpi (h) dalam satuan kJ/kg.

(68)
(69)

Contoh untuk menentukan besaran nilai nilai entalpi dapat dilihat dari

diagram tekanan-entalpi pada jenis refrigeran R-134a. Dari diagram dapat dilihat

nilai h2 saat menit ke-75 adalah 132 Btu/lb. Dalam perhitungan satuan h dinyatakan

dalam kJ/kg jadi nilai h2 = 132 Btu/lb = 316,34 kJ/kg (132 Btu/lb x 2,33 kJ/kg).

Keterangan dari diagram P-h pada Gambar 5.2 :

h1= 260.51 kJ/kg h3 = 97,69 kJ/kg

h2 = 316,34 kJ/kg h4 = 97,69 kJ/kg

Gambar 5.1 Siklus Kompresi Uap pada diagram P-h refrigeran R 134a diambil

(70)

1. Kerja Kompresor persatuan massa refrigeran.(Win)

Untuk mendapatkan kerja kompresor persatuan massa refrigeran yang dihasilkan

oleh AC mobil, dapat menggunakan Persamaan (2.3) :

Win = h2-h1

= 316,34 kJ/kg – 260,51 kJ/kg

= 55,83 kJ/kg

Maka kerja kompresor persatuan massa refrigeran sebesar 55,83 kJ/kg (pada saat t

= 75 menit)

2. Kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas Kondensor (Qout)

Untuk mendapatkan nilai kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas kondensor

pada AC mobil, dapat menggunakan Persamaan (2.4) :

Qout = h2-h3

= 316,34 kJ/kg – 97,69 kJ/kg

= 218,65 kJ/kg

Maka kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas kondensor sebesar218,65 kJ/kg

(pada saat t = 75 menit)

3. Kalor yang diserap evaporator (Qin)

Untuk mendapatkan kalor persatuan massa refrigeran yang diserap evaporator pada

(71)

Qin = h1-h4

= 260,51 kJ/kg – 97,69 kJ/kg

= 162,82 kJ/kg

Maka kalor persatuan massa refrigeran yang diserap evaporator sebesar 162,82

kJ/kg (pada saat t = 75 menit)

4. COP aktual

COPaktual dipergunakan untuk menyatakan perfomance (unjuk kerja) dari mesin AC

mobil yang bekerja dengan siklus kompresi uap, dapat dihitung dengan

Untuk menghitung performance ideal pada AC mobil yang bekerja dengan siklus

kompresi uap, dapat menggunakan Persamaan (2.7)

COP ideal =

−�

(72)

= 6,31

Maka COP idealAC mobil sebesar 6,31 (pada saat t = 75 menit)

6. Efisiensi (η)

Untuk mendapatkan efisiensi AC mobil dapat dihitung dengan menggunakan

Persamaan (2.8)

Maka efisiensi ηAC mobil sebesar 46,42% (pada saat t = 75 menit)

7. Laju aliran massa refrigeran (m)

Untuk mendapatkan besarnya laju aliran massa refrigeran dapat dihitung dengan

Persamaan (2.9)

Maka laju aliran massa refrigeran pada AC mobil sebesar 0,02 kg/s

(pada saatt = 75 menit)

5.3. Hasil Perhitungan

Hasil perhitungan secara keseluruhan dari waktu (t) 0 menit sampai (t) 240

(73)

massa refrigeran yang dilepas kondensor (Qout), kalor persatuan massa refrigeran

yang diserap evaporator(Qin), COP aktual, COP ideal, efisiensi dan laju aliran massa

dari AC mobildisajikan pada Tabel 5.5 dan Tabel 5.6

Tabel 5.4.Hasil perhitungan Karakteristik AC mobil

(74)

Tabel 5.4.Lanjutan

Tabel 5.5. Hasil perhitungan Karakteristik AC mobil

Waktu t COP ideal Efisiensi (η) Laju aliran massa (m)

(menit) (%) (kg/s)

3 5,93 52,02 0,02

6 5,78 50,47 0,02

(75)

Tabel 5.5.1 Lanjutan

Waktu t COP ideal Efisiensi (η) Laju aliran massa (m)

(76)

Tabel 5.5.2 Lanjutan

Waktu t COP ideal Efisiensi (η) Laju aliran massa (m)

(menit) (%) (kg/s)

kondensor berfungsi dengan baik, kipas kondensor berfungsi dengan baik, katup

ekspansi bekerja dengan baik, evaporator berfungsi dengan baik, blower bekerja

dengan baik) dan mampu menghasilkan data yang baik. Hasil dari pengambilan

data dapat digambarkan pada P-h diagram dan membentuk siklus kompresi uap

dengan proses pemanasan lanjut dan pendinginan lanjut. Suhu kerja kondensor

yang dihasilkan lebih tinggi dari suhu lingkungan dengan rata-rata sekitar 39,43oC

dan suhu kerja evaporator lebih rendah dari suhu udara ruangan di dalam ruang

kabin mobil, dengan rata-rata sekitar -3,82oC.

Dari hasil penelitian, diperoleh informasi bahwa pada siklus kompresi uap

(77)

Kondisi ini memberikan keuntungan. Karena dengan adanya proses pemanasan

lanjut dan proses pendinginan lanjut, kedua proses ini dapat menaikkan nilai COP

dan efisiensi dari mesin AC mobil. Demikian juga kondisi refrigeran ketika masuk

kompresor benar-benar dalam keadaan gas, sehingga proses kompresi dapat

berjalan ideal dan tidak merusak kompresor. Kondisi refrigeran ketika masuk katup

ekspansi juga dalam keadaan benar-benar cair, sehingga proses masuknya

refrigeran ke katup ekspansi mudah.

Dari hasil perhitungan diperoleh informasi bahwa besar Win, Qin, Qout, dan

COP dari mesin AC mobil dengan pemanasan lanjut dan pendinginan lanjut dari

waktu ke waktu memiliki nilai yang berbeda-beda. Gambar grafik hasil perhitungan

secara keseluruhan disajikan pada Gambar 5.2, Gambar 5.3, Gambar 5.4, Gambar

5.5, Gambar 5.6, Gambar 5.7, Gambar 5.8.

Gambar 5.2 memperlihatkan kerja kompresor persatuan massa refrigeran

(Win) dari waktu ke waktu. Nilai kerja kompresor persatuan massa refrigeran

terendah sebesar 48,85 kJ/kg dan nilai kerja kompresor persatuan massa refrigeran

tertinggi sebesar 55,82 kJ/kg. Rata-rata nilai kerja kompresor persatuan massa

refrigeran dari t = 3 menit sampai t = 240 menit sebesar 52,68 kJ/kg. Kerja

kompresor berubah pada setiap menit, hal ini kemungkinan terjadikarena kerja

(78)

Gambar 5.2 Hubungan kerja kompresor persatuan massa refrigeran dan waktu Gambar 5.3 memperlihatkan besar nilai kalor persatuan massa refrigeran

yang diserap evaporator (Qin) dari waktu ke waktu. Nilai kalor terendah yang

diserap evaporator adalah 153,52 kJ/kg dan nilai kalor tertinggi yang diserap

evaporator adalah sebesar 167,47 kJ/kg. Rata-rata nilai kalor persatuan massa

refrigeran yang diserap adalah sebesar 161,10 kJ/kg.

(79)

Gambar 5.4 memperlihatkan besar nilai kalor persatuan massa refrigeran

yang dilepas kondensor (Qout) dari waktu ke waktu. Nilai kalor persatuan massa

refrigeran terendah yang dilepas kondensor adalah 204.69 kJ/kg dan nilai kalor

persatuan massa refrigeran tertinggi yang dilepas kondensor adalah sebesar 223.30

kJ/kg. Rata-rata nilai kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas kondensor

adalah sebesar 213.78 kJ/kg.Nilai kalor yang dilepas kondensor saat stabil = 213.78

kJ/kg (saat stabil = rata-rata).

Gambar 5.4 Hubungan kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas kondensor dan waktu

Nilai kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas kondensor berubah pada

setiap menit. Hal ini sesuai dengan perubahan yang terjadi pada kompresor dan

evaporator. Karena semakin besar kerja kompresor dan evaporator persatuan massa,

maka semakin besar pula kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas kondensor.

Gambar 5.5 memperlihatkan besar Koefisien Prestasi (COP) aktual dari waktu

(80)

sebesar 3,27. Rata-rata nilai COP aktual adalah sebesar 3,06. Perubahan kerja

kompresor juga berpengaruh pada koefisien prestasi COPaktual.

Gambar 5.5 Hubungan koefisien prestasi (COP) aktual dan waktu

Gambar 5.6 memperlihatkan besar Koefisien Prestasi COPideal dari waktu

ke waktu. Nilai COPideal terendah adalah 5,78 dan nilai COPideal tertinggi adalah

sebesar 6,31. Rata-rata nilai COPideal adalah sebesar 6,19. Perubahan yang terjadi

pada kompresor yang diikuti COPaktual juga mengakibatkan perubahan nilai nilai

(81)

Gambar 5.6 Hubungan koefisien prestasi (COP) ideal dan waktu

Gambar 5.7 memperlihatkan efisiensi dari waktu ke waktu. Nilai efisiensi

terendah adalah 45,71% dan nilai efisiensi tertinggi adalah sebesar 52,11%.

Rata-rata efisiensi adalah sebesar 49,43%. Perubahan kerja kompresor yang semakin

berat oleh karena transfer kalor yang terjadi, sistem perpipaan yang ditekuk

sehingga ada kemungkinan aliran refrigeran pada pipa tidak sempurna dan ruang

pendingin (kabin) yang terbuat dari triplek masih memiliki cacat / lubang kecil,

tidak dapat tertutup secara sempurna. Dan hal inilah yang kemungkinan

menyebabkan efisiensi mesin AC mobil tidak dapat 100% karena pengaruh kerja

(82)

Gambar 5.7 Hubunganefisiensi dan waktu

Gambar 5.8 memperlihatkan laju aliran massa dari waktu ke waktu. Nilai

laju aliran massa terendah adalah 0,02 kg/s dan nilai laju aliran masa tertinggi

adalah sebesar 0,02 kg/s. Rata-rata laju aliran massa adalah sebesar 0,02 kg/s.

Tertutupnya evaporator oleh butiran air yang membeku, mengakibatkan laju aliran

massa menurun sesuai dengan kerja kompresor yang terjadi.

Gambar 5.8 Hubungan laju aliran massa refrigeran dan waktu

(83)

Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa, uap air yang membeku dan menebal

pada bagian dalam evaporator dapat menghalangi transfer kalor.Sehingga uap air

yang membeku menghalangi kinerja kompresor sehingga kerja kompresor semakin

berat. Serta berdampak pula pada kalor yang dilepas kondensor persatuan massa

dan kalor yang diserap evaporator persatuan massa. Dan juga hal ini mengakibatkan

menurunnya koefisien prestasi mesin baik aktual maupun ideal dan juga

menurunnya laju aliran massa efisiensi. Menurunnya efisiensi ini juga dipengaruhi

banyak hal seperti tekukan pada pipa dapat membuat aliran refrigeran tidak optimal.

(84)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari pengujian mesin AC mobil, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Mesin AC mobil yang dirakit dapat bekerja dengan siklus kompresi uap secara baik

dengan suhu kerja kondensor sekitar 39,43oC dan suhu kerja evaporator sekitar

-3,82oC.

2. Kerja kompresor per satuan massa refrigeran terendah sebesar 48,85 kJ/kg, dan

tertinggi sebesar 55,82 kJ/kg, rata-rata sebesar 52,68 kJ/kg.

3. Kalor per satuan massa refrigeran yang diserap evaporator terendah sebesar 153,52

kJ/kg, dan tertinggi yang diserap evaporator sebesar 167,47 kJ/kg, rata-rata sebesar

161,10 kJ/kg.

4. Kalor per satuan massa refrigeran yang dilepas kondensor terendah sebesar 204,69

(85)

7. Efisiensi mesin AC mobil terendah sebesar 45,71%, tertinggi sebesar 52,11%, rata-rata

sebesar 49,43%.

8. Laju aliran massa terendah adalah 0,02 kg/s, tertinggi sebesar 0,02 kg/s, rata-rata

sebesar 0,02 kg/s.

6.2 Saran.

Beberapa saran yang dapat disampaikan terkait dengan penelitian ini :

1. Pengaturan kopling magnet sebaiknya dilakukan secara otomatis. Agar supaya bila

suhu pada ruang kabin sudah tercapai (21oC), kopling magnet dapat secara otomatis

memutus aliran listrik pada kompresor, dan pada saat suhu ruang kabin mulai naik

(23oC), kopling magnet dapat secara otomatis akan menghubungkan aliran listrik pada

kompresor.

2. Waktu pengambilan data sebaiknya tidak terlalu lama, cukup membutuhkan waktu

sekitar 50 menit karena sudah stabil.

3. Pengambilan data sebaiknya menggunakan arduino supaya lebih teliti dalam

pengambilan data.

4. Pengaturan rpm kompresor sebaiknya dengan menggunakan perubahan frekuensi

listrik supaya rpm yang dihasilkan lebih akurat dan tidak membutuhkan waktu yang

lama dalam mengubah rpm kompresor.

5. Sebelum memulai pengambilan data sebaiknya cek dulu alat yang akan di gunakan

(86)

DAFTAR PUSTAKA

Amna Citra Farhani., 2007, meneliti tentang penggantian R12 dengan R22 pada mesin

pendingin.

Maclaine, I.L., 2004, Usage and risk hydrocarbon refrigerants in motor cars for Australia

and the United States, Sydney.

Marindho, D.C., 2014, Pengujian Kinerja HFC-134a Refrigerant pada AC Mobil Sistem

(Percobaan Statis) dengan Variasi Kecepatan Motor, Kudus.

Yuswandi, A., 2007, Pengujian Unjuk Kerja Sistem AC Mobil Statik Eksperimen

Menggunakan Refrigeran CFC-12 dan HFC-134a Dengan Variasi Putaran

(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)
(127)
(128)
(129)
(130)
(131)

Gambar

Gambar 2.10 Kipas kondensor                             Gambar 2.11 Kipas evaporator
Gambar 2.12 Kopling Magnet
Gambar 2.14 Siklus kompresi uap pada diagram P-h
Gambar 3.2 Kompresor
+7

Referensi

Dokumen terkait

Program Penyiapan  Potensi  Sumberdaya,  Sarana  dan

MELAKUKAN KEGIATAN ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Yang bertanda tangan di bawah

6 006/KJ/14 IMAM BUDIANTO Lulus A STAR ENERGY GEOTHERMAL (WAYANG WINDU) LIMITED Sudah Jadi. 7 007/KJ/14 IVAND VIERLLANA Lulus

menyelesaikan suatu tugas atau soal dengan diaktifkan dan dibimbing oleh dosenlguru yang bersangkutan. Latihan terbimbing bertujuan supaya mahalsiswa dapat melatih diri

Dari hasil penelitian yang di lakukan Henny Hendarty dan Karim Haryanto ( 2009 )dalan jurnal dengan judul ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI REGISTRASI DAN KEANGGOTAAN KLUB

Pada regenerasi tahap pertama dari perlakuan yang diberikan sebelumnya ternya-ta tidak terjadi interaksi antara dosis radiasi dengan komponen seleksi terhadap jumlah dan tinggi

examine the level of skills and knowledge possessed by Nigerian academics and practitioners for the application of forensic accounting as a tool for preventing

Alhamdulillahirobbil’alamin , segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya bagi kita semua dan senantiasa memberikan petunjuk dan kekuatan sehingga