• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengaruh motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan studi kasus pada karyawan divisi fabrikasi direktorat Produksi PT. Industri Kereta Api (PT Inka) Madiun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis pengaruh motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan studi kasus pada karyawan divisi fabrikasi direktorat Produksi PT. Industri Kereta Api (PT Inka) Madiun"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

Studi kasus pada karyawan Divisi Fabrikasi Direktorat Produksi

PT. Industri Kereta Api (PT.INKA) Madiun

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Yohanes Delvin Ardianto

NIM : 122214012

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

Studi kasus pada karyawan Divisi Fabrikasi Direktorat Produksi

PT. Industri Kereta Api (PT.INKA) Madiun

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Yohanes Delvin Ardianto

NIM : 122214012

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.

-Aristoteles-

Rahmat sering datang kepada kita dalam bentuk kesakitan, kehilangan

dan kekecewaan tetapi kalau kita sabar, kita segera akan melihat

bentuk aslinya.

-Joseph Addison-

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Orang tuaku, terimakasih untuk segala doa, dukungan,

dan pengorbanan yang sudah diberikan padaku

.

Kakek dan Alm nenek, terimaksih untuk segala doa, dukungan

dan pengorbanan yang sudah diberikan padaku.

(6)
(7)
(8)

vii

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas berkat dan

karunianya selama penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Motivasi Kerja dan

Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan” Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi

salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

Universitas Sanata DharmaYogyakarta.

Dalam peneitian ini, penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan,

bimbingan dari berbagai pihak skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh sebab

itu, dalam kesempatan ini, penulis secara khusus menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.BA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si., selaku Kepala Program Studi Manajemen

Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Dr. Caecilia Wahyu Estining Rahayu, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang

telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati.

4. Bapak Drs. P. Rubiyatno, M.M., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati.

5. Seluruh dosen dan staf sekretariat Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma yang telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

6. Kepada orang tua saya Indara Siswanto dan Fransiska Eridawati, yang selalu

mendukung melalui doa, kasih sayang, semangat, nasihat sehngga penulis dapat

(9)
(10)

ix

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ...v

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ...vi

HALAMAN ABSTRACT ...xvi

BAB I PENDAHULUAN ...1

D.Penilalian Kinerja Karyawan……… ...22

E.Penelitian Sebelumnya ...24

F. Rumusan Hipotesis ...26

G.Kerangka Pemikiran...27

BAB III METODE PENELITIAN ...29

A. Jenis Penelitian...29

B. Lokasi dan Waktu penelitian ...29

(11)

x

1. Subyek Penelitian ...29

2. Obyek Penelitian ...30

D. Variabel Penelitian ...30

1. Variabel Independen ...30

2. Variabel Dependen...30

E. Teknik Pengumpulan Data ...30

1. Kuesioner ...30

2. Wawancara ...31

F. Populasi dan Sampel ...31

1. Populasi………...……..31

2. Sampel………31

G. Teknik Pengambilan Sampel ...33

H. Pengukuran Variabel ...33

I. ·· Definisi Operasional Penelitian……… ...35

J. Jenis Sumber Data...35

1. Data Primer ...35

2. Data Sekunder ...35

K. Teknik Pengujian Instrumen ...35

1. Uji Validitas ...35

2. Uji Reliabilitas ...36

L. Teknik Analisis Data...37

1. Analisis Regresi Berganda ...37

2. Koefisien Determinasi...38

M. Uji Asumsi Klasik ...39

1. Uji Multikolineritas ...39

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...44

(12)

xi

I. Makna Logo PT. industri kereta api ...47

J. Makna Warna Pada logo ...48

K. Struktur organisasi ...50

L. Pembagian Tugas ...50

M. Jam Kerja ...58

BAB V ANALISI DATA DAN PEMBAHASAN ...59

A. Analsis Deskripsi Data dan Analisis ...59

1. Jenis Kelamin Responden ...59

2. Usia Responden ...60

3. Tingkat Pendidikan Responden ...61

B. Hasil Uji Instrumen ...61

1. Hasil Uji Validitas...61

2. Hasil Uji Reliabilitas ...62

C. Hasil Uji Asumsi Klasik ...66

1. Uji Multikolineritas ...66

2. Uji Heteroskedastisitas ...67

3. Uji Normalitas ...68

D. Hasil Analisis Data ...69

1. Analisis Regresi Berganda ...69

2. Pengujian Hipotesis...69

3. Koefisien Determinasi...74

E. Pembahasan...75

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ...80

A. Kesimpulan ...80

B. Saran ...80

C. Keterbatasan Penelitian ...81

(13)

xii

Tabel Judul Halaman

III.1 Definisi Operasional Penelitian ...34

V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...60

V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...60

V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Responden ...61

V.4 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Motivasi Kerja ...62

V.5 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Disiplin Kerja ...63

V.6 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Kinerja Karyawan ...64

V.7 Uji Reliabilitas Motivasi Kerja ...65

V.8 Uji Reliabilitas Disiplin Kerja...65

V.9 Uji Reliabilitas Kinerja Karyawan ...66

V.10 Uji Multikolieritas ...67

V.11 Hasil Analisis Regresi Berganda...69

V.12 Hasil Uji F ...73

(14)

xiii

Gambar Judul Halaman

II.1 Kerangka Pemikiran ...28

IV.1 Logo Industri Kereta api (Persero) ...47

IV.2 Gambar Struktur Divisi Fabrikasi ...50

V.1 Scatter Plots Heteroskedastisitas ...68

(15)

xiv

No. Lam Judul Halaman

Lampiran I Kuesioner Penelitian ...85

Lampiran II Prin Out Hasil Olah Data Kuesioner Penelitian ...88

(16)

xv

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Studi Kasus Pada Karyawan Divisi Fabrikasi Direktorat Produksi PT. Industri Kereta Api (PT. INKA) Madiun

Yohanes Delvin Ardianto Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan baik secara parsial maupun secara simultan pada karyawan divisi fabrikasi PT. Industri Kereta Api. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Jumlah responden sebanyak 92 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling.

Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi kerja dan disiplin kerja secara parsial maupun simultan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan divisi fabrikasi PT. Industri Kereta Api

(17)

xvi

TOWARDS THE EMPLOYESS PERFOMANCE

Case Study Of The Employess Of Division Fabrication PT Industri Kereta Api (PT. INKA) Madiun

Yohanes Delvin Ardianto Sanata Dharma University

Yogyakarta 2017

This research is intended to know the influences of the work motivation and work discipline toward employess perfomance both partially and simultaneously at fabrication division PT Industri Kereta Api, Madiun. The research is a case study. The number of samples are 92 respondents. The technique of sampling used the technique of accidental sampling. The analysis technique of the data is carried out by using mutiple linear regression. The research found that work motivation and work discipline both partially and simultaneously influenced positively the employess perfomance in fabrication division PT Industri Kereta Api

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan utama bagi

perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya

manusia mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan perusahaan, tidak

terkecuali pada perusahaan manufaktur. Manufaktur berasal dari kata

manufacture yang berarti membuat dengan tangan (manual) atau dengan

mesin sehingga menghasilkan sesuatu barang. Manufaktur adalah kegiatan

memproses suatu atau beberapa bahan menjadi barang lain yang mempunyai

nilai tambah yang lebih besar (Heizer dan Render,2005). Perusahaan

manufaktur merupakan perusahaan yang memproduksi sendiri barang-barang,

yang selanjutnya barang-barang yang telah diproduksi tersebut di jual

(Hariyanti et al., 2016).

Industri Kerta Api (PT. INKA) adalah salah satu perusahaan manufaktur

milik negara yang khusus memproduksi kereta api. PT. INKA adalah

satu-satunya industri kereta api yang terdapat di Asia Tenggara. Oleh sebab itu

banyak negara-negara terutama di kawasan Asia Tenggara (ASEAN)

memesan kereta api buatan anak bangsa. PT. INKA (persero) mempunyai

tujuan untuk memenuhi permintaan pembuatan alat transportasi darat (kereta

api pada umumnya) baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Dengan

standar kualitas produk yang tinggi, perusahaan menyadari demi menjaga dan

(19)

pengelolaan manajemen yang profitable dan professional. Dalam hal ini

peneliti ingin mengetahui bagaimana cara PT. INKA (persero) memotivasi

dan mendisiplinkan karyawan produksi khususnya divisi fabrikasi. Divisi

fabrikasi merupakan bagian dari direktorat produksi PT. INKA (persero).

Tugas divisi fabrikasi adalah memproduksi komponen dasar yang akan

digunakan untuk memproduksi kereta api. Jumlah karyawan yang bekerja

dalam divisi ini sebanyak 120 orang. Terbagi menjadi dua subdivisi yaitu

subdivisi metal working yang bertugas untuk mengelola mengkoordinasikan

dan mengawasi kegiatan metal working yang meliputi pengerjaan pelat dan

permesinan. Sedangkan subdivisi assembling berugas untuk mengelola,

mengkoordinasikan dan mengawasi kegiatan perakitan yang meliputi

perakitan komponen, perakitan bogie, perakitan akhir untuk produk kereta api

dan produk pengembangan serta memastikan tersedianya kerangka produk

awal sesuai dengan persyaratan desain dan spesifikasi produk.

Seperti yang kita ketahui organisasi merupakan suatu kesatuan yang

komplek yang berusaha mengalokasikan sumber daya secara penuh demi

tercapainya tujuan. Apabila suatu organisasi mampu mencapai tujuan yang

telah ditetapkan maka dapat dikatakan bahwa organisasi tersebut efektif.

Salah satu tujuan organisasi adalah peningkatan kinerja karyawan. Sejak awal

tujuan suatu perusahaan adalah berorientasi untuk mendapatkan laba

sebanyak-banyaknya. Seperti yang kita ketahui bahwa perusahaan

(20)

kinerja karyawan sangat penting dalam perusahaan manufaktur guna

mencapai tujuan perusahaan.

Keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi oleh kinerja individu

pegawainya, Suatu organisasi akan berupaya untuk meningkatkan kinerja

pegawainya dengan harapan tujuan perusahaan dapat tercapai. Kinerja

karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi

kontribusi kepada organisasi antara lain termasuk kuantitas output, kualitas

output, jangka waktu output, kehadiran di tempat kerja dan sikap kooperatif

(Mathis dan Jackson, 2002). Dengan demikian, kinerja merupakan hal yang

penting bagi organisasi atau perusahaan serta dari pihak pegawai itu sendiri.

Oleh karena itu, kinerja pegawai akan berjalan dengan efektif apabila

didukung dengan motivasi kerja dan disiplin kerja. Motivasi adalah keinginan

dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut bertindak. Orang

bertindak karena satu alasan yaitu untuk mencapai tujuan. Jadi, motivasi

adalah sebuah dorongan yang diatur oleh tujuan dan jarang muncul dalam

kekosongan (Mathis dan Jackson, 2002).

Motivasi sangat penting dalam setiap perusahaan, karyawan yang

mempunyai motivasi kerja yang tinggi akan dapat mendorong karyawan

tersebut bekerja lebih semangat serta dapat memberikan kontribusi positif

terhadap pekerjaan yang telah menjadi tanggung jawabnya. Motivasi kerja

adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja atau dengan

kata lain pendorong semangat kerja. Tanpa motivasi, seorang karyawan tidak

(21)

apa yang menjadi motivasi dalam bekerja tidak terpenuhi. Sekalipun seorang

karyawan yang memiliki kemampuan dalam bekerja tinggi tetapi tidak

memiliki motivasi untuk menyelesaikan tugasnya maka hasil akhir dalam

pekerjaannya tidak akan memuaskan.

Disiplin adalah prosedur yang mengoreksi atau menghukum bawahan

karena melanggar peraturan atau prosedur. Disiplin merupakan bentuk

pengendalian diri pegawai dan pelaksanaan yang teratur dan menunjukkan

tingkat kesungguhan tim kerja didalam sebuah organisasi (Ambar dan

Rosidah, 2003). Disiplin kerja merupakan bentuk pengendalian diri karyawan

yang sesuai peraturan yang berlaku dan menunjukkan tingkat kesungguhan

tim kerja di dalam sebuah organisasi (Simammora,2004).

Uraian tersebut diatas membuat peneliti tertarik untuk mengetahui

bagaimana perusahaan manufaktur Industri Kerta Api mengelola sumber

daya manusianya, terutama karyawan bagian divisi fabrikasi PT. INKA

(persero) sehingga kinerja mereka meningkat dan mampu mencapai tujuan

dari organisasi. Apabila karyawan memiliki disiplin yang tinggi dan motivasi

kerja yang tinggi maka akan menciptakan suasana perusahaan lebih kondusif

sehingga akan berdampak positif pada kinerja perusahaan.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan di

perusahaan Industri Kereta Api ?

2. Apakah disiplin kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan di

(22)

3. Apakah motivasi kerja dan disiplin kerja secara simultan berpengaruh

positif terhadap kinerja karyawan di perusahaan Industri kereta Api ?

C. Pembatasan Masalah

Untuk membatasi ruang lingkup penelitian, maka penulis menyusun

batasan masalah agar penelitian ini menjadi terfokus, terarah dan tidak jauh

dari inti permasalahan disini diberikan batasan-batasan masalah sebagai :

1. Tempat penelitian PT. Industri Kereta Api (Persero) Madiun.

2. Subjek penelitian karyawan divisi fabrikasi direktorat PT. Industri

Kereta Api (Persero) Madiun.

3. Karakteristik responden yang akan diteliti meliputi umur, tingkat

pendidikan dan jenis kelamin.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh positif

motivasi kerja dan disiplin kerja karyawan terhadap kinerja karyawan pada

bagian divisi fabrikasi direktorat produksi Industri Kereta Api (PT. INKA)

perusahaan Industri Kereta Api.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi PT. Industri Kereta Api

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada perusahaan

Industri Kereta Api tersebut untuk menetapkan kebijakan perusahaan

(23)

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bacaan

untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa serta dapat

dijadikan refensi untuk penelitian dengan topik yang sama.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini menerapkan aplikasi teori-teori manajemen sumber daya

manusia yang sudah di dapatkan selama kuliah dengan kondisi bisnis di

(24)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Motivasi Kerja

Motivasi berasal dari kata movere (bahasa Latin) yang sama dengan to

move (bahasa Inggris) yang berarti mendorong. Banyak istilah yang

digunakan untuk menyebut motivasi antara lain kebutuhan, desakan,

keinginan dan dorongan (Handoko,2013). Motivasi adalah hal yang

menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya mau

bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi semakin

penting karena manajer membagikan pekerjaan pada bawahannya untuk

dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang ditentukan

(Hasibuan,2009). Menurut Supardi dan Anwar (2004) mengatakan motivasi

adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu

untuk melakukan kegiatan – kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Stokes (dalam kadarsiman,2012) motivasi kerja adalah sebagai pendorong bagi

seseorang untuk melakukan pekerjaannya dengan baik, juga merupakan

faktor yang membuat perbedaan antara sukses dan gagalnya dalam banyak

hal dan merupakan tenaga emosional yang sangat penting untuk sesuatu

pekerjaan baru.

Banyak definisi tentang motivasi yang diuraikan oleh beberapa ahli yaitu

(25)

8

1. Flipo (dikutip dalam Hasibuan,2009)

Motivasi adalah suatu keahlian dalam mengarahkan pegawai dan

organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para

pegawai dan tujuan organisasi sekaligus tercapai.

2. Motivasi menurut (American Encylopedia dalam Hasibuan,2009)

Kecenderungan dalam diri seseorang yang membangkitkan topangan dan

mengarahkan tindak tanduknya yang disebabkan oleh faktor kebutuhan

biologis dan emosional, yang hanya dapat diduga dari pengamatan

tingkah laku manusia.

Dari pengertian motivasi yang telah diuraikan di atas maka dapat

diberikan kesimpulan bahwa motivasi kerja merujuk pada kekuatan internal

atau eksternal seseorang yang membangkitkan antusiasme untuk melakukan

tindakan tertentu.

Motivasi seorang karyawan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang

bersifat internal maupun eksternal. Faktor –faktor internal (Siagian, 2007) adalah:

1. Persepsi seseorang mengenai diri sendiri.

2. Harga diri.

3. Harapan pribadi.

4. Kebutuhan.

5. Keinginan.

6. Kepuasan kerja.

(26)

Sedangkan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi

seseorang (Siagian,2007) yaitu:

1. Jenis dan sifat pekerjaan.

2. Kelompok kerja dimana seseorang bergabung.

3. Organisasi tempat bekerja

4. Situasi di lingkungan bekerja

5. Sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya

Teori–teori motivasi dikelompokan atas (Hasibuan, 2009): 1. Teori kepuasan teori kepuasan

Teori kepuasan yaitu teori yang memusatkan perhatian pada fakto-faktor

dalam diri seseorang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung dan

menghentikan perilakunya. Penganut–penganut teori motivasi kepuasan antara lain:

a. Frederik Winslow Taylor dengan Teori Motivasi Klasik

Teori ini berpendapat bahwa manusia mau bekerja secara giat untuk

dapat memenuhi kebutuhan fisik, berbentuk uang atau barang dari

hasil pekerjaanya

b. A.H. Maslow dengan Maslow’s Need Hierarchy Theory

Maslow menyebutkan bahwa setiap manusia tumbuh secara

progresif, yaitu ketika kebutuhan tingkat rendah terpuaskan maka

individu bersangkutan mencari kebutuhan yang lebih tinggi sampai

kebutuhan yang tertinggi. Hirarki kebutuhan individu mulai dari

(27)

kebutuhan sosial dan kebutuhan harga diri, sampai kebutuhan yang

tertinggi yaitu kebutuhan aktualisasi diri.

c. Frederick Herzberg dengan Teori Dua Faktor Herzberg

Menurut herzberg, orang menginginkan dua macam faktor

kebutuhan, yaitu pertama kebutuhan pemeliharaan berhubungan

dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh ketentraman dan

kesehatan badaniah. Kedua faktor pemeliharaan menyangkut

kebutuhan psikologi seseorang.

d. Douglas Mc. Gregor dengan Teori “X” dan Teori “Y”

Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia secara jelas dan

tegas dapat dibedakan atas manusia penganut teori X (teori

tradisonal) yaitu memotivasi karyawannya dengan cara pengawasan

yang ketat dan diarahkan utnuk bekerja dengan sungguh-sungguh.

Manusia yang menganut teori Y (teori deomokratif ) yaitu untuk

memotivasi karyawan dengan cara meningkatkan partisipasi

karyawan,kerjasama dan keterkaitan pada keputusan.

2. Teori Motivasi proses

Teori motivasi proses yaitu teori yang pada dasarnya berusaha menjawab

pertanyaan bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara dan

menghentikan perilaku individu agar setiap individu bekerja sesuai

(28)

3. Teori Pengukuhan

Teori pengukuhan yaitu teori yang didasarkan atas hubungan sebab

akibat dari perilaku dengan pemberian kompensasi. Dalam teori ini,

manajer mengatur waktu secara tepat dalam penggunaan waktu imbalan

dalam organisasi yang biasa disebut dengan penjadwalan pengukuhan.

Tingkat motivasi antara individu yang satu dengan yang lain beraneka ragam

maupun dalam diri seorang individu pada waktu yang berlainan. Mungkin dapat

dikatakan teori motivasi yang paling terkenal adalah hirarki kebutuhan yang

diungkapkan Abraham Maslow. Maslow mengidentifikasi lima tingkat dalam

hierarki kebutuhan, yaitu: (Hasibuan, 2009):

1. Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan untuk mempertahankan hidup. Yang termasuk dalam kebutuhan

ini adalah kebutuhan makan, minum, perumahan, udara, dan sebagainya.

Keinginan untuk memenuhi kebutuhan ini merangsang seseorang berperilaku

atau bekerja giat.

2. Kebutuhan keselamatan dan keamanan

Kebutuhan akan kebebasan dari ancaman yakni merasa aman dari ancaman

kecelakaan dan keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan.

3. Kebutuhan sosial

Kebutuhan sosial, teman, afiliasi, interaksi, dicintai dan mencintai, serta

(29)

4. Kebutuhan penghargaan

Kebutuhan akan penghargaan diri dan pengakuan serta penghargaan prestise

dari karyawan dan masyarakat lingkungannya

5. Aktualisasi diri

Kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan kemampuan,

keterampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat

memuaskan/luar biasa.

Pada umunya teori motivasi yang dikemukakan oleh Maslow memiliki peran

penting dalam meningkatkan kinerja seseeorang. Sebab teori ini berkaitan dengan

tujuan manusia untuk merealisasikan dan mengaktualisasikan potensi dirinya

dalam pekerjaan. Dalam Maslow’s Need Hieraki Theory, menyebutkan bahwa

kebutuhan setiap manusia tumbuh secara progresif, yaitu ketika kebutuhan tingkat

rendah terpuaskan maka individu bersangkutan mencari kebutuhan yang lebih

tinggi sampai kebutuhan yang tertinggi (Mangkuprawira dan Hubies,2007). Bagi

manajer, teori hirarki kebutuhan ini digunakan untuk mengetahui bahwa

seseorang berperilaku atau bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan materiil dan

non materiil yang akan memberikan kepuasan dan manajer akan lebih mudah

untuk memberikan alat motivasi yang sesuai untuk merangsang semangat bekerja

(30)

B. Disiplin Kerja

Disiplin adalah sikap dan perilaku kepatuhan terhadap peraturan organisasi,

prosedur kerja, kode etik dan norma budaya organisasi lainnya yang harus

dipatuhi dalam memproduksi suatu produk dan melayani konsumen organisasi

(Wirawan,2009). Menurut Keith Davis (dalam mangkunegara,2013) disiplin

kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh

pedoman-pedoman organisasi. Sikap dan perilaku dalam disiplin kerja ditandai

oleh berbagai inisiatif, kemauan dan kehendak untuk menaati peraturan. Artinya

orang yang dikatakan disiplin yang tinggi tidak semata-mata patuh dan taat pada

peraturan tetapi juga mempunyai kehendak atau niat untuk menyesesuaikan diri

dengan peraturan-peraturan organisasi. Disiplin merupakan tindakan manajemen

untuk mendorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan

(Siagian,2007). Menurut Rivai (2005) menjelaskan bahwa, disiplin kerja memiliki

beberapa faktor seperti :

1. Kehadiran.

Hal ini menjadi indikator yang mendasar untuk mengukur kedisiplinan,

dan biasanya karyawan yang memiliki disiplin kerja rendah terbiasa untuk

terlambat dalam bekerja.

2. Ketaatan pada peraturan kerja.

Karyawan yang taat pada peraturan kerja tidak akan melalaikan prosedur

kerja dan akan selalu mengikuti pedoman kerja yang ditetapkan oleh

(31)

3. Ketaatan pada standar kerja.

Hal ini dapat dilihat melalui besarnya tanggung jawab karyawan terhadap

tugas yang diamanahkan kepadanya.

4. Tingkat kewaspadaan tinggi.

Karyawan memiliki kewaspadaan tinggi akan selalu berhati-hati, penuh

perhitungan dan ketelitian dalam bekerja, serta selalu menggunakan

sesuatu secara efektif dan efisien.

5. Bekerja etis.

Beberapa karyawan mungkin melakukan tindakan yang tidak pantas dalam

perusahaan. Hal ini merupakan salah satu bentuk tindakan indisipliner,

sehingga bekerja etis sebagai salah satu wujud dari disiplin kerja karyawan.

Faktor-faktor disiplin kerja dari pembentukan perilaku dapat dikelompokan

menjadi dua, yaitu (Narmodo dan Farid,2010):

1. Faktor Kepribadian

Faktor yang penting dalam kepribadian seseorang adalah sistem nilai

yang dianut. Sistem nilai dalam hal ini yang berkaitan langsung dengan

disiplin. Nilai-nilai yang menjunjung disiplin yang diajarkan atau

ditanamkan orang tua, guru dan masyarakat akan digunakan sebagai

kerangka acuan sebagai penerapan disiplin di tempat kerja. Sistem nilai

akan terlihat dari sikap seseorang, sikap diharapkan akan tercermin

(32)

a. Disiplin karena kepatuhan

Kepatuhan terhadap aturan-aturan yang dilakukan hanya untuk

mendapatkan reaksi positif dari pimpinan atau atasan. Sebaliknya

jika pengawas tidak ada maka disiplin kerja tidak tampak.

b. Disiplin karena indentifikasi

Kepatuhan aturan yang didasarkan pada indentifikasi adalah adanya

perasaan kekaguman atau penghargaan pada pimpinan. Pemimpin

yang karismatik adalah figur yang dihormati ,dihargai dan sebagai

pusat identifikasi. Karyawan yang menunjukkan disiplin terhadap

aturan-aturan organisasi bukan disebabkan karena menghormati

aturan tersebut tetapi lebih disebabkan keseganan pada atasannya.

Penghormatan dan penghaargaan karyawan pada pemimpin dapat

disebabkan karena kualitas kepribadian yang baik atau mempunyai

kualitas profesional yang tinggi di bidangnya. Jika pusat indetifikasi

ini tidak ada maka disiplin kerja akan menurun sehingga pelanggaran

akan meningkat frekuensinya.

c. Disiplin karena Internalisasi

Disiplin kerja dalam tingkat ini terjadi karena karyawan mempunyai

sistem nilai pribadi yang menjunjung tinggi nilai-nilai kedisplinan.

2. Faktor Lingkungan

Disiplin kerja yang tinggi tidak akan muncul begitu saja tetapi

(33)

agar dapat efektif maka pemimpin yang merupakan agen pengubah perlu

memperhatikan prinsip-prinsip konsisten, adil, positif dan terbuka.

Konsisten adalah memperlakukan aturan secara tepat dari waktu ke

waktu. Sekali aturan yang telah disepakati dilanggar maka rusaklah

sistem aturan tersebut. Adil dalam hal ini adalah memperlakukan seluruh

karyawan dengan tidak membeda-bedakan. Bersikap positif adalah

setiap pelanggaran yang dibuat seharusnya di cari fakta dan buktinya

terlebih dahulu. Selama fakta dan bukti belum ditemukan, tidak ada

alasan untuk pemimpin untuk menerapkan tindakan disiplin. Dengan

bersikap positif diharapkan pemimpin dapat mengambil tindakan secara

tenang, sadar dan tidak emosional. Upaya menanamkan disiplin pada

dasarnya adalah menanamkan nilai-nilai oleh karena itu komunikasi

terbuka adalah kuncinya.

Prinsip-prinsip disiplin karyawan (Mangkuprawira dan Hubeis, 2007):

a. Disiplin karyawan merupakan sub sistem dari manajemen kinerja

sumber daya manusia dengan tujuan memperbaiki penurunan kinerja

karyawan.

b. Disesuaikan dengan aturan dalam perusahaan atau peraturan

ketenagakerjaan yang berlaku.

c. Didokumentasikan secara lengkap peningkatan kinerja karyawan dan

langkah-langkah yang telah diambil dalam penanganan masalah

(34)

d. Menggunakan pendekatan tekanan dan paksaan seminimum mungkin

tergantung pada sikap dan bobot kerja masalah karyawan.

e. Melibatkan karyawan yang bersangkutan, mulai dari identifikasi

masalah dan pendekatan solusi masalah kinerja yang rendah akibat

faktor kedisiplinan yang rendah.

f. Keteladanan dari pihak manajemen tentang kedisiplinan yang

diharapkan atau tidak menyembunyikan masalah ketidakdisiplinan

Tindakan disiplin menuntut suatu hukuman terhadap karyawan yang

gagal memenuhi standar yang ditetapkan. Tindakan disiplin yang efektif

terpusat pada perilaku karyawan yang salah, bukan pada diri karyawan

sebagai pribadi. Tindakan tidak selalu menjadi jawaban awal manajemen

terhadap suatu masalah. Normalnya terdapat beberapa cara positif untuk

memastikan para karyawan mematuhi kebijakan perusahaan untuk mencapai

tujuan organisasi (Simamora,2004). Tujuan utama tindakan disiplin adalah

untuk memastikan bahwa perilaku karyawan konsisten dengan aturan

perusahaan. Aturan disusun untuk tujuan organisasi lebih jauh untuk

menumbuhkan atau mempertahankan rasa hormat dan saling percaya di

antara penyelia dan bawahanya. Sehingga tindakan disiplin ini dapat

membantu para karyawan menjadi lebih produktif dalam jangka panjang.

Beberapa ahli umunya membagi tindakan manajemen untuk menegaskan

(35)

1. Disiplin Preventif

Pendisiplinan preventif yaitu tindakan yang mendorong para karyawan

untuk taat kepada berbagai ketentuan yang berlaku dan memenuhi

standar yang ditetapkan. Artinya melalui kejelasan dan penjelasan

tentang pola sikap, tindakan dan perilaku yang diinginkan dari setiap

anggota organisasi, diusahakan pencegahan jangan sampai para

karyawan berperilaku negatif. Tujuan pokok dari disiplin preventif ini

adalah mendorong pegawai agar memiliki disiplin diri. Dengan cara ini,

pegawai berusaha menegakan disiplin diri, tanpa harus pimpinan

memaksanya pendek kata, keberhasilan penerapan pendisiplinan

preventif, terletak pada disiplin pribadi para anggota organisasi.

2. Pendisiplinan Korektif

Pendisiplinan korektif yaitu tindakan yang dilakukan jika ada karyawan

yang terbukti telah melakukan pelanggaran atas ketentuan-ketentuan

yang berlaku atau gagal memenuhi standar yang telah

ditetapkan,kepadanya dikenakan sanksi indisipliner. Artinya pengenaan

saksi diprakasai oleh atasan kepada karyawan yang bersangkutan,

dilanjutkan kepada pimpinan yang lebih tinggi dan keputusan akhir

pengenaan sanksi tersebut diambil oleh pejabat pimpinan yang

berwenang. Tujuan tindakan disiplin ini adalah memperbaiki perilaku

pelanggar standar, mencegah orang lain melakukan tindakan yang serupa

(36)

Dari semua pendekatan terhadap disiplin, disiplin preventif yang paling

digemari. Melalui disiplin prefentif karyawan dikelola dengan cara yang

mencegah perilaku terkena tindakan disiplin. Peraturan sangat diperlukan

untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi karyawan dalam

menciptakan tata tertib yang baik bagi perusahaan.

C. Kinerja Karyawan

Kinerja pada dasarnya memiliki banyak arti berdasarkan sudut pandang

atau pendapat para ahli menurut Gibson (2008) kinerja merupakan catatan

outcome yang dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu atau kegiatan yang

dilakukan selama periode waktu tertentu. Sedang kinerja suatu jabatan secara

keseluruhan sama dengan jumlah (rata-rata) dari kinerja fungsi pegawai atau

kegiatan yang dilakukan. Pengertian kinerja disini tidak bermaksud menilai

karakteristik individu tetapi mengacu pada serangkaian hasil yang diperoleh

selama periode waktu tertentu (Rosidah dan Sulistiyani, 2003).

Kinerja seseorang merupakan kombinasi dan kemampuan, usaha dan

kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Kinerja adalah suatu hasil

kerja yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang

dibebankan kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan

kesungguhan serta waktu.(Hasibuan, 2009). Berdasarkan pengertian kinerja

dari beberapa pendapat diatas, kinerja merupakan perbandingan hasil kerja

yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan. Kinerja

(37)

dalam suatu organisasi sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya. Kinerja karyawan adalah perbandingan hasil kerja nyata

karyawan dengan standar kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Beberapa indikator untuk mengatur sejauh mana kinerja karyawan telah

tercapai menurut (bernadin,1993 dalam crimson sitanggang,2005) adalah

sebagai berikut:

1. kualitas: tingkat dimana hasil aktifitas yang dilakukan mendekati

sempurna dalam arti menyesuaikan beberapa cara ideal dari

penampilan aktifitas ataupun memenuhi tujuan yang diharapkan

dari suatu aktifitas

2. kuantitas jumlah yang dihasilkan dalam jumlah unit,jumlah siklus

aktifitas yang terselsaikan

3. ketepatan waktu tingkat suatu aktifitas diselsaikan pada waktu awal

yang diinginkan, dilihat dari sudur koordinasi hasil output serta

memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktifitas lain.

4. Efektifitas tingkat pengunaan sumber daya manusia, organisasi

dimaksimalkan dengan maksud menaikan keuntungan atau

mengurangi kerugian dari setiap unit dalam penggunaan sumber

daya.

5. Kemandirian tingkat dimana seorang pegawai dapat melakukan

(38)

meminta turut campurnya pengawas untuk menghindari hasil yang

merugikan

6. Komitmen organisasi tingkat dimana pegawai mempunyai

komitmen kerja dengan organisasi dan tanggung jawab pegawai

terhadap organisasi.

Secara umum, dimensi kinerja dapat dikelompokan menjadi tiga jenis

yaitu (Wirawan,2009):

1. Hasil Kerja

Hasil kerja adalah keluaran kerja dalam bentuk barang dan jasa yang

dapat dihitung, diukur kuantitas dan kualitasnya.

2. Perilaku Kerja

Perilaku kerja adalah perilaku karyawan yang ada hubungannya dengan

perkejaan seperti, kerja keras dan ramah terhadap pelanggan. Perilaku

kerja diperlukan karena merupakan persyaratan dalam melaksanakan

pekerjaan dan dicantumkan dalam standar kinerja, prosedur kerja, kode

etik dan peraturan organisasi.

3. Sifat pribadi yang ada hubungannya dengan pekerjaan

Sifat pribadi yang ada hubungannya dengan pekerjaan adalah sifat

(39)

Standar kinerja adalah tolak ukur minimal kinerja yang harus dicapai

karyawan secara individual atau kelompok pada semua indikator kinerjanya.

Fungsi utama standar kinerja sebagai tolak ukur untuk menentukan

keberhasilan dan ketidak berhasilan kinerja ternilai dalam melaksanakan

pekerjaan. Standar kinerja merupakan target, sasaran atau tujuan upaya

karyawan dalam kurun waktu tertentu (Wirawan,2009).

D. Penilaian Kinerja karyawan

Penilaian kinerja adalah proses evaluasi seberapa baik karyawan

mengerjakan pekerjaan mereka ketika dibandingkan dengan satu set standar,

dan kemudian mengkomunikasikannya dengan para karyawan (Mathis dan

jackson,2002). Mangkunegara (2013) menyebutkan bahwa penilaian prestasi

pegawai adalah suatu proses penilaian prestasi kerja pegawai yang dilakukan

pemimpin perusahaan secara sistematik berdasarkan pekerjaan yang

ditugaskan kepadanya. Pemimpin perusahaan yang menilai prestasi kerja

pegawai, yaitu atasan pegawai langsung, dan atasan tak langsung. Selain itu,

kepala bagian personalia berhak memberikan penilaian prestasi terhadap

semua pegawainya sesuai data yang ada di bagian personalia. Menurut Mathis

dan Jackson,(2002) penilaian kinerja karyawan memiliki dua penggunaan

yang umum didalam organisasi, yaitu:

1. Penggunaan administratif antara lain:

a. Sebagai dasar promosi atau pemecatan karyawan

b. Kompensasi berdasarkan pemikiran bahwa gaji harusnya diberikan

(40)

c. Sistem orientasi kinerja berdasarkan kinerja karyawan

d. Sebagai dasar pembuat keputusan untuk

promosi,pemecatan,pengurangan dan penugasan pindah tugas

2. Penggunaan pengembangan antara lain :

a. Sebagai alat untuk mengenali kekuatan pegawai.

b. Alat untuk mengidentifikasi potensi pegawai.

c. Alat untuk mengembangkan kemampuan pegawai dengan

memberikan umpan balik.

d. Alat untuk mendorong pemimpin memberikan penjelasan terhadap

pegawai mengenai peningkatan yang diperlukan.

Manajer penilai mempunyai kewajiban dalam pelaksanakan kinerja yaitu

sebagai berikut (Wirawan,2009)

1. Menciptakan kondisi yang memotivasi pegawai.

2. Mengobservasi dan mendokumentasi kinerja pegawai.

3. Menyesuaikan dan merevisi tujuan, standar kinerja dan kompetensi

pekerjaan untuk mengondisikan perubahan.

4. Memberikan balikan dan pelatihan kinerja.

5. Menyediakan pengalaman pengembangan.

6. Memperkuat perilaku yang efektif para karyawan dan kemajuan kearah

pencapaian yang telah ditetapkan.

Penilaian kinerja dimulai dengan pengumpulan data kinerja karyawan

sepanjang masa evaluasi kinerja. Pengumpulan data dilakukan melalui

(41)

indikator kinerja karyawan kemudian membandingkan dengan standar kinerja

karyawan.

E. Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya yang relevan dengan masalah yang dikemukakan

dalam penelitian ini adalah :

A. Penelitian yang dilakukan oleh Maria Nita Retno Pramasti (2010) tentang

Hubungan motivasi dan disiplin kerja karyawan dengan kinerja karyawan,

studi kasus pada pusat teknologi dan bahan bakar nuklir kawasan

PUSPITEK Tangerang menyimpulkan bahwa a) terdapat hubungan yang

signifikan antara motivasi dengan kinerja karyawan apabila disiplin kerja

tetap. b) terdapat hubungan yang signifikan antara disiplin kerja dengan

kinerja karyawan apabila motivasi tetap. c) terdapat hubungan yang

signifikan antara motivasi dan disiplin kerja secara bersama-sama dengan

kinerka karyawan.

B. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yohana Tejawati (2012)

tentang Pengaruh Gaya Kepemimpinan Motivasi dan Disiplin Kerja

Terhadap Kinerja Karyawan Produksi, studi kasus pada PT. Arteria Daya

Mulia Cirebon menyimpulkan bahwa: a) gaya Kepemimpinan

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan b) motivasi

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. c) disiplin Kerja

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. d) gaya

kepemimpinan,motivasi dan disiplin kerja berpengaruh secara simultan

(42)

C. Penelitian yang dilakukan oleh Hernowo Narmodo dan Farid Wajdi

(2012) tentang pengaruh motivasi dan disiplin terhadap kinerja pegawai

Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Wonogiri menyimpulkan bahwa

pegawai a) motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai

b) disiplin Kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai

c) motivasi dan disiplin kerja berpengaruh secara simultan terhadap

kinerja pegawai.

D. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yoga Arsyenda (2013) tentang

pengaruh Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja PNS studi

kasus pada BAPPEDA Kota Malang menyimpulkan bahwa a) motivasi

berpengaruh signifikan terhadap kinerja b) disiplin Kerja berpengaruh

signifikan terhadap kinerja c) motivasi dan disiplin kerja berpengaruh

secara simultan terhadap kinerja .

E. Penelitian yang dilakukan Gede Prawira Utama Putra (2013) tentang

Pengaruh Gaya Kepemimpinan,Motivasi Kerja dan disiplin kerja

Terhadap Kinerja Karyawan Pada Hotel Matahari Terbit Bali Tanjung

Benoa Nusa Dua menyimpulkan bahwa: a) gaya Kepemimpinan

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan b) motivasi kerja

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. c) disiplin Kerja

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. d) gaya

kepemimpinan,motivasi dan disiplin kerja berpengaruh secara simultan

(43)

F. Rumusan Hipotesis

1. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Motivasi merupakan rangsangan dari luar dalam bentuk benda atau

bukan benda yang dapat menumbuhkan dorongan pada orang untuk

memiliki, menikmati, menguasai atau mencapai benda atau bukan benda

tersebut. Motivasi seseorang melakukan pekerjaan karena memiliki

tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya Seseorang akan merasakan

kekhawatiran apabila kebutuhan hidupnya tidak tercapai sehingga hal

tersebut akan mempengaruhi dalam diri individu untuk lebih

meningkatkan motivasinya. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

:Motivasi Kerja tidak berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan

: Motivasi Kerja berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan

2. Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan

Disiplin kerja pada dasarnya selalu diharapkan menjadi ciri setiap SDM

dalam organisasi, karena dengan kedisiplinan organisasi akan berjalan

dengan baik dan bisa mencapai tujuannya dengan baik pula. Setiap

karyawan harus memiliki disiplin kerja didalam organisasi atau

perusahaannya, seperti mematuhi peraturan tertulis maupun tidak tertulis

yang telah di tetapkan oleh perusahaan karena hal tersebut dapat

menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan harmonis sehingga

(44)

: Disiplin Kerja tidak berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan

: Disiplin Kerja berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan

3. Pengaruh Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja Secara Simultan terhadap

Kinerja Karyawan

Motivasi kerja dan disiplin kerja yang baik menentukan kinerja karyawan

yang baik, sebaliknya apabila motivasi kerja dan disiplin kerja rendah

maka menentukan kinerja karyawan yang rendah pula. Namun hal ini

tidak lepas dari motivasi kerja dan disiplin kerja yang diberikan oleh

perusahaan. Motivasi kerja dan disiplin kerja yang baik dan diimbangi

dengan kualitas sumber daya manusia yang baik dapat meningkatkan

kinerja karyawan.

: Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja tidak berpengaruh secara simultan

dan positif terhadap Kinerja Karyawan

: Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja berpengaruh secara simultan dan

positif terhadap Kinerja Karyawan.

G. Kerangka Pemikiran

Dari uraian pemikiran tersebut diatas dapat diperjelas melalui variabel

pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan, secara

(45)

Gambar II.1 Kerangka Pemikiran

4.

5.

Keterangan:

: pengujian secara parsial pengaruh variabel X terhadap variabel Y

secara individu

: pengujian secara simultan pengaruh variabel X terhadap variabel

Y

Motivasi

Kerja ( )

Kinerja karyawan (Y)

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus pada Perusahaan

Industri Kereta Api Indonesia. Studi kasus yaitu suatu penelitian yang

dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi,

lembaga atau gejala tertentu (Arikunto,2006). Dalam penelitian ini

kesimpulan yang diambil hanya berlaku bagi obyek yang diteliti saja dan

tidak berlaku pada kasus lain.

B. Lokasi dan waktu penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di Perusahaan manufaktur Industri Kereta Api (PT.

INKA), Madiun, Jawa Timur

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian pada bulan Oktober 2016

C. Subyek dan objek penelitian

1. Subyek penelitian

Subyek penelitian adalah orang-orang yang akan dijadikan sebagai

responden dalam penelitian ini. Subjek penelitian adalah para karyawan

(47)

2. Obyek penelitian

Obyek penelitian ini adalah variabel yang akan diteliti. Dalam penelitian

ini variabel yang akan diteliti adalah motivasi kerja, disiplin kerja dan

kinerja karyawan produksi Industri Kerta Api (PT. INKA).

D. Variabel penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan

(Arikunto,2006). Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel

independen dan variabel dependen:

1. Variabel Terikat (Dependet variable)

Variabel dependen merupakan variabel yang nilainya dipengaruhi oleh

variabel independen(Umar,2005). Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel terikat adalah kinerja karyawan (Y)

2. Variabel Bebas (Independet variable)

Variabel independen merupakan variabel yang menjadi sebab terjadinya

atau terpengaruhnya variabel dependen. Sebagai variabel bebas dalam

penelitian ini adalah :

a. Motivasi Kerja ( )

b. Disiplin Kerja ( )

E. Teknik pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1. Kuesioner

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain

(48)

pengguna. Dalam hal ini penulis sebagai peneliti memberikan daftar

pertanyaan bersifat tertutup, artinya angket yang disajikan dalam bentuk

sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satau

jawaban yang sesuai karakteristik dirinya (Riduwan,2003). Kuesioner ini

akan dibagikan kepada karyawan bagian produksi Industri Kereta Api

Indonesia.

2. Wawancara

wawancara yang dilakukan dengan pihak yang berkompeten atau

berwenang untuk memberikan informasi dan keterangan yang sesuai

yang dibutuhkan peneliti.

F. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan

(Sugiyono,2010). Populasi dari penelitian ini adalah semua karyawan

yang bekerja pada bagian fabrikasi Industri Kereta Api Indonesia

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan

(49)

Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan divisi fabrikasi Industri

Kereta Api Indonesia. Pengambilan sampel dilakukan dengan

menggunakan rumus Slovin dalam (Umar,2005) :

Keterangan:

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

α = Tingkat kesalahan dalam persen atau toleransi ketidaktelitian dalam menentukan banyaknya responden.

Hasil dalam menentukan responden dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

92

Keterangan :

n = ukuran sampel

N= banyaknya populasi karyawan bagian produski Industri Kereta Api

Indonesia = 120

α = 5% (0,05)

Jadi, berdasarkan perhitungan ukuran sampel tersebut, maka didapatkan

jumlah responden yang akan menjadi sampel dari subyek penelitian yaitu

sebesar 92 responden dari total perkiraan jumlah populasi sebanyak 120

(50)

G. Teknik pengambilan sampel

Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non

probabilty sampling. Teknik yang digunakan accidental sampling, sampel

diambil dengan cara yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan

peneliti dan sesuai kriteria penelitian maka orang tersebut dapat digunakan

sebagai sampel dalam penelitian ini khusunya karyawan bagian fabrikasi PT.

INKA .

H. Pengukuran Variabel

Penulis memperoleh data-data secara langsung dari keterangan dan

informasi yang diberikan oleh responden melalui kuesioner yang disebarkan.

Pengukuran variabel dengan menggunakan rumus Likert dengan skala

interval 1-4. Dengan memberikan skor pada masing –masing jawaban : 1. SS merupakan jawaban Sangat Setuju diberi skor 4

2. S merupakan jawaban Setuju diberi skor 3

3. TS merupakan jawaban Tidak Setuju diberi skor 2

4. STS merupakan jawaban Sangat Tidak Setuju skor 1

I. Definisi operasional penelitian

Definisi operasional merupakan penjelasan tentang bagaimana suatu

variabel diukur. Definisi operasional variabel yang dijelaskan adalah

operasionalisasi konsep agar diteliti atau diukur melalui gejala-gejala yang

ada. Variabel penelitian harus dapat diukur menurut skala yang lazim

digunakan. Gambaran lebih jelas mengenai variabel penelitian disajikan

(51)

Tabel III.1

Disiplin Kerja adalah sikap dan perilaku kepatuhan terhadap perilaku

(52)

J. Jenis sumber data

1. Data Primer

Data primer merupakan data atau informasi yang dikumpulkan oleh

peneliti secara langsung dari sumbernya melalui metode kuesioner

(Isgiyanto,2009)

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah ada ketika penelitian dilakukan

(Isgiyanto,2009). Sumber data sekunder diperoleh dengan cara

mempelajari literatur majalah dan tulisan yang yang relevan dengan

pokok masalah guna mendapatkan landasan teoritis sebagai dasar

melakukan penelitian.

K. Teknik Pengujian instrumen

1.Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu alat pengukuran yang menunjukkan

tingkat-tingkat validitas suatu intrumen. Suatu intrumen dikatakan valid apabila

instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk

mengukur validitas suatu instrumen penelitian digunakan rumus sebagai

(53)

Keterangan :

r :Koefisien product moment

∑ : Jumlah skor X

∑ :Jumlah hasil kali antara X dan Y

n :Banyaknya responden

∑ :Jumlah skor Y

Untuk menentukan instrumen itu valid atau tidak maka ketentunanya sebagai berikut:

a. Jika r hitung > r tabel dengan taraf keyakinan 95% maka

instrumen tersebut dikatakan valid

b. Jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 95% maka

instrumen tersebut dikatakan tidak valid

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh

mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran

diulangi dua kali atau lebih (Umar,2005). Uji Reliabilitas dilakukan

(54)

dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah

konsisten atau stabil dari waktu kewaktu.

Dalam menghitung reliabitas kali ini peneliti akan menggunakan

rumus Croncbach’s alpha yang instrumen yang skornya bukan 0-1 tetapi merupakan rentangan nilai 0-10 atau 0-100

Keterangan:

=Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan

=Varians total

∑ =jumlah varians butir

Dalam penentuan tingkat reliabilitas suatu instrumen peneltian diterima bila dalam r alpha > 0,60 sampai dengan 0,80 dianggap baik dan reliabel serta dalam kisaran > 0,80 sampai dengan 1,00 dianggap sangat baik dan reliabel (Santoso dalam Murtadana,2014)

L. Teknik Analisis Data

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui arah pengaruh variabel

(55)

independen berpengaruh positif atau negatif. Rumus regeresi linier

berganda adalah sebagai berikut (Sugiyono,2010).

Y = a + b

1

x

1

+ b

2

x

2

+ b

3

x

3……

+ b

n

x

n

Keterangan :

Y = Variabel Dependen (Kinerja Karyawan)

α = Konstanta

b1 = Koefisien Motivasi Kerja

b2 = Koefisien Disiplin Kerja

2. Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh variabel independen (Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja )

terhadap variabel dependen (Kinerja Karyawan). Rumus yang digunakan

(Algifari,2000)

∑ ∑ ∑

Keterangan :

= Koefisien Determinasi

X = Variabel Independen

b = Koefisien Regresi

(56)

M. Uji Asumsi Klasik

Untuk meyakinkan bahwa persamaan garis regresi yang diperoleh adalah

linier dan dapat dipergunakan (valid) untuk mencari peramalan maka

digunakan uji asumsi klasik sebagai berikut :

1. Uji Multikolineritas (Sunyoto,2009)

Uji asumsi klasik ini diterapkan untuk analisis regresi berganda yang

terdiri dari dua atau lebih variabel bebas (independent variabel).

Dimana akan diukur tingkat asosiasi hubungan atau pengaruh antar

variabel bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi (r). Dikatakan

terjadi multikolineritas jika koefisien antara variabel bebas (X1 dan X2,

X2 dan X3 dan seterusnya) lebih besar dari 0,60 (pendapat lain : 0,50

dan 0,90). Dikatakan tidak terjadi multikolineritas jika koefisien anatara

variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60 (r < 0,60) atau dalam

menentukan ada tidaknya multikolineritas dapat digunakan cara lain

yaitu dengan :

a. Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan

secara statistik (α)

b. Nilai variance inflation factor (VIF) adalah penyimpangan baku

kuadrat

2. Uji Heteroskedastisitas (Sunyoto,2009)

Dalam persamaan regresi linier berganda perlu juga diuji mengenai

(57)

yang lain. Jika residualnya mempunyai varians sama disebut terjadi

heteroskedastisitas.

3. Uji Normalitas (Sunyoto ,2009)

Uji Normalitas adalah digunakan untuk data variabel bebas, moderator

dan terikat, apakah berdistribusi normal atau tidak. Adapun kriteria uji

normalitas adalah : Jika probabilitas signifikan > 0,05 maka data

berdistribusi normal.

N. Pengujian Hipotesis

1. Uji signifikan parsial (uji t)

Uji signifikan secara parsial atau individual adalah untuk menguji

apakah suatu variabel bebas berpengaruh positif atau tidak

berpengaruh positif terhadap variabel terikat. Adapun tahapanya

adalah sebagai berikut:

a. Uji motivasi kerja secara parsial

1) Menentukan formulasi H0 danHA

H0= Motivasi kerja tidak berpengaruh positif terhadap kinerja

karyawan

HA= Motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja

karyawan

2) Menentukan derajat kepercayaan

Dalam penelitian ini tingkat signifikansinya sebesar 0,05 (5%)

dengan derajat bebas (df) = n-2 dan n merupakan jumlah

(58)

3) Melalu analisis ini maka pengambilan keputusan akan

berdasarkan pada :

Jika nilai thitung ≤ ttabel maka diterima dan ditolak

artinya motivasi kerja tidak berpengaruh positif terhadap

kinerja karyawan

Jika nilai thitung > ttabel maka ditolak dan diterima

artinya motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja

karyawan

b. Uji disiplin kerja secara parsial

1) Menentukan formulasi H0 danHA

H0= Disiplin kerja tidak berpengaruh positif terhadap kinerja

karyawan

HA= Disiplin kerja berpengaruh positif terhadap kinerja

karyawan

2) Menentukan derajat kepercayaan

Dalam penelitian ini tingkat signifikansinya sebesar 0,05 (5%)

dengan derajat bebas (df) = n-2 dan n merupakan jumlah

sampel pada penelitian.

3) Melalu analisis ini maka pengambilan keputusan akan

(59)

Jika nilai thitung ≤ ttabel maka diterima dan ditolak

artinya disiplin kerja tidak berpengaruh positif terhadap

kinerja karyawan

Jika nilai thitung > ttabel maka ditolak dan diterima

artinya disiplin kerja berpengaruh positif terhadap kinerja

karyawan

2. Uji F

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh signifikan variabel-variabel

bebas yaitu Motivasi Kerja dan Disiplin kerja secara bersama-sama

terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan. Dengan kriteria

pengujian sebagai berikut :

a. Menentukan formulasi H0 danHA

H0 = Motivasi kerja dan disiplin kerja secara simultan tidak

berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

HA = Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja secara simultan

berpengaruh positif terhadap simultan terhadap Kinerja

Karyawan.

b. Menentukan Fhitung menggunakan SPSS atau dengan rumus Fhitung :

(60)

K = jumlah variabel bebas

c. Menentukan derajat kepercayaan

Dalam penelitian ini tingkat signifikansinya sebesar 0,05 (5%)

dengan derajat bebas (df) = n-2 dan n merupakan jumlah sampel

pada penelitian.

d. Kriteria pengujian

H0 diterima (HA ditolak) jika Fhitung ≤ Ftabel artinya motivasi kerja

dan disiplin kerja secara simultan tidak berpengaruh positif

terhadap kinerja karyawan

H0 ditolak (HA diterima) jika Fhitung > Ftabel artinya motivasi kerja

dan disiplin kerja secara simultan berpengaruh positif terhadap

(61)

44 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sekilas Tentang Perusahaan

PT Industri Kereta Api (Persero) didirikan pada 18 Mei 1981, PT

Industri Kereta Api (Persero) atau yang lebih dikenal sebagai PT Industri

Kereta Api (Persero) merupakan perusahaan manufaktur sarana kereta api

dan transportasi terpadu pertama di Asia Tenggara. PT Industri Kereta Api

(Persero) berkomitmen untuk menghasilkan produk dan jasa berkualitas

terbaik bagi semua konsumen.

PT Industri Kereta Api (Persero) menawarkan beragam produk untuk

memenuhi setiap pelanggan dan pelayanan jasa purna jual untuk

memastikan bahwa pelanggan mendapatkan solusi transportasi terpadu.

Produk-produk PT Industri Kereta Api (Persero) telah dioperasikan di

berbagai belahan dunia, antara lain di Bangladesh, Filipina, Malaysia,

Singapura, Thailand dan Australia.

B. Sejarah Berdirinya Perusahaan

PT Industri Kereta Api (Persero) berawal dari industri manufaktur

sarana kereta api hingga tumbuh mengembangkan sistem transportasi

terpadu, selama lebih dari 30 tahun PT Industri Kereta Api (Persero) selalu

mendorong perkembangan industri transportasi di Indonesia. Kualitas

produk kereta api PT Industri Kereta Api (Persero) juga telah diakui di

(62)

operational excellence, PT Industri Kereta Api (Persero) akan terus

berkembang sebagai salah satu industri strategis bagi bangsa Indonesia.

C. Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan kelas dunia yang unggul di bidang transportasi

kereta api dan transportasi perkotaan di Indonesia.

D. Misi Perusahaan

Menciptakan solusi terpadu untuk transportasi kereta api dan perkotaan

dengan keunggulan kompetitif bisnis dan teknologi produk yang tepat

guna mendorong pembangunan tranportasi yang berkelanjutan.

E. Strategi Perusahaan

1. Menutup semua ketertinggalan yang selama ini belum tertangani dalam

pengelolaan perusahaan.

2. Mengusahakan peningkatan pelayanan kepada pelanggan utama, yaitu

PT Kereta Api Indonesia (Persero), terutama dalam hal waktu

penyerahan.

3. Menyiapkan diri untuk mempunyai daya saing tinggi.

4. Mengusahakan selalu berada di depan dalam hal bidang usaha

transportasi darat terhadap pesaing dalam negeri dan regional.

F. Falsafah Perusahaan

Profesional yang bekerja berlandaskan iman dan taqwa, menghargai

orang ain dan bersahabat, menjunjung tinggi kejujuran, memiliki daya

(63)

G. Motto Perusahaan

1. Integritas

Satunya kata, pikiran dan perbuatan dengan tetap berlandaskan pada

kepentingan perusahaan.

2. Mutu

Mampu memberikan kinerja lebih dari standar.

3. Profesional

Mampu memberikan hasil pekerjaan sesuai dengan kualitas di bidang

tertentu dengan keahlian yang sesuai dengan tuntutan bidang tersebut.

H. Budaya Perusahaan

Untuk mendukung tercapainya Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan yang

berlandaskan 7 nilai dasar, yaitu:

1. Jujur

Berkepribadian bersih dan terpercaya

2. Tanggung jawab

Berlaku benar, tekun dalam pembelajaran dan tangguh dalam

perjuangan

3. Adil

Berkarya penuh makna dan berkontribusi bagi sesama untuk lebih

sejaterah

4. Peduli

(64)

5. Disiplin

Bertindak seksama dan cermat sesuai norma pada saat tepat

6. Visioner

Berfikirkan positif selalu berawal dari tujuan dan berakhir dengan

tindakan

7. Kerjasama

Berusaha keras dan cerdas bersinergi, bersahabat serta penuh

semangat

(Sumber: Buku Diklat Induksi PT INKA (Persero), 2015)

I. Makna Logo PT INKA(persero)

Gambar IV.1

Logo Industri Kereta Api (Persero)

Sumber: Dokumen PT INKA (Persero)

Makna logo secara keseluruhan memberi kesan gerak dinamis

industri, kepesatan kemajuan disamping penonjolan industri

berat/industri logam dasar. Selain itu memberikan kesan sebagai

dinamisator dan katalisator dalam sektor industri di Indonesia.

Lingkaran panah yang bergerak dua arah dan ditengahnya terdapat

(65)

fungsi dan misi PT INKA (Persero), sebagaimana diungkapkan sebagai

berikut:

1. Karakter kokoh/kuat, secara visual tampil dalam pemakaian garis

tebal yang membentuk gerak dan lingkaran yang menyatu dan

utuh.

2. Karakter dinamis dalam menjalankan aktivitasnya, digambarkan

oleh panah yang bergerak melingkar dua arah dengan tujuan

tanpa batas, memberi gambaran pencapaian pengembangan usaha

secara optimum.

3. Karakter industri kereta api, digambarkan oleh elemen/dua

kepingan serta garis lingkaran putih yang terdapat pada lingkaran

panah, sehingga gerakan dua arah dengan dua kepingan serta

garis lingkaran putih sebagai porosnya, memberi kesan gerak roda

kereta api dan industri berat.

4. Falsafah Pancasila, diungkapkan oleh lima unsur terdiri dari dua

panah, dua kepingan dan garis putih, merupakan lima unsur yang

seimbang, terwujud dalam bentuk lingkaran yang kokoh dan

dinamis dan sekaligus merupakan landasan usaha PT INKA

(Persero).

J. Makna Warna Pada Logo

Untuk memberikan kesan yang lebih mantap terhadap PT INKA

(Persero) yang merupakan industri berat/industri logam dasar serta

(66)

merah dan hitam serta warna dasar putih. Pemilihan warna tersebut

memberikan gambaran integritas PT INKA (Persero), antara lain:

1. Warna hitam, menggambarkan karakter kokoh/kuat/padat dan

sebagai warna logam, yang merupakanbahan utama yang diolah

untuk diproduksi menjadi gerbong dan lok.

2. Warna merah, menggambarkan karater api, semangat, dinamis

serta sumber kekuatan, yang merupakan tekad PT INKA

(Persero) mensukseskan pembangunan Indonesia.

3. Warna dasar putih (lingkaran dan 2 elemen) berbentuk kemudi

dan juga berbentuk piala, menggambarkan perencanaan,

keunggulan dan sebagai warna yang bersih dan suci, merupakan

sistem kerja PT INKA (Persero) yang terarah guna mencapai

sasaran usaha.

4. Penampilan logo yang abstrak dan sederhana memberi kesan

intelektual dan jangkauan yang luas. Melalui logo yang ilustratif

ini, menggambarkan identitas dan aktivitas usaha PT INKA

(Persero). Perpaduan panah yang melingkar dua arah serta 2

kepingan/elemen ditengahnya, dinamis dan utuh, sebagai lambang

PT INKA (Persero) berperan serta dalam pembangunan

(67)

K. Struktur Organisasi

Gambar IV.2

Gambar Sturuktur Divisi Fabrikasi

L. Pembagian Tugas (job description) 1. GM. Fabrikasi

Menetapkan implementasi dan memastikan berjalannya kebijakan

Direksi dalam bidang Fabrikasi untuk produk kereta api dan produk

pengembangan yang meliputi pengerjaan pelat, permesinan, dan

perakitan untuk produk kereta api dan produk pengembangan agar

target penjualan produk sesuai dengan persyaratan desain, spesifikasi

produk dan dalam kurun waktu (time frame) yang telah ditentukan.

2. Staf Pratama Fabrikasi

Membantu melaksanakan kegiatan General Manager Fabrikasi

yang meliputi kegiatan administrasi dan dokumentasi pendukung,

Gambar

Gambar II.1 Kerangka Pemikiran
Tabel III.1
Gambar IV.1
Gambar Sturuktur Divisi Fabrikasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jadi kesimpulannya adanya hubungan yang signifikan antara komitmen dalam organisasi dengan kepuasan kerja pada anggota BEM Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yang bertujuan untuk Untuk mengetahui strategi

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi.

Sesuai dengan pendapat Lyne Cuhinghan (1991) yang menyatakan bahwa rumah sakit yang dapat memberikan kepuasan pada pelanggan yaitu rumah sakit yang melayani

Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin responden terbanyak dalam penelitian pengaruh pemberian sari buah labu siam ( Sechium Edule ) terhadap perubahan

Jadi, menggunakan asumsi-asumsi di atas, didapatkan bahwa untuk memproduksi satu liter metanol nuklir dari air laut, dibutuhkan biaya sebesar Rp 2.359, atau kita bulatkan saja jadi

1) Kurikulum SMA/MA Kelas X terdiri atas 16 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri seperti tertera pada Tabel 4. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler

Dalam Penulisan ilmiah ini dapat di ketahui bahwa laba yang diterima perusahaan terus berubah, karena biaya yang di keluarkan perusahaan terjadi karena biaya produksi meningkat,