• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: Umi Nafilah Mahasiswa S1 Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh: Umi Nafilah Mahasiswa S1 Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AIR (Auditory Intelectually Repetition) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL

BELAJAR MATEMATIKA SISWA

(Sub Pokok Bahasan Persamaan Linear Satu Variebel (PLSV) di Kelas VII SMP PGRI 2 Tempurejo Jember

Tahun Pelajaran 2015/2016) Oleh: Umi Nafilah

Mahasiswa S1 Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Penelitian yang dilaksanakan dilatarbelakangi adanya aktivitas siswa VII SMP PGRI 2 Tempurejo Jember yang masih rendah motivasi belajar siswanya yang disebabkan pembelajaran masih menggunakan model pembelajaran ceramah, sehingga siswa belum terbiasa berlatih mengerjakan soal-soal latihan jika tidak diberi tugas dan hasil belajar matematika siswa menurut data hasil ulangan harian hanya 40% siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Penelitian ini menggunakan model pembelajaran AIR untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas siswa melalui model pembelajaran AIR pada materi sub pokok bahasan persamaan linear satu variabel, dan meningkatkan hasil belajar matematika siswa melalui model pembelajaran AIR pada materi sub pokok bahasan persamaan linear satu variabel. Penelitian dilakukan di SMP PGRI 2 Tempurejo Jember. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan pada tanggal 1 September 2015 sampai dengan 12 September 2015. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas VII SMP PGRI 2 Tempurejo Jember. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Respon siswa terhadap materi pembelajaran Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) dengan menggunakan Model pembelajaran AIR (Auditory Intelectually Repetition) sangat positif, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa dan aktivitas siswa yang meningkat dari sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis aktivitas siswa yang diamati pada siklus I bahwa nilai rata-rata aktivitas siswa 88,2% sedangkan pada siklus II nilai rata-rata aktivitas siswa 96,8%, sehingga terdapat peningkatan,dan berdasarkan data analisis hasil belajar siswa yang diamati pada siklus I bahwa hasil belajar siswa secara klasikal sebesar 72% sedangkan pada siklus II hasil belajar siswa secara klasikal sebesar 88% dengan peningkatan sebesar 16%, sehingga terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan mengggunakan model pembelajaran AIR (Auditory Intelectually Repetition) pada sub pokok bahasan Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) kelas VII SMP PGRI Tempurejo Jember.

Kata Kunci: AIR (Auditory Intelectually Repetition), aktivitas, hasil belajar, persamaan linear satu variabel.

(2)

2 LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam upaya membangun dan menata kehidupan manusia. Pendidikan pada dasarnya adalah proses membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka, serta pendekatan kreatif tanpa menghilangkan identitas dirinya.

Proses pendidikan tidak terlepas dari kegiatan belajar dan pembelajaran yaitu interaksi atau hubungan timbal balik antara siswa dengan guru dan sesama siswa. Surjono (dalam Thobroni dan Mustofa, 2009:20) mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal (JICA, 2001:8).

Matematika adalah ilmu pengetahuan eksak secara sistematik. Matematika dapat digunakan dalam memecahkan permasalahan baik dalam bidang matematika khususnya, bidang lain pada umumnya, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Matematika memiliki peranan yang besar sebagai alat otak agar dapat berpikir logis, analitis dan sistematis sehingga mampu membawa seseorang, masyarakat atau suatu bangsa menuju keberhasilan, sehingga matematika perlu untuk dipelajari. Namun, pandangan bahwa matematika merupakan ilmu yang abstrak, teoritis, penuh dengan lambang-lambang, rumus-rumus yang sulit dan membingungkan, telah membentuk persepsi negatif siswa terhadap matematika.

Membelajarkan mata pelajaran matematika kepada siswa tidak mudah, diperlukan strategi, media dan model untuk mengarahkan siswa menemukan solusi dalam pemecahan masalah. Rancangan pembelajaran disesuaikan dengan kondisi dan situasi sekolah. Penggunaan strategi pembelajaran sangat penting untuk keberhasilan suatu kegiatan belajar. Saat ini sudah banyak bermunculan strategi pembelajaran khususnya pembelajaran matematika yang ada di sekolah-sekolah.

Seorang guru harus bisa memilih strategi pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran matematika. Seorang guru harus mempunyai komitmen yang tinggi terhadap tugas-tugas keguruan. Komitmen tinggi itu antara lain ditunjukkan oleh sikap yang selalu ingin menjalankan tugas-tugas pembelajaran dengan baik dan maksimal demi keberhasilan dan kesuksesan anak didik. Hanya dengan sikap yang demikian itulah peranan guru dalam dunia pendidikan akan nampak (Muslih,2011:1).

Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi yang telah dilakukan peneliti dengan guru mata pelajaran matematika di SMP PGRI 2 Tempurejo Jember ditemukan beberapa permasalahan dalam pembelajaran yang dilakukan diantaranya adalah proses pembelajaran yang masih menggunakan model pembelajaran ceramah, masih rendahnya motivasi belajar siswa khususnya matematika, siswa belum terbiasa berlatih mengerjakan soal-soal latihan jika tidak diberi tugas oleh guru. Hasil belajar siswa pun masih berada dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang sudah ditetapkan oleh

(3)

3 sekolah yaitu 75. Berdasarkan data hasil ulangan harian yang diperoleh dari guru kelas VII hanya 40% siswa yang mencapai KKM dan 60% siswa tidak mencapai KKM. Sehingga perlu adanya model pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya agar hasil belajar siswa meningkat.

Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SMP PGRI 2 Tempurejo Jember. Peneliti memandang perlu diterapkan model pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya, misalnya dengan memodifikasi tempat duduk dan membentuk kelompok-kelompok kecil yang diarahkan peneliti. Sehingga siswa bersemangat dan termotivasi dalam belajar. Yamin (2012:34) menyatakan “Salah satu cara mengaktifkan siswa adalah melalui belajar kelompok”. Yamin (2012:15) juga menyatakan bahwa siswa akan lebih mudah membangun pemahaman apabila dapat mengkomunikasikan gagasannya kepada siswa lain maupun guru. Dengan demikian, proses pembelajaran memungkinkan siswa bersosialisasi dengan menghargai perbedaan dan berlatih kerjasama.

Model pembelajaran yang di gunakan penulis dalam penelitian ini adalah Model pembelajaran Auditory Intelectually Repetition (AIR) yaitu Auditory (belajar dengan mendengar) yaitu gaya belajar yang mengakses segala bunyi dan kata, baik yang diciptakan maupun yang diingat, yaitu melaksanakan diskusi kelas atau debat, meminta siswa untuk mendiskusikan ide mereka secara verbal, dan melaksanakan diskusi kelompok. Intelectually (belajar dengan berfikir) yaitu sarana penciptaan makna, sarana yang digunakan manusia untuk berpikir, menyatukan gagasan, dan

menciptakan jaringan saraf yaitu dengan menerapkan aktivitas seperti memecahkan masalah, menganalisis pengalaman, mengadakan perencanaan strategis, melahirkan gagasan kreatif. sedangkan repetition yaitu pengulangan yang merujuk pendalaman, perluasan, dan pemantapan siswa dengan cara siswa dilatih melalui tugas dan kuis (Huda,2014:289).

Hasil penelitian Firmansyah (2014) di SMP Negeri Plalangan Kalisat Jember pada materi Keliling dan Luas Persegi Panjang dan Persegi di kelas VII menunjukkan persentase aktivitas belajar sebesar 94,1%. Secara klasikal persentase ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 90%. Begitu pula hasil penelitian Takwiniah (2015) di SMA Muhammadiyah I Rambipuji Jember pada materi sub pokok bahasan Persamaan Trigonometri Sederhana di kelas X-A menunjukkan persentase aktivitas belajar sebesar 95%, secara klasikal menunjukkan persentase aktivitas belajar sebesar 96%. Dari hasil 2 penelitian tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran AIR (Auditory Intelectually Repetition) cukup efektif digunakan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran AIR (Auditory Intelectually Repetition) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa (Sub Pokok Bahasan Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) di Kelas VII SMP PGRI 2 Tempurejo Jember Tahun Pelajaran 2015/2016)”

(4)

4 METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran dikelas tersebut (Hamdani dan Hermana,2008:43).

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII SMP PGRI 2 Tempurejo Jember. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran AIR (Auditory Intelectually Repetition) pada materi Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV).

Prosedur Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: 1) Studi Pendahuluan

2) Perencanaan Siklus I

3) Pelaksanaan Tindakan Siklus I 4) Pengamatan Siklus I

5) Refleksi Siklus I 6) Perencanaan Siklus II

7) Pelaksanaan Tindakan Siklus II 8) Pengamatan Siklus II

9) Refleksi Siklus II Analisis Data

Analisis dara yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Analisis Aktivitas Siswa

Kegiatan atau aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran yang diperoleh dari hasil observasi. Dari penilaian aktivitas

secara individual diperoleh nilai maksimal

2) Analisis Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa tersebut diperoleh dari gabungan nilai LKS, Tugas, PR dan nilai Tes Hasil Belajar (THB)

3) Analisis Ketuntasan Belajar Siswa Suatu kelas dinyatakan tuntas apabila terdapat minimal 75% siswa yang telah mencapai nilai ≥ 75 dari nilai maksimal 100.

Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2010:203). Dalam penelitian ini digunakan beberapa metode penelitian, diantaranya adalah:

1) Metode Observasi

Metode Observasi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam dan mendokumentasikan setiap indikator yang muncul baik yang ditimbulkan oleh tindakan yang direncanakan atau akibat

sampingannya (dalam

Hobri,2007:18). Pada penelitian ini observasi dilakukan selama pembelajaran dengan model AIR (Auditory Intelectually Repetition). Observasi yang dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa dan peneliti.

2) Metode Wawancara

Menurut Hamdani dan Hermawan (2008:76) wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subjek yang diteliti. 3) Metode Tes

Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur

(5)

5 keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Riduwan, 2010:76). Dalam penelitian ini tes yang digunakan berupa tes akhir yang berbentuk tes uraian (essay), karena tes ini dapat memunculkan kreativitas siswa dalam berfikir atau bernalar sehingga hanya siswa yang telah menguasai materi dengan baik yang mampu memberikan jawaban yang benar atau dapat memecahkan masalah dalam soal.

4) Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan pada penelitian (Riduwan,2010:77). Pada penelitian ini, dokumentasi yang akan digunakan berupa foto-foto kegiatan belajar-mengajar dan data yang relevan.

Instrumen Penelitian

Instrumen ini merupakan lembar kerja yang berfungsi untuk mengamati dan mengukur tingkat keberhasilan tujuan pembelajaran pada kegiatan belajar mengajar di kelas. Lembar observasi siswa yang diamati dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar di kelas menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory Intelectually Repetition), dengan pengamatnya adalah teman sejawat peneliti dari Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan.

HASIL PENELITIAN

Analisis Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Kegiatan observasi yang dilakukan adalah observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Aktivitas siswa yang diamati yaitu: (1) siswa mencatat dan memperhatikan penjelasan materi (visual activities), (2) siswa berargumen atau nanggapi (oral activities), (3) siswa bertanya (oral activities), (4) siswa berdiskusi (listening activities), (5) siswa presentasi (listening activities), (6) siswa mengerjakan LKS atau tugas (mental activities), dan (7) kegiatan yang tidak relevan.

Hasil observasi penelitian rata-rata aktivitas siswa yang diamati pada saat pembelajaran siklus I siswa mencatat dan memperhatikan penjelasan materi sebesar 35,6% dan siklus II sebesar 23%, siswa berargumen atau menanggapi pada siklus I sebesar 6,2% dan siklus II sebesar 8%, siswa bertanya pada siklus I sebesar 5,4% dan siklus II sebesar 4%, siswa berdiskusi pada siklus I sebesar 25% dan siklus II sebesar 17,2%, siswa presentasi pada siklus I sebesar 0,6% dan siklus II sebesar 1,4%, siswa mengerjakan LKS atau tugas pada siklus I sebesar 15,4% dan siklus II sebesar 43,2% dan kegiatan siswa yang tidak relevan pada siklus I sebesar 11,8% dan siklus II sebesar 3,2%.

Analisis Hasil Tes, Hasil Belajar dan Ketuntasan Belajar Siswa

Data analisa tes hasil belajar pada siklus I terdapat 7 siswa yang belum tuntas dan 18 siswa tuntas belajarnya sehingga persentase ketuntasan klasikal pada siklus I yaitu 72% dari 75% standar minimal ketuntasan klasikal, sehingga pada siklus I

(6)

6 dinyatakan belum tuntas pembelajarannya secara klasikal, Sedangkan untuk analisis tes hasil belajar siklus II dari 25 siswa terdapat 3 siswa masih belum tuntas dan siswa yang tuntas dalam pembelajaran sebanyak 22 siswa, sehingga menunjukkan 88% ketuntasan secara klasikal.

PEMBAHASAN

Aktivitas Siswa pada saat Mengikuti Pembelajaran Melalui Model Pembelajaran AIR (Auditory Intelectually Repetition)

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami guru pada saat mengajar dikelas yang berhubungan dengan pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Penelitian ini juga bertujuan untuk memaparkan tentang bagaimana penerapan model pembelajaran AIR (Auditory Intelectually Repetition) yang diterapkan pada siswa kelas VII SMP PGRI 2 Tempurejo Jember dengan sub pokok bahasan Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV). Selain itu bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran AIR (Auditory Intelectually Repetition) yang diterapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar matematika.

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan dengan tiga kali pertemuan yang terdiri dari dua kali pertemuan dengan kegiatan pembelajaran dan satu kali pertemuan dengan kegiatan tes. Siklus II dilaksanakan dengan tiga kali pertemuan yang terdiri dari dua kali pertemuan dengan kegiatan pembelajaran dan satu kali

pertemuan dengan kegiatan tes. Tiap satu siklus juga dilakukan wawancara terhadap guru maupun siswa. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kendala-kendala yang dialami siswa maupun masukkan-masukkan dari guru bidang studi matematika untuk memperbaiki model pembelajaran yang diterapkan. Hasil Belajar Siswa Setelah Pembelajaran Model AIR (Auditory Intelectually Repetition)

Ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal melalui model Pembelajaran AIR dinilai dari LKS, tugas, PR dan tes hasil belajar (THB). Sehingga apabila ada siswa mendapatkan nilai tes hasil belajar (THB) rendah, namun untuk nilai LKS tinggi, maka siswa tersebut bisa dikatakan tuntas belajarnya sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal. Dari hasil analisis data secara klasikal sebesar 72%. Sedangkan pada hasil analisis ketuntasan belajar nilai akhir siswa pada siklus II ketuntasan belajar klasikalnya 88%. Jadi secara keseluruhan guru menilai bahwa model Pembelajaran AIR yang sudah diterapkan di SMP PGRI 2 Tempurejo Jember sudah mencapai ketuntasan secara klasikal setelah dilaksanakan siklus II dengan peningkatan sebesar 16% dari siklus I.

(Slamet, 2003: 37 dalam Huda, 2013:292) menyatakan, “Pelajaran yang diulang akan memberi tanggapan yang jelas dan tidak mudah dilupakan, sehingga siswa bisa dengan mudah memecahkan masalah”. Hal ini bisa diartikan bahwa tahap repitisi pada model pembelajaran AIR dengan pemberian tugas ini dapat memperdalam kemampuan siswa dalam pengerjaan soal sehingga hasil belajar siswapun

(7)

7 akan meningkat. Sesuai pernyataan Shoimin (2014:29) bahwa pengulangan dalam kegiatan pembelajaran dimaksudkan agar pemahaman siswa lebih mendalam, disertai pemberian soal dalam bentuk tugas latihan atau kuis.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model Pembelajaran AIR (Auditory Intelectually Repetition) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan telah berhasil dilaksanakan dengan baik.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan: 1) Berdasarkan hasil analisis

aktivitas siswa yang diamati pada siklus I bahwa nilai rata-rata aktivitas siswa 88,2% sedangkan pada siklus II nilai rata-rata aktivitas siswa 96,8%, sehingga terdapat peningkatan aktivitas belajar matematika siswa selama mengikuti Pembelajaran AIR (Auditory Intelectually Repetition) pada sub pokok bahasan Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) kelas VII SMP PGRI Tempurejo Jember

2) Berdasarkan data analisis hasil belajar siswa yang diamati pada siklus I bahwa hasil belajar siswa secara klasikal sebesar 72% sedangkan pada siklus II hasil belajar siswa secara klasikal sebesar 88% dengan peningkatan sebesar 16%, sehingga terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan mengggunakan model pembelajaran AIR (Auditory Intelectually Repetition) pada sub

pokok bahasan Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) kelas VII SMP PGRI Tempurejo Jember DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi & Suhardjono & Supardi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Dimyati & Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Firmansyah, Devid Rezqi. 2014. Meningkatkan Kreativitas, Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Metode Pembelajaran AIR

(Auditory Intelectually Repetition) Penelitian Tindakan Kelas pada Materi Sub Pokok Bahasan Keliling dan Luas Persegi

Panjang dan Persegi di kelas VII SMP Negeri Plalangan Kalisat-Jember Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi. Jember: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jember Hamzah, Ali.2014. Evaluasi

Pembelajaran Matematika. Jakarta: Rajawali Pers Hanafi, dkk. 2013. Pedoman

Penulisan Skripsi. Jember: Universitas Muhammadiyah Jember.

Hobri. 2007. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk Guru dan Praktisi. Jember: UPTD Balai Pengembangan Pendidikan Huda, Miftahul.2013. Model-model

Pengajaran dan Pembelajaran Isu-isu metodis dan paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

(8)

8 Kunandar. 2013. Langkah Mudah

Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Press Kusaeri, Suprapto. 2012.

Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Lestari, rina wiji. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran AIR

(Auditory Intelectually Repetition) dengan Setting Mind Map

terhadap Hasil Belajar

Matematika pada Materi Bangun Datar Segi Empat Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1 Sumbergempol Tulungagung Tahun pelajaran 2013/2014. Skripsi. Tulungagung: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu keguruan Institut Agama Islam Negeri Tulungagung

Milik Negara, Matematika untuk Guru. 2013. Jakarta: Penerbit Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud

Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar

Mengajat.Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sudijono. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press

Sudjana, nana. 2013. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Sugiyono.2010. Statistik untuk penelitian. Bandung: Alfabeta Sukiman. 2012. Pengembangan

Sistem Evaluasi. Bandung: Insan Madani.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Takniwiah, Dinda Nurkholifah. 2014. Penerapan Metode Pembelajaran AIR (Auditory Intelectually Repetition) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa di Kelas XA SMA Muhammadiyah 1 Rambipuji Jember pada Sub Pokok Bahasan Persamaan Trigonometri Sederhana Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi Jember: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jember. Trianto. 2009. Mendesain Model

Pembelajaran Inovatif Progresif: Jakarta. Kencana.

Yamin, Martinis, & Ansari, Bansu I. 2012. Taktik mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: GP Press Group.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Radiosunu (1998;99) produk adalah: sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk diperhatikan, dibeli dan dikonsumsi. Adapun upaya perusahaan dari sisi produk

Sebenarnya penanganan infertilitas dapat menjadi hal yang mudah dan menarik sepanjang didasari oleh pengetahuan praktis yang penting.Dalam kursus ini Sejawat akan dibantu

didik dengan adanya layanan tersebut akan memudahkan dirinya dalam meningkatkan prestasi belajarnya dan dapat membantu masalah yang telah terjadi. Akan tetapi ada beberapa faktor

lenggaraan usaha perkebunan secara langsung ditentukan oleh aspek teknis dan aspek ekonomi, serta secara tidak lang­ sung ditentukan oleh aspek sosial serta aspek regulasi

Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa kinerja keuangan dilihat dari nilai Capital Adequency Ratio (CAR) tahun 2012

[r]

Berdasarakan hasil penelitian yang didapatkan penulis dilokasi penelitian dapat digambarkan bahwa pelanggaran yang sering terjadi di wilayah hukum polrestabes Kota

62 Hikmah diturunkannya secara gradual adalah untuk menguatkan atau meneguhkan hati Rasulullah saw, tarbiyah bagi umat Islam dari segi keilmuan dan pengamalan,