• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALAT KALIBRASI SOUND LEVEL METER BERBASIS MIKROKONTROLER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ALAT KALIBRASI SOUND LEVEL METER BERBASIS MIKROKONTROLER"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro

, Vol. 18, No. 2, Februari 2021, Hlm. 105 - 118, P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X, doi: http://dx.doi.org/10.25105/jetri.v18i2.7376

ALAT KALIBRASI SOUND LEVEL METER

BERBASIS MIKROKONTROLER

R. Bayu Ramada Meikaharto1, Endah Setyaningsih2, dan Henry Candra 3 1,2Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tarumanagara

3Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti Jl. Let. Jend S. Parman No.1 Jakarta 11440

E-mail: endahs@ft.untar.ac.id

ABSTRACT

A sound level meter is an instrument used for measuring noise or disturbing sound in a certain environment. A sound level meter needs to be calibrated to determine the accuracy. The purpose of calibrating the sound level meter is to solve the problem of inequality of measurement results when measuring using the instrument. Calibration of the sound level is focused on the calibration of the Band Pass Filter with a frequency range of 63 Hz - 8000 Hz with several measuring points, namely 63 Hz, 125 Hz, 250 Hz, 500 Hz, 1000 Hz, 2000 Hz, 4000 Hz and 8000 Hz based on ISO / IEC 61672-3: 2017. In this research, a tool to calibrate the sound level meter is designed which can work automatically without moving the measuring point selector. This tool uses a processing module, a Wi-Fi module, a dashboard on a laptop and a Band Pass Filter module. The overall system test results show the accuracy level of BPF module output frequencies above 99%, the measuring point 125 Hz - 8000 Hz which is in accordance with ISO / IEC standards, and the highest LAF and LCF ratio values are at 63 Hz

frequency which is 4.86% for LAF and 4.39% for LCF.

Keywords: Measuring devices, Sound Level Meter, Calibration, Band Pass Filter ABSTRAK

Sound level meter adalah alat ukur kebisingan atau bunyi yang mengganggu pada suatu lingkungan tertentu. Sound level meter perlu dikalibrasi untuk mengetahui ketelitian dari alat ukur tersebut. Tujuan dari kalibarasi sound level meter adalah untuk mengatasi permasalahan ketidaksamaan hasil pengukuran ketika mengukur menggunakan alat ukur tersebut. Kalibrasi pada sound level difokuskan pada kalibrasi Band Pass Filter dengan rentang frekuensi 63 Hz – 8000 Hz dengan beberapa titik ukur yaitu 63 Hz, 125 Hz, 250 Hz, 500 Hz, 1000 Hz, 2000 Hz, 4000 Hz dan 8000 Hz berdasarkan ISO/IEC 61672-3:2017. Pada penelitian ini dirancang suatu alat untuk mengalibrasi sound level meter yang dapat bekerja secara otomatis tanpa menggerakkan selektor titik ukur. Alat yang dirancang menggunakan modul pemroses, modul Wi-Fi, dashboard pada laptop dan modul Band Pass Filter. Hasil pengujian sistem secara keseluruhan menunjukkan tingkat akurasi frekuensi output modul BPF diatas 99%, titik ukur 125 Hz - 8000 Hz yang sudah sesuai standar ISO/IEC, dan nilai perbandingan LAF dan LCF

(2)

Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro

, Vol. 18, No. 2, Februari 2021, P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X

1. Pendahuluan

Kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki sehingga mengganggu atau membahayakan bagi kesehatan [1]. Bising dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti gangguan fisiologis, gangguan psikologis, gangguan komunikasi dan ketulian. Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, dan cepat marah [2]. Terdapat berbagai sumber kebisingan berasal dari lingkungan, diantaranya bising industri (pabrik), bandar udara, jalan raya, dan tempat-tempat hiburan. Beberapa pekerjaan yang selalu dihadapkan dengan kebisingan antara lain pertambangan, pembuatan terowongan, penggalian (peledakan, pengeboran), pekerjaan yang menggunakan mesin-mesin berat (percetakan, proses penempaan besi, mesin tekstil, mesin kertas), pekerjaan mengemudikan mesin dengan tenaga pembakaran yang kuat (truk, kendaraan konstruksi) dan uji coba mesin jet. Untuk mengetahui besar kebisingan dapat diukur dengan menggunakan sound level meter.

Sebuah alat ukur seperti sound level meter sebaiknya telah dikalibrasi, sehingga pengguna dapat mengetahui seberapa besar ketepatan dari alat ukur tersebut. Berkaitan dengan penggunaan alat ukur, sering ditemukan kasus ketidaksamaan hasil pengukuran. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya tidak beroperasinya alat ukur dengan baik atau alat ukur memberikan data hasil pengukuran yang salah. Permasalahan ketidaktepatan dalam pengukuran dari suatu alat ukur ini dapat diatasi dengan melakukan kalibrasi ulang pada alat tersebut. Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu [3].

Beberapa survei mengenai alat kalibrasi sound level meter telah dilakukan. Survei pertama dilakukan secara langsung dengan mengunjungi laboratorium akustik milik PT. KALIMAN dan survei kedua dilakukan dengan studi literatur terhadap publikasi ilmiah yang ditulis oleh Pusat Penelitian Metrologi LIPI yang berjudul

(3)

R. Bayu Ramada Meikaharto, dkk. “Alat Kalibrasi Sound Level Meter …”

“Pembuatan Kotak Akustik Kedap Suara yang Digunakan untuk Kalibrasi Sound Level

Meter” [2].

Kalibrasi sound level meter yang dilakukan di PT. KALIMAN menggunakan sebuah alat yang bernama multifunction acoustic calibrator. Alat ini digunakan sebagai filter untuk menghindari noise yang dihasilkan oleh sumber suara pada saat pengukuran berlangsung. Filter yang digunakan yaitu Band Pass Filter, Band Pass

Filter adalah sebuah filter yang meloloskan frekuensi tertentu pada rentang tertentu

dan melemahkan sinyal yang memiliki frekuensi di luar rentang tersebut [1]. Filter tersebut menggunakan selektor pemindah frekuensi sesuai titik ukur dan digerakkan secara manual. Band Pass Filter (BPF) yang digunakan adalah dengan rentang frekuensi 63 Hz – 8000 Hz dengan beberapa titik ukur yaitu 63 Hz, 125 Hz, 250 Hz, 500 Hz, 1000 Hz, 2000 Hz, 4000 Hz dan 8000 Hz berdasarkan aturan yang ditetapkan oleh ISO/IEC 61672-3:2017 ”Electroacoustic-Sound Level Meters-Periodic Tests” [4]. Berdasarkan alat kalibrasi dari PT. KALIMAN di atas tercetuslah suatu ide inovasi untuk menyempurnakan alat kalibrasi yang sudah ada, yaitu untuk merancang selektor filter yang dapat digerakkan secara otomatis dengan menggunakan aplikasi pada laptop melalui jaringan nirkabel dalam hal ini Wireless Fidelity (Wi-Fi). Untuk merealisasikan pengendali otomatis tersebut dibutuhkan modul pemroses yaitu mikrokontroler. Mikrokontroler berfungsi untuk mengolah berbagai masukan dan keluaran sistem. Modul Wi-Fi digunakan sebagai penunjang dalam sistem untuk menghubungkan laptop dengan modul pemroses.

Berdasarkan uraian di atas maka pada penelitian ini didesain dan direalisasikan alat kalibrasi sound level meter otomatis menggunakan modul pemroses dengan jaringan Wi-Fi dan rentang ukur 63 Hz – 8000 Hz. Alat ini sebagai pengembangan dari alat multifunction acoustic calibrator yang dimiliki oleh PT. KALIMAN. Penentuan rentang ukur dan titik ukur tersebut berdasarkan aturan yang ditetapkan oleh ISO/IEC 61672-3:2017 ”Electroacoustic-Sound Level Meters-Periodic Tests” untuk pengukuran sound level meter class 2. Selain standar tersebut di atas terdapat standar

(4)

Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro

, Vol. 18, No. 2, Februari 2021, P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X

lain yang di dalamnya berisi acceptable frequencies limits yaitu ISO/IEC 61672-1:2017 “Electroacoustic-Sound Level Meters”.

2. Kajian Pustaka

Sound Level Meter (SLM) adalah alat pengukur level kebisingan, alat ini mampu

mengukur kebisingan antara 30-130 dB dan rentang ukur frekuensi 20-20000 Hz [5]. Sound Level Meter terdiri dari mikrofon, amplifier, weighting network dan layer dalam satuan desibel (dB). Level pada SLM biasanya disimbolkan dengan huruf L dan diikuti huruf subscript di sebelah kanannya untuk menunjukkan kuantitas level yang disimbolkan. Pembobotan adalah rangkaian elektronik yang kepekaannya berubah sesuai dengan perubahan frekuensi telinga manusia. Ada 4 macam pembobotan yaitu A, B, C dan D. Pembobotan A mendekati kesamaan pada tingkat kebisingan rendah, sedang B pada tingkat kebisingan sedang, C pada tingkat kebisingan tinggi dan D pada saat telinga merespon bunyi yang muncul dari pesawat [6, 7, 8]. Pada pengukuran secara subjektif terhadap respons telinga manusia, ternyata ditemukan bahwa bobot B dan C seringkali tidak tepat. Hal ini terjadi karena yang dijadikan acuan lebih cenderung untuk mengukur bunyi-bunyi dengan satu jenis penekanan saja, sementara dalam kehidupan sehari-hari, dalam waktu bersamaan seringkali kita mendengar bunyi-bunyi dalam bermacam-macam penekanan. Sebaliknya bobot A, hasil pengukuran tingkat kekerasan yang dirasakan orang umumnya tepat. Itu sebabnya, bobot inilah yang lebih banyak sebagai pedoman pengukuran [7]. Pembobotan B dan D tidak lagi umum digunakan sejak IEC 61672 tahun 2003. Terdapat dua klasifikasi SLM yaitu class 1 (Tipe 1) dan class 2 (Tipe 2). Klasifikasi tersebut berdasarkan kegunaan dan kebutuhan pengguna. Tipe 1 digunakan untuk pengukuran dengan nilai presisi yang baik, khususnya pada penelitian dan kalibrasi di laboratorium. Tipe 2 digunakan untuk pengukuran atau survei kebisingan lingkungan dan industri [9]. SLM Tipe 1 dapat mengukur Level Pembobotan A, C, dan Linier (Z), pada SLM Tipe 2 hanya dapat mengukur Level Pembobotan A dan C.

(5)

R. Bayu Ramada Meikaharto, dkk. “Alat Kalibrasi Sound Level Meter …”

3. Metode penelitian

Alat kalibrasi sound level meter ini dibuat secara otomatis tanpa menggerakkan selektor titik ukur. Alat ini menggunakan modul pemroses, modul Wi-Fi, dashboard pada laptop dan modul Band Pass Filter (BPF). Modul pemroses digunakan sebagai otak pada rancangan alat ini. Modul pemroses akan terhubung dengan modul Wi-Fi. Modul Wi-Fi merupakan jaringan komunikasi antara modul pemroses dengan laptop pengguna.

Laptop dilengkapi dengan dashboard sebagai antarmuka bagi pengguna. Dashboard mendapatkan perintah dari pengguna yang telah terhubung dengan jaringan

Wi-Fi. Modul Pemroses akan meneruskan perintah tersebut ke modul BPF. Modul

BPF pada rancangan alat ini akan berfungsi sebagai filter yang meloloskan frekuensi tertentu pada rentang tertentu dan melemahkan sinyal yang memiliki frekuensi di luar rentang tersebut. Modul BPF akan memfilter sumber suara yang berasal dari software daqarta yang telah dipasang sebelumnya pada laptop. Sumber suara merupakan input dari rancangan alat kalibrasi ini.

Suara yang telah difilter oleh modul BPF diteruskan ke speaker, speaker merupakan output dari alat yang dirancang dan akan diukur oleh sound level meter yang sudah mendapatkan sertifikat kalibrasi dari LIPI. Hasil yang tertera pada sound

level meter dibandingkan dengan standar yang dimiliki oleh PT. KALIMAN. Metode

alat kalibrasi sound level meter pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Diagram blok alat kalibrasi sound level meter.

(6)

Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro

, Vol. 18, No. 2, Februari 2021, P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X

3.1 Dashboard Laptop

Dashboard pada laptop berfungsi sebagai antarmuka bagi pengguna [3]. Dashboard pada laptop akan ditampilkan 3 tombol untuk mode otomatis dan 8 tombol

untuk mode manual. Tombol pada dashboard akan dipilih menggunakan mouse pengguna. Pengguna mengarahkan mouse pada tombol dan menekan tombol sebelah kiri pada mouse tersebut. Tombol diberikan warna berbeda untuk membedakan satu sama lain. Pilihan tombol untuk mode otomatis pada dashboard adalah tombol start,

stop dan pause. Tombol mulai pada dashboard berfungsi untuk memulai pengukuran

kalibrasi sesuai titik ukur yang telah ditentukan. Tombol selesai untuk mengakhiri proses kalibrasi, dan tombol pause untuk menghentikan sementara proses kalibrasi. Apabila tombol pause ditekan maka tombol tersebut berubah menjadi resume, tombol

resume ini berfungsi untuk melanjutkan kembali proses kalibrasi. Mode manual terdiri

dari 8 tombol, Tombol-tombol tersebut diberikan keterangan berupa nilai frekuensi sesuai titik ukur kalibrasi yaitu 63 Hz, 125 Hz, 250 Hz, 500 Hz, 1000 Hz, 2000 Hz, 4000 Hz dan 8000 Hz. Tombol manual merupakan tambahan dari rencana realisasi awal dengan tujuan apabila mode otomatis tidak berfungsi kalibrasi tetap dapat dilakukan.

3.2 Modul Pemroses

Modul pemroses pada sistem ini menggunakan NodeMCU ESP8266, dan untuk melakukan pemrograman menggunakan perangkat lunak Arduino IDE [10]. Modul pemroses bertujuan untuk menampilkan dashboard dan mengatur perpindahan selektor pada modul Solid State Relay (SSR). Modul NodeMCU ESP8266 dijadikan sebagai otak pada rancangan ini terhubung dengan modul SSR dan LCD sebagai tampilan. Delapan kanal yang terdapat pada modul NodeMCU yaitu D0-D7 dihubungkan langsung dengan delapan kanal modul SSR yaitu CH1-CH8.

(7)

R. Bayu Ramada Meikaharto, dkk. “Alat Kalibrasi Sound Level Meter …”

3.3 Modul Band Pass Filter

Modul BPF ini untuk memilih kanal BPF dari sumber suara. Modul BPF yang digunakan yaitu modul BPF DMS1831 [11]. Sumber suara yang dihasilkan akan masuk ke dalam BPF untuk melemahkan frekuensi yang tidak diinginkan dengan menentukan nilai frekuensi cut-off sesuai titik ukur yaitu 63 Hz, 125 Hz, 250 Hz, 500 Hz, 1000 Hz, 2000 Hz, 4000 Hz dan 8000 Hz. Penentuan titik ukur tersebut berdasarkan aturan yang ditetapkan oleh ISO/IEC 61672-3:2017 untuk pengukuran

sound level meter class 2. Modul NodeMCU akan mendeteksi perintah pengguna,

setelah dibaca oleh modul NodeMCU besar frekuensi akan ditampilkan pada LCD. Nilai cut-off yang akan dipakai ditentukan untuk diteruskan ke speaker. Perpindahan satu kanal BPF ke kanal lainnya diatur dengan tunda waktu oleh NodeMCU pada SSR.

4. Hasil dan Pembahasan

Pengujian dan analisis dilakukan untuk mengetahui perangkat yang digunakan dapat berfungsi dengan baik. Pengujian yang dilakukan yaitu pengujian modul BPF, dan pengujian pembobotan dengan menggunakan sound level meter.

Pengujian modul BPF dilakukan untuk memastikan output dari modul tersebut sesuai dengan titik ukur pada rancangan alat ini sehingga memiliki tiga aspek penting dalam kalibrasi yaitu akurasi, presisi dan sensitivitas. Akurasi mendefinisikan seberapa dekat hasil pengukuran atau eksperimen dengan nilai yang sebenarnya, presisi merupakan kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten pada pengukuran berulang dan kepekaan (sensitivitas) menyatakan berapa besarnya harga pengukuran untuk setiap satuan harga sinyal input [12].

Pengujian frekuensi output pada modul BPF dilakukan sebanyak 10 kali dengan menggunakan function generator sebagai input frekuensi yang terhubung langsung dengan bagian input modul BPF dan oscilloscope sebagai pembaca output frekuensi. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.

(8)

Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro

, Vol. 18, No. 2, Februari 2021, P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X

Tabel 1 Pengujian Frekuensi Output BPF

Pengamatan Frekuensi Output (Hz)

63 125 250 500 1000 2000 4000 8000 1. 63,05 125,0 249,8 499,5 1004,0 2000,0 4000,0 8008,0 2. 63,13 125,0 250,0 498,5 1002,0 1995,0 4000,0 7989,0 3. 63,13 125,3 250,0 498,5 1001,0 1999,0 3992,0 8032,0 4. 63,05 125,0 249,8 498,5 1000,0 2000,0 4000,0 8000,0 5. 62,97 125,2 250,3 500,0 999,0 2000,0 4000,0 8000,0 6. 63,05 125,0 250,0 501,0 1001,0 2003,0 4000,0 7984,0 7. 62,89 125,3 250,5 500,0 998,0 2000,0 4000,0 7992,0 8. 62,97 125,1 250,3 500,5 1002,0 2000,0 4000,0 8000,0 9. 62,97 125,2 250,0 500,5 1000,0 2003,0 3992,0 8000,0 10. 62,97 125,2 250,0 499,5 1002,0 2000,0 4000,0 8000,0 Rata-rata 63,018 125,13 250,07 499,65 1000,9 2000,0 3998,4 8000,5

Hasil pengujian pada Tabel 1 menunjukkan bahwa modul BPF tersebut dapat berfungsi dengan baik. Sementara itu untuk mengetahui tingkat akurasi frekuensi

output yang dihasilkan modul BPF ini dilakukan perhitungan sebagai berikut :

Tingkat akurasi pada frekuensi 63 Hz.

Nilai Perbandingan (%) = Rata-rata frekuensi output - Frekuensi input

Frekuensi input × 100% = 63,018 Hz − 63 Hz 63 Hz × 100% Nilai Perbandingan (%) = 0,028% Tingkat akurasi (%) = 100% - 0,028% = 99,972%

Dengan menggunakan perhitungan di atas maka didapatkan hasil tingkat akurasi seperti pada Tabel 2.

Tabel 2 Tabel Tingkat Akurasi Modul BPF

Frekuensi (Hz) Tingkat Akurasi (%)

63 99,972

125 99,896

(9)

R. Bayu Ramada Meikaharto, dkk. “Alat Kalibrasi Sound Level Meter …”

Frekuensi (Hz) Tingkat Akurasi (%)

500 99,93

1000 99,91

2000 100

4000 99,96

8000 99,994

Berdasarkan perhitungan di atas tingkat akurasi frekuensi output pada modul BPF ini memiliki tingkat akurasi diatas 99% dan nilai tertinggi terdapat pada frekuensi 2000 Hz dengan tingkat akurasi sebesar 100%.

Pengujian pembobotan dengan output SLM sama dengan pengujian sistem secara keseluruhan. Perbedaan pengujian yaitu menggunakan SLM sebagai alat ukur untuk mengetahui besaran nilai yang dihasilkan oleh alat kalibrasi SLM ini. SLM diletakkan pada speaker dan sistem dioperasikan pada titik ukur yang sudah ditentukan. Pengujian dilakukan sebanyak 5 kali. Pengujian pembobotan dengan

output SLM untuk level kebisingan pembobotan A / mendekati kesamaan pada tingkat

kebisingan rendah (LAF) dan level kebisingan pembobotan C / mendekati kesamaan pada tingkat kebisingan tinggi (LCF) dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil pengujian pada Tabel 3 tersebut dibandingkan dengan hasil pada alat standar yang dimiliki oleh PT. KALIMAN. Hasil pengujian alat kalibrasi yang dimiliki oleh PT. KALIMAN dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 3 Pengujian Pembobotan Dengan Output SLM

Frekuensi (Hz) Pengukuran 1 2 3 4 5 LAF (dB) LCF (dB) LAF (dB) LCF (dB) LAF (dB) LCF (dB) LAF (dB) LCF (dB) LAF (dB) LCF (dB) 63 64,5 89,1 64,5 89,1 64,5 89,1 64,5 89,1 64,5 89,1 125 77,9 93 77,9 93,0 77,9 93 77,9 93,0 77,9 93,0 250 85,4 94,0 85,4 94,0 85,4 94,0 85,4 94,0 85,4 94,0 500 90,8 94,0 90,8 94,0 90,8 94,0 90,8 94,0 90,8 94,0

(10)

Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro

, Vol. 18, No. 2, Februari 2021, P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X Frekuensi (Hz) Pengukuran 1 2 3 4 5 LAF (dB) LCF (dB) LAF (dB) LCF (dB) LAF (dB) LCF (dB) LAF (dB) LCF (dB) LAF (dB) LCF (dB) 2000 94,5 93,4 94,5 93,4 94,5 93,4 94,5 93,4 94,5 93,4 4000 93,4 91,6 93,4 91,6 93,4 91,6 93,4 91,6 93,4 91,6 8000 91,7 89,4 91,7 89,4 91,7 89,4 91,7 89,4 91,7 89,4

Tabel 4 Pengujian Alat Kalibrasi PT. KALIMAN

Frekuensi (Hz) Pengukuran 1 2 3 4 5 LAF (dB) LCF (dB) LAF (dB) LCF (dB) LAF (dB) LCF (dB) LAF (dB) LCF (dB) LAF (dB) LCF (dB) 63 67,8 93,2 67,8 93,2 67,8 93,2 67,8 93,2 67,8 93,2 125 77,8 93,9 77,8 93,9 77,8 93,9 77,8 93,9 77,8 93,9 250 85,4 94,1 85,4 94,1 85,4 94,1 85,4 94,1 85,4 94,1 500 90,8 94,0 90,8 94,0 90,8 94,0 90,8 94,0 90,8 94,0 1000 94,0 94,0 94,0 94,0 94,0 94,0 94,0 94,0 94,0 94,0 2000 95,3 94,0 95,3 94,0 95,3 94,0 95,3 94,0 95,3 94,0 4000 95,0 93,2 95,0 93,2 95,0 93,2 95,0 93,2 95,0 93,2 8000 92,9 90,6 92,9 90,6 92,9 90,6 92,9 90,6 92,9 90,6

Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 3 dan Tabel 4 dapat dilihat perbedaan hasil antara alat yang dirancang dan alat sebelumnya. Besar nilai pada alat yang dirancang lebih rendah dari alat kalibrasi yang dimiliki oleh PT. KALIMAN. Hasil pengujian dengan nilai yang sama terdapat pada frekuensi 250 Hz – 1000 Hz. Hal ini dikarenakan resistor variabel alat yang dirancang hanya sebesar 50 KΩ pada modul BPF. Sementara itu pada alat standar yang dimiliki oleh PT. KALIMAN besar resistor variabel 500 KΩ. Jika melihat besar nilai deviasi yang dapat diterima untuk standar alat kalibrasi sound level meter class 2 berdasarkan ISO 61672-1:2017 batas deviasi

(11)

R. Bayu Ramada Meikaharto, dkk. “Alat Kalibrasi Sound Level Meter …”

yang dapat diterima pada alat ini yaitu dari frekuensi 125 Hz – 8000 Hz. Tabel nilai deviasi untuk alat kalibrasi sound level meter class 2 dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Nilai Deviasi Untuk Alat Kalibrasi Sound Level Meter Class 2 [4]

Nominal Frequency

(Hz)

Frequency Weightings (dB) Acceptance Limits, dB

Performance class A C Z 1 2 10 -70.4 -14.3 0.0 +3.0; - +5.0; - 12.5 -63.4 -11.2 0.0 +2.5; - +5.0; - 16 -56.7 -8.5 0.0 +2.0; -4.0 +5.0; - 20 -50.5 -6.2 0.0 ±2.0 ±3.0 25 -44.7 -4.4 0.0 +2.0; -1.5 ±3.0 31.5 -39.4 -3.0 0.0 ±1.5 ±3.0 40 -34.6 -2.0 0.0 ±1.0 ±2.0 50 -30.2 -1.3 0.0 ±1.0 ±2.0 63 -26.2 -0.8 0.0 ±1.0 ±2.0 80 -22.5 -0.5 0.0 ±1.0 ±2.0 100 -19.1 -0.3 0.0 ±1.0 ±1.5 125 -16.1 -0.2 0.0 ±1.0 ±1.5 160 -13.4 -0.1 0.0 ±1.0 ±1.5 200 -10.9 0.0 0.0 ±1.0 ±1.5 250 -8.6 0.0 0.0 ±1.0 ±1.5 315 -6.6 0.0 0.0 ±1.0 ±1.5 400 -4.8 0.0 0.0 ±1.0 ±1.5 500 -3.2 0.0 0.0 ±1.0 ±1.5 630 -1.9 0.0 0.0 ±1.0 ±1.5 800 -0.8 0.0 0.0 ±1.0 ±1.5 1,000 0 0 0 ±0.7 ±1.0 1,250 +0.6 0.0 0.0 ±1.0 ±1.5 1,600 +1.0 -0.1 0.0 ±1.0 ±2.0 2,000 +1.2 -0.2 0.0 ±1.0 ±2.0 2,500 +1.3 -0.3 0.0 ±1.0 ±2.5 3,150 +1.2 -0.5 0.0 ±1.0 ±2.5

(12)

Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro

, Vol. 18, No. 2, Februari 2021, P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X

Nominal Frequency

(Hz)

Frequency Weightings (dB) Acceptance Limits, dB

Performance class A C Z 1 2 5,000 +0.5 -1.3 0.0 ±1.5 ±3.5 6,300 -0.1 -2.0 0.0 +1.5; -2.0 ±4.5 8,000 -1.1 -3.0 0.0 +1.5; -2.5 ±5.0 10,000 -2.5 -4.4 0.0 +2.0; -3.0 +5.0; - 12,500 -4.3 -6.2 0.0 +2.0; -5.0 +5.0; - 16,000 -6.6 -8.5 0.0 +2.5; -16.0 +5.0; - 20,000 -9.3 -11.2 0.0 +3.0; - +5.0; -

NOTE: Frequnecy weightings were calculated by use one of the analytical expressions in Annex E with frequency f computed from f = fr [10 0.1,-90] with fr = 1,000 Hz and  an integer between 10 and 4.3. The weightings were rounded to a tenth of decibel.

Persentase perbandingan nilai alat yang dirancang dengan alat standar yang dimiliki oleh PT. KALIMAN dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Perbandingan Alat yang Dirancang dan Alat PT. KALIMAN

Frekuensi (Hz) Persentase LAF (%) LCF (%) 63 4,86 4,39 125 0,13 0,95 250 0 0 500 0 0 1000 0 0 2000 0,84 0,64 4000 1,68 1,72 8000 1,30 1,32

Berdasarkan Tabel 6 persentase perbandingan terbesar yaitu pada frekuensi 63 Hz sebesar 4,86% untuk LAF dan 4,39 % untuk LCF. Berdasarkan Tabel 6 tersebut

(13)

R. Bayu Ramada Meikaharto, dkk. “Alat Kalibrasi Sound Level Meter …”

diketahui bahwa pada alat ini yang memiliki nilai perbandingan lebih dari 4% tidak dapat digunakan untuk kalibrasi SLM.

5. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari alat kalibrasi sound level meter berbasis mikrokontroler ini adalah sebagai berikut:

1. Tingkat akurasi frekuensi output modul Band Pass Filter lebih dari 99%.

2. Pada alat kalibrasi sound level meter berbasis mikrokontroler ini dapat memenuhi standar ISO/IEC 61672-1 : 2017 “Electroacoustic-Sound Level Meters” pada titik frekuensi 125 Hz – 8000 Hz, namun untuk titik ukur 63 Hz belum sesuai dengan standar tersebut.

3. Pada alat ini nilai perbandingan LAF dan LCF pada frekuensi 125 Hz yaitu sebesar 0,13% untuk LAF dan 0,95 % untuk LCF, dan pada frekuensi 8000 Hz yaitu sebesar 1,30% untuk LAF dan 1,35 % untuk LCF.

Ucapan Terima Kasih

Terima kasih kepada seluruh pihak dari Teknik Elektro Universitas Tarumanagara yang telah membantu proses pembuatan perancangan alat kalibrasi

sound level meter berbasis mikrokontroler ini.

Daftar Pustaka

[1] F. Ondi and Asriyadi, "Eksperimen dan Simulasi Rangkaian Band Pass Filter (BPF) dengan Resistor," Jurnal UMJ, vol. 1, 2018.

[2] Pusat Penelitian Metrologi, LIPI, "PEMBUATAN KOTAK AKUSTIK KEDAP SUARA YANG DIGUNAKAN UNTUK KALIBRASI SOUND LEVEL METER," in PERTEMUAN DAN PRESENTASI KIM-LIPI KE- 42, JAKARTA, 2016.

(14)

Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro

, Vol. 18, No. 2, Februari 2021, P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X

[3] Ilhamsyah and S. Rahmayudha, "Perancangan Model Dashboard Untuk Monitoring Evaluasi Mahasiswa," Jurnal Pengembangan IT (JPIT), vol. 2, no. 1, 2017.

[4] ISO, INTERNATIONAL STANDARD IEC 61672-1 : Electroacoustic-Sound Level Meter, Geneva: ISO, 2017.

[5] Y. A. Tuwaidan, "Rancang Bangun Alat Ukur Desibel (dB) Meter Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno R3," E-Journal Teknik Elektro dan Komputer, 2015.

[6] M. I. Ramli, M. Hustim and U. Ariani, "ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN PADA KAWASAN PERBELANJAAN (MALL) DI KOTA MAKASSAR DAN DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN," Jurnal Teknik Lingkungan

Hidup, 2014.

[7] C. E. Mediastika, Ph.D, Akustika Bangunan, Jakarta: Erlangga, 2005.

[8] ISO, INTERNATIONAL STANDARD IEC 61672 : Electroacoustic-Sound Level Meters, Geneva: ISO, 2002.

[9] A. Suwandi, "Teknik Kalibrasi Sound Level Meter," in Forum Group Discussion

Kalibrasi Sound Level Meter, Tangerang Selatan, 2020.

[10] H. A. Rochman, R. Primananda and H. Nurwasito, "Sistem Kendali Berbasis Mikrokontroler Menggunakan Protokol MQTT pada Smart Home," Jurnal

Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, vol. 1, no. 6, pp.

445-455, 2017.

[11] N. Valentino, E. Safrianti and L. Oktaviana, "Desain Band Pass Filter untuk Jaringan Wi-Fi 3,5 GHz," Jom TEKNIK, vol. 2, no. 1, 2015.

[12] S. Maulida, "PENGEMBANGAN SISTEM PEMANTAU SUHU DAN KELEMBABAN UNTUK LABORATORIUM KALIBRASI," in Pertemuan

Gambar

Diagram blok alat kalibrasi sound level meter.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Jumlah desa yang telah dicakup P4MI sampai dengan 2006 adalah 591 desa, dan sampai dengan bulan Nopember 2007 dapat dicakup 159 desa, sehingga yang tersisa untuk tahun

"eserta pertemuan membuat angket 0an me angket i0entiikasi ambatan kepa0a petuga 0iisi lalu mengumpulkan angket tersebut... Kepala puskesmas menerima laporan asil

sebagai sampel penelitian untuk mengetahui pengaruh struktur modal terhadap laba per lembar saham pada perusahaan yang akan diteliti..

Gambar 10 rangka atau penyangga dari modul surya dan rangka sensor LDR, terdapat beberapa tambahan dari penemuan Irvan panca Irawan: 2016, yakni penambahan sensor LDR, juga

 Melaksanakan penilaian dan refleksi dengan mengajukan pertanyaan atau tanggapan peserta didik dari kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai bahan masukan untuk perbaikan

Penelitian yang dilakukan oleh Endang Busri memberikan pemahaman bahwa sikap toleransi dapat dibentuk dengan menggunakan rekayasa pembelajaran yang dirancang oleh guru,