• Tidak ada hasil yang ditemukan

(15 OKTOBER OKTOBER 2021) SOAL PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "(15 OKTOBER OKTOBER 2021) SOAL PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

(15 OKTOBER 2021 - 21 OKTOBER 2021)

SOAL PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)

1. Penyakit yang tidak bisa ditularkan dari orang ke orang yang perkembangannya berjalan perlahan dalam jangka waktu panjang (kronis) adalah pengertian dari…

a. Penyakit menular b. Penyakit tidak menular

c. Penanggulangan penyakit tidak menular d. Penyakit kronis

e. Penyakit turunan Jawaban: B

Pembahasan

Penyakit yang tidak bisa ditularkan dari orang ke orang yang perkembangannya berjalan perlahan dalam jangka waktu panjang (kronis) adalah pengertian dari penyakit tidak menular Sumber

Buku Pedoman Manajemen PTM Kemenkes

2. Mengurangi hingga sepertiga angka kematian dini akibat penyakit tidak menular pada tahun 2030 adalah indikator…

a. SDGs b. MDGs c. RPJMN

d. Renstra Kesehatan e. Target global Jawaban: A Pembahasan

(2)

Sumber

Buku Pedoman Manajemen PTM Kemenkes

3. Berapa persen kah target global penurunan kematian dini akibat PTM pada tahun 2025?

a. 15%

b. 20%

c. 25%

d. 30%

e. 35%

Jawaban: C Pembahasan

(3)

Sumber

Buku Pedoman Manajemen PTM Kemenkes

4. Kebijakan penanggulangan PTM terdapat pada…

a. Permenkes No 82 2014 b. Permenkes No 71 2015 c. Permenkes No 3 2020 d. Permenkes No 59 2016 e. Permenkes No 11 2019 Jawaban: B

Pembahasan

(4)

Sumber

Buku Pedoman Manajemen PTM Kemenkes

5. Indonesia mengalami masalah kesehatan di masyarakat salah satunya adalah triple burden, yang bukan termasuk triple burden adalah…

a. PINERE (Penyakit New Emerging) b. PINERE (Penyakit Re Emerging)

c. Penyakit infeksi yaitu penyakit menular belum teratasi d. Penyakit infeksi yaitu penyakit menular sudah teratasi e. Penyakit tidak menular meningkat

Jawaban: D Pembahasan

Tiga beban penyakit itu adalah pertama, telah bergesernya penyakit menular ke arah penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung, gagal ginjal, diabetes, kanker, dan sebagainya. Kedua, muncul ancaman penyakit infeksi baru, seperti flu burung, ebola, dan TBC Resisten Obat.

Ketiga, masyarakat masih dihadapkan pada masalah penyakit menular yang belum selesai, seperti Demam Berdarah, TBC, Malaria, HIV/AIDS, Filariasis, dan Kecacingan.Sumber Sumber

https://www.kemkes.go.id/article/view/18111200003/hkn-ke-54-masyarakat-diminta- waspadai-segala-jenis-penyakit.html

6. Upaya kesehatan yang mengutamakan aspek promotif dan preventif tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif serta paliatif yang ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan,

(5)

kecacatan dan kematian yang dilaksanakan secara komprehensif, efektif, efisien, dan berkelanjutan adalah pengertian dari…

a. Penyakit menular b. Penyakit tidak menular

c. Penanggulangan penyakit tidak menular d. Surveilans

e. Penyakit turunan Jawaban: C

Pembahasan

Upaya kesehatan yang mengutamakan aspek promotif dan preventif tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif serta paliatif yang ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian yang dilaksanakan secara komprehensif, efektif, efisien, dan berkelanjutan adalah pengertian dari penanggulangan penyakit tidak menular

Sumber

Buku Pedoman Manajemen PTM Kemenkes

7. Kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian faktor risiko dan PTM serta kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatannya untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien adalah pengertian dari…

a. Penyakit menular b. Penyakit tidak menular

c. Penanggulangan penyakit tidak menular d. Surveilans

e. Penyakit turunan Jawaban: D

Pembahasan

Kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian faktor risiko dan PTM serta kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatannya untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien adalah pengertian dari Surveilans

Sumber

Buku Pedoman Manajemen PTM Kemenkes

8. Pengaturan penanggulangan penyakit tidak menular dalam Permenkes Nomor 71 tahun 2015 bertujuan untuk, kecuali…

a. Melindungi masyarakat dari risiko PTM b. Meningkatkan kualitas hidup

c. Mengurangi dampak sosial, budaya, serta ekonomi akibat PTM pada individu, keluarga, dan masyarakat

(6)

d. Memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan penanggulangan PTM yang komprehensif, efisien, efektif, dan berkelanjutan

e. Agar masyarakat bebas melakukan berbagai macam hal sesuka hati Jawaban: E

Pembahasan

Pasal 2 Pengaturan Penanggulangan PTM dalam Peraturan Menteri ini bertujuan untuk: a.

melindungi masyarakat dari risiko PTM; b. meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi dampak sosial, budaya, serta ekonomi akibat PTM pada individu, keluarga, dan masyarakat;

dan c. memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan Penanggulangan PTM yang komprehensif, efisien, efektif, dan berkelanjutan.

Sumber

Permenkes No 71 Tahun 2015

9. Berikut yang bukan termasuk kelompok PTM berdasarkan sistem dan organ tubuh adalah…

a. Penyakit keganasan

b. Penyakit endokrin, nutrisi, dan metabolik c. Penyakit telinga dan mastoid

d. Penyakit genitourinaria e. Penyakit HIV/AIDS

Jawaban: E Pembahasan

Penyakit HIV/AIDS adalah penyakit yang ditularkan salah satunya melalui hubungan seksual.

Maka dari itu tidak termasuk dalam kelompok penyakit tidak menular Sumber

Buku Pedoman Manajemen PTM Kemenkes

10. Siapa yang membentuk komite ahli penanggulangan PTM dalam rangka penanggulangan PTM?

a. Pemda & pemerintah pusat b. Presiden

c. Menteri

d. Bupati/walikota e. Tenaga kesehatan Jawaban: C

Pembahasan

Menteri Kesehatan membentuk komite ahli penanggulangan PTM melalui keputusan Menteri kesehatan nomor HK 02.02/Menkes/157/2015

(7)

Sumber

Buku Pedoman Manajemen PTM Kemenkes

11. Yang bukan faktor risiko perilaku yang dapat diubah adalah…

a. Merokok

b. Kurang aktifitas fisik c. Diet yang tidak sehat

d. Konsumsi minuman beralkohol e. Alergi terhadap makanan Jawaban: E

Pembahasan

Alergi makanan adalah faktor risiko non modifiable atau tidak dapat diubang dalam penanggulangan penyakit tidak menular.

Sumber

Buku Pedoman Manajemen PTM Kemenkes

12. Mari menuju masa muda sehat, hari tua nikmat tanpa Penyakit Tidak Menular (PTM) dengan perilaku…

a. GERMAS b. PIS-PK c. CERDIK d. CERDAS e. Hidup sehat Jawaban: C Pembahasan

Melaksanakan upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan paliatif secara komprehensif.

a. Menyebarluaskan secara masif sosialisasi pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM kepada seluruh masyarakat.

b. Meningkatkan kemandirian masyarakat melalui penerapan budaya perilaku CERDIK.

c. Melakukan deteksi dini dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM baik di Posbindu maupun di fasilitas pelayanan kesehatan.

d. Melakukan penguatan tata laksana kasus sesuai standar.

e. Meningkatkan program peningkatan kualitas hidup (perawatan paliatif) sesuai ketentuan.

CERDIK adalah salah satu program untuk mengeliminasi faktor risiko banyak penyakit tidak menular.

(8)

Sumber

Buku Pedoman Manajemen PTM Kemenkes

13. Selain di fasilitas pelayanan kesehatan, deteksi diri dan tindak lanjut faktor risiko PTM dapat dilakukan di…

a. Posyandu b. Posbindu PTM c. Posko kesehatan d. Dinas kesehatan e. Polindes

(9)

Jawaban: B Pembahasan

Posbindu PTM adalah tempat dilakukannya deteksi dini dan tindak lanjut faktor risiko PTM seperti hipertensi dan pengecekan gula darah.

Sumber

Buku Pedoman Manajemen PTM Kemenkes

14. Cakupan pengobatan esensial dan teknologi untuk pengobatan PTM adalah sebesar…

a. 70%

b. 80%

c. 90%

d. 100%

e. Tidak ada cakupan Jawaban: B

Pembahasan

Sumber

Buku Pedoman Manajemen PTM Kemenkes

15.

1. 50% Puskesmas melaksanakan pengendalian terpadu (PANDU PTM) 2. 50% Desa/kelurahan melaksanakan Posbindu PTM

(10)

3. 50% Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini kanker serviks dan payudara pada perempuan usia 30-50 tahun

4. 50% kab/kota melaksanakan kebijakan KTR minimal 50% sekolah 5. 30% puskesmas yang melakukan deteksi dini dan rujukan katarak Yang merupakan indikator Renstra 2015-2019 adalah…

a. 1, 2, 3, dan 4 b. 1, 2, dan 4 c. 1 dan 2 d. 4 dan 5 e. Benar semua Jawaban: E Pembahasan

Sumber

Buku Pedoman Manajemen PTM Kemenkes

16. Penyakit Tidak Menular terdapat pada Undang-Undang No 36 Tahun 2009 pada pasal…

a. Pasal 152 b. Pasal 158 c. Pasal 163 d. Pasal 164 e. Pasal 167

(11)

Jawaban: B Pembahasan

Sumber

UU No 36 tahun 2019

17. Yang bukan penyakit tidak menular adalah…

a. Diabetes mellitus b. Kanker

c. Asma

d. Penyakit ginjal kronis e. Meningitis

Jawaban: E Pembahasan

Meningitis adalah penyakit menular. Dapat disebabkan oleh berbagai pathogen seperti bakteri, virus, dan jamur. Beberapa meningitis dapat menular salah satunya melalui kontak dekat atau melalui droplet infeksi

Sumber

Buku Pedoman Manajemen PTM Kemenkes

18. Penyelenggaraan penanggulangan PTM melalui Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dilaksanakan dengan upaya pencegahan dan pengendalian. Pencegahan dan pengendalian dapat dilaksanakan melalui kegiatan dibawah kecuali…

a. Kegiatan promkes b. Deteksi dini faktor risiko c. Penemuan kasus dini

(12)

d. Perlindungan umum e. Tata laksana diri Jawaban: D

Pembahasan

Sumber

PMK 71 Tahun 2015 19.

1. Surveilans faktor risiko 2. Registry penyakit 3. Surveilans kematian

Surveilans PTM dilaksanakan melalui kegiatan…

a. 1, 2, dan 3 b. 3

c. 2 dan 3 d. 1 dan 2 e. Salah semua Jawaban: A

(13)

Pembahasan

Surveilans PTM dilaksanakan melalui kegiatan: a. surveilans faktor risiko; b. registri penyakit;

dan c. surveilans kematian.

Sumber

PMK 71 Tahun 2015

20. Masyarakat baik secara perorangan maupun kelompok berperan aktif dalam penanggulangan PTM. Peran serta masyarakat dilaksanakan melalui kegiatan…

a. Pelayanan kesehatan b. UKBM

c. Posyandu d. Kerja bakti e. Pendanaan Jawaban: B

Pembahasan

Sumber

PMK 71 Tahun 2015

(14)

SOAL PENYAKIT MENULAR

1. Regulasi penanggulangan penyakit menular diatur dalam…

a. Permenkes No 71 2015 b. Permenkes No 82 2014 c. Permenkes No 11 2019 d. Permenkes No 43 2019 e. Permenkes No 3 2020 Jawaban: B

Pembahasan

Sumber

Permenkes No 82 Tahun 2014

2. Penyakit yang dapat menular ke manusia yang disebabkan oleh agen biologi, antara lain virus, bakteri, jamur dan parasite adalah pengertian dari…

a. Wabah penyakit b. Penyakit tidak menular c. Penyakit menuar

d. Kejadian Luar Biasa (KLB) e. Penanggulangan penyakit menular

Jawaban: C Pembahasan

Penyakit Menular adalah penyakit yang dapat menular ke manusia yang disebabkan oleh agen biologi, antara lain virus, bakteri, jamur, dan parasit.

Sumber

(15)

Permenkes No 82 Tahun 2014

3. Upaya kesehatan yang mengutamakan aspek promotif dan preventif yang ditujukan untuk menurunkan dan menghilangkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian, membatasi penularan, serta penyebaran penyakit agar tidak meluas antardaerah maupun antarnegara serta berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa/wabah adalah pengertian dari…

a. Wabah penyakit b. Penyakit tidak menular c. Penyakit menular

d. Kejadian Luar Biasa (KLB) e. Penanggulangan penyakit menular

Jawaban: E Pembahasan

Penanggulangan Penyakit Menular adalah upaya kesehatan yang mengutamakan aspek promotif dan preventif yang ditujukan untuk menurunkan dan menghilangkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian, membatasi penularan, serta penyebaran penyakit agar tidak meluas antardaerah maupun antarnegara serta berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa/wabah.

Sumber

Permenkes No 82 Tahun 2014

4. Berdasarkan cara penularannya, penyakit menular dikelompokkan menjadi…

a. Penyakit menular langsung dan penyakit menular tidak langsung b. Penyakit menular dan penyakit menular lambat

c. Penyakit menular langsung dan penyakit tular vektor dan binatang pembawa penyakit d. Penyakit menular manusia dan penyakit menular hewan

e. Penyakit menular infeksius dan non infeksius

Jawaban: C Pembahasan

BAB II KELOMPOK DAN JENIS PENYAKIT MENULAR

Pasal 4 (1) Berdasarkan cara penularannya, Penyakit Menular dikelompokkan menjadi:

a.penyakit menular langsung; dan

b. penyakit tular vektor dan binatang pembawa penyakit.

Sumber

Permenkes No 82 Tahun 2014

(16)

5. Yang bukan penyakit menular langsung berdasarkan cara penularannya adalah…

a. MERS-coV b. HIV

c. Frambusia d. Demam berdarah e. Polio

Jawaban: D Pembahasan

(17)

Sumber

Permenkes No 82 Tahun 2014

6. Dibawah ini yang bukan termasuk penyakit langsung yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah…

(18)

a. Campak b. Kolera c. Yellow Fever d. Meningitis e. Kusta Jawaban: E Pembahasan

Jenis penyakit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a sampai dengan huruf p merupakan penyakit menular langsung yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).

(19)

Sumber

Permenkes No 82 Tahun 2014

7. 1. Malaria

2. Demam Berdarah 3. Chikungunya

(20)

4. Filariasis dan Kecacingan 5. Penyakit Virus Ebola 6. Toxoplasma

7. Leptospirosis

Jenis penyakit tular vektor dan binatang pembawa penyakit ditunjukkan oleh nomor…

a. 1, 2, 3, 4, 5, dan 7 b. 1, 2, 3, 4, 6, dan 7 c. 1, 2, 3, dan 4 d. 1, 2, 3, 5, dan 7 e. Benar semua Jawaban: B Pembahasan

(4) Jenis penyakit tular vektor dan binatang pembawa penyakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas: a. Malaria; b. Demam Berdarah; c. Chikungunya; d. Filariasis dan Kecacingan; e. Schistosomiasis; f. Japanese Enchepalitis; g. Rabies; h. Antraks i. Pes; j.

Toxoplasma;

Sumber

Permenkes No 82 Tahun 2014

8. Pemerintah atau Pemerintah Daerah dapat menetapkan program penanggulangan terhadap jenis penyakit menular sebagai prioritas nasional atau daerah dengan kriteria berikut, kecuali…

a. Penyakit endemis lokal

b. Penyakit menular potensial wabah

c. Fatalitas yang ditimbulkan tinggi/angka kematian tinggi

d. Memiliki dampak sosial, ekonomi, politik, dan ketahanan yang luas e. Menjadi sasaran penelitian, edukasi, dan pembelajaran

Jawaban: E Pembahasan

Pasal 6 (1) Terhadap jenis Penyakit Menular sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Pemerintah atau Pemerintah Daerah dapat menetapkan program penanggulangan sebagai prioritas nasional atau daerah dengan kriteria sebagai berikut: a. penyakit endemis lokal; b.

Penyakit Menular potensial wabah; c. fatalitas yang ditimbulkan tinggi/angka kematian tinggi;

d. memiliki dampak sosial, ekonomi, politik, dan ketahanan yang luas; dan/atau e. menjadi sasaran reduksi, eliminasi, dan eradikasi global.

Sumber

Permenkes No 82 Tahun 2014

(21)

9. Berdasarkan prevalensi/kejadian kesakitan dan karakteristik Penyakit Menular, target program Penanggulangan Penyakit Menular meliputi beberapa hal, salah satunya adalah upaya pengurangan angka kesakitan dan/atau kematian terhadap penyakit enular tertentu agar secara bertahap penyakit tersebut menurun sesuai dengan sasaran atau target operasionalnya.

Ciri tersebut adalah target program…

a. Eradikasi b. Kondusi c. Reduksi d. Potensi e. Eliminasi

Jawaban: C Pembahasan

Reduksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan upaya pengurangan angka kesakitan dan/atau kematian terhadap Penyakit Menular tertentu agar secara bertahap penyakit tersebut menurun sesuai dengan sasaran atau target operasionalnya

Sumber

Permenkes No 82 Tahun 2014

10. Berdasarkan prevalensi/kejadian kesakitan dan karakteristik Penyakit Menular, target program Penanggulangan Penyakit Menular meliputi beberapa hal, salah satunya adalah upaya pengurangan terhadap penyakit secara berkesinambungan di wilayah tertentu sehingga angka kesakitan penyakit tersebut dapat ditekan serendah mungkin agar tidak menjadi masalah kesehatan di wilayah yang bersangkutan. Ciri tersebut adalah target program…

a. Eradikasi b. Kondusi c. Reduksi d. Potensi e. Eliminasi

Jawaban: E Pembahasan

Eliminasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan upaya pengurangan terhadap penyakit secara berkesinambungan di wilayah tertentu sehingga angka kesakitan

(22)

penyakit tersebut dapat ditekan serendah mungkin agar tidak menjadi masalah kesehatan di wilayah yang bersangkutan

Sumber

Permenkes No 82 Tahun 2014

11. Menteri dalam menetapkan reduksi, eliminasi dan/atau eradikasi sebagai target program Penanggulangan Penyakit Menular tertentu harus berdasarkan pertimbangan dari…

a. Presiden

b. Pemerintahan Pusat c. Pemerintahan Daerah

d. Komite Ahli Penyakit Menular e. Komite Nasional

Jawaban: D Pembahasan

Menteri dalam menetapkan reduksi, eliminasi, dan/atau eradikasi sebagai target program Penanggulangan Penyakit Menular tertentu harus berdasarkan pertimbangan dari komite ahli penyakit menular

Sumber

Permenkes No 82 Tahun 2014

12. Penanggulangan penyakit menular dilakukan melalui upaya…

a. Preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif b. Pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan c. Pengobatan dan pemutusan rantai penyebaran d. Pengobatan dan rujukan

e. Pemeriksaan, pengobatan, dan rujukan

Jawaban: B Pembahasan

Penanggulangan Penyakit Menular dilakukan melalui upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan.

Sumber

Permenkes No 82 Tahun 2014

13. Dalam penanggulangan untuk menghadapi potensi wabah, terhadap kelompok masyarakat yang terjangkit Penyakit Menular dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut, kecuali…

a. Penemuan penderita di fasilitas pelayanan kesehatan

(23)

b. Penyediaan epidemiologi c. Pengobatan mandiri

d. Pemberian kekebalan massal

e. Intensifikasi pengendalian faktor risiko

Jawaban: C Pembahasan

Dalam hal penanggulangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan untuk menghadapi potensi wabah, terhadap kelompok masyarakat yang terjangkit Penyakit Menular dilakukan kegiatan sebagai berikut: a. penemuan penderita di fasilitas pelayanan kesehatan;

b. penyelidikan epidemiologi; c. pengobatan massal; d. pemberian kekebalan massal; dan e.

intensifikasi pengendalian faktor risiko.

Sumber

Permenkes No 82 Tahun 2014

14. Yang tidak termasuk pengendalian faktor risiko ditujukan untuk memutus rantai penularan adalah…

a. Perbaikan kualitas media lingkungan

b. Pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit c. Rekayasa lingkungan

d. Rekayasa genetik

e. Peningkatan daya tahan tubuh

Jawaban: D Pembahasan

Pasal 16 (1) Pengendalian faktor risiko sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf c ditujukan untuk memutus rantai penularan dengan cara: a. perbaikan kualitas media lingkungan; b. pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit; c. rekayasa lingkungan;

dan d. peningkatan daya tahan tubuh.

Sumber

Permenkes No 82 Tahun 2014

15. Dalam rangka penyelenggaraan Penanggulangan Penyakit Menular pada KLB atau wabah, dibentuk tim Gerak Cepat di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota. Yang bukan tugas dan fungsi tim gerak cepat tersebut adalah…

a. Melakukan deteksi dini KLB atau wabah b. Melakukan respon KLB atau wabah c. Melakukan pengobatan

(24)

d. Melaporkan penanggulangan

e. Membuat rekomendasi penanggulangan

Jawaban: C Pembahasan

Tim Gerak Cepat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki tugas dan fungsi: a.

melakukan deteksi dini KLB atau Wabah; b. melakukan respon KLB atau Wabah; dan c.

melaporkan dan membuat rekomendasi penanggulangan Sumber

Permenkes No 82 Tahun 2014

16. Strategi dalam penyelenggaraan Penanggulangan Penyakit Menular meliputi:

a. Mengutamakan pemberdayaan masyarakat

b. Mengembangkan jejaring kerja, koordinasi, dan kemitraan serta kerja sama lintas program, lintas sektor, dan internasional

c. Meningkatkan penyediaan sumber daya dan pemanfaatan teknologi d. Mengembangkan sistem informasi

e. Jawaban a, b, c, d betul semua

Jawaban: E Pembahasan

(1) Strategi dalam penyelenggaraan Penanggulangan Penyakit Menular meliputi: a.

mengutamakan pemberdayaan masyarakat; b. mengembangkan jejaring kerja, koordinasi, dan kemitraan serta kerja sama lintas program, lintas sektor, dan internasional; c. meningkatkan penyediaan sumber daya dan pemanfaatan teknologi; d. mengembangkan sistem informasi;

dan e. meningkatkan dukungan penelitian dan pengembangan Sumber

Permenkes No 82 Tahun 2014

17. Komite ahli penyakit menular terdiri atas unsur…

a. Organisasi profesi b. Akademisi

c. Kementerian kesehatan d. Lintas sektor terkait e. Betul semua

(25)

Jawaban: E Pembahasan

(2) Komite ahli penyakit menular sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas unsur organisasi profesi, akademisi, Kementerian Kesehatan, dan lintas sektor terkait

Sumber

Permenkes No 82 Tahun 2014

18. Yang bukan merupakan upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan dalam penanggulangan penyakit menular dilakukan melalui kegiatan…

a. Rujukan

b. Promosi kesehatan c. Surveilans kesehatan

d. Penemuan kasus dan penanganan kasus e. Pemberian obat pencegahan secara massal

Jawaban: A Pembahasan

(1) Upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan dalam Penanggulangan Penyakit Menular dilakukan melalui kegiatan: a. promosi kesehatan; b. surveilans kesehatan; c.

pengendalian faktor risiko; d. penemuan kasus; e. penanganan kasus; f. pemberian kekebalan (imunisasi) g. pemberian obat pencegahan secara massal; dan h. kegiatan lainnya yang ditetapkan oleh Menteri.

Sumber

Permenkes No 82 Tahun 2014

19. Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus kepada terjadinya wabah adalah pengertian dari…

a. Penyakit menular

b. Penanggulangan penyakit menular c. Wabah

d. Kejadian Luar Biasa (KLB) e. Kegawat daruratan penyakit Jawaban: D

Pembahasan

Kejadian Luar Biasa yang selanjutnya disingkat KLB adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada

(26)

suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus kepada terjadinya wabah.

Sumber

Permenkes No 82 Tahun 2014

20. Interval (jam, hari atau minggu) antara masuknya bibit penyakit kedalam tubuh manusia sampai dengan pertama kali menunjukkan gejala penyakit disebut…

a. Cara penularan b. Reservoir c. Masa inkubasi d. Masa penularan

e. Kerentanan dan kekebalan Jawaban: C

Pembahasan

Interval (jam, hari atau minggu) antara masuknya bibit penyakit kedalam tubuh manusia sampai dengan pertama kali menunjukkan gejala penyakit disebut sebagai masa inkubasi Sumber

Permenkes No 82 Tahun 2014

(27)

SOAL WABAH PENYAKIT

1. Regulasi yag mengatur tentang wabah/KLB adalah, kecuali…

a. PP RI Nomor 40 Tahun 1991

b. Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 1984 c. Permenkes Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010 d. Permenkes Nomor 949/Menkes/SK/VIII/2004 e. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009

Jawaban: E Pembahasan

UU No 36 Tahun 2009 membahas mengenai KLB secara umum, namun tidak mengenai detil dari penanganan KLB.

Sumber

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009

2. Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 1984 membahas mengenai…

a. Wabah Penyakit Menular b. Infeksi Emerging

c. Kejadian Luar Biasa (KLB) d. Penanggulangan penyakit e. Penyakit Tidak Menular

Jawaban: A Pembahasan

(28)

Sumber

UU No. 4 Tahun 1984

3. Kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka disebut…

a. Wabah

b. Kejadian Luar Biasa c. Penyebaran Penyakit d. Epidemiologi

e. Penyakit Menular

Jawaban: A Pembahasan

Wabah penyakit menular yang selanjutnya disebut wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata

(29)

melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka

Sumber

UU No. 4 Tahun 1984

4. Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjerumuskan pada terjadinya wabah adalah pengertian dari…

a. Wabah

b. Kejadian Luar Biasa c. Penyebaran Penyakit d. Epidemiologi

e. Penyakit Menular

Jawaban: B Pembahasan

Kejadian Luar Biasa yang selanjutnya disingkat KLB adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus kepada terjadinya wabah.

Sumber

Permenkes No 82 Tahun 2014

5. Siapa yang dapat menetapkan daerah dalam keadaan KLB?

a. Menteri

b. Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi / Menteri c. Presiden dan Wakil Presiden

d. Kepala Daerah Kabupaten/Kota e. Walikota atau Gubernur

Jawaban: B Pembahasan

Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, kepala dinas kesehatan provinsi, atau Menteri dapat menetapkan daerah dalam keadaan KLB, apabila suatu daerah memenuhi salah satu kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6.

Sumber

Permenkes 1501 Tahun 2010

(30)

6. Siapa yang dapat menetapkan daerah dalam keadaan wabah?

a. Menteri

b. Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi / Menteri c. Presiden dan Wakil Presiden

d. Kepala Daerah Kabupaten/Kota e. Walikota atau Gubernur

Jawaban: A Pembahasan

Menteri menetapkan daerah dalam keadaan wabah berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10.

Sumber

Permenkes 1501 Tahun 2010

7. Yang termasuk jenis-jenis penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan wabah adalah…

a. Kolera b. Pes

c. Tuberculosis d. Polio

e. Malaria Jawaban: C Pembahasan

(31)

Sumber

Permenkes 1501 Tahun 2010

8. Suatu daerah dapat ditetapkan dalam keadaan KLB apabila memenuhi salah satu kriteria berikut, kecuali…

a. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah

b. Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya

c. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama d. Tidak ditemukan kenaikan penyakit kasus lain hanya yang sedang mewabah saja yang

mengalami peningkatan

e. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya Jawaban: D

Pembahasan

(32)

Sumber

Permenkes 1501 Tahun 2010

9. Penetapan suatu daerah dalam keadaan wabah berkembang atau meningkat dan berpotensi menmbulkan malapetaka, dengan mempertimbangkan…

a. Terganggunya keadaan masyarakat berdasarkan aspek sosial budaya, ekonomi dan pertimbangan keamanan

b. Tidak meningkatnya angka kesakitan dan angka kematian c. Kesejahteraan rakyat meningkat

d. Memunculkan penyakit menular baru yang berbeda jenisnya e. Meningkatnya pengetahuan masyarakat dan SDM yang lebih siap

Jawaban: A Pembahasan

(1) Penetapan suatu daerah dalam keadaan wabah dilakukan apabila situasi KLB berkembang atau meningkat dan berpotensi menimbulkan malapetaka, dengan pertimbangan sebagai

(33)

berikut: a. Secara epidemiologis data penyakit menunjukkan peningkatan angka kesakitan dan/atau angka kematian. b. Terganggunya keadaan masyarakat berdasarkan aspek sosial budaya, ekonomi, dan pertimbangan keamanan

Sumber

Permenkes 1501 Tahun 2010

10. Siapa yang harus mencabut penetapan daerah wabah berdasarkan pertimbangan keadaan daerah tersebut jika tidak sesuai dengan keadaan…

a. Presiden b. Wakil Presiden c. Menteri

d. Dinas Kesehatan Pusat e. Dinas Kesehatan Daerah

Jawaban: C Pembahasan

Menteri harus mencabut penetapan daerah wabah berdasarkan pertimbangan keadaan daerah tersebut tidak sesuai dengan keadaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10.

Sumber

Permenkes 1501 Tahun 2010

Referensi

Dokumen terkait

Berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah

Faktor yang memiliki hubungan yang bermakna secara statistik terhadap kejadian filariasis yaitu: Akses pelayanan kesehatan yang meliputi: jarak dan waktu tempuh ke RS, PKM,

 Adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim,.. pada waktu dan

penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat..

Faktor yang memiliki hubungan yang bermakna secara statistik terhadap kejadian filariasis yaitu: Akses pelayanan kesehatan yang meliputi: jarak dan waktu tempuh ke RS, PKM,