• Tidak ada hasil yang ditemukan

BULETIN VETERINER UDAYANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BULETIN VETERINER UDAYANA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 10 No.2 Agusts 2018 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

p-ISSN: 2085-2495, e-ISSN: 2477-2712

BULETIN VETERINER UDAYANA

➢ Karakteristik Fisikokimia dan Uji Aktivitas Antimikroba Bakteriosin

➢ Agen Diabetagonik Streptozotocin

➢ Total Bakteri Sapi Bali pada Berbagai Umur dan Lokasi Peternakan di Nusa Penida

➢ Respons Imun Itik Bali Pascavaksinasi Newcastle Disease

➢ Penambahan Tepung Daun Kelor dalam Pakan Meningkatkan Berat Hati Tikus Putih

➢ Gerusan Daun Pegagan Mempercepat Kesembuhan Luka Bakar pada Tikus Putih

➢ Pemberian Vitamin E dan Deksametason Terhadap Gambaran Histopatologi Jantung

➢ Enterobacter sp. pada Sapi Bali

➢ Parasit Saluran Pencernaan Sapi Bali di TPA Suwung

➢ Escherichia coli pada Sapi Bali

➢ Histopatologi Testis Tikus Penderita Diabetes Mellitus

➢ Ekstrak Etanol Sarang Semut Menyebabkan Kerusakan Ginjal Mencit

➢ Penambahan Tepung Daun Kelor pada Pakan terhadap Kadar Kreatinin dan Urea Serum

➢ Idenfitikasi Bakteri Asam Laktat Isolat 9A Asal Kolon Sapi Bali

➢ Deteksi Bakteri Staphylococcus sp. dari Saluran Pernapasan Babi

➢ Konsentrasi dan Abnormalitas Spermatozoa Burung Puyuh

DITERBITKAN OLEH FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA

VOL 10 NO. 2 AGUSTUS 2018

(2)

Fotografer: Drh. Deny Rahmadani, SKH

Burung Jalak Bali atau di sebut juga Leucopsar rothschildi adalah sejenis burung asli Bali yang dilindungi oleh Undang-undang.

Susunan Redaksi:

Penanggung Jawab: Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Ketua Redaksi: Ni Ketut Suwiti. Redaktur: I Nengah Kerta Besung, Kadek Karang Agustina, I Wayan Nico Fajar Gunawan. Penyunting/editor: Luh Gde Sri Surya Heryani, Luh Made Sudimartini, I Gusti Ayu Agung Suartini, I Nyoman Suartha, Ni Nyoman Werdi Susari, Desak Nyoman Dewi Indira Laksmi, I Gusti Made Krisna Erawan, I Wayan Bebas, I Made Kardena, I Made Merdana, Luh Eka Setiasih, I Gede Soma. Design Grafis: I Wayan Sudira, Anak Agung Gde Oka Dharmayudha, Puu Henrywaesa Sudipa. Sekretariat: Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Jl. PB Sudirman Denpasar Telp. (0361) 223791. Email: buletinvet@gmail.com.

Website: http//www.ojs.unud.ac.id/index,php/buletinvet.

Naskah yang dikirim ke redaksi Buletin Veteriner Udayana tidak diperkenankan dipublikasikan lagi secara keseluruhan atau sebagian tanpa seijin Buletin Veteriner Udayana

BULETIN VETERINER UDAYANA

(3)

Volume 10 No.2 Agusts 2018 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

Prof. Dr. drh. Fedik Abdul Rantam, DVM Imunologi Molekuler dan Seluler. Lab. Virologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Prof. Dr. Ir. I Gst Nyoman Gde Bidura, MS

Bioteknologi Pakan Fakultas Peternakan Universitas Udayana Ir. Dahlanuddin, M.Rur.Sc., Ph.D

Lab. Nutrisi dan Makanan Ternak/Herbivora Fakultas Peternakan Universitas Mataram

drh. Made Sriasih, M. Agr. Sc., Ph.D

Lab. Biotechnology and Immunology Fakultas Peternakan, Universitas Mataram.

Dr. Drh. Tyas Rini Saraswati, M.Kes

Lab. Ilmu Faal dan Kasiat Obat Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Diponegoro

Ir. I Nengah Sujaya, M.Agr.Sc., Ph.D

Intestinal Microbiology, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

dr. Ni Nengah Dwi Fatmawati, S.Ked., SpMK, Ph.D

Medicine, Dentistry, and Pharmaceutical. Bag. Mikrobiologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Univesitas Udayana

Prof. Ir. I Made Anom S. Wijaya, M.App.Sc., Ph.D Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Universitas Udayana

Prof. Dr. drh I Gusti Ngurah Kade Mahardika Lab. Virologi Veteriner Universitas Udayana

Prof. Dr. Drh I Wayan Suardana, MSi

Dairy Sciences Lab. Kesmavet, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

MITRA BESTARI BULETIN VETERINER UDAYANA

(4)

Buletin Veteriner Udayana

Terbit sejak: 1 Pebruari 2009

Naskah asli Original article

Identifikasi Bakteri Asam Laktat Isolat 18A Secara Fenotipik

(LACTIC ACID BACTERIA ISOLATE 18A PHENOTYPIC IDENTIFICATION)

I Wayan Suardana, Hendro Sukoco, Nyoman Semadi Antara ... 1

Efektivitas Partisi Air Buah Pare Terhadap Penurunan Gula Darah Diabetik Eksperimental Tikus Putih Jantan

(EFFECTIVENESS OF PARTITION WATER BITTER MELON AGAINST DECREASE IN BLOOD SUGAR EXPERIMENTAL DIABETIC MALE RATS

Dwi Widananta Yogi Indra Yudha, Nyoman Suartha, Luh Made Sudimartini ... 10

Gambaran Histopatologi Limpa Tikus Putih yang Diberi Deksametason dan Vitamin E (HISTOPATHOLOGICAL OF WHITE RATS SPLEEN THAT GIVEN DEXAMETHASONE AND VITAMIN E)

Elsa Hidayati, I Ketut Berata, Samsuri, Luh Made Sudimartini, I Made Merdana ... 18

Isolasi Klebsiella Sp. Pada Sapi Bali Berdasarkan Tingkat Kedewasaan Dan Lokasi pemeliharaan Serta Pola Kepekaan Terhadap Antibakteri

(ISOLATION KLEBSIELLA Sp. AT BALI CATTLE BASED ON LEVEL OF MATURITY AND BREEDING LOCATION AND THE PATTERN OF SENSITIVITY AGAINST

ANTIBACTERIAL)

Nyoman Anandiya Ramaditya, Ketut Tono PG, I Gusti Ketut Suarjana,

I Nengah Kerta Besung ... 26

Efektivitas Vitamin E dan Deksametason pada Otak Tikus Putih

(THE EFFECT OF VITAMIN E AND DEXAMETASONE ON THE WHITE RATS BRAIN) Afrizal Choirul Umam, I Ketut Berata, Samsuri, I Wayan Sudira,

I Made Merdana ... 33

Bakteri Coliform dan Non Coliform yang Diisolasi dari Saluran Pernapasan Sapi Bali (COLIFORM AND NON COLIFORM BACTERIA THAT ISOLATED FROM RESPIRATORY TRACT OF BALI CATTLE)

Putu Putri Wiliantari, I Nengah Kerta Besung, Ketut Tono PG ... 40

Jumlah Bakteri Coliform Pada Sapi Bali Menurut Tingkat Kedewasaan Dan Lokasi Peternakan Di Nusa Penida

(NUMBER OF COLIFORM BACTERIA IN BALI CATTLE BASED ON MATURITY LEVEL AND LOCATION OF FARMS IN NUSA PENIDA)

Bianca Violanda Junus, I Nengah Kerta Besung, I Gusti Ketut Suarjana,

Ni Ketut Suwiti ... 45

Daun Kelor Memperbaiki Histopatologi Hati Tikus Putih Yang Mengalami Diabetes Melitus

(MORINGA LEAVES IMPROVE HYSTOPATOLOGY WHITE RATS HEPAR EXPERIENCED DIABETIC)

Ida Ayu Adhistania Pidada, Ni Luh Eka Setiasih, Ida Bagus Oka Winaya... 50 DAFTAR ISI

(5)

Volume 10 No.2 Agusts 2018 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

Prevalensi Dermatitis Ulseratif pada Tukik Lekang yang Dipelihara di Turtle Conservation and Education Centre Serangan

(PREVALENCE OF ULCERATIVE DERMATITIS IN OLIVE RIDLEY HATCHLINGS REARED AT TURTLE CONSERVATION AND EDUCATION CENTRE SERANGAN)

Annabella Ruth Wijaya, Ida Bagus Windia Adnyana, I Made Kardena ... 57

Kadar Logam Berat Pb dan Histopatologi Limpa Sapi Bali yang Dipelihara di Tempat Pembuangan Akhir Suwung Denpasar

(LEVELS OF HEAVY METALS PB AND HISTHOPATHOLOGY OF SPLEEN OF THE BALI CATTLE MAINTAINED IN SUWUNG DENPASAR FINAL DISPOSAL SITE)

Wahyu Semadi Putra, I Ketut Berata, I Made Kardena ... 64

Prevalensi dan Intensitas Infeksi Trypanosoma Evansi pada Kuda di Desa Kabaru, Kecamatan Rindi, Kabupaten Sumba Timur

(PREVALENCE AND INTENSITY OF TRYPANOSOMA EVANSI INFECTION IN HORSE at THE KABARU VILLAGE, SUBDISTRICT RINDI, EAST SUMBA REGENCY)

Mersy Rambu Maramba Ndiha, Ida Ayu Pasti Apsari, I Made Dwinata... 70

Agranulosit Bibit Sapi Bali pada Berbagai Umur di Nusa Penida

(AGRANULOSIT OF BALI CATTLE ON VARIOUS AGE IN NUSA PENIDA)

Franky Lunggi Hali Remi Andung, Ni Ketut Suwiti, Anak Agung Sagung Kendran ... 76

Diferensial Granulosit Sapi Bali di Dataran Tinggi dan Rendah di Nusa Penida (GRANULOCYTES DIFFERENTIAL OF BALI CATTLE IN THE DIFFERENT HIGHER AT NUSA PENIDA)

Ni Made Riska Adnyani, Ni Ketut Suwiti, Ni Luh Eka Setiasih ... 81

Aktivitas Alanin Aminotransferase dan Aspartat Aminotransferase Sapi Bali Terinfeksi Fasciola Gigantica yang Dipotong Di Rumah Potong Hewan Pesanggaran Denpasar (ACTIVITY OF ALANIN AMINOTRANSFERASE AND ASPARTATE AMINOTRANSFERASE OF BALI CATTLE INFECTED BY FASCIOLA GIGANTICA FROM SLAUGHTER HOUSE PESANGGARAN DENPASAR)

Anak Agung Gde Oka Dharmayudha, Ida Bagus Dimas Kusumadarma, Ida Bagus Komang Ardana, Made Suma Anthara, I Wayan Nico Fajar Gunawan, Luh Made Sudimartini, Kadek Karang Agustina ... 87

Variabel Komponen Utama pada Morfometrik Sapi Putih Taro Berdasarkan Pengukuran Badan

(PRINCIPALS COMPONENTS VARIABLES OF TARO WHITE CATTLE MORPHOMETRICS BASED ON BODY MEASUREMENT)

Luh Gde Sri Surya Heryani, Ni Nyoman Werdi Susari ... 93

Infusa Daun Salam Mempertahankan Kualitas dan Daya Tahan Daging Sapi Bali (BAY LEAVES INFUSE MAINTAIN THE QUALITY AND DURABILITY OF BALI BEEF)

I Ketut Suada, Dimas Indra Dwi Purnama, Kadek Karang Agustina ... 100

Karakteristik Fisikokimia Dan Uji Aktivitas Antimikroba Bakteriosin Isolat Bakteri Asam Laktat 17B Hasil Isolasi Kolon Sapi Bali

(PHYSICOCHEMICAL CHARACTERISTICS AND ANTIMICROBIAL ACTIVITY TEST OF BACTERIOCINS ORGINATED FROM LACTIC ACID BACTERIA ISOLATES 17B

ISOLATED FROM BALI CATTLE COLON)

Nuria Fitrianti Putri,I Wayan Suardana, Iwan Harjono Utama ... 110

(6)

Agen Diabetagonik Streptozotocin untuk Membuat Tikus Putih Jantan Diabetes Mellitus

(DIABETAGONIK AGENT STREPTOZOCIN TO MAKE WHITE RATS MALE DIABETES MELLITUS)

Nengah Tegar Saputra, I Nyoman Suartha, Anak Agung Gde Oka Dharmayudha ... 116

Total Bakteri Sapi Bali pada Berbagai Umur dan Lokasi Peternakan di Nusa Penida (TOTAL BACTERIA OF BALI CATTLE AT VARIOUS AGE AND LOCATION OF FARM IN NUSA PENIDA)

Putu Chyntia Nirmalasari Mantrawan, I Nengah Kerta Besung, I Gusti Ketut Suarjana, Ni Ketut Suwiti ... 122

Respon Imun Itik Bali Pascavaksinasi Newcastle Disease

(IMMUNE RESPONSE OF BALI DUCK POST VACCINATION AGAINST NEWCASTLE DISEASE)

Anindya Novitasari, Ida Bagus Kade Suardana, I Putu Sampurna ... 127

Penambahan Tepung Daun Kelor dalam Pakan Meningkatkan Berat Hati Tikus Putih (THE ADDITION OF MORINGA FLOUR IN THE DIET INCREASED THE WEIGHT OF THE WHITE RAT LIVER)

Maria Natalia Dhiu Botha, Ni Luh Eka Setiasih, Ni Nyoman Werdi Susari ... 132

Gerusan Daun Pegagan Mempercepat Kesembuhan Luka Bakar pada Tikus Putih (MASHED OF PEGAGAN LEAVES ACCELERATES THE HEALING OF BURNS ON WHITE RATS)

I Gusti Ngurah Darmalaksana, Anak Agung Gde Jaya Warditha, I Ketut Anom Dada, Luh Made Sudimartini ... 137

Pengaruh Pemberian Vitamin E dan Deksametason Terhadap Gambaran Histopatologi Jantung Tikus Putih Jantan

(THE EFFECT OF VITAMIN E AND DEXAMETASONE TO HISTOPATOLOGICAL OF WHITE MALE RATS HEART)

Ayu Prawitasari Citra Pratama, I Ketut Berata, Samsuri, I Made Merdana ... 147

Enterobacter sp. pada Sapi Bali Menurut Geografis dan Tingkat Kedewasaan serta Pola Kepekaannya Terhadap Antibiotika

(ENTEROBACTER SP. IN BALI CATTLE ACCORDING TO GEOGRAPHIC AND LEVEL OF MATURITY AND ITS SENSITIVITY PATTERNS TO ANTIBIOTICS)

I Wayan Suarnata, I Gusti Ketut Suarjana, Aida Louise Tenden Rompis ... 154

Parasit Saluran Pencernaan Sapi Bali yang Dipelihara di Tempat Pembuangan Akhir Suwung Denpasar

(GASTROINTESTINAL PARASITES OF BALI CATTLE MAINTAINED AT THE FINAL LANDFILLS IN SUWUNG DENPASAR)

I Made Dwinata, Ida Bagus Made Oka, Nyoman Adi Suratma,

Kadek Karang Agustina ... 162

Escherichia coli pada Sapi Bali Berdasarkan Tingkat Kedewasaan pada Geografis Yang Berbeda dan Pola Resistensinya terhadap Beberapa Antibiotika

(ESCHERICHIA COLI ON BALI CATTLE ACCORDING TO MATURITY LEVELS IN DIFFERENT GEOGRAPHICIES AREA AND IT’S PATTERN OF ANTIBIOTICS RESISTANCE)

I Gede Gargita, I Nengah Kerta Besung, Aida Louise Tenden Rompis ... 169

(7)

Volume 10 No.2 Agusts 2018 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

Histopatologi Testis Tikus Penderita Diabetes Mellitus Pasca Pemberian Ekstrak Daun Kelor

(HISTOPATHOLOGICAL OF DIABETES MELLITUS WHITE RAT TESTICLE AFTER GIVEN MORINGA LEAF EXTRACT)

Raodatul Jannah, Ni Luh Eka Setiasih, Putu Suastika ... 176

Ekstrak Etanol Sarang Semut Menyebabkan Kerusakan Struktur Histologi Ginjal Mencit

(ETHANOL EXTRACT OF MYRMECODIA PENDANS CAUSED HISTOLOGICAL STRUCTURE DAMAGE OF MICE KIDNEY)

Dini Hilary Manullang, I Wayan Sudira, I Ketut Berata, I Made Merdana ... 183

Pengaruh Penambahan Tepung Daun Kelor pada Pakan terhadap Kadar Kreatinin dan Urea Serum Tikus Wistar

(THE INFLUENCE OF MORINGA OLEIFERA LEAF FLOUR ADDITION TO KREATININ AND UREA SERUM LEVELS OF WISTAR RATS)

Yoviniani Narti Dosom, I Nyoman Suarsana, Ni Luh Eka Setiasih ... 190

Idenfitikasi Bakteri Asam Laktat Isolat 9A Asal Kolon Sapi Bali secara Fenotipik (IDENTIFICATION OF LACTIC ACID BACTERIA ISOLATE 9A FROM BALI CATTLE’S COLON PHENOTYPICALLY)

Mita Ekamelinda, I Wayan Suardana, Komang Januartha Putra Pinatih ... 196

Deteksi Bakteri Staphylococcus sp. dari Saluran Pernapasan Babi

(DETECTION OF STAPHYLOCOCCUS SP. FROM THE PIG RESPIRATORY TRACT)

Makselina Ayu Dwi Purwanti, I Nengah Kerta Besung, I Gusti Ketut Suarjana ... 201

Pengaruh Frekuensi Penampungan Semen Terhadap Konsentrasi Dan Abnormalitas Spermatozoa Burung Puyuh

(THE INFLUENCE OF SEMEN FREQUENCY COLLECTION ON CONCENTRATION AND SPERMATOZOA ABNORMALITIES OF QUAIL)

Wayan Bebas, Komang Gita Permana, I Gusti Ngurah Bagus Trilaksana,

Desak Nyoman Dewi Indira Laksmi ... 208

(8)

Dr. Sagung Chandra Yowani, S.Si.,Apt.,M.Si

Lab. Mikrobiologi Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana.

Dr. dra. Tyas Rini Saraswati, M.Kes

Lab. Ilmu Faal dan Khasiat Obat Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Diponegoro.

Dra. Ni Luh Watiniasih, M.Sc., Ph.D.

Lab. Ekofisiologi Hewan Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana.

Dr. drh. I Nyoman Suartha, MSi.

Lab. Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Prof. Dr. drh. Gusti Ayu Yuniati Kencana, MP.

Lab. Virologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dr. drh I Nengah Kerta Besung, MSi

Lab. Bakteriologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dr.drh. I Gusti Ayu Agung Suartini, MSi.

Lab. Biokimia, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dr. drh. I Gusti Made Krisna Erawan, MSi.

Lab. Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Drh. Kadek Karang Agustina, MP.

Lab. Kesmavet, Fakutas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Drh. Made Sudimartini, MP

Farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Drh. Wayan Nico Fajar, M.Si

Lab. Radiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dra. Ni Made Pharmawati, MSc. PhD.

Lab. Bioteknologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana Dr. drh. Maxs U E Sanam.

Lab. Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Cendana.

Prof. Dr. drh. Pudji Astuti

Lab. Fisiologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada.

Prof. Dr.drh. I Nyoman Suarsana, MSi.

Lab. Biokimia Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Prof. Dr. drh Ni Ketut Suwiti, MKes,

Lab. Histologi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dr.drh. Michael Haryadi, MP.

Lab. Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada Drh. Ni Luh Putu Agustini, MP.

Lab. Bioteknologi Balai Besar Veteriner Denpasar.

Drh. Ni Made Restiati, Mphil.

Klinisi Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Cabang Bali Dr.drh. AETH Wahyuni, MSi.

Lab. Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada Drh. Siti Komariah

Klinisi Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Hewan Kecil Indonesia Dr. drh. I Wayan Bebas, M.Kes.

Lab. Reproduksi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dr. drh. I Gese Soma, M.Kes.

Lab. Fisiologi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana MITRA BESTARI TAMU

(9)

12/6/2019 Indexed | Buletin Veteriner Udayana

https://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet/index1 1/3

BULETIN VETERINER UDAYANA

Search HOME CURRENT ARCHIVES ABOUT

Register Login

Indexed

 

(10)

169

Escherichia coli pada Sapi Bali Berdasarkan Tingkat Kedewasaan pada Geografis Yang Berbeda dan Pola Resistensinya terhadap Beberapa

Antibiotika

(ESCHERICHIA COLI ON BALI CATTLE ACCORDING TO MATURITY LEVELS IN DIFFERENT GEOGRAPHICIES AREA AND IT’S PATTERN OF ANTIBIOTICS

RESISTANCE)

I Gede Gargita1*, I Nengah Kerta Besung2, Aida Louise Tenden Rompis2

1PT Indotirta Suaka, Batam Indonesia.

2Laboratorium Mikrobiologi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Denpasar-Bali

*Email: gedejeep@gmail.com ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian Cross Sectional tentang prevalensi Escherichia coli pada saluran pernapasan bagian atas sapi bali menurut tingkat kedewasaan (pedet, dara, dewasa) dan perbedaan geografis (dataran rendah dan tinggi). Metode isolasi dan identifikasi menurut Carter dan Cole dengan modifikasi dan kepekaan terhadap antibiotika sulfametoksasol, ampisilin, dan oksitetrasiklin menggunakan metode difusi cakram Kirby dan Bauer. Dari 120 sampel usap hidung sapi bali, berhasil diisolasi 14/120 (11,66%) E. coli. Berdasarkan tingkat kedewasaan, pada sapi pedet ditemukan 7/120 (5,83%), dara 3/120 (2,50%), dan dewasa 4/120 (3.33%). Berdasarkan letak geografis pada dataran rendah ditemukan sebanyak 8/120 (6,66 %) dan pada dataran tinggi ditemukan sebanyak 6/120 (5,00%).

Enam dari total 14 isolat E. coli (42,85%) resisten, 3/14 (21,42%) intermedier, dan 5/14 (35,71%) sensitif terhadap sulfametoksasol. Uji terhadap ampisilin 4/14 (28,57%) resisten, 1/14 (7,14%) intermedier, dan 9/14 (64,28%) sensitif. Uji terhadap oksitetrasiklin 1/14 (7,14%) resisten, dan 13/14 (92,85%) sensitif. Sebanyak tiga isolat (21,42%) peka terhadap semua antibiotika yang diujikan dan satu isolat (7,14%) resisten terhadap semua antibiotika.

Kata kunci: antibiotika; E. coli; geografis; sapi bali; tingkat kedewasaan; usap hidung sapi bali ABSTRACT

A Cross Sectional study to determine the prevalence of Escherichia coli on bali cattle respiratory tractbased on maturity level (calves, heifers, adult) and geographical location (highland and lowland) have been conducted. The isolation and identification of bacteria based on the method of Carter and Cole with slightly modification and antibiotic sensitivity test were performed using the disc diffusion method by Kirby and Bauer. Escherichia coli was isolated from 14 out of the 120 samples (11.66%).

Based on the maturity level, was found 7/120 (5.58%), 3/120 (2.50%), and 4/120 (3.33%) from calves, heifers, and adults, respectively. Meanwhile, based on the geographical location, 8/120 (6.66%) E. coli was isolated from the highland and the remains 6/120 (5.00%) from lowland. The antibiograms showed that 6/14 (42.85%), 3/14 (21.42%), and 5/14 (35.71%) of the isolates were resistant, intermediate, and sensitive to sulfamethoxazole, respectively. Whereas 4/14 (28.57%), 1/14 (7.14%), and 9/14 (64.28%) were resistant, intermediate, and sensitive to ampicillin. One isolate (7.14%) was resistant to oxytetracycline and the remains 13/14 (92.85%) were sensitive. Three isolates (21.42%) were sensitive to all tested antibiotics and one isolate (7.14%) resistant to all antibiotics.

Keywords: antibiotics; bali cattle; E. coli; geographical; level of maturity; nasal swabs

PENDAHULUAN

Penyakit pada saluran pernapasan merupakan masalah terhadap kesehatan sapi muda sampai sapi dewasa (Arcangioli et al., 2008; Gabinaitiene et al., 2011).

Penyakit saluran pernapasan disebabkan banyak faktor, antara lain interaksi antara mikroorganisme infeksius dan faktor predisposisi antara sistem pertahanan inang, lingkungan, dan stres (Hartel et al., 2004; Suminarto, 2004). Seker et al. (2009)

(11)

Buletin Veteriner Udayana Gargita et al.

170 mengamati 100 ekor sapi perah (70 sehat dan 30 dengan gangguan pernapasan) mendapatkan 220 isolat bakteri dari swab cavum nasal, 102 isolat dari sapi sehat dan 118 isolat dari sapi sakit dan 8,6%

merupakan isolat E. coli asal sapi sehat sedangkan pada sapi sakit ditemukan 10%

isolat E. coli. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Ouchriah et al. (2015) menggunakan 31 sampel rongga hidung dan 93 sampel paru sapi muda yang berumur dibawah 2 tahun, berhasil mengisolasi 292 isolat bakteri, dan teridentifikasi 31,95% E. coli diisolasi dari kasus pneumonia. Ouchriah et al. (2015) berpendapat bahwa E. coli merupakan salah satu bakteri berperan penting dalam infeksi dini dalam kasus pneumonia pada sapi.

Pada penyakit infeksi saluran pernapasan isolasi bakteri melalui swab hidung bisa menjadi prediksi dari bakteri patogen dalam paru-paru selanjutnya dapat digunakan untuk menentukan kerentanan terhadap antibiotika (DeRosa et al., 2000).

Berdasarkan panduan pengobatan ternak sapi potong di Asia Tenggara yang dipublikasi oleh Meat and Livestock Australia Limitied ada beberapa antibiotika yang sering dipergunakan dalam peternakan sapi seperti golongan sulfa, trimethoprim, dan oksitetrasiklin. Menurut penelitian Ouchriah et al. (2015) uji resistensi 93 isolat E. coli dari rongga hidung dan paru sapi 44,1% resisten terhadap ampisilin, 30,4% resisten terhadap kolistin, 26,6% resisten terhadap amoksilin, 15,5% resisten terhadap tikarsilin, 14,7% resisten terhadap sefotaksin, dan 10% resistensi terhadap sefositin.

Pola resistensi E. coli dari saluran pernapasan sapi bali belum pernah dilaporkan dan sebagian besar uji kepekaan bakteri E. coli berasal dari saluran pencernaan sapi bali. Penelitian yang dilakukan oleh Mustika et al. (2015) uji kepekaan isolat E. coli O157:H7 dari sampel feses sapi bali di kabupaten Badung 80% resisten terhadap ampisilin dan 20%

resisten terhadap sulfametoksasol dan

streptomisin. Sehingga perlu dilakukan penelitian tentang keberadaan E. coli pada saluran pernapasan sapi bali serta kepekaan bakteri terhadap antibiotika sulfametoksasol, ampisilin, dan oksitetrasiklin.

MATERI DAN METODE

Sampel berupa usap hidung sapi bali dikumpulkan menggunakan metode multi stage yaitu data dikelompokkan berdasarkan dataran tinggi dan dataran rendah, kemudian pada masing-masing dataran dikelompokkan kembali berdasarkan tingkat kedewasaan sapi bali yaitu pedet, dara, dan dewasa. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara aseptis, usap hidung sapi dimasukkan ke dalam tabung eppendorf steril, dan diberi label. Sampel dibawa ke laboratorium menggunakan cool box berisi es untuk menjaga sampel agar tidak rusak selama perjalanan. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 120 sampel.

Isolasi dan identifikasi

Isolasi dan identifikasi dilakukan menurut metode Carter and Cole (1984) dengan modifikasi. Spesimen berupa usap hidung sapi bali, dioleskan pada media Eosine Methylen Blue Agar (EMBA) lalu diratakan dengan menggunakan osse dan diinkubasikan dalam inkubator pada suhu 37°C selama 24 jam. Koloni yang tumbuh setelah inkubasi selama 24 jam dilanjutkan ke identifikasi dengan melihat perbedaan warna koloni yang tumbuh, uji katalase, oksidasi, dan pewarnaan gram. selanjutnya dilakukan uji Triple Sugar Iron Agar (TSIA) (Merck), Sulfid Indole Motility (SIM) (Merck), Simon Citrat Agar (SCA) (Merck), dan Methyl Red Voges Proskauer (MR-VP) (Merck), setelah bakteri teridentifikasi dengan baik, dilakukan penyimpanan sementara pada Nutrient Agar miring.

Uji kepekaan

Uji kepekaan terhadap berbagai antibiotika dilakukan secara difusi cakram menurut metode Kirby-Bauer. Sebanyak

(12)

171 satu atau dua koloni bakteri dari usap hidung sapi bali yang telah ditanam pada media EMBA diinokulasi ke dalam 2 ml perbenihan cair, kemudian perbenihan tersebut diinkubasi pada suhu 37°C selama 1-2 jam hingga terlihat kekeruhan.

Kekeruhan yang tampak disesuaikan dengan standar kekeruhan Mac Farland 0,5 yang setara dengan kandungan kuman 1x108 CFU/ml (Coloni Forming Unit).

Kemudian suspensi kuman diusap secara merata dengan cotton swab steril pada seluruh permukaan media Mueller Hinton Agar (MHA) (Merck). Kertas cakram yang mengandung antibiotika ditempelkan dengan menggunakan pinset steril pada permukaan media tersebut, jarak antara kertas cakram dengan kertas cakram lain 2 cm dan 2 cm dari tepi cawan. Kemudian diinkubasikan dalam inkubator dengan suhu 37°C selama 18-24 jam. Luas daerah hambat pertumbuhan kuman (mm) pada

masing-masing kertas cakram diukur menggunakan mistar dan hasilnya dicatat.

Analisis data

Persentase isolat E. coli berdasarkan tingkat kedewasaan (pedet, dara, dan dewasa) dan geografis (dataran tinggi dan dataran rendah) dianalisis secara deskriptif.

Pola kepekaan terhadap antibiotika berupa diameter zona hambat (satuan mm) dibandingkan dengan standar kepekaan Oxoid tahun 2013, selanjutnya ditabulasikan ke dalam persentase resisten, intermedier, dan sensitif.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil isolasi bakteri E. coli dari usap hidung sapi bali teridentifikasi 14 sampel (11,66%). Pada Tabel 1 dapat dilihat distribusi isolat E. coli berdasarkan perbedaan geografis dan tingkat kedewasaan.

Tabel 1. Distribusi (%) isolat E. coli berdasarkan tingkat kedewasaan dan perbedaan geografis

Tabel 2. Kepekaan isolat E. coli dari usap hidung sapi bali terhadap antibiotika Sulfametoksasol, Ampisilin, dan Oksitetrasiklin

Tabel 3. Pola Resistensi isolat Escherichia coli dari usap hidung sapi bali terhadap antibiotika Sulfametoksasol, Ampisilin, dan Oksitetrasiklin.

Keterangan: SF: Sulfametoksasol, AMP: Ampisilin, OT: Oksitetrasiklin, (S): Sensitif, (R):

Resisten.

Tingkat Kedewasaan

Geografis

Total Isolat Dataran Tinggi Dataran Rendah

Pedet 2/120 (1,66%) 5/120 (4,16%) 7/120 (5,83 %)

Dara 1/120 (0,83 %) 2/120 (1,66%) 3/120 (2,50 %)

Dewasa 3/120 (2,50%) 1/120 (0,83 %) 4/120 (3.33%) Total Isolat 6/120 (5,00%) 8/120 (6,66 %) 14/120 (11,66%)

Jenis Antibiotika

Antibiogram Total

Isolat Resisten Intermedier Sensistif

Sulfametoksasol 6/14 (42,85%) 3/14(21,42%) 5/14(35,71%) 14 (100%) Ampisilin 4/14(28,57%) 1/14(7,14%) 9/14(64,28%) 14 (100%) Oksitetrasiklin 1/14(7,14%) 0 (0,00%) 13/14(92,85%) 14 (100%)

Pola Kepekaan Antibiotika Jumlah Isolat

Kepekaan Penuh SF(S), AMP (S), OT (S) 3 (21,42%) Resistensi Tunggal SF(R), AMP (S), OT (S)

SF(S), AMP (R), OT (S)

6 (42,85%) 2 (14,28) Resistensi Ganda SF(R), AMP(R), OT (S) 2(14,28%)

Resistensi Penuh SF(R), AMP (R), OT(R) 1(7,14%)

Total Isolat 14 (100%)

(13)

Buletin Veteriner Udayana Gargita et al.

172 Sebanyak 14 sampel yang teridentifikasi E. coli dilakukan uji kepekaan untuk memperoleh gambaran pola kepekaan dan pola resistensi terhadap antibiotika sulfametoksasol, ampisilin, dan oksitetrasiklin. Pada Tabel 2 dan Tabel 3 dapat dilihat hasil pola kepekaan dan pola resistensi isolat E. coli.

Isolasi dan identifikasi Escherichia coli Persentase ditemukan bakteri E. coli pada saluran pernapasan sapi bali tidak terlalu tinggi yaitu sebesar 11,66%, dibandingkan dari saluran pencernaan diperoleh sebesar 50% (Suardana et al., 2016). Hasil ini mendekati dengan penelitian yang dilakukan oleh Seker et al.

(2009) identifikasi 200 sampel dari cavum nasal sapi perah sakit dan sehat di Turkey.

Pada sapi sehat persentase bakteri E. coli sebesar 8,6% dan pada sapi sakit persentase sebesar 10,0%. Persentase ditemukan bakteri E. coli akan lebih banyak ketika isolasi dari organ paru-paru, seperti penelitian yang dilakukan oleh Ouchriah et al. (2015) isolasi dari rongga hidung dan paru sapi di Rumah Potong Hewan Algeria teridentifikasi sebesar 31,95% bakteri E.

coli. Omer et al. (2012) melakukan identifikasi bakteri pada saluran pernapasan domba, dalam penelitian tersebut ditemukan sebanyak 14,3% isolat E. coli, terdapatnya bakteri E. coli pada saluran napas dapat terjadi karena terhirupnya partikel partikel debu di kandang yang terkontaminasi oleh feses serta cemaran feses pada tempat makan dan minum. Ada beberapa variabel yang berperan penting dalam masuknya bakteri E. coli ke tubuh yaitu sistem pemeliharaan, sumber air minum, kebersihan kandang, dan kebersihan sapi (Suminarto, 2004).

Distribusi isolat Escherichia coli

Menurut tingkat kedewasaan jumlah isolat E. coli lebih banyak ditemukan pada sapi muda (pedet) daripada sapi dara dan dewasa. Hasil penelitian ini mirip dengan penelitian Damayanti et al. (2015) dikatakan sapi muda lebih berisiko 1,18 kali

lebih banyak terinfeksi E. coli O157:H7 dibandingkan sapi dewasa. Ditinjau dari sistem pemeliharaan sapi muda masih dilepas berkeliaran di sekitar kandang, sehingga akan lebih berisiko untuk terkontaminasi kotoran sapi. Menurut penelitian Damayanti et al. (2015) sapi yang kotor berisiko 3,22 kali lebih besar terkontaminasi bakteri E. coli dibandingkan sapi yang bersih.

Jumlah ditemukan isolat E. coli di dataran rendah persentasenya cenderung lebih tinggi dibandingkan pada dataran tinggi. Serupa dengan hasil penelitian Damayanti et al. (2015) tentang faktor risiko penyebab infeksi E. coli di kabupaten Badung, sapi yang dipelihara pada dataran rendah memiliki risiko 1,16 kali lebih besar ditemukan E. coli O157:H7 dibandingkan sapi yang dipelihara pada dataran tinggi.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Pradnya et al. (2016) melakukan pengamatan terhadap rata-rata total bakteri pada sapi bali yang dipelihara didataran rendah dan dataran tinggi. Diperoleh rata- rata total bakteri pada dataran rendah lebih tinggi dibandingkan pada dataran tinggi. Ini terjadi karena pada dataran rendah suhu akan lebih hangat sekitar 27,2°C, kadar oksigen lebih banyak, curah hujan lebih sedikit antara 880-1550 mm pertahun dan iklim lebih kering. Pengaruh lingkungan akan berakibat terhadap ketersedian dan kualitas pakan, serta pertumbuhan bakteri E. coli memerlukan suhu optimum antara 20°C sampai 40°C. Menurut Pratiwi.

(2008) pertumbuhan bakteri sangat dipengaruhi beberapa faktor seperti suhu, pH, dan oksigen.

Pola kepekaan dan pola resistensi Uji kepekaan 14 isolat Escherichia coli dari usap hidung sapi bali terhadap antibiotika sulfametoksasol, ampisilin, dan oksitetrasiklin, menunjukkan adanya resistensi bakteri E. coli terhadap beberapa antibiotika. Terjadi resistensi silang (multi- drug resistant) terhadap antibiotika yang diujikan. Menurut Gallard et al. (2001) bahwa beberapa serotipe bakteri E. coli

(14)

173 telah mengalami resistensi silang terhadap berbagai jenis antibiotika.

Uji terhadap sulfametoksasol enam isolat (42,85%) resisten, tiga isolat (21,42%) intermedier, dan lima isolat (35,71%) sensitif. Resistensi sulfametoksasol pada penelitian ini lebih tinggi dibandingkan penelitian yang dilakukan oleh Mustika et al. (2015) yaitu bakteri E. coli pada sapi di Kecamatan Kuta Selatan, diperoleh 20% resisten terhadap sulfametoksasol. Resistensi bakteri terhadap sulfametoksasol terjadi karena antibiotika golongan sulfonamida cukup sering digunakan dalam pengobatan penyakit agen bakterial pada sapi.

Pengunaan antibiotika yang terlalu sering berpotensi menimbulkan resistensi bakteri terhadap antibiotika, akibat terjadinya transfer materi genetik bakteri yang resisten ke bakteri yang masih peka terhadap (Mark, 2007).

Hasil pengujian terhadap antibiotika ampisilin empat isolat (28,57%) resisten, satu isolat (7,14%) intermedier, dan sembilan isolat (64,28%) sensitif. Tingkat sensitifitas isolat E. coli terhadap ampisilin di atas 50%, penelitian mengenai resistensi bakteri E. coli isolasi dari hidung dan paru di Algeria diperoleh data uji resistensi E.

coli terhadap antibiotika ampisilin yaitu sebesar 55,9% sensitif (Ouchriah et al., 2015). Ampisilin merupakan antibiotika yang mempunyai aktivitas luas, bekerja dengan menghambat pertumbuhan bakteri yaitu dengan merusak dinding sel bakteri.

Menurut Ashnagar et al. (2007), ampisilin baik digunakan untuk pengobatan infeksi pada telinga, sinus dan infeksi saluran kencing. Antibiotika ampisilin kurang efektif bila digunakan pada ayam pedaging.

Penelitian Galuh et al. (2016) tentang uji sensitivitas isolat E. coli dari ayam pedaging yang terkena koliseptikemia, 100% resisten terhadap ampisilin.

Pengujian terhadap antibiotika oksitetrasiklin satu isolat (7,14%) resisten dan 13 isolat (92,85%) sensitif. Kajian kepekaan kuman E. coli dari usap hidung pada sapi bali di Bali belum ada. Kajian

pada babi menunjukkan perbedaan yang signifikan (Bhaskara et al., 2012), uji kepekaan bakteri E. coli pada babi yang terkena kolibasilosis didapatkan hasil 100%

resisten terhadap oksitetrasiklin.

Penggunaan antibiotika oksitetrasiklin pada peternakan babi di Bali secara intensif cenderung lebih banyak dibandingkan penggunaannya pada peternakan sapi. Hal ini menyebabkan sensitifitas isolat E. coli dari sapi masih baik terhadap oksitetrasiklin. Penggunaan oksitetrasiklin pada peternakan menurut Andrew. (2016) baik untuk pengobatan penyakit saluran pernapasan pada sapi yang disebabkan oleh agen bakterial.

Adanya beberapa isolat yang resisten terhadap lebih dari satu antibiotika menandakan terjadi resistensi silang bakteri E. coli. Menurut penelitian Mustika et al.

(2015) isolat E. coli dari sampel feses sapi bali di Kuta Selatan resisten terhadap antibiotika penisilin, sulfametoksasol, dan streptomisin. Tingkat resistensi bakteri E.

coli dari usap hidung sapi bali terhadap antibiotika yang diujikan dapat dikatakan masih rendah. Hal ini dikarenakan peternakan sapi khususnya di Bali masih beternak secara tradisional (Amin et al., 2015), pemberian pakan dengan tambahan antibiotika sebagai pemacu pertumbuhan tidak sebanyak pada peternakan ayam pedaging. Tindakan medis menggunakan antibiotika pada pengobatan kasus penyakit pada sapi juga tidak seintensif pada unggas.

Sehingga bakteri isolat E. coli masih sensitif terhahadap sejumlah antibiotika yang dipergunakan dalam peternakan sapi potong.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Ditemukan sebanyak 11,66 % isolat E.

coli dari usap hidung yang distribusinya pada pedet sebanyak 5,83 % dari sapi pedet, sapi dara 2,50 %, dan sapi dewasa 3.33%.

Isolat E. coli dari dataran rendah (6,66%) lebih tinggi dibandingkan dengan di dataran rendah (5,00%). Kepekaan terhadap

(15)

Buletin Veteriner Udayana Gargita et al.

174 sulfametoksasol 42,85% resisten, 21,42%

intermedier, dan 35,71% sensitif, terhadap ampisilin 28,57% resisten, 7,14%

intermedier, dan 64,28% sensitif dan terhadap oksitetrasiklin 7,14% resisten, dan 92,85% sensitif. Sebanyak tiga isolat (21,42%) peka terhadap semua antibiotika yang diujikan dan hanya satu isolat (7,14%) resisten terhadap semua antibiotika.

Saran

Peternak agar lebih memperhatikan kesehatan dan kebersihan ternak, karena beberapa bakteri oportunistik seperti E. coli dapat ditemukan pada saluran pernapasan sapi bali, yang berpotensi menimbulkan penyakit gangguan sistem pernapasan.

Penggunaan antibiotika ampisilin dan oksitetrasiklin masih layak karena daya efektifitasnya masih tinggi.

UCAPAN TERIMAKASIH Terima kasih kepada kelompok ternak dan SIMANTRI di kabupaten Badung, Denpasar, Gianyar, dan Bangli, serta staf dosen Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Atas bantuan dan bimbingannya dalam pengambilan sampel dan proses isolasi, identifikasi, dan uji kepekaan bakteri di laboratorium.

DAFTAR PUSTAKA

Amin AIL, Agustina KK, Suardana IW.

2015. Risk factor of Escherichia coli o157:h7 infection on bali cattle in Petang, Badung, Bali. Indon. Med. Vet.

4(3): 213-227.

Andrew C, McAllister A. 2016.

Antimicrobial Usage and Resistance in Beef Production. J. Anim. Sci.

Biotechnol. 7(68): 5-6.

Arcangioli MA, Duet A, Meyer, Dernburg A, Bezille P, Poumarat F, LeGrand D.

2008. The role of Mycoplasma bovis in bovine respiratory disease outbreaks in veal calf feedlots. Vet. J. 177: 89-93.

Ashnagar A, Naseri NG. 2007. Analysis of Three Penicilin Antibiotics (Ampicilin, Amoxicilin and Cloxacilin) of Several

Iranian Pharmaceutical Companies by HPLC. e-J. Chem. 4(4): 537.

Bhaskara IBM, Budiasa IK, Tono K. 2012.

Uji Kepekaan Escherichia coli Sebagai Penyebab Kolibasilosis Pada Babi Muda Terhadap Antibiotikaa Oksitetrasiklin, Streptomisin, Kanamisin dan Gentamisin. Indon.

Med. Vet. 1(2): 186-201.

Carter, G.R., and J.R Cole.1984.Diagnostic Procedures In Veterinary Bacteriology and Mycology. 4th Ed. Academic Press.Inc.

Damayanti E, Sukada IM, Suardana IW.

2015. Faktor Resiko Infeksi Escherichia coli O157:H7 pada Ternak Sapi Bali di Abiansemal, Badung, Bali.

Indon. Med. Vet. 4(4): 279-287.

DeRosa DC, Mechor GD, Staats JJ, Chengappa MM and Shyock TR. 2000.

Comprasion of Pasteurella sp.

Simultaneously Isolated From Nasaal and Trastracheal Swab From Cattle With Clinical Signs of Bovine Respirator Disease. J. Clin. Microbiol.

38: 327-332.

Gabinaitiene A, Siudzdaite J, Zalinskas H, Siugzda R, Petkevficus S. 2011.

Mycoplasma bovis and bakterial pathogens in the bovine respirator tract.

Vet. Med. 56(1): 28-34.

Gallard JC, Hyatt DR, Crupper SS and Acheson DW. 2001. Prevalence Antibiotic Suscepbility and Diversity of E. coli O157:H7 Isolates From a Longitudinal Study of Beef Cattle Feedlots. J. Appl. Environt. Microbiol.

(67): 1619-1627.

Galuh Y, Suarjana IG K, Tono PG K. 2017.

Sensitivitas Isolat Escherichia coli Patogen dari Organ Ayam Pedaging Terinfeksi Koliseptikemia Terhadap Oksitetrasiklin, Ampisilin dan Sulfametoksazol. Bul. Vet. Udayana.

9(1): 60-66.

Hartel H, Nikunen S, Neuvonen E, Tanskanen R, Kivela SL, Aho P, Soveri T, Saloniem H. 2004. Viral and Bakterial Phathogens in Bovine

(16)

175 Respiratory Disease in Finland. Acta Vet. Scandinavica. (45): 193-200.

Mark AT, Peter MB, David MC, Ronald NJ, Timothy R W. 2007. Global Emergence of Trimethoprim/

Sulfamethoxazole Resistance in Stenotrophomonas maltophila Mediated by Acquisition of sul Genes.

Emerg. Infect. Dis. 13(4): 559-565.

Mustika OC, Pinatih KJP, Suardana IW.

2015. Uji Kepekaan Escherichia coli O157:H7 Feses Sapi di Kecamatan Kuta Selatan Badung Bali Terhadap Antibiotika. Indon. Med. Vet. 4(4): 342- 350.

Omer A, Berhanu A, Chanie M, Fentahun T. 2012. Isolation and Identification of Aerobic Bacterial from in Nasopharyngeal Passageways of Apparently Healthy and Clinically Sick Sheep at Gondar University Veterinary Clinic. American-Eurasian J. Sci.

Res.7(6): 232-237.

Ouchriah Y, Heleili N, Mamache B, Ayachi A, Kassah AL. 2015. Antimicrobial Sensitivity of Bacterial Strains Isolated From Newborn Calves in the Abattoir of Batna (Algeria). Int. J. Livestock Res.

5(2): 32-39.

Pradnya ID A, Besung IN K, Sampurna IP.

2016. Jumlah Non Coliform dan Total

Bakteri Pada Sapi Bali di DataranTinggi dan Dataran Rendah di Bali Pasca Pemberian Mineral. Bul. Vet.

Udayana. 8(1): 52-58.

Pratiwi, S. 2008. Mikrobiologi Farmasi.

Gelora Aksara Pratama. Jakarta.

Reuben R C and Owuna G. 2013.

Antimicrobial Resistance Patterns of Escherichia coli O157:H7 From Nigerian Fermented Milk Samples in Nasarawa State, Nigeria. Int. J. Pharm.

Sci. Inv. 2(3): 38-44.

Seker E , Kuyucuoglu Y, Konak S. 2009.

Bacterial Examinations in the Nasal Cavity of Apparently Healthy and Unhealthy Holstein Cattle. J. Anim. Vet.

Adv. 8(11): 2355-2359.

Suardana IW, Juniari P, Besung IN K.

2016. Isolasi dan Identifikasi Escherichia coli O157:H7 pada Feses Sapi di Kecamatan Petang, Kabupaten Badung-Bali. Bul. Vet.Udayana. 8(1):

30-35.

Suminarto B. 2004. Epidemiologi Verocytotoxigenic Esherichia coli (VTEC) Pada Sapi Perah di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta: Kajian Tingkat Ternak. J.

Sain. Vet. 22(2): 27-32.

Referensi

Dokumen terkait

Sejak berdirinya pada tahun 1967 dengan lima negara pendiri ASEAN telah tumbuh menjadi wilayah yang terdiri dari 10 negara Asia Tenggara dengan jumlah penduduk lebih dari

Dalam sebagian besar industri, perusahaan saling tergantung. Persaingan yang digerakkan oleh satu perusahaan dapat dipastikan mempengaruhi para pesaingnya, dan

Akhir-akhir ini juga telah berkembang jurnalistik secara tersambung (online journalism). Setiap bentuk jurnalistik memiliki ciri dan kekhasannya masing-masing. Cirri dan kekhasannya

Sementara, Mc Donald (1984) dalam penelitiannya menyatakan bahwa penyalahgunaan narkotika mempunyai kaitan erat dengan kematian dan disabilitas yang diakibatkan oleh

(ELNUSA), one of the leading national company providing energy services, On the Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) 2013 reported the performance of the company's

Maka, mutasi induksi berpeluang besar untuk meningkatkan variabilitas pada populasi mutan krisan yang diuji, sehingga karakter-karakter yang diamati memiliki

Berdasarkan hal tersebut penulis membuat aplikasi sistem informasi tentang panduan untuk tahapan pendaftaran dan seleksi calon taruna polisi berbasis

Uji lanjutan menunjukkan bahwa konversi ransum ayam broiler yang terbaik pada ransum yang diberi enzim Fitase sebanyak 1.000 FTU/kg (2,59 - P4) dan nyata (P < 0,05) lebih