• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH VARIASI DIAMETER DAN JARAK ANTAR PILE SEBAGAI PERKUATAN TANAH PADA PEMODELAN FISIK STABILITAS LERENG TANAH PASIR DENGAN DR 88%

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH VARIASI DIAMETER DAN JARAK ANTAR PILE SEBAGAI PERKUATAN TANAH PADA PEMODELAN FISIK STABILITAS LERENG TANAH PASIR DENGAN DR 88%"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH VARIASI DIAMETER DAN JARAK ANTAR PILE SEBAGAI PERKUATAN TANAH PADA PEMODELAN FISIK STABILITAS LERENG TANAH PASIR DENGAN DR 88%

Yonas Soenaidy; Ir. As’ad Munawir, MT ; Ir. Suroso, Dipl.HE, M.Eng.

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan M.T. Haryono 167 Malang 65145, Jawa Timur – Indonesia

ABSTRAK

Baru-baru ini sering terjadinya tanah longsor pada daerah lereng apalagi ketika musim penghujan. Untuk mengatasi kelongsoran seperti itu, agar dapat ditanggulangi digunakan sistem perkuatan lereng dengan pemasangan dan pemancangan pile (tiang) mini untuk meningkatkan stabilitas lereng sehingga kelongsoran pada lereng.

Sistem perkuatan lereng dilakukan dengan memancang pile pada lereng. Pile berfungsi sebagai elemen pengekang dan penahan gaya lateral. Pile mereduksi gaya lateral melalui transfer penahan gaya lateral ke pile dalam ukuran tertentu yang dipasang dengan jarak tertentu pada lereng.

Dalam hal ini menggunakan box benda uji sebagai tempat pemodelan lereng, lereng yang akan dibuat dibagi menjadi tujuh lapisan dengan tebal per lapisan 10 cm, hal ini dimaksud kan untuk mengontrol kepadatan yang terjadi, pemasangan pile pada

(2)

posisi tengah atas dengan panjang 40 cm sebagai variable tetap serta menggunakan variasi diameter dan jarak antar pile sebagai variable pembanding, untuk pembebanan digunakan pondasi menerus dengan lebar 10 cm.

Untuk alat-alat pembacaan yang akan digunakan adalah yang pertama dial gauge di pasang pada pondasi untuk mengontrol penurunan yang terjadi, kedua strain gauge yang dipasang pada pile untuk mengontrol tegangan dan regangan yang terjadi, satu buah LVDT yang dipasang di kepala pile yang posisinya ditengah untuk mengkontrol pergeseran arah horizontal yang terjadi.

Pada penelitian ini dilakukan pemasangan pile dengan variasi diameter dan jarak antar yang bertujuan untuk mencari kombinasi yang paling baik untuk pemasangan pile. Diameter pile yang paling baik adalah ukuran 3,175 cm, karena dapat menahan beban beban runtuh paling tinggi. Pemasangan pile yang optimum dengan jarak antar 7,5 cm. Kombinasi dari diameter dan jarak antar tersebut mampu menahan beban maksimum sebesar 0,644 kg/cm2. Peningkatan nilai safety factor (SF) diperoleh dengan bantuan software PLAXIS 2D. Hasil SF yang didapat untuk kombinasi diameter dan jarak tersebut sebesar 0,738 dengan menahan beban 36 kN (beban distribusi A dari input PLAXIS).

Rasio peningkatan SF dari tanpa perkuatan hingga kombinasi pile optimum sebesar 23 %.

Kata-kata kunci: Stabilitas lereng, perkuatan pile, jarak antar pile, diameter pile, gaya lateral

(3)

PENGARUH VARIASI DIAMETER DAN JARAK ANTAR PILE SEBAGAI PERKUATAN TANAH PADA PEMODELAN FISIK STABILITAS LERENG TANAH PASIR DENGAN Dr 74%

Izzatul Murtafi’

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 167 Malang 65145, Indonesia

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Salah satu permasalahan yang sering terjadi pada lereng adalah kelongsoran. Untuk mengatasi kelongsoran pada lereng, digunakan sistem perkuatan lereng dengan pemasangan dan pemancangan pile (tiang) mini untuk meningkatkan stabilitas lereng sehingga kelongsoran pada lereng dapat dicegah.

Sistem perkuatan lereng dilakukan dengan memancang pile pada lereng. Pile berfungsi sebagai elemen pengekang dan penahan gaya lateral. Pile mereduksi gaya lateral melalui transfer penahan gaya lateral ke pile dalam ukuran tertentu yang dipasang dengan jarak tertentu pada lereng. Penelitian terdahulu telah menggunakan pile sebagai perkuatan dan berhasil memperbaiki sekaligus meningkatkan stabilitas lereng yang tidak stabil (unstable slope). Penelitian itu antara lain dilakukan oleh: De Beer & Wallays, 1970; Ito & Matsui, 1975;

Ito et al, 1981; Viggiani, 1981; Ito et al, 1982; Poulos,

(4)

1995; Lee et al, 1995; Hong & Han, 1996; Chen et al, 1997;

Hassiotis et al, 1997; Chien Yuan, 2001; Ausilio et al, 2001;

Hull & Poulos, 1999; Chai & Ugai, 2000; Liang & Zeng, 2002;

Won et al, 2005; Eng Chew Ang, 2005; Lee & Wang, 2006; Yamin, 2007; Wei & Cheng, 2009; Al Badoer, 2010.

Penelitian ini dilakukan dengan memasang pile dengan diameter dan jarak antar yang telah ditentukan. Diameter yang digunakan sebesar 1,27 cm, 1,905 cm, 2,54 cm, dan 3,175. Sedangkan jarak antar yang digunakan adalah 7,5 cm, 10 cm, 12,5 cm, dan 15 cm.

Pile dipasang pada tanah pasir yang dipadatkan menggunakan proctor hingga kepadatannya mencapai 1,32 gr/cm3 dan kadar air terkontrol sebesar 13%. Setelah itu, dibuat lereng dengan sudut 50° dan dilakukan uji pembebanan hingga lereng mengalami keruntuhan.

Pada penelitian ini dilakukan pemasangan pile dengan variasi diameter dan jarak antar yang bertujuan untuk mencari kombinasi yang paling baik untuk pemasangan pile. Diameter pile yang paling baik adalah ukuran 3,175 cm, karena dapat menahan beban beban runtuh paling tinggi. Pemasangan pile yang optimum dengan jarak antar 7,5 cm. Kombinasi dari diameter dan jarak antar tersebut mampu menahan beban maksimum sebesar 0,382 kg/cm2. Peningkatan nilai safety factor (SF) diperoleh dengan bantuan software PLAXIS 2D. Hasil SF yang didapat untuk kombinasi diameter dan jarak tersebut sebesar 0,744 dengan menahan beban 19,1 kN (beban distribusi A dari input PLAXIS).

Rasio peningkatan SF dari tanpa perkuatan hingga kombinasi pile optimum sebesar 15,3%.

Kata kunci: Stabilitas lereng, perkuatan pile, jarak antar pile, diameter pile, gaya lateral

(5)

PENGARUH VARIASI PANJANG DAN JARAK ANTAR PILE TERHADAP PERKUATAN TANAH PADA PEMODELAN FISIK STABILITAS LERENG TANAH PASIR DENGAN Dr 88%

Anyta Oktaviasari

Jurusan Teknik Sipil – Fakultas Teknik – Universitas Brawijaya Dosen Pembimbing : Ir. As’ad Munawir, MT dan Ir. Widodo

Suyadi, M.Eng

ABSTRAK

M a s a l a h k e l o n g s o r a n p a d a l e r e n g m a s i h m e n j a d i i s u berkelanjutan sampai saat ini. Dan untuk mengatasi masalah kegagalan lereng tersebut digunakan sistem perkuatan lereng dengan pemasangan pile (tiang) mini bambu komposit untuk meningkatkan stabilitas lereng, sehingga kegagalan lereng dapat dihindari.

Perkuatan lereng dilakukan dengan memancang pile (tiang) pada lereng. Pile tersebut berfungsi sebagai elemen penahan gaya lateral dengan cara mereduksi gaya lateral melalui transfer penahan gaya lateral ke pile (tiang) mini bertulangan bambu komposit yang dipancang pada jarak tertentu dengan panjang bervariasi. Beberapa studi penelitian perkuatan lereng telah dilakukan menggunakan pile (tiang) sebagai elemen perkuatan

(6)

lereng dan telah berhasil dengan sukses dalam memperbaiki sekaligus meningkatkan stabilitas lereng yang tidak stabil (unstable slope) antara lain: De Beer&Wallays,1970; Ito dan Matsui,1975; Ito et al,1981.

Dalam penelitian ini digunakan pasir berbutir kasar dan pile (tiang) mini bambu komposit dengan variasi parameter panjang pile (tiang) dan jarak antar pile (tiang). Penelitian dilakukan di dalam bak uji berukuran panjang 1,50 m, lebar 1,0 m dan tinggi 1,0 m. Pembebanan dilakukan dengan menambahkan beban secara bertahap hingga mencapai beban runtuh, itu terjadi saat pemodelan lereng tidak dapat menahan pertambahan beban lagi. Beban dimodelkan sebagai strip footing yang menyalurkan beban dari load cell. Masalah yang terjadi di laboratorium dianalisis dengan menggunakan Finite Element Method, dengan mengubah bentuk pemodelan lereng 3D menjadi pemodelan 2D. Nilai kekakuan pile (tiang) bergantung pada variasi panjang dan jarak antar pile (tiang). Hasil penelitian menunjukkan bahwa model lereng yang diberi perkuatan pile (tiang) mengalami peningkatan daya dukung tanah dan rasio angka keamanan. Pengaruh panjang tiang dan jarak antar tiang memberikan efek yang cukup besar dalam peningkatan daya dukung tanah dan rasio angka keamanan terhadap kegagalan geser.

Kata-kata kunci: Perkuatan lereng, pile (tiang) mini bambu komposit, stabilitas lereng, Plaxis, gaya lateral.

(7)

Penghitungan Nilai IPK &

Entry KRS

SEHUBUNGAN DENGAN ADANYA PERBEDAAN SISTEM PENGHITUNGAN 1.

IPK ANTARA SINERGI DAN SIAM MAKA MAHASISWA DIHARAP MELAKUKAN PENGHITUNGAN IPK SENDIRI DAN DITULIS PADA KRS KONSEP.

APABILA MAHASISWA AKAN MENGAMBIL MATA KULIAH DENGAN 2.

JUMLAH SKS BERDASARKAN IPK MAKA MATA KULIAH YANG BELUM MASUK PADA KRS DI SIAM HARAP DILAPORKAN MELALUI KOMENTAR DI BAWAH UNTUK DIMASUKKAN SECARA MANUAL OLEH RECORDING.

CONTOH KASUS :

– IPS = 2,7 DAN IPK = 3,1 MAKA MAKSIMAL SKS YANG DAPAT DIAMBIL ADALAH 24 (PENGAMBILAN BERDASAR IPK)

– MATA KULIAH YANG DIAMBIL : 1. ANALISIS STRUKTUR (4 SKS) 2. STRUKTUR BAJA (4 SKS) 3. MEKANIKA TANAH II (4 SKS) 4. SISTEM TRANSPORTASI (3 SKS) 5. HIDROLIKA TERAPAN (3 SKS) 6. STATIKA (3 SKS)

7. KEWARGANEGARAAN (3 SKS)

KARENA YANG DIAMBIL ADALAH 24 SKS MAKA KEWARGANEGARAAN TIDAK DAPAT MASUK KE SIAM (DASAR SIAM ADALAH IPS).

LAPORKAN PADA KOMENTAR DI BAWAH JIKA KEWARGANEGARAAN BELUM DIMASUKKAN, JANGAN LUPA CANTUMKAN NAMA, NIM DAN MATAKULIAH SERTA KODE MATA KULIAH.

SESUAI BUKU PEDOMAN TERBARU, PENDIDIKAN AGAMA ISLAM YANG 3.

BENAR ADALAH 2 SKS (SINERGI MASIH 3 SKS).

PENGUMPULAN KRS KONSEP DIMULAI TANGGAL 9 AGUSTUS – 15 4.

AGUSTUS 2012 DI RECORDING DAN YANG DIKUMPULKAN ADALAH YANG ASLI BUKAN FOTOKOPI.

(8)

HARAP DIPERHATIKAN :

APABILA MAHASISWA MELAKUKAN KECURANGAN DALAM HAL PENGISIAN DATA AKADEMIK PADA KRS (DATA IPS/IPK, DLL) MAKA AKAN DIKENAKAN

SANKSI AKADEMIK.

EVALUASI FASILITAS SISI DARAT UNTUK PENGEMBANGAN BANDAR UDARA ABDULRACHMAN SALEH MALANG

Febri Chrishardiyan; Rahadyan Hendrasta

Ir.Ludfi Djakfar, MSCE, Ph.D.;Dr. Ir. M.Ruslin Anwar,Msi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan M.T Haryono 167 Malang 65145, Jawa Timur – Indonesia

ABSTRAK

Kata Kunci : Fasilitas Sisi Darat Bandara, Peramalan Jumlah Penumpang,

Kebutuhan transportasi di Wilayah Malang Raya dewasa ini menunjukkan perkembangan yang pesat. Hal ini memberikan peluang transportasi udara untuk menjadi salah satu pilihan untuk moda transportasi yang nyaman, aman dan cepat. Di Malang sendiri telah ada pangkalan udara militer dan dibuka untuk penerbangan komersial sejak tahun 2005. Namun secara resmi pada akhir tahun 2011 telah dibuka terminal baru yang terpisah dari pangkalan udara militer.Tingkat kebutuhan fasilitas

(9)

Bandar Udara ditentukan berdasarkan pertumbuhan jumlah penumpang sesuai tahun rencana. Dalam perencanaan fasilitas sisi darat (terminal penumpang dan parkir) memerlukan parameter perencanaan yang meliputi semua yang menggunakan fasilitas sisi darat Bandar Udara Abdulrachman Saleh..

Data untuk peramalan jumlah penumpang diolah dengan menggunakan program Ms Excel untuk mendapatkan persamaan regresi terutama untuk metode tren analisis. Prosedur pengujiaan persamaan regresi menggunakan teori-teori seperti yang terdapat dalam kajian pustaka. Jumlah penumpang dianggap sebagai variabel terikat (Y), sedangkan jumlah penduduk, Produk Domestik Regional Bruto, jumlah tenaga kerja pada sektor industri, jumlah tamu hotel, jumlah kepemilikan mobil di wilayah Malang & sekitarnya dan jumlah mahasiswa di Malang dianggap sebagai variabel bebas (X).

Berdasarkan rekapitulasi perhitungan luasan fasilitas- fasilitas sisi darat seperti yang terlihat pada tabel 5.7 dapat disimpulkan bahwa seluruh fasilitas sisi darat Bandar Udara Abdulrachman Saleh Malang untuk pengembangan tahap I (2022) dan tahap II (2032) perlu diadakan perluasan. Kecuali fasilitas gate hold room tidak diperlukan perluasan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa fasilitas sisi darat Bandar Udara Abdulrachman Saleh Malang untuk tahun rencana tidak dapat menampung penumpang dengan nyaman.

Solusi untuk permasalahan tersebut adalah dengan dilakukan penambahan luasan ataupun jumlah fasilitas sisi darat untuk tahun rencana. Penambahan luasan atau jumlah fasilitas sisi darat harus sesuai dengan standart yang telah ditentukan supaya tercapai kenyamanan pengguna fasilitas. Seperti terlihat pada lampiran Gambar layout terminal dan tempat parkir untuk pengembangan tahap I (2022) dan tahap II (2032).Perencanaan luasan fasilitas sisi darat menggunkan dua alternatif layout yaitu alternatif 1 dan 2. Dalam perencanaan ini dipakai alternatif layout 2 dengan alasan terminal keberangkatan terpisah dengan terminal kedatangan sesuai

(10)

dengan kondisi yang direncanakan pemerintah saat ini.

Referensi

Dokumen terkait

(1) Model dengan 1 variabel dependen dan > 1 variabel independen *) Jika variabel dependen maupun variabel independen mempunyai skalapengukuran interval atau

Dengan definisi – definisi yang dikemukakan para ahli tersebut maka dapat dirumuskan bahwa variabel penelitian adalah suatu obyek yang ditetapkan oleh peneliti untuk

Hasil yang diharapkan dari kegiatan Klinik Peningkatan Mutu Dosen Dalam Pencapian Output Penelitian (Dokumen Paten/KI) adalah sebagai berikut:.. a) Tumbuhnya

9LUWXDO /$1 9/$1 DGDODK VXDWX PHNDQLVPH \DQJ GDSDW GLJXQDNDQ XQWXN PHQVHJPHQWDVL MDULQJDQ GDODP SHUDODWDQ VZLWFK 'HQJDQ PHWRGH WUXQNLQJ VZLWFK GDSDW GLKXEXQJNDQ GHQJDQ URXWHU

Kesimpulan penelitian ini bahwa nilai p<0,001 diperoleh nilai p>0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan anemia pada ibu hamil pada trimester III

Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bantul Tahun 2021 merupakan pemenuhan kebutuhan aspek perencanaan

Menyelesaikan S1 di Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya tahun 1984, S2 di Ilmu Komputer Universitas Indonesia sandwich

3.1 Pengaruh Penambahan Kombinasi Serbuk Gergaji dan Biochar Dari Limbah Cangkang Kelapa Sawit Terhadap Sifat Kimia Tanah Ultisol.. 3.1.1