• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi serta rangkaian aktivitas kerjasama antara dua orang atau lebih

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. interaksi serta rangkaian aktivitas kerjasama antara dua orang atau lebih"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang Masalah

Organisasi merupakan suatu wadah dimana didalamnya terdapat interaksi serta rangkaian aktivitas kerjasama antara dua orang atau lebih dengan fasilitas tertentu yang terpadu dalam suatu hubungan yang teratur untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, sangat bergantung pada faktor utama yang ada yaitu faktor manusia atau orang-orang yang melaksanakan semua proses kerja atau rangkaian aktivitas organisasi.

Dalam organisasi keberadaan manusia merupakan unsur utama karena berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan organisasi sangat bergantung pada faktor manusianya yaitu pelaksanaan kegiatan-kegiatan oleh manusia-manusia di dalam organisasi. Walaupun demikian manusia sebagai sumber daya kerja dan unsur pelaksana aktivitas organisasi haruslah didukung dengan fasilitas atau sarana sesuai dengan kebutuhan kerjanya. Agar tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat tercapai maka orang-orang atau pimpinan dan bawahan diharapkan dapat menjalin hubungan kerjasama yang baik serta melaksanakan tugas dan pekerjaan masing-masing dengan baik dan benar serta berkualitas.

Sehubungan dengan hal itu, keterlibatan manusia dalam proses pelaksanaan kegiatan organisasi biasanya diwujudkan dalam suatu hubungan

1

(2)

yang bersifat formal hirarkis, untuk memungkinkan orang-orang yang terlibat bekerja bersama secara harmonis, dinamis dan bertanggung jawab. Namun kerjasama yang dinamis dan harmonis bukanlah hanya hal yang harus dicapai tetapi juga harus ditingkatkan secara terus menerus sehingga diharapkan dapat mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan.

Organisasi formal yang berada dalam lingkungan pemerintahan daerah terbentuk berdasarkan atas undang-undang otonomi daerah yang di aplikasikan dengan mengacu pada visi dan misi pemerintahan daerah yang bersangkutan. Dalam hal ini Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung merupakan pengembangan dari Seksi Pertamanan pada Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota Bandung sebelumnya.

Visi dan Misi Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung tidak terlepas dari perwujudan visi dan misi Pemerintahan Kota Bandung, yaitu;

mencapai terwujudnya Kota Bandung yang Bermatabat (bersih, makmur, taat dan bersahabat). Adapun visi Dinas Pertamanan dan Pemakaman yaitu;

Dinamis berwawasan lingkungan, sedangkan misinya yaitu; Memelihara, Mempertahankan dan Memperluas ruang terbuka hijau (RTH) Kota Bandung.dan melaksanakan pengelolaan penerangan jalan umum (PJU), Dekorasi kota dan Reklame.

Kedudukan dan peranan pegawai Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung adalah sebagai aparatur Kotamadya dalam hal penunjang Pemerintah Kota dalam melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah di bidang pertamanan dan pemakaman. Oleh karena itu, kelancaran

(3)

penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kotamadya Bandung juga tergantung pada pelaksanaan tugas oleh para pegawai Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung.

Keberhasilan pada Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung yang merupakan suatu organisasi yang diharapkan mempunyai kinerja yang berorientasi kepada pencapaian tujuan yang optimal. Dalam pencapaian tujuan berdasarkan Visi dan Misi Dinas bercermin pada bagaimana perilaku organisasi yang merupakan faktor yang dapat memperlancar ataupun menghambat pelaksanaan tugas dan pekerjaan para pegawainya.

Perilaku Organisasi dapat dikatakan sebagai penelaahan tentang individu dan kelompok dalam lingkungan Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung. Dalam pengertian tersebut perilaku organisasi disini sangatlah luas, oleh karena itu penelaahannya memerlukan suatu konsentrasi pada salah satu pandangan perilaku organisasi. Perilaku organisasi terbagi pada tiga bagian yaitu perilaku pada tingkat individu, kelompok dan organisasi. Disini peneliti berusaha lebih memusatkan perhatian kepada perilaku individu sebagai manusia dan sekaligus menjadi anggota dari suatu organisasi. Unsur ini berpengaruh terhadap tinggi atau rendahnya kinerja serta baik atau tidaknya pelaksanaan tugas atau pekerjaannya, karena dengan hal tersebut, dapat menilai dan memperhitungkan sampai sejauh mana perilaku para pegawai Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta kinerja yang dicapainya.

(4)

Untuk itu didalam melaksanakan suatu organisasi diperlukan suatu perilaku yang optimal.

Perilaku organisasi berkaitan erat dengan peningkatan kinerja dari suatu unit kerja. Hal ini disebabkan faktor kemampuan atau kecakapan banyak tergantung dari bagaimana perilaku para pegawai pada Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung. Perilaku organisasi para pegawai yang sehat memang tidak mudah untuk diciptakan, karena memerlukan kerjasama dan saling pengertian antara atasan dan bawahan, agar tercipta arus komunikasi baik vertikal maupun horizontal, sehingga tercipta hubungan timbal balik yang saling menguntungkan.

Keberhasilan pelaksanaan tugas dan aktivitas tersebut, setiap pegawai pada Seksi Reklame dan PJU pada Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan atau melebihi uraian pekerjaan yang jelas dalam tugasnya, sehingga pegawai didorong mencapai kinerja yang lebih baik dan berguna sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung..

Kinerja yang dimaksud yaitu hasil atau keluaran suatu proses kerja.

Ataupun kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja juga berhubungan dengan kemauan dan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan. Artinya apakah pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dinilai baik atau tidak, sangat

(5)

tergantung pada hasil kerja dilihat dari mutu dan jumlah serta juga kemampuan melaksanakannya.

Pentingnya kinerja pegawai dalam memperlancar pencapaian tujuan pada Seksi Reklame dan PJU Dinas Pertamanan Dan Pemakaman Kota Bandung dapat membantu pegawai dalam mencapai tujuan rencana semula sehingga hasil kerja dapat diperoleh secara maksimal.

Dalam hal ini peneliti mengindikasi adanya gambaran mengenai perilaku organisasi dengan kinerja pegawai. Dimana pegawai yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu pegawai pada Seksi Reklame dan PJU Dinas Pertamanan Dan Pemakaman Kota Bandung.

Berdasarkan hasil penjajagan yang peneliti lakukan pada Seksi Rekalme dan PJU (Penerangan Jalan Umum) di Dinas Pertamanan Dan Pemakaman Kota Bandung, ternyata kinerja pegawai masih rendah, hal tersebut terlihat dari indikator-indikator sebagai berikut:

1. Belum tercapainya target pemasangan Penerangan Jalan Umum, yang seharusnya 20.000 titik PJU, sat ini baru terdapat 15.993 titik PJU sehingga kondisi sejumlah ruas jalan terutama di pinggiran kota Bandung masih gelap gulita.

Contoh: Hal ini terlihat pada sekitar jalan Ciateul (Jln Inggit Garnasih) dan sekitar Jln Balong Gede belum ada lampu penerangan pada sisi jalan sehingga pada malam hari di sekitar jalan tersebut di atas gelap gulita serta membahayakan masyarakat pengguna jalan tersebut.

(6)

2. Masih rendahnya kreatifitas pegawai PJU dalam menindaklanjuti permohonan perbaikan PJU yang mati dari masyarakat pada Seksi Reklame dan PJU di Dinas Pertamanan dan Pemakam Kota Bandung . Contoh: Hal ini terlihat dari PJU yang mati atau tidak berfungsi di sekitar jalan Trunojoyo, perempatan Gede Bage, belum di perbaiki oleh pegawai PJU, padahal telah di laporkan oleh masyarakat sejak 14 Februari 2007.

Masih rendahnya Kinerja Pegawai tersebut di atas diduga di sebabkan oleh perilaku organisasi yang masih belum didasarkan pada elemen-elemen dasar Perilaku organisasi, antara lain:

1. Kepala Seksi Reklame dan PJU kurang memperhatikan kemampuan dan keahlian pegawai PJU dalam menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

Hal ini terlihat dari Para pegawai PJU kurang menguasai survei dan pemetaan jalan-jalan umum yang sering di gunakan masyarakat dan membutuhkan penerangan.

2. Kepala Seksi Reklame dan PJU kurang memperhatikan kebutuhan kerja pegawai PJU (berupa teknologi) untuk melaksanakan tugas dan pekerjaannya.

Misalnya: Pada seksi Reklame dan PJU yang harus memelihara 15.993 titik Penerangan jalan umum yang tersebar di tujuh rayon di seluruh kota Bandung, tetapi hanya memiliki 1Unit Truk Tangga Hydroulic dengan kondisi sangat tidak layak pakai di tinjau dari umur teknis maupun kemampuan untuk menjangkau tujuh Rayon dan melayani jalan di seluruh

(7)

Kota Bandung yang panjangnya 6000 km. sedangkan idealnya setiap rayon dilayani oleh satu Unit Truk Tangga Hydroulic.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji dan mengadakan penelitian lebih lanjut yang dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul: “HUBUNGAN PERILAKU ORGANISASI DENGAN KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PERTAMANAN DAN PEMAKAMAN KOTA BANDUNG (Studi Kasus Tentang Penyelesaian Masalah Penerangan Jalan Umum Pada Seksi Reklame dan PJU)”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana hubungan perilaku organisasi dengan kinerja pegawai pada Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung (Studi Kasus Tentang Penyelesaian Masalah Penerangan Jalan Umum Pada Seksi Reklame dan PJU).

2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi hambatan hubungan perilaku organisasi dengan kinerja pegawai pada Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung (Studi Kasus Tentang Penyelesaian Masalah Penerangan Jalan Umum Pada Seksi Reklame dan PJU).

3. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan untuk mengatasi Hambatan- hambatan hubungan perilaku organisasi dengan kinerja pegawai pada

(8)

Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung (Studi Kasus Tentang Penyelesaian Masalah Penerangan Jalan Umum Pada Seksi Reklame dan PJU).

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Menemukan data dan informasi mengenai hubungan perilaku organisasi yang sebenarnya dengan kinerja pegawai pada Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung (Studi Kasus Tentang Penyelesaian Masalah Penerangan Jalan Umum Pada Seksi Reklame dan PJU).

b. Mengembangkan data dan informasi mengenai hambatan-hambatan dalam hubungan perilaku organisasi dengan kinerja pegawai pada Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung (Studi Kasus Tentang Penyelesaian Masalah Penerangan Jalan Umum Pada Seksi Reklame dan PJU).

c. Menerapkan data-data dalam hubungan perilaku organisasi dengan kinerja pegawai pada Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung (Studi Kasus Tentang Penyelesaian Masalah Penerangan Jalan Umum Pada Seksi Reklame dan PJU).

(9)

2. Kegunaan Penelitian a. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini memperkaya kepustakaan dalam bidang disiplin Ilmu Administrasi Negara, khususnya tentang pengembangan konsep Perilaku Organisasai dan Kinerja Pegawai.

b. Secara Praktis

1). Bagi Seksi Reklame dan PJU di Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran pemecahan masalah mengenai hubungan Perilaku Organisasi dengan kinerja Pegawai pada Seksi Reklame dan PJU di Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung.

2). Bagi Peneliti

Menambah pemahaman keilmuan khususnya mengenai Perilaku Organisasi dan Kinerja Pegawai serta sebagai bentuk tanggung jawab akademik.

3). Bagi Pihak Umum

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan mamfaat bagi pihak umum yang menaruh perhatian dan minat untuk mengkaji lebih lanjut mengenai Perilaku Organisasi dan Kinerja.

(10)

D. Kerangka Pemikiran

Guna mempermudah pemecahan masalah, laporan penelitian ini memerlukan suatu kerangka pemikiran yang dijadikan landasan teoritis, serta pendapat para ahli yang tidak diragukan lagi kebenarannya. oleh karena itu, peneliti mengemukakan pendapat dari beberapa ahli, diantaranya menurut Davis dan Newstrom yang diterjemahkan oleh Dharma dalam bukunya Perilaku dalam Organisasi (1997:5), yaitu : “ Perilaku Organisasi adalah telaah dan penerapan pengetahuan tentang bagaimana orang-orang bertindak didalam organisasi”.

Penjelasan tersebut menjelaskan bahwa perilaku organisasi merupakan penerapan pengetahuan mengenai bagaimana aspek tingkah laku kelompok ataupun tingkah laku individu di tempat kerja dalam semua jenis organisasi, karena perilaku manusia itu sangat mempengaruhi usaha pencapaian tugas- tugas organisasi. Adapun unsur-unsur pokok dalam perilaku organisasi adalah manusia, struktur, dan lingkungan tempat organisasi beroperasi.

Selanjutnya untuk lebih jelas lagi, peneliti menambahkan penguraian kembali apa itu perilaku organisasi, menurut Robbins mengemukakan pendapatnya mengenai perilaku organisasi yang dikutip oleh Muchlas dalam bukunya Perilaku Organisasi (2005:12) yaitu:

Perilaku Organisasi adalah bidang ilmu yang menyelidiki dampak dari pengaruh individu, kelompok dan struktur dalam organisasi terhadap perilaku orang-orang yang terlibat di dalamnya yang bertujuan untuk mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam meningkatkan efektivitas organisasi

(11)

Berdasarkan pengertian tersebut perilaku organisasi lebih berorientasi pada pelaksanaan kerja dan perumusan masalah dan persoalan-persoalan dimana perilaku manusia atau tingkah laku orang-orang disini sangat dibutuhkan dalam berpikir dan memahami persoalan-persoalan yang terjadi, serta tindakan-tindakan apa yang diambil didalam pemecahan suatu persoalan yang terjadi didalam suatu organisasi. Untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan oleh organisasi dan orang-orang yang berada didalam organisasi dalam pencapaian tujuan.

Perilaku organisasi sebagai salah satu alat dalam menjalankan proses kegiatan pencapaian tujuan organisasi, maka apabila perilaku organisasi itu berjalan secara efisien hal ini mengakibatkan hasil guna yang lebih besar bagi organisasi, pentingnya perilaku organisasi bagi seorang pimpinan dalam mempengaruhi bawahannya maka penting kiranya untuk diketahui perilaku organisasi yang efisien yang dapat diterapkan sehingga bawahan dapat dipengaruhi dalam menjalankan perintah yang diberikan pimpinan, begitu juga pimpinan harus mengetahui sifat-sifat dari bawahannya tersebut, karena denngan memahami sifat-sifat bawahannya pimpinan dapat dengan mudah membimbing bawahannya. Salah satu cara untuk memahami sifat-sifat manusia ini ialah dengan menganalisa prinsip-prinsip dasar dari perilaku manusia.

Sejalan dengan definisi Perilaku di atas, ada tiga elemen yang saling berinteraksi satu sama lain yakni manusia, struktur, teknologi dan di pengaruhi oleh dan mempengaruhi lingkungan luarnya, sebagai prinsip dasar perilaku

(12)

dalam organisasi. Hal ini di kemukakan Muchlas dalam bukunya Perilaku Organisasi (2005:13) sebagai berikut:

1. Manusia.

Merupakan kumpulan orang orang atau kelompok kelompok yang dinamis. Manusia termasuk mahluk hidup yang berpikir, berperasaan dan mempunyai kemampuan/keahlian yang bekerja dalam organisasi untuk mencapai target atau tujuan tertentu.

2. Struktur.

Struktur organisasi menentukan hubungan formal manusia di dalam organisasi. Pekerjaan pekerjaan yang berbeda di perlukan untuk menyelesaikan semua aktivitas organisasi.

Adanya pimpinan, karyawan, yang harus saling berhubungan dengan cara struktural tertentu agar pekerjaan mereka dapat di koordinasikan secara efektif. Hubungan tersebut menimbulkan problem kompleks dalam berkooperasi, negosiasi dan pengembilan keputusan.

3. Teknologi

Teknologi memberikan modal pada manusia dalam bekerja dan dapat mempengaruhi tugas tugas yang di kerjakan.

Dengan menggunakan teknologi hasil kerja lebih cepat dan lebih baik, karena kemampuan setiap orang terbatas.

4. Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor luar yang mempengaruhi operasi setiap organisasi. Lingkungan akan mempengaruhi kondisi kerja dan sikap manusia yang ada di dalamnya.

Lingkungan juga memberikan persaingan kekuatan dan sumber daya.

Peneliti kemukakan pengertian kinerja pegawai yang dapat mendukung tercapainya suatu tujuan yang optimal dan mengenai kinerja pegawai yang diambil dari Lembaga Administrasi Negara Nomor 589/IX/6/Y/99 Tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (1999:3), menjelaskan bahwa: “Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi”.

(13)

Kinerja merupakan aspek yang harus diperhatikan dalam suatu organisasi yang berguna didalam suatu pencapaian tujuan organisasi tersebut, kinerja digunakan untuk penilaian pencapaian pelaksanaan atas keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan/program yang sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dapat dikatakan juga sebagai prestasi atau hasil yang telah dicapai setelah pelaksanaan pekerjaan. Kinerja disini berkaitan dengan perilaku organisasi, dimana menyangkut segi perilaku individu / manusia dalam melaksanakan tugas yang dibebankan organisasi untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sehingga apabila hasil kerja yang dicapai belum menunjukkan hasil yang baik untuk itu diperlukan upaya perbaikan atau peningkatan kinerja.

Kemudian untuk mengukur sejauh mana kinerja pegawai pada Dinas Pertamanan dan pemakaman Kota Bandung, menurut Lembaga Administrasi Negara dalam bukunya Pengukuran Kinerja Instansi Pemerintah Modul Sosialisasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (2000:24), menyatakan indikator pengukuran kinerja pegawai dapat dilihat dari pengukuran dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Indikator Masukan 2. Indikator Proses 3. Indikator Keluaran 4. Indikator Hasil 5. Indikator Manfaat 6. Indikator Dampak.

(14)

E. HIPOTESIS

Berdasarkan pada kerangka pemikiran diatas, peneliti merumuskan hipotesisnya sebagai berikut : “Ada hubungan antara Perilaku Organisasi dengan Kinerja Pegawai pada Seksi Reklame dan PJU di Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung”.

Skala pengukuran untuk kedua variabel adalah skala ordinal dan dicari korelasinya dengan menggunakan koefisien korelasi Rank Spearman. Adapun hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut :

a. Ho : ρs 0 = Perilaku Organisasi pada Seksi Reklame dan PJU di Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung 0, Perilaku Organisasi (X) Kinerja Pegawai (Y) artinya antara Perilaku Organisasi dengan Kinerja Pegawai pada Seksi Reklame dan PJU di Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung tidak ada hubungan yang signifikan.

b. Hi : ρs > 0 = Perilaku Organisasi pada Seksi Reklame dan PJU di Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung > 0, Perilaku Organisasi (X) Kinerja Pegawai (Y) artinya antara Perilaku Organisasi dengan Kinerja Pegawai pada Seksi Reklame dan PJU di Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandungada hubungan yang signifikan.

Untuk mempermudah pembahasan, maka peneliti akan mengemukakan definisi operasional sebagai berikut :

(15)

1. Perilaku Organisasi adalah telaah dan penerapan pengetahuan tentang bagaimana para pegawai bertindak dalam organisasi. yang di lakukan Kepala Seksi Reklame dan PJU Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung kepada para pegawainya. Pelaksanaan telaah dan penerapan tersebut berpedoman pada indicator dari elemen-elemen prinsif dasar Perilaku Organisasi, yaitu: Manusia, Struktur, Teknologi dan Lingkungan.

2. Kinerja pegawai adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan pekerjaan atau tugas (secara kualitas dan kuantitas) yang dicapai oleh pegawai Seksi Reklame dan PJU di Dinas Pertamanan dan Pemakaman dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi.

3. Hubungan menunjukkan keeratan hubungan antara perilaku organisasi terhadap kinerja pegawai pada Seksi Reklame dan PJU Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung.

Berikut ini peneliti akan mengemukakan operasionalisasi variabel Perilaku Organisasi dan Kinerja pegawai dalam bentuk tabel, sebagai berikut:

(16)

TABEL 1

OPERASIONALISASI PERILAKU ORGANISASI

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR ITEM

Variabel Bebas:

Perilaku Organisasi

1. Manusia

2. Struktur.

3. Teknologi.

4. Lingkungan.

1. Kemampuan/keahlian 2. Penempatan pegawai 3. Pengalaman

4. Pemberian waktu tugas

1. Hubungan formal 2. Koordinasi 3. Kerjasama

4. Kreatifitas pegawai 5. Motivasi dari

pimpinan 1. Kebutuhan kerja 2. Fasilitas

mendukung proses kerja.

3. Teknologi mempercepat pelaksanaan tugas.

4. Teknologi membuat hasil kerja lebih baik.

1. Lingkungan mendukung kondisi kerja.

2. Ketenangan pegawai 3. Suasana kerja

1(+),34(-) 2(+),35(-) 3(+),36(-) 4(+),37(-)

5(+),38(-) 6(+),39(-) 7(+),40(-) 8(+),41(-) 9(+),42(-)

10(+),43(-) 11(+),44(-) 12(+),45(-) 13(+),46(-)

14(+),47(-)

15(+),48(-) 16(+),49(-) Sumber : Muchlas dalam Bukunya Perilaku Organisasi (2005:13) dimodifikasi oleh peneliti.

(17)

TABEL 2

OPERASIONALISASI KINERJA PEGAWAI

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR ITEM

Variabel Terikat:

Kinerja Pegawai

1. Masukan

2. Proses

3. Keluaran

4. Hasil

5. Manfaat

6. Dampak

1. Tersedianya sumber-sumber dana yang mencukupi.

2. Pentingnya peranan SDM 3. Sarana dan prasarana telah

mencukupi dan memadai 4. Tingkat disiplin pegawai 1. Mempunyai petunjuk teknis.

2. Mengidentifikasi berbagai aktivitas tugas dan pekerjaan 3. Adanya proses penyelesaian

tugas dan pekerjaan.

1. Penyelesaian tugas sesuai dengan kualitas dan kuantitas.

2. Penyelesaian tugas/pekerjaan tepat waktu

1. Adanya penentuan waktu penyelesaian tugas

2. Perbaikan jumlah dan mutu hasil kerja.

3. Adanya pendekatan dalam mengukur hasil pekerjaan 4. Informasi yang diperoleh

mudah didapat.

1. Hasil pekerjaan dapat berguna dalam jangka waktu tertentu 2. Optimalisasi hasil pekerjaan 1. Meningkatnya kreativitas pegawai.

2. Adanya dasar pemikiran setiap kegiatan atau pekerjaan

17(+),50(-) 18(+),51(-) 19(+),52(-) 20(+),53(-) 21(+),54(-) 22(+),55(-) 23(+),56(-)

24(+),57(-) 25(+),.58(-)

26(+),59(-) 27(+),60(-) 28(+),61(-) 29(+),62(-)

30(+),63(-) 31(+),64(-) 32(+),65(-) 33(+),66(-) Sumber : LAN-RI dalam Modul Pengukuran Kinerja Instansi Pemerintah (2000:12) di modifikasi oleh peneliti.

(18)

F. Lokasi dan Lamanya Penelitian a. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dijadikan tempat penelitian oleh peneliti yaitu Pada pada Seksi Reklame dan PJU di Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung Jln Ambon No.1-A Bandung.

b. Lamanya Penelitian

Lamanya penelitin yang dilakukan di mulai dari persiapan sampai dengan pelaporan kurang lebih 6 bulan dari bulan September 2007 sampai dengan bulan Februari 2008.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil perhitungan persen inhibisi, didapatkan bahwa ekstrak daun kopi robusta pada fraksi etil asetat mempunyai persen inhibisi yang lebih tinggi dibandingkan

Hasil penelitian dari pemberian imbangan energi dan protein dalam ransum ayam kampung betina dari umur 20 sampai 30 minggu menunjukkan berat potong, berat

sangat banyak nilai yang berbeda dalam suatu atribut, sebagai contoh penerapan pada IDS dataset yang digunakan adalah dengan tipe kontinu, sehingga nilai

Nessus merupakan suatu tools yang powerfull untuk melihat kelemahan port yang ada pada komputer kita dan komputer lain!. Nessus akan memberikan report secara lengkap apa

Penyadapan dilakukan untuk mendapatkan lateks segar yang bebas dari kotoran dan diolah lebih lanjut menjadi RSS (Rubber Smoke Sheet) dan alat-alat yang digunakan harus bersih

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) aktivitas guru saat penerapan keterampilan proses sains pada pembelajaran fisika secara keseluruhan dengan menggunakan model

Data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian ini dianalisis untuk mendapatkan jumlah timbulan dan komposisi serta kadar fisika dan kimia dari sampah hotel

dilengkapi dengan sensor kamera, hal ini dikarenakan data yang diperoleh dari proses akuisisi sensor LiDAR hanya berbentuk titik-titik dalam sebuah sistem