• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat : Penelitian ini dilakukan di Green House Kebun Biologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat : Penelitian ini dilakukan di Green House Kebun Biologi"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

47

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat : Penelitian ini dilakukan di Green House Kebun Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta

2. Waktu : Penelitian berlangsung selama ± 2 bulan (Desember 2016- Februari 2017)

B. Bahan dan Alat a. Bahan - Daun Majapahit

- Hama Spodoptera litura - Air

- Benih Sawi - Kain Kasa

- Pupuk kompos - Tanah

- Alkohol 90%

- Pestisida kimia merk Dursban

b. Alat - Blender - Saringan - Gelas ukur - Pisau

- Alat penyemprot - Polybag

- Baskom - Pot tray - Penggaris

- Kuas kecil dan kuas besar

- Pinset

(2)

48 - Gunting

- Erlenmeyer

- Kain pilla polos - Insectscreen C. Variabel Penelitian

a. Uji Pendahuluan

a. Variabel Bebas : Dosis ekstrak daun majapahit (Crescentia cujete), yaitu dosis 0%, 5 %, 10%, 15% dan 20%.

Berdasarkan perlakuan pada uji pendahuluan diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Tabel Uji Pendahuluan Hasil Pengamatan Harian Jumlah Mortalitas hama Spodoptera litura

Keterangan :Penyemprotan 1 : Rabu, 1 Februari 2017 Penyemprotan 2 : Jum’at, 3 Februari 2017 Pengamatan ke 1: Kamis, 2 Februari 2017 Pengamatan ke 2: Sabtu, 4 Februari 2017

Dari Tabel 1 diketahui bahwa persentase paling efektif untuk mortalitas hama Spodoptera litura adalah 20% maka dari itu untuk

Jumlah Hama

Konsentrasi Pengamtan Ke

Ulangan Jumlah

Sub Total

Jumlah Total Mortalitas

Persentase Mortalitas

I II III IV V

25 0% 1 0 0 0 0 0 0 0 0%

2 0 0 0 0 0 0

25 5% 1 0 0 1 1 1 3 9 36%

2 1 1 1 2 1 6

25 10% 1 1 2 2 1 1 7 14 56%

2 1 2 1 1 2 7

25 15% 1 2 1 2 2 1 8 16 64%

2 1 2 1 2 2 8

25 20% 1 3 2 2 2 2 11 22 88%

2 1 2 3 2 3 11

(3)

49

penelitian sesungguhnya digunakan konsentrasi tersebut dibawah 20 % (17,5%) dan diatas 20% (22,5%).

b. Variabel Terikat : Persentase mortalitas hama Spodoptera litura c. Variabel Kontrol : cara pengekstrakan, lama perendaman benih, umur

hama Spodoptera litura, umur bibit sawi dan jenis tanaman sawi.

b. Uji Sesungguhnya

a. Variabel Bebas : Dosis ekstrak daun majapahit (Crescentia cujete), yaitu dosis 0%, 17,5%, 20%, 22,5% dan pestisida kimia

b. Variabel Terikat : Persentase mortalitas hama Spodoptera litura, pemendekan fase hama Spodoptera litura instar III menjadi pupa, ada tidaknya perubahan morfologi tanaman sawi, tingkat kerusakan tanaman sawi caisin (Brassica juncea) dan berat basah sawi (Brassica juncea).

c. Variabel Kontrol : cara pengekstrakan, lama perendaman benih, umur hama Spodoptera litura, umur bibit sawi dan jenis tanaman sawi.

D. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini disusun menurut Rancangan Acak Lengkap yang terdiri atas lima perlakuan. Daun majapahit ditimbang sebanyak 100 gram kemudian ditambahkan 200 ml air selanjutnya di blender dan setelah halus ditambahkan alkohol 90 % sebanyak 1 ml, sehingga didapatkan ekstrak daun majapahit sebesar 50%. Campuran tersebut diperas kemudian disaring menggunakan saringan dan diendapkan

(4)

50

selama 24 jam. Hasil campuran saringan tersebut yang digunakan sebagai starter ekstrak daun majapahit.

E. Prosedur Kerja

1. Penyemaian Bibit Sawi

Penyemaian bibit sawi dilakukan dengan menggunkan biji. Biji sawi tersebut direndam menggunakan air, kemudian memilih antara biji yang tenggelam dan mengapung. Biji yang tenggelam adalah biji yang terbaik untuk dilakukan penyemaian.

Media tanaman yang digunakan adalah tanah dan pupuk kompos.

Media tanam di masukkan ke dalam kotak-kotak tray, setiap kotak tray berisi 2 biji sawi. Penyemaian dilakukan selama 14 hari dengan penyiraman yang dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari pada pukul 09.00 WIB dan 15.30 WIB serta dilakukan pengendalian hama secara normal.

2. Persiapan Media Tanam

Media tanaman yang digunakan adalah tanah dan pupuk kompos, perbandingan campuran 2:1. Media tanam yang digunakan harus memenuhi kebutuhan hidup sawi, tanah berfungsi sebagai media yang paling banyak untuk menciptakan kondisi struktur tanah yang baik untuk pertumbuhan sawi. Pupuk kompos digunakan sebagai pupuk tanaman yang mengandung unsur hara yang lengkap seperti: natrium, fosfor dan kalium dan didalam pupuk kompos terdapat mikroorganisme yang dapat

(5)

51

merombak bahan organik yang sulit diserap oleh tanaman. Campuran media tanam tersebut dimasukkan di dalam polibag yang berukuran 35x35 cm.

3. Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman Sawi

Bibit yang telah mempunyai 3-4 helai daun, tidak terinfeksi penyakit dan hama, dipindahkan dalam 25 polibag. Masing-masing polibag berisi satu bibit sawi, setelah sawi memasuki umur 7 hari setelah tanam, maka dilakukan pemberian pupuk kompos untuk memenuhi nutrisi yang dibutuhkan sawi. Pemeliharaan meliputi penyiraman 2 kali sehari pagi dan sore serta dilakukan pengendalian hama secara manual.

4. Penyediaan Hama

Penyediaan hama yaitu didapatkan dari Balai Penelitian Tanaman dan Sayuran (Balittas) Malang yaitu ketika hama masih larva instar I yang kemudian diaklimatisasi selama ± 5 hari sampai pada tahap fase instar III

5. Pelepasan Hama Spodoptera litura

Pelepasan hama dilakukan pada saat sawi berumur 21 hari setelah tanam. Setiap polibag diinfeksikan sebanyak 5 hama Spodoptera litura untuk masing-masing polybag dengan jumlah 5 perlakuan dengan 5 kali ulangan, yaitu pada konsentrasi 0%, 17,5%, 20%, 22,5% dan penggunaan

(6)

52

pestisida Dursban sebagai pembanding dengan konsentrasi 0,5 ml yang dilarutkan dalam 200 ml air.

6. Pembuatan Ekstrak Daun Majapahit (Crescentia cujete)

Daun majapahit ditimbang sebanyak 100 gram kemudian ditambahkan 200 ml air selanjutnya diblender dan setelah halus ditambahkan alkohol 90 % sebanyak 1 ml, sehingga didapatkan ekstrak daun majapahit sebesar 50%. Campuran tersebut diperas kemudian disaring menggunakan saringan dan diendapkan selama 24 jam. Campuran hasil saringan tersebut yang digunakan sebagai starter ekstrak daun majapahit (Wiwin Setyati dkk,2008). Penggunan pestisida sintetik yaitu dengan pengenceran 0,5 ml yang ditambahkan air hingga 200 ml air.

7. Pembuatan Dosis Ekstrak Daun Majapahit (Crescentia cujete)

Starter ekstrak daun Majapahit didapatkan konsentrasi sebesar 50%, dari kadar 50% diperoleh perlakuan sebagai berikut:

a. Perlakuan untuk uji Pendahuluan : V1/K1=V2/K2

Keterangan: K1 = Konsentrasi starter daun majapahit K2 = Konsentrasi perlakuan yang diinginkan

V1 = Volume air untuk mnghaluskan daun majapahit V2 = Volume campuran yang dicari

(7)

53 Contoh:

V1/K1=V2/K2

V2 = (200 x 50%) / 5% = 20 ml

Ekstrak 5% (20 ml ekstrak starter dicampur dengan 180 ml air)

L0 = Perlakuan kontrol

L1= Ekstrak 5% (20 ml ekstrak starter dicampur dengan 180 ml air)

L2= Ekstrak 10% (40 ml ekstrak starter dicampur dengan 160 ml air)

L3= Ekstrak 15% (60 ml ekstrak starter dicampur dengan 140 ml air)

L4= Ekstrak 20% (80 ml ekstrak starter dicampur dengan 120 ml air)

b. Perlakuan untuk uji Sesungguhnya:

L1= Ekstrak 17,5% (70 ml ekstrak starter dicampur dengan 130 ml air)

L2= Ekstrak 20% (80 ml ekstrak starter dicampur dengan 120 ml air)

L3= Ekstrak 22,5% (90 ml ekstrak starter dicampur dengan 110 ml air)

L4= Pestisida kimia (0,5 ml pestisida dicampur dengan 199,5 ml air)

8. Aplikasi Perlakuan

Aplikasi dilakukan sesuai dengan perlakuan yang telah ditentukan.

Aplikasi dilakukan satu hari setelah pemberian hama uji (Rahayu,2009), yaitu pada sawi yang berumur 21 hari setelah tanam, setelah hama sudah diletakkan di tanaman sawi kemudian tanaman ditutup dengan kain

(8)

54

strimin, penutupan dengan kain strimin ini per polybag tujuannya agar ulat tidak keluar dari tanaman sawi tersebut. Aplikasi penyemprotan dilakukan dengan handsprayer, waktu penyemprotan dilakukan pada sore hari 15.30- 17.00 WIB dan dilakukan satu kali penyemprotan dalam satu hari, saat penelitian ini dilakukan penyemprotan dua kali dengan pengamatan dua kali. Sore hari merupakan waktu yang tepat untuk penyemprotan karna larva hama aktif memakan daun pada sore hari (Harborne, 1989).

9. Perhitungan

a. Persentase Mortalitas Larva Spodoptera litura

Larva hama yang mati adalah larva yang tidak bergerak lagi.

Pengamatan mortalitas dilakukan setelah 1 hari dilakukan penyemprotan pada tanaman sawi, yaitu pada tanaman sawi yang berumur 23 hari.

Penyemprotan pestisida nabati dari ekstrak daun Majapahit (Crescentia cujete) dilakukan sebanyak dua kali yaitu setiap dua hari sekali.

Penyemprotan pertama yaitu dilakukan pada hari Rabu, 8 Februari 2017 sedangkan penymprotan ke dua yaitu dilakukan pada hari Jum’at, 10 Februari 2017. Pengamatan yang pertama yaitu pada hari Kamis, 9 Februari 2017 sedangkan pengamatan yang ke dua pada hari Sabtu 11 Februari 2017.

Persentase mortalitas larva di hitung dengan rumus

M = a x 100%

N

(9)

55

Keterangan : M = Persentase Mortalitas a = Jumlah hama yang mati

N = Jumlah hama yang diinfeksikan b. Persentase Larva Spodoptera litura yang menjadi Pupa

Pengamatan dilakukan 1 hari setelah aplikasi ekstrak yang dilakukan dengan cara disemprotkan. Penyemprotan dilakukan sebanyak dua kali yaitu setiap hari 2 hari sekali. Penyemprotan pertama yaitu dilakukan pada hari Rabu, 8 Februari 2017 sedangkan penyemprotan ke dua yaitu dilakukan pada hari Jum’at, 10 Februari 2017. Pengamatan yang pertama yaitu pada hari Kamis, 9 Februari 2017 sedangkan pengamatan yang ke dua pada hari Sabtu 11 Februari 2017.

Persentase larva yang menjadi pupa di hitung dengan rumus

P = P x 100%

N

Keterangan : P = Persentase Pupa

p = Jumlah larva instar III yang menjadipupa N = Jumlah hama yang diinfeksikan

(10)

56 F. Rancangan Tabel Pengamatan Harian

a. Tabel 2. Rancangan Tabel Pengamatan Harian Jumlah Mortalitas Hama Spodoptera litura

Jumlah Hama

Konsentrasi Pengamtan ke

Ulangan Jumlah

Sub Total

Jumlah Total Mortalitas

Persentase Mortalitas I II III IV V

25 0% 1

2

25 17,5% 1

2

25 20% 1

2

25 22,5% 1

2 25 Pestisida

sintetik

1 2

(11)

57

b. Tabel 3. Rancangan Pengamatan Harian Larva menjadi Pupa Spodoptera litura

Jumlah Hama

Konsentrasi Pengamatan Ke

Ulangan Jumlah

Total Pupa

Persentase Pupa I II III IV V

25 0% 1

2

25 17,5% 1

2

25 20% 1

2

25 22,5% 1

2

25 Pestisida

Sintetik

1 2

G. Analisis Data

Data pengamatan harian dianalisis dengan uji ANOVA (Analysis of Variance). Hasil uji ANOVA yang berpengaruh atau berbeda nyata di lanjutkan dengan uji Duncan dengan taraf nyata 5% (Hanafiah, 2004).

Gambar

Tabel 1. Tabel Uji Pendahuluan Hasil Pengamatan Harian Jumlah  Mortalitas hama Spodoptera litura

Referensi

Dokumen terkait

Teknik penyusunan dan/atau bentuk Keputusan Presiden, Keputusan Pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat, Keputusan

Kadar glukosa yang rendah, yaitu hipoglikemia dicegah dengan pelepasan glukosa dari simpanan glikogen hati yang besar melalui jalur glikogenolisis dan sintesis glukosa dari

2009- sekarang 3 Sekretaris Jurusan Biologi FMIPA –Universitas Brawijaya 1995-2000 4 Ketua UJM Jurusan Biologi FMIPA –Universitas Brawijaya 2009 5 Anggota UJM Jurusan

Logam tidak terserap seluruhnya ini dikarenakan logam yang sudah masuk ke dalam tanaman akan diekskresikan dengan cara menggugurkan daunnya yang sudah tua sehingga

Melis dan Ullrich (2003) mengungkapkan bahwa strategi heuristik Polya dapat berpengaruh untuk beberapa siswa, walaupun strategi ini digunakan untuk konsep atau masalah yang

Terhitung mulai tanggal 22 Oktober 2017 mengangkat Saudara-saudara yang namanya disebut dalam Daftar Lampiran II Surat Keputusan ini selaku Diaken dan Penatua/Anggota

1. Orang tuaku tercinta, Bapak Suwardi dan Ibu Wiji Lestari yang telah menyayangi dan mendoakanku di setiap sujudnya, yang tak pernah lelah dengan segala bentuk