• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN KUISIONER DATA UMUM PKL DI KOTA BOGOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAMPIRAN KUISIONER DATA UMUM PKL DI KOTA BOGOR"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuisioner untuk PKL

KUISIONER

DATA UMUM PKL DI KOTA BOGOR A. IDENTIFIKASI RESPONDEN

A.1. Nama Responden : ……… A.2. Alamat : ………

A.3. Jenis Kelamin :

1 Laki-laki 2 Perempuan A.4. Umur Bapak/Ibu : ………….Tahun A.5. Status Perkawinan

1 Belum menikah 2 Sudah menikah A.6. Pendidikan terakhir Bapak/Ibu :

1 SD atau sederajat 2 SMP atau sederajat 3 SMA atau sederajat 4 Akademi atau sederajat 5 Sarjana 6 Pascasarjana

A.7. Tempat asal :

1 Kota Bogor 2 Luar Kota Bogor A.8. Suku Bangsa :

1 Jawa 2 Sunda 3 Batak 4 Padang

5 Lainnya : ……. A.9. Status dalam Keluarga

1 Kepala Keluarga 2 Anggota keluarga A.10. Apa usaha/pekerjaan anda sebelum menjadi PKL ?

1 Tidak Punya usaha 2 Karyawan swasta 3 Pedagang kios pasar

4 Usaha dirumah 5 Lainnya, sebutkan ...

A.11 Apakah penyebab atau dorongan ( motivasi) terhadap anda untuk menjadi PKL?

1 Karena menganggur 2 Karena PHK 3 Karena Usaha yang lebih menguntungkan 4 merintis usaha lebih besar 5 Modal usaha ringan atau kecil 5 Lainnya, sebutkan ...

A.12 Berapa lama sudah menjadi PKL ?...tahun

B. KARAKTERISTIK USAHA

B.1. Sudah berapa lama anda berdagang ditempati ini ? ...tahun

B.2. Apakah sebelum ditempat ini anda sudah berusaha/ berjualan ditempat lain? 1 Ya 2 Tidak

B.3. Apakah alasan Anda untuk memilih lokasi ini sebagai tempat berdagang ? 1 Ramai / sering dikunjungi pembeli 2 Pendapatan memuaskan

3 Biaya transportasi murah/dekat rumah 4 Berkumpul dengan usaha sejenis 5 Tidak mampu beli kios 6 Kios resmi Penuh 7 Lainnya, sebutkan : ……….

B.4. Apa jenis barang dagangan anda ?

1 Sayur- mayur 2 Sepatu/Sandal 3 Pakaian 4 Makanan/ Minuman jadi 5 Acessories 6 Lain-lain : ...

(2)

B.5. Jenis sarana usaha yang anda gunakan :

1 Warung Tenda 2 Gerobak/kereta dorong 3 Pikulan/keranjang 4 Gelaran/hamparan 5 Kios 7 Lainnya, sebutkan : ………

B.6. Waktu berjualan mulai pukul : ... s.d. pukul ... B.7. Tempat usaha :

1 Trotoar 2 Lahan Parkir 3 Badan Jalan 4 Lainnya, sebutkan : ………

B.8. Berapa luas tempat yang Anda gunakan untuk berdagang?

………..……m2

B.9. Berapa Modal yang digunakan untuk usaha PKL sekarang?

1. Lebih kecil dari 500ribu rupiah 2. 500 ribu – 1 juta 3. 1 juta-2 juta

4. diatas 2 juta

B.10 dari mana modal usaha anda?

1. modal sendiri 2. Pinjaman Orang Lain 3. Pinjaman Koperasi 4. Pinjaman Paguyuban PKL 5. Lainnya... C. KELEMBAGAAN PKL

C.1 Apa anda bergabung dalam Paguyuban PKL di lokasi saat ini? 1. Ya 2. Tidak

C.2 Jika Ya, apa manfaat bergabung dengan Paguyuban PKL di lokasi saat ini ? 1. saling membantu 2. Keamanan berdagang 3.

Lainnya...

---terima kasih---

Lampiran 2 Kuisioner Masyarakat

KUISIONER

PREFERENSI MASYARAKAT TERHADAP PKL Nama Responden : ...

Tempat Tinggal : ...

A,1. Seberapa sering bapak/ibu berbelanja di PKL dalam sebulan ? ...kali

A.2. Apa alasan Bapak/Ibu memilih berbelanja di lokasi PKL :

1 Harganya lebih murah 2 Mudah dijangkau lokasinya 3 Suasana lebih santai 4 Produk/jasa beragam 6. Lokasinya dekat pasar/Stasiun 7 Harga dapat ditawar 8 Lainnya, sebutkan : ……….

(3)

1 Tidak Ada 2 Lokasi menjadi lebih ramai 3 Mudah mendapatkan kebutuhan 4 Meningkatkan perekonomian masyarakat kecil 5 Mengurangi pengangguran

6 Lainnya, sebutkan : ………

A.4. Keberadaan PKL sering dianggap mengganggu kepentingan umum. Permasalahan apa yang bapak/ibu rasakan dengan adanya aktivitas PKL ?

1 Tidak Ada 2 Mengganggu aktivitas pejalan kaki 3 Parkir menjadi sulit 4 Lingkungan menjadi kotor dan kurang rapi 5 Jalanan menjadi sesak 6 Merasa kurang aman dan macet

7 Lainnya, sebutkan : ………

A.5 Menurut bapak/ibu, apakah perlu dilakukan pengaturan khusus untuk aktivitas PKL ?.

1 Ya 2 Tidak

A.6. Jika “Ya”, hal-hal apa saja yang menurut bapak/ibu perlu diatur untuk aktivitas PKL ? .

1 Pengelompokan Usaha 2 Sarana dan Prasarana Usaha 3 Waktu usaha 4 Relokasi usaha 5 Registrasi usaha

6 Lainnya, sebutkan : ………

B.7. Menurut bapak/ibu, apakah pemda perlu melakukan tindakan penataan pada lokasi PKL Jl. Dewi Sartika (sekitar Taman Topi) yang peruntukannya memang bukan untuk aktivitas PKL ?

1 Ya 2 Tidak

B.8. Jika “Ya” bagaimana mekanisme yang seharusnya ?

1 Tanpa sosialisasi dan tanpa kompensasi 2 Dengan sosialiasi tapi tanpa kompensasi 3 Dengan sosialiasi, dengan kompensasi, tanpa relokasi 4 Dengan sosialisasi, dengan kompensasi dan relokasi 5 Lainnya : ……….

Lampiran 3

KUISIONER 3

PENENTUAN BOBOT DAN RATING FAKTOR STRATEGIS INTERNAL DAN EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI

PENATAAN PKL DI KOTA BOGOR Nama Responden :

Pekerjaan/Jabatan Responden :

(4)

1. Pengisian kuisioner dilakukan secara tertulis oleh responden pada tabel yang telah disediakan

2. Jawaban merupakan pendapat pribadi

3. Dalam pengisian kuisioner, responden diharapkan melakukannya secara sekaligus atau tidak menunda untuk menghindari inkonsistensi jawaban

4. Untuk factor kekuatan dan kelemahan, responden mengisi dengan memberi tanda √ (cek) pada kolom yang telah disediakan dengan keterangan sebagai berikut :

Nilai 1 = Tidak penting Nilai 2 = Kurang penting Nilai 3 = Penting

Nilai 4 = Sangat penting

Pertanyaan :

1. Menurut Bapak/Ibu bagaimana peringkat faktor strategis internal dalam Penataan PKL di Kota Bogor, khususnya Panataan PKL di Jalan Dewi Sartika :

No Faktor Strategis Internal Peringkat

Kekuatan : 1 (tidak penting) 2 (kurang penting) 3 (penting) 4 (sangat penting) 1. Penataan PKL menjadi Prioritas

Pembangunan Kota (RPJMD) 2. Terdapat Peraturan Daerah

tentang PKL

3. Alokasi Anggaran Untuk Penataan PKL

4. Terdapat Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Menangani PKL 5. Memiliki Lokasi Pasar dan Aset

Lahan di tengah Kota

Kelemahan : 1 (tidak penting) 2 (kurang penting) 3 (penting) 4 (sangat penting) 6. Lemahnya Penegakan Hukum

7. Koordinatasi lintas OPD masih belum maksimal

8. Efektivitas Penggunaan Anggaran

9. Data Dasar PKL dan Perencanaan Penataan PKL

10.

Kurangnya kerjasama dengan swasta, akademisi dan masyarakat

(5)

2. menurut Bapak/Ibu bagaimana peringkat faktor strategis eksternal dalam penataan PKL di Kota Bogor, khususnya di Jalan Dewi Sartika :

No Faktor Strategis Eksternal Peringkat

Peluang : 1 (tidak penting) 2 (kurang penting) 3 (penting) 4 (sangat penting) 1.

Kebijakan Pusat yang mendorong penataan dan pemberdayaan PKL

2. Perkembangan Wisata Kota Bogor

3.

Masih terdapat potensi lokasi milik swasta untuk di beli sebagai alternatif relokasi bagi PKL di dalam Kota Bogor 4. Kondisi keamanan yang

terjamin

5. Keterlibatan Swasta, Akademisi, dan Masyarakat

Ancaman : 1 (tidak penting) 2 (kurang penting) 3 (penting) 4 (sangat penting) 6. Meningkatnya Pertumbuhan Angka Pengangguran

7. Menurunnya Estetika Tata Ruang Kota (Kekumuhan) 8. Menambah titik Kemacetan

Lalu Lintas

9. Munculnya oknum/premanisme dalam Sistem PKL

10. Hilangnya Potensi Pendapatan Daerah

Lampiran 4

Kuisioner 4

Kuesioner Analytical Hierarchy Process (AHP)

(Diisi oleh pejabat Asisten Tata Praja Kota Bogor, Anggota DPRD, Bappeda Kota Bogor, Kantor UMKM, Satpol PP, dan Koordinator PKL Dewi Sartika)

Identitas Responden

1. Nama : ... 2. Jabatan : ... 3. Alamat Kantor : ...

(6)

4. No.Telp : ...

5. Jenis Kelamin : A. Laki-laki B. Perempuan 6. Latar belakang Pendidikan : [ ] SMU/SMK [ ] D3/D4

[ ] Sarjana [ ] Pasca Sarjana (S2/S3)

Pengantar

Sejak periode tahun 2004 hingga tahun 2014, bahkan dilanjutkan pada periode 2014-2019, Pemerintah Kota Bogor telah menjadikan penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) menjadi prioritas pembangunan Kota. Dalam rentang kurun waktu tersebut, sumber daya dan sumber dana telah disalurkan untuk proses pemberdayaan dan penataan PKL, dengan harapan akan menumbuhkan perekonomian kota dan menjaga estetika ruang kota.

Kebijakan pemerintah tersebut didukung oleh penetapan Peraturan Daerah nomor 13 tahun 2005 tentang penataan Pedagang Kaki Lima, yang didalamnya terdapat penetapan daerah prioritas penanganan PKL seperti di Jalan MA Salmun, Nyi Raja Permas, dan Jalan Dewi Sartika. Berbagai upaya telah dilakukan untuk proses penataan, namun masih belum menunjukkan hasil yang maksimal. Keberadaan PKL diarahkan untuk dapat ditata dan dibina, agar dapat memaksimalkan potensi ekonomi dan sisi lain meminimalkan dampak negatif keberadaannya seperti kesemrawutan kota, kemacetan, ketertiban, dan okupasi ruang publik (jalan, trotoar, dan RTH).

Saat ini, dari 3 lokasi prioritas telah terlihat progress penataan pada ruas Jalan MA Salmun dan Nyi Raja Permas, namun masih menyisakan pekerjaan rumah pada ruas Jalan Dewi Sartika. Begitu strategisnya lokasi ini karena berada di sekitar kawasan strategis ekonomi yang terhubung antara Pasar Kebon Kembang, Plaza Taman Topi, dan Stasiun Kereta Api. Sejarah panjang keberadaan PKL di lokasi tersebut memerlukan penerapan pengelolaan yang baik untuk penataannya.

Petunjuk Pengisian:

1. Dibawah ini tersedia beberapa pilihan untuk diberikan tanda silang (X) pada jawaban yang paling sesuai berdasarkan peringkat pembobotan yang ditentukan oleh responden.

2. Pilihan berupa pasangan yang saling dibandingkan pada tingkat yang sama (sesuai gambar pohon AHP)

3. Sistem pembobotan dengan cara merangking terhadap pasangan pilihan yang dibandingkan

4. Pilihan nilai rangking untuk isian berdasarkan intensitas kepentingan sebagai berikut:

(7)

Contoh pengisian:

a. Struktur dan manajemen organisasi lebih penting daripada sistem operasional manajemen

Lebih Penting Lebih Penting

Struktur dan manajemen organisasi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sistem operasional manajemen atau sebaliknya (nilai inverse)

b. Struktur dan manajemen organisasi kurang penting daripada Sistem operasional manajemen

Lebih Penting Lebih Penting

Struktur dan manajemen organisasi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sistem operasional manajemen Intensitas

Kepentingan Definisi Penjelasan

1 Equal Importance Kedua elemen sama pentingnya

2 Nilai kompromi Nilai kedua elemen di antara 1 dan 3

3 Moderate Importance Elemen yang satu sedikit lebih penting

daripada elemen yang lain

4 Nilai kompromi Nilai kedua elemen di antara 3 dan 5

5 Strong Importance Elemen yang satu sangat penting

daripada elemen yang lain

6 Nilai kompromi Nilai kedua elemen di antara 5 dan 7

7 Very Strong Importance Satu elemen jelas (significant) lebih

penting daripada elemen lain

8 Nilai kompromi Nilai kedua elemen di antara 7 dan 9

9 Extreme Importance Satu elemen mutlak lebih penting

(8)

Struktur Hirarki Strategi Pemberdayaan PKL di Kota Bogor

1. Perbandingan antara elemen Faktor terhadap Fokus

Tujuan utama dalam pengisian proses hirarki ini adalah menentukan bobot prioritas antar-Faktor (F) yang berpengaruh terhadap fokus Strategi Penataan PKL di Kota Bogor. Faktor yang berkepentingan/berpengaruh terhadap pencapaian strategi tersebut terdiri dari:

Strategi Penataan PKL di Kota Bogor Pemerintah PKL Masyarakat Kebijakan Pemerintah Estetika Kota Sosial Ekonomi Peningkatan Penegakan Peraturan Peningkatan Kesempatan Berusaha & Kesejahteraan

Pengendalian Tata Ruang Kota Review Kebijakan tentang PKL Meningkatkan Kemitraan Pemerintah dengan PKL Memfasilitasi Ruang Usaha dan Rasa Aman Berusaha Mengoptimalkan Sarana Prasarana Kota Fokus Aktor Faktor Tujuan Alternatif Strategi Ketertiban Umum

Strategi Penataan PKL di Kota Bogor Kebijakan Pemerintah Estetika Kota Sosial Ekonomi Fokus Faktor Ketertiban Umum

(9)

1. Kebijakan Pemerintah (F1). 2. Sosial Ekonomi (F2). 3. Estetika Kota (F3). 4. Ketertiban Umum (F4).

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu faktor dengan faktor lainnya (besarnya pengaruh faktor) terhadap fokus, yaitu Strategi Penataan PKL.

Lebih Penting Lebih Penting

F1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F2 F1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F3 F1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F4 F2 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F3 F2 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F4 F3 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F4 F4 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F5 Keterangan:

Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7 = sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai di antaranya.

2. Perbandingan Aktor terhadap Faktor

Tujuan utama dalam pengisian proses hirarki ini adalah menentukan bobot prioritas antar-Aktor (A) yang berpengaruh terhadap Faktor. Aktor yang berkepentingan/berpengaruh terhadap Faktor, yaitu:

a. Pemerintah (A1).

b. Pedagang Kaki Lima (A2). c. Masyarakat (A3).

d.

a. Perbandingan antar aktor terhadap faktor Kebijakan pemerintah

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu aktor dengan aktor lainnya (besarnya pengaruh aktor) terhadap faktor Kebijakan Pemerintah. Pemerintah PKL Masyarakat Kebijakan Pemerintah Estetika Kota Sosial Ekonomi Ketertiban Umum Aktor Faktor

(10)

Lebih Penting Lebih Penting A1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A2 A1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A3 A2 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A3 Keterangan:

Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7 = sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai di antaranya.

b. Perbandingan antara aktor terhadap faktor sosial ekonomi

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu aktor dengan aktor lainnya (besarnya pengaruh aktor) terhadap faktor Sosial Ekonomi.

Lebih Penting Lebih Penting

A1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A2 A1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A3 A2 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A3 Keterangan:

Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7 = sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai di antaranya.

c. Perbandingan antara aktor terhadap faktor Estetika Kota

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu aktor dengan aktor lainnya (besarnya pengaruh aktor) terhadap faktor Estetika Kota.

Pemerintah PKL Masyarakat Kebijakan Pemerintah Estetika Kota Sosial Ekonomi Ketertiban Umum Aktor Faktor Pemerintah PKL Masyarakat Kebijakan Pemerintah Estetika Kota Sosial Ekonomi Ketertiban Umum Aktor Faktor

(11)

Lebih Penting Lebih Penting A1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A2 A1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A3 A2 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A3 Keterangan:

Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7 = sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai di antaranya.

d. Perbandingan antar aktor terhadap faktor ketertiban umum

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu aktor dengan aktor lainnya (besarnya pengaruh aktor) terhadap faktor Ketertiban Umum.

Lebih Penting Lebih Penting

A1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A2 A1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A3 A2 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A3 Keterangan:

Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7 = sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai di antaranya.

3. Perbandingan Tujuan terhadap Aktor dalam Faktor Kebijakan Pemerintah Tujuan utama dalam pengisian proses hirarki ini adalah menentukan bobot prioritas antar-Tujuan (T) yang berpengaruh terhadap faktor.Elemen tujuan terdiri dari:

a. Peningkatan Penegakan Peraturan (T1).

b. Peningkatan Kesempatan Berusaha dan Kesejahteraan (T2). c. Pengendalian Tata Ruang Kota (T3).

Pemerintah PKL Masyarakat Kebijakan Pemerintah Estetika Kota Sosial Ekonomi Ketertiban Umum Aktor Faktor

(12)

a. Perbandingan antar tujuan terhadap aktor Pemerintah

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya (besarnya pengaruh tujuan) terhadap aktor Pemerintah.

Lebih Penting Lebih Penting

T1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 T2 T1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 T3 T2 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 T3 Keterangan:

Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7 = sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai di antaranya.

b. Perbandingan antar tujuan terhadap aktor PKL

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya (besarnya pengaruh tujuan) terhadap aktor PKL.

Lebih Penting Lebih Penting

T1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 T2 T1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 T3 T2 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 T3 Keterangan:

Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7 = sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai di antaranya.

Pemerintah PKL Masyarakat

Peningkatan Penegakan Peraturan

Peningkatan Kesempatan Berusaha & Kesejahteraan

Pengendalian Tata Ruang Kota Aktor Tujuan Pemerintah PKL Masyarakat Peningkatan Penegakan Peraturan Peningkatan Kesempatan Berusaha & Kesejahteraan

Pengendalian Tata Ruang Kota Aktor

(13)

c. Perbandingan antar tujuan terhadap aktor Masyarakat

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya (besarnya pengaruh tujuan) terhadap aktor Masyarakat.

Lebih Penting Lebih Penting

T1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 T2 T1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 T3 T2 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 T3 Keterangan:

Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7 = sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai di antaranya.

4. Perbandingan Tujuan terhadap Aktor dalam Faktor Sosial Ekonomi

Tujuan utama dalam pengisian proses hirarki ini adalah menentukan bobot prioritas antar-Tujuan (T) yang berpengaruh terhadap faktor.Elemen tujuan terdiri dari:

a. Peningkatan Penegakan Peraturan (T1).

b. Peningkatan Kesempatan Berusaha dan Kesejahteraan (T2). c. Pengendalian Tata Ruang Kota (T3).

a. Perbandingan antar tujuan terhadap aktor Pemerintah

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya (besarnya pengaruh tujuan) terhadap aktor Pemerintah.

Pemerintah PKL Masyarakat

Peningkatan Penegakan Peraturan

Peningkatan Kesempatan Berusaha & Kesejahteraan

Pengendalian Tata Ruang Kota Aktor Tujuan Pemerintah PKL Masyarakat Peningkatan Penegakan Peraturan Peningkatan Kesempatan Berusaha & Kesejahteraan

Pengendalian Tata Ruang Kota Aktor

(14)

Lebih Penting Lebih Penting T1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 T2 T1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 T3 T2 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 T3 Keterangan:

Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7 = sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai di antaranya.

b. Perbandingan antar tujuan terhadap aktor PKL

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya (besarnya pengaruh tujuan) terhadap aktor PKL.

Lebih Penting Lebih Penting

T1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 T2 T1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 T3 T2 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 T3 Keterangan:

Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7 = sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai di antaranya.

c. Perbandingan antar tujuan terhadap aktor Masyarakat

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya (besarnya pengaruh tujuan) terhadap aktor Masyarakat.

Pemerintah PKL Masyarakat

Peningkatan Penegakan Peraturan

Peningkatan Kesempatan Berusaha & Kesejahteraan

Pengendalian Tata Ruang Kota Aktor Tujuan Pemerintah PKL Masyarakat Peningkatan Penegakan Peraturan Peningkatan Kesempatan Berusaha & Kesejahteraan

Pengendalian Tata Ruang Kota Aktor

(15)

5. Perbandingan Tujuan terhadap Aktor dalam Faktor Estetika Kota

Tujuan utama dalam pengisian proses hirarki ini adalah menentukan bobot prioritas antar-Tujuan (T) yang berpengaruh terhadap faktor.Elemen tujuan terdiri dari:

d. Peningkatan Penegakan Peraturan (T1).

e. Peningkatan Kesempatan Berusaha dan Kesejahteraan (T2). f. Pengendalian Tata Ruang Kota (T3).

a. Perbandingan antar tujuan terhadap aktor Pemerintah

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya (besarnya pengaruh tujuan) terhadap aktor Pemerintah.

Lebih Penting Lebih Penting

T1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 T2 T1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 T3 T2 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 T3 Keterangan:

Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7 = sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai di antaranya.

b. Perbandingan antar tujuan terhadap aktor PKL

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya (besarnya pengaruh tujuan) terhadap aktor PKL.

Pemerintah PKL Masyarakat

Peningkatan Penegakan Peraturan

Peningkatan Kesempatan Berusaha & Kesejahteraan

Pengendalian Tata Ruang Kota Aktor Tujuan Pemerintah PKL Masyarakat Peningkatan Penegakan Peraturan Peningkatan Kesempatan Berusaha & Kesejahteraan

Pengendalian Tata Ruang Kota Aktor

(16)

Lebih Penting Lebih Penting T1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 T2 T1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 T3 T2 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 T3 Keterangan:

Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7 = sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai di antaranya.

c. Perbandingan antar tujuan terhadap aktor Masyarakat

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya (besarnya pengaruh tujuan) terhadap aktor Masyarakat.

6. Perbandingan Tujuan terhadap Aktor dalam Faktor Ketertiban Umum

Tujuan utama dalam pengisian proses hirarki ini adalah menentukan bobot prioritas antar-Tujuan (T) yang berpengaruh terhadap faktor.Elemen tujuan terdiri dari:

g. Peningkatan Penegakan Peraturan (T1).

h. Peningkatan Kesempatan Berusaha dan Kesejahteraan (T2). i. Pengendalian Tata Ruang Kota (T3).

a. Perbandingan antar tujuan terhadap aktor Pemerintah

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya (besarnya pengaruh tujuan) terhadap aktor Pemerintah.

Pemerintah PKL Masyarakat

Peningkatan Penegakan Peraturan

Peningkatan Kesempatan Berusaha & Kesejahteraan

Pengendalian Tata Ruang Kota Aktor Tujuan Pemerintah PKL Masyarakat Peningkatan Penegakan Peraturan Peningkatan Kesempatan Berusaha & Kesejahteraan

Pengendalian Tata Ruang Kota Aktor

(17)

Lebih Penting Lebih Penting T1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 T2 T1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 T3 T2 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 T3 Keterangan:

Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7 = sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai di antaranya.

b. Perbandingan antar tujuan terhadap aktor PKL

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya (besarnya pengaruh tujuan) terhadap aktor PKL.

Lebih Penting Lebih Penting

T1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 T2 T1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 T3 T2 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 T3 Keterangan:

Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7 = sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai di antaranya.

c. Perbandingan antar tujuan terhadap aktor Masyarakat

Pemerintah PKL Masyarakat

Peningkatan Penegakan Peraturan

Peningkatan Kesempatan Berusaha & Kesejahteraan

Pengendalian Tata Ruang Kota Aktor Tujuan Pemerintah PKL Masyarakat Peningkatan Penegakan Peraturan Peningkatan Kesempatan Berusaha & Kesejahteraan

Pengendalian Tata Ruang Kota Aktor

(18)

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya (besarnya pengaruh tujuan) terhadap aktor Masyarakat.

7. Perbandingan Strategi Alternatif terhadap Tujuan

Tujuan utama dalam pengisian proses hirarki ini adalah menentukan bobot prioritas antar-strategi alternatif (T) yang berpengaruh terhadap Tujuan. Elemen Strategi Alternatif terdiri dari:

a. Review Kebijakan tentang PKL (SA1).

b. Meningkatkan Kemitraan Pemerintah dengan PKL (SA2). c. Memfasilitasi Ruang Usaha dan Rasa Aman Berusaha (SA3). d. Mengoptimalkan Sarana Prasarana Kota (SA4).

a. Perbandingan antar-Strategi Alternatif terhadap tujuan Peningkatan Penegakan Peraturan.

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu strategi alternatif dengan strategi alternatif lainnya (besarnya pengaruh strategi alternatif) terhadap tujuan Peningkatan Penegakan Peraturan.

Lebih Penting Lebih Penting

SA1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SA2 SA1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SA3 SA1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SA4 SA2 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SA3 SA2 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SA4 SA3 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SA4 Keterangan:

Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7 = sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai di antaranya.

Peningkatan Penegakan Peraturan

Peningkatan Kesempatan Berusaha & Kesejahteraan

Pengendalian Tata Ruang Kota Review Kebijakan tentang PKL Meningkatkan Kemitraan Pemerintah dengan PKL Memfasilitasi Ruang Usaha dan Rasa Aman Berusaha Mengoptimalkan Sarana Prasarana Kota Tujuan Alternatif Strategi

(19)

b. Perbandingan antar-Strategi Alternatif terhadap tujuan Peningkatan Kesempatan Berusaha dan Kesejahteraan

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu strategi alternatif dengan strategi alternatif lainnya (besarnya pengaruh strategi alternatif) terhadap tujuan Peningkatan Kesempatan Berusaha dan Kesejahteraan

.

Lebih Penting Lebih Penting

SA1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SA2 SA1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SA3 SA1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SA4 SA2 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SA3 SA2 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SA4 SA3 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SA4 Keterangan:

Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7 = sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai di antaranya.

c. Perbandingan antar-Strategi Alternatif terhadap tujuan Pengendalian Tata Ruang Kota

Peningkatan Penegakan Peraturan

Peningkatan Kesempatan Berusaha & Kesejahteraan

Pengendalian Tata Ruang Kota Review Kebijakan tentang PKL Meningkatkan Kemitraan Pemerintah dengan PKL Memfasilitasi Ruang Usaha dan Rasa Aman Berusaha Mengoptimalkan Sarana Prasarana Kota Tujuan Alternatif Strategi Peningkatan Penegakan Peraturan Peningkatan Kesempatan Berusaha & Kesejahteraan

Pengendalian Tata Ruang Kota Review Kebijakan tentang PKL Meningkatkan Kemitraan Pemerintah dengan PKL Memfasilitasi Ruang Usaha dan Rasa Aman Berusaha Mengoptimalkan Sarana Prasarana Kota Tujuan Alternatif Strategi

(20)

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu strategi alternatif dengan strategi alternatif lainnya (besarnya pengaruh strategi alternatif) terhadap tujuan Pengendalian Tata Ruang Kota.

.

Lebih Penting Lebih Penting

SA1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SA2 SA1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SA3 SA1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SA4 SA2 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SA3 SA2 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SA4 SA3 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SA4 Keterangan:

Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7 = sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai di antaranya

---terima kasih atas partisipasinya---

(21)

Referensi

Dokumen terkait