• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III SETTING DAN DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III SETTING DAN DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

44 BAB III

SETTING DAN DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Kabupaten Blitar merupakan salah daerah di Propinsi Jawa Timur yang secara geografis terletak pada 111⁰25’ – 112⁰20’ BT dan 7⁰57-8⁰9’52 LS yang berada di sebalah Barat Daya dari Surabaya dengan jarak ±160 km. Kabupaten Blitar berbatasan dengan Kabupaten Kediri dan Malang di sebelah Utara, Kabupaten Malang sebelah Timur, Samudera Indonesia di sebelah Selatan dan Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Kediri di sebelah Barat. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.588,79 km yang terbagi menjadi 2 yaitu Blitar Utara dan Blitar Selatan yang dipisahkan oleh aliran sungai Brantas. Perbedaan keduanya terletak pada potensi kedua wilayah tersebut, Blitar Utara merupakan dataran rendah, tanahnya yang subur dan beriklim basah sedangkan Blitar Selatan merupakan daerah pegunungan yang berbatu dimana batuan tersebut cenderung berkapur sehingga mengakibatkan tanah tandus dan susah untuk ditanami, pantai dan beriklim kering. (www.blitarkab.go.id)

Daya tarik potensi dan kekayaan yang dimiliki Kabupaten Blitar bukan hanya pada sumber daya alam, produksi hasil bumi yang melimpah, hasil-hasil peternakan, perikanan dan hasil tambang di daerah Blitar Selatan, tetapi juga kekayaan budaya serta peninggalan sejarahnya. Namun, lebih dari itu, berbagai kemudahan perijinan dan iklim investasi (usaha) yang kondusif membuat masyarakat mulai membentuk

(2)

45 usahabaik dalam sekali kecil, menengah maupun besar. Salah satunya adalah CV.

Surya Food Indonesia yang berada di Kecamatan Sutojayan.

Kecamatan Sutojayan sendiri merupakan salah satu bagian dari wilayah Kabupaten Blitar dengan luas wilayah ±44,20 km. Wilayah ini terbagi dalam 11 desa/kelurahan yang kemudian terbagi lagi menjadi 4 desa, 7 kelurahan, 8 dusun, 17 lingkungan, 68 RW dan 264 RT. Kecamatan Sutojayan ini berada di bagian Blitar Selatan, namun karena masih dataran rendah banyak dijumpai area persawahan yang luas dan subur. Banyak diantara masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani, seiiring dengan perkembangan zaman tidak sedikit pula yang memutuskan untuk berwirausaha. Kegiatan industri makanan yang cukup berkembang ada di Kelurahan Sutojayan tepatnya di Lingkungan Purworejo dengan produk unggulan roti manis.

3.1 Letak Geografis

CV. Surya Food Indonesia terletak di Lingkungan Purworejo, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar. Masyarakat sekitar hanya menyebutnya sebagai

“pabrik roti” karena memang produk dari pabrik ini merupakan roti kering.

Lingkungan Purworejo sendiri merupakan salah satu dari 3 lingkungan yang terdapat di Kelurahan Sutojayan dengan luas ±386Ha. Dimana luas ini terbagi dalam lahan pertanian 92% dan rumah penduduk 80%. Dengan kondisi alam yang cukup baik memungkinkan petani untuk menanam komoditi pertanian yang sesuai dengan kondisi iklim pada saat itu. Seperti pada musim kemarau seperti

(3)

46 ini, hampir keseluruhan lahan pertanian yang ada ditanami tanaman jagung yang mulai dipanen. Hamparan sawah yang luas dan daerah pegunungan yang ada di sebelah selatan menambah suasana pedesaan yang kental.

Gambar 3.1 Peta Lingkungan Purworejo

Tabel 3.1 Batas Lingkungan Purworejo

Batas Wilayah

Utara Lingkungan Wonorejo dan Desa Sukorejo

Selatan Desa Bacem

Barat Lingkungan Sutojayan

Timur Desa Sumberjo

Sumber: Dokumen Kelurahan Sutojayan

Tabel 3.2 Kecamatan Sutojayan terbagi dalam 11 Desa/Kelurahan, yaitu : No. Desa/Kelurahan

1 Pandanarum

2 Kedungbunder

3 Sutojayan

4 Bacem

(4)

47

5 Sumberejo

6 Sukorejo

7 Kalipang

8 Kembangarum

9 Jingglong 10 Kaulon 11 Jegu

Sumber: Dokumen Kelurahan Sutojayan

Kelurahan Sutojayan ini terbagi menjadi 3 Lingkungan, yaitu : Lingkungan Sutojayan, Lingkungan Purworejo dan Lingkungan Gondang Legi. Lingkungan Purworejo ini terdiri dari 2 RW yaitu RW 09 dan RW 10 yang masing-masing memiliki 3 RT. Sedangkan CV. Surya Food Indonesia terletak di Lingkungan Purworejo tepatnya di Jl. Puntodewo No. 11.

Gambar 3.2 CV. Surya Food Indonesia

Sumber : Dokumentasi pribadi

(5)

48 3.2 Kondisi Demografi

Keadaan demografi merupakan salah satu aspek penting dalam usaha pembangunan ekonomi suatu daerah karena aspek ini memperhitungkan jumlah penduduk, jenis pekerjaan dan juga berbagai komposisi kekayaan sumber daya alam yang dimiliki daerah tersebut. Wilayah Kelurahan Sutojayan memiliki luas

±386Ha yang terdiri dari 3 Lingkungan, yaitu Lingkungan Sutojayan, Lingkungan Gondang Legi dan Lingkungan Purworejo yang kemudian terbagi lagi menjadi 6 Rukun Tetangga (RT) dan 2 Rukun Warga (RW) dengan total keseluruhan 1559 jiwa dengan rincian 721 jiwa penduduk berjenis kelamin laki-laki dan 779 jiwa berjenis kelamin perempuan. Sedangkan mata pencaharian yang masih didominasi oleh sektor pertanian sebanyak 171 orang, kemudian buruh dengan jumlah 89 orang dan sektor perdagangan yang berjumlah sebanyak 21 orang.

Selain itu juga terdapat sektor kerajinan yang berjumlah sebanyak 9 orang.

Adapun penggunaan lahan mayoritas digunakan untuk lahan sawah.

3.3 Mata Pencaharian Penduduk

Perekonomian merupakan salah satu faktor penentu untuk mengetahui tingkat kesejahteraan maupun tingkat perekonomian seseorang. Seperti halnya perekonomian masyarakat Lingkungan Purworejo yang mayoritas masyarakat bermata percaharian sebagai petani, buruh, pedagang dan usaha kerjinan lain.

Masyarakat Lingkungan Purworejo hampir 80% adalah petani, akan tetapi ada juga yang buruh dimana terdapat 3 macam buruh yaitu buruh tani, buruh ngenam

(6)

49 (menganyam tampah) dan juga kuli bangunan. Sedangkan sektor perdagangan umumnya merupakan pekerjaan samping petani kaya, namun ada juga yang memang memiliki ekonomi yang mencukupi sehingga membuka toko atau warung. Untuk sektor kerajinan didominasi dengan pembuatan tampah karena kerajinan ini hampir dikuasai oleh seluruh masyarakat yang ada di Lingkungan Purworejo ini meskipun sekarang tidak banyak yang meneruskan usaha ini karena sulitnya mencari bambu dan pendapatan yang tidak menentu. Selain itu juga ada beberapa orang yang telah mencoba usaha mebel seperti membuat almari, keahlian ini mereka pelajari dari teman-teman atau dahulunya pernah menjadi buruh di tempat lain.

3.4 Profil Perusahaan

3.4.1 Sejarah CV. Surya Food Indonesia

CV. Surya Food Indonesia (SFI) adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang industri makanan dengan produk roti kering. CV.

Surya Food Indonesia (SFI) pada tahun 2010 hanyalah sebuah home industry skala kecil yang memroduksi kue pia. Didirikan oleh Bapak Wawan sebagai cabang dari PT. Metro yang berada di Lampung yang didirikan oleh Bapak Kresno. Pada tahun 2010 – 2015 kebutuhan bahan baku dan produksi yang lain disuplay langsung dari Lampung. Tahun 2016 CV. Surya Food Indonesia (SFI) resmi berdiri sebagai CV (bukan home industry) dan mulai mengganti produk menjadi roti kering isi coklat yang

(7)

50 terdapat 2 varian bentuk yaitu coklat panjang dan coklat double. Pemasaran dari perusahaan ini adalah masyarakat, pedagang dan anak-anak.

Seiring dengan meningkatnya permintaan dari masyarakat CV. Surya Food Indonesia (SFI) berkembang pesat dari tahun ke tahun. Saat ini CV.

Surya Food Indonesia (SFI) memiliki ± 180 karyawan tetap pada pabrik utama CV. SFI juga memiliki 1 cabang tempat produksi yang berada di blitar kota dengan jumlah ±30 karyawan tetap, serta memiliki sebuah gudang penyimpanan didaerah Solo guna untuk memenuhi permintaan yang berada di wilayah jawa tengah dengan jumlah ±30 karyawan .

Sejak pertama berdiri CV. SFI meng-hadapi banyak rintangan mulai dari pemasaraan produk dan minimnya peralatan produksi, namun semakin berkembangnya zaman dan diiringi permintaan pasar yang cukup besar dari tahun ke tahun membuat CV. SFI menjelma sebagai perusahaan yang besar dan mampu diterima oleh masyarakat luas, saat ini CV. Surya Food Indonesia (SFI) mampu memproduksi 140 sak perhari, dimana 1 sak terdiri dari 25kg tepung dan dapat menghasilkan 1250 roti. Maka perhari mampu menproduksi 175.000 ribu dan perbulan mampu memproduksi ± 5.250.000 biji roti.

(8)

51 3.4.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi dari CV. Surya Food Indonesia (SFI) ini adalah sebagai amal usaha, lahan (tempat ibadah) kekeluargaan, meningkatkan kesejahteraan dan memberikan lapangan pekerjaan (keuntungan). Sesuai dengan nama perusahaan yaitu “SURYA“ maka para karyawan disini sangatlah dituntut untuk taat beribadah dan melakukan amalan yang baik sesuai anjuran agama Islam. Sedangkan misi dari CV. Surya Food Indonesia (SFI) adalah :

a. Memperbaiki akhlak para pegawai dengan cara mendirikan sholat 5 waktu

b. Budaya terbuka dan musyawarah c. Meningkatkan penjualan produksi

d. Meningkatkan mutu kualitas hidup masyarakat.

3.4.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi menjadi aspek penting dalam sebuah organisasi termasuk perusahaan. Sebuah perusahaan haruslah memiliki struktur organisasi yang menggambarkan interaksi, tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian atau posisi yang diduduki oleh seorang karyawan.

Struktur organisasi perusahaan sendiri adalah sebuah garis hierarki (bertingkat) yang mendeskripsikan komponen-komponen yang menyusun perusahaan dimana setiap individu (sumber daya manusia) yang berada

(9)

52 pada lingkup perusahaan tersebut memiliki posisi dan fungsi masing- masing. Struktur ini memuat alur perintah yang mengidentifikasikan jabatan pekerjaan dan tanggung jawab masing-masing karyawan atas semua kegiatan kerja maupun komunikasinya dengan unit lain dalam lingkup perusahaan tersebut.

Gambar 3.3 Struktur Organisasi

Sumber: Dokumen CV. Surya Food Indonesia

3.4.4 Lokasi Perusahaan

Lokasi CV. Surya Food Indonesia terbagi menjadi tiga lokasi yaitu dua pabrik dan satu kantor gudang yang terletak di :

1) Pabrik Utama CV. Surya Food Indonesia (SFI)

Alamat : Jl. Puntodewo 11, Lingkungan Purwokerto RT 01 RW 09, Kec. Sutojayan, Kab. Blitar

(10)

53 Telpon : (0342) 442624

Fax : -

E-mail : Rotisurya.blitar@gmail.com 2) Pabrik Induk

Alamat : Jl. Kenari, Kec. Bendogerit, Kota Blitar Telpon : (0342) 442624

Fax : -

E-mail : Rotisurya.blitar@gmail.com

3) Kantor Gudang (Solo)

Alamat : Jl. Raya Solo, Kec. Kutoharjo Kab. Solo.

Telpon : Fax : -

E-mail :Rotisurya.blitar@gmail.com

3.4.5 Ketenagakerjaan dan Sistem Jam Kerja

Tenaga kerja di CV. Surya Food Indonesia (SFI) sebagian besar adalah pendatang dari Lampung, masyarakat sekitar dan ditambah dengan pendatang dari daerah – daerah lain sekitar Jawa Timur yang memiliki kompetensi sesuai departemennya masing – masing. Sebelum melakukan perekrutan karyawan perusahaan menggelar pelatihan dan melakukan beberapa tahapan tes dan seleksi. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh karyawan yang berkompeten dan sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan. Saat ini perusahaan utama memiliki ± 180 karyawan dan staf dengan rincian sebagai berikut :

(11)

54 Tabel 3.3 Jumlah karyawan CV. Surya Food Indonesia

No. Divisi Jumlah Karyawan

1. Mesin mixer 4 orang

2. Gudang 3 orang

3. Mesin Breadline 26 orang

4. Mesin oven 3 orang

5. Mesin coklat 3 orang

6. Manajer 2 orang

7. Sales marketing 7 orang

8. Packing roti double 80 orang 9. Packing roti panjang 9 orang

10. Packing pax 15 orang

11. Staff 12 orang

12. Dll 16 orang

Sumber: Dokumen CV. Surya Food Indonesia

Sistem pembagian jam kerja CV. Surya Food Indonesia (SFI) yaitu 6 hari kerja dan 9 jam kerja efektif per harinya. Pembagian jam kerja untuk operator dibagi menjadi 2 shift yaitu : shift pagi mulai dari jam 06.00 hingga jam 17.00 dan shift siang mulai dari jam 17.00 hingga jam 01.00 dini hari.

3.4.6 Proses Produksi dan Produk yang Dihasilkan

Proses – proses produksi roti pada CV. Surya Food Indonesia (SFI) terdiri dari beberapa proses yaitu :

1. Inspeksi Incoming Material

Inspeksi material datang yaitu proses pemeriksaan maerial yang diterima dari supplier. Material yang diinspeksi adalah material gula, tepung, pengembang dan coklat serbuk, inspeksi material dilakukan oleh karyawan bagian material atau kadiv gudang. Material diinspeksi

(12)

55 berdasarkan standart paten yang ditetapkan oleh perusahan. Jika dalam inspeksi dikatakan layak maka proses selanjutnya bahan baku akan disimpan dalam gudang untuk memenuhi kebutuhan produksi.

2. Mixer machine

Mixer machine dalam tahap ini bahan baku mentah seperti tepung, telur, gula dan lain-lain dimasukan dalam wadah pengaduk agar pencampuran adonan bisa merata dan roti mampu mengembang dengan baik saat dimasukan ruang steam. Mesin mixer ini menampung berat 25kg dalam satu kali prosesnya dan memerlukan ±10 menit agar adonan benar-benar tercampur merata dan terasa lembut.

Gambar 3.4 Karyawan pada bagian Mixer

Sumber : Dokumentasi pribadi

3. Mesin coklat

Mesin coklat ini berfungsi sebagai tempat pembuatan coklat selai, dalam prosesnya coklat serbuk yang dicampur dengan minyak goreng

(13)

56 akan dimasukan kedalam mesin coklat dan akan diaduk sampai coklat tercampur secara merata dalam proses ini memerlukan ± 8menit agar coklat benar-benar lembut dan siap digunakan sebagai campuran roti.

4. Bread Line

Bread line area, selanjutnya adonan yang sudah tercampur secara merata akan dicetak dan diberi isi coklat pada bagian tengah roti, pada bagian ini juga dilakukan standart berat dan ukuran roti yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Pada bagian ini memerlukan waktu ±30 menit dalam satu kali pengerjaan atau setara dengan 1250 biji roti siap oven dan jika dalam proses breadline ada yang tidak memenui standart ketentuan maka akan di kembalikan lagi dalam mesin mixer untuk pencampuran adonan.

Gambar 3.5 Karyawan pada bagian Bread line

Sumber : Dokumentasi pribadi

(14)

57 5. Steam Area

Steam area, selanjutnya roti-roti yang sudah dicetak akan dimasukan dalam ruang steam yang dimana dalam ruang steam ini terdapat gas pengembang untuk roti. Roti-roti tersebut akan didiamkan dalam ruang steam selama kurang lebih 4 jam atau sampai roti mengembang dan siap untuk di oven.

6. Oven

Roti yang sudah mengembang selanjutnya akan langsung dimasak dalam oven dengan suhu 200 . Dalam satu kali proses peng-ovenan memerlukan waktu 7-10 menit.

Gambar 3.6 Ruang oven

Sumber : Dokumentasi pribadi

(15)

58 7. Packaging

Roti yang sudah dingin selanjutnya masuk dalam proses pengemasan dimana dalam proses ini dibagi menjadi dua yaitu pengemasan secara manual dan mesin. Pengemasan manual diberlukan untuk produk roti coklat double sedangkan untuk roti coklat panjang dilakukan pengemasan dengan mesin berjalan (conveyour).

Gambar 3.7 Karyawan pada bagian packing roti coklat double

Sumber : Dokumentasi pribadi

Gambar 3.8 Alat packing untuk roti panjang

Sumber : Dokumentasi pribadi

(16)

59 8. Ekspedisi

Ekspedisi adalah pengiriman produk kepada konsumen, biasanya lead time pengiriman produk sesuai kesepakatan antara perusahaan dengan konsumen. Pengiriman menggunakan jalur darat (Container Truck) kemudian jalur laut (Shipping).

Akhir dari seluruh proses tersebut adalah roti kemasan sebagai produk yang akan dijual kepada seluruh konsumen. Produk roti dari CV. Surya Food Indonesia (SFI) terdiri dari empat produk yaitu 2 produk dari pabrik yang berada di Lingkungan Purworejo dengan produk utama coklat selai double dan coklat selai panjang, sedangkan pada pabrik Jl. Kenari – Blitar memproduksi roti tawar dan roti sisir.

Gambar 3.9 Roti coklat selai double

Sumber : Dokumentasi pribadi

(17)

60 Gambar 3.10 Roti coklat panjang Gambar 3.11 Roti sisir

Sumber : Dokumentasi pribadi Sumber : Dokumentasi pribadi

Gambar 3.12 Roti tawar

Sumber : Dokumentasi pribadi

Gambar

Gambar 3.1 Peta Lingkungan Purworejo
Gambar 3.2 CV. Surya Food Indonesia
Gambar 3.3 Struktur Organisasi
Gambar 3.4 Karyawan pada bagian Mixer
+6

Referensi

Dokumen terkait

Anda akan menerima email konfirmasi bahwa anda telah mendaftar dan untuk mengaktifkan account Paypal, buka email dari Paypal tersebut dan klik link konfirmasi yang terdapat didalamnya

Dan juga kepada abangda Fitrayadi Eka Wardhana, S.E beserta kakanda Sunarseh, abangda Dwiyanto Setiawan, S.T beserta kakanda Yani Farahdina Nasution, S.P, yang juga telah

Bank Mandiri pada periode 2013-2014 struktur modal yang digunakan terjadi peningkatan, peningkatan ini disebabkan karena adanya peningkatan penggunaan hutang jangka panjang

Hal ini dikarenakan, dalam penelitian ini dilakukan pendekatan yang berusaha memaknai gejala yang terjadi menurut penghayatan si pelaku, yaitu pemahaman kelompok

Sesuai dengan adanya prinsip konstruktivisme (tindakan menciptakan sebuah makna dari apa yang dipelajari) , seseorang akan belajar jika ia aktif mengkonstruksi pengetahuan di

Untuk tempat atau lokasi perusahaan atau instansi yang dikunjungi agar dapat memberikan kesempatan yang lebih lama untuk mengamati alur proses produksi yang

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dengan pembacaan scara berulang dokumne yang menunjang penelitian, serta

Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil uji akhir merupakan efek dari pembelajaran.(4) Dari penilaian kepraktisan kemudahan mengadministrasikan, waktu yang