• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar"

Copied!
190
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI POKOK MAKANAN SEHAT DALAM SUBTEMA 2 UNTUK

SISWA KELAS V SD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Bartholomeus Edwin Putranta NIM: 171134121

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2021

(2)

i

HALAMAN JUDUL

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI POKOK MAKANAN SEHAT DALAM SUBTEMA 2 UNTUK

SISWA KELAS V SD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Bartholomeus Edwin Putranta NIM: 171134121

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2021

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

PERSEMBAHAN Karya tulis ini peneliti persembahkan kepada :

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria, atas berkat dan Karunia-Nya yang selalu melindungi dan memberkati hidupku.

2. Kedua orangtua, Drs Antonius Siswadi dan Christina Muji Sunarsih, S.Pd., yang selalu mendoakan, membimbing, mendukung dan memberikan semangat sehingga peneliti bisa menyelesaikan skripsi.

3. Saudara kandung, Mbak Ermelinda Elita Siswaningsih, S.Pd., Mas Henrikus Erda Putra, S.Pd., dan Adik Clemensia Helena Siswaningsih yang telah memberi semangat dan dukungan kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi.

4. Teman-teman terdekatku, Yohanes Dian Budi Andini, Natalia Bukit Pramesti, Santa Angelia, Lusi Ega Kristiani, Trifonia Rina Harsanti, Fanny Syahputri, dan Lydia, yang sudah memberi semangat, membantu dalam menyelesaikan skripsi.

5. Semua saudara dan teman-teman kelas C yang mendukung dalam proses penyusunan skripsi yang tidak bisa peneliti sebutkan satu per satu.

(6)

v MOTTO

“Karena itu Aku berkata kepadamu : apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan

kepadamu” (Mark 11:24)

“ Never give up if you think can still go on” (Bartholomeus Edwin Putranta)

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 5 Maret 2021 Peneliti

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Bartholomeus Edwin Putranta

Nomor Mahasiswa : 171134121

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI POKOK MAKANAN SEHAT DALAM SUBTEMA 2 UNTUK

SISWA KELAS V SD

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 5 Maret 2021 Yang menyatakan

(9)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI POKOK MAKANAN SEHAT DALAM SUBTEMA 2 UNTUK

SISWA KELAS V SD Bartholomeus Edwin Putranta

Universitas Sanata Dharma 2021

Latar belakang penelitian ini adalah penggunaan bahan ajar LKPD masih memuat soal-soal, kegiatan siswa masih minim dan belum pernah menggunakan model pembelajaran serta siswa belum dibiasakan belajar berdasarkan permasalahan. Penelitian ini dilaksanakan pada sampel yaitu SD Negeri Demangan Yogyakarta pada siswa kelas V SD. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan LKPD menggunakan model Problem Based Learning pada materi pokok makanan sehat dalam subtema 2 untuk siswa kelas V SD dan dapat mengembangkan kualitas LKPD yang baik. Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Model yang digunakan adalah model pengembangan Dick & Carey (2013) yang dimodifikasi peneliti menjadi tujuh langkah yaitu (1) analisis kebutuhan, (2) merumuskan tujuan khusus, (3) mengembangkan instrumen, (4) mengembangkan strategi, (5) mengembangkan isi LKPD, (6) evaluasi formatif dan (7) revisi.

Hasil penelitian yang didapatkan peneliti menunjukkan bahwa produk LKPD menggunakan model Problem Based Learning dengan sintaks (1) mengklarifikasi istilah dan konsep, (2) merumuskan masalah, (3) menganalisis masalah, (4) merumuskan hipotesis, (5) mengumpulkan data, (6) pengujian hipotesis, (7) merumuskan pemecahan masalah pada materi pokok makanan sehat pada subtema 2. Kemudian dilakukan dengan validasi LKPD oleh ahli menunjukkan bahwa kualitas LKPD sangat baik dengan rerata skor sebesar 3,68 dan oleh dua guru validasi menunjukkan bahwa kualitas LKPD sangat baik dengan rerata skor sebesar 3,70 dan 3,36. Keseluruhan skor oleh ahli adalah 3.58 dengan kategori sangat baik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa LKPD menggunakan model

Problem Based Learning yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk

pembelajaran di kelas V SD dengan tanpa revisi dan sesuai saran.

(10)

ix

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF STUDENT WORKSHEET USING LEARNING-BASED PROBLEMS MODEL IN THE BASIC MATERIALS OF HEALTHY FOOD

IN SUBTHEME 2 FOR FIFTH GRADE ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS

Bartholomeus Edwin Putranta

Sanata Dharma University

2021

The research background is using of LKPD teaching materials that contains items, students’ activities are still minimal which have never used a learning model and students have not been accustomed to learning based on problems. The research was conducted on a sample, namely SD Negeri Demangan Yogyakarta in grade V. This research aims to develop LKPD using the Problem Based Learning model on the subject matter of healthy food in sub-theme 2 for fifth grade elementary school students and to develop the LKPD in good quality. Type of the research is research and development (R&D). The model used was the Dick & Carey (2013) development model which the researcher modified into seven steps, namely (1) needs analysis, (2) formulating specific objective, (3) developing instrument, (4) developing strategy, (5) developing LKPD content, (6) formative evaluation and (7) revision.

The findings of the research showed that the LKPD product uses the Problem Based Learning model with the syntax (1) clarifying terms and concept, (2) formulating problem, (3) analyzing problem, (4) formulating hypothesis, (5) collecting data, (6) ) hypothesis testing, (7) formulating problem solving on the subject matter of healthy food in sub-theme 2. Then was carried out with LKPD validation by experts showing that the quality of LKPD was very good with an average score of 3.68 and by two validation teachers showed that the quality of LKPD was very good with the mean scores of 3.70 and 3.36. The overall. score by all experts is 3.58 which is very good. Thus, it can be concluded that the LKPD using the Problem Based Learning model which developed is feasible to be used for learning in grade V without revision as suggested.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kelancaran dan limpahan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Menggunakan Model Problem Based

Learning pada Materi Pokok Makanan Sehat dalam Subtema 2 untuk Siswa Kelas

V SD” . Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S-1 PGSD Universitas Sanata Dharma.

Peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang sudah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih ditujukan kepada:

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang telah memberikan kelancaran selama proses penyusunan skripsi.

2. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Kaprodi PGSD.

4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakaprodi PGSD. 5. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Dosen Pembimbing, yang selalu

memberikan dukungan, motivasi, dan memberi masukan terhadap proses penyusunan skripsi.

6. Drs. Sukawit Puja Raharja M.A., selaku Kepala SD Negeri Demangan Yogyakarta.

7. Dwi Darmayani, S.Pd., dan Titisari selaku guru kelas V SD Negeri Demangan Yogyakarta.

8. Ibu Tri, Mas Lukas, Pak Hermoyo yang sudah menjadi petugas Sekre PGSD Universitas Sanata Dharma dengan sangat baik dan ramah.

(12)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR BAGAN ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Spesifikasi Produk ... 7

F. Definisi Operasional ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

A. Kajian Pustaka ... 9

1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ... 9

a. Pengertian LKPD... 9

b. Fungsi dan Tujuan LKPD ... 10

(13)

xii

2. Model Problem Based Learning ... 13

3. Organ Pencernaan Manusia ... 21

4. Makanan Sehat ... 24

B. Penelitian yang relevan ... 33

C. Kerangka Berpikir ... 35

D. Pertanyaan Penelitian ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

A. Jenis Penelitian ... 37 B. Setting Penelitian ... 37 1. Subjek Penelitian ... 37 2. Objek Penelitian ... 37 3. Lokasi Penelitian ... 38 4. Waktu Penelitian ... 38 C. Rancangan Penelitian ... 38 1. Analisis Kebutuhan ... 41 2. Merumuskan Tujuan ... 42 3. Mengembangkan Instrumen... 42 4. Mengembangkan Strategi ... 43 5. Mengembangkan Isi LKPD ... 43 6. Evaluasi Formatif ... 43 7. Revisi ...44

E. Teknik Pengumpulan Data ... 44

1. Wawancara ... 44

2. Kuesioner ... 45

F. Instrumen Penelitian ... 45

1. Pedoman Wawancara ... 45

2. Kuesioner ... 46

G. Teknik Analisis Data ... 47

1. Analisis Data Kualitatif... 47

2. Analisis Data Kuantitatif... 48

H. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 50

(14)

xiii

A. Hasil Penelitian ... 51

1. Deskripsi Potensi dan Masalah ... 51

2. Proses Pengembangan LKPD ... 53 B. Kualitas LKPD ... 65 C. Pembahasan ... 70 BAB V PENUTUP ... 74 A. Kesimpulan ... 74 B. Keterbatasan Penelitian ... 75 C. Saran ... 75 DAFTAR PUSTAKA ... 76 LAMPIRAN ... 78

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2. 1 Langkah-langkah Pembelajaran Problem Based Learning ... 18

Tabel 2. 2 Beberapa Kandungan Zat Gizi dari Sumber Makanan serta Manfaat . 28 Tabel 2. 3 Beberapa Penyakit atau Gejala yang Muncul Akibat Makan Terlalu Berlebihan dan Cara Mengatasinya ... 30

Tabel 3. 1 Pedoman Wawancara dengan Guru Kelas V ... 46

Tabel 3. 2 Aspek Penilaian LKPD ... 47

Tabel 3. 3 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ... 49

Tabel 3. 4 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ... 49

Tabel 3. 5 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 50

Tabel 4. 1 Jenis dan Tujuan Instrumen ... 55

Tabel 4. 2 Pemetaan KI, KD, Indikator dan Tujuan ... 56

Tabel 4. 3 Pemetaan Karakteristik LKPD ... 57

Tabel 4. 4 Komentar Sebelum dan Setelah LKPD direvisi oleh Ahli ... 64

Tabel 4. 5 Sebelum dan Setelah revisi LKPD oleh Ahli ... 64

Tabel 4. 6 Hasil Data Mentah Penilaian Kualitas LKPD oleh Ahli ... 65

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2. 1 Makanan Sehat ... 25

Gambar 2. 2 Sayuran ... 25

Gambar 2. 3 Susu ... 26

Gambar 2. 4 Burger ... 27

Gambar 2. 5 Soda ... 27

Gambar 2. 6 Tumpeng Gizi Seimbang ... 32

Gambar 4. 1 Kegiatan Pengamatan ... 59

Gambar 4. 2 Kegiatan Wawancara... 59

Gambar 4. 3 Kegiatan Menentukan Ciri-ciri Iklan ... 60

Gambar 4. 4 Kegiatan Mengklarifikasi Istilah dan Konsep ... 60

Gambar 4. 5 Kegiatan Merumuskan dan Menganalisis Masalah ... 61

Gambar 4. 6 Kegiatan Merumuskan Hipotesis ... 61

Gambar 4. 7 Kegiatan Mengumpulkan Data dan Pengujian Hipotesis ... 62

(17)

xvi

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2. 1 Hasil Penelitian yang Relevan ... 34

Bagan 3. 1 Komponen Sistem Pembelajaran Dick & Carey ... 39

Bagan 3. 2 Prosedur Pengembangan ... 41

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Instrumen Analisis Kebutuhan ... 79

Lampiran 1. a Instrumen Wawancara Analisis Kebutuhan ... 79

Lampiran 1. b Transkrip Wawancara dengan Guru 1 ... 80

Lampiran 1. c Transkrip Wawancara dengan Guru 2 ... 82

Lampiran 2 Validasi Produk... 84

Lampiran 2. a Instrumen Validasi Produk LKPD ... 84

Lampiran 2. b Hasil Validasi Kualitas Produk oleh Ahli Dosen ... 94

Lampiran 2. c Hasil Validasi Kualitas Produk oleh Ahli Dua Guru ... 103

Lampiran 3 Surat Penelitian ... 119

Lampiran 3. a Surat Izin Wawancara ... 119

Lampiran 3. b Surat Izin Validasi Produk oleh Ahli atau Guru ... 120

Lampiran 3. c Surat Izin Validasi Produk oleh Ahli atau Guru ... 121

Lampiran 3. d Surat Izin Validasi Produk oleh Ahli atau Dosen ... 122

Lampiran 4 Produk yang Dikembangkan ... 123

Lampiran 4 a Cover LKPD menggunakan Model Problem Based Learning ... 123

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...124

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

Pada uraian bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional. A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan dengan kurikulum 2013, pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Pada pembelajaran tersebut, dapat berlangsung dengan baik apabila ada komunikasi positif antara guru dengan siswa, guru dengan guru, dan siswa dengan siswa. Oleh karena itu, komunikasi positif diciptakan agar pesan yang disampaikan khususnya pada materi pembelajaran dapat diterima dengan baik oleh siswa (Sudjana, dalam Amri 2015: 28). Pembelajaran juga melatih kinerja mental aktif pada siswa untuk berusaha mempelajari apa yang dikehendak dan kemampuan atas usahanya sendiri, bukan menerima pengajaran dari guru secara pasif. Guru akan berperan untuk memberi dukungan, tantangan untuk berpikir, melayani sebagai pelatih dan terpenting siswa tetap merupakan kunci pembelajaran. Guru membimbing siswa untuk memotivasi dan membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahan belajar siswa untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai serta memberikan lembar kerja peserta didik untuk mempermudah siswa dalam proses belajar yang di dalamnya memuat beberapa mata pelajaran.

Dalam proses kegiatan pembelajaran, guru juga diharapkan untuk mengembangkan bahan ajar sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran dan dapat digunakan sebagai sumber belajar yang membuat peserta didik aktif. Salah satunya bahan ajar yang dapat membuat peserta didik aktif adalah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). LKPD merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi

(20)

dasar yang akan dicapai (Prastowo, 2015: 68). Maka dari itu, guru sangat berperan penting dalam mengajar maupun mendidik siswa dan harus memiliki kualifikasi akademik yang terdiri dari empat kompetensi. Empat kompetensi tersebut meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Berkaitan dengan proses pembelajaran, guru harus memiliki empat kompetensi tersebut untuk menjadi guru yang dapat mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan nasional bermutu pada pendidikan yang mampu melatih dan mengajarkan siswa untuk menemukan dan memahami masalah dalam kehidupannya saat belajar, kemudian mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut agar selesai. Hal ini didukung dengan adanya upaya pemerintah terkait pengadaan buku-buku pelajaran tematik baik untuk guru dan siswa yang di dalamnnya lebih banyak kegiatan siswa daripada kegiatan guru. Karena seperti penjelasan di atas bahwa siswa ditempatkan sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih sebagai fasilitator.

Hal tersebut juga membuat siswa bisa mengeksplorasi pengetahuan dan aktivitas kemudian diterapkan dalam pemecahan masalah yang terjadi. Salah satunya permasalahan yang terjadi di sekolah, siswa sering membeli makanan yang kurang sehat dan jika siswa mengonsumsi makanan yang kurang sehat dapat menganggu proses belajar serta organ pencernaan yang ada dalam tubuh siswa, apabila dikaitkan dengan mata pelajaran di sekolah, makanan sehat dan organ pencernaan termasuk bagian dari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata pelajaran IPA juga diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Bahan pembelajaran IPA di SD secara umum meliputi dua aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep yang harus dikuasai siswa dalam proses belajar dan guru bertugas membimbing siswa (Depdiknas, 2006: 484). Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa peran guru dalam mengajar pembelajaran terpadu, salah satunya pembelajaran IPA yang bisa menciptakan suatu pembelajaran yang menarik. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan mampu menunjang siswa untuk belajar yang efektif sesuai dengan kehidupan sehari-hari.

(21)

Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu kumpulan ilmu pengetahuan yang telah tersusun secara sistematik yang di dalam penggunaannya secara umum terbatas dengan gejala-gejala alam Carin (dalam Daryanto, 2014: 160). Mata Pelajaran IPA wajib diberikan kepada siswa pada jenjang pendidikan dasar (SD) walaupun dikombinasi dengan mata pelajaran lain seperti Bahasa Indonesia, IPS, SBdP dan sebagainya. Pada penelitian ini peneliti membahas Kompetensi Dasar (KD) 3.3 menjelaskan organ pencernaan dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan organ pencernaan manusia. Peneliti akan membahas mengenai organ pencernaan dan fungsi pada bagian manusia saja. Tetapi peneliti juga akan mengkombinasi dengan mata pelajaran yang lain. Peneliti membahas ini supaya siswa bisa memahami bahwa organ pencernaan yang dimiliki manusia harus dirawat dengan mengkonsumsi makanan sehat untuk kesehatan tubuh. Sistem pada organ pencernaan manusia adalah suatu sistem dalam tubuh yang berperan sebagai penerima makanan dari luar, yang kemudian diproses di dalam organ-organ pencernaan manusia, diawali dari menerima makanan dari luar, mencerna, menyerap bahan yang dapat diserap, serta mengeluarkan sisa-sisa pencernaan (Agustini, 2019: 2-3). Organ pencernaan pada manusia yaitu mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. Cara supaya organ dalam tubuh kita tetap terjaga adalah salah satunya dengan mengkonsumsi Makanan sehat. Makanan sehat adalah makanan yang mengandung gizi, mengandung serat dan zat-zat yang diperlukan tubuh untuk proses tumbuh kembang (Andarini, dalam Syafira 2008: 2).

Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru kelas V A dan B di SD Negeri Demangan Yogyakarta pada tanggal 17 Juli 2020 peneliti mendapat hasil saat pembelajaran menggunakan bahan ajar masih belum efektif khususnya pada LKPD. LKPD yang digunakan masih memuat soal-soal dan kurangnya kegiatan atau aktivitas yang dilakukan siswa, hal tersebut menjadi permasalahan. Apabila dilihat dengan jenis-jenis LKPD yang ada pada landasan teori ,bahan ajar yang digunakan SD Negeri Demangan kelas V ini termasuk dalam jenis LKPD yang penuntun berisi pertanyaan atau soal-soal, sehingga perlu peneliti kembangkan supaya LKPD yang digunakan terdapat semua jenis-jenis yang ada pada LKPD. Guru juga tidak

(22)

membuat LKPD sendiri dan masih mengikuti dibuku tematik. Permasalahannya juga dalam menggunakan bahan ajar LKPD masih minim dan belum mencoba untuk menggunakan model pembelajaran. Jadi, Guru sangat membutuhkan LKPD sebagai contoh bahan mengajar dan dapat menginspirasi dalam membuat LKPD karena dapat membantu siswa dalam belajar. Diketahui juga bahwa siswa belum dibiasakannya belajar berdasarkan permasalahan yang menyebabkan daya pikir siswa rendah sehingga muncul kesulitan apabila dihadapkan dengan masalah terkait pembelajaran. Dengan hasil wawancara yang telah didapatkan, peneliti akan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan siswa dalam menggunakan LKPD, alasan peneliti memilih model ini karena memiliki kelebihan juga salah satunya dapat mendorong kemampuan siswa dalam memecahkan permasalahan belajar. Pembelajaran sangatlah perlu dengan adanya penunjang dalam proses berkomunikasi antara guru dengan siswa, salah satunya yaitu dengan menggunakan bahan ajar LKPD. Penggunaan LKPD saat ini belum mencukupi dari segi peningkatan siswa dalam memecahkan suatu permasalahan dan kurang dikaitkan dengan pemahaman siswa pada kegiatan yang dilakukan. Hal tersebut menjadi alasan peneliti untuk mengembangkan LKPD dengan menggunakan model Problem Based Learning yang dapat membantu kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalahnya dalam belajar. Lalu, menemukan jawaban dari permasalahan yang dialami oleh siswa dan dapat mengembangkan keaktifan dan pengetahuan pada siswa. Menurut Shoimin (2017: 129) mengemukakan bahwa model Problem Based Learning ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah autentik berasal dari kehidupan aktual siswa, melalui tahap-tahap mereview dan menyajikan masalah, menyusun strategi, menerapkan strategi, membahas dan mengevaluasi hasil (Eggen & Kauchack, 2012: 311).

LKPD menggunakan model Problem Based Learning terbukti dapat membantu menyelesaikan masalah, mengaktifkan siswa dalam belajar serta meningkatnya hasil belajar. Penelitian yang dilakukan oleh Anggi (2016) mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Problem Based Learning pada pembelajaran IPA untuk menyelesaikan masalah dalam belajar serta

(23)

meningkatnya hasil belajar. Hasil belajar yang diperoleh dengan nilai 0,31 dengan kriteria sedang dan terjadi peningkatan secara signifikan, lebih dari 75% siswa yaitu 79,16% telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa LKPD menggunakan model Problem Based Learning disesuaikan dengan sintaks atau strateginya yang mengacu pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Penelitian yang dilakukan oleh Aisyah, Syachruroji, Nana (2010) mengembangkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis model Problem Based Learning pada mata pelajaran IPA materi gaya. Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and

Development (R&D). Hasil penelitiannya kualitas LKPD yang dikembangkan

sangat baik sehingga layak digunakan dengan presentasi 95,6% dari 2 ahli materi, 100% dari ahli media, dan 92,3% dari ahli bahasa.

Berdasarkan mengenai penggunaan LKPD, peneliti akan mengembangkan LKPD menggunakan model Problem Based Learning untuk materi makanan sehat pada subtema 2. LKPD sangat dibutuhkan oleh Guru sesuai dengan hasil wawancara yang dapat meningkatkan semangat belajar dan menyelesaikan permasalahan dalam belajar pada paparan diatas. Peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dan pengembangan R&D (Research and Development). Peneliti melakukan dan pengembangan LKPD menggunakan model Problem Based

Learning pada materi pokok makanan sehat subtema 2 untuk siswa kelas V SD.

Pengembangan LKPD ini juga memperhatikan sintaks dalam menggunakan model

Problem Based Learning yaitu mengklarifikasi istilah dan konsep, merumuskan

dan menganalisis masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dan pengujian hipotesis, merumuskan pemecahan masalah.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengembangan LKPD menggunakan model Problem Based

Learning pada materi pokok makanan sehat dalam subtema 2 untuk siswa kelas

(24)

2. Bagaimana kualitas LKPD menggunakan model Problem Based Learning pada materi pokok makanan sehat dalam subtema 2 untuk siswa kelas V SD Negeri Demangan ?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengembangkan LKPD menggunakan model Problem Based Learning pada materi pokok makanan sehat dalam subtema 2 untuk siswa kelas V SD Negeri Demangan.

2. Mengetahui kualitas LKPD menggunakan model Problem Based Learning pada materi pokok makanan sehat dalam subtema 2 untuk siswa kelas V SD Negeri Demangan.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Menambah pengalaman dan pengetahuan yang luas dalam mengembangkan LKPD berbasis model Problem Based Learning. Produk ini dapat memotivasi bagi peneliti untuk mengembangkan pembelajaran yang inovasi.

2. Bagi Guru

Memberikan solusi bagi siswa dalam menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan LKPD berbasis model Problem Based Learning. Dengan hal itu, Guru juga mendapat motivasi dan inspirasi dalam meningkatkan kualitas pengajaran dan meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar dengan menggunakan LKPD.

3. Bagi Siswa

Siswa dapat berpikir dalam menyelesaikan permasalahan secara utuh. Penggunaan LKPD berbasis model Problem Based Learning juga memberikan pengetahuan setelah siswa dapat menyelesaikan masalah yang diperoleh. 4. Bagi Sekolah

Sekolah mendapatkan wawasan baru mengenai pengembangan LKPD berbasis model Problem Based Learning. Dengan demikian, sekolah dapat

(25)

mempertimbangkan dalam penggunaan LKPD berbasis model Problem Based

Learning untuk mengoptimalkan cara berpikir kritis siswa dalam kegiatan

belajar mengajar.

E. Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangkan adalah LKPD menggunakan model Problem

Based Learning untuk siswa kelas V SD Negeri Demangan materi pokok makanan

sehat dengan subtema 2 pentingnya makanan sehat bagi tubuh, yang memiliki spesifikasi sebagai berikut.

1. LKPD yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan pemetaan Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai dengan buku tematik. LKPD yang dikembangkan peneliti akan menjadi pembeda dengan LKPD yang lain yaitu terdapat materi makanan sehat yang dikombinasi dengan materi organ pencernaan manusia, iklan, tari daerah, makanan daerah, dan interaksi manusia. Pada LKPD terdapat 4 pembelajaran yang disetiap pembelajaran terdapat beberapa mata pelajaran terpadu yang melibatkan mata pelajaran IPA, Bahasa Indonesia, SBdP, dan IPS sesuai dengan KD yang ada tetapi tetap berfokus materi pokok makanan sehat.

2. LKPD berisi mengenai empat karakteristik yang meliputi (1) mengarahkan pada siswa untuk bersikap aktif terhadap melakukan kegiatan pembelajaran, (2) menuntut siswa untuk mencari berbagai sumber informasi yang ada di sekolah, di rumah maupun lingkungan sekitar, (3) mendorong siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri dalam menyelesaikan sebuah permasalahan saat belajar dan bertanya. (4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan tahapan pada model problem based learning yaitu mengklarifikasi istilah dan konsep, merumuskan dan menganalisis masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dan pengujian hipotesis, merumuskan pemecahan masalah.

3. LKPD yang dikembangkan berbentuk buku dengan ukuran A4, terdiri dari kata pengantar, petunjuk penggunaan LKPD, daftar isi, isi LKPD, evaluasi dan refleksi yang terdiri atas permasalahan yang harus dilakukan melalui

(26)

kegiatan dengan berbagai macam mengenai materi makanan sehat berbasis model Problem Based Learning. LKPD dibuat melalui Microsoft Word dan

Corel Draw X7 untuk cover. Jenis Font yang digunakan adalah Times New Roman dan Comic Sans MS dengan ukuran font 20 untuk judul cover dan font 12 untuk bagian isi. Kertas yang digunakan untuk bagian cover LKPD

adalah ivory 230 gram, dan kertas HVS 80 gram untuk bagian isi. tampilan yang akan dibuat akan semenarik mungkin dan memberi kegiatan pembelajaran yang variatif dalam mengikuti pembelajaran.

F. Definisi Operasional 1. Pengembangan

Suatu proses mendesain pembelajaran secara logis, dan sistematis dalam rangka untuk menetapkan segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar dengan memperhatikan potensi dan kompetensi peserta didik. 2. Model Problem Based Learning

Model pembelajaran yang melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah autentik dari kehidupan aktual siswa.

3. LKPD

Suatu bahan ajar cetak yang berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang bersifat teoritis atau praktis, mengacu pada kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai oleh peserta didik dan penggunaannya tergantung dengan bahan ajar lain.

(27)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada uraian bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir.

A. Kajian Pustaka

Pada subbab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian yang digunakan oleh peneliti. Adapun beberapa hal yang menjadi pembahasan peneliti adalah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), Model Problem Based Learning dan materi makanan sehat.

1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) a. Pengertian LKPD

Lembar Kerja Peserta Didik merupakan alat belajar siswa yang memuat berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa secara aktif (Trianto, 2009: 212). Kegiatan tersebut dapat dilakukan berupa pengamatan, eksperimen, dan pengajuan pertanyaan. Maka, lembar kerja peserta didik dapat berkaitan dengan pilihan strategi pembelajaran yang bisa menyatu di dalam keseluruhan proses pembelajaran peserta didik. LKPD merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang bersifat teoritis atau praktis, mengacu pada kompetensi dasar yang akan dicapai oleh peserta didik dan penggunaannya tergantung dengan bahan ajar lain (Prastowo, 2014: 268).

Lembar kerja peserta didik dibagi menjadi dua macam, yaitu (1) lembar kerja yang berisi sarana untuk melatih, mengembangkan keterampilan dan menemukan konsep dalam suatu tema (lembar kerja tak berstruktur) , (2) lembar kerja peserta didik yang dirancang untuk membimbing siswa dalam suatu proses belajar mengajar dengan atau tanpa bimbingan guru atau lembar kerja berstruktur (Ibrahim dalam Trianto, 2009: 212). Lembar kerja peserta didik dimaksudkan untuk mengaktifkan siswa, membantu siswa menemukan dan mengembangkan konsen,

(28)

melatih siswa menemukan konsep, menjadi alternatif cara penyajian materi pelajaran yang menekankan keaktifan siswa, serta dapat memotivasi siswa. Dari berbagai penjelasan mengenai LKPD diatas dapat peneliti simpulkan bahwa LKPD merupakan lembar kerja peserta didik yang berisi materi, soal, petunjuk dan tugas yang ditujukan kepada siswa supaya dapat memahami materi yang telah dipelajari dan menunjang tercapainya kompetensi dasar dan indikator yang diharapkan. b. Fungsi dan Tujuan LKPD

Berdasarkan pengertian LKPD diatas pada dasarnya sudah dapat dipahami apa saja fungsi dan tujuan dalam kegiatan pembelajaran tematik (Prastowo, 2014: 270). Berikut ini akan diuraikan fungsi dan tujuan dari adanya Lembar Kerja Peserta Didik.

1) Fungsi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

a) LKPD dapat digunakan sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik namun lebih mengaktifkan siswa.

b) LKPD dapat digunakan sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami materi yang diberikan.

c) LKPD dapat digunakan sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih.

d) LKPD dapat digunakan untuk memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa.

2) Tujuan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

a) Untuk menyajikan sebuah bahan ajar yang memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan.

b) Untuk menyajikan soal-soal atau tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan.

c) Untuk melatih kemandirian belajar siswa.

(29)

c. Jenis-Jenis LKPD

Pada LKPD telah disusun dengan adanya materi dan tugas yang telah dikemas sedemikian rupa untuk tujuan tertentu, karena adanya perbedaan materi dan tujuan pengemasan materi pada setiap masing-masing LKPD tersebut, hal ini berakibat pada jenis LKPD yang bemacam-macam (Prastowo, 2014: 271).

Jika ditelusuri lebih lanjut, kita dapat menemukan lima jenis LKPD yang umum digunakan oleh siswa, yaitu:

1) LKPD Penemuan (membantu siswa menemukan sebuah konsep).

Sesuai dengan adanya prinsip konstruktivisme (tindakan menciptakan sebuah makna dari apa yang dipelajari) , seseorang akan belajar jika ia aktif mengkonstruksi pengetahuan di dalam otaknya. Ini merupakan salah satu karakteristik pembelajaran tematik. Salah satu cara mengimplementasikannya di kelas yaitu dengan cara mengemas materi pembelajaran dalam bentuk LKPD. LKPD jenis ini memuat apa yang harus dilakukan siswa, meliputi: melakukan, mengamati, dan menganalisis. Kemudian, langkah-langkah yang harus dilakukan siswa dengan meminta siswa untuk mengamati fenomena hasil kegiatannya, dan berilah pertanyaan analisis yang membantu siswa mengaitkan fenomena yang diamati dengan konsep yang akan dibangun siswa dalam benaknya.

2) LKPD yang Aplikatif-Integratif (Membantu Siswa Menerapkan dan Mengintegrasikan Berbagai Konsep yang Telah Ditemukan).

Dalam proses pembelajaran, setelah siswa berhasil menemukan konsep, siswa selanjutnya kita latih untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini contoh LKPD yang membantu siswa menerapkan cara merawat anggota tubuh dalam kehidupan sehari-hari. Guru dapat memberikan tugas kepada siswa untuk bertanya dan menonton video. Kemudian, meminta siswa untuk berlatih melakukan cuci tangan dan menggosok gigi. Hal tersebut, siswa dapat dilatih untuk mencuci tangan sebelum makan dan gosok gigi setelah makan, maka hal ini telah

(30)

memberikan jalan bagi terimplementasikannya keterampilan merawat anggota tubuh bagi siswa.

3) LKPD Penuntun (berfungsi sebagai penuntun belajar).

LKPD penuntun berisi pertanyaan atau soal yang jawabannya ada di dalam buku. Siswa dapat mengerjakan LKPD tersebut jika ia membaca buku, sehingga fungsi utama LKPD ini ialah membantu siswa mencari, menghafal, dan memahami materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku.

4) LKPD Penguatan (berfungsi sebagai Penguatan).

LKPD penguatan diberikan setelah siswa selesai mempelajari topik tertentu atau mempelajari materi yang diberikan pada hari yang sama. Materi pembelajaran yang ada di dalam LKPD penguatan lebih menekankan dan mengarahkan sebagai pendalaman dan penerapan materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku ajar. LKPD ini juga cocok untuk pengayaan.

5) LKPD Praktikum (berfungsi sebagai Petunjuk Praktikum)

LKPD tersebut memisahkan petunjuk praktikum ke dalam buku tersendiri, kita dapat menggabungkan petunjuk praktikum ke dalam kumpulan LKPD. Hal tersebut, bentuk LKPD ini memiliki petunjuk praktikum yang merupakan salah satu konten dari LKPD.

Dari jenis LKPD yang telah dipaparkan, LKPD yang dikembangkan oleh peneliti terdapat disemua jenis yang ada. Karena LKPD yang dibuat mengajak peserta didik untuk membantu dalam menemukan sebuah konsep permasalahan yang telah dialami dan peserta didik, membantu menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan. Lalu, menuntun siswa untuk menjawab pertanyaan yang ada, menerapkan materi pembelajaran sebagai pendalaman, kemudian peserta didik mempraktikan hasil kerja yang telah dilakukan di LKPD, Peserta didik akan terlibat aktif dalam mengerjakan LKPD dengan beberapa kegiatan seperti mencoba, mengamati, dan menganalisis.

(31)

2. Model Problem Based Learning

a. Pengertian Model Problem Based Learning

Model Problem Based Learning ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah autentik berasal dari kehidupan aktual siswa (Shoimin, 2017: 129). Beberapa ahli memiliki rumusannya sendiri tentang model pembelajaran berbasis masalah atau problem

based learning ini. Menurut Duch, (dalam Shoimin, 2017: 130) model

pembelajaran berbasis masalah adalah model pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan.

Menurut Finkle dan Torp (dalam Shoimin, 2017: 130) menyatakan bahwa model problem based learning merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan secara simultan strategi pemecahan masalah, dasar-dasar pengetahuan, dan keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik. Pengertian “masalah” dalam model pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning ini adalah kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diharapkan, atau antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang diharapkan. Hal tersebut dapat dirasakan dari adanya keresahan, keluhan, kerisauan, atau kecemasan. Maka, materi pembelajaran yang ada pada mata pelajaran tidak hanya bersumber dari buku saja, tetapi juga dari sumber-sumber lain seperti peristiwa-peristiwa tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Secara lebih lengkap, dijelaskan juga bahwa Model Problem Based Learning lebih difokuskan pada penyajian suatu masalah kepada siswa, kemudian siswa diminta untuk mencari pemecahannya melalui serangkaian penelitian dan investigasi berdasarkan teori, konsep dan prinsip yang dipelajarinya dari berbagai bidang ilmu. Masalah yang disajikan dapat berupa masalah nyata dan dapat pula berupa masalah yang disimulasikan karena masalah tersebut akan menjadi panduan dalam proses belajar. Dari berbagai penjelasan mengenai pengertian Model Problem Based

Learning diatas dapat peneliti simpulkan bahwa Model PBL adalah model

(32)

dan keterampilan sesuai dengan kehidupan aktual siswa. Hal tersebut akan melatih dan mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan permasalahannya.

b. Karakteristik Model Problem Based Learning

Menurut Sudjana dan Sopandi (2020: 127) Model Problem Based Learning memiliki karakteristik sebagai berikut.

1) Pembelajaran harus berpusat pada siswa (Student-Centered)

Pembelajaran berpusat pada siswa, karena siswa diberi kebebasan untuk mempelajari topik yang paling menarik perhatian mereka dan untuk menentukan bagaimana mereka ingin mempelajarinya. Siswa harus mengidentifikasi kebutuhan belajar mereka, dan menilai pekerjaan mereka sendiri dan pekerjaan teman sekelas mereka Ceker dan Ozdamli (dalam Sudjana dan Supandi, 2016: 127)).

2) Pembelajaran harus terjadi pada kelompok kecil siswa di bawah bimbingan tutor (Collaborative learning in small groups)

Hal ini sejalan dengan pendapat Merit, dkk. (2017) yang mengharuskan siswa untuk bekerja secara aktif dan kolaboratif dalam kelompok kecil untuk menyelidiki, mengajukan pertanyaan, mengumpulkan informasi, dan melaksanakan pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. 3) Tutor sebagai fasilitator atau pembimbing

Model Problem Based Learning melibatkan guru dalam pembelajaran hanya sebagai fasilitator untuk menciptakan ruang bagi siswa di mana mereka dapat mengevaluasi pembelajaran, mengembangkan keterampilan memecahkan masalah dan mempromosikan pemikiran kritis Spronken-Smith dan Harland (dalam Sudjana dan Supandi, 2017: 127).

4) Masalah autentik terutama ditemui dalam urutan pembelajaran, sebelum persiapan, atau studi telah terjadi.

Pembelajaran Model Problem Based Learning didasarkan pada skenario, yang dihadapkan pada situasi nyata atau realistik dari berbagai variabel masalah (Gurses, 2015; Gorghiu , 2014; Hung dkk. (2008) mengemukakan

(33)

bahwa pembelajaran difokuskan pada masalah. Dengan demikian, siswa mulai belajar dengan mengatasi simulasi masalah autentik dan tidak terstruktur. Intinya, dapat membangun pengetahuan yang dirangsang oleh masalah dan diterapkan kembali pada masalah.

5) Permasalahan yang dihadapi digunakan sebagai alat untuk mencapai pengetahuan yang dibutuhkan dan kemampuan memecahkan masalah yang diperlukan untuk akhirnya memecahkan masalah.

Problem Based Learning mendorong siswa konstruksi pengetahuan dengan

memulai setiap pengalaman belajar dengan menghadapkan permasalahan di kehidupan nyata yang kompleks. Hasil akhirnya, siswa akan memperoleh pengetahuan baru dan keterampilan memecahkan masalah yang dapat diterapkan kembali pada masalah yang dihadapinya (Spronken-Smith dan Harland, 2009).

6) Informasi baru diperoleh melalui pembelajaran mandiri (self-directed

learning).

Hal ini dapat diartikan bahwa siswa secara individu dan kolaboratif bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri, mereka mengidentifikasi apa yang telah mereka ketahui tentang masalah tersebut kemudian memastikan apa yang perlu mereka ketahui, pertanyaan apa yang relevan dengan penyelidikan mereka, tindakan apa yang harus mereka lakukan, dan yang terakhir mengevaluasi keseluruhan kegiatan yang telah mereka lakukan (Azis, dkk., 2014).

7) Siswa belajar menganalisis dan memecahkan masalah representatif.

Problem Based Learning menuntut siswa untuk mengidentifikasi,

menganalisis, mengumpulkan informasi, dan mencari solusi yang tepat untuk pemecahan masalah (Dochy, Segers dan Bossche, 2003).

8) Pembelajaran berbasis refleksi diri (self-reflective)

Penilaian diri dan rekan perlu dilakukan pada saat menyelesaikan setiap masalah dan pada akhir setiap unit kurikuler tujuan siswa memantau pemahaman mereka dan belajar menyesuaikan strategi belajar.

(34)

c. Manfaat Model Problem Based Learning

Model Problem Based Learning memiliki banyak manfaat. Menurut Smith (dalam Amir, 2009: 36) mengemukakan manfaat-manfaat Model Problem Based

Learning sebagai berikut.

1) Menjadi lebih ingat dan meningkat pemahamannya atas materi yang diajarkan oleh guru.

Pengetahuan yang didapatkan karena lebih dekat dengan konteks praktiknya akan lebih muda diingat. Konteks atau materi yang berada di sekitar siswa dan pertanyaan yang sering diajukan terhadap masalah yang diperoleh siswa tersebut akan memudahkan dalam memahami materi pelajaran.

2) Mendorong siswa untuk berpikir.

Dalam proses belajar menggunakan pembelajaran berbasis masalah dapat mendorong siswa untuk mempertanyakan, kritis, dan reflektif. Pada model pembelajaran ini, siswa dianjurkan untuk tidak terlalu terburu-buru dalam menyimpulkan sebuah materi pembelajaran melainkan berusaha untuk menemukan landasan dari argumennya dan fakta-fakta yang mendukung alasannya.

3) Meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan.

Pada model pembelajaran berbasis masalah ini, dapat melatih pendidik untuk membangun masalah yang berisi konteks praktik (realita). Dengan demikian, siswa dapat merasakan secara lebih dekat konteks yang terjadi secara langsung di lapangan.

4) Membangun kecakapan belajar (life-long learning skills)

Permasalahan dalam belajar yang diajukan oleh siswa dalam menggunakan model pembelajaran berbasis masalah berpotensi untuk melatih kecakapan siswa dalam belajar.

(35)

d. Kelebihan dan Kelemahan Model Problem Based Learning

Model Problem Based Learning ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Menurut Shoimin (2017: 132), beberapa kelebihan dari Model Problem Based

Learning adalah :

1) Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata atau fakta.

2) Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri secara mandiri melalui aktivitas belajar.

3) Pembelajaran berfokus pada masalah saat ini sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak perlu dipelajari oleh siswa.

4) Terjadinya kegiatan ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok.

5) Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan baik dari buku perpustakaan, internet, wawancara, dan observasi dll.

6) Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya secara mandiri. 7) Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi dalam kegiatan

diskusi atau melakukan presentasi dari hasil pekerjaan yang telah dilakukan. Kemudian, beberapa kelemahan dari Model Problem Based Learning adalah menurut Shoimin (2017: 132) :

1) Tidak dapat dilakukan untuk setiap materi pelajaran, ada beberapa bagian guru berperan aktif dalam menyajikan sebuah materi pembelajaran. Pembelajaran tersebut menuntut kemampuan setiap siswa yang berkaitan dengan pemecahan masalah.

2) Dalam kondisi kelas yang memiliki keragaman siswa yang tinggi akan mengalami kesulitan dalam pembagian tugas.

e. Sintaks Model Problem Based Learning

Setiap model pembelajaran pasti memiliki sintaks atau langkah-langkah pembelajarannya, berikut ini langkah-langkah dari model problem based learnnig sebagai berikut (Shoimin, 2017: 131):

(36)

1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Kemudian, menjelaskan informasi yang dibutuhkan. Lalu, memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas atau kegiatan pemecahan masalah yang dipilih.

2) Guru membantu siswa untuk menentukan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang dialami siswa.

3) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dengan materi, lalu ada kegiatan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, dan pemecahan masalah. 4) Guru membantu siswa dalam merencanakan serta menyiapkan karya yang sesuai kebutuhan siswa seperti laporan dan membantu berbagi tugas dengan teman satu kelas.

5) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang telah didapatkan selama pembelajaran.

Menurut Hamdatama (2014: 211) mengemukakan enam langkah pembelajaran Problem Based Learning, yaitu:

Tabel 2. 1 Langkah-langkah Pembelajaran Problem Based Learning No Langkah PBL Kegiatan Siswa

1. Merumuskan masalah Siswa akan menentukan masalah yang akan dipecahkan secara mandiri

2. Menganalisis masalah Siswa dapat meninjau masalah dari berbagai sudut pandang yang telah diperoleh

No Langkah PBL Kegiatan Siswa

3. Merumuskan hipotesis Siswa akan merumuskan berbagai pemecahan masalah sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya

(37)

4. Mengumpulkan data Siswa akan mencari informasi atau sumber (diinternet, buku perpustakaan dll) yang diperlukan untuk pemecahan masalah

5. Pengujian hipotesis Siswa akan mengambil kesimpulan atau merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan sebelumnya

6. Merumuskan

rekomendasi pemecahan masalah

Siswa akan melakukan kegiatan dengan menggambarkan sesuai rekomendasi yang dapat dilakukan dengan rumusan hasil pengajuan hipotesis dan rumusan kesimpulan.

Sedangkan, menurut Amir (2009: 24) mengemukakan bahwa terdapat tujuh langkah model Problem Based Learning, yaitu:

1) Mengklarifikasi istilah dan konsep

Pada tahap ini, setiap kelompok atau individu harus memastikan bahwa semua anggotanya telah memiliki pemahaman terhadap berbagai istilah atau konsep yang terdapat di dalam masalah. Melalui tahap ini, setiap kelompok dipastikan untuk memiliki pandangan terhadap berbagai istilah tersebut.

2) Merumuskan masalah

Pada tahap ini, kelompok atau individu harus mampu menjelaskan hubungan yang lebih nyata antara setiap kejadian.

3) Menganalisis masalah

Pada tahap ini, setiap anggota kelompok atau individu menyampaikan pengetahuan yang sudah dimiliki terkait masalah. Setiap anggota kelompok atau individu melakukan diskusi untuk membahas informasi faktual yang tercantum pada masalah dan juga informasi yang ada dalam

(38)

pikiran anggota. Tahap ini dapat melatih siswa untuk menjelaskan, melihat alternatif atau hipotesis terkait masalah.

4) Menata gagasan secara sistematis

Pada tahap ini, setiap kelompok atau individu melihat keterkaitan dari bagian-bagian dari masalah yang telah dianalisis sebelumnya kemudian mengelompokkannya, mana yang saling menunjang, mana yang saling bertentangan, dan sebagainya.

5) Memformulasikan tujuan pembelajaran

Pada tahap ini, setiap kelompok atau individu merumuskan tujuan pembelajaran karena sudah mengetahui bagian-bagian pengetahuan yang masih kurang dipahami. Tujuan pembelajaran yang dilakukan dikaitkan dengan analisis masalah yang dibuat oleh peserta didik. Tujuan pembelajaran tersebut akan menjadi dasar tugas secara individu di setiap kelompok belajar yang ada.

6) Mencari informasi tambahan dari sumber yang lain

Pada tahap ini, setiap anggota kelompok atau individu mencari informasi tambahan dari sumber yang berbeda. Setiap anggota kelompok belajar sendiri dengan efektif pada tahap ini agar mendapatkan informasi yang relevan,

7) Menggabungkan dan menguji informasi baru dan membuat laporan Pada tahap ini, setiap anggota kelompok atau individu mempresentasikan laporannya di hadapan anggota kelompok lain. Setelah itu, kelompok menggabungkan informasi-informasi yang penting dari hasil laporan setiap anggota.

Tahap-tahap Model Problem Based Learning dapat berlangsung dalam satu kali pertemuan dan dapat pula berlangsung dalam beberapa pertemuan. Hal demikian juga tergantung pada kondisi dan konteks materi yang diajarkan pada setiap kelas. Pada produk yang akan dihasilkan, peneliti mengunakan tujuh langkah Model Problem Based Learning yang merupakan perpaduan antara pendapat Amir (2009: 24) dan Hamdatama (2014: 211). Ketujuh langkah tersebut hanya akan

(39)

digunakan selama satu kali pembelajaran disetiap mata pelajaran karena materi yang diajarkan tidak begitu luas dan tidak menuntut aktivitas yang berat, kemungkinan akan melakukan kegiatan di rumah. Secara umum, perpaduan tujuh langkah model pembelajaran yang akan digunakan peneliti yaitu :

a) Mengklarifikasi istilah dan konsep b) Merumuskan masalah

c) Menganalisis masalah d) Merumuskan hipotesis e) Mengumpulkan data f) Pengujian hipotesis

g) Merumuskan pemecahan masalah

Dalam sintaks atau langkah dari model Problem Based Learning dapat peneliti simpulkan bahwa model yang menekankan pada masalah yang relevan dengan siswa dalam kehidupan sehari-hari hingga nantinya siswa dapat menemukan pengetahuan serta pengalaman baru dari masalah yang diberikan. Langkah awal dalam model Problem Based Learning yaitu mengklarifikasi istilah dan konsep, merumuskan masalah, menganalisis masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, pengujian hipotesis, dan merumuskan pemecahan masalah.

3. Organ Pencernaan Manusia

a. Pengertian Organ Pencernaan Manusia

Sistem pada organ pencernaan manusia adalah suatu sistem dalam tubuh yang berperan sebagai penerima makanan dari luar, yang kemudian diproses di dalam organ-organ pencernaan manusia, diawali dari menerima makanan dari luar, mencerna, menyerap bahan yang dapat diserap, serta mengeluarkan sisa-sisa pencernaan (Agustini, 2019: 2-3). Pada organ pencernaan manusia terdapat enam organ utama serta urutan dalam sistem pencernaan yaitu mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. Berikut adalah enam organ pencernaan mausia beserta fungsinya.

(40)

1) Mulut

Mulut adalah pintu masuknya makanan. Di dalam mulut terdapat lidah, rongga mulut, kelenjar ludah dan gigi. Fungsi mulut yaitu untuk mencerna makanan, menghancurkan makanan (menggunakan gigi) , mengecap rasa (pada lidah) dan membantu menelan makanan. Di dalam mulut akan terjadi pencernaan mekanis antara gigi dengan lidah dan pencernaan kimiawi pada ludah yang mengandung enzim ptialun.

2) Kerongkongan

Kerongkongan adalah suatu penghubung antara mulut dan lambung. Kerongkongan disebut juga esofagus. Kerongkongan berbentuk seperti tabung dan memiliki otot. Otot pada kerongkongan berfungsi untuk membawa makanan dari mulut ke lambung dengan menggunakan gerak peristaltik.

3) Lambung

Lambung adalah organ pencernaan yang berfungsi untk mencerna berbagai zat-zat pada makanan. Lambung terletak dibagian bawah dekat rongga badan. Pada lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan menggunakan enzim pepsin, enzim lipase, enzim renin, dan asam lambung (HCI).

4) Usus halus

Usus halus adalah tempat penyerapan sari-sari makanan. Proses terjadinya pencernaan kimiawi dengan bantuan enzim tripsin, enzim amilase dan enzim lipase. Sari-sari pada makanan diserap melalui usus yang disebut vili. Seluruh sari makanan kecuali asam lemak dan gliserol diangkat melalui vena porta menuju ke hati. Sedangkan asam lemak dan gliserol diangkut melalui pembuluh limfa.

5) Usus Besar

Usus Besar adalah usus yang terbesar. Fungsinya adalah untuk memilah kembali hasil pencernaan. Proses terjadinya penyerapan air dengan jumlah yang terbesar daripada organ lain dan terjadi proses pembusukan sisa-sisa makanan dengan adanya bantuan bakteri.

(41)

6) Anus

Anus adalah penghubung antara rektum dengan lingkungan luar tubuh. Pada anus, terdapat otot sphinkter yang berfungsi untuk membuka dan menutup anus. Fungsi utama anus adalah sebagai alat pembuangan feses melalui proses buang air besar (defekasi).

b. Cara memelihara kesehatan organ pencernaan manusia

Cara memelihara kesehatan organ pencernaan pada manusia menurut, Syuri, 2011: 27) adalah sebagai berikut.

1) Makan makanan yang bergizi serta seimbang dan tidak berlebihan misalnya, mengkonsumsi makanan yang pedas dan asam.

2) Melakukan pola makan yang teratur dengan makan tiga kali dalam sehari. 3) Kebersihan pada makanan dan peralatan yang digunakan untuk makan harus

terjaga atau bersih.

4) Minum air putih dengan jumlah yang cukup

5) Mengurangi makanan yang mengandung banyak gula, seperti permen dan cokelat

c. Dampak yang dapat menyerang organ pencernaan manusia

Beberapa dampak penyakit yang dapat menyerang organ pencernaan pada manusia, salah satunya adalah sebagai berikut.

1) Diare (Mencret)

Diare terjadi jika orang yang menderita akan mengalami buang air besar encer dan terjadi bisa 3-4 kali sehari. Penyakit mudah sekali menyerang anak-anak, terutama pada anak yang kekurangan gizi. Hal yang menyebabkannya adalah kebersihan pada makanan atau terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang pedas dan asam.

2) Maag

Maag ini akan terjadi sakit pada bagian lambung dan usus yang ada dalam tubuh. Perut akan terasa mual dan sakit saat makan. Hal yang dapat menyebabkan karena adanya produksi asam klorida yang berlebihan pada bagian lambung.

(42)

3) Sembelit

Gejala ini terjadi untuk yang susah membuang air besar. Hal ini mengakibatkan karena makanan yang dikonsumsi kurang berserat dan dapat menganggu pencernaan.

4. Makanan Sehat

a. Pengertian Makanan Sehat

Makananan Sehat adalah makanan yang mempunyai gizi yang seimbang. Makanan yang bergizi tidak harus yang harganya mahal, enak dan mengenyangkan saja. Makanan bergizi seimbang yaitu makanan yang mengandung berbagai zat yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Artinya, zat gizi tidak diperbolehkan berlebih dan tidak diperbolehkan kurang (Eko, 2008: 6). Kebutuhan tubuh dengan adanya berbagai zat makanan tidak akan terpenuhi jika kita hanya mengkonsumsi satu jenis makanan saja. Setiap makanan mengandung zat gizi yang berbeda dan dalam jumlah yang berbeda pula. Agar semua zat makanan yang diperlukan tubuh dapat terpenuhi, kita harus makan berbagai jenis makanan.

Makanan sehat adalah makanan yang tepat untuk menambah nutrisi bagi tubuh kita, yang didalamnya terkandung zat-zat gizi. Zat-zat gizi tersebut yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air (Hardani dalam Angga 2012: 5). Makanan sehat harus mengandung gizi yang seimbang akan gizi dan baik untuk dikonsumsi oleh tubuh. Mengetahui hubungan antara makanan yang dikonsumsi dan dampaknya bagi kesehatan penting untuk dipahami, agar orang dapat memilih makanan sehat yang dibutuhkan oleh tubuh (Angga,2010: 5) Dari beberapa penjelasan ahli, peneliti dapat menyimpulkan bahwa makanan sehat adalah makanan yang mempunyai banyak gizi yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air.

(43)

Berikut adalah contoh gambar makanan sehat.

Gambar 2. 1 Makanan Sehat

b. Jenis-Jenis Makanan Sehat yang mengandung gizi

Dalam mengkonsumsi makanan, sangat perlu diperhatikan supaya asupan yang dimakan oleh orang mempengaruhi gizi yang baik dan menyehatkan bagi tubuh. Berikut makanan yang menyehatkan dan bergizi menurut Eko, (2008: 6).

1) Nasi, kentang, jagung, roti, ubi, dan sagu yang biasa dijadikan sebagai makanan pokok.

2) Daging, ikan, tahu, tempe, telur, dan cumi dijadikan sebagai lauk pauk. 3) Sayur-sayuran, misalnya kangkung, bayam, wortel, dan buncis.

4) Buah-buahan yang segar, misalnya jeruk, apel, anggur, pisang, dan jambu. 5) Susu, misalnya susu sapi dan susu kambing.

Berikut contoh gambar makanan dan minuman sehat:

(44)

Gambar 2. 3 Susu

Makanan-makanan tersebut mengandung gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Karbohidrat terdapat pada makanan pokok. Pada makanan terdapat protein yang terdiri dari dua jenis, yaitu protein hewani dan protein nabati. Protein hewani adalah protein yang berasal dari hewan, misalkan pada daging unggas, daging ruminasia (sapi,kambing). Protein nabati adalah jenis protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, seperti kacang hijau, kedelai. Vitamin banyak terdapat pada sayur-sayuran dan buah-buahan. Kemudian, mineral biasanya banyak terdapat pada sayur, susu dan ikan. Berdasarkan uraian dari penjelasan ahli, peneliti menyimpulkan bahwa jenis-jenis makanan sehat mengandung zat seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Jenis makanan yang menyehatkan itu meliputi makanan pokok, lauk-pauk, sayur-sayuran, buah-buahan, dan susu.

c. Jenis – Jenis makanan tidak sehat

Dalam mengonsumsi makanan kita juga harus bisa menjaga akibat makanan yang tidak sehat untuk dikonsumsi. Makanan tidak sehat yang tidak memberikan asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh dan mengandung zat tambahan yang tidak diperlukan oleh tubuh. Hal tersebut juga perlu diperhatikan, berikut makanan yang tidak sehat menurut Arif, 2019: 1 :

1) Mie instan

2) Daging olahan seperti sosis, nugget

3) Junk food atau makanan cepat saji seperti pizza, burger dll 4) Coklat, Permen

(45)

Gambar 2. 5 Soda

6) Soda seperti coca-cola, sprite dll

Berikut contoh gambar makanan dan minuman tidak sehat.

Makanan-makanan tersebut yang mengandung banyak gula, lemak dan pengawet. Makanan seperti itu seharusnya dihindari dan tidak sehat untuk tubuh kita karen telah melewati berbagai proses sehingga menghilangkan nutrisi sehat bagi tubuh serta bisa menimbulkan penyakit apabila kita mengonsumsi makanan yang tidak sehat itu terlalu sering.

d. Zat Gizi Pada Makanan

Menurut Ade (2016: 3) Zat gizi merupakan ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu:

1) Menghasilkan zat tenaga

2) Membangun dan memelihara jaringan 3) Mengatur proses-proses kehidupan

Dari fungsi zat gizi menurut Ade, penjelasan lebih rinci terkait fungsi zat gizi ada tiga yang bermanfaat dalam tubuh, yaitu:

a) Karbohidrat adalah sumber zat gizi paling utama yang dapat menghasilkan energi bagi tubuh manusia. Ikatan organik yang mengandung karbon dalam karbohidrat dapat dibakar dan menghasilkan tenaga sehingga dinamakan zat tenaga.

b) Protein adalah bagian terbesar dari jaringan tubuh. Protein memiliki fungsi untuk membentuk sel-sel yang baru, memelihara yang ada dalam tubuh, dan mengganti sel-sel yang rusak. Dalam uraian diatas, zat gizi tersebut dinamakan zat pembangun.

(46)

c) Mineral dan vitamin sangat diperlukan untuk mengatur proses kesehatan dalam tubuh. Mineral dan vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam proses oksidasi (pengikatan senyawa dengan oksigen). Air sangat diperlukan pada manusia untuk melarutkan bahan-bahan di dalam tubuh seperti di dalam darah, cairan pencernaan, jaringan dan mengatur suhu tubuh, peredaran darah, pembuangan sisa-sisa ekskresi dan lain-lain. Dalam uraian di atas, zat gizi ini dinamakan sebagai zat pengatur. Berikut adalah contoh beberapa jenis makanan yang terdapat zat gizi serta manfaatnya pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. 2 Beberapa Kandungan Zat Gizi dari Sumber Makanan serta Manfaat Kandungan

Zat Gizi Sumber Makanan Manfaat

Vitamin A Nabati:Wortel, bayam Hewani : Susu, keju

- Kesehatan mata atau penglihatan

- Sebagai antioksidan Vitamin D Tubuh dapat menghasilkan

vitamin D dari serapan sinar matahari pada kulit

Pembentukan tulang

Vitamin E Kecambah, biji-bijian, mentega, buah dan sayuran

Mencegah kanker

Vitamin K Berasal dari bahan makanan mikroflora dalam usus

Mencegah kerapuhan tulang

Vitamin C Jeruk, tomat, kentang, dan brokoli

- Meningkatkan kekebalan tubuh - Membantu penyerapan

(47)

Kandungan

Zat Gizi Sumber Makanan Manfaat

Vitamin B1 Kacang-kacangan, produk gandum seperti roti dan sereal

Membantu tubuh memproses karbohidrat dan beberapa protein Vitamin B2 Susu, daging ayam, daging

sapi

Membantu

pembentukan sel darah merah

Vitamin B3 Daging unggas, daging sapi, gandum utuh

Membantu pencernaan proses pengubahan makanan menjadi energi

Vitamin B6 Pisang, kacang polong, bayam, telur

Membantu tubuh untuk memecah protein Vitamin B12 Daging unggas, kepiting,

kacang kedelai

- Membantu

pembentukan sel darah merah

- Membantu pembelahan sel

Protein Hewani : Ayam, Ikan Nabati : Kedelai, kacang hijau

- Untuk pertumbuhan - Sebagai zat penggerak Karbohidrat Komplek : kentang, jagung

Sederhana : gula pasir

- Menghasilkan tenaga - Memberikan rasa

kenyang Lemak Lemak jenuh : donat

Kentang goreng

Lemak tidak jenuh : Alpukat, minyak wijen

- Meningkatkan jumlah energi

- Menambah lezatnya makanan

(48)

Dari tabel di atas, dapat diuraikan bahwa dari beberapa sumber makanan yang ada baik itu berasal dari nabati ataupun hewani memiliki zat gizi yang berbeda-beda walaupun ada beberapa sumber makanan yang tekandung dalam zat gizi yang sama. Adapun manfaatnya juga di setiap jenis makanan yang ada contohnya seperti wortel memiliki manfaat untuk menyehatkan mata.

e. Penyakit/ Gejala yang Muncul akibat Makanan

Menurut Ade (2016: 41) penyakit atau gejala yang muncul akibat makanan biasanya terjadi karena bawaan makanan. Kejadian tersebut dapat berasal dari bahan baku/mentah yang terkontaminasi, proses membuat makanan yang tidak bersih, cara penyimpanan dll. Hal tersebut akan bisa terjadi tubuh seseorang muncul penyakit atau gejala dari makanan dan bisa membuat tubuh menjadi tidak sehat. Maka dari itu kita harus tahu kira-kira makanan apa saja yang bisa timbul karena adanya penyakit dan harus menjaga makanan yang dimakan.

Tabel 2. 3 Beberapa Penyakit atau Gejala yang Muncul Akibat Makan Terlalu Berlebihan dan Cara Mengatasinya

Penyakit/gejala Jenis makanan Cara mengatasi

Diare, Mual  Susu dan olahannya  Pangan hewani :

(daging, unggas, telur)

Gunakan bahan mentah yang bersih dan sehat

Kandungan

Zat Gizi Sumber Makanan Manfaat

Mineral (= Kalsium)

kacang-kacangan, susu olahan dari keju

- Membantu membentuk tulang dan gigi

- Membantu proses kontraksi dan relaksasi otot

(49)

 Jenis makanan yang kurang bersih dan tidak hiegenis Demam, sakit perut, sakit

kepala

 Daging unggas khususnya ayam  Daging merah (sapi,

kambing)

-Simpan daging unggas dengan suhu kurang dari 5 derajat -Hanya boleh dipanaskan 1 kali saja

Pusing, Diare  Bakso  Lontong

-Hindari bakso yang berwarna agak putih dan kenyal

-Lontong terlihat kenyal dan terasa tajam

Gangguan fungsi hati, kandung kemih, dan meningkatkan kanker

Sirup, tahu, kembang gula

-Menghindari jajan yang warnanya sangat mencolok -Memilih makanan yang telah terdaftar resmi

Pembesaran hati dan ginjal

Saos sambal/cabe Menghindari jajan yang warnanya sangat mencolok -Memilih makanan yang telah terdaftar resmi

Dari tabel di atas, dapat diuraikan bahwa dari beberapa jenis penyakit atau gejala yang muncul pada makanan sering terjadi yaitu penyakit diare. Penyakit Diare sangat sering terjadi pada setiap orang akibat tidak teraturnya makanan yang dimakan dan banyaknya makanan yang sudah tercampur di dalam tubuh manusia dan mengakibatkan perut menjadi sakit seperti diare dan terjadi buang air besar. f. Pentingnya Makanan Sehat pada Tubuh

Pentingnya makanan sehat pada tubuh itu sangat diperlukan untuk setiap manusia, supaya tubuh tetap sehat dan tidak mengalami rasa sakit ataupun gejala apapun. Menurut Ade (2016: 25) ada cara menjaga makanan supaya gizi seimbang yaitu:

(50)

1) Biasakan makan 3 kali sehari (pagi, siang dan malam) 2) Biasakan konsumsi ikan dan sumber protein lainnya 3) Perbanyak konsumsi sayuran dan cukup buah-buahan

4) Biasakan membawa bekal dari rumah dan air putih ke sekolah 5) Membatasi konsumsi makanan cepat saji dan jajanan

Selain itu, apabila gizi yang diinginkan tetap seimbang, kita harus mengikuti kegiatan secara rutin dengan adanya pada tumpeng gizi. Hal ini dibuat supaya kita tetap bisa menjaga tubuh kita tetap sehat dan mengkonsumsi makanan yang terjaga serta sehat. Berikut gambar tumpeng gizi.

Tumpeng Gizi Seimbang yang dapat dijadikan panduan kita untuk dapat hidup sehat dan bergizi dengan cara selalu makan makanan yang beraneka ragam jenisnya, melakukan aktivitas fisik (olahraga, bermain), menjaga kebersihan diri (mencuci tangan dengan sabun sebelum makan salah satunya) dan memantau berat badan.

Gambar

Tabel 2. 1 Langkah-langkah Pembelajaran Problem Based Learning
Gambar 2. 5 Soda
Tabel 2. 2 Beberapa Kandungan Zat Gizi dari Sumber Makanan serta Manfaat  Kandungan
Tabel 2. 3 Beberapa Penyakit atau Gejala yang Muncul Akibat Makan Terlalu  Berlebihan dan Cara Mengatasinya
+7

Referensi

Dokumen terkait

1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai

“Pengelolaan Pembelajaran Matematika Dengan Model Kumon Di Bimbingan.. Belajar Hayam Wuruk Sragen”. Dari penelitian ini, diketahui bahwa : 1) Kegiatan perencanaan meliputi

Hasil penelitian tindakan kelas yang berjudul “Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Kemampuan Siswa Berbicara untuk Menanggapi Kejadian suatu Peristiwa Menggunakan Media

Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation menurut Istarani (2012: 87) adalah (1) siswa menjadi satu kelompok sesuai dengan kemampuan masing-masing

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan upaya peningkatan kerja sama dan hasil belajar pada materi pokok macam-macam gaya dalam subtema 1 menggunakan model

5.1.1 Proses pengembangan bahan ajar “alat musik tradisional Indonesia” untuk siswa kelas IV SD Negeri 3 Somopuro yang dikembangkan peneliti sesuai dengan prosedur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENGOPTIMALKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk meningkatkan rasa tanggung jawab dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)