• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemerintah Indonesia juga telah menghimbau untuk menerapkan sistem mutu yang didasarkan pada SNI seri yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemerintah Indonesia juga telah menghimbau untuk menerapkan sistem mutu yang didasarkan pada SNI seri yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

Bab I Pendahuluan

I.1 Latar Belakang

Batik merupakan kain kerajinan khas budaya Indonesia yang menjadi warisan turun-temurun. Saat ini batik sudah menjadi identitas bangsa. Diperkuat dengan pernyataan dari UNESCO, badan PBB yang menangani Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan pada tahun 2009 lalu, bahwa batik adalah Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi milik negara Indonesia.

Berdasarkan data statistik dari BPS yang diolah oleh Pusdatin Kementrian Perindustrian, ekspor batik Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2007 hingga tahun 2011. Dengan munculnya pengakuan dari UNESCO, ekspor batik mengalami peningkatan yang sangat signifikan pada tahun 2009.

Gambar I.1 Pertumbuhan Ekspor Batik (Sumber: Pusdatin Kementrian Perindustrian)

Indonesia harus terus berusaha untuk menjaga eksistensi batik mengingat dengan diberlakukannya perdagangan bebas China dan ASEAN, banyak Negara lain yang memproduksi batik dapat dengan mudah masuk ke pasaran. Untuk menghadapi pasar bebas dan mewujudkan batik Indonesia yang mampu berdaya saing sehingga dapat mempertahankan tingkat ekspor, batik perlu diberlakukan standarisasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) untuk menjamin konsistensi mutu batik yang diproduksi.

Pemerintah Indonesia juga telah menghimbau untuk menerapkan sistem mutu yang didasarkan pada SNI seri 19-9000 yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri

(2)

2

Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 108/Mpp/Kep/5/96 dalam rangka meningkatkan daya saing, memberikan perlindungan kepada konsumen, serta mendukung upaya pencapaian saling pengakuan kegiatan standarisasi dengan negara lain. SNI seri 19-9000 didasarkan pada standar ISO 9001.

Untuk mendapat pengakuan standarisasi Sistem Manajemen Mutu secara internasional diperlukan penerapan standarisasi Sistem Manajemen Mutu berdasarkan ISO 9001:2008. Dengan menerapkan SMM berdasarkan ISO 9001:2008, produk yang dihasilkan dari suatu sistem manajemen mutu internasional diharapkan akan memiliki kualitas yang baik dan diakui secara internasional.

Menurut George Guchu and Zsumbah Mwanaongoro (2012), ada enam ringkasan manfaat ISO, yaitu jaminan hubungan bisnis dengan sebagian Bangsa, beberapa negara khususnya masyarakat Eropa bersikeras melakukan bisnis dengan perusahaan-perusahaan bersertifikat ISO saja. Selanjutnya adalah pengakuan di seluruh dunia karena dianggap standar kualitas universal; penggunaan label sertifikasi dalam pemasaran; sebuah daftar di internasional "bersertifikat pemasok"; peningkatan kualitas, produktivitas, dan mengurangi biaya yang terkait dengan sistem kualitas dasar; serta penghapusan biaya, waktu, dan audit pihak kedua oleh calon pelanggan.

Batik Mahkota Cirebon adalah perusahaan produsen batik yang sedang berkembang. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 11 Januari 2013 (dapat dilihat pada lampiran A) dengan Bapak Ari Muktiono selaku direktur dari Batik Mahkota, menyatakan bahwa Batik Mahkota memiliki 35 karyawan untuk menjalankan usahanya dan telah memasarkan produknya sampai ke manca Negara dan ada juga Warga Negara Asing yang datang langsung untuk membeli produknya. Untuk dapat mempertahankan usahanya ditengah persaingan dengan Negara lain, Batik Mahkota membutuhkan standarisasi SMM untuk menjaga konsistensi mutu batik yang diproduksinya.

Dalam mengimplementasikan sistem manajemen mutu berdasarkan ISO 9001:2008, Batik Mahkota harus dapat memenuhi persyaratan dokumentasi yang

(3)

3

diatur dalam klausul 4.2 ISO 9001:2008, yaitu manual mutu, prosedur, instruksi kerja, dan rekaman. Pendokumentasian proses diwujudkan dengan Standard Operating Procedure (SOP). SOP merupakan pedoman yang menggambarkan standar aktivitas atau proses bisnis yang ada di perusahaan. SOP diperlukan untuk memudahkan dan menyamakan persepsi semua orang yang memanfaatkannya atau yang berkepentingan, sehingga pelaku proses dapat lebih memahami dan mengerti tentang setiap langkah kegiatan yang harus dilaksanakannya (Stup, 2001).

Dalam pembuatan SOP diperlukan juga persyaratan lain yang mendukungnya.

Persyaratan lain merupakan hal yang menjadi requirement untuk memenuhi standar ISO 9001:2008. Dengan adanya SOP, diharapkan unit kerja di suatu perusahaan dapat memberikan konsistensi dalam menjalankan prosedur kerja serta dapat mengetahui peran di dalam perusahaan.

Saat ini Perusahaan Batik Mahkota belum memenuhi persyaratan dokumentasi seperti yang disyaratkan dalam standar ISO 9001:2008 klausul 4.2. Proses bisnis, struktur organisasi, dan job description di perusahaan Batik Mahkota juga masih belum terdokumentasi. Sehingga belum adanya penetapan tanggung jawab dan wewenang bagi pegawai perusahaan. Hal ini bisa menghambat pekerjaan karena belum adanya pembagian yang jelas mengenai tugasnya dan menyebabkan kurangnya kekonsistenan para pelaku proses dalam melaksanakan pekerjaannya.

Selain itu, direktur sebagai pemimpin perusahaan belum menetapkan kebijakan mutu dan sasaran mutu perusahaan seperti yang ditetapkan di klausul 5. Kebijakan mutu adalah komitmen melalui pernyataan resmi top management mengenai tujuan dan arah kinerja perusahaan. Sedangkan sasaran mutu adalah tujuan yang akan dicapai dalam melakukan proses pada suatu perusahaan didasarkan pada kebijakan mutu. Dengan belum ditetapkannya kebijakan dan sasaran mutu perusahaan, Batik Mahkota tidak memiliki arah dan tujuan yang jelas dalam menjalani bisnisnya, sehingga belum adanya target-target perusahaan yang terukur.

Dari permasalahan yang telah diuraikan, maka pada penelitian ini akan dibahas mengenai perancangan SOP dan persyaratan lain berdasarkan klausul 4 dan 5 ISO

(4)

4

9001:2008 agar perusahaan dapat menerapkan sistem manajemen mutu di Perusahaan Batik Mahkota.

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apa saja persyaratan yang harus dipenuhi oleh perusahaan Batik Mahkota berdasarkan requirement klausul 4 dan 5 ISO 9001:2008?

2. Bagaimana kondisi Sistem Manajemen Mutu perusahaan Batik Mahkota saat ini merujuk pada requirement klausul 4 dan 5 ISO 9001:2008?

3. Bagaimana rancangan SOP dan persyaratan lain di Perusahaan Batik Mahkota yang memenuhi requirement klausul 4 dan 5 ISO 9001:2008 menggunakan metode benchmarking?

I.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi persyaratan yang harus dipenuhi oleh perusahaan Batik Mahkota berdasarkan requirement klausul 4 dan 5 ISO 9001:2008.

2. Mengidentifikasi kondisi Sistem Manajemen Mutu perusahaan Batik Mahkota saat ini merujuk pada requirement klausul 4 dan 5 ISO 9001:2008.

3. Merancang SOP dan persyaratan lain di Perusahaan Batik Mahkota yang memenuhi requirement klausul 4 dan 5 ISO 9001:2008 menggunakan metode benchmarking.

I.4 Batasan Penelitian

Adapun batasan dari penelitian ini adalah:

1. Data yang digunakan adalah data ketika dilakukan penelitian.

2. Perancangan yang dibuat tidak termasuk klausul 4.2.2, 4.2.3, dan 4.2.4.

3. Perancangan yang dibuat pada Perusahaan Batik Mahkota tidak sampai pada tahap implementasi dan sertifikasi.

4. Perancangan tidak mempertimbangkan aspek keuangan.

(5)

5 I.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menerapkan sistem manajemen mutu sesuai dengan ISO 9001:2008.

2. Memberikan rekomendasi kepada Perusahaan mengenai rancangan Sistem Manajemen Mutu sesuai persyaratan klausul 4 dan klausul 5 ISO 9001:2008 sehingga unit kerja perusahaan dapat mengetahui peran kerjanya dengan baik dan menjalankannya sesuai standar.

3. Perusahaan mendapat kemudahan untuk mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008.

I.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini berisi uraian mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Pada bab ini berisi teori yang relevan dengan permasalahan yang diteliti.

Bab ini membahas tentang hubungan antar konsep yang menjadi kajian penelitian.

Bab III Metodologi Penelitian

Pada bab ini dijelaskan mengenai model konseptual serta langkah- langkah penelitian secara rinci meliputi: tahap pengumpulan dan pengolahan data, tahap perancangan dan analisis data, hingga penarikan kesimpulan dan pemberian saran.

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pada bab ini akan dikumpulkan data-data dari Batik Mahkota berupa profil perusahaan, struktur organisasi, dan sistem manajemen mutu perusahaan. Selain itu akan dikumpulkan data berupa dokumen klausul 4 dan klausul 5 ISO 9001:2008, serta data mitra benchmarking. Setelah pengumpulan data tersebut akan dilakukan identifikasi gap antara

(6)

6

kondisi perusahaan saat ini dibandingkan dengan requirement klausul 4 dan klausul 5 ISO 9001:2008. Hasil identifikasi gap akan menjadi masukan untuk analisis benchmarking terhadap data perusahaan mitra benchmarking yang akan menjadi dasar untuk perancangan.

Bab V Perancangan dan Analisis Data

Pada bab ini dilakukan perancangan Sistem Manajemen Mutu berdasarkan klausul 4 dan klausul 5 ISO 9001:2008 untuk Batik Mahkota. Selanjutnya hasil rancangan akan dilakukan analisis.

Bab VI Kesimpulan dan Saran

Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Selain itu, akan dijelaskan juga mengenai saran bagi Batik Mahkota untuk penelitian selanjutnya.

Gambar

Gambar I.1 Pertumbuhan Ekspor Batik  (Sumber: Pusdatin Kementrian Perindustrian)

Referensi

Dokumen terkait

Mesin baru mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan salvage  value berdasarkan pengalaman pada akhir tahun kelima sebesar Rp.  15.000.000,‐. Berdasarkan

Hasil ini sesuai dengan penelitian Manopo (2013) mengenai Faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal perbankan yang go publick di BEI tahun 2008-2010

ditangani dibagi Jumlah Pengaduan yang masuk x t00yo DPA Inspektorat 20t9 Laporan Hasil Pengawasan yang ditindaklanjuti Jumlah rekomendasi. pengawasan yang

Bunyi hanya dapat merambat melalui medium. Gelombang-gelombang bunyi, jika tidak dirintangi akan menyebar didalam semua arah dari sebuah sumber. Sebagai contoh, getaran

satu contoh obat yang tergolong biguanid adalah metformin dengan berbagai karakteristik sebagai berikut: (a) menurunkan kadar glukosa darah dengan memperbaiki transport glukosa

Penelitian ini dilakukan di daerah Wonokromo Surabaya dengan tujuan untuk mengetahui bentuk komersialisasi pelaku prostitusi remaja di stasiun Wonokromo. Fokus penelitian ini

mengekspresi apabifa tidak diangkat (gen-dongan) kan ketidak mendapat-kan (digendong). atau meronta nyamanan. Menunjuk ka!au merasa sesuatu yang tidak nyaman. Menyatakan

Dari uraian diatas, penulis berkeinginan untuk meneliti dan mengetahui lebih lanjut mengenai modal sosial yang dapat menjadi suatu upaya untuk mengembangkan