• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut juga berimbas kepada Gereja. Menurut Tata Gereja GKJ, Gereja adalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Bab I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut juga berimbas kepada Gereja. Menurut Tata Gereja GKJ, Gereja adalah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Bab I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Pemikiran dan ilmu pengetahuan selalu mengalami perubahan. Dunia di sekitarnya juga turut merasakan perubahan tersebut, terutama mempengaruhi pola pemahaman manusia terhadap segala sesuatu. Perubahan teknologi yang terjadi saat ini misalnya diciptakannya alat transportasi masa yang berkecepatan tinggi dan alat komunikasi yang modern membuat setiap orang dari berbagai belahan dunia saling berinteraksi tanpa memakan waktu dan biaya yang banyak.

Namun perubahan tersebut juga pada akhirnya berimbas pada sistem nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat. Pada saat ini penulis menemukan bahwa perubahan nilai dan norma yang terjadi terlihat dengan jelas. Misalnya karena sekarang jamannya Punk, maka anak muda jaman sekarang akan menindik bagian tubuhnya dan menata rambutnya agar bisa berdiri tegak dan kaku. Atau misalnya jika sekarang siswa SMA pergi ke sekolah menggunakan kendaraan bermotor, maka seorang siswa SMA akan malu jika tidak mengendarai motor.

Dengan demikian perubahan yang terjadi tidak selalu memberikan efek yang mendatangkan berkat bagi banyak orang, tetapi perubahan juga tidak jarang membawa efek yang negatif.

Perubahan tersebut juga berimbas kepada Gereja. Menurut Tata Gereja GKJ, Gereja adalah

…….Kehidupan bersama religius yang berpusat pada penyelamatan Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus, yang ada di suatu tempat tertentu, yang telah memiliki Majelis, dan yang telah mampu menanggung semua jenis tanggung jawab baik pemberitaan Injil, pemeliharaan Warga Gereja, maupun penyelenggaraan organisasi Gereja1….

Gereja sebagai persekutuan orang percaya perlu untuk mengambil sikap terhadap perubahan tersebut. Salah satu tanggung jawab Gereja yang menurut penulis berkaitan dengan sikap terhadap perubahan adalah tanggung jawab pemeliharaan warga Gereja. Dengan demikian Gereja melalui Majelis mempunyai tanggung jawab untuk memelihara warga Gereja sehingga di tengah perubahan yang terjadi, efek perubahan yang negatif dapat dihindari oleh warga Gereja.

Untuk itu Gereja melalui Majelis perlu untuk memikirkan dan merencanakan pemeliharaan warga Gereja dengan sungguh-sungguh mengingat keadaan di sekitarnya.

1 Tim Tata Gereja Sinode GKJ (ed), Tata Gereja Gereja-gereja Kristen Jawa, Sinode Gereja-gereja Kristen Jawa, 1999, hal 3

(2)

B. Permasalahan dan Batasan Permasalahan

Akan tetapi yang terjadi adalah kebutuhan Gereja bukan hanya mengadakan pemeliharaan terhadap warga Gereja saja. Untuk itu yang menjadi harapan adalah warga Gereja mampu secara dewasa menjawab tantangan dan permasalahan yang mereka hadapi secara mandiri dan bertanggung jawab sesuai dengan imannya. Dengan demikian proses pendewasaan iman warga Gereja merupakan hal penting yang perlu diperhatikan oleh Gereja.

Di dalam usaha mendewasakan iman warga Gereja dalam lingkup GKJ, Sinode GKJ melalui Lembaga Pembinaan dan Pengaderan Sinode (LPPS) yang bekerja sama dengan GKI (sw) Jateng bersama membentuk suatu usaha; yaitu Pembinaan Warga Gereja (PWG) yang bertujuan untukmendewasakan iman warga Gereja; yaitu dengan membentuk warga Gereja menjadi orang- orang yang beriman dalam perubahan yang terjadi di dalam masyarakat. Sinode GKJ melalui LPPS merencanakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan usaha pembinaan tersebut sehingga sesuai dengan tujuan PWG, Gereja-gereja dalam lingkup GKJ mampu menjadi orang yang beriman di dalam perubahan. Salah satu kegiatan LPPS dalam usaha PWG yang secara eksplisit mempergumulkan penghayatan hidup berkeluarga adalah Masa Penghayatan Hidup Berkeluarga (MPHB).

Pembahasan tentang MPHB tidak bisa dilepaskan kaitannya dengan keluarga-keluarga Kristen dan pendidikan iman yang dilaksanakan di dalamnya. Satuan terkecil di dalam Gereja adalah keluarga. Mereka menjadi kelompok pertama yang berhadapan dengan pergumulan anggota keluarganya. Mungkin akan terlalu berat bagi Majelis sebagai sebuah institusi Gereja jika setiap permasalahan dan pergumulan setiap keluarga selalu menunggu jawaban dari Majelis. Dengan demikian keluarga juga diharapkan untuk mampu memberikan jawaban secara dewasa dan mandiri atas pergumulan yang sedang dihadapinya sesuai dengan iman Kristen. Untuk itu Majelis sebagai pemegang pemerintahan Gereja perlu mencari sebuah solusi atau sarana agar di dalam keluarga Kristen yang terdiri atas orang tua dan anak mampu bekerja sama antara satu dengan yang lain maupun dengan Majelis Gereja untuk bergumul dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah perubahan yang sedang dan terus terjadi. Kegiatan MPHB yang berpusat pada keluarga bertujuan untuk meningkatkan penghayatan hidup berkeluarga sebagai keluarga kristen di tengah perubahan jaman2.

2 Pdt. Widdwissoeli M. Saleh, S.Th(ed), Hari Raya dan Simbol Gerejawi, Lembaga Pembinaan dan Pengaderan Sinode GKJ dan GKI Jateng:2000, hal 80

(3)

GKJ Purwodadi sebagai bagian dari Sinode GKJ turut ambil bagian dalam pelaksanaan MPHB.

Majelis GKJ Purwodadi mempunyai sarana PWG untuk memandirikan dan mendewasakan iman warga Gereja sehingga mampu menjawab pergumulan hidupnya sehari-hari. Demikian juga terkhusus dengan kegiatan MPHB, keluarga Kristen dalam lingkup GKJ Purwodadi juga dimandirikan dan didewasakan imannya melalui bahan-bahan pada kegiatan MPHB. Yang kemudian menjadi pertanyaan adalah apakah sebenarnya hakekat dan fungsi PWG atau PWG yang ideal bagi Sinode GKJ? Bagaimanakah MPHB menurut Sinode GKJ? Bagaimanakah PWG dan MPHB menurut GKJ Purwodadi? Kemudian faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan MPHB di GKJ Purwodadi? Bagaimanakah pelaksanaan PWG di GKJ Purwodadi?

Dan terkait dengan pertanyaan tersebut, bagaimanakah pelaksanaan MPHB di GKJ Purwodadi dapat dimanfaatkan oleh para majelis, terutama bidang PWG sehingga warga Gereja dapat menjadi mandiri dan dewasa di tengah perubahan yang sedang terjadi dalam masyarakat?

Pertanyaan ini penyusun anggap penting karena akan memberikan jawaban atas pertanyaan utama; yaitu apakah GKJ Purwodadi sudah melaksanakan pembinaan kepada warga gereja, khususnya melalui kegiatan MPHB?

Penulis membatasi pembahasan hanya kepada PWG yang dikembangkan oleh Sinode GKJ melalui LPPS dan MPHB yang dirancang oleh LPPS dalam kerangka PWG untuk dibandingkan dengan PWG yang dilaksanakan oleh GKJ Purwodadi. Sedangkan penelitian pelaksanaan MPHB di GKJ Purwodadi dibatasi penulis hanya pada tahun 2003 dan 2004. Penulis membatasi lebih pada pelaksanaan MPHB oleh Majelis Gereja dan tanggapan warga Gereja terhadap kegiatan MPHB bagi tercapainya tujuan Gereja dan warga Gereja pribadi. Penulis akan menggunakan PWG yang ideal sebagai tolak ukur pelaksanaan PWG dan MPHB di GKJ Purwodadi.

C. Rumusan Judul

Untuk merangkum pertanyaan yang muncul sehingga dapat mencakup permasalahan tersebut, penulis merumuskan judul sebagai berikut:

Kegiatan MPHB Sebagai Sarana PWG di GKJ Purwodadi

Tahun 2003 dan 2004

(4)

D. Tujuan Penulisan

Yang pertama adalah mengetahui konsep PWG yang dikembangkan oleh LPPS. Konsep tersebut akan mempengaruhi bahan kegiatan MPHB yang akan dibagikan kepada warga Gereja.

Yang kedua adalah mengetahui konsep PWG yang dikembangkan oleh Majelis GKJ Purwodadi sebagai institusi Gereja yang memegang pemerintahan Gereja dan berhak melakukan pembinaan terhadap warganya. Konsep tersebut akan mempengaruhi bentuk pelaksanaan MPHB dan pengolahan bahan MPHB yang didapatkan dari LPPS oleh Majelis GKJ Purwodadi.

Yang ketiga adalah mengetahui pelaksanaan MPHB di GKJ Purwodadi sebagai sebuah proses atau kerangka PWG. Dalam hal ini penulis akan melihat tanggapan Majelis Gereja terhadap kebutuhan dan pergumulan warga Gereja melalui berbagai bahan dalam kegiatan MPHB sebagai sebuah langkah pembinaan.

Yang keempat adalah mengetahui sikap GKJ Purwodadi dalam melaksanakan PWG, dalam arti apakah GKJ Purwodadi sudah melaksanakan penggembalaan terhadap warga Gereja melalui kegiatan MPHB sebagai sarana PWG.

E. Alasan Pemilihan Judul

ƒ Menantang dan mendesak

Saat ini keluarga Kristen sedang menghadapi perubahan yang sedang terjadi di tengah masyarakat. Untuk itu mereka harus mengambil sikap dalam bertindak sehingga tidak terombang-ambing di tengah perubahan tersebut. Di sisi lain, Gereja juga mempunyai pergumulan yang lain sehingga terkadang pergumulan warga Gereja tidak mampu ditanggapi oleh Gereja. Hal ini menjadikan Gereja harus mampu memandirikan dan mendewasakan warganya sehingga mereka memiliki kemampuan untuk menjawab perubahan tersebut sendiri sesuai dengan imannya.

ƒ Keprihatinan

Saat ini GKJ Purwodadi sedang mengadakan pembinaan bagi warganya. Untuk itu Majelis GKJ Purwodadi perlu memanfaatkan MPHB untuk mengadakan pembinaan, terutama kepada keluarga Kristen. LPPS mengembangkan MPHB sebagai sarana Gereja melakukan PWG. Bagaimanakah pelaksanaan PWG terutama melalui keluarga dilaksanakan di tengah perubahan yang terjadi dalam masyarakat? Hal tersebut menjadi

(5)

penting karena warga Gereja merupakan bagian dari masyarakat juga turut merasakan efek dari perubahan yang sedang terjadi sehingga setiap warga Gereja juga dituntut tanggapannya sebagai orang beriman di tengah masyarakat.

ƒ Menarik

Menurut penulis, keterlibatan warga Gereja merupakan unsur yang penting bagi kegiatan Gereja. Bagaimanakah keikutsertaan atau pertisipasi warga Gereja di dalam pelaksanaan MPHB di GKJ Purwodadi? Bagaimanakah kiat Majelis di dalam pelaksanaan MPHB?

ƒ Aktual

Perubahan di dalam masyarakat sedang terjadi pada setiap bidang kehidupan dan warga Gereja ikut terlibat di dalamnya. Karena itu sangat tepat untuk membahas hal tersebut di dalam konteks GKJ Purwodadi yang melaksanakan PWG melalui kegiatan MPHB.

Warga Gereja mampu menjawab secara aktual isu-isu yang aktual pula berdasarkan pengalamannya dalam mengikuti kegiatan MPHB.

F. Metode Penggalian Data

Untuk menemukan data yang mendukung penulisan skirpsi ini, penulis akan melakukan penelitian kualitatif terhadap pelaksanaan MPHB melalui wawancara kepada anggota Majelis dan warga Gereja untuk mengetahui pendapat dan pandangan mereka terhadap pelaksanaan PWG di lingkungan GKJ Purwodadi, terutama kegiatan MPHB. Setelah mengetahui hal tersebut penulis akan menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan MPHB melalui hasil wawancara di dalam analisa. Selain itu penulis akan melakukan studi pustaka mengenai PWG dan MPHB serta literatur yang isu yang sedang berkembang. Yang disebut terakhir hanya diteliti sesuai dan berkaitan dengan kebutuhan pelaksanaan MPHB dalam kerangka PWG.

G. Sistematika Penulisan Skripsi Bab I. PENDAHULUAN

Dalam bab ini penyusun akan memaparkan latar belakang permasalahan penulisan, pokok permasalahan, batasan permasalahan, judul beserta alasannya, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan

(6)

Bab II. GAMBARAN UMUM MASA PENGHAYATAN HIDUP BERKELUARGA SEBAGAI PELAKSANAAN PEMBINAAN WARGA GEREJA

Dalam bab ini penyusun akan memaparkan Pembinaan Warga Gereja yang dikembangkan oleh LPPS dan kegiatan Masa Penghayatan Hidup Berkeluarga sebagai salah satu aplikasinya di lingkungan Sinode GKJ.

Bab III. PELAKSANAAN PWG DAN MPHB DI GKJ PURWODADI

Dalam bab ini penyusun akan memaparkan konsep PWG yang dikembangkan oleh GKJ Purwodadi. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, penyusun akan memaparkan pula pelaksanaan MPHB di GKJ Purwodadi menurut anggota Majelis dan warga Gereja dan menganalisanya.

Bab IV. REFLEKSI

Dalam bab ini penyusun akan merefleksikan hasil analisa atas pelaksanaan MPHB di GKJ Purwodadi dan mengusulkan pemecahan. Selain itu penyusun mengajukan usulan atas konsep-konsep yang berkembang seputar PWG dan MPHB baik yang dikembangkan oleh LPPS dan GKJ Purwodadi. Selain itu penyususn menambahkan isu yang perlu diperhatikan dalam kerangka mempersiapkan warga Gereja menjawab isu aktual yang sedang berkembang dan perlu diperhatikan.

Bab V. KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penyusun akan menyimpulkan pembahasan tiap bab berkaitan dengan MPHB sebagai sarana PWG dan mengajukan saran-saran berdasarkan penelitian, analisa dan kesimpulan yang telah dibuat.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun analisis dalam aplikasi zeolit dari blotong dan lempung untuk mengadsorpsi logam berat kromium dilakukan dengan beberapa tahap yaitu pengaktivasian,

Upaya untuk mengatasi persoalan yang muncul dalam tubuh masyarakat adalah dengan cara...... Salah satu cara menyikapi pelaksanaan

Revitalisasi budaya lokal dalam pembelajaran BIPA selain dapat digunakan sebagai materi ajar, juga dapat digunakan oleh pengajar BIPA sebagai sarana memperkenalkan

Dengan mengucapkan puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

Siti Muthoharoh juga pelajar Wahid Hasyim mengemukakan pendapatnya bahwa ”isi rubrik majalah Tebuireng sudah sangat bagus dan sesuai dikonsumsi oleh siapa saja, karena pesan

Salah satu lembaga yang menjadi media dakwah Islam dan telah ada kiprahnya serta berperan penting bagi masyarakat setempat adalah Madrasah Tsanawiyah Al- Fithrah yang

Perkembangan bulu tangkis di Kabupaten Tegal yang telah diraih selama ini diharapkan dapat membantu berbagai pihak dalam mengembangkan olahraga bulu tangkis, sehingga

Berdasarkan teori teori yang telah dipaparkan, penulis berasumsi bahwa perpaduan model pembelajaran tipe think pair Square dengan teori Polya dapat meningkatkan