• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN. permukiman, jasa dan pelayanan masyarakat. Pertumbuhan dan. masyarakat. Perkembangan suatu daerah mempengaruhi pola konsumsi dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I. PENDAHULUAN. permukiman, jasa dan pelayanan masyarakat. Pertumbuhan dan. masyarakat. Perkembangan suatu daerah mempengaruhi pola konsumsi dan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi dengan berbagai macam aktivitas di suatu wilayah meningkatkan pertumbuhan daerah sebagai pusat permukiman, jasa dan pelayanan masyarakat. Pertumbuhan dan perkembangan daerah memunculkan usaha untuk meningkatkan kebutuhan masyarakat. Perkembangan suatu daerah mempengaruhi pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat yang menimbulkan pertambahan volume sampah baik jenis dan karakteristik sampah.

Sampah telah menjadi permasalahan utama yang dihadapi hampir di setiap perkotaan atau wilayah permukiman padat penduduk dengan lingkungan yang terbatas. Persampahan dan pelayanan kebersihan saat ini menjadi perhatian utama pemerintah disetiap kota. Persampahan dipandang sebagai permasalahan serius karena dampak yang dimunculkan akibat peningkatan volume sampah akan menganggu kesehatan dan lingkungan masyarakat. Masalah persampahan membutuhkan penanganan yang khusus yang tidak hanya dilakukan oleh Pemerintah kota namun juga membutuhkan keterlibatan dari masyarakat. Keberhasilan pelaksanaan pengelolaan sampah bergantung pada kemauan Pemerintah kota dan masyarakat. Kemauan ini dapat dimulai dari pemahaman dan kesadaran akan pentingnya sektor pengelolaan sampah sebagai salah satu pencerminan keberhasilan pengelolaan kota.

1

(2)

Kota Tarakan yang wilayahnya berupa pulau memiliki karakteristik wilayah dan daya dukung yang terbatas. Baiquni (2004) menyatakan berdasarkan karakter wilayah kepulauan, pengembangannya perlu memperhatikan karakteristik wilayah, kapasitas dan daya dukung lingkungan setempat, kombinasi pemanfaatan sumberdaya lahan dan laut, dinamika sosial ekonomi lokal. Perumusan kebijakan dan penyusunan program tidak dilakukan secara seragam, karena karakteristik masing masing wilayah atau pulau berbeda. Keterbatasan daya dukung lingkungan kepulauan membuat penanganan daerah kepulauan berbeda dengan daerah lainnya, hal ini juga berdampak pada penanganan lingkungan.

Pulau kecil memiliki keterbatasan daya dukung dan penduduknya memiliki kondisi sosial dan budaya yang khas. Daya dukung pulau kecil berupa sumber daya yang dimiliki oleh pulau tersebut untuk memenuhi kebutuhan manusia didalamnya, selain itu juga kemampuan dari pulau tersebut untuk menampung limbah yang dihasilkan oleh seluruh penghuninya. Salah satu limbah yang harus ditampung adalah limbah sampah, baik berupa sampah domestik dan sampah industi. Peningkatkan volume sampah, apabila sampahnya tidak diolah dari sumber, maka yang terjadi sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) semakin banyak dan membuat umur TPA semakin pendek. Sampah akan menyebabkan permasalahan ketika daya dukung lingkungan untuk menampung sampah semakin sedikit sehingga dibutuhkan adanya pengelolaan sampah dan kebijakan pengelolaan sampah.

(3)

Permasalahan sampah di Kota Tarakan antara lain volume sampah yang semakin tinggi, lahan tempat pembuangan akhir (TPA) yang semakin sempit, teknologi pengelolaan sampah yang kurang optimal, kurangnya sosialisasi dan peran masyarakat dalam pengelolaan sampah, minimnya edukasi dan manajemen dalam pengelolaan sampah, dan dukungan pemerintah yang belum optimal. Rentetan permasalahan yang ada membuat permasalahan sampah menjadi besar dari waktu ke waktu. Penambahan volume yang tidak diimbangi peningkatan teknologi pengolahan dan manajemen yang berlaku akan membuat umur TPA semakin berkurang.

Kesadaran dari semua pihak akan adanya permasalahan sampah di Kota Tarakan menimbulkan usaha untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Permasalahan sampah harus diatasi secara bersama dan dilakukan secara terus menerus untuk mencapai Kota Tarakan yang nyaman untuk mendukung aktivitas manusia.

Sumber sampah yang memberikan kontribusi terhadap timbulan sampah di kota Tarakan antara lain berasal dari rumah tangga/permukiman, kawasan komersial, toko, Kantor, pasar, sekolah, hotel dan restoran, dan sampah hasil penyapuan jalan. Sampah kota yang berasal dari permukiman atau rumah tangga sebesar 54 %. Volume rata-rata sampah yang dihasilkan rumah tangga di Kota Tarakan sebesar 2 liter per orang per hari, yang terdiri dari sampah organik 50 % dan sampah anorganik 40 % (JICA, 2011).

Permasalahan sampah Kota Tarakan diatasi dengan sistem pengelolaan sampah yang dilakukan oleh dinas kebersihan, pertamanan dan

(4)

pemakaman setiap hari. Pengelolaan sampah sangat perlu dilakukan pada permukiman padat penduduk. Karakteristik wilayah permukiman di Kota Tarakan antara permukiman pesisir dan permukiman non pesisir membutuhkan pengelolaan sampah yang berbeda. Permukiman pesisir Kota Tarakan merupakan permukiman di atas air (gambar 2). Permasalahan permukiman pesisir, belum terpenuhinya sarana dan prasarana permukiman, persyaratan kesehatan serta perilaku masyarakat yang kurang sadar akan kualitas lingkungan permukiman, membuat permukiman pesisir Kota Tarakan terlihat kumuh. Permukiman non pesisir dengan tipe jalan yang lebar (gambar 1) sehingga mendapat pelayanan pengangkutan atau sarana prasarana persampahan, membuat permukiman non pesisir lebih bersih.

Gambar 1. Permukiman non pesisir (RT 10 dan RT 11 Kelurahan Pamusian)

Gambar 2. Permukiman pesisir (Kelurahan Selumit Pantai)

(5)

Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan kesinambungan meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Aspek dalam pengelolaan persampahan, yaitu masyarakat penghasil sampah, Dinas kebersihan sebagai pengelola, dukungan sarana dan prasarana yang memadai dan teknologi tepat guna, peran serta masyarakat, dan peraturan yang dapat diaplikasikan secara langsung pada masyarakat. Penanganan sampah yang lama berupa kumpul – angkut – buang ke TPA tidak dapat digunakan lagi karena akan menyebabkan penumpukan sampah di TPA, sehingga menggunakan penanganan sampah dengan sistem : pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, dan pembuangan akhir. Pengelolaan sampah dengan paradigma baru diharapkan dapat meningkatkan pengolahan sampah pada sumber sehingga mengurangi sampah yang masuk ke TPA.

Joga (2013) menyatakan bahwa Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengamanatkan adanya target pengurangan sampah, strategi peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan kebersihan, penyediaan sarana dan prasarana, serta peran serta masyarakat.

Menciptakan kebersihan lingkungan diperlukan adanya kerjasama antara pemerintah daerah dengan peran serta masyarakat sehingga tercipta usaha yang harmonis untuk menangani sampah sesuai amanat Undang-undang.

Pengelolaan sampah perkotaan dilakukan dengan dua sistem, yaitu sentralisasi dan desentralisasi (Sucipto, 2012). Pengelolaan sampah Kota

(6)

Tarakan dilakukan secara sentralisasi, sebagian besar kegiatan pengelolaan dilakukan oleh pemerintah. Pengelolaan yang dimulai dari pengumpulan dari sumber, pengumpulan di TPS, sampai pengangkutan ke TPA, serta penyediaan fasilitas kebersihan yang lainnya.

Pengelolaan sampah memerlukan kebijakan dari pemerintah supaya berjalan baik. Kebijakan adalah segala keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan. Kebijakan pengelolaan sampah adalah kebijakan yang dikeluarkan untuk mencapai kebersihan lingkungan.

Kebijakan pengelolaan sampah diperlukan supaya kegiatan pengelolaan sampah dilakukan secara terpadu sehingga memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat. Pelaksanaan kebijakan meliputi peraturan perundang- undangan, perencanaan dan pembiayaan, organisasi/lembaga/institusi dan program kegiatan yang diterapkan. Adanya kebijakan membuat tujuan dan sasaran pelaksanaan pengelolaan sampah tepat dilakukan.

Peran serta masyarakat diperlukan sebagai upaya peningkatan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah dan mengurangi jumlah sampah. Peran serta masyarakat, pemerintah dan swasta dalam pengelolaan sampah yang dilakukan dengan profesional, transparan dan akuntable dalam suatu kota akan memberikan hasil yang maksimal bagi kebersihan dan kesehatan lingkungan. Peraturan yang dibuat oleh pemerintah harus realistis, sistematis dan dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan penanganan sampah yang sustainable bagi pihak pengelola maupun masyarakat.

(7)

1.2 Perumusan Masalah

Penanganan permasalahan sampah menjadi salah satu tujuan pembangunan pemerintah Kota Tarakan. Pengelolaan sampah mewujudkan pembangunan lingkungan hidup. Bersih juga menjadi motto Kota Tarakan

“BAIS” : Bersih, Aman, Indah, Sehat dan Sejahtera. Kota Tarakan yang wilayanya berupa pulau harus menjaga jumlah timbulan sampah supaya lingkungannya bersih, sehat dan terjaganya keberlangsungan kondisi Kota Tarakan.

Kota Tarakan sudah beberapa kali mendapatkan piala adipura kategori kota sedang menjadi rujukan pengelolaan sampah kota-kota di Kalimantan Utara, namun masih terdapat permasalahan kebersihan kota dimana masih terlihat sampah yang menumpuk dan belum terangkut. Luas wilayah Kota Tarakan 250,80 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 220.200 jiwa yang memiliki latar belakang berbeda – beda membuat Kota Tarakan memiliki permasalahan pengelolaan sampah. Wilayah geografis Kota Tarakan yang berupa wilayah non pesisir dan pesisir menjadi permasalahan utama dalam pengelolaan sampah. Perlakuan dalam pengelolaan sampah berbeda antara wilayah pesisir dengan wilayah non pesisir. Masyarakat pesisir sebaiknya mendapatkan fasilitas dan kebijakan pengelolaan sampah yang berbeda dengan masyarakat non pesisir. Kebijakan pengelolaan sampah disesuaikan dengan kondisi wilayah dan latar belakang sosial budaya masyarakat yang tinggal membuat pengelolaan sampah berjalan secara efektif.

(8)

Persepsi masyarakat yang menganggap sampah merupakan hal buruk atau kotor secara pelan diubah menjadi sampah adalah berkah. Persepsi masyarakat terhadap sampah dan pengelolaan sampah harus diubah dan ditingkatkan. Perubahan persepsi masyarakat meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah. Kebijakan pengelolaan sampah juga membentuk persepsi dan perilaku masyarakat. Perlu diketahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap kebijakan pengelolaan sampah yang diterapkan di Kota Tarakan, sehingga dapat merumuskan kebijakan pengelolaan sampah yang sesuai untuk diterapkan di Kota Tarakan. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kebijakan pengelolaan sampah di Kota Tarakan ?

2. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap kebijakan pengelolaan sampah di Kota Tarakan ?

3. Bagaimana bentuk kebijakan pengelolaan sampah di permukiman dan berbasis masyarakat yang dapat diterapkan di Kota Tarakan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah.

1. Mengkaji kebijakan pengelolaan sampah di Kota Tarakan.

2. Mengkaji persepsi masyarakat terhadap kebijakan pengelolaan sampah di Kota Tarakan.

(9)

3. Merekomendasikan untuk menyempurnakan kebijakan pengelolaan sampah di permukiman dan berbasis masyarakat yang dapat diterapkan di Kota Tarakan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Dapat memberikan manfaat secara praktis kepada Dinas serta Instansi terkait Kota Tarakan dalam pengambilan kebijakan mengenai pengelolaan sampah.

2. Informasi yang efektif untuk masyarakat sehingga mereka memiliki akses dan kontribusi dalam kebijakan pengelolaan sampah.

3. Referensi bagi penelitian lain terkait dengan kajian kebijakan pengelolaan sampah.

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian tentang kebijakan pengelolaan sampah telah banyak dilakukan, namun sepengetahuan penulis penelitian tentang Kajian Kebijakan Pengelolaan Sampah Di Kota Tarakan belum pernah dilakukan. Setelah melakukan penelurusan pada beberapa referensi dan hasil penelitian di perpustakaan, peneliti menemukan beberapa penelitian yang berkaitan.

Persamaan antara penelitian-penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan adalah mengkaji tentang kebijakan dalam pengelolaan sampah. Adapun perbedaannya dengan penelitian-penelitian terdahulu,

(10)

penelitian Bahrudin (2005) dilakukan untuk mengetahui pengaruh implementasi kebijakan pengelolaan sampah terhadap kualitas layanan kebersihan. Penelitian Ridwan (1998) dan Rohani (1997) mengkaji tentang implementasi penanganan sampah disuatu daerah, yaitu Jambi dan Palu.

Mengetahui tingkat keberhasilan implementasi kebijakan penanganan sampah dan faktor–faktor yang mendukung dan menghambat implementasi kebijakan penanganan sampah. Penelitian kajian kebijakan pengelolaan sampah Kota Tarakan yang dilakukan tidak hanya mengetahui tentang implementasi kebijakan pengelolaan sampah, namun juga mengkaji persepsi masyarakat terhadap kebijakan pengelolaan sampah yang diterapkan di Kota Tarakan.

dikombinasikan dengan penelitian Soares (2011) mengkaji tentang persepsi masyarakat terhadap kebijakan pengelolaan sampah di Kota Dili. Penelitian Nugrahadi (2014) yang mengkaji tentang kebijakan pengelolaan sampah perkotaan di Kota Yogyakarta, lebih menitikberatkan tentang evaluasi dan strategi sampah perkotaan dalam hal penyebaran infrastruktur persampahan perkotaan. Penelitian yang dilakukan di Kota Tarakan ini mengkaji dan mengevaluasi kebijakan pengelolaan sampah secara keseluruhan. Dari penelusuran, di Kota Tarakan belum pernah dilakukan penelitian dengan tema ini sehingga peneliti memilih Kota Tarakan sebagai tempat penelitian.

Persamaan dan perbedaan antara penelitian disajikan pada tabel berikut.

(11)

1. Bahrudin 2005 Pengaruh Implementasi

Kebijakan Privatisasi Pengelolaan Sampah Terhadap Kualitas Layanan Kebersihan di Kelurahan Pasar Minggu, Kecamatan Pasar Minggu, Kotamadya Jakarta Selatan

Permasalahan dalam implementasi kebijakan privatisasi pengelolaan sampah yang berupa : 1. Aspek sistem dan

proses manajemen privatisasi belum berorientasi pada kepentingan masyarakat, hanya rutinitas dan dinilai tidak serius

2. Aspek operasional privatisasi

dilapangan masih ditemukan sampah yang bertebaran dan tidak terangkut ke TPS/TPA

3. Aspek aparat pelayanan, dimana masih dijumpai petugas yang tidak disiplin dalam pelayanan 4. Kurangnya kesadaran

masyarakat akan arti penting kebersihan

1. Mengetahui pengaruh implementasi kebijakan privatisasi pengelolaan sampah terhadap kualitas layanan kebersihan 2. Mengetahui

peningkatan kualitas layanan kebersihan bagi warga masyarakat, bila implementasi

pengelolaan sampah ditingkatkan

- Variabel (x) implementasi kebijakan privatisasi pengelolaan sampah : organisasi,

interpretasi dan aplikasi

- Variabel (Y) kualitas layanan kebersihan : kecepatan,

ketepatan, kemudahan dan keadilan - Kuantitatif - Kualitas layanan

kebersihan dianalisis dengan Metode Importance

performance analysis oleh martila dan james

- Analisis Spearman’s coefficient of rank correlation

- Analisis determinasi - Analisis regresi

- Kualitas layanan belum maksimal diterima dan dirasakan oleh warga

masyarakat, umumnya “cukup puas”

- Implementasi kebijakan privatisasi pengelolaan sampah belum sebagaimana mestinya karena pihak swasta hanya perpanjagtangananan Dinas, mekanisme pengelolaan sampah belum responsif dan

akomodatif, kyrangnya

kesadaran karyawan pelaksana dalam menggunakan sarana dan prasarana kebersihan

- Terdapat hubungan yang “erat”

dalam kategori korelasi tinggi - Hunbungan yang ditunjukkan

linier dan bersifat positif

(12)

Kebersihan Kota (Studi Kasus Pengelolaan Sampah di Kotamadya Dati II Jambi)

yang difokuskan pada usaha usaha untuk meningkatkan pengelolaan sampah.

keberhasilan

implementasi kebijakan penanganan sampah 2. Mengetahui faktor-

faktor yang mendukung dan menghambat implementasi kebijakan penanganan sampah

angket, observasi - Pendekatan

penelitian kualitatif yang didukung dengan analisis kuantitatif sederhana

diperlukan idak memerlukan modal yang besar dan dapat dikelola secara sederhana sehingga kendala implementasi hanya bersifat. administratif dan politis daripada finansial - Kinerja pengelolaan sampah di

kotamadya jambi belum mencapai titik optimal.

- Ada empat faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan penagnanan samapah antara lain :

kesadaran/partisipasi

masyarakat, komunikasi antar personal sudah berjalan cukup baik, sumberdaya yang tersedia, kemampuan sumber keuangan.

3. Rohani 1997 Implementasi

Kebijakan Penanganan Sampah di Kotamadya Dati II Palu

Bagaimana

implementasi kebijakan pemerintah setempat dalam penanganan sampah serta faktor – faktor yang

mempengaruhinya

1. Mengetahui seberapa jauh tingkat

keberhasilan

implementasi kebijakan penanganan sampah di Kotamadya Palu 2. Mengetahui faktor-

faktor yang mendukung dan menghambat implementasi kebijakan penanganan sampah

- Deskriptif - kualilatif

- Implementasi kebijakan pemerintah setempat belum optimal, belum mampu mewujudkan kelancaran penanganan sampah - Faktor yang mempengaruhi

implementasi kebijakan penanganan sampah adalah faktor keterpaduan dalam penganan sampah, faktor dukungan sumber dana dan faktor dukungan sumber daya manusia pelaksana

(13)

Pengelolaan Sampah di Kawasan Perkotaan Yogyakarta

ramah lingkungan dikawasan perkotaan yogyakarta dan faktor yang mempengaruhi kinerja tersebut

pengelolaan sampah di kawasan perkotaan yogyakarta

2. Mengidentifikasi faktor faktor yang dapat diduga mempengaruhi pencapaian kinerja pengelolaan sampah di kawasan perkotaan yogyakarta

comprehensive approach

disemua wilayah di kawasan perkotaan yogyakarta

- Pencapaian infrastruktur masih jauh dari target, diupayakan dengan pembangunan infrastruktur baru (tpst dan ldsu), peningkatan kerjasama lintas wilayah kabupaten/kota, penyusunan regulasi

operasional, komitmen

pemerintah dalam pembiayaan, dukungan terhadap gerakan komunitas masyarakat.

5 Soares, JoÃo C

2011 Persepsi Masyarakat Terhadap Pengelolaan Sampah Padat

Perkotaan di Kecamatan Dom Aleixo Kabupaten Dili Timor Leste

 Kurang adanya dukungan

pemerintah dalam usaha

memberdayakan, menguatkan dan memfasilitasi masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangganya

 Belum adanya kebijakan dan peraturan daerah yang mengatur pengelolaan sampah perkotaan di Kota Dili

 Belum adanya kejelasan mengenai

1. Mengkaji persepsi masyarakat terhadap usaha pemerintah dalam memberdayakan, menguatkan serta bagaimana

memfasilitasi peran serta masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangganya 2. Mengkaji kelemahan

kelemahan maupun permasalahan yang dihadapi pemerintah Kota Dili

3. Mengkaji struktur kelembagaan pemerintah kota dili guna mempertegas

- Survey

- Random sampling - Kualitatif dan

kuantitatif (mix metode)

- Untuk kepentingan pemerintah daerah dalam usaha

pemberdayaan, penguatan dan fasilitasi masyarakat melalui pendidikan non formal,

penyuluhan, pendampingan dan pengembangan program 3R (reduce, reuse dan recycling) guna meningkatkan persepsi masyarakat terhadap

pengelolaan sampah rumah tangganya

- Sebagai model dalam merumuskan kebijakan dan aturan daerah guna

meningkatkan persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah padat pekotaan

(14)

terhadap pengelolaan sampah padat

perkotaan di Kota Dili

 Kurangnya keterlibatan stakeholder dalam mendukung program pemerintah

mengenai masalahan sampah di Kota Dili

perkotaan 4. Membantu

memfasilitasi

keterlibatan stakeholder dalam mendukung program pemerintah mengenai pengelolaan sampah perkotaan di Kota Dili

sampah perkotann guna meningkatkanpersepsi masyarakat terhadap kinerja pemerintah kota Dili - Sebagai masukan untuk

pemerintah kota Dili dalam melibatkan peranan stakeholder terhadap kegiatan pengelolaan sampah perkotaan di Kota Dili

6 Sonya Wijayanti

2015 Kajian Kebijakan Pengelolaan Sampah di Kota Tarakan

1. Bagaimana kebijakan

pengelolaan sampah di Kota Tarakan?

2. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap kebijakan

pengelolaan sampah di Kota Tarakan?

3. Bagaimana bentuk kebijakan

pengelolaan

sampah berbasis masyarakat yang dapat diterapkan di Kota Tarakan ?

1. Mengkaji kebijakan pengelolaan sampah di Kota Tarakan.

2. Mengkaji persepsi masyarakat terhadap kebijakan pengelolaan sampah di Kota Tarakan.

4. Merekomendasikan kebijakan pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang diterapkan di Kota Tarakan ?

- Survey

- Random sampling - Kualitatif dan

kuantitatif

- Penelitian evaluasi dengan rational comprehensive approach

-

Sumber : Bahrudin, 2005; Ridwan, 1998 ; Rohani, 1997 ; Nugrahadi, 2014 ; Soares, 2011

(15)

Gambar

Gambar 1. Permukiman non pesisir (RT 10 dan RT 11 Kelurahan Pamusian)

Referensi

Dokumen terkait

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pada pengamatan 3-7 hsa, menunjukan tingkat kematian yang semakin meningkat dari masing-masing perlakuan hingga 7 hsa, dan

Pada pengujian laju korosi dengan metode weight lost test diketahui material stainless steel terlihat mengalami peningkatan sebesar 2,46 % dan laju korosi

Beberapa opsi yang diusulkan untuk peningkatan efektivitas implementasi pemberian IPA di TNGHS, sesuai hambatan yang ditemui, adalah: (a) penambahan startegi

1. Setelah tahap perancangan dan pembuatan sistem informasi geografis direktori perguruan tinggi di Kota Bengkulutelah selesai, selanjutnya akan dilakukan pengujian secara

Lebih jauh perlindungan hukum terhadap hak atas piutang yang didahulukan dapat dilihat pada ketentuan Pasal 27 UUJF : (1) Penerima fidusia memiliki hak yang

Toolbox merupakan sebuah jendela dimana object atau kontrol ditempatkan yang dibutuhkan untuk membentuk suatu program, dengan cara dipasang pada form.. Gambar

Persentase penghambatan udem dapat diketahui dari volume udem rata-rata kontrol positif, kontrol negatif, gel transfersom dan gel non transfersom dengan membandingkan terhadap

Menurut Usman (2001: 8) yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil adalah apabila daya serap