• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

4.1. Gambaran Umum PS KARS FKM UI 4.1.1 Profil PS KARS FKM UI

Rumah sakit (RS) adalah suatu organisasi yang mempunyai karakteristik spesifik yaitu suatu organisasi padat karya dan padat modal yang memberikan jasa medis serta non-medis 24 jam sehari. Jenis pelayanan yang diberikan menunjukkan kebutuhan semua orang yang tidak bisa ditetapkan (uncertain) dan seringkali menyangkut hidup-mati seseorang. Melihat karakteristik organisasi rumah sakit tersebut, maka kualitas manajemen rumah sakit yang mumpuni menjadi salah satu syarat utama. Peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya (finansial, teknologi, dan tenaga) perlu mendapat perhatian khusus dalam mengelola rumah sakit.

Mempertimbangkan kebutuhan peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam pengelolaan rumah sakit maka sejak September 1989 dibuka Program Studi Pascasarjana Kajian Administrasi Rumah Sakit (PS KARS) di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI). Hingga tahun 2010, PS KARS FKM UI telah menghasilkan lulusan kurang lebih 800 alumni. Lulusan tersebut tersebar di seluruh Indonesia dengan berbagai posisi antara lain sebagai Direktur RS, Praktisi Manajemen Rumah Sakit, Konsultan Perumahsakitan, Staf Pengajar dan Administrasi Pemerintahan di tingkat Departemen, Dinas Provinsi, dan Kabupaten/Kota.

Sosialisasi Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit ini dilakukan oleh Program Studi KARS bekerjasama dengan unit Humas FKM UI. Sosialisasi dan promosi Program Studi KARS dilakukan ke berbagai instansi RS swasta maupun negeri dan dinas kesehatan baik itu provinsi maupun kabupaten/kota.

Media cetak dan media elektronik seperti koran, majalah profesi, leaflet, dan Internet merupakan sarana yang digunakan sebagai media promosi. Leaflet selain disebarkan langsung ke instansi-instansi kesehatan khususnya RS, juga disebarkan melalui acara seminar-seminar kesehatan baik yang diadakan oleh FKM UI, organisasi profesi, maupun instansi-instansi lain, khususnya yang bergerak di bidang kesehatan dan perumahsakitan.

(2)

Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (PS KARS FKM UI) mendasarkan kurikulumnya pada falsafah ilmu administrasi/manajemen dan kebijakan kesehatan dengan tujuan agar peserta program mempunyai wawasan, pengetahuan, keterampilan, perilaku, dan etika pengelolaan rumah sakit yang berfokus pada pendekatan sosio-ekonomik, manajemen strategis (top level management), dan perkembangan teknologi mutakhir perumahsakitan.

Tingkat kompetensi keilmuan yang akan dimiliki, di samping untuk mengatasi problematika kegiatan di RS, juga dapat diterapkan pada bidang institusi berbasis kesehatan lain dan institusi yang tidak berbasis kesehatan/RS, sehingga seluruh bidang keilmuan strata satu dapat ikut dalam program ini. Mata kuliah wajib untuk PS KARS FKM UI adalah: Ekonomi Kesehatan, Kebijakan Kesehatan, Kepemimpinan Strategis dan Berpikir Sistem, Metodologi Penelitian, Organisasi dan Manajemen RS, Perilaku Organisasi dan Manajemen SDM Organisasi Pelayanan Kesehatan (OPK), Manajemen Keuangan OPK, Manajemen Logistik OPK, Hukum dan Etika Kesehatan di OPK, Manajemen Pemasaran OPK, Manajemen Risiko dan Penjaminan Kualitas di OPK, Corporate and Clinical Governance in Health Care, Perspektif Manajerial Informatika Kesehatan OPK, Manajemen Strategik OPK, Manajemen Pelayanan Pasien dan Keperawatan, dan Residensi di OPK.

4.1.2 Sejarah PS KARS FKM UI

Pemikiran untuk membentuk program studi setingkat S2 dengan kekhususan administrasi rumah sakit mulai dikembangkan sejak tahun 1975.

Orang-orang yang terlibat antara lain dr. Alex Papilaya, dr. Hendrik Thaurany, serta beberapa staf dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pada tahun 1981, gagasan berkembang terus bahkan telah mengundang beberapa konsultan dari Amerika salah satunya bernama Golden Brown dari Missouri University dan kurikulum pun mulai dikembangkan.

Pada tahun 1981, dr. Alex Pappilaya, dr. Hendrik Thaurany, dan dr. Amal Sjaaf mengembangkan peminatan rumah sakit. Pada tahun 1984, dr. Amal C Sjaaf

(3)

mengambil pendidikan S3 Administrasi Rumah Sakit ke luar negeri. Setelah menyelesaikan pendidikannya (tahun 1987), dr. Amal C Sjaaf diminta oleh Dekan FKM UI (dr. Fahmi D Saifudin), untuk membentuk program studi S2 Perumahsakitan karena dirasakan sudah saatnya untuk segera dibentuk. Pada tahun 1988 kurikulum program studi telah lengkap dibentuk. Kemudian, pada September 1989 diperoleh izin dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk membuka program setingkat magister di bidang ilmu kesehatan Masyarakat dengan peminatan Kajian Administrasi Rumah Sakit. Sehingga secara de facto program studi telah dapat dibuka, namun tetap diharuskan menunggu Surat Keputusan (SK) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No. 577/DIKTI/Kep/1993 tentang pengesahan penyelenggaraan program studi magister dan doktor di Universitas Indonesia. Sesuai SK tersebut, disahkan nama Program Studi Kebijakan Administrasi Rumah Sakit (PS KARS) dengan lulusan yang bergelar Magister Administrasi Rumah Sakit (MARS).

Program studi KARS disebut kajian karena pada saat itu semua program berada di bawah fakultas pascasarjana. Pada saat dibuka program studi ini ada beberapa fakultas yang menentang. Mereka menganggap bahwa berdasarkan kurikulum yang disebutkan, seharusnya hal itu merupakan kewenangan mereka.

Fakultas Ekonomi mengklaim program ini seharusnya dijalankan mereka karena kurikulumnya banyak mengenai manajemen, sedangkan fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik mengklaim seharusnya merupakan wewenang mereka karena membahas tentang administrasi.

Pada tahun 1989 dalam rapat rektor Universitas Indonesia, dr. Amal C Sjaaf mempertahankan dan memberi penjelasan bahwa di negara lain tidak ada fakultas yang mengklaim bahwa program studi itu adalah milik mereka, seluruhnya adalah milik universitas. Kemudian disepakati bahwa KARS adalah salah satu program studi yang tergolong multidisiplin ilmu, sehingga tidak bisa salah satu fakutas mengklaim bahwa hal itu merupakan kewenangan mereka, sama halnya dengan Program Kajian Ketahanan Nasional, Kajian Wanita, Kajian Jepang, dan sebagainya. Sehingga secara de jure program studi ini disebut sebagai kajian. Program ini disebut sebagai Administrasi Rumah Sakit karena menurut dr.

(4)

Amal C Sjaaf, administrator rumah sakit tidak hanya berada dalam internal rumah sakit tetapi bisa berada di luar rumah sakit, sedangkan manajer harus berada dalam internal rumah sakit.

4.1.3 Visi dan Misi PS KARS FKM UI

Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (PS KARS FKM UI) mempunyai visi yaitu menjadi pusat unggulan dalam pendidikan dan pengembangan manajemen perumahsakitan di Indonesia. Maksud visi ini adalah bahwa Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit akan terus menerus berupaya untuk menjadi pusat pendidikan unggulan yang melaksanakan pendidikan berkualitas tinggi tingkat magister dan melakukan penelitian-penelitian dalam bidang pengembangan manajemen rumah sakit untuk kepentingan nasional dan visi ini sejalan dengan visi FKM UI yaitu “Menjadi pusat unggulan dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian ilmu kesehatan masyarakat di Indonesia dan di Asia”.

Sementara misi Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit adalah sebagai berikut:

1. Menjadi rujukan keilmuan dunia perumahsakitan Indonesia dan sebagai fasilitator dalam perkembangan dunia perumahsakitan Indonesia.

2. Mendorong pembangunan sistem perumahsakitan Indonesia untuk mampu bersaing di era globalisasi.

3. Menjadikan PS KARS UI sebagai media dalam memfasilitasi proses kebijakan perumahsakitan yang partisipatif.

4. Menghasilkan manajer/eksekutif strategis rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta.

4.1.4 Struktur Organisasi PS KARS FKM UI

Program studi KARS sama halnya dengan program studi setingkat S2 lainnya, dipimpin oleh seorang koordinator program studi (KPS) dan dibantu oleh sekretaris program studi (SPS). Mereka bertanggungjawab pada direktur

(5)

Pascasarjana. Program Studi KARS telah mengalami beberapa pergantian kepemimpinan, yaitu:

 Tahun 1989-1996 : Prof. dr. Amal C Sjaaf, SKM, DrPH

 Tahun 1996-1999 : dr. Alex Pappilaya, DrPH

 Tahun 1999-2002 : dr. Supriyanto Riyadi, MPA, Ph.D

 Tahun 2002-2004 : dr. Hafizzurahman, MPH

 Tahun 2004-2011 : dr. Adang Bachtiar, MPH, DSc

 Tahun 2011-sekarang : Dr. Dumilah Ayuningtyas, MARS

Bagan struktur organisasi PS KARS FKM UI dan ruang lingkup tugasnya terlampir dalam Lampiran 3.

4.2 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian di lapangan diawali dengan terlebih dahulu melakukan finalisasi kuesioner yang terlebih dahulu dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Setelah itu dilakukan pengurusan dan pembuatan surat pengantar dari Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen yang ditujukan kepada Ketua Program Studi Pascasarjana Kajian Administrasi Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (PS KARS FKM UI) yang isinya memohon perizinan pengambilan data dan penyebaran kuesioner untuk kepentingan penelitian yang akan dilakukan. Kegiatan pengumpulan data penelitian dilaksanakan dari Januari hingga Maret 2012.

Penelitian ini, sebagaimana tujuannya, adalah untuk mendapatkan gambaran dan menganalisis kualitas pelayanan pendidikan PS KARS FKM UI yang dilihat dari kacamata pengguna layanan, yaitu mahasiswa berdasarkan lima dimensi kualitas SERVQUAL yaitu Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Empathy. Data yang didapatkan dari kuesioner berdasarkan pada kenyataan layanan dan harapan dari pengguna terhadap kualitas pelayanan pendidikan PS KARS FKM UI.

Kuesioner didasarkan atas sistem penilaian skala Likert. Metode ini merupakan penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respon

(6)

sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Jumlah alternatif respon yang ada dalam skala Likert pada awalnya ada 5 jenis skor. Pada perkembangannya, banyak dilakukan modifikasi terhadap jumlah skala, baik 4, 7, atau 9 skor. Untuk mengurangi kecenderungan responden menjawab pilihan ragu-ragu, maka pada penelitian ini pilihan jawaban ragu-ragu sengaja tidak diberikan sebagai alternatif jawaban bagi responden.

Peniadaan pilihan respon tengah pada skala Likert ini tidak memengaruhi validitas, reliabilitas, maupun kecenderungan hasil penelitian. Sebagaimana hasil penelitian Kulas (2008) dalam jurnal berjudul “Middle Response Functioning in Likert-responses to Personality Items”, bahwa sering kali, pilihan tengah yang diartikan “ragu-ragu”, “netral”, dan lainnya sering tidak dipahami responden dengan baik. Kulas mengemukakan bahwa penelitiannya mendukung pendapat Stone (2004) dan Burns (1975) yang menyatakan responden seringkali memilih respon tengah karena tidak dapat memutuskan sikap, tidak peduli, atau tidak paham dengan persoalan yang ditanyakan. Karena itu, masing-masing pertanyaan pada kelima dimensi SERVQUAL dalam kuesioner ini diberi skor tertentu menurut jawaban responden terhadap harapan atas pelayanan pendidikan PS KARS FKM UI dan kenyataan yang dirasakan atau diterima mahasiswa. Skor 1 adalah menunjukkan pernyataan tidak setuju, 2 = kurang setuju, 3 = setuju, dan 4

= sangat setuju, atau bernilai sebaliknya pada pernyataan kuesioner yang negatif (tercantum kata tidak dalam butir pertanyaan).

4.3 Uji Instrumen Penelitian 4.3.1 Uji Validitas

Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari lima dimensi SERVQUAL yang meliputi aspek Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Empathy yang masing-masing dimensi ditanyakan dari segi harapan dan kenyataan. Total pertanyaan adalah 60 butir pertanyaan. Untuk mengetahui validitas pertanyaan kuesioner dapat dilakukan dengan cara melakukan uji korelasi terhadap pertanyaan yang digunakan. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas empiris. Untuk menguji validitas empiris menggunakan teknik korelasi

(7)

product moment. Setelah diperoleh hasil validitas tersebut kemudian diuji juga tingkat signifikansinya melalui nilai t. Nilai t hitung kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel dengan taraf signifikansi 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = n-2. Apabila t hitung > t tabel, berarti korelasi tersebut signifikan atau berarti.

Tabel 5. Validitas Kuesioner Bagian Kenyataan

Tabel 6. Validitas Kuesioner Bagian Harapan Mahasiswa t tabel (95%,28)

1 Kenyataan.Ruang.Kuliah 0.41 2.41 1.70 valid

2 Kenyataan.Fasilitas.Pendukung 0.57 3.63 1.70 valid

3 Kenyataan.Penampilan.Dosen 0.76 6.13 1.70 valid

4 Kenyataan.Penampilan.Pegawai 0.51 3.12 1.70 valid

5 Kenyataan.Parkir.Kendaraan 0.76 6.25 1.70 valid

6 Kenyataan.Keteraturan.TU 0.38 2.19 1.70 valid

7 Kenyataan.Kamar.Mandi 0.75 6.04 1.70 valid

8 Kenyataan.Pegawai.Tepat.Waktu 0.76 6.14 1.70 valid 9 Kenyataan.Dosen.Tepat.Waktu 0.63 4.31 1.70 valid

10 Kenyataan.Administrasi 0.39 2.23 1.70 valid

11 Kenyataan.Akademis 0.54 3.42 1.70 valid

12 Kenyataan.Kejelasan.Informasi 0.73 5.58 1.70 valid 13 Kenyataan.Pelayanan.Pegawai.Cepat 0.59 3.91 1.70 valid

14 Kenyataan.Pegawai.Tanggap 0.49 2.94 1.70 valid

15 Kenyataan.Dosen.Mudah.Dihubungi 0.73 5.69 1.70 valid

16 Kenyataan.Dosen.Tanggap 0.53 3.32 1.70 valid

17 Kenyataan.Jaminan.Masa.Depan 0.45 2.63 1.70 valid 18 Kenyataan.Kerahasiaan.Informasi.Akademik 0.60 3.92 1.70 valid 19 Kenyataan.Kurikulum.Sesuai 0.63 4.30 1.70 valid 20 Kenyataan.Kompetensi.Pegawai 0.52 3.23 1.70 valid 21 Kenyataan.Kompetensi.Dosen 0.57 3.63 1.70 valid 22 Kenyataan.Perhatian.Pegawai 0.53 3.35 1.70 valid 23 Kenyataan.Pegawai.Pahami.Mahasiswa 0.62 4.18 1.70 valid 24 Kenyataan.Dosen.Pahami.Mahasiswa 0.57 3.62 1.70 valid 25 Kenyataan.Kesediaan.Diskusi.Dosen 0.58 3.79 1.70 valid

26 Kenyataan.Perhatian.Dosen 0.52 3.24 1.70 valid

27 Kenyataan.Pelayanan.Dijanjikan.Pegawai 0.73 5.64 1.70 valid 28 Kenyataan.Dosen.Siap.Bantu 0.51 3.14 1.70 valid 29 Kenyataan.Pegawai.Siap.Bantu 0.57 3.68 1.70 valid

30 Kenyataan.Respon.EDOM 0.64 4.40 1.70 valid

No. Kode Soal rxy t hitung Keterangan

(8)

Tahap survei awal dilaksanakan terlebih dahulu untuk melakukan uji coba kuesioner terhadap 30 responden dan observasi situasi. Setelah melewati tahap survei pendahuluan diketahui bahwa tidak diperlukan perbaikan mendasar pada konstruksi pertanyaan kuesioner sehingga tidak dilakukan banyak perubahan terhadap butir pertanyaan yang sudah ada.

t tabel (95%,28)

1 Harapan.Ruang.Kuliah 0.61 4.10 1.70 valid

2 Harapan.Fasilitas.Pendukung 0.56 3.54 1.70 valid

3 Harapan.Penampilan.Dosen 0.46 2.71 1.70 valid

4 Harapan.Penampilan.Pegawai 0.75 6.01 1.70 valid

5 Harapan.Parkir.Kendaraan 0.72 5.49 1.70 valid

6 Harapan.Keteraturan.TU 0.56 3.53 1.70 valid

7 Harapan.Kamar.Mandi 0.68 4.97 1.70 valid

8 Harapan.Pegawai.Tepat.Waktu 0.74 5.80 1.70 valid

9 Harapan.Dosen.Tepat.Waktu 0.63 4.33 1.70 valid

10 Harapan.Administrasi 0.61 4.04 1.70 valid

11 Harapan.Akademis 0.62 4.19 1.70 valid

12 Harapan.Kejelasan.Informasi 0.60 3.98 1.70 valid 13 Harapan.Pelayanan.Pegawai.Cepat 0.81 7.41 1.70 valid

14 Harapan.Pegawai.Tanggap 0.50 3.03 1.70 valid

15 Harapan.Dosen.Mudah.Dihubungi 0.77 6.37 1.70 valid

16 Harapan.Dosen.Tanggap 0.63 4.34 1.70 valid

17 Harapan.Jaminan.Masa.Depan 0.54 3.38 1.70 valid 18 Harapan.Kerahasiaan.Informasi.Akademik 0.65 4.56 1.70 valid

19 Harapan.Kurikulum.Sesuai 0.52 3.20 1.70 valid

20 Harapan.Kompetensi.Pegawai 0.80 7.17 1.70 valid

21 Harapan.Kompetensi.Dosen 0.54 3.38 1.70 valid

22 Harapan.Perhatian.Pegawai 0.74 5.75 1.70 valid 23 Harapan.Pegawai.Pahami.Mahasiswa 0.64 4.41 1.70 valid 24 Harapan.Dosen.Pahami.Mahasiswa 0.49 3.00 1.70 valid 25 Harapan.Kesediaan.Diskusi.Dosen 0.54 3.39 1.70 valid

26 Harapan.Perhatian.Dosen 0.53 3.33 1.70 valid

27 Harapan.Pelayanan.Dijanjikan.Pegawai 0.62 4.23 1.70 valid

28 Harapan.Dosen.Siap.Bantu 0.52 3.22 1.70 valid

29 Harapan.Pegawai.Siap.Bantu 0.53 3.33 1.70 valid

30 Harapan.Respon.EDOM 0.60 3.93 1.70 valid

No. Kode Soal rxy thitung Keterangan

(9)

4.3.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah uji untuk melihat konsistensi jawaban responden dalam menjawab pertanyaan. Uji ini menggunakan indikator nilai Cronbach’s Alpha dengan membandingkan nilai r hasil dengan r tabel. Dalam uji reliabilitas sebagai nilai r hasil adalah nilai r-alpha, apabila r-alpha lebih besar dari r-tabel, maka pertanyaan tersebut reliabel.

Hasil uji reliabel pada pertanyaan kuesioner diperoleh hasil alpha hitung 0,837 untuk kuesioner bagian harapan mahasiswa dan 0,797 untuk kuesioner bagian kenyataan yang dirasakan mahasiswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kuesioner terbukti andal (Lampiran 2). Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian ini dilaksanakan dengan bantuan software SPSS 13 for Windows.

4.4 Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dengan normal atau tidak. Untuk medapatkan hasil uji normalitas data, digunakan metode Kolmogorov-Smirnov Z, yaitu untuk menguji normalitas data masing- masing variabel dan Metode Probability Plots (Priyatno, 2010), dengan bantuan SPSS for Windows versi 13. Metode pengambilan keputusan untuk uji normalitas yaitu jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal dan jika signifikansi

< 0,05 maka data tidak berdistribusi normal (Priyatno, 2010).

Tabel 7. Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kenyataan Harapan

N 80 80

Normal Parameters (a,b) Mean 3.07 3.03

Std.Deviation 0.28 0.25

Most Extreme Differences Absolute 0.07 0.15

Positive 0.07 0.14

Negative -0.07 -0.15

Kolmogorov-Smirnov Z 0.65 1.34

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.79 0.06

(10)

Dari hasil uji normalitas data penelitian yang dituangkan dalam tabel di atas, dapat diketahui bahwa data kenyataan akan pelayanan pendidikan PS KARS FKM UI menurut mahasiswa keseluruhan nilai signifikansinya sebesar 0.79. Data harapan mahasiswa atas pelayanan pendidikan secara keseluruhan nilai signifikansi sebesar 0,06. Karena nilai signifikansi dari data hasil kuesioner terhadap 80 responden mahasiswa > 0,05 maka data dinyatakan berdistribusi normal.

Untuk mendeteksi kenormalan juga dapat diperoleh dari sebaran data di sekitar garis diagonal. Jika menyebar di sekitar garis diagonal, maka memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya, jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah diagonal, maka data tidak memenuhi asumsi normalitas (Priyatno, 2010). Berdasarkan gambar di bawah dapat diketahui data berada menyebar di sekitar garis diagonal, maka data kenyataan dan harapan mahasiswa terhadap pelayanan pendidikan PS KARS FKM UI berdistribusi normal.

Gambar 7. Grafik Uji Normalitas

(11)

4.5 Karakteristik Responden 4.5.1 Jenis Kelamin

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini:

Tabel 8. Karakteristik Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin

Frekuensi Persentase

Pria 23 29

Wanita 57 71

Total 80 100

Gambar 8. Karakteristik Jenis Kelamin Responden

Sumber: Data Penelitian Diolah (2012)

Berdasarkan tabel dan gambar di atas dapat diketahui bahwa mahasiswa PS KARS FKM UI yang terpilih sebagai responden sebanyak 80 orang dan tidak terbatas pada jenis kelamin tertentu. Data yang diperoleh melalui kuesioner yang diisi oleh responden menunjukan bahwa frekuensi responden pria sebesar 23 orang dengan presentase 29%.

Frekuensi responden wanita sebesar 57 orang dengan presentase 71%.

Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini adalah wanita.

29%Pria

Wanita 71%

Jenis Kelamin

(12)

4.5.2 Pekerjaan

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini:

Tabel 9. Karakteristik Pekerjaan Responden Pekerjaan

Frekuensi Persentase

PNS 19 24

BUMN 20 25

Swasta 15 19

Wiraswasta 14 17

Tidak Bekerja 12 15

Total 80 100

Gambar 9. Karakteristik Pekerjaan Responden

Sumber: Data Penelitian Diolah (2012)

Mahasiswa PS KARS FKM UI yang menjadi responden, sebagian besar bekerja di BUMN, yaitu sebanyak 20 orang atau 25% dari keseluruhan. Kemudian diikuti responden yang bekerja sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil), yaitu sebanyak 15 orang atau 19% dari keseluruhan. Mahasiswa yang bekerja sebagai pegawai swasta berjumlah 15 orang atau 19% dari jumlah 80 responden.

Mahasiswa PS KARS FKM UI yang berstatus wiraswasta sebanyak 17% dan tidak bekerja 15%.

24%PNS

BUMN25%

Swasta 19%

Wiraswasta 17%

Tidak Bekerja

15%

Pekerjaan

(13)

4.5.3 Sumber Dana SPP

Untuk mengetahui perbandingan responden berdasarkan sumber dana SPP dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini:

Tabel 10. Karakteristik Sumber Dana SPP Responden Sumber Dana SPP

Frekuensi Persentase

Kantor 14 18

Pribadi 44 55

Beasiswa 17 21

Lainnya 5 6

Total 80 100

Gambar 10. Karakteristik Sumber Dana Responden

Sumber: Data Penelitian Diolah (2012)

Lebih dari setengah mahasiswa PS KARS FKM UI yang menjadi responden membiayai sendiri dana SPP kuliahnya, yakni sebesar 44 orang atau 55% dari keseluruhan. Sementara yang dibiayai dari kantor ada 14 mahasiswa atau 18%. Sisanya, sebanyak 17 mahasiswa atau 21% mendapat dana SPP dari beasiswa dan 6% dari sumber lainnya.

Kantor 18%

Pribadi 55%

Beasiswa 21%

Lainnya 6%

Sumber Dana SPP

(14)

4.4.4 Tingkat Sosio-Ekonomi

Menurut National Center for Education Amerika dalam Khan (2008), Socio-Economic Status (SES) adalah pengukuran peringkat sosial dan ekonomi dari seorang individu atau keluarga. Dalam penentuan SES, terdapat berbagai faktor pertimbangan, di antaranya ialah pemasukan keluarga, level pendidikan, dan pekerjaan. Bahkan, lokasi tempat tinggal, keanggotaan dalam suatu organisasi sosial, dan barang yang dimiliki di rumah juga dapat diperhitungkan dalam menentukan SES.

Pengelompokan responden berdasarkan status sosio-ekonomi menggunakan klasifikasi SES (Socio-Economic Status) yang dikeluarkan lembaga AC Nielsen tahun 2010. AC Nielsen menggunakan pendekatan rata-rata pengeluaran bulanan untuk menentukan SES di Indonesia. Pengambilan data untuk SES ini dilakukan di 10 kota besar, dan hasil definisi SES 2010 menurut Nielsen adalah sebagai berikut:

Tabel 11. Klasifikasi SES Indonesia

Klasifikasi Rata-Rata Pengeluaran Per Bulan

SES A > Rp. 3.000.000

SES B Rp. 2.000.001 – 3.000.000

SES C1 Rp. 1.500.001 – 2.000.000

SES C2 Rp. 1.000.001 – 1.500.000

SES D Rp. 700.000 – 1.000.000

SES E < Rp. 700.000

Dalam penelitian ini klasifikasi SES dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu SES A, SES B-C, dan SES D-E. Dengan SES A yakni mahasiswa berpengeluaran rata-rata lebih dari Rp. 3.000.000 per bulan. SES B-C1 ialah mahasiswa dengan rata-rata pengeluaran per bulan antara Rp 1.500.001 – 3.000.000. SES C2-E adalah kelompok mahasiswa dengan pengeluaran per bulan rata-rata Rp.

1.500.000 ke bawah.

(15)

Tabel 12. Karakteristik Tingkat Sosio-Ekonomi Responden Tingkat Sosio-Ekonomi

Frekuensi Persentase

SES A 68 85

SES B 10 12

SES C1 2 3

SES C2 0 0

SES D 0 0

SES E 0 0

Total 80 100

Gambar 11. Karakteristik Tingkat Sosio-Ekonomi Responden

Sumber: Data Penelitian Diolah (2012)

Dari 80 responden, terdapat 41% atau 33 orang yang termasuk kategori SES B-C1. Sebanyak 25 orang atau 31% tergolong dalam SES A. Responden yang termasuk dalam SES C2-E berjumlah 22 orang atau 28%.

85%

12%

0%3% 0%0%

Sosio-Ekonomi Status

SES A SES B SES C1 SES C2 SES D SES E

(16)

4.4.5 Angkatan

Untuk mengetahui perbandingan responden berdasarkan angkatan mahasiswa PS KARS FKM UI dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini:

Tabel 13. Karakteristik Angkatan Responden Angkatan

Frekuensi Persentase

2010/2011 12 15

2011/2012 60 75

Alumni 8 10

Total 80 100

Gambar 12. Karakteristik Angkatan Responden

Sumber: Data Penelitian Diolah (2012)

Terdapat 60 orang atau 75% responden yang merupakan mahasiswa aktif angkatan 2011/2012. Mahasiswa aktif angkatan 2010/2011 yang menjadi responden berjumlah 12 orang atau 15% sementara responden alumni berjumlah 8 orang atau 10%.

2010/2011 15%

2011/2012 75%

Alumni 10%

Angkatan

(17)

4.6 Hubungan Karakteristik Mahasiswa Dengan Penilaian Kualitas Pelayanan

Dalam penelitian ini, untuk menganalisis hubungan karakteristik mahasiswa dengan kepuasan layanan pendidikan PS KARS FKM UI, responden dikategorikan menjadi empat kelompok, yaitu jenis kelamin, pekerjaan, sumber dana SPP, dan status sosio-ekonomi (SES).

Tabel 14. Hubungan Karakteristik Dengan Penilaian

Karakteristik Kualitas Pelayanan p-value

Baik Kurang

F % F Baik%

Jenis Kelamin: 0,697

1. Pria 11 47,8 12 52,2

2. Wanita 30 52,6 27 47,4

Pekerjaan: 0,368

1. BUMN 7 35 13 65

2. PNS 12 63,2 7 36,8

3. Swasta 9 60 6 40

4. Tidak Bekerja 7 58,3 5 41,7

5. Wiraswasta 6 42,9 8 57,1

Sumber Dana SPP: 0,351

1. Beasiswa 7 41,2 10 58,8

2. Kantor 26 59,1 18 40,9

3. Lainnya 3 60 2 40

4. Pribadi 5 35,7 9 64,3

SES: 0,746

1. SES A 36 52,9 32 47,1

2. SES B 4 40 6 60

3. SES C 1 50 1 50

Dari hasil uji bivariat dengan menggunakan pendekatan uji chi-square, untuk variabel pekerjaan mahasiswa dihubungkan dengan penilaian kualitas pelayanan PS KARS FKM UI, diketahui bahwa dari 23 responden pria, penilaian terhadap kualitas pelayanan hampir sama. Sebelas responden (47,8%) menilai kualitas pelayanan sudah baik (puas) dan 12 responden (52,2%) menilai kurang baik (tidak puas). Sementara dari 57 responden wanita, 30 orang (52,6%) menilai

(18)

pelayanan PS KARS FKM UI baik dan 27 orang (47,4%) menilai kurang baik. Uji hubungan antara jenis kelamin mahasiswa dengan kualitas pelayanan menghasilkan nilai p value = 0,697 (>0,05) sehingga dapat dikatakan secara statistik tidak ada hubungan antara jenis kelamin mahasiswa dengan penilaian kualitas pelayanan.

Untuk kategori lain, yakni pekerjaan, sumber dana SPP, dan SES, seluruh nilai signifikansinya juga di atas 0,05. Hal ini berarti tidak ada perbedaan yang bermakna antara komponen dalam tiap kategori terkait penilaian kualitas pelayanan PS KARS FKM UI. Oleh karena itu, PS KARS FKM UI tidak perlu membedakan strategi pemasaran untuk memuaskan mahasiswa berdasarkan kategori.

4.7 Analisis Kesenjangan Kenyataan dan Harapan

Dari tabel di bawah, dapat terlihat bahwa untuk analisis gap per item, penilaian tertinggi adalah untuk atribut respon EDOM dengan selisih positif 0,35.

Sementara poin terendah terdapat pada poin jaminan masa depan (-0,263). Hampir seluruh item dalam dimensi Assurance memiliki gap negatif, karena itu dalam analisis gap per dimensi, Assurance mendapat nilai paling rendah dengan kesenjangan -0,145. Sementara dimensi dengan poin terbaik adalah Reliability dengan skor gap 0,115.

Dalam pengukuran tunggal keseluruhan pelayanan pendidikan di PS KARS FKM UI juga menunjukkan angka positif yaitu 0,039. Hal ini memperlihatkan bahwa antara harapan dan kenyataan yang dirasakan mahasiswa hampir seimbang. Meskipun demikian, tetap tidak dapat diabaikan perlunya perbaikan pada atribut dan dimensi yang masih negatif. Karena sebagaimana disampaikan Parasuraman (1991), seluruh dimensi kualitas jasa dalam SERVQUAL memiliki interrelasi satu sama lain, sehingga tidak bisa dipisahkan dalam upaya peningkatan kualitas.

(19)

Tabel 15. Kesenjangan Kenyataan dan Harapan

Menurut Rangkuti (2002), kesenjangan merupakan ketidaksesuaian antara kenyataan pelayanan yang didapatkan (perceived service) dengan pelayanan yang diharapkan (expected service). Kesenjangan terjadi apabila pelanggan merasa kenyataan pelayanan yang diterimanya lebih tinggi dari pada desired service atau lebih rendah dari adequate service harapan pelangan tersebut. Dengan demikian pelanggan dapat merasakan sangat puas atau sebaliknya. Kesenjangan antara perceived service dengan expected service menurut Gap Model of Service Quality (Parasuraman, Zeithaml, dan Berry, 1985) termasuk gap jenis kelima. Gap 5 terjadi karena kepuasan pelanggan terhadap suatu jasa ditentukan oleh tingkat

Item Dimensi Item Dimensi Item Dimensi

1 Ruang Kuliah 2.988 2.963 0.025

2 Fasilitas Pendukung 3.175 3.075 0.100

3 Penampilan Dosen 2.988 3.050 -0.063

4 Penampilan Pegawai 3.238 3.113 0.125

5 Parkir Kendaraan 3.150 3.000 0.150

6 Keteraturan TU 3.163 3.075 0.087

7 Kamar Mandi 3.013 3.125 -0.113

8 Pegawai Tepat Waktu 3.225 3.075 0.150

9 Dosen Tepat Waktu 3.000 2.913 0.087

10 Administrasi 3.163 2.938 0.225

11 Akademis 3.225 3.175 0.050

12 Kejelasan Informasi 3.138 3.075 0.063

13 Pelayanan Pegawai Cepat 3.300 3.050 0.250

14 Pegawai Tanggap 3.100 3.138 -0.038

15 Dosen Mudah Dihubungi 2.900 3.113 -0.213

16Dosen Tanggap 3.200 3.075 0.125

17 Jaminan Masa Depan 2.700 2.963 -0.263

18 Kerahasiaan Informasi Akademik 2.938 3.088 -0.150

19 Kurikulum Sesuai 3.038 3.125 -0.087

20 Kompetensi Pegawai 2.938 3.163 -0.225

21 Kompetensi Dosen 3.013 3.013 0.000

22 Perhatian Pegawai 2.975 2.975 0.000

23 Pegawai Pahami Mahasiswa 3.075 3.025 0.050

24 Dosen Pahami Mahasiswa 3.138 3.075 0.063

25 Kesediaan Diskusi Dosen 2.913 2.925 -0.012

26 Perhatian Dosen 3.025 2.950 0.075

27 Pelayanan Dijanjikan Pegawai 3.088 3.038 0.050

28 Dosen Siap Bantu 3.213 3.050 0.163

29 Pegawai Siap Bantu 3.063 2.913 0.150

30 Respon EDOM 3.038 2.688 0.350

Tangible 3.102 3.057

3.094

3.070

2.960

0.031

-0.145

0.099 Responsiveness

Assurance

Empathy

3.125

2.925

3.058

Item Pertanyaan Dimensi Rerata Kenyataan Rerata Harapan Kesenjangan (Gap)

Perhitungan Tunggal Gap Seluruh Mutu Layanan 3.070 3.031 0.039

Rerata Seluruh Item

0.045

Reliability 3.150 3.035 0.115

No

(20)

harapan pelanggan sebelum menggunakan jasa dibanding dengan persepsi pelanggan terhadap jasa tersebut setelah pelanggan merasakan kinerja jasa tersebut.

Dalam dimensi Reliability, seluruh atribut telah mendapatkan nilai gap positif. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki kenyataan bahwa pelayanan pendidikan PS KARS FKM UI telah sesuai dengan yang diharapkan.

Sementara dalam keempat dimensi lain, beberapa atribut masih memiliki nilai gap negatif. Dari lima atribut dimensi Assurance, terdapat empat atribut yang kesenjangannya negatif, yakni Jaminan Masa Depan, Kerahasiaan Informasi Akademik, Kesesuaian Kurikulum, dan Kompetensi Pegawai.

Pada dimensi Tangible, atribut yang dinilai masih kurang adalah Penampilan Dosen dan Kebersihan Kamar Mandi. Dalam dimensi Responsiveness, gap masih negatif pada atribut Ketanggapan Pegawai dan Kemudahan Dosen Untuk Dihubungi. Kesediaan Dosen Untuk Diskusi, yang merupakan atribut dari dimensi Empathy juga dinilai kurang. Penjelasan di atas tentunya dapat menjadi perhatian bagi pihak program studi untuk memperbaiki pelayanan pendidikannya yang dinilai masih kurang tersebut dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan yang sesuai dengan harapan atau kebutuhan mahasiswa.

4.8 Analisis Kesesuaian Kepuasan Mahasiswa

Dalam penentuan kualitas pelayanan PS KARS FKM UI dari sisi pengguna (mahasiswa) dilakukan dengan menghitung tingkat kepuasan mahasiswa terhadap mutu pelayanan pendidikan PS KARS FKM UI melalui kenyataan layanan yang diterima dan harapan mahasiswa terhadap pelayanan PS KARS FKM UI.

Pengukuran tingkat kepuasan (kualitas mutu pelayanan pendidikan PS KARS FKM UI) dilakukan dengan melakukan perbandingan antara kenyataan atas layanan yang diterima dengan harapannya sehingga didapat tingkat kesesuaian terhadap pelayanan PS KARS FKM UI. Hal ini dinilai mencerminkan kualitas pelayanan PS KARS FKM UI dalam bentuk persen kesesuaian.

(21)

Kualitas pelayanan PS KARS FKM UI kemudian dikategorikan berdasarkan nilai cut-off point kepuasan. Menurut Yuliana (2009), penentuan cut- off point dapat dilakukan dengan terlebih dahulu melihat distribusi data. Apabila sebaran data data normal, maka menggunakan nilai mean sebagai standar cut-off point. Jika datanya berdistribusi tidak normal, maka menggunakan nilai median.

Karena rerata total seluruh dimensi adalah 100,97%, maka nilai tersebut ditetapkan sebagai cut-off point. Sehingga persen kesesuaian kualitas pelayanan dengan nilai lebih dari 100,97% berada dalam kategori baik dan persen kesesuaian dengan nilai <100,97% dikategorikan sebagai kurang baik. Dengan demikian, kualitas pelayanan pendidikan di PS KARS FKM UI dapat dikategorikan ke dalam kategori baik jika besar persen kesesuaiannya ≥100,97% dan jika persen kesesuaiannya <100,97% maka kualitas pelayanan PS KARS FKM UI dikategorikan kurang baik.

Dari tabel di bawah, terlihat bahwa terdapat 12 atribut pertanyaan yang dikategorikan kurang baik, yaitu atribut Ruang Kuliah, Penampilan Dosen, Kamar Mandi, Pegawai Tanggap, Dosen Tanggap, Jaminan Masa Depan, Kerahasiaan Informasi Akademik, Kurikulum Sesuai, Kompetensi Pegawai, Kompetensi Dosen, Perhatian Pegawai, dan Kesediaan Diskusi Dosen. Seluruh dimensi pelayanan pendidikan PS KARS FKM UI kecuali Assurance (95,28%) masuk dalam kategori baik.

Penentuan kualitas pelayanan dari sisi mahasiswa sebagai pengguna layanan PS KARS FKM UI ditentukan berdasarkan nilai skor kenyataan atas pelayanan yang dirasakan mahasiswa dibandingkan dengan skor harapan dalam bentuk persentase kesesuaian. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa persen kesesuaian terendah adalah jaminan masa depan 91,14% dan persen kesesuaian tertinggi adalah respon EDOM 113,02%. Dimensi pelayanan yang memiliki nilai kesesuaian paling tinggi adalah Reliability (103,789%), diikuti dimensi Empathy (103,332%). Sementara dimensi pelayanan dengan nilai kesesuaian terendah adalah Assurance yakni 95,277%.

(22)

Tabel 16. Tingkat Kesesuaian Kepuasan Mahasiswa

Kualitas pelayanan pendidikan yang baik ini semakin meneguhkan posisi strategis Program Studi KARS di bawah Fakultas Kesehatan Masyarakat UI sebagai rujukan dalam sektor kesehatan. Menurut analisis SWOT PS KARS FKM UI, kekuatan dari kualitas pelayanan pendidikan PS KARS FKM UI adalah kejelasan tahapan pengembangan program studi dari runutan visi dan misi yang ada. Berimbangnya kualitas pelayanan pendidikan PS KARS FKM UI di kelima dimensi SERVQUAL juga membantu program studi mengatasi tantangan atas meningkatnya kesadaran dan tuntutan masyarakat akan kualitas pendidikan tinggi.

Kualitas pelayanan ini terus dievaluasi dan diperbaiki karena penyelenggaran PS

Item Dimensi Item Dimensi Item Dimensi

1 Ruang Kuliah 2.988 2.963 100.844

2 Fasilitas Pendukung 3.175 3.075 103.252

3 Penampilan Dosen 2.988 3.050 97.951

4 Penampilan Pegawai 3.238 3.113 104.016

5 Parkir Kendaraan 3.150 3.000 105.000

6 Keteraturan TU 3.163 3.075 102.846

7 Kamar Mandi 3.013 3.125 96.400

8 Pegawai Tepat Waktu 3.225 3.075 104.878

9 Dosen Tepat Waktu 3.000 2.913 103.004

10 Administrasi 3.163 2.938 107.660

11 Akademis 3.225 3.175 101.575

12 Kejelasan Informasi 3.138 3.075 102.033

13 Pelayanan Pegawai Cepat 3.300 3.050 108.197

14 Pegawai Tanggap 3.100 3.138 98.805

15 Dosen Mudah Dihubungi 2.900 3.113 93.173

16Dosen Tanggap 3.200 3.075 104.065

17 Jaminan Masa Depan 2.700 2.963 91.139

18 Kerahasiaan Informasi Akademik 2.938 3.088 95.142

19 Kurikulum Sesuai 3.038 3.125 97.200

20 Kompetensi Pegawai 2.938 3.163 92.885

21 Kompetensi Dosen 3.013 3.013 100.000

22 Perhatian Pegawai 2.975 2.975 100.000

23 Pegawai Pahami Mahasiswa 3.075 3.025 101.653

24 Dosen Pahami Mahasiswa 3.138 3.075 102.033

25 Kesediaan Diskusi Dosen 2.913 2.925 99.573

26 Perhatian Dosen 3.025 2.950 102.542

27 Pelayanan Dijanjikan Pegawai 3.088 3.038 101.646

28 Dosen Siap Bantu 3.213 3.050 105.328

29 Pegawai Siap Bantu 3.063 2.913 105.150

30 Respon EDOM 3.038 2.688 113.023

3.070 3.072 3.031 3.043 101.367 100.974 Nilai Rerata

Kesesuaian No Item Pertanyaan Dimensi Rerata Kenyataan Rerata Harapan

Tangible 3.102 3.057 101.460

Reliability 3.150 3.035 103.789

Empathy 3.058 2.960 103.332

Responsiveness 3.125 3.094 101.010

Assurance 2.925 3.070 95.277

(23)

KARS FKM UI menyadari bahwa kecepatan peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan tidak selalu sebanding dengan peningkatan tuntutan masyarakat (PS KARS FKM UI, 2011).

4.9 Uji Beda Kenyataan dan Harapan

Tabel 17. Nilai Rerata Kenyataan dan Harapan

Rerata N Standar Deviasi

Kenyataan 3,07 80 0,275

Harapan 3,03 80 0,253

Salah satu analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji beda t-test. Dari 80 responden yang diteliti terlihat bahwa rata-rata pendapat mahasiswa mengenai Kenyataan pelayanan pendidikan PS KARS FKM UI adalah 3,07, dan rata-rata Harapan mahasiswa terhadap hal yang sama adalah 3,03.

Tabel 18. Uji Beda Kenyataan dan Harapan

Kenyataan - Harapan Paired

Differences Rerata 0,039

Standar Deviasi 0,263

95% Confidence Interval of the Difference Lower -0,019294

Upper 0,097819

T 1,335

Df 79

Sig. (2-tailed) 0,186

Dari hasil uji beda tersebut terlihat bahwa rata-rata perbedaan antara kenyataan dengan harapan adalah sebesar 0,039. Hal ini menunjukkan kenyataan lebih besar dibandingkan harapan, dengan degree of freedom (df) atau derajat kebebasan uji adalah 79. Hasil perhitungan nilai “t” adalah sebesar 1.335 dengan signifikansi p-value 0.186 (uji 2-arah). Hal ini berarti bahwa pada mahasiswa PS KARS FKM UI secara statistik tidak memiliki perbedaan yang bermakna antara rata-rata kenyataan dan harapan.

(24)

Sebagaimana Kotler (2009) menerangkan kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja produk atau jasa yang diterima terhadap yang diharapkan. Jika kinerja berada di bawah harapan, pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan puas. Jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas atau senang. Maka mahasiswa sebagai pelanggan dapat dikatakan puas terhadap pelayanan pendidikan PS KARS FKM UI.

Akan tetapi, kepuasan mahasiswa PS KARS FKM UI perlu dikaitkan dengan konsep Zone of Indifference (ZOI) (Leavit dalam Sumarwan, 2011).

Mahasiswa dapat dikatakan sangat puas (delight) jika hasil positif uji beda kenyataan dan harapan juga didukung dengan nilai signifikansi atau kebermaknaan dari perbedaan tersebut. Sementara hasil uji beda positif antara kenyataan dan harapan mahasiswa PS KARS FKM UI tidak memiliki perbedaan bermakna, sehingga dalam konsep ZOI disebut dengan istilah kepuasan indifferent positive. Apabila uji beda menghasilkan nilai negatif dengan perbedaan tidak bermakna, maka disebut sebagai penerimaan (acceptance) indifferent negative.

Berkebalikan dengan sangat puas, maka ketidakpuasan menurut uji beda adalah apabila hasil negatif dan nilai perbedaannya signifikan.

4.10 Importance-Performance Analysis

Sebagaimana yang sudah dikemukakan sebelumnya bahwa jumlah item pertanyaan pada penelitian ini adalah 30 pertanyaan yang terdistribusi ke dalam lima dimensi kualitas. Atribut-atribut pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 19. Dimensi dan Atribut SERVQUAL

Dimensi Deskripsi Atribut

Tangible

(Sarana Fisik) Fasilitas fisik, peralatan, dan penampilan dari personel penyedia jasa.

Keadaaan ruang perkuliahan memenuhi kebutuhan belajar mengajar, Keadaan fasilitas pendukung belajar mengajar memadai, Dosen PS KARS FKM UI berpenampilan rapi, Pegawai PS KARS FKM UI berpenampilan rapi, Keadaan parkir kendaraan memadai, Keadaan ruang tata usaha PS KARS FKM UI teratur, Keadaan kamar mandi di dalam kampus bersih.

(25)

Reliability

(Keandalan) Kemampuan untuk

melaksanakan pelayanan yang dijanjikan secara tepat.

Pegawai PS KARS FKM UI melayani Anda tepat waktu sesuai yang dijanjikan, Dosen PS KARS FKM UI masuk kelas tepat waktu, Pegawai PS KARS FKM UI dapat diandalkan dalam menangani masalah administrasi, Dosen PS KARS FKM UI dapat diandalkan dalam menangani masalah akademis, Pegawai PS KARS FKM UI memberikan informasi yang jelas kepada Anda.

Responsiveness

(Ketanggapan) Kecenderungan untuk melayani dan membantu mahasiswa secara cepat.

Pegawai PS KARS FKM UI melayani Anda dengan cepat, Pegawai PS KARS FKM UI tanggap membantu Anda, Dosen PS KARS FKM UI mudah untuk dihubungi, Dosen PS KARS FKM UI tanggap membantu Anda memahami perkuliahan.

Assurance

(Jaminan) Pengetahuan personel penyedia jasa, kemampuan menjamin dan menjaga

kepercayaan.

Pengetahuan yang Anda dapatkan di PS KARS FKM UI membuat Anda percaya diri menghadapi masa depan, Jaminan kerahasiaan informasi akademik di PS KARS FKM UI, Kurikulum yang Anda dapatkan di PS KARS FKM UI sesuai dengan kebutuhan kerja, Pegawai PS KARS FKM UI berkompetensi baik, Dosen PS KARS FKM UI memiliki kompetensi di bidangnya.

Empathy

(Empati) Perhatian dari personel penyedia jasa terhadap kebutuhan dan permasalahan mahasiswa.

Pegawai PS KARS FKM UI memberikan perhatian kepada Anda, Pegawai PS KARS FKM UI memahami keinginan dan kebutuhan Anda, Dosen PS KARS FKM UI memahami keinginan dan kebutuhan Anda, Dosen PS KARS FKM UI memberi ruang untuk diskusi, Dosen PS KARS FKM UI memberikan perhatian kepada Anda, Pegawai memberikan pelayanan yang dijanjikan sesuai dengan harapan Anda, Dosen bersedia membantu kesulitan atau permasalahan yang Anda hadapi, Pegawai bersedia membantu mengatasi kesulitan atau permasalahan yang Anda hadapi, Ada respon terhadap pengisian Evaluasi Dosen untuk Mahasiswa (EDOM).

(26)

Gambar 13. Importance-Performance Analysis

Sumber: Data Penelitian Diolah (2012)

Dari Gambar 13 diketahui, bahwa sebagian besar atribut pertanyaan berada pada kuadran II dan kuadran III. Secara rinci berikut atribut pertanyaan pada masing-masing kuadran:

1. Kuadran I

Kuadran I menunjukkan atribut-atribut yang mempengaruhi kepuasan mahasiswa atas pelayanan pendidikan PS KARS FKM UI yang penanganannya perlu diprioritaskan oleh program studi. Karena mahasiswa memiliki nilai harapan tinggi pada atribut-atribut ini, sedangkan tingkat kinerja yang diberikan program studi belum memuaskan. Hal ini menggambarkan bahwa pada atribut-atribut ini

(27)

pelayanan yang diberikan program studi lebih rendah dari harapan mahasiswa sehingga program studi perlu dan harus meningkatkan kinerja atribut-atribut ini agar optimal. Atribut-atribut yang termasuk dalam kuadran ini adalah:

- Dosen PS KARS FKM UI berpenampilan rapi (atribut 3) - Keadaan kamar mandi di dalam kampus bersih (atribut 7)

- Dosen PS KARS FKM UI tanggap membantu Anda memahami perkuliahan (atribut 15)

- Pegawai PS KARS FKM UI berkompetensi baik (atribut 18)

- Dosen PS KARS FKM UI memiliki kompetensi di bidangnya (atribut 19) - Pegawai PS KARS FKM UI memberikan perhatian kepada Anda (atribut 20) 2. Kuadran II

Kuadran II menunjukkan atribut-atribut yang mempengaruhi kepuasan mahasiswa atas pelayanan yang diberikan PS KARS FKM UI berada dalam kuadran ini penanganannya perlu dipertahankan oleh program studi, karena pada umumnya tingkat kinerja telah sesuai dengan harapan mahasiswa, sehingga dapat memuaskan mahasiswa. Ini berarti program studi telah menunjukkan kualitas pelayanan sesuai dengan harapan mahasiswa. Program studi telah mampu memuaskan mahasiswanya pada atribut-atribut ini, untuk itu program studi perlu mempertahankan kinerja atribut-atribut ini. Atribut-atribut yang termasuk dalam kuadran ini adalah:

- Keadaan fasilitas pendukung belajar mengajar memadai (atribut 2) - Pegawai PS KARS FKM UI berpenampilan rapi (atribut 4)

- Keadaan ruang tata usaha PS KARS FKM UI teratur (atribut 6)

- Pegawai PS KARS FKM UI melayani Anda tepat waktu sesuai yang dijanjikan (atribut 8)

- Dosen PS KARS FKM UI dapat diandalkan dalam menangani masalah akademis (atribut 11)

- Pegawai PS KARS FKM UI memberikan informasi yang jelas kepada Anda (atribut 12)

- Pegawai PS KARS FKM UI melayani Anda dengan cepat (atribut 13)

(28)

- Pegawai PS KARS FKM UI tanggap membantu Anda (atribut 14)

- Pengetahuan yang Anda dapatkan di PS KARS FKM UI membuat Anda percaya diri menghadapi masa depan (atribut 16)

- Dosen PS KARS FKM UI memberikan perhatian kepada Anda (atribut 24) - Dosen bersedia membantu kesulitan atau permasalahan yang Anda hadapi

(atribut 27) 3. Kuadran III

Kuadran III menunjukkan bahwa atribut-atribut yang mempengaruhi kepuasan mahasiswa atas pelayanan yang diberikan PS KARS FKM UI berada dalam kuadran ini tidak mendapat nilai harapan tinggi dari mahasiswa dan kualitas pelaksanaannya pun biasa atau cukup saja. Hal ini berarti kenyataan dan harapan mahasiswa pada suatu atribut berada pada tingkat rendah, sehingga program studi dapat memberikan prioritas rendah terhadap atribut-atribut ini.

Atribut-atribut yang termasuk dalam kuadran ini adalah:

- Keadaaan ruang perkuliahan memenuhi kebutuhan belajar mengajar (atribut 1) - Dosen PS KARS FKM UI masuk kelas tepat waktu (atribut 9)

- Kurikulum yang Anda dapatkan di PS KARS FKM UI sesuai dengan kebutuhan kerja (atribut 17)

- Pegawai PS KARS FKM UI memahami keinginan dan kebutuhan Anda (atribut 21)

- Dosen PS KARS FKM UI memahami keinginan dan kebutuhan Anda (atribut 22)

- Dosen berusaha memahami keinginan dan kebutuhan sesuai dengan harapan Anda (atribut 25)

- Pegawai memberikan pelayanan yang dijanjikan sesuai dengan harapan Anda (atribut 26)

- Ada respon terhadap pengisian Evaluasi Dosen untuk Mahasiswa (EDOM) (atribut 29)

- Pegawai berusaha memahami keinginan dan kebutuhan Anda sesuai dengan harapan Anda (atribut 30)

(29)

4. Kuadran IV

Kuadran IV menunjukkan bahwa atribut-atribut yang mempengaruhi kepuasan mahasiswa atas pelayanan yang diberikan PS KARS FKM UI berada dalam kuadran ini dinilai berlebihan dalam kinerjanya. Hal ini disebabkan mahasiswa menganggap tidak terlalu berharap terhadap atribut pelayanan tersebut, akan tetapi kinerja yang diberikan program studi dilakukan dengan baik sekali, sehingga sangat memuaskan. Atribut ini menggambarkan kepuasan atas kinerja program studi berada dalam tingkat tinggi tetapi harapan mahasiswa kepuasan atas kinerja dari atribut tersebut rendah. Atribut-atribut yang termasuk dalam kuadran ini adalah:

- Keadaan parkir kendaraan memadai (atribut 5)

- Pegawai PS KARS FKM UI dapat diandalkan dalam menangani masalah administrasi (atribut 10)

- Dosen PS KARS FKM UI memberi ruang untuk diskusi (atribut 23)

- Pegawai bersedia membantu mengatasi kesulitan atau permasalahan yang Anda hadapi (atribut 28)

Hasil analisis-analisis yang dilakukan, yaitu analisis kesenjangan, analisis ksesuaian kepuasan dan uji beda, menunjukkan konsistensi kesimpulan bahwa mahasiswa PS KARS FKM UI puas dengan pelayanan pendidikan yang didapatkan. Analisis kesenjangan menunjukkan nilai positif dari rerata kenyataan dan harapan, sehingga dapat dikatakan harapan mahasiswa terhadap pelayanan pendidikan PS KARS FKM UI terpenuhi. Matriks Importance-Performance Analysis (IPA) di atas melengkapi analisis kesenjangan (gap) yang hanya mengukur selisih antara nilai rerata kenyataan dan harapan, yakni dengan menentukan prioritas perbaikannya. Sebagai contoh, atribut kualitas terbaik, yaitu Respon EDOM (nomor 30) dan atribut kualitas terendah, yaitu Jaminan Masa Depan (nomor 17) ternyata berada dalam kuadran yang sama dengan prioritas perbaikan rendah. Hal ini dikarenakan pada atribut Respon EDOM, mahasiswa tidak menaruh nilai harapan tinggi terhadap atribut tersebut, sehingga selisih nilai positifnya menjadi lebih besar dibandingkan atribut-atribut lain yang mendapat

(30)

nilai harapan tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antara analisis gap dan IPA saling melengkapi.

Dari analisis tingkat kesesuaian kepuasan, terdapat 41 dari 80 responden (51,25%) yang menilai kualitas pelayanan pendidikan PS KARS FKM UI sudah baik. Sementara berdasarkan uji beda, perbedaan antara nilai kenyataan dan harapan tidak signifikan. Sehingga dapat disimpulkan kepuasan mahasiswa adalah hingga tahap kesesuaian antara kenyataan dan harapan, belum sampai tahap terlampaui atau amat puas (Kotler, 2009). Sementara Importance-Performance Analysis disusun untuk pemetaan prioritas peningkatan kualitas berdasarkan hasil analisis-analisis kesenjangan, kesesuaian, dan uji beda.

4.11 Implikasi Manajerial

Implikasi manajerial adalah penjabaran keterkaitan antara hasil penelitian dengan acuan rencana pengembangan PS KARS FKM UI. Berdasarkan hasil penelitian, sesuai analisis kesenjangan, kesesuaian kepuasan, dan uji beda, secara keseluruhan mahasiswa PS KARS FKM UI dapat dikatakan puas terhadap pelayanan pendidikan yang mereka terima. Akan tetapi, masih terdapat atribut- atribut pelayanan pendidikan PS KARS FKM UI yang perlu diperbaiki. Masukan sebagai implikasi manajerial bagi PS KARS FKM UI ini dapat dirunut berdasarkan pemetaan prioritas berdasarkan Importance-Performance Analysis sesuai konsep Tjiptono (2012).

Apabila setiap atribut dikelompokkan menurut kuadran dalam Importance- Performance Analysis, maka akan didapatkan bahwa beberapa atribut yang menjadi prioritas perbaikan tinggi (kuadran I) adalah sebagai berikut:

- Penampilan Dosen (dimensi Tangible), hal ini dapat disebabkan tingginya tingkat pendidikan dan spesifik keahlian staf dosen mendorong dosen lebih berperilaku individualisme. Sehingga perlu disampaikan tentang keterkaitan antara penampilan dengan kualitas pelayanan pendidikan.

- Kebersihan Kamar Mandi (dimensi Tangible), penilaian rendah ini perlu dijadikan bahan evaluasi. Mahasiswa mengharapkan tinggi dari atribut ini karena PS KARS, sebagai bagian Fakultas Kesehatan Masyarakat perlu

(31)

memandang serius higienitas kamar mandi. Sebenarnya, dari segi ketersediaan dan fasilitas kamar mandi di PS KARS FKM UI mencukupi. Hal yang perlu adalah perawatannya dan kampanye kesadaran untuk turut menjaga kebersihan.

- Ketanggapan Dosen dalam Membantu Mahasiswa (dimensi Responsiveness), hal ini dikarenakan kesibukan staf pengajar yang begitu tinggi baik di skala nasional maupun internasional dapat berpengaruh pada ketersediaan waktu dan perhatian untuk mahasiswa.

- Kompetensi Pegawai (dimensi Assurance), mengenai atribut ini, sebenarnya dari segi jumlah pegawai sudah mencukupi, yaitu dengan rasio 1 pegawai untuk setiap 17 mahasiswa. Seleksi pegawai juga sudah memadai yakni dengan pendidikan minimal D3 dan harus lolos ujian kompetensi. Hanya perlu diadakan pelatihan dan motivasi kerja agar kompetensi semakin baik.

Kurangnya usaha menunjukkan kompetensi di kalangan pegawai salah satunya dapat disebabkan belum meratanya pemahaman seluruh SDM yang terlibat tentang nilai, visi misi, tujuan, dan sasaran program studi.

- Kompetensi Dosen (dimensi Assurance) yang masih menjadi prioritas tinggi dalam Importance-Performance Analysis terkait dengan kaderisasi staf dosen belum sempurna. Sehingga terasa adanya kesenjangan kemampuan staf pengajar muda dan senior. Karena kalau dari segi tingkat pendidikan dosen sudah tergolong baik, yakni 98,2% berpendidikan S3 dan S2.

- Perhatian Pegawai Terhadap Mahasiswa (dimensi Empathy), dari segi reliabilitas, terkait administrasi, tepat waktu, kejelasan informasi, hingga penampilan sudah baik. Hanya aspek Empathy saja yang perlu ditingkatkan dengan memberi pengertian kepada pegawai tentang pentingnya aspek ini terkait kepuasan mahasiswa sebagai pelanggan.

Atribut-atribut yang pelayanannya masih dirasa kurang oleh mahasiswa, sehingga menjadi prioritas perbaikan rendah (kuadran II) adalah:

- Keadaan fasilitas pendukung belajar mengajar memadai (dimensi Tangible), perpustakaan dengan jumlah dan jenis koleksi buku baik dan lengkap, jaringan Internet, hot spot, serta fasilitas multimedia lain sebenarnya telah tersedia.

Hanya perlu disosialisasikan agar pemanfaatannya lebih baik.

(32)

- Keadaan ruang tata usaha PS KARS FKM UI teratur (dimensi Tangible), ketidakjelasan pemisahan antara ruang dosen dan tata usaha (TU) dapat menyebabkan kesan keadaan ruang TU tidak rapi. Hal ini perlu diperhatikan oleh pegawai TU untuk menata ulang ruang TU agar lebih teratur.

- Pegawai PS KARS FKM UI melayani Anda tepat waktu sesuai yang dijanjikan, pegawai PS KARS FKM UI memberikan informasi yang jelas kepada Anda, pegawai PS KARS FKM UI melayani Anda dengan cepat, pegawai PS KARS FKM UI tanggap membantu Anda (dimensi Responsiveness). Pelayanan administrasi yang baik didukung oleh komputerisasi sistem informasi fakultas meliputi sistem keuangan, akademik, kemahasiswaan, dan perpustakaan yang memudahkan pengendalian penyelenggaraan program studi. Selain itu, kejelasan peraturan‑peraturan tertulis sebagai prosedur tetap dan pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan akademik, kemahasiswaan, atau pun keuangan dapat menyebabkan pegawai tidak lagi merasa perlu memberi informasi tambahan dan membantu mahasiswa dengan cepat dan tanggap. Perlu ada evaluasi internal mengenai hal ini.

- Pengetahuan yang Anda dapatkan di PS KARS FKM UI membuat Anda percaya diri menghadapi masa depan (atribut 16)

- Pesatnya perkembangan teknologi dan ilmu perumahsakitan mengharuskan adanya upgrading dan penyesuaian kemampuan para pengelola rumah sakit sehingga meningkatkan demand dan minat sektor kesehatan dan perumahsakitan untuk mengikuti pendidikan di KARS FKM UI. Hal ini yang menyebabkan mahasiswa merasa pengetahuan yang didapatkan di PS KARS FKM UI belum mampu membuat percaya diri menghadapi masa depan.

Karenanya, perlu dibangun jaringan komunikasi dan mekanisme koordinasi dengan alumni secara baik untuk informasi dan pemanfaatan lapangan pekerjaan. Perluasan jaringan kerja sama dengan praktisi perumahsakitan dan pihak eksternal lain dalam pengembangan ilmu dan teknologi perumahsakitan termasuk penelitian juga dapat dilakukan agar mahasiswa semakin yakin dengan masa depan.

(33)

- Dosen PS KARS FKM UI memberikan perhatian kepada Anda (dimensi Empathy) dan dosen bersedia membantu kesulitan atau permasalahan yang Anda hadapi (dimensi Empathy), kesibukan staf pengajar yang begitu tinggi baik di skala nasional maupun internasional dapat berpengaruh pada ketersediaan waktu dan perhatian pengajar dalam pemberian perkuliahan dan bimbingan kepada mahasiswa.

Sementara atribut-atribut yang pelayanannya dirasakan berlebihan oleh mahasiswa (kuadran IV) adalah:

- Keadaan Parkir Kendaraan Memadai (dimensi Tangible). Tempat parkir untuk kendaraan telah tersedia baik untuk motor ataupun mobil yang disediakan bagi mahasiswa, dosen, pegawai dan tamu. Tempat parkir yang cukup luas, tersebar di beberapa tempat memberikan kemudahan untuk mencapai gedung perkuliahan, serta memberikan rasa aman dan nyaman. Untuk menyikapi penilaian yang dianggap berlebihan, penyelenggara program studi dapat menghemat biaya FKM UI untuk tidak lagi menambah fasilitas tempat parkir.

Penyelenggara PS KARS FKM UI hanya perlu merawatnya agar apabila nanti jumlah mahasiswa bertambah, fasilitas ini tetap memiliki penilaian baik.

- Keandalan Pegawai PS KARS FKM UI dalam Administrasi (dimensi Reliability). Hal ini mungkin disebabkan dalam pelayanan administrasi PS KARS FKM UI didukung oleh komputerisasi sistem informasi program studi meliputi sistem keuangan, akademik, kemahasiswaan, dan perpustakaan yang memudahkan pengendalian penyelenggaraan program studi. Selain itu, kejelasan peraturan‑peraturan tertulis sebagai prosedur tetap dan pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan akademik, kemahasiswaan, atau pun keuangan dapat menyebabkan kesan keandalan administratif berlebihan sementara mahasiswa tidak terlalu menetapkan harapan tinggi dalam atribut ini.

- Dosen PS KARS FKM UI Memberi Ruang untuk Diskusi (dimensi Empathy), kesibukan dosen yang begitu tinggi baik di skala nasional maupun internasional dapat berpengaruh pada ketersediaan waktu dan perhatian pengajar dalam pemberian perkuliahan dan bimbingan kepada mahasiswa.

(34)

- Pegawai Bersedia Membantu Permasalahan Mahasiswa (dimensi Empathy), Sudah jelasnya informasi dan pelayanan administrasi PS KARS FKM UI, didukung oleh komputerisasi sistem informasi, dan kejelasan peraturan- peraturan tertulis dapat menyebabkan kesan perhatian pegawai berlebihan.

PS KARS FKM UI dapat memanfaatkan hubungan karakteristik mahasiswa dengan penilaian kualitas pelayanan pendidikan untuk strategi pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara karakteristik responden dengan penilaian kualitas pendidikan. Sehingga PS KARS FKM UI tidak perlu membuat program khusus terkait karakteristik jenis kelamin, pekerjaan, sumber dana SPP, atau status sosio-ekonomi mahasiswa atau calon mahasiswa.

Program pemasaran dalam pendidikan ini bermakna luas, arti pemasaran pendidikan tidak sama dan sebangun dengan komersialisasi pendidikan (Alma, 2009). Istilah pemasaran saat ini berfokus pada kepuasan pelanggan, apabila pelanggan tidak puas maka dapat dikatakan proses pemasarannya gagal. Tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi dapat meningkatkan loyalitas pelanggan, mengurangi sensitivitas pelanggan terhadap harga, mengurangi biaya kegagalan pemasaran, meningkatkan efektivitas iklan, dan meningkatkan reputasi bisnis. Hal ini berlaku pula pada sektor jasa pendidikan, sebagai mana dikemukakan Fornell dalam Lupiyoadi (2008).

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu masalah pokok dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh kualitas kehidupan kerja dan lingkungan kerja sekolah terhadap motivasi berprestasi

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan dan untuk mengetahui pengaruh dari variabel

Makna konotasi: Suga duduk di atas lantai kaca dengan banyak bayangan tangan hitam di bawahnya yang seolah-lah bayangan hitam yang mencoba meraihnya itu adalah “bayangan” dari

“Anggaran penjualan adalah proyeksi yang disetujui oleh komite anggaran, yang menjelaskan penjualan yang diharapkan dalam satuan unit dan uang.” Penyusunan anggaran penjualan ini

Ketika agama memiliki doktrin tentang surga, neraka, malaikat dan semua itu diletakkan pada moment yang akan datang (konsep eskatologis kristiani), manusia lupa bahwa

Terakhir untuk variabel Kinerja Pemasaran, tentang pertanyaan mendapatkan Peningkatan penjulaan mampu meningkatkan kinerja usaha mendapatkan nilai 52.5 dengan kategori

c. Pusat Pengembangan SWP III adalah Kota Bengkayang, Lembah Bawang, Lumar, Teriak, Sungai Betung dan Suti Semarang. Pusat Pengembangan SWP IV Ledo, Suti Semarang e.