• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SKRIPSI TAUFIK HIDAYAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SKRIPSI TAUFIK HIDAYAT"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan

Informasi

TAUFIK HIDAYAT 140709073

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN MEDAN

2018

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinal dan belum pernah disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, September 2018 Penulis

Taufik Hidayat 140709073

(5)

ABSTRAK

Hidayat, Taufik. 2018. Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan: Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara.

Dalam pemenuhan kebutuhan informasi setiap pengguna mempuanyai cara yang berbeda dalam melakukan pencarian informasi. Pada tahun 2017 mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat USU memiliki jumlah pengunjung perpustakaan terbanyak yaitu 15.938 orang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perilaku pencarian informasi mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatakn kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera sebanyak 2112 orang. Dalam penentuan sampel menggunkan Rumus Slovin, sehingga didapat sampel 95 orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1) Starting, bahwa pencarian informasi didorong oleh kebutuhan informasi, ketika membutuhkan informasi saja, dan bertanya kepada teman. 2) Chaining, bahwa langsung melakukan pencarian informasi dan menggunakan judul sebagai kata kunci. 3) Browsing, bahwa menggunakan jurnal elektronik, menggunakan OPAC, menentuakan query berdasarkan judul, menggunakan google, dan pemotongan istilah pada query. 4) Differentiating, bahwa mengevaluasi informasi yang diperoleh dan menggunakan sumber informasi lain. 5) Monitoring, bahwa searching diinternet dan memantau informasi terbaru setiap hari. 6) Extracting, bahwa mencari dan membandingkan informasi dan mengidentifikasi semua informasi. 7) Verifying, bahwa melakukan pengecekan ulang dengan cara membaca informasi secara keseluruhan. 8) Ending, bahwa menanggapi hasil pencarian dengan cara download/ save pada media penyimpanan dan menyatakan kebutuhan informasi terpenuhi.

Disarankan kepada pihak perpustakaan USU agar dapat melakukan pendidikan pengguna untuk memudahkan dalam mendapatkan informasi dan melakukan sosialisasi layanan perpustakaan kepada pengguna, sehingga pengguna mengetahui berbagai layanan dan fasilitas yang dimiliki perpustakaan USU

Kata kunci: Model David Ellis, Perilaku, dan Pencarian Informasi

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara.

Dengan judul “Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara”.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini pertama sekali penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda Ir. Syafruddin dan Ibunda Marianis yang telah memberikan kasih sayang dan perhatian, doa, materil, motivasi dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini dapat selesai berkat adanya bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak, sebagai rasa hormat perkenakan penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dengan ketulusan hati kepada:

1. Bapak Dr. Drs. Budi Agustono, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ishak, SS., M.Hum selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi selaku Dosen penguji II yang telah memberikan arahan, pertanyaan-pertanyaan serta masukan untuk penulisan skripsi ini agar lebih baik.

(7)

3. Ibu Dra. Zurni Zahara Samosir, M.Si. selaku Dosen Penguji I yang telah banyak memberikan arahan dan masukan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Jonner Hasugian, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah menyediakan waktu untuk memberikan bimbingan akademis kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh staf Pengajar Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

6. Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

7. Terimakasih kepada Kakak Rosi, Kakak Nining, dan Abang Jelvis serta seluruh keluarga besar penulis yang memberi dukungan dan doa sampai penulis dapat menyelesaikan studi.

8. Sahabat-sahabat penulis yang telah bersama sejak awal perkuliahan di USU, Dian Afriyeni, Futia Meliza, Fitria Wulandari, Thesya Aulia Geovani, Wemppy Wantri Putra, Hazel Rahmaddio, Yudha Muthia Aditia dan terkhusus kepada Nikhita Fransiska yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Semua teman-teman stambuk 2014 di Program Studi Ilmu Perpustakaan dan informasi yang sama-sama berjuang dalam menyelesaikan skripsi.

(8)

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih belum sempurna dan banyak terdapat kekurangan.Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat, menambah wawasan bagi pembaca dan penelitian yang selanjutnya.

Medan, Agustus 2018 Penulis,

Taufik Hidayat 140709073

(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Perilaku pencarian informasi... 5

2.1.1 Informasi ... 5

2.1.2 Sumber-sumber informasi ... 6

2.1.3 Kebutuhan informasi ... 8

2.1.4 Perilaku informasi ... 10

2.1.5 Perilaku pencarian informasi... 12

2.1.6 Strategi pencarian informasi ... 13

2.2 Model pencarian informasi ... 16

2.2.1 Model pencarian informasi menurut Wilson ... 16

2.2.2 Model pencarian informasi menurut Ellis ... 18

2.2.3 Model pencarian informasi Khulthau ... 19

2.2.4 Model pencarian informasi Foster ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 24

3.1 Metode penelitian ... 24

3.2 Lokasi penelitian ... 24

3.3 Populasi dan Sampel ... 24

3.3.1 Populasi ... 24

3.3.2 Sampel ... 25

3.4 Teknik pengumpulan data ... 26

(10)

3.5 Jenis sumber data ... 27

3.6 kuesioner ... 27

3.7 Analisis data ... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 30

4.1 Starting ... 30

4.2 Chaining ... 35

4.3 Browsing ... 39

4.4 Differentiating ... 47

4.5 Monitoring ... 51

4.6 Extracting ... 54

4.7 Verifying ... 57

4.8 Ending ... 60

4.9 Rangkuman Hasil Penelitian ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

5.1 Kesimpulan ... 66

5.2 Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Model Pencarian Informasi Menurut Carol Khulthau ... 20

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner ... 28

Tabel 4.1 Tahapan awalan pencarian informasi ... 31

Tabel 4.2 Seberapa sering kegiatan pencarian informasi ... 32

Tabel 4.3 Cara mendapatkan informasi ... 33

Tabel 4.4 Tahapan identifikasi kebutuhan informasi ... 35

Tabel 4.5 Kata kunci yang digunakan ... 37

Tabel 4.6 Jenis informasi yang digunakan ... 39

Tabel 4.7 Pencarian informasi di perpustakaan... 41

Tabel 4.8 Menentukan query dalam melakukan pencarian informasi elektronik ... 43

Tabel 4.9 Sumber informasi yang digunakan ... 44

Tabel 4.10 Strategi dalam pencarian informasi ... 46

Tabel 4.11 Menyeleksi informasi yang diperoleh ... 48

Tabel 4.12 Menyeleksi informasi yang kurang relevan ... 49

Tabel 4.13 Memantau informasi terbaru ... 51

Tabel 4.14 Mencari informasi terbaru untuk memenuhi kebutuhan ... 53

Tabel 4.15 Mendapatkan informasi dari salah satu sumber informasi ... 54

Tabel 4.16 Mendapatkan informasi dari berbagai sumber ... 55

Tabel 4.17 pengecekan ulang terhadap informasi ... 57

Tabel 4.18 Cara melakukan pengecekan ulang informasi ... 59

Tabel 4.19 Penyimpanan informasi ... 60

Tabel 4.20 Kebutuhan informasi ... 62

Tabel 4.21 Rangkuman Hasil Penelitian ... 63

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model perilaku pencarian menurut Wilson ... 18

Gambar 2.2 Model perilaku pencarian menurut Ellis ... 19

Gambar 2.3 Model perilaku pencarian non linier menurut Foster ... 21

Gambar 2.4 Tiga level interaksi menurut Foster ... 22

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner ... 71

Lampiran 2 Rekapitulasi Jawaban Responden ... 75

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian... 80

Lampiran 4 Surat Keterangan Penelitian ... 81

(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Perkembangan informasi pada era pengetahuan sangat bermanfaat dalam pemenuhan kebutuhan informasi. Tingkat kebutuhan informasi setiap orang berbeda-beda, apabila semakin tinggi tingkat kebutuhan informasi maka akan semakin tinggi tingkat pencarian informasi setiap pengguna. Informasi yang ingin didapatkan pengguna ialah informasi yang relevan dan akurat untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna.

Dalam pemenuhan kebutuhan informasi setiap pengguna mempunyai cara yang berbeda dalam melakukan pencarian informasi. Cara yang berbeda dalam mencari informasi inilah yang menimbulkan adanya perbedaan perilaku pengguna dalam melakukan pencarian informasi.

Dalam melakukan kegiatan perkuliahan, mahasiswa membutuhkan informasi-informasi yang relevan untuk mendukung kegiatan perkuliahan. Untuk mendapatkan informasi yang relevan setiap mahasiswa melakukan kegiatan pencarian informasi, mahasiswa bisa melakukan kegiatan pencarian informasi di database perpustakaan, internet, database jurnal, dan sebagainya. Dalam melakukan kegiatan pencarian informasi setiap mahasiswa memiliki cara dan perilaku yang berbeda dalam mendapatkan informasi yang mereka butuhkan.

Seperti halnya yang dirasakan oleh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Setiap mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat membutuhkan informasi-informasi yang relevan dalam pemenuhan

(15)

kebutuhan perkuliahan, tugas, dan melakukan tugas akhirnya. Dalam pemenuhan informasi mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat melakukan kegiatan pencarian informasi, baik pencarian informasi online maupun informasi tercetak.

Dalam melakukan pencarian informasi mahasiswa menggunakan perpustakaan sebagai sarana mendapatkan informasi. Perilaku penemuan informasi setiap mahasiswa berbeda-beda. Perbedaan tingkat kebutuhan tersebut akan mempengaruhi perilaku penemuan informasi setiap mahasiswa.

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara memiliki perpustakaan sebagai fasilitas pencarian informasi bagi mahasiswa. Pada perpustakaan Fakultas Kesehatan Masyarakat memiliki anggota perpustakaan sebanyak 2112 orang. Berdasarkan data pengunjung perpustakaan tahun 2017 mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat memiliki jumlah pengunjung terbanyak dari fakultas lain yaitu sebanyak 15.938 orang. Dari data pengunjung tersebut dapat diduga mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat lebih aktif dalam melakukan pencarian informasi di pepustakaan.

Berdasarkan hasil pengamatan awal yang penulis lakukan, mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang sedang berkunjung ke perpustakaan dan sedang melakukan kegiatan pencarian informasi.

Dalam memenuhi kebutuhan informasi, mahasiswa menggunakan berbagai sumber informasi dan berinteraksi dengan alat-alat penelusuran informasi seperti melakukan pencarian informasi langsung ke rak buku, menggunakan jaringan internet perpustakaan dalam melakukan pencarian informasi elektronik. Dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan mahasiswa Fakultas Kesehatan

(16)

Masyarakat memiliki perbedaan perilaku dalam melakukan kegiatan pencarian informasi. Berdasarkan perbedaan perilaku dalam pencarian informasi terdapat beberapa masalah yaitu ada beberapa mahasiswa yang lebih lama dalam mendapatkan informasi yang mereka butuhkan, ada beberapa mahasiswa yang kurang mengetahui cara mendapatkan buku di perpustakaan mereka langsung mencari buku di rak padahal untuk mendapatkan buku yang kita butuhkan harus mencari terlebih dahulu melalui OPAC.

Dalam melakukan kegiatan pencarian informasi secara online mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat memiliki beberapa masalah, diantaranya mahasiswa kurang memahami cara dan strategi untuk mendapatkan informasi secara online, masih banyak mahasiswa yang melakukan kegiatan pencarian informasi secara online melalui search engine Google, membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan informasi, dan masih kurangnya mahasiswa melakukan pencarian informasi melalui database jurnal yang ada di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Oleh karena itu penulis tertarik mengatahui perilaku pencarian informasi mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan informasi. Atas dasar ini penulis melakukan penelitian ini dengan judul

“Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Perilaku pencarian informasi mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara?

(17)

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku pencarian informasi mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Suatu penelitian diharapkan untuk dapat memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan pada umumnya dan juga bermanfaat bagi pembaca. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Perpustakaan Fakultas Kesehatan Masyarakat, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk pengembangan Layanan Perpustakaan ke arah yang lebih baik.

2. Peneliti selanjutnya, dapat dijadikan sebagai acuan oleh peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan objek yang sama di masa mendatang.

3. Peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti tentang perilaku pencarian informasi.

1.5 Ruang Lingkup

Penelitian ini merupakan penelitian yang mengkaji tentang perilaku pencarian informasi yang menggunakan teori David Ellis terdiri dari: Starting, Chaining, Browsing, Differentiating, Monitoring, Extracting, Verifying, dan Ending.

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku pencarian informasi

2.1.1 Informasi

Informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan. Menurut Sutanta (2003, 10)

“Informasi merupakan hasil dari pengolahan data sehingga menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saat itu juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang”.

Setiap orang membutuhkan informasi, apapun jenis pekerjaan seseorang baik itu pelajar, mahasiswa, petani, guru, dosen, dokter, dan sebagainya memerlukan informasi guna mendukung pekerjaan sehari-harinya. Menurut Tata Sutabri (2005, 23) “Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterprestasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan”. Jadi informasi yang relevan dengan kebutuhan bisa di olah oleh setiap orang untuk mengambil keputusan

Menurut Yusup (2010, 5) “Jumlah informasi sangat besar tetapi informasi tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu, informasi lisan dan terekam.

Informasi lisan berjumlahnya sangat banyak, sulit diukur dan dibuktikan, juga kurang bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan manusia”. Perpustakaan pun tidak mengolah jenis informasi lisan, hal ini dikarenakan informasi terekamlah yang banyak digunakan oleh berbagai kalangan masyarakat dan organisasi.

(19)

Yusup (2010, 5) menjelaskan bahwa jenis informasi terekam dibedakan menjadi dua yaitu informasi terekam ilmiah dan informasi terekam tidak ilmiah:

Jenis informasi terekam dibedakan menjadi dua yaitu informasi terekam ilmiah dan informasi terekam tidak ilmiah. informasi terekam tidak ilmiah berupa informasi yang banyak tersebar seperti informasi termuat di surat kabar, informasi dalam keluarga dan media lainnya. Informasi terekam ilmiah adalah informasi yang dirancang secara khusus atau yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan ilmiah dan penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Menurut Sutabri (2005, 35) kualitas informasi tergantung kepada 3 hal yaitu:

1. Akurat

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan.

2. Tepat waktu

Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan.

3. Relevan

Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk setiap orang berbeda.

Dari beberapa pendapat diatas terdapat persamaan definisi informasi yaitu informasi suatu data yang memiliki makna dan telah diolah yang berguna untuk memenuhi kebutuhan dari setiap orang dalam pengambilan setiap keputusan.

Setiap orang memiliki kebutuhan informasi yang berbeda seperti informasi lisan, yaitu informasi yang jumlahnya banyak dan sulit dihitung karna terus bertambah setiap kegiatan manusia. Sedangkan informasi terekam yaitu informasi yang telah diolah secara ilmiah dan dirancang untuk dimanfaatkan dalam kegiatan ilmiah.

2.1.2 Sumber-sumber informasi

Informasi bisa didapatkan dari mana saja, seperti di sekolah, perpustakaan, buku, media internet, artikel jurnal dan tempat-tempat lainnya. Menurut Yusup (2010, 13) mengatakan bahwa “semua jenis informasi baik yang tergolong ilmiah

(20)

maupun yang non-ilmiah, terutama yang telah disimpan dalam rekaman sebagian besar disimpan di perpustakaan”. Sebagai mana yang diketahui, konsep perpustakaan merupakan pengelolaan informasi yang meliputi dalam kegiatan penghimpunan, pengeloaan, dan penyebaran informasi bagi pengguna perpustakaan.

Menurut Suwarno (2010, 37) mengatakan “perpustakaan sebagai pusat sumber daya informasi menjadi tulang punggung majunya suatu istitusi pendidikan dimana tuntutan untuk adaptasi terhadap perkembangan informasi sangat tinggi”. Hal ini dikarenakan kebutuhan akan informasi yang kuat dari pengguna, sehingga mau tidak mau perpustakaan berupaya menyediakan informasi-informasi yang relevan bagi setiap penggunanya.

Menurut Case (2007, 12) Case membedakan sumber informasi yaitu

“Salah satu perbedaan dalam sumber informasi adalah antara sumber informasi formal dan sumber informasi informal”. Sumber informasi formal adalah yang dicetak dalam buku teks, ensiklopedia, atau harian surat kabar tetapi mungkin juga dicontohkan dalam kata-kata yang diakui pakar subjek. Sumber informasi informal cenderung menjadi teman, kolega, dan keluarga, tetapi dapat mencakup apa yang kita pelajari dari budaya populer, program TV, lagu di radio, diskusi Internet.

Salah satu sumber informasi adalah literatur online. Literatur onlite adalah bahan atau sumber ilmiah untuk membuat suatu karya tulis atau kegiatan ilmiah lainnya. Menurut Ishak (2016, 13) mengatakan bahwa sumber literatur dapat dibedakan mejadi dua yaitu :

(21)

a. Sumber literatur primer

Sumber literatur primer adalah sumber ilmiah yang melaporkan adanya literatur tersebut misalnya suatu penemuan baru. Contoh sumber informasi primer adalah makalah pertemuan, laporan, tesis, disertasi, artikel ilmiah, jurnal dan lain-lain.

b. Sumber literatur sekunder

Sumber literatur sekunder merupakan daftar atau pencatatan dari suber literatur primer. Contoh sumber informasi sekunder adalah daftar buku, katalog, bibliografi, majalah indek dan lain-lain.

Pada kemajuan akan teknologi pada saat ini sumber-sumber informasi elektroniklah yang banyak dicari oleh pengguna informasi. Menurut Andayani (2014) mengatakan bahwa “sumber-sumber informasi elektronik adalah sumber informasi yang dikemas atau disimpan dalam bentuk elektronik atau digital”.

Karena sumber informasi elektronik disimpan dalam bentuk digital sehingga sumber-sumber informasi dalam bentuk elektroniklah yang dibutuhkan oleh pengguna pada saat ini.

2.1.3 Kebutuhan informasi

Menurut Miranda (2008) “Information need is defined as a state or process started when one perceives that there is a gap between the information and knowledge available to solve a problem and the actual solution of the problem”. Berdasarkan pendapat diatas dapat diterjemahkan bahwa kebutuhan informasi adalah sebagai suatu keadaan atau proses dimulai ketika seseorang merasakan adanya kesenjangan antara informasi dan pengetahuan yang tersedia untuk memecahkan masalah dan solusi aktual dari masalah”. Setiap kebutahan informasi setiap orang berbeda-beda, banyak faktor yang membedakan kebutuhan informasi seseorang seperti pendidikan, pekerjaan, umur, gender, lingkungan sosial, dan lain-lain.

(22)

Seperti yang di jelaskan Guha yang dikutip oleh Ishak (2016, 87) membangi kebutuhan informasi menjadi 4 jenis yaitu:

1. Current need approach, yaitu pendekatan kepada kebutuhan pengguna informasi yang sifatnya mutakhir. Pengguna berinteraksi dengan sistem informasi dengan cara yang sangat umum untuk meningkatkan pengetahuannya. Pendekatan ini perlu ada interaksi antara pengguna dan sistem informasi.

2. Everyday need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan pengguna yang sifatnya spesifik dan cepat. Informasi yang dibutuhkan pengguna merupakan informasi yang rutin dihadapi oleh pengguna.

3. Exhaustic need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan pengguna akan informasi yang mendalam, pengguna informasi mempunyai ketergantungan yang tinggi pada informasi yang dibutuhkan dan relevan.

4. Catching-up need approach, yaitu pendekatan terhadap pengguna akan informasi yang ringkas, tetapi juga lengkap khususnya mengenai perkembangan terakhir suatu subjek yang diperlukan dan hal-hal yang sifatnya relevan.

Dari beberapa pendapat Miranda dan Guha diatas telah menjelaskan tentang apa itu kebutuhan informasi. Dari pendapat diatas terdapat beberapa persamaan yaitu Miranda menjelaskan bahwa kebutuhan informasi itu terjadi akibat kesenjangan antara informasi dan pengetahuan yang tersedia untuk memcahkan masalah. Sedangkan Guha membagi kebutuhan informasi ke dalam 4 yaitu: kebutuhan pengguna informasi yang sifatnya mutakhir, kebutuhan pengguna yang sifatnya spesifik dan cepat, kebutuhan pengguna akan informasi yang mendalam, dan terhadap pengguna akan informasi yang ringkas.

Jadi kebutuhan informasi adalah suatu kegiatan atau proses dimana seseorang yang merasa kekurangan akan informasi dalam kegiatan pengetahuan dan proses pengambilan suatu keputusan. Informasi yang dibutuhkan ialah informasi-informasi yang relevan dan terbukti kebenarannya.

(23)

2.1.4 Perilaku informasi

Perilaku adalah setiap tindakan yang digunakan sebagai alat atau cara agar dapat mencapai suatu tujuan, sehingga kebutuhan terpenuhi atau suatu kehendak terpuaskan, sedangkan Perilaku informasi adalah keseluruhan pola laku manusia terkait dengan sebuah informasi. Menurut Bates (2010) “information behavior is a term currently favored to describe the many ways in which humans interact with information, in particular, the way people search and utilize information.”

Berdasarkan pendapat diatas dapat diterjemahkan bahwa perilaku informasi adalah istilah yang saat ini disukai digunakan untuk menggambarkan banyak cara di mana manusia berinteraksi dengan informasi, khususnya, cara orang mencari dan memanfaatkan informasi”.

Menurut Wilson (2000) dalam menyusun beberapa batasan perilaku informasi. Beberapa batasan perilaku informasi adalah sebagai berikut:

1. Information behavior merupakan keseluruhan perilaku manusia berkaitan dengan sumber dan seluruh informasi, termasuk perilaku pencarian dan penggunan informasi, baik secara aktif maupun pasif.

2. Information seeking behavior merupakan upaya menemukan informasi dengan tujuan tertentu sebagai akibat dari adanya kebutuhan untuk memenuhi tujuan tertentu.

3. Information searching behavior merupakan perilaku ditingkat mikro, berupa perilaku mencari yang ditunjukan seseorang ketika berinteraksi dengan sistem informasi. perilaku ini teridir atas berbagai bentuk interaksi dengan sistem, baik di tingkat interaksi dengan komputer, maupun di tingkat intelektual dan mental.

4. Information user behavior merupakan tindakan-tndakan fisik maupun mental yang dilakukan seseorang ketika seseorang menggabungkan informasi yang ditemukannya dengan pengetahuan dasar yang telah dimiliki sebelumnya.

Dengan demikian, perilaku informasi dapat menghasilkan jaring yang sangat luas, melihat interaksi individual maupun kelompok kompleks dan interaksi sosial. Tetapi menurut Bates (2010) mengatakan “information behavior

(24)

is not communication, psychology, education, sociology, or the social impact of technological research. Instead of information behavior is actually a study that largely limits itself from the behavior associated with an information”.

Berdasarkan pendapat diatas dapat diterjemahkan perilaku informasi bukanlah komunikasi, psikologi, pendidikan, sosiologi, atau dampak sosial dari penelitian teknologi. Sebaliknya perilaku informasi sebenarnya adalah penelitian yang sebagian besar membatasi diri dari perilaku terkait sebuah informasi”.

Menurut Savolainen (2007) menyatakan “information behavior would encompass face-to-face communication with others as well as the passive reception of information without any intention to act on the information given”

berdasarkan pendapat diatas dapat diterjemahkan perilaku informasi juga mencakup komunikasi tatap muka dengan orang lain serta penerimaan informasi tanpa pasif ada niat untuk bertindak berdasarkan informasi yang diberikan.

Berdasarkan pendapat diatas yang dijelaskan oleh Bates, Wilson, dan Savolainen terdapat persamaan dalam menjelaskan pengertian perilaku informasi, perilaku informasi yaitu semua tindakan manusia yang berhubungan dengan informasi seperti pencarian informasi dan pemanfaatan informasi. perilaku informasi berupa tindakan atau pola laku manusia dalam pemenuhan kebutuhan informasinya. Perilaku informasi setiap orang memiliki perbedaan tergantung terhadap kebutuhan informasi apa yang sedang dibutuhkan, semua tindakan perilaku informasi ini merupakan untuk mencapai suatu tujuan dan pemanfaatan informasi.

(25)

2.1.5 Perilaku pencarian informasi

Perilaku pencarian informasi merupakan perilaku seseorang dalam mencari informasi untuk menjawab segala tantangan yang dihadapi, menentukan fakta, memecahkan masalah, dan menjawab suatu pertanyaan. Menurut Wilson (2000) mengatakan bahwa:

Information Searching Behavior is the ‘micro-level’of behavior employed by the searcher in interacting with information systems of all kinds. It consists of all the interactions with the system, whether at the level of human computer interaction (for example, use of the mouse and clicks on links) or at the intellectual level (for example, adopting a Boolean search strategy or determining the criteria for deciding which of two books selected from adjacent places on a library shelf is most useful), which will also involve mental acts, such as judging the relevance of data or information retrieved.

Berdasrkan pendapat diatas dapat diterjemahkan bahwa perilaku pencarian informasi merupakan perilaku ditingkat mikro, berupa perilaku mencari yang ditunjukan seseorang ketika berinteraksi dengan sistem informasi. perilaku ini terdiri atas berbagai bentuk interaksi dengan sistem, baik di tingkat interaksi dengan komputer, maupun di tingkat intelektual dan mental.

Menurut Case (2007, 10) mengatakan bahwa “information seeking behavior is highly rational (which is not often true), that such behavior is oriented toward making some kind of decision (a common, yet flawed, assumption), and that it is possible to make relatively simple judgments about the value of our decisions”. Berdasarkan pendapat diatas dapat diterjemahkan bahwa perilaku pencarian informasi sangat rasional berorientasi pada pembuatan semacam keputusan dan memungkinkan untuk dibuat penilaian yang relatif sederhana tentang nilai keputusan tersebut.

(26)

Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas tentang perilaku pencarian informasi, terdapat beberapa persamaan makna seperti yang dijelaskan antara Wilson dan Case terdapat persamaan pendapat tentang perilaku pencarian informasi yaitu perilaku pencarian informasi yaitu perilaku seseorang yang dihasilkan pada saat berinteraksi dengan sistem informasi untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan kebutuhan. Perilaku pencarian informasi merupakan perbedaan yang dihasilkan oleh pencari informasi untuk mendapatkan suatu informasi yang relevan, setiap pencari informasi membutuhkan informasi yang relevan dengan kebutuhannya karena setiap informasi digunakan untuk kegiatan ilmiah, penunjang kegiatan perkuliahan, dan pengambilan sebuah keputusan.

2.1.6 Strategi pencarian informasi

Dalam pemenuhan kebutuhan informasi penggunaan strategi pencarian informasi adalah salah satu cara untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan kebutuhan. Menurut Pharo (2004) menyatakan “Find a task strategy is a searcher plan to perform a search task. Search for task strategies may include specification of which source to use and techniques that should be used to explore it.”. Berdasarkan pendapat diatas dapat diterjemahkan bahwa strategi pencarian informasi dapat mencakup spesifikasi sumber mana yang akan digunakan dan teknik apa yang harus digunakan untuk menjelajahinya.

Ackermann yang dikutip oleh Savolainen (2016) menyatakan sepuluh langkah untuk strategi pencarian informasi:

1. Identifikasi konsep penting pencarian Anda.

2. Pilih kata kunci yang menggambarkan konsep tersebut.

(27)

3. Tentukan apakah ada sinonim, istilah terkait, atau variasi lain dari kata kunci yang harus disertakan.

4. Tentukan fitur pencarian mana yang mungkin berlaku, termasuk pemotongan, operator kedekatan, operator Boolean, dan sebagainya.

5. Pilih mesin pencari.

6. Bacalah petunjuk di halaman muka mesin pencari. Cari bagian yang berjudul "Bantuan", "Penelusuran lanjutan", "Pertanyaan yang Sering Diajukan" dan sebagainya.

7. Buat ungkapan pencarian dengan menggunakan sintaks yang sesuai untuk mesin pencari.

8. Evaluasi hasilnya. Apakah hasilnya relevan dengan query Anda?

9. Ubah pencarian Anda jika diperlukan. Kembali ke Langkah 2 sampai 4 dan merevisi kueri Anda sesuai dengan itu.

10. Coba pencarian yang sama di search engine yang berbeda, berikut Langkah 5 sampai 9 di atas.

Dalam melakukan strategi pencarian informasi ada suatu istilah yaitu query. Menurut Ishak (2016, 68) “menyatakan query adalah istilah (terms) yang dirumuskan oleh pengguna dan selanjutnya diinput ke dalam sistem untuk mendapatkan dokumen yang diinginkan”. Setiap pengguna dalam melakukan pencarian informasi menginginkan informasi yang relevan dengan kebutuhan, relevan atau tidaknya suatu informasi tergantung baik atau tidaknya dalam merumuskan query.

Dalam melakukan pencarian informasi ketepatan dalam membangun query akan mempengaruhi hasil pencarian. Tetapi tidak hanya dalam ketepatan query saja yang mempengaruhi kualitas hasil pencarian. Salah satu faktor lain yang mempengaruhi hasil pencarian yaitu penggunaan operator Boolean Menurut Hasugian (2008) mengatakan bahwa “operator Boolean dapat digunakan untuk merangkai dua atau lebih kata/ istilah penelusuran guna membantu mendapatkan sumber informasi yang tepat dengan kebutuhan dan operator yang digunakan dalam pencarian adalah AND, OR, dan NOT”.

(28)

Operator Boolean AND, OR, dan NOT biasa digunakan untuk mengkombinasikan kata dalam melakukan pencarian informasi. Ishak (2016, 72) menjelaskan mengenai operator Boolean :

Boolean AND, digunakan untuk mempersempit batasan penelusuran. Penelusuran menghasilkan dokumen yang hanya mengandung kedua kata yang dihubungkan oleh operator Boolean AND.

A AND B

Boolean OR, digunakan untuk memperluasan batasan penelusuran. Penelusuran menghasilkan dokumen yang mengandung kata A atau B.

A OR B

Boolean NOT, digunakan untuk mempersempit batasan penelusuran dengan tujuan menghidari diperolehnya hasil penelusuran dengan tujuan menghindari diperolehnya hasil penelusuran yang bias. Penelusuran menghasilkan kata A dan bukan kata B dan biasanya digunakan kalau kata memiliki lebih dari 1 (satu) arti.

(29)

A NOT B

Berdasarkan pendapat diatas yang dikemukakan oleh Savolainen, Ishak, dan Hasugian tentang strategi pencarian informasi memiliki beberapa persamaan.

Persamaan yang terdapat dari ketiga pendapat tersebut dalam sebuah strategi dalam pencarian informasi adalah melakukan tindakan awal yaitu mengidentifikasi konsep informasi yang dicari. Dalam mengidentifikasi konsep sangat berpengaruh terhadap relevan atau tidaknya suatu dokumen yang akan diperoleh oleh pengguna. Dalam mengidentifikasi konsep kecermatan dan ketepatan dalam pembetukan query atau kata kunci sangat penting, apabila query atau kata kunci sesuai dengan kebutuhan maka akan mendapatkan informasi yang relevan. Dari pendapat diatas dalam melakukan strategi pencarian informasi terdapat persamaan dalam proses pencarian informasi, yaitu menggunakan operator boolean. Operator boolean merupakan merangkai 2 kata atau lebih dalam penelusuran guna membantu mendapatkan sumber informasi yang tepat dengan kebutuhan.

2.2 Model perilaku pencarian informasi

2.2.1 Model perilaku pencarian informasi menurut Wilson

Wilson (1999) menjelaskan model perilaku pencarian informasi yaitu sebagai berikut:

(30)

A model may be described as a framework for thinking about a problem and may evolve into a statement of the relationships among theoretical propositions. Most models in the general field of information behaviour are of the former variety: they are statements, often in the form of diagrams, that attempt to describe an information-seeking activity, the causes and consequences of that activity, or the relationships among stages in information-seeking behaviour.

Berdasarkan defenisi diatas dapat diterjemahkan bahwa model dapat digambarkan sebagai kerangka kerja untuk memikirkan suatu masalah dan dapat berkembang menjadi pernyataan hubungan antara proposisi teoritis. Sebagian besar model dalam bidang informasi umum berasal dari variasi sebelumnya yaitu:

pernyataan, sering dalam bentuk diagram, yang mencoba menggambarkan sebuah aktivitas pencarian informasi, penyebab dan konsekuensi dari aktivitas tersebut, atau hubungan antar tahapan dalam perilaku pencarian informasi.

Perilaku pencarian informasi berawal dari adanya kebutuhan seseorang terhadap informasi. Model perilaku pencarian informasi yang dikembangkan oleh Wilson. Menurut Wilson (1981) mengemukakan “beberapa kelompok perilaku pencarian informasi yang dipengaruhi tingkat kognisi, tingkat perilaku sosial, atau aspek lain yang tampak secara fisik dan mental pengguna”. Adapun penggambaran dari model ini sebagai berikut:

(31)

Gambar 2.1Model perilaku pencarian menurut Wilson 2.2.2 Model perilaku pencarian informasi menurut Ellis

Model pencarian informasi sudah banyak dikembangkan oleh para ahli.

Terdapat banyak model atau teori pencarian informasi. Menurut Ellis (1997) mengemukakan beberapa karakteristik perilaku pencarian informasi sebagai berikut:

1. Starting adalah individu memulai mencari informasi misalnya bertanya pada seseorang yang ahli disalah satu bidang keilmuan yang diminati oleh individu tersebut.

2. Chaining adalah menulis hal-hal yang dianggap penting dalam sebuah catatan kecil.

3. Browsing adalah suatu kegiatan mencari informasi yang terstruktur atau semistruktur.

4. Differentiating adalah pembagian atau reduksi data atau pemilihan data, mana yang digunakan dan mana yang tidak perlu.

(32)

5. Monitoring selalu memantau atau mencari berita-berita/ informasi- informasi yang terbaru (up-to-date).

6. Extracting adalah mengambil salah satu informasi yang berguna dalam sebuah sumber informasi tertentu.

7. Verifying adalah mengecek ukuran dari data yang telah diambil.

8. Ending adalah akhir dari pencarian informasi.

Gambar 1.2 Model perilaku pencarian menurut Ellis

2.2.3 Model perilaku pencarian informasi menurut Khulthau

Teori yang dikembangkan Khulthau mengemukakan hubungan suatu perasaan tertentu dan suatu aktivitas tertentu. Menurut Khulthau yang dikutip oleh Nurdianti (2015) mengemukakan tahapan-tahapan model perilaku pencarian informasi sebagai berikut:

1. Inisiasi, yaitu proses seseorang menyadari adanya kebutuhan terhadap informasi tertentu yang ditandai dengan perasaan tidak pasti dan mengakibatkan dilakukannya upayaupaya mengaitkan situasi yang dihadapi dengan pengalaman yang berhubungan dengan pencarian informasi.

2. Selection, yaitu proses pengidentifikasian informasi yang akan dicari ditandai dengan perasaan optimis karena merasa informasi yang dikumpulkan dapat memenuhi kebutuhannya. Pola pikir mulai terbangun dan diarahkan pada upaya mempertimbangkan informasi yang telah diperoleh untuk kepentingan pribadi, tugas, dan faktor lain.

3. Exploration, yaitu mencari dan membandingkan sejumlah informasi yang didapatnya di lapangan, tahap ini merupakan mengatasi keraguan

(33)

dan kebingungan karena terbenturnya konsep pemikiran dengan fakta di lapangan, pola pikir yang terbentuk mengarahkan untuk mengatasi masalah dengan menemukan titik orientasi yang sama sesuai kepentingannya.

4. Formulation, yaitu tahapan mulai memfokuskan diri pada jenis informasi yang relevan dengan topik yang dicarinya dan sesuai dengan kebutuhan konstek tualnya. Tahap ini menumbuhkan percaya diri dengan pola pikir yang sudah terfokus untuk memilih ide-ide dari informasi yang sudah dikumpulkan yang kemudian membentuk perspektif tentang topik yang digelutinya.

5. Collection, yaitu tahapan menampung semua data dan informasi yang diperoleh, hingga merasakan betul telah mendapatkan informasi dan data secara lengkap. Pola pikir diarahkan untuk berkonsentrasi pada upaya memperjelas dan memperluas informasi yang sudah diperoleh.

6. Presentation, yaitu tahap memanfaatkan informasi yang diperoleh dengan merasa berani dan siap menyajikannya dalam bentuk lisan maupun tulisan.

Tabel 2.1 Model Pencarian Informasi Menurut Carol Khulthau.

Tahap ISP

Perasaan yang muncul dalam suatu tahap

Pola pikir yang muncul pada setiap

tahap

Tindakan yang biasanya dilakukan

setiap tahap Inisiasi Ketidak pastian Umum/ samar-

samar

Mencari informasi latarbelakang Seleksi Optimisme Penuh pertimbangan Berdiskusi, memulai

seleksi Eksplorasi Kebingungan/

frustrasi - Mencari informasi

yang relevan Formulasi Kejelasan Lebih sempit/ lebih

jelas -

Koleksi

pengumpulan Keyakinan Peingkatan rasa tertarik

Mencari informasi secara lebih fokus Presentasi Lega, puas atau

juga kecewa

Lebih jelas, lebih terfokus

2.2.4 Model perilaku pencarian informasi menurut Foster

Konsep dari non-linear model of information seeking behavior yang dikemukakan oleh Foster (2005), konsep ini membagi ke dalam tiga kategori dalam proses pencarian informasi yaitu sebagai berikut:

1. Opening adalah sebagai proses star dari orientasi dalam mencari, menelusur dan menemukan infomasi. opening dapat digambarkan

(34)

bagaimana individu mulai membuat topik dalam aktivitas pencarian informasi.

2. Orientation adalah aktivitas dan strategi yang didapat pada tahap opening kemudian menghasilkan proses orientasi. Dalam orientation, ada proses reviewing yaitu penggunaan pengetahuan yang dimiliki, membaca buku-buku, dan media yang akan digunakan.

3. Consolidation adalah langkah pertama dalam proses pencarianin informasi. Dalam proses ini individu mendapatkan topik yang akan dicari, bahan-bahan penunjang, dan telah memiliki media informasi.

Dapat dikatakan bahwa konsulidasi merupakam hasil akhir atau disebut juga finalizing.

Gambar 2.3 Model perilaku pencarian informasi non linier menurut Foster Pada konsep yang di jelaskan Foster (2005) dalam non-linear model of information seeking behavior mempresentasikan dalam tiga level interaksi sebagai berikut:

1. External context adalah model ini menggambarkan bahwa perilaku informasi tidak terlepas dari lingkungan tempat individu bekerja.

Pengaruh terbesar berasal dari sosial, waktu, perkerjaan, issue yang sedang berkembang, dan akses sumber informasi.

2. Internal context adalah level pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh pelaku pencari informasi.

3. Cogbitive approach adalah menjelaskan aspek dari pola pikir seseorang, kemauan untuk mengidentifikasi, dan menggunakan informasi yang relevan.

(35)

Gambar 2.4 Tiga level interaksi menurut Foster

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas terdapat empat model perilaku pencarian informasi. Dari keempat model perilaku pencarian informasi yang dijelaskan oleh Wilson, Ellis, Khultau, dan foster terdapat beberapa persamaan dalam perilaku pencarian informasi. Persamaan yang terdapat dari empat pendapat tentang model perilaku pencarian informasi adalah setiap melakukan kegiatan pencarian informasi diawali dengan tahapan awalan yaitu tahapan dimana setiap orang yang melakukan pencarian informasi mengidentifikasi terlebih dahulu setiap kebutuhan informasinya. Setelah melakukan tahapan awalan persamaan dari keempat model perilaku pencarian

(36)

informasi adalah dalam melakukan proses pencarian pada seluruh sumber informasi dan mengambil sumber informasi yang relevan dengan kebutuhan.

Berdasarkan empat model perilaku pencarian informasi, model yang dikemukakan oleh Ellis yang lebih lengkap karena pada model perilaku pencarian informasi yang dijelaskan Ellis membagi perilaku dalam pencarian informasi ke beberapa tahap yaitu: kegiatan awal memulai mencari informasi seperti bertanya kepada seseorang yang ahli dibidang keilmuan yang diamati, menulis hal-hal penting dalam sebuah catatan kecil, melakukan kegiatan pencarian informasi yang terstruktur, pembagian redukdi data atau pemilihan data, selalu memantau atau mencari informasi terbaru, dan mengambil salah satu informasi yang berguna dalam sebuah sumber informasi.

(37)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Menurut Erlina (2011, 1) “Metode penelitian adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah serta menghadapi tantangan lingkungan dimana pengambilan keputusan harus dilakuakn dengan cepat”. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Yusuf (2014, 62) “penelitian deskriptif kuantitatif merupakan usaha sadar dan sistematis untuk memberikan jawaban terhadap suatu masalah dan mendapatkan informasi lebih mendalam dan luas terhadap suatu fenomena dengan menggunkan tahap-tahap penelitian dengan pendekatan kuantitatif”.

Menurut Sugiyono (2008, 14) “Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan ntuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu”. Menurut Yusuf (2014, 43) “ penelitian kuantitatif adalah menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistk”.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di Fakultas Kesehatan Masyarakat yang beralamat di Kampus USU, Jalan Universitas No.32, Padang Bulan, Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara 20155.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

(38)

Menurut Sugiyono (2009, 80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Yusuf (2014, 145) “Populasi adalah salah satu hal yang esensial dan perlu mendapatkan perhatian dengan saksama apabila peneliti ingin menyimpulkan suatu hasil yang daapt dipercaya dan tepat guna untuk daerah atau objek penelitiannya”. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara sebanyak 2112 orang.

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2009, 81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Erlina (2011, 131) menyatakan bahwa “Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”.

Menurut Sugiyono (2009, 86) mengatakan bahwa “ semakin besar jumlah sampel mendekati populasi maka peluang generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi”. Dalam penentuan sampel bisa menggunakan rumus, salah satu rumus yaitu yang dikemukakan Slovin:

(39)

Dalam penentuan sampel menggunakan rumus Slovin memberikan persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan misalnya 2% (0.02) atau 5% (0.05) atau 10% (0.1).

Dari keseluruhan populasi semuanya berjumlah 2112 orang mahasiswa, maka sesuai rumus di atas penulis menggukan rumus Slovin dalam pengambilan sampel dengan menggunkan 10% kelonggaran ketidaktelitian . Sehingga didapat jumlah sampel untuk penelitian ini adalah 95 orang. Penelitian ini menggunakan teknik sampling insidental. Menurut Sugiyono (2009, 85) “sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bia dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data”.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(40)

1. Kuesioner, adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyatan tertulis kepada responden untuk dijawab.

2. Pengamatan, yaitu mengadakan pengamatan langsung kepada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat yang sedang melakukan kegiatan pencarian informasi .

3. Studi kepustakawanan dan pemerikasaan dokumen, yaitu data yang diperoleh melalui buku, jurnal dan dokumen yang berkaitan dengan masalah penelitian.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berasal dari:

1. Data primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari pengguna perpustakaan Fakulatas Kesehatan Masyarakat melalui kuesioner.

2. Data sekunder yaitu data yang mendukung data primer yang diperoleh dari buku, jurnal dan dokumen lain yang berkaitan dengan penelitian.

3.6 Kuesioner

Pada penelitian ini penulis menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Menurut sugiyono (2009, 142) “ kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Dalam penelitian ini kuesioner dibuat dalam bentuk sejumlah pertanyaan yang terkandung dalam aspek-aspek yang akan diteliti berhubungan dengan perilaku pencarian informasi sebagai proses dalam pemenuhan kebutuhan informasi.

(41)

Adapaun kisi-kisi kuesioner penelitian untuk Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner

Variabel Indikator Butir Soal Jumlah

Perilaku pencarian informasi berdasarkan

gender

Starting 1, 2, 3 3

Chaining 4,5 2

Browsing 6,7,8,9,10 5

Differentiating 11,12 2

Monitoring 13,14 2

Extracting 15,16 2

Verifying 17,18 2

Ending 19,20 2

Total 20

3.7 Analisis Data

Dalam menganalisis data yang diperoleh maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif, setelah penyebaran kuesioner selesai maka dianalisis jawaban dari semua responden, yang penafsirannya menggunakan rumus menurut Sudjana (2001, 129) sebagai berikut :

P=(f/n) x 100%

Keterangan :

P = persentase f = frekuensi

n = jumlah responden

Berdasarkan rumusan tersebut akan di peroleh persentase dan distandarkan dengan tolok ukur yang telah ditentukan. Adapun tolok ukur yang digunakan untuk menginterpretasikan besarnya persentase yang di dapat menurut Hadi (2001, 421) yaitu :

(42)

0,00% : Tidak ada 1,00 – 24,99% : Sebagian kecil 25,00 – 49,99% : Hampir Setengahnya

50% : Setengahnya

50,01 – 74,99% : Sebagian Besar 75.00 – 99,99% : Pada Umumnya

100% : Seluruhnya

(43)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahasan tentang hasil penelitian dan pembahasan terhadap data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada responden penelitian, yaitu mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang disebarkan kepada 95 orang responden yang terdiri dari peminatan Kesehatan Lingkungan 30 orang, K3 15 orang, Gizi 25 orang, AKK 10 orang, Epidemiologi 5 orang, Biostatistik 15 orang, dan Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku 5 orang. Penelitian ini untuk mengetahui perilaku pencarian informasi mahasiswa oleh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan model David Ellis yang terdiri dari Starting, Chaining, Browsing, Differentiating, Monitoring, Extracting, Verifying, dan Ending.

4.1 Starting

Starting adalah tahap awalan sebelum melakukan kgiatan pencarian informasi. Sebelum melakukan pencarian informasi tahap awalan adalah tahap yang pertama dilakukan dalam pencarian informasi. Tahap awalan yang dilakukan dalam melakukan pencarian informasi adalah alasan seseorang melakukan pencarian informasi. Untuk mengetahui tahapan awal seseorang dalam melakukan pencarian informasi dapat dilihat pada Tabel 4.1, 4.2, dan 4,3.

(44)

Tabel. 4.1 Tahapan awalan pencarian Informasi

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jawaban Responden

F %

1

Apa yang mendorong saudara melakukan pencarian

informasi?

a Kebutuhan akan informasi 72 37,11 b Menyeselasaikan tugas 55 28,35

c Hiburan 19 9,79

d Rasa ingin tahu 48 24,74

Total 194 100

Dari data Tabel 4.1 diketahui bahwa hal yang mendorong responden dalam melakukan pencarian adalah sebanyak 72 responden (37,11%) menjawab hal yang mendorong melakukan pencarian informasi adalah kebutuhan akan informasi, 55 responden (28,35%) menjawab hal yang mendorong dalam melakukan pencarian informasi adalah menyelesaikan tugas, 19 responden (9,79%) menjawab hal yang mendorong melakukan pencarian informasi adalah untuk hiburan, dan 48 responden (24,74%) menjawab hal yang mendorong melakukan pencarian informasi adalah rasa ingin tahu.

Berdasarkan data diatas dapat diinterpresentasikan bahwa hampir setengahnya (37,11%) dengan jumlah 72 responden rata-rata menjawab hal yang mendorong dalam melakukan pencarian informasi adalah kebutuhan akan informasi. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat melakukan kegiatan pencarian informasi dikarenakan akan kebutuhan informasi agar mendukung kegiatan perkuliahan, pemecahan suatu masalah, dan pembuatan tugas akhir. Dari data diatas hanya sedikit mahasiswa yang melakukan pencarian informasi untuk hiburan dan rasa ingin tahu.

(45)

Berdasarkan data diatas ada beberapa responden yang menjawab lebih dari satu jawaban, di antaranya adalah yang memilih jawaban kebutuhan informasi dan menyelesaikan tugas sebanyak 19 responden (20%), yang memilih jawaban kebutuhan inforamsi dan rasa ingin tahu sebanyak 5 responden (5,26%), yang memilih jawaban menyelesaikan tugas dan hiburan sebanyak 1 responden (1,05%), yang memilih jawaban menyelesaikan tugas dan rasa ingen tahu sebanyak 2 responden (2,11%), yang memilih jawaban kebutuhan informasi, menyelesaikan tugas, dan hiburan sebanyak 3 responden (3,16%), yang memilihi jawaban kebutuhan informasi, menyelesaikan tugas, dan rasa ingin tahu sebanyak 14 responden (14,74%), yang memilih jawaban kebutuhan informasi, hiburan dan rasa ingin tahu sebanyak 2 responden (2,11%), dan yang memilih jawaban kebutuhan informasi, menyelesaikan tugas, hiburan, dan rasa ingin tahu sebanyak 9 responden (9,47%).

Tabel 4.2 Seberapa sering kegiatan pencarian informasi

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jawaban Responden

F %

2

Seberapa sering saudara melakukan pencarian informasi

a Setiap hari 41 31,29

b Ketika membutuhkan

informasi saja 59 45,03

c Bila ada tugas 31 23,66

d Sekali seminggu - -

Total 131 100

Dari data Tabel 4.2 diketahui bahwa responden melakukan kegiatan pencarian informasi adalah sebanyak 41 responden (31,29%) menyatakan melakukan kegiatan pencarian informasi setiap hari, 59 responden (45,03%) menyatakan melakukan kegiatan pencarian informasi ketika membutuhkan

(46)

informasi saja, 31 responden (23,66%) melakukan pencarian informasi bila ada tugas, dan untuk jawaban sekali seminggu sebanyak 0 responden (0,00%) dari total keseluruhan 95 responden.

Berdasarkan data diatas dapat diinterpresentasikan bahwa hampir setengahnya (45,03%) dengan jumlah 59 responden menyatakan bahwa melakukan kegiatan pencarian informasi ketika membutuhkan informasi saja.

Dari data diatas dapat diyatakan bahwa mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat melakukan kegiatan pencarian informasi ketika membutuhkan informasi saja. Mahasiswa melakukan kegiatan pencarian informasi ketika membutuhkan informasi seperti bahan perkuliahan, tugas, dan pengerjaan tugas akhir. berdasarkan data diatas ada beberapa mahasiswa melakukan pencarian informasi setiap hari dan ketika memiliki tugas.

Berdasarkan data diatas ada beberapa responden yang menjawab lebih dari satu jawaban, di antaranya adalah yang memilih jawaban setiap hari dan ketika membutuhkan saja sebanyak 3 responden (3,16%), yang memilih jawaban ketika membutuhkan saja dan bila ada tugas sebanyak 22 responden (23,16%), dan yang memilih jawaban setiap hari, ketika membutuhkan saja, dan bila ada tugas sebanyak 3 responden (3,16 %).

Tabel 4.3 Cara mendapatkan informasi

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jawaban Responden

F %

3

Sebelum melakukan pencarian informasi, kepada siapa saudara bertanya tentang cara

mendapatkan

a Teman 93 72,09

b Pustakawan 7 5,42

c Dosen 7 5,42

(47)

informasi d Senior 22 17,05

Total 129 100

Dari data Tabel 4.3 diketahui bahwa responden bertanya tentang cara mendapatkan informasi adalah sebanyak 93 responden (72,09%) menyatakan bahwa bertanya tentang cara mendapatkan informasi kepada teman, 7 responden (5,42%) menyatakan bahwa bertanya tentang cara mendapatkan informasi kepada pustakawan, 7 responden (5,42%) menyatakan bahwa bertanya tentang cara mendapatkan informasi kepada dosen, dan 22 responden ( 17,05%) menyatakan bahwa bertanya tentang cara mendapatkan informasi kepada senior.

Berdasarkan data diatas dapat diinterpresentasikan bahwa sebagian besar (72,09%) dengan jumlah 93 responden menyatakan bahwa bertanya tentang cara mendapatkan informasi kepada teman. Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat melakukan kegiatan sharing dengan teman utnuk mendapatkan informasi. Dalam melakukan kegiatan sharing dengan teman mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat saling bertanya bagaimana cara mendapatkan informasi, strategi mendapatkan informasi, sumber mendapatkan informasi, dan memanfaatkan informasi dalam pemenuhan informasi. berdasrkan data diatas hanya sedikit responden yang bertanya kepada pustakawan dalam melakukan pencarian informasi, seharusnya mahasiswa bertanya kepada pustakawan dalam melakukan pencarian informasi. seharusnya mahasiswa bertanya kepada pustakawan karena pustakawan memiliki kemampuan mengenai pencarian informasi, sumber informasi, dan strategi pencarian informasi.

(48)

Berdasarkan data diatas ada beberapa responden yang menjawab lebih dari satu jawaban, di antaranya adalah yang memilih jawaban teman dan pustakawan sebanyak 3 responden (3,16%), yang memilih jawaban teman dan dosen sebanyak 3 responden (3,16%), yang memilih jawaban teman dan senior sebanyak 18 responden (18,95%), yang memilih jawaban teman, pustakawan, dan senior sebanyak 1 responden (1,05%), yang memilih jawaban teman, dosen, dan senior sebanyak 2 responden (2,11%), dan yang memilih jawaban teman, pustakawan, dosen, dan senior sebanyak 1 responden (1,05%).

4.2 Chaining

Chaining merupakan kegiatan menulis hal-hal yang dianggap penting sebelum melakukan kegiatan pencarian informasi. Melakukan kegiatan menulis hal-hal yang dianggap penting sebelum melakukan kegiatan pencarian informasi akan membantu mendapatkan informasi secara cepat dan relevan. Menulis hal-hal dianggap penting sebelum melakukan pencarian informasi seperti melakukan indentifikasi kebutuhan informasi, menentukan kata kunci (query), dan menentukan sumber informasi apa yang digunakan dalam mendapatkan informasi.

Untuk mengetahui tahapan chaining dalam kegiatan pencarian informasi dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan 4.5.

Tabel 4.4 Tahapan identifikasi kebutuhan informasi

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jawaban Responden

F %

4

Apakah yang saudara lakukan

untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi

a Mengidentifikasi topik yang

dibutuhkan 37 29,13

b Langsung melakukan

pencarian informasi 44 36,36 c Membuat catatan kecil 38 31,40

(49)

sebelum melakukan pencarian informasi?

sebelum melakukan pencarian informasi d Tidak melakukan identifikasi

kebutuhan informasi 2 1,65

Total 121 100

Dari data Tabel 4.4 diketahui bahwa yang dilakukan responden untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi sebelum melakukan kegiatan pencarian informasi adalah sebanyak 37 responden (29,13%) menyatakan melakukan kegiatan mengidentifikasi topik yang dibutuhkan sebelum melakukan kegiatan pencarian informasi, 44 responden (36,36%) menyatakan langsung melakukan pencarian informasi, 38 responden (31,40%) menyatakan membuat catatan kecil sebelum melakukan pencarian informasi, dan 2 responden (1,65%) menyatakan tidak melakukan identifikasi kebutuhan informasi sebelum melakukan kegiatan pencarian informasi.

Berdasarkan data diatas dapat diinterpresentasikan bahwa hampir setengahnya (36,36%) dengan jumlah 44 responden menyatakan bahwa untuk mendapatkan informasi langsung melakukan pencarian informasi. Berdasarkan data diatas mahasiswa lebih banyak langsung melakukan pencarian informasi tampa mengidentifikasinya. Langsung melakukan kegiatan pencarian informasi tampa melakukan kegiatan identifikasi kebutuhan akan membuat informasi akan sulit diperoleh dan kurang relevan. Seharusnya sebelum melakukan pencarian informasi harus melakukan kegiatan indentifikasi kebutuhan karena dengan melakukan kegiatan indentifikasi kebutuhan informasi akan membantu untuk mendapatkan informasi dengan cepat dan relevan dengan kebutuhan.

(50)

Berdasarkan data diatas ada beberapa responden yang menjawab lebih dari satu jawaban, di antaranya adalah yang memilih jawaban mengidentifikasi topik dan langsung melakukan pencarian sebanyak 5 responden (5,26%), yang memilih jawaban mengidentifikasi topik dan membuat catatan kecil sebanyak 12 responden (12,63%), yang memilih jawaban melakukan pencarian dan membuat catatan kecil sebanyak 4 responden (4,21%), dan yang memilih jawaban mengidentifikasi topik, langsung melakukan pencarian, dan membuat catatan kecil sebanyak 1 responden (1,05%).

Tabel 4.5 Kata kunci yang digunakan

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jawaban Responden

F %

5

Dalam melakukan identifikasi kebutuhan informasi, apakah yang saudara gunakan sebagai kata

kunci untuk menemukan informasi?

a Judul 77 55,79

b Nama Pengarang 23 16,66

c Subjek 33 23,91

d Penerbit 5 3,62

Total 138 100

Dari data Tabel 4.5 diketahui bahwa responden menggunakan kata kunci untuk mendapatkan informasi adalah sebanyak 77 responden (55,79%) menyatakan bahwa menggunakan judul sebagai kata kunci untuk menemukan informasi, 23 responden (16,66%) menyatakan bahwa menggunakan nama pengarang sebagai kata kunci dalam menemukan informasi, 33 responden (23,91%) menyatakan bahwa menggunakan subjek sebagai kata kunci dalam mendapatkan informasi, dan 5 responden (3,62%) menggunakan penerbit sebagai kata kunci dalam mendapatkan informasi.

(51)

Berdasarkan data diatas dapat diinterpresentasikan bahwa sebagian besar (55,79%) dengan jumlah 77 responden menyatakan menggunakan judul sebagai kata kunci untuk menemukan informasi. Menggunakan judul sebagai kata kunci dalam melakukan pencarian informasi kurang efektif, karena judul kurang spesifik digunakan sebagai kata kunci dalam pencarian informasi. Menggunakan judul dalam melakukan pencarian informasi akan memakan waktu lama dalam mendapatkan informasi dan mendapatkan informasi yang kurang relevan. Dalam melakukan kegiatan pencarian informasi seharusnya menggunakan subjek dalam melakukan pencarian informasi. Menggunakan subjek sebagai kata kunci dalam melakukan pencarian informasi sangat efektif karena subjek adalah kata yang spesifik. Menggunakan subjek dalam melakukan pencarian informasi akan menghemat waktu dalam pencarian dan akan mendapatkan informasi yang relevan.

Berdasarkan data diatas ada beberapa responden yang menjawab lebih dari satu jawaban, di antaranya adalah yang memilih jawaban judul dan nama pengarang sebanyak 6 responden (6,32%), yang memilih jawaban judul dan subjek sebanyak 12 responden (12,63%), yang memilih jawaban judul dan penerbit sebanyak 1 responden (1,05%), yang memilih jawaban nama pengarang dan subjek sebanyak 1 responden (1,05%), yang memilih jawaban nama pengarang dan penerbit sebanyak 1 responden (1,05%), yang memilih jawaban judul, nama pengarang, dan subjek sebanyak 4 responden (4,21%), yang memilih jawaban judul, nama pengarang, dan penerbit sebanyak 1 responden (1,05%), dan

(52)

yang memilih jawaban judul, nama pengarang, subjek, dan penerbit sebanyak 2 responden (2,11%).

4.3 Browsing

Browsing merupakan kegiatan pencarian informasi yang dilakukan seseorang dalam pemenuhan kebutuhan informasinya. Dalam kegiatan browsing banyak faktor yang mempengaruhi seseorang mendapatkan informasi yang relevan. Sebelum melakukan pencarian informasi harus menentukan informasi apa yang dibutuhkan, apakah itu informasi tercetak atau elektronik. Dalam melakukan kegiatan browsing lebih baik menggunakan strategi pencarian karena akan lebih efektif dan relevan. Untuk mengetahui tahapan browsing dapat dilihat di Tabel 4.6, 4.7, 4.8, 4.9, dan 4.10.

Tabel 4.6 Jenis informasi yang digunakan

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jawaban Responden

F %

6

Jenis informasi manakah yang sering

saudara gunakan dalam pemenuhan kebutuhan informasi

a Buku Tercetak 39 24,42

b Buku Elektronik 37 23,27

c Jurnal Tercetak 2 1,25

d Jurnal Elektronik 81 50,94

Total 159 100

Dari data Tabel 4.6 diketahui bahwa jenis informasi yang sering digunakan responden dalam pemenuhan kebutuhan informasi adalah sebanyak 39 responden (24,42%) menyatakan bahwa menggunakan buku tercetak dalam pemenuhan kebutuhan informasi, 37 responden (23,27%) menyatakan bahwa menggunakan buku elektronik dalam pemenuhan kebutuhan informasi, 2 responden (1,25%) menyatakan bahwa menggunakan jurnal tercetak dalam

Referensi

Dokumen terkait

Untuk memperoleh laba yang lebih besar, maka perusahaan haruslah membuat rencana yang baik dalam menentukan pemilihan metode apa yang tepat dalam melakukan penilaian persediaan.

Analisis pemberian kredit oleh pihak bank, dilakukan dengan seoptimal mungkin untuk menghindari kemungkinan kredit yang diberikan tersebut mengalami kemacetan Tujuan dari penulisan

dengan penyusunan rencana dan program kerja sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas, serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah;. menyiapkan bahan

MAYAN EXCELLENT BAKERY telah menggunakan metode Full Costing dalam perhitungan harga jualnya, tetapi laba yang dihasilkan perusahaan lebih kecil dibandingkan dengan perhitungan

TENTANG  PERUBAHAN   ATAS PERATURAN   WALIKOTA  PADANG NOMOR  38  TAHUN   2014  TENTANG PEDOMAN   PEMBERIAN  HIBAH   DAN

Barito Kembar pada bulan Mei tahun 2006 memperoleh selisih keuntungan pada selisih biaya bahan baku dan selisih biaya tenaga kerja langsung yang disebabkan adanya pengunaan bahan

Hendro Gunawan, MA Pembina Utama Muda

Menunjuk dosen untuk menjadi peserta workshop sebanyak seperti tersebut dalam lampiran, dengan ketentuan dosen tersebut berpendidikan minimal S2, telah mengusulkan