• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut dikarenakan kegiatan bermain merupakan bagian hakiki atau kebutuhan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut dikarenakan kegiatan bermain merupakan bagian hakiki atau kebutuhan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

Olahraga telah menjadi salah satu kebutuhan yang tidak terpisahkan dari masyarakat. Kegiatan olahraga bukan hanya sebagai sarana untuk menjaga kebugaran tubuh saja melainkan bentuk perluasan dari kegiatan bermain.

Kebutuhan manusia akan olahraga merupakan salah satu bentuk dari manusia sebagai Homo ludens (makhluk yang memainkan sebuah permainan). Pernyataan tersebut dikarenakan kegiatan bermain merupakan bagian hakiki atau kebutuhan dasar pada manusia.1 Disamping memiliki ciri – ciri bermain, olahraga juga bersifat kompetitif dimana kegiatan olahraga menekankan keterampilan, penggunaan strategi dan pemanfaatan peluang. Kegiatan olahraga dengan sifat kompetitif inilah yang menyebabkan olahraga bisa digunakan sebagai sarana hiburan. Studi yang mengangkat tema mengenai olahraga Indonesia semakin banyak dilakukan seiring semakin berkembangnya olahraga di Indonesia. Berbagai pendekatan digunakan dalam penelitian mengenai olahraga Indonesia diantaranya olahraga sebagai kegiatan yang murni ketangkasan, hubungan olahraga dengan berbagai aspek kehidupan serta berbagai yang mempengaruhi gengsi suatu olahraga. Di Hindia Belanda olahraga sudah mendapat perhatian dari Pemerintah Kolonial Belanda, hal ini dapat dibuktikan dengan didirikannya Sekolah Olahraga dan Gymnastik Militer di Bandung yang bernama Militaire Gymnastiek en Sporschool pada tahun 1922,

1 Rusli Lutan dkk., Manusia dan Olahraga, (Bandung: ITB dan FPOK/IKIP, 1991), hlm.2.

(2)

dimana telah ada Perkumpulan Latihan Jasmani.2 Perkembangan olahraga di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat. Banyak anggota masyarakat mulai dari anak-anak hingga orang dewasa yang melakukan olahraga. Tujuan olahraga adalah menjaga kesehatan jasmani maupun berprestasi dalam cabang olahraga tertentu.

Cabang olahraga yang populer di Indonesia antara lain adalah sepak bola, bulutangkis, voli, dan bola basket. Sepak bola merupakan cabang olahraga yang digemari masyarakat Indonesia, hal itu dikarenakan sepak bola adalah salah satu olaharaga tertua dan merakyat di Indonesia. Selain sepak bola, olahraga bola basket juga merupakan olahraga yang memiliki banyak peminat di Indonesia. Olahraga bola basket diciptakan di Amerika pada tahun 1891 oleh Dr. James A. Naismith.3

Di Hindia Belanda olahraga bola basket mulai masuk sekitar tahun 1920-an yang dibawa oleh para pedagang Tionghoa yang datang ke Indonesia. Mereka

2Yolis Y.A Djami., Basket Untuk pemula (Teori & Praktik), (Sleman:

Deepublish, 2018), hlm.5.

3 Gagasan yang mendorong untuk menciptakan permainan baru itu disebabkan adanya kenyataan pada waktu itu bahwa keanggotaan dan pengunjung kegiatan YMCA (Young Men’s Christian Association) yang semakin hari semakin bertambah merosot hal itu disebabkan karena para anggotanya menjadi agak bosan dengan latihan-latihan olahraga senam yang kaku. Selain rasa bosan, juga kebutuhan yang mendesak akan kegiatan di musim dingin yang bisa dilakukan dalam ruangan. Kemudian olahraga bola basket berkembang dan menyebar ke belahan dunia lain. Cina menjadi salah satu sasaran pengembangan olahraga basket oleh YMCA. Diutuslah Bob Baily ke Tientsien (1894) guna memperkenalkan olahraga baru ini. Sejak itu, Cina mulai memainkan olahraga ini. Selain Cina, negara Asia lain yang dijamah permainan basket untuk kesempatan pertama adalah Jepang dan Filipina. Selain dilakukan oleh YMCA penyebaran permainan bola basket juga dilakukan oleh para tentara Amerika Serikat yang sedang bertugas di luar negri. Agus Margono, Permainan Bola Basket, (Surakarta : UNS Press, 2010) hlm.1.

(3)

membawa permainan basket yang sudah dua dasawarsa dikembangkan di sana. Para perantau itu membentuk komunitas sendiri termasuk mendirikan Sekolah Tionghoa. Dalam komunitas tersebut mereka telah memainkan olahraga bola basket secara rutin. Akibatnya, basket cepat berkembang di sekolah-sekolah Tionghoa. Di sekolah-sekolah Tionghoa, bola basket menjadi salah satu olahraga wajib yang harus dimainkan oleh setiap siswa. Tidak heran jika di setiap sekolah selalu ada lapangan basket. Tidak heran juga jika pebasket-pebasket yang menonjol penampilannya berasal dari kalangan ini. Awalnya bola basket hanya dimainkan oleh kaum elit dan menjadi identik dengan kaum tersebut di Indonesia. Masyarakat Pribumi masih belum memainkan bola basket karena pada saat itu masih di bawah penjajahan Belanda, walaupun sebenarnya Pemerintah Kolonial tidak melarang permainan bola basket bagi pribumi.4

Pada era 1930-an perkumpulan-perkumpulan basket mulai terbentuk. Kota- kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Medan menjadi sentral berdirinya perkumpulan basket ini. Di Semarang misalnya pada tahun 1930 sudah ada perkumpulan seperti Chinese English School, Tionghwa Hwee, Fe Leon Ti Yu Hui, dan Pheng Yu Hui (Sahabat). Sahabat adalah klub asal Sony Hendrawan (Liem Tjien Sion), salah satu legenda basket Indonesia.5

4 Drs. Nuril Ahmadi., PERMAINAN Bola Basket, (Surakarta : Era Intermedia, 2007), hlm.6.

5 Yolis Y.A Djami., Op.cit., hlm.6.

(4)

Pada masa pasca Kemerdekaan, olahraga basket mulai dikenal luas di kota- kota yang menjadi basis perjuangan seperti Yogyakarta dan Solo. Pada PON (Pekan Olahraga Nasional) I tahun 1948 di Solo, bola basket dimainkan untuk pertama kali di level nasional. Namun peserta PON I masih terbatas pada putra terkuat dari masing-masing Karesidenan, dan juga perkumpulan-perkumpulan dengan pemain pribumi seperti PORI Solo, PORI Yogyakarta, dan Akademi Olahraga Sarangan namun harus diakui bahwa untuk teknik permainan, kemampuan regu-regu Karesidenan yang terdiri dari para pemain Tionghoa jauh lebih tinggi daripada pemain pribumi.6

Pada tahun 1951 saat pergelaran PON II, basket sudah dimainkan untuk putra dan putri. Regu yang dikirim tidak lagi mewakili Karesidenan melainkan sudah mewakili provinsi. Regu-regu dari Jatim, DKI Jakarta, Jabar, dan Sumatra Utara adalah kekuatan-kekuatan terkemuka di pentas PON. Maladi, salah satu tokoh olahraga nasional meminta Tonny Wen dan Wim Latumeten untuk membentuk organisasi basket di Indonesia. Jabatan Maladi waktu itu adalah sekretaris Komite Olimpiade Indonesia (KOI). Atas prakarsa kedua tokoh itu maka pada 23 Oktober 1951 dibentuklah organisasi dengan nama “Persatuan Basketball Seluruh Indonesia”. Pada tahun 1955, diadakan penyempurnaan nama sesuai kaidah Bahasa Indonesia. Nama itu adalah “Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia”

disingkat dengan Perbasi. Pengurus Perbasi yang pertama adalah Tonny Wen

6 www.perbasi.id/sejarah-bola-basket-indonesia diakses pada 27 Desember 2019, jam 18.45 WIB

(5)

sebagai ketua dan Wim Latumeten sebagai sekretaris.7 Namun pembentukan Perbasi menemui masalah, masalah pertama datang dari perkumpulan Tionghoa yang tidak bersedia bergabung karena telah memiliki perkumpulan tersendiri.

Untuk memecahkan masalah tersebut, pada tahun 1955 Perbasi menyelenggarakan Konferensi Bola Basket di Bandung. Konferensi ini dihadiri utusan-utusan dari Yogyakarta, Semarang, Jakarta, dan Bandung. Keputusan terpenting Konferensi ini adalah Perbasi merupakan satu-satunya organisasi induk olahraga basket di Indonesia. Istilah-istilah untuk perkumpulan-perkumpulan basket Tionghoa tidak diakui lagi. Konferensi ini juga mempersiapkan penyelenggaraan Kongres I Perbasi.

Pada tahun 1982 Perbasi menyelenggarakan kompetesi liga basket tingkat Nasional pertama yang bernama Kobatama (Kompetisi Liga Basket Utama).8 Kobatama adalah salah satu event olahraga Indonesia yang terkenal pada era 1980- an sampai 2000-an selain Galatama pada cabang olahraga sepak bola. Alasan utama penyelenggaraan Kobatama oleh Perbasi adalah harapan peningkatan prestasi bola basket nasional. Kompetisi tersebut menjadi kompetisi basket tertinggi dalam negeri yang diikuti oleh klub – klub Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi.

Surakarta memiliki klub basket yang berpartisipasi dalam Kobatama (Kompetisi Bola Basket Utama), klub basket tersebut adalah Klub Basket Bhinneka

7 Agus Margono, Op.cit, hlm.3.

8 Harsuki, Perkembangan Olahraga Terkini, Kajian Para Pakar (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm.193.

(6)

Solo. Klub Basket Bhinneka adalah klub basket yang didirikan oleh Halim Soegiarto (Lie Hong Mee) yang merupakan seorang pengusaha. Klub basket ini didirikan di Solo pada 20 Agustus 1967. Nama Bhinneka diambil dari semboyan negara Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda beda tapi tetap satu. Klub Basket Bhinneka terdiri dari berbagai suku dan etnis dari para pedagang Pasar Klewer yang mempunyai hobi dan keinginan untuk berolahraga basket bersama-sama.9

Penelitian ini menulis mengenai “Klub Basket Bhinneka tahun 1997-2008”.

Pemilihan periode dibatasi pada tahun 1997 sampai dengan 2008. Pemilihan tahun 1997 dikarenakan keikutsertaan pertama Klub Basket Klub Basket Bhinneka sebagai klub basket professional pada Kompetisi Liga Basket tingkat Nasional dan diakhiri tahun 2008 dikarenakan pada tahun tersebut Klub Basket Klub Basket Bhinneka bubar. Penelitian ini penting diteliti untuk mengkaji tentang prestasi Klub Basket Bhinneka sebagai satu-satunya perwakilan klub basket dari Kota Solo yang berlaga dalam kompetisi basket tingkat nasional.

9 https://basketbhinneka.com/, diakses pada 27 Desember 2019, jam 20.45 WIB

(7)

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Bagaimana latar belakang berdirinya Klub Basket Bhinneka?

2. Bagaimana perjalanan Klub Basket Bhinneka tahun 1997-2008?

3. Bagaimana kemunduran Klub Basket Bhinneka ?

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Menjelaskan bagaimana latar belakang terbentuknya Klub Basket Bhinneka

2. Menjelaskan bagaimana dinamika Klub Basket Bhinneka dalam kompetisi basket tahun 1997-2008

3. Menjelaskan kemunduran Klub Basket Bhinneka

(8)

C. Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Akademik

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam kesejarahan dan dapat memberikan manfaat bagi kepentingan pendidikan dan penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini dapat menambah wawasan sejarah olahraga terutama kajian sejarah olahraga bola basket dalam Historiografi Indonesia.

D. Tinjauan Pustaka

Sejauh ini karya tulis yang membahas tentang tema sejarah olahraga terutama mengenai sejarah bola basket di Indonesia masih jarang sekali. Buku-buku yang membahas sejarah bola basket secara khusus maupun umum terbatas.

mayoritas buku olahraga lebih menekankan pada teknik dasar, peraturan pertandingan dan strategi. Sejarah olahraga hanya menjadi bagian kecil dalam buku tersebut.

Sebagai bahan acuan dalam membahas permasalahan-permasalahan di dalam penelitian ini maka digunakan beberapa karya tulis dan buku yang dapat membantu dalam permasalahan-permasalahan yang ada.

(9)

Buku pertama yang ditulis oleh Pengurus Besar Perbasi berjudul Potret bola Basket Indonesia yang diterbitkan dalam rangka ulang tahun PB Perbasi yang ke

50 tahun menggambarkan 50 tahun peran PB Perbasi dalam perjalanan bola basket Indonesia dari berdirinya PB Perbasi tahun 1951 hingga 2001. Buku ini menjelaskan bagaimana sejarah terbentuknya PB Perbasi, kompetisi yang ditangani oleh PB Perbasi hingga prestasi-prestasi yang diperoleh klub-klub dibawah induk organisasi PB Perbasi.

Buku kedua yang berjudul Sejarah Olaharaga karya Deddy Whinata Kardiyanto, S.Or, M.Pd. & Drs. H. Sunardi, M.Kes. menggambarkan secara terperinci sejarah olahraga dari bangsa primitif sampai dengan masuknya olahraga di Indonesia. Dalam buku ini dijelaskan pula mengenai sejarah Pekan Olahraga dan sejarah cabang olahraga secara lengkap, mulai dari sejarah Sepak Bola, sejarah Basket, sejarah Bola Voli, sejarah Bulutangkis, Sejarah Tinju, dan masih banyak lagi.

Buku ketiga berjudul Jejak Langkah KONI 1928-2013 karya Feri Sagita dkk. Buku ini menggambarkan tentang perjalanan KONI sebagai lembaga keolahraagaan Indonesia selama 50 tahun terakhir. Dalam buku ini dijelaskan sejarah olahraga di Indonesia, kepengurusan KONI, hingga prestasi-presa olahraga Indonesia di kancah Internasional

Buku selanjutnya dikemukakan oleh Agus Margono berjudul Permainan Bola Basket. Buku ini menampilkan tentang aturan-aturan dalam permainan bola basket, teknik-teknik yang digunakan dalam bermain bola basket serta strategi

(10)

dalam permainan bola basket. Dalam buku ini pula dijelaskan mengenai sejarah bola basket dan perkembangan bola basket di Indonesia namun hanya terbatas.

Dimulai dari diciptakannya bola basket di Amerika pada tahun 1891 oleh Dr. James A. Naismith hingga masuknya bola basket di Indonesia yang dibawa oleh orang- orang Cina.

Skripsi menjadi studi perbandingan dalam penelitian ini, skripsi pertama berjudul Sejarah Persatuan Bola Voli Vita Surakarta Tahun 1959-2002 yang ditulis oleh Liliek Herwanto. Dalam skripsi ini dijelaskan tentang perkembangan bola voli di kota Surakarta dan ini dapat dilihat dari tujuan penelitiannya. Dalam skripsi ini dijelaskan pula mengenai perkembangan Persatuan Bola Voli Vita Surakarta, sistem pembinaannya serta prestasi-prestasi yang diperoleh Persatuan Bola Voli Vita pada tahun 1959-2002.

Skripsi berikutnya berjudul Pola Komunikasi Atlet Basket Dengan Pelatih (Studi Kasus Komunikasi Interpersonal Pelatih Dengan Atlet Basket Dalam Memicu Prestasi Di Sritex Dragon Solo) yang ditulis oleh Jennie Raharjo. Dalam skripsi ini dijelaskan pesan-pesan yang disampaikan pelatih kepada pemain agar dalam usaha meningkatkan prestasi. Sejarah Sritex Arena juga dijelaskan dalam skripsi ini. Sritex arena adalah tempat yang digunakan Klub Basket Bhinneka untuk berlatih sebelum dibeli oleh PT. Sritex.

(11)

E. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode sejarah. Menurut Basri MS, yang dimaksud dengan pengertian metode sejarah adalah seperangkat aturan atau prinsip-prinsip dasar yang sistematis yang digunakan dalam proses pengumpulan data atau sumber-sumber, mengerti dan menafsirkannya serta menyajikannya secara sintesis dalam bentuk sebuah cerita sejarah (Historiografi).10

Metode sejarah merupakan proses mengumpulkan, menguji dan menganalisis secara kritis akan peristiwa masa lampau dan usaha-usaha untuk melakukan sintesa dari data-data masa lampau yang menandai kajian yang dapat dipercaya. Teknik penelitian ini adalah penelitian sejarah yang meliputi 4 tahapan11:

1. Heuristik

merupakan tahapan pertama, adalah mengumpulkan sumber-sumber tertulis yang sesuai dengan permasalahan (Heuristik). Sumber-sumber tertulis dalam penelitian ini diperoleh dari Monumen Pers Solo, Solopos, Sekretariat Perbasi Solo, dan Sekretariat KONI Solo. Teknik pengumpulan data yang dilakukan, antara lain:

a. Studi Dokumen

Studi dokumen merupakan cara untuk mempelajari dokumen-dokumen

10 MS Basri., Metodologi Penelitian Sejarah, (Jakarta: Restu Agung, 2006), hlm.35.

11 Sartono Kartodirdjo., Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, (Jakarata: PT Gramedia Pustaka Utama, 1993), hlm.62.

(12)

pendukung yang berhasil dikumpulkan dan disortir untuk mendukung dasar-dasar dari penelitian ini. Ketersedian dokumen seringkali dibatasi oleh ruang dan waktu, sehingga seringkali hanya mencakup hal-hal yang sifatnya khusus. Studi dokumen mempunyai arti metodologis yang sangat penting, sebab selain bahan dokumen, sejumlah fakta-fakta dan sejarah, bahan ini juga dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan apa, kapan, siapa, dimana, mengapa, dan bagaimana.

Dokumen yang dipakai dalam penelitian ini merupakan surat kabar seperti surat kabar Solopos dan Kompas, majalah dan foto yang sezaman dan berkaitan dengan perkembangan basket di Solo terutama Klub Basket Bhinneka. penelitian ini menggunakan sumber yang berasal dari arsip foto dari inventaris mantan pemain Klub Basket Bhinneka. penelitian ini juga menggunakan surat kabar sejaman yaitu, Solopos tahun 1999, 2000, 2001, 2003, 2004, 2005, 2006, 2007, dan 2008, serta surat kabar Kompas tahun 2000, 2001, 2002, 2003, 2004.

b. Wawancara

Penelitian ini menggunakan metode wawancara untuk memperoleh data.

Metode wawancara mencakup cara yang digunakan seorang untuk suatu tujuan tertentu yang mencoba mendapat keterangan secara lisan dari seseorang responden. Wawancara ini dilakukan dengan pihak-pihak yang berkompeten dengan topik masalah yang diteliti yang meliputi para pembina (pelatih dan pembantu umum), alumni (mantan pemain), dan pihak-pihak lain yang mengetahui seluk beluk tentang perkembangan Klub Basket Bhinneka pada khususnya dan bola basket Solo pada umumnya. Informan pada penelitian ini adalah Sukamto yang merupakan mantan Sekretaris Klub Basket Bhinneka pada

(13)

tahun 1998-2008, Sandy Salomo mantan pemain Klub Basket Bhinneka tahun 1998-2008, dan Sumartono Hadinoto mantan Ketua KONI Solo.

c. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data yang didasarkan pada pemanfatan berbagai macam referensi maupun literatur pendukung sehingga dapat dijadikan data pendukung yang berisi informasi dan teori-teori pendukung untuk memperkuat argumen dan kekuatan dalam menganalisa dan menyikapi suatu masalah yang. Studi pustaka adalah data yang bersifat sekunder, sehingga untuk melengkapi data primer yang telah diperoleh maka studi pustaka sangat dianjurkan dalam memperkaya data pendukung untuk suatu penelitian.

Dalam studi ini, studi pustaka berfungsi untuk melengkapi data-data yang belum atau tidak bisa terungkap dari sumber primer. Studi pustaka dalam penelitian ini meliputi buku-buku yang diperoleh di Perpustakaan Pusat UNS, dan Perpustakaan Kota Surakarta serta artikel-artikel dalam surat kabar yaitu Solo Pos yang diperoleh di Monumen Pers Nasional, Perpustakan Kota Surakarta, dan Perpustakaan Pusat UNS.

2. Kritik Sumber

Tahapan pengolahan data yang telah berhasil dikumpulkan, baik dengan kritik intern maupun kritik ekstern. Kritik intern menekankan aspek dalam yaitu isi dari sumber kesaksian yang dilakukan untuk mencari keaslian isi data.

Sedangkan kritik ekstern yaitu cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah yang bertujuan untuk mencari keaslian sumber. Kritik sumber ini dimaksud untuk mencari keotentikan sumber sehingga

(14)

akan diperoleh data yang benar-benar valid. Penelitian ini menggunakan sumber beberapa surat kabar yaitu antara lain Surat Kabar Solopos dan Kompas.

Penggunaan beberapa surat kabar bertujuan untuk membuktikan bahwa isi dari suatu sumber itu memang dapat dipercaya.

3. Interpretasi

Kegiatan menafsirkan fakta-fakta sejarah serta menyusunnya menjadi kisah sejarah yang integral. Setelah melakukan kritik kemudian mendapatkan dan menghidupkan banyak sekali informasi mengenai periode sejarah yang sedang diteliti. Berdasarkan segala keterangan ini dapat disusun fakta-fakta sejarah yang dapat dibuktikan kebenarannya.

4. Historiografi

Historiografi atau penulisan sejarah secara ilmiah merupakan tahap terakhir dalam metodologi sejarah. Pada tahap ini, semua sumber yang telah dikumpulkan, dikritik dan ditafsirkan secara mendalam serta kemudian ditulis menjadi sebuah tulisan sejarah yang ilmiah

(15)

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini akan lebih mudah dipahami apabila disusun secara sistematis oleh karena itu penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut :

Bab I merupakan Pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian serta sistematika penulisan.

Bab II menjelaskan mengenai perkembangan basket di Indonesia, latar belakang terbentuknya Klub Basket Bhinneka serta struktur organisasi Klub Basket Bhinneka.

Bab III menjelaskan mengenai Perjalanan Klub Basket Bhinneka dalam Kompetisi Basket di Indonesia pada tahun 1997-2008.

Bab IV menjelaskan mengenai kemunduran Klub Basket Bhinneka serta dampak Klub Basket Bhinneka terhadap perkembangan basket di Solo.

Bab V merupakan kesim

Referensi

Dokumen terkait

Melalui kegiatan PPL ini kemampuan diri praktikan dalam mengajar menjadi semakin terasah karena praktikan sudah melaksanakan berbagai macam model pembelajaran dalam

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel sebanyak 100 orang konsumen dari keseluruh pelanggan yang membeli kue Bingka Al-Fajar di Kota Pontianak.Hasil uji validitas,

Berangkat dari fakta tersebut, tidaklah mengherankan jika perusahaan-perusahaan besar dalam kategori CPG, seperti P&G, Kraft Food, Nestlé dan Unilever

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang

Tabel di atas menunjukkan bahwa skor SERVQUAL bernilai negatif, yaitu sebesar 0,80 yang berarti kualitas pela- yanan yang diberikan oleh PUSKESMAS Serasan Timur di

Tujuan akhir dari pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) secara umum adalah mahasiswa praktikan diharapkan mampu menjadi calon tenaga kependidikan yang profesional,

Transparansidalampengelolaanpajakkendaraanbermotorditandaidenganters elenggaraankoordinasiyang cukup baik antara pihak-pihak yang terkait yaitu antara wajib pajak dengan

Berdasarkan kepada model dan teori-teori yang dikemukakan oleh Mishra dan Koehler (2006), Shulman (1987), dan Grossman (1990), maka pengkaji telah membina satu