• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pemasukan pajak yang dilakukan secara paksa pada rakyat berdasarkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pemasukan pajak yang dilakukan secara paksa pada rakyat berdasarkan"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

19 2.1 Sejarah Singkat Instansi

Sejak zaman Belanda, pungutan pajak sudah dijalankan oleh “DE Inspektie Van Financien“. Badan ini bertugas sebagai pengurus pungutan dan

pemasukan pajak yang dilakukan secara paksa pada rakyat berdasarkan Undang – Undang yang berlaku yaitu pada sekitar bulan Maret 1942.

Pada jaman Jepang DE Inspektive Van Financien diganti manjadi

“Zaimuba“. dimana badan ini bertugas melakukan pemungutan dan pemasukan Pajak. Kemudian setelah merdeka, Zaimuba diganti menjadi “ Kantor Inspeksi Keuangan Bandung “ dan berkedudukan di Jalan Asia Afrika.

Ketika itu terjadi agresi militer Belanda I dan Wilayah Bandung Utara dikuasai Belanda pada tanggal 12 Juli 1942.

Kantor Pajak akhirnya pindah ke Bandung Selatan, bersama pasukan Republik Indonesia pada tahun 1948. selanjutnya dengan adanya penyergapan dari pihak Belanda ke pihak Republik Indonesia maka Kantor Pajak dipindah ke Tasikmalaya.Kemudian terjadilah perbedaan paham sehingga Kantor Pajak terpisah menjadi dua paham, yaitu :

1. Kelompok Cooperative. Kelompok ini bekerjasama dengan Belanda dan tidak pindah ke Tasikmalaya.

2. Kelompok Non Cooperative, Kelompok ini lebih memihak ke Republik Indonesia dan pindah ke Tasikmalaya.

(2)

Pada agresi Belanda II bubarlah Kantor Keuangan yang berada di Tasikmalaya dan yang masih aktif adalah kelompok Cooperative. Pada tahun 1965 Kantor Inspeksi Keuangan berubah menjaadi “Inspeksi Pajak Bandung”.

Berada di bawah pengawasa Direktorat Jendral Pajak, berada di lingkungan Departemen Keuangan.

Pada tanggal 1 Januari 1980 Inspeksi Pajak Bandung dibagi manjadi dua Wilayah kerja, yaitu:

1. Kantor Inspeksi Pajak Bandung Barat, di Jalan Soekarno Hatta No.216 Bandung.

2. Kantor Inspeksi Pajak Bandung Timur, di Jalan Kiara Condong No.327 Bandung.

Berdasarkan Surat Mentri Keuangan Republik Indonesia No.

48/KMK.01/88 tanggal 19 Januari 1988, telah diresmikan di Bandung sebuah Kantor Inspeksi Pajak lagi yaitu “Kantor Inspeksi Pajak Bandung Tengah” yang bertempat di Jalan Purnawarman No.21.

Dengan adanya Surat Mentri Keuangan Republik Indonesia tersebut Kantor Inspeksi Bandung menjadi 3 ( tiga ), yang merupakan salah satu dari 72 Kantor Inspeksi Pajak di Indonesia yang masuk dalam Wilayah VII DJP Jawa Barat.

Pada tanggal 26 Maret 1988 berdasarkan Surat Mentri Keuangan No.26/UU/01/89 nama Kantor Inspeksi Bandung Tengah berubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak Bandung Tengah terhitung mulai tanggal 1 April 1989 : a. Dimulai tahun 1984 melalui UU Perpajakan yang baru (self assessment)

(3)

b. Tahun 1989 istilah Kantor Inspeksi Pajak diganti menjadi Kantor Pelayanan Pajak, walaupun struktur organisasinya masih belum berdasarkan fungsi c. Tahun 2002 dibentuk Kantor pelayanan Pajak modern yang struktur

organisasinya berdasarkan fungsi (LTO dan LTRO)

d. Tahun 2003 modernisasi pada Kanwil Jakarta Khusus dan KPP BUMN e. Tahun 2004 modernisasi seluruh KPP dilingkungan Kanwil Jakarta Khusus,

Kanwil Jakarta 1 dan KPP Madya Jakarta Pusat

f. Tahun 2005 – 2009 modernisasi seluruh Kanwil DJP Dan seluruh KPP Berdasarkan Surat Keputusan Mentri Keuangan No.276/KMK/1989 terhitung mulai 1 April 1989, seluruh Kantor Inspeksi Pajak di Indonesia diubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak, di Bandung sendiri Kantor Pelayanan Pajak terbagi menjadi empat diantaranya:

1. Kantor Pelayanan Pajak Bandung Barat yang beralamat di Jl. Soekarno Hatta 2. Kantor Pelayanan Pajak Bandung Timur yang beralamat di Jl. Ibrahim Adjie

No. 37

3. Kantor Pelayanan Pajak Bandung Tengah yang beralamat di Jl.

Purnawarman No. 21

4. Kantor Pelayanan Pajak Bandung Cimahi Yang beralamat di Jl. Raya Barat Cimahi

Berdasarkan Surat Keputusan Mentri Keuangan RI No.94/KMK.01/94 tepatnya tanggal 29 Maret 1994 terjadi reorganisasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) sehingga KPP berada di Bandung dipecah lagi menjadi:

(4)

1. Kantor Pelayanan Pajak Bandung Tegalega, meliputi : ( Daerah Kewedanaan ) Tegalega yang beralamat di Jl. Soekarno Hatta.

2. Kantor Pelayanann Pajak Bandung Cibeunying, yang meliputi: Daerah Pemerintahan Cibeunying yang beralamat di Jl. Purnawarman No.21

3. Kantor Pelayanan Pajak Bandung Bojonegoro, meliputi: Daerah Wilayah Bojonegoro yang beralamat di Jl. Cipaganti No.157.

4. Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees.Meliputi : Daerah Pemerintahan Karees yang beralamat di Jl. Ibrahim Adjie No.372.

Modernisasi perpajakan dilakukan dengan berdasar kepada Peraturan Mentri Keuangan Nomor 12/KMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jendral Pajak sebagaimana diubah dengan Peraturan Mentri Keuangan Nomor 55/KMK.01/2007.

Peraturan tersebut menjelaskan mengenai pembentukan KPP baru yaitu KPP Pratama dimana KPP, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPBB), serta Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan yang semula memiliki kantor yang terpisah, dilebut menjadi satu dan memiliki fungsi penyuluhan, pelayanan, pemeriksaan, dan penagihan. Selain itu, dijelaskan pula mengenai.

Pemecahan KPP Cimahi ke dalam 3 Wilayah sehingga menjadi KPP Prtama Majalaya, KPP Pratama Soreang, dan KPP Pratama Cimahi.

(5)

Logo KPP Pratama Cimahi

Gambar 2.1

Logo KPP Pratama Cimahi

A. Visi dan Misi KPP Pratama Cimahi

Visi berisi pandangan jauh kedepan mengenai cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh unit kerja yang bersangkutan pada masa yang akan datang. Visi memberikan gambaran kearah mana unit kerja akan dibawa dan bagaiman agar unit kerja tetap eksis, konsisten, antisipasif,inovatif, dan produktif.

Guna mencapai visi yang akan diwujudkan tersebut maka dibutuhkan misi, karena misi adalah suatu cara bagaimana perusahaan mencapai visi/tujuan suatu organisasi/perusahaan dan misi tersebut dapat diwujudkan dengan strategi, cara, sarana dan pedoman berfikir sebagai langkah untuk menuju kondisi dimasa depan. Misi berisi suatu yang harus diemban oleh unit kerja sesuai dengan visinya.

(6)

1. Visi KPP Pratama Cimahi

Berdasarkan definisi visi dan misi diatas, serta mengacu pada visi dan misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cimahi secara nasional, kemudian dirumuskan visi dan misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cimahi sebagai berikut :

“Menjadi model pelayanan masyarakat yang menyelenggarakan sistem dan manajemen perpajakan kelas dunia yang dipercaya dan dibanggakan masyarakat”.

2. Misi KPP Pratama Cimahi a. Fiskal

Menghimpun Penerimaan Negara dari sektor Pajak yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan Undang – Undang Perpajakan dengan tingkat Efektifitas dan Efesien yang tinggi

b. Ekonomi

Mendukung kebijakan pemerintah dalam mengatasi permasalahan ekonomi bangsa dengan kebijakan perpajakan yang dapat meminimasi distori

c. Politik

Mendukung proses demokratisasi

(7)

.

d. Kelembagaan

Senantiasa memperbaharui diri, selaras dengan aspirasi masyarakat dan teknokrasi perpajakan serta administrasi perpajakan mutakhir.

B. Bentuk Instansi KPP Pratama Cimahi

Pada umumnya Kantor Pelayanan Pajak bukan sebuah perusahaan melainkan sebuah Instansi. Pada tahun 1965 Kantor Inspeksi Keuangan berubah nama menjadi “Inspeksi Pajak Bandung”. Berada dibawah Pengawasan Direktorat Jenderal Pajak, berada di lingkungan Departemen Keuangan.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No.276/KMK/1989 terhitung mulai 1 April 1989, seluruh Kantor Inspeksi Pajak di Indonesia diubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak, di Bandung sendiri Kantor Pelayanan Pajak terbagi menjadi empat (4) diantaranya:

a. Kantor Pelayanan Pajak Bandung Barat yang beralamat di Jl.Sokarno Hatta

b. Kantor Pelayanan Pajak Bandung Timur yang beralamat di Jl. Ibrahim Adjie No.37

c. Kantor Pelayanan Pajak Bandung Tengah yang beralamat di Jl.Purnawarman No.21

d. Kantor Pelayanan Pajak Bandung Cimahi yang beralamat di Jl. Raya Barat Cimahi.

(8)

Modernisasi Perpajakan dilakukan dengan berdasar kepada peraturan Menteri Keuangan Nomor 12/KMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana diubah dengan peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/KMK.01/2007.

Peraturan tersebut menjelaskan mengenai pembentukkan KPP baru yaitu KPP Paratama dimana KPP,Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bagunan (KPPBB), serta Kantor Pemeriksaan dan penyidikan yang semula memiliki Kantor yang yang terpisah, dilebur menjadi satu dan memiliki fungsi penyuluhan, pelayanan, pemeriksaan, dan penagihan.

2.2 Struktur Organisasi KPP Prtama Cimahi

Struktur Organisasi dalam suatu perusahaan merupakan hal yang sangat penting. Struktur organisasi dirancang berdasarkan fungsi Adanya pemisahan fungsi yang jelas antar Kantor Wilayah dan Kantor Pelayanan Pajak. Kantor Pelayanan Pajak Pratama adalah unsur pelaksana Direktorat Jenderal Pajak (DJP) di bidang pelayanan pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala kantor Wilayah

(9)

Gambar 2.2

Struktur Organisasi KPP Pratama Cimahi

Terdapat empat seksi pengawasan da konsultasi di KPP Pratama Cimahi.Tugas pokok dan fungsi dari setiap unit kerja yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cimahi berdasarkan struktur organisasi tersebut adalah sebagai berikut:

Seksi Ekstensifikasi

Perpajakan

Seksi pengolahan

data dan informasi

Seksi Pelayanan

Seksi Pengawasan

dan konsultasi Seksi

Pemeriksaan

Seksi Penagihan

Kelompok Fungsional

Sub Bagian Umum Kepala Kantor

(10)

1. Kepala Kantor Pelayan Pajak Pratama

Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama bertugas memberikan penyuluhan, pelayanan dan pengawasan dalam pemeriksaan dan penagihan.

2. Sub Bagian Umum

Membantu Kepala KPP Pratama dalam mengurus urusan rumah tangga KPP Pratama seperti administrasi, surat menyrat, gaji pegawai, dan lainnya. Sub Bagian Umum terdiri dari:

a. Kepegawaian;

b. Keuangan;

c. Tata Usaha;

d. Rumah Tangga; dan e. Perlengkapan.

3. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan.

Seksi ekstensifikasi dan Perpajakan mempunyai tugas antara lain;

a. Pengamatan potensi perpajakan;

b. Pendataan subjek dan objek pajak;

c. Penilaian objek pajak;

d. Penugasan wilayah;

e. Pendataan monografi fiskal;

f. Ekstensifikasi wajib pajak.

(11)

4. Seksi Pengolahan Data dan Informasi.

Merupakan jantung dari KPP Pratama karena merupakan pusat perekaman data dari SPT yang disampaikan Wajib Pajak, mulai dari:

a. Mengumpulkan dan mengolah data;

b. Menyajikan informasi perpajakan;

c. Merekam dokumentasi perpajakan;

d. Mengurus data usaha penerimaan pajak;

e. Pengalokasian dan penatausahaan penerimaan PBB dan BPHTB;

f. Pelayanan dukungan teknis komputer;

g. Memantau aplikasi e-filling dan e-SPT;

h. Menyiapkan laporan kinerja.

5. Seksi Pelayanan

Merupakan ujung tombak KPP Pratama yang bertugas untuk melayani Wajib pajak, tugasnya antara lain:

a. Menerbitkan produk hukum;

b. Administrasi dan penyimpanan berkas;

c. Penyuluhan perpajakan;

d. Penerimaan dan pengolahan SPT dan surat-surat permohonan WP;

e. Penerbitan NPWP;

f. Menjawab konfirmasi.

(12)

6. Seksi pengawasan dan Konsultasi

Terdiri dari para Account Representative (AR) yang ditugaskan pada wilayah- wilayah tertentu. Account Representative ini bertugas untuk mengawasi Wajkib Pajak, melayani hak Wajib Pajak dan sebagai tempat konsultasi Wajib Pajak. Jadi Account Representative ini menjembatani atau sebagai mediator antara Wajib pajak dan KPP. Tugas selengkapanya antara lain:

a. Melakukan pengawasan keputusan perpajakan wajib pajak, melalui pemanfaatan data dan Sistem Administrasi Perpajakan Terpadu (SAPT) atau Sistem Informasi DJP (SIDJP);

b. Bimbingan atau himbawan kepada wajib pajak;

c. Konsultasi teknis perpajakan kepada wajib pajak, d. Analisis kerja wajib pajak;

e. Rekonsiliasi data wajib pajak dalam rangka intensifikasi;

f. Memonitor penyelesaian pemeriksaan pajak dan proses keberatan;

g. Melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku;

h. Membantu wajib pajak dalam memperoleh penegasan dan konfirmasi masalah perpajakan;

i. Melakukan pemutakhiran data wajib pajak dan membuat company profile;

j. Menginformasikan ketentuan perpaj akan terbaru kepada waj ib pajak;

k. Melakukan pemutakhiran data wajib pajak dalam membuat company profile; dan

l. Menyelesaikan permohonan surat keterangan yang diperlukan wajib pajak.

(13)

7. Seksi Pemeriksaan

Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Penyusunan rencana pemeriksaan;

b. Pengawasan aturan pelaksana pemeriksaan;

c. Penerbitan dan penyaluran SP3 (Surat Perintah Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak); dan

d. Administrasi perpajakan lainnya.

8. Seksi Penagihan

Seksi Penagihan bertugas melakukan penagihan terhadap Wajib pajak atas tunggakan pajaknya, melaksanakan penagihan aktif, selain itu juga bertugas:

a. Penatausahaan piutang pajak;

b. Proses permohonan penundaan dan angsuran tunggakan pajak;

c. Usul lelang dan penghapusan piutang pajak.

9. Kelompok Jabatan Fungsional

a. Pejabat fungsional pemeriksa mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan masing-masing berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku dan berkoordinasi dengan seksi pemeriksaan.

b. Pejabat füngsional penilai mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan masing-masing berdasarkan peraturan pemndang- undangan yang berlaku dan berkoordinasi dengan seksi ekstensifikasi.

(14)

2.3 Uraian Jabatan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cimahi

Struktur organisasi merupakan kerangka dasar hubungan formal yang telah ditetapkan dan yang membatasi kedudukan antar alat organisasi, dengan tujuan organisasi membantu mengatur dan mangarahkan usaha – usaha dalam organisasi sedemikian rupa sehingga usaha tersebut terkoordinir dan sejalan dengan tujuan – tujuan organisasi.

1. Subbagian Umum

Membantu Kepala KPP Pratama dalam mengurus urusan rumah tangga KPP.

Uraian jabatannya adalah sebagai berikut :

a. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menugaskan para Kepala Seksi/Kepala Subbagian Umum untuk membuat rencana kerja masing-masing Seksi/Subbagian Umum untuk dijadikan rencana kerja Kantor Pelayanan Pajak.

b. Kepala Subbagian Umum menugaskan Pelaksana untuk menyiapkan konsep rencana kerja Subbagian Umum.

c. Pelaksana menyiapkan konsep rencana kerja Subbagian Umum dan menyampaikan Kepada Kepala Subbbagian Umum.

d. Kepala Subbbagian Umum meneliti, dan menyetujui konsep rencana kerja Subbagian Umum dan menugaskan pelaksana untuk mengkompilasi dengan rencana kerja seksi lain menjadi rencana kerja Kantor Pelayanan Pajak.

e. Kepala Subbagian Umum mengugaskan Pelaksana untuk mengirimkan Rencana Kerja Kantor Pelayanan Pajak ke Kantor Wilayah dan Direktur

(15)

Jenderal Pajak.

f. Pelaksana mengirimkan Rencana Kerja Kantor Pelayanan Pajak ke Kantor Wilayah dan Direktur Jenderal Pajak.

2. Seksi Pemeriksaan

Uraian jabatan seksi pemeriksaan adalah sebagai berikut :

a. Ketua Kelompok Pemeriksa Pajak menerima Surat Perintah Pemeriksaan Pajak, Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Pajak kepada Wajib Pajak, Berkas dan Data Wajib Pajak, beserta dokumen-dokumen lainnya dari Kepala Seksi Pemeriksaan, meneliti kemudian meneruskan kepada Ketua Tim Pemeriksa Pajak.

b. Ketua Kelompok Pemeriksa Pajak meneliti, membahas rencana program pemeriksaan dengan Ketua Tim Pemeriksa Pajak dan menyetujui program pemeriksaan untuk dilaksanakan kemudian meneruskannya kepada Tim Pemeriksa Pajak.

3. Seksi Ekstensifikasi

Uraian jabatan dari seksi ekstensifikasi adalah sebagai berikut :

a. Kepala Kantor Pelayanan Pajak memberikan pengarahan dan menugaskan para Kepala Seksi/Kepala Subbagian untuk menyusun Rencana Kerja seksi/Subbagian masing-masing.

b. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan menugaskan Pelaksana untuk menyiapkan bahan penyusunan Rencana Kerja Seksi Ekstensifikasi Perpajakan.

c. Pelaksana menyiapkan bahan Rencana Kerja berdasarkan hasil kerja tahun

(16)

berjalan dan usulan Rencana Kerja tahun berikutnya, berupa Rencana Kerja Penilaian Individual/Masal, Rencana Kerja Pendataan Objek dan Subjek PBB, Rencana Kerja Pencarian Data, dan Rencana Kerja Penyandingan NOP dan NPWP, selanjutnya menyampaikan kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan.

d. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan mempelajari, membahas, dan menyusun konsep Rencana Kerja bersama para Pelaksana/Pejabat Fungsional Penilai PBB, selanjutnya menyampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

e. Kepala Kantor Pelayanan Pajak meneliti, menyetujui Rencana Kerja Seksi Ekstensifikasi Perpajakan dan mengembalikan kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan.

f. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan menugaskan Pelaksana untuk menyampaikan Rencana Kerja Seksi Ekstensifikasi Perpajakan ke Subbagian Umum untuk dikompilasi menjadi Rencana Kerja Kantor Pelayanan Pajak.

g. Pelaksana menyampaikan Rencana Kerja Seksi Ekstensifikasi Perpajakan ke Subbagian Umum untuk dikompilasi menjadi Rencana Kerja Kantor Pelayanan Pajak.

h. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan menerima Rencana Kerja Kantor Pelayanan Pajak yang telah ditandatangani Kepala Kantor dari Kepala Subbagian Umum dan meneruskan kepada para Pelaksana untuk menatausahakan dan melaksanakan.

(17)

4. Seksi Penagihan

Seksi Penagihan bertugas melakukan penagihan terhadap Wajib pajak atas tunggakan pajaknya, melaksanakan penagihan aktif, dan lebih dijelaskan dalam uraian jabatan berikut :

a. Kepala Kantor Pelayanan Pajak memberikan pengarahan dan menugaskan para Kepala Seksi/Kepala Subbagian untuk menyusun Rencana Kerja Seksi/Subbagian masing-masing.

b. Kepala Seksi Penagihan mempelajari penugasan dan menugaskan Pelaksana untuk membuat konsep Rencana Kerja Seksi Penagihan.

c. Pelaksana membuat konsep Rencana Kerja berdasarkan hasil kerja tahun berjalan dan usulan Rencana Kerja tahun berikutnya, serta menyampaikan kepada Kepala Seksi Penagihan.

d. Kepala Seksi Penagihan mempelajari, membahas dengan para Pelaksana, dan menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

e. Kepala Kantor Pelayanan Pajak meneliti, menyetujui, dan menandatangani Rencana Kerja Seksi Penagihan serta meneruskan kepada Seksi Penagihan.

f. Kepala Seksi Penagihan menerima Rencana Kerja Kantor Pelayanan Pajak yang telah ditandatangani oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak dan menugaskan Pelaksana untuk meneruskannya ke Subbagian Umum.

g. Pelaksana menerima dan meneruskan Rencana Kerja Seksi Penagihan ke Subbagian Umum untuk dikompilasi menjadi Rencana Kerja Kantor

(18)

Pelayanan pajak .

h. Kepala Seksi Penagihan menerima kompilasi Rencana Kerja Kantor Pelayanan Pajak dari Subbagian Umum dan meneruskannya kepada Pelaksana untuk ditatausahakan.

i. Pelaksana menatausahakan Rencana Kerja Kantor Pelayanan pajak tersebut.

5. Seksi Pelayanan

Merupakan ujung tombak KPP Pratama yang bertugas untuk melayani wajib pajak, uraian jabatan dijelaskan sebagai berikut :

a. Kepala Kantor Pelayanan Pajak memberikan pengarahan dan menugaskan para Kepala Seksi/Kepala Subbagian Umum untuk menyusun Rencana Kerja Seksi/Subbagian masing-masing.

b. Kepala Seksi Pelayanan menugaskan Pelaksana untuk menyiapkan bahan penyusunan Rencana Kerja Seksi Pelayanan.

c. Pelaksana menyiapkan bahan Rencana Kerja berdasarkan hasil kerja tahun berjalan dan usulan Rencana Kerja tahun berikutnya, selanjutnya menyampaikan kepada Kepala Seksi Pelayanan.

d. Kepala Seksi Pelayanan mempelajari, membahas dan menyusun konsep Rencana Kerja bersama para Pelaksana, selanjutnya menyampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

e. Kepala Kantor Pelayanan Pajak meneliti, menyetujui Rencana Kerja Seksi Pelayanan dan mengembalikan kepada Kepala Seksi Pelayanan.

(19)

f. Kepala Seksi Pelayanan menerima Rencana Kerja Seksi Pelayanan yang telah ditandatangani Kepala Kantor Pelayanan Pajak dan menyampaikan kepada Subbagian Umum untuk Dikompilasi (D).

g. Kepala Seksi Pelayanan menerima Rencana Kerja Kantor yang telah dikompilasi dari Subbagian Umum dan meneruskan kepada Pelaksana.

h. Pelaksana menatausahakan dan melaksanakan rencana kerja tersebut.

6. Seksi PDI

Merupakan jantung dari KPP Pratama karena merupakan pusat perekaman data dari SPT yang disampaikan wajib pajak, uraian jabatan dijelaskan sebagai berikut :

a. Kepala Kantor Pelayanan Pajak memberikan pengarahan dan menugaskan para Kepala Seksi/Kepala Subbagian Umum untuk menyusun Rencana Kerja Seksi/Subbagian masing-masing.

b. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi menugaskan Pelaksana untuk menyiapkan bahan penyusunan Rencana Kerja Seksi Pengolahan Data dan Informasi.

c. Pelaksana menyiapkan bahan Rencana Kerja berdasarkan hasil kerja tahun berjalan dan usulan Rencana Kerja tahun berikutnya, selanjutnya menyampaikan kepada Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi.

d. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempelajari, membahas, dan menyusun konsep Rencana Kerja bersama para Pelaksana, selanjutnya menyampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

(20)

e. Kepala Kantor Pelayanan Pajak meneliti, menyetujui Rencana Kerja Seksi Pengolahan Data dan Informasi dan mengembalikan kepada Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi.

f. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi menerima Rencana Kerja Seksi Pengolahan Data dan Informasi yang telah ditandatangani Kepala Kantor Pelayanan Pajak dan menyampaikan kepada Subbagian Umum untuk dikompilasi (D).

g. Kepala Seksi Pengolahan Data & Informasi menerima Rencana Kerja Kantor yang telah dikompilasi dari Subbagian Umum dan meneruskan kepada Pelaksanan.

h. Pelaksana menatausahakan dan melaksanakan rencana kerja tersebut.

7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi

Terdiri dari para Account Representative (AR) yang ditugaskan pada wilayah- wilayah tertentu. Account Representative ini bertugas untuk mengawasi Wajkib Pajak, melayani hak Wajib Pajak dan sebagai tempat konsultasi Wajib Pajak. Jadi Account Representative ini menjembatani atau sebagai mediator antara Wajib pajak dan KPP. Dijelaskan dalam uraian berikut :

a. Kepala Kantor Pelayanan Pajak memberikan pengarahan dan menugaskan para Kepala Seksi/Kepala Subbagian Umum untuk menyusun Rencana Kerja Seksi/Subbagian masing-masing.

b. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menugaskan Account Representatives untuk menyiapkan bahan penyusunan Rencana Kerja

(21)

Seksi Pengawasan dan Konsultasi.

c. Account Representatives menyiapkan bahan Rencana Kerja berdasarkan hasil kerja tahun berjalan dan usulan Rencana Kerja tahun berikutnya, selanjutnya menyampaikan kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi.

d. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi mempelajari, membahas dan menyusun konsep Rencana Kerja bersama para Account Representatives, selanjutnya menyampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

e. Kepala Kantor Pelayanan Pajak meneliti, menyetujui Rencana Kerja Seksi Pengawasan dan Konsultasi dan mengembalikan kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi.

f. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menugaskan Pelaksana untuk menyampaikan Rencana Kerja Seksi Pengawasan dan Konsultasi ke Subbagian Umum untuk dikompilasi.

g. Pelaksana menyampaikan Rencana Kerja Seksi Pengawasan dan Konsultasi ke Subbagian Umum untuk dikompilasi (D).

h. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menerima Rencana Kerja Kantor Pelayanan Pajak yang telah dikompilasi dari Subbagian Umum dan meneruskan kepada Pelaksana.

i. Pelaksana menatausahakan dan menyampaikan rencana kerja tersebut kepada para Account Representatives untuk dilaksanakan.

(22)

8. Seksi Fungsional

Uraian jabatan untuk kelompok jabatan fungsional adalah sebagai berikut : a. Ketua Kelompok Pemeriksa Pajak menerima Surat Perintah Pemeriksaan

Pajak, Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Pajak kepada Wajib Pajak, Berkas dan Data Wajib Pajak, beserta dokumen-dokumen lainnya dari Kepala Seksi Pemeriksaan, meneliti kemudian meneruskan kepada Ketua Tim Pemeriksa Pajak.

b. Menerima dokumen-dokumen lalu menganalisa dan mempelajarinya.

c. Ketua Kelompok Pemeriksa Pajak meneliti, membahas rencana program pemeriksaan dengan Ketua Tim Pemeriksa Pajak dan menyetujui program pemeriksaan untuk dilaksanakan kemudian meneruskannya kepada Tim Pemeriksa Pajak.

d. Ketua Kelompok Pemeriksa Pajak menelaah, membahas dengan Tim Pemeriksa Pajak, menyetujui, memaraf konsep SPHP dan menandatangani lampiran-lampirannya serta meneruskan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

e. Kepala Kantor Pelayanan Pajak meneliti konsep SPHP beserta lampiran- lampirannya, membahas dengan Ketua Kelompok Pemeriksa Pajak, menyetujui dan menandatangani konsep SPHP, selanjutnya meneruskan kepada Ketua Kelompok Pemeriksa Pajak.

f. Ketua Kelompok Pemeriksa Pajak menugaskan Ketua Tim Pemeriksa Pajak untuk mengirimkan SPHP beserta lampiran-lampirannya kepada Wajib Pajak.

(23)

g. Ketua Tim Pemeriksa Pajak menugaskan Anggota Tim Pemeriksa Pajak untuk mengirimkan SPHP dan Lampiran-lampirannya kepada Wajib Pajak.

h. Ketua Kelompok Pemeriksa Pajak meneliti, menyetujui dan menandatangani Berita Acara Persetujuan Hasil Pemeriksaan Wajib Pajak, atau Berita Acara Hasil Pemeriksaan, atau Berita Acara Tidak Memberikan Tanggapan/Berita Acara Ketidakhadiran Wajib Pajak selanjutnya meneruskan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

i. Kepala Kantor Pelayanan Pajak meneliti, menyetujui dan menandatangani Berita Acara Persetujuan Hasil Pemeriksaan Wajib Pajak, atau Berita Acara Hasil Pemeriksaan, atau Berita Acara Tidak Memberikan Tanggapan/Berita Acara Ketidakhadiran Wajib Pajak dan meneruskan kepada Ketua Kelompok Pemeriksa Pajak.

j. Ketua Kelompok Pemeriksa Pajak meneruskan Berita Acara Persetujuan Hasil Pemeriksaan Wajib Pajak, atau Berita Acara Hasil Pemeriksaan, atau Berita Acara Tidak Memberikan Tanggapan/Berita Acara Ketidakhadiran Wajib Pajak dan menugaskan Tim Pemeriksa Pajak untuk memperbaiki KKP dan membuat Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) berdasarkan hasil pembahasan akhir/closing conference.

k. Tim Pemeriksa Pajak memperbaiki KKP serta membuat konsep LHP serta meneruskan kepada Ketua Kelompok Pemeriksa Pajak.

(24)

2.4 Aktivitas Kegiatan KPP Pratama Cimahi

Sehubungan dengan adanya pengawasan pelaksanaan Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dilaksanakan secara langsung oleh Komite Kode Etik yang berada di bawah pimpinan langsung Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan yang dibantu oleh Sekretariat Komite Kode Etik, Untuk meningkatkan pengawasan kinerja pegawai yang lebih intensif maka dilakukan kerja sama dengan Inspektorat Jenderal Depkeu dalam rangka meningkatkan efektivitas pengawasan terhadap kinerja pegawai DJP. Ada Tiga prinsip dasar Kode Etik pada KPP Pratama Cimahi yaitu :

1. Melaksanakan tugas dengan jujur, benar dan efisien dengan menghargai hak- hak Wajib Pajak.

2. Menerapkan Good Governance dalam penyelenggaraan pemerintahan secara profesional dan berintegritas.

3. Tidak memiliki kepentingan pribadi dalam menjalankan tugas.

A. Maksud dan Tujuan KPP Pratama Cimahi 1. Maksud KPP Pratama Cimahi adalah :

a. Meningkatkan efisiensi pemungutan pajak dalam rangka mendukung penerimaan negara.

b. Meningkatkan pelayanan,kepastian hukum dan keadilan bagi masyarakat guna meningkatkan daya saing dalam bidang penanaman modal, dengan tetap mendukung pengembangan usaha kecil dan menengah.

(25)

c. Menyesuaikan tuntutan perkembangan sosial ekonomi masyarakat serta perkembangan di bidang teknologi informasi.

d. Meningkatkan keseimbangan antara hak dan kewajiban.

e. Menyederhanakan prosedur administrasi perpajakan.

f. Meningkatkan penerapan prinsip self assessment secara akuntabel dan konsisten, dan

g. Mendukung iklim usaha ke arah yang lebih kondusif dan kompetitif.

h. Dengan dilaksanakannya kebijakan pokok tersebut diharapkan dapat meningkatkan penerimaan negara dalam jangka menengah dan panjang seiring dengan meningkatnya kepatuhan sukarela dan membaiknya iklim usaha.

B. Tujuan KPP Pratama Cimahi adalah :

a. Tercapainya tingkat kepatuhan sukarela yang tinggi.

b. Tercapai tingkat kepercayaan terhadap administrasi perpajakan yang tinggi.

c. Tercapainya produktifitas aparat perpajakan yang tinggi.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan inventarisasi keanekaragaman spesies Pteridophyta pada ketinggian yang berbeda di kawasan air terjun Girimanik yang

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian tindakan ini, adalah untuk meningkatkan kemampuan memahami subtema air dan udara melalui penerapan model pembelajaran

Populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah 3 siswa - siswi kelas I A SDK Sang Timur Semarang yang belum lancar membaca permulaan, berusia enam sampai

Berikut kami sampaikan bahan sosialisasi klinik artikel proposal,

membantu menyuguhkan data-data yang relevan, meliputi variabel pemasaran, konsumen serta kondisi eksternal lainnya yang ada di pasar, sehingga para pemasar dapat

Penelitian ini merupakan kegiatan pemanfaatan metode optical imaging dengan menggunakan sistem sensor pergeseran mikro, yang diharapkan dapat memberikan informasi

Beban yang diserap oleh ethylene glycol coolant akan didinginkan kembali oleh refrigeran pada siklus kompresi uap selama 2 jam, mengapa pada pengujian ke cold

Didasari oleh pengalaman yang panjang dalam membawa beragam pribadi maupun keluarga pada persekutuan yang erat bersama Allah di dalam Yesus Kristus melalui perenungan